Blog Bedah Umum FKUI merupakan sarana berbagi informasi mengenai tatalaksana kasus bedah, karya tulis para residen,
informasi akademis, wacana dunia bedah hingga kegiatan-kegiatan kami. Blog ini dibuat pada tahun 2009 dan dikelola oleh
residen Ilmu Bedah FKUI. Diharapkan blog ini bisa menjadi sarana berbagi kabar, informasi, serta berdiskusi antar
konsulen, trainee, dan residen bedah baik dari FKUI maupun fakultas kedokteran lain di Indonesia. Semoga kehadiran blog
ini dapat memperkaya wawasan dan keilmuan kita sebagai Dokter Spesialis Bedah maupun calon Dokter Spesialis Bedah
masa depan. Semoga bermanfaat!
Penatalaksanaan Apendisitis
Bedah Umum, Departemen Ilmu Bedah, FKUI/RSCM, Jakarta, Indonesia, Maret 2011
ARSIP BLOG
Mei (2)
ILUSTRASI KASUS
Laki-laki, 26 tahun datang dengan nyeri perut kanan bawah yang semakin memberat sejak 1 hari sebelum masuk RSCM. LABEL
Tiga hari sebelumnya pasien mengeluh nyeri ulu hati kemudian menjalar ke daerah pusat dan perut kanan bawah Abstract (21)
kemudian timbul pula demam dan mual. Buang air kecil dan besar tidak ada keluhan. Pasien mempunyai riwayat nyeri Article (52)
perut kanan bawah sejak dua tahun yang lalu. Bola (1)
Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan kelainan kecuali pada pemeriksaan abdomen dengan palpasi didapatkan Case (14)
defans muscular pada region abdomen kanan bawah, dengan tanda psoas dan rovsing yang positif.Pada pemeriksaan Ciptomangunkusumo Hospital Residence's
rectal touché tidak didapatkan kelainan kecuali nyeri tekan pada arah jam 10-11. Schedule (27)
Pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit 15.700 dengan hasil laboratorium lainnya tidak ada kelainan. Hemoroid (1)
Pada pasien ini ditegakkan diagnosis apendisitis kronis eksaserbasi akut dan dilakukan operasi appendiktomi dengan International Patient Safety Goals (IPSG) (1)
pemberian antibiotik dan analgetik. Pasca operatif pasien dirawat selama 2 hari di ruang biasa selanjutnya dilakukan Interviews (3)
rawat jalan. Jadwal Jaga (5)
Medical Research (13)
Operatif
News (30)
http://generalsurgery-fkui.blogspot.com/2011/05/penatalaksanaan-apendisitis.html 1/7
10/28/2018 BEDAH UMUM FKUI: Penatalaksanaan Apendisitis
Pasien dengan anestesi spinal, dilakukan insisi gridiron melewati titik McBurney. Tampak omentum taksis pada kanan Others (2)
bawah. Identifikasi sekum ditemukan dinding sekum hiperemis dan menebal, sulit diluksir keluar. Apendiks tampak profil (2)
terletak retrosekal retroperitoneal, gangrenosa dengan jaringan fibrin di sekitarnya dan tampak perlekatan apendiks Rotasi Stase (2)
dengan usus di sekitarnya. Dilakukan pembebasan, kemudian dilakukan appendiktomi dan penjahitan puntung apendiks Standar Prosedur Operasional RSCM (28)
dengan ligasi ganda. Perdarahan ditangani dan rongga abdomen dibersihkan dengan salin steril hangat. Luka operasi
ditutup lapis demi lapis.
STRUKTUR KEPENGURUSAN
Pemimpin Redaksi:
Redaktur Eksekutif:
dr. Heru Angkoso
Redaktur Pelaksana:
dr. Ihza Fachriza
Alamat Redaksi:
Departemen Ilmu Bedah
FKUI/RSCM
Jalan Salemba Raya No. 6
Jakarta 10430
Telp: (021) 31906548,
31936030
Fax: (021) 31906548
Gambar 3. Letak titik McBurney adalah 1/3 lateral garis imajiner yang menghubungkan Spina Iliaka Anterior Superior Email:
(SIAS) dan umbilikus surgery.fkui@gmail.com
POPULAR POSTS
http://generalsurgery-fkui.blogspot.com/2011/05/penatalaksanaan-apendisitis.html 2/7
10/28/2018 BEDAH UMUM FKUI: Penatalaksanaan Apendisitis
Gagal Ginjal Kronik Tahap Akhir
Dana Satria Kusnadi, Lib...
Open Pneumothorax
Management of Open
Pneumothorax Caused by
Gambar 4. Perjalanan Penyakit Apendisitis4 Penetrating Trauma Using
Water Sealed Drainage (WSD)
Dana SatriaKusnadi, Liberty TuaPanaha...
► Juni (1)
▼ Mei (2)
Open Pneumothorax
http://generalsurgery-fkui.blogspot.com/2011/05/penatalaksanaan-apendisitis.html 3/7
10/28/2018 BEDAH UMUM FKUI: Penatalaksanaan Apendisitis
Kemungkinan apendisitis dapat diyakinkan dengan menggunakan skor Alvarado. Sistem skor dibuat untuk Penatalaksanaan Apendisitis
meningkatkan cara mendiagnosis apendisitis.6
► Maret (1)
Pemeriksaan laboratorium didapati peningkatan sel darah putih. Pemeriksaan kehamilan harus di kerjakan pada
pasien wanita untuk menyingkirkan kasus-kasus kebidanan. Pemeriksaan USG dikerjakan jika tanda-tanda klinik tidak
jelas, pemeriksaan USG mempunyai sensitivitas 80% dan spesifitas 100%.8
Tatalaksana Appendisitis
Tatalaksana apendisitis pada kebanyakan kasus adalah apendektomi. Keterlambatan dalam tatalaksana dapat
meningkatkan kejadian perforasi.9 Penggunaan ligasi ganda pada setelah appendektomi terbuka dilakukan dengan
jahitan yang mudah diserap tubuh. Ligasi yang biasa dilakukan pada apendektomi adalah dengan purse string (z-stich
atau tobacco sac) dan ligasi ganda. Pada keadaan normal, digunakan jahitan purse string. Ligasi ganda digunakan pada
saat pembalikkan tunggul tidak dapat dicapai dengan aman, sehingga yang dilakukan adalah meligasi ganda tunggul
dengan dua baris jahitan. Dengan peningkatan penggunaan laparoskopi dan peningkatan teknik laparoskopik,
apendektomi laparoskopik menjadi lebih sering. Prosedur ini sudah terbukti menghasilkan nyeri pasca bedah yang lebih
sedikit, pemulihan yang lebih cepat dan angka kejadian infeksi luka yang lebih rendah, akan tetapi terdapat
peningkatan kejadian abses intra abdomen dan pemanjangan waktu operasi. Laparoskopi itu dikerjakan untuk diagnosa
dan terapi pada pasien dengan akut abdomen, terutama pada wanita. Beberapa studi mengatakan bahwa laparoskopi
meningkatkan kemampuan dokter bedah untuk operasi.10
http://generalsurgery-fkui.blogspot.com/2011/05/penatalaksanaan-apendisitis.html 4/7
10/28/2018 BEDAH UMUM FKUI: Penatalaksanaan Apendisitis
PEMBAHASAN
Pasien dengan keluhan nyeri perut kanan bawah pada laki-laki mempunyai diagnosis banding apendisitis, kolik saluran
kemih, kelainan pada saluran pencernaan seperti divertikulitis, ileokolitis, typhoid, serta keganasan. Demam pada
pasien ini didahului oleh nyeri sehingga kemungkinan typhoid dapat disingkirkan. Gejala buang air kecil dan besar tidak
ada kelainan maka kolik saluran kemih, divertikulitis, ileokolitis, maupun keganasan dapat disingkirkan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan defans muskular pada region abdomen kanan bawah, dengan tanda psoas dan rovsing yang
positif, maka kemungkinan letak apendiks di daerah retrosekal. Nilai Modified Alvarado Scoring System adalah 9 dari 10
sehingga pasien pasti didiagnosis apendisitis dan dilakukan apendektomi. Diagnosis kerja pada pasien adalah apendisitis
kronis eksaserbasi akut melihat adanya riwayat nyeri perut kanan bawah sejak dua tahun yang lalu.
Pada saat operasi ditemukan apendiks yang terletak retrosekal retroperitoneal sesuai dengan tanda yang
didapatkan pada pemeriksaan fisik. Didapatkan pula appendiks yang gangrenosa sehingga diagnosis post operasi adalah
apendisitis gangrenosa. Apendisitis gangrenosa merupakan stadium akhir dari apendisitis dimana terjadi nekrosis
jaringan akibat adanya gangguan aliran darah pada apendiks sehingga dapat terjadi perforasi. Terapi antibiotic spektrum
luas pada apendisitis sederhana dan supuratif hanya dilakukan profilaksis preoperatif.
http://generalsurgery-fkui.blogspot.com/2011/05/penatalaksanaan-apendisitis.html 5/7
10/28/2018 BEDAH UMUM FKUI: Penatalaksanaan Apendisitis
GLOSSARY
Appendektomi (atau apendisektomi)14 : Operasi pengangkatan usus buntu
Apendiks 15 : Usus buntu, umbai cacing, kantong berbentuk cacing yang melekat pada sekum, awal dari usus besar.
Peritonitis16 : Radang pada peritoneum, selaput lapisan dinding perut dan panggul.
DAFTAR PUSTAKA
1. Williams B A, Schizas A M P, Management of Complex Appendicitis. Elsevier. 2010. Surgery 28:11. p544048.
2. Andersson N, Griffiths H, Murphy J, et al. Is appendicitis familial? Br Med J 1979 Sep 22; 2: 697e8.
3. Heaton KW. In: Br Med J, Res Clin, eds. Aetiology of acute appendicitis 1987 Jun 27; 294:1632e3.
4. Bewes P. Appendicitis. [Internet] April 2003. [cited April 2011] E-Talc Issue 3. Available from:
http://web.squ.edu.om/med-
Lib/MED_CD/E_CDs/health%2520development/html/clients/beweshtml/bewes_01.htm
5. Soybel D. Appendix. In: Norton JA, Barie PS, Bollinger RR, et al. Surgery Basic Science and Clinical Evidence. 2nd
Ed. New York: Springer. 2008.
6. Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, et al. Shwartz’s Principles of Surgery. 9th Ed. USA: McGrawHill Companies.
2010.
7. Appendicitis [Internet] [updated September 2010; cited April 2011]. Available from:
http://en.wikipedia.org/wiki/Appendicitis
8. Puylaert JB, Rutgers PH, Lalisang RI, et al. A prospective study ofultrasonography in the diagnosis of appendicitis.
N Engl J Med 1987 Sep 10; 317: 666e9.
9. Temple CL, Huchcroft SA, Temple WJ. The natural history of appendicitis in adults. A prospective study. Ann Surg
1995 Mar; 221: 278-81.
10. Birnbaum BA, Wilson SR. Appendicitis at the millennium. Radiology 2000 May; 215: 337e48.
11. Skandalakis JE, Colborn GL, Weidman TA, et al. Editors. Skandalakis’ Surgical Anatomy. USA: McGrawHill. 2004.
12. Russell RCG, Williams NS, Bulstrode CJK. Editors. Bailey and Love’s Short Practice of Surgery. 24th Ed. London:
Arnold. 2004.
13. Patnalk VG, Singla RK, Bansal VK. Surgical Incisions-Their Anatomical Basis. J Anat. Soc. India 50(2) 170-178 (2001)
14. Appendectomy. [Internet] [cited April 2011] Available from: http://en.wikipedia.org/wiki/Appendectomy
15. Vermiform Appendix. [Internet] [cited April 2011] Available from:
http://en.wikipedia.org/wiki/vermiform_appendix
16. Peritonitis. [Internet] [cited April 2011] Available from: http://en.wikipedia.org/wiki/peritonitis
4 komentar:
http://acemaxsshop.com/obat-tradisional-usus-buntu/
Balas
http://generalsurgery-fkui.blogspot.com/2011/05/penatalaksanaan-apendisitis.html 6/7
10/28/2018 BEDAH UMUM FKUI: Penatalaksanaan Apendisitis
http://generalsurgery-fkui.blogspot.com/2011/05/penatalaksanaan-apendisitis.html 7/7