Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TUJUAN
1. Membaca peta dan menyajikannya dalam bentuk deskripsi.
2. Membandingan penggambaran peta secara manual dan digital.
3. Klasifikasi peta dan mampu mengidentifikasinya.
Nilai
MEDIA PEMBELAJARAN
1. Peta RBI
2. Guide map
3. Kertas Kalkir
4. Alat Tulis (pensil, drawing pen, penggaris)
5. Peta dalam format digital
6. Kertas HVS
7. Laptop
Nilai
LANGKAH KERJA
BAGIAN 1 – Membaca Peta
Alat Bahan (Peta cetak dan peta digital)
Keterangan :
: input : proses : output
Nilai
Cara membaca peta cetak dan peta digital memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan
yang paling terlihat yaitu pada medianya. Selain itu, perbedaannya terletak pada proses
pembuatannya. Pada peta digital, proses pembuatannya bisa didesain dengan banyak
kombinasi warna dan simbol-simbol. Berdasarkan tautan http://tools.geofabrik.de/mc ,
terdapat empat perbandingan peta digital, yaitu peta Geofabrik, Google Map, OSM Carto (de),
dan Geofabrik Topo. Misalnya perbandingan antara Google Map dengan Geofabrik Topo.
Perbedaan utama dari kedua peta tersebut adalah simbolnya, jika Google Map dapat
menampilkan simbol-simbol seperti rumah makan yang disimbolkan dengan gambar sendok
dan garpu. Sedangkan pada Geofabrik Topo tidak menampilkan simbol-simbol. Selain itu
perbedaan dari informasi nama jalan. Jika pada Google Map, nama jalan yang diinformasikan
tidak hanya jalan-jalan utama, namun juga memberikan informasi gang-gang. Sedangkan pada
Geofabrik Topo hanya memberikan informasi nama jalan utama. Perbedaan juga terdapat pada
warna peta. Jika pada Google map, warna sungai ditampilkan dengan warna biru. Sedangkan
pada Geofabrik Topo, warna sungai sama dengan warna jalan raya.
Penggambaran peta berdasarkan guide map dapat dilakukan dengan menyalin melalui
media kertas kalkir. Peta yang digunakan merupakan peta Amsterdam dengan skala 1:15.000
dan termasuk dalam skala besar. Guide map tersebut memberikan petunjuk berupa tempat-
tempat penting dengan memberikan kode nomor pada tempat yang diinformasikan, seperti
Former Town Hull, St. Anthony’s Gate, dan Old Church.
Menggambar peta juga bisa dilakukan secara digital ataupun manual. Jika secara digital
maka dengan menggunakan aplikasi ArcMap atau bisa juga dengan Quantum GIS. ArcMap
memiliki kemampuan utama untuk visualisasi, membangun database spasial yang baru,
memilih (query), editing, menciptakan desain-desain peta, analisis dan pembuatan tampilan
akhir dalam laporan-laporan kegiatan. Penggambaran peta secara digital melalui ArcMap dan
secara manual dengan kertas, jika dibandingkan maka akan lebih mudah menggambar peta
secara digital. Hal tersebut dikarenakan ArcMap memudahkan untuk menginput simbol-
simbol yang biasanya digunakan pada peta tematik, seperti peta persebaran hewan ternak.
Selain itu, aplikasi ArcMap juga memudahkan dalam pemberian warna yang lebih bervariasi.
Berdasarkan fungsinya, peta dapat diklasifikasikan menjadi empat. Yaitu peta topografi,
peta tematik, peta navigasi, dan peta persuasif. Berdasarkan Tabel. 1 Klasifikasi Peta
Berdasarkan Fungsi, ada 4 judul peta. Peta pertama yaitu Peta Kepadatan Penduduk
Kabupaten Wonosobo Tahun 2012, dibagi menjadi lima tingkatan. Yaitu tingkatan sangat
rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Peta kedua yaitu peta Peta Prakiraan Daerah
Potensi Banjir Januari 2008 D.I. Yogyakarta. Peta ini menjelaskan tentang prakiraan daerah
berpotensi banjir. Warna merah menujukkan tingginya potensi, kuning menujukkan potensi
yang menengah, hijau menunjukkan potensi sedang, dan coklat menunjukkan aman. Namun
hanya di bagian barat yang ditunjukkan dengan angka merah yang berarti tingginya potensi
banjir. Peta ketiga yaitu Peta Rupabumi Digital Indonesia Daerah Kaliurang. Peta rupabumi
ini menginformasikan mengenai kondisi gunung merapi di Kaliurang. Peta keempat yaitu Peta
Distribusi Kepadatan Penduduk Kotamadya Bandung. Berdasarkan hasil analisis bahwa
kepadatan penduduk di kota Bandung didominasi pada daerah kampung yang ditandai dengan
warna ungu, dan juga pada daerah mewah yang ditandai dengan warna biru. Sedangkan pada
daerah lain seperti daerah liar, menengah, sederhana, dan non-pemukiman hanya sebagian
kecil saja.
Nilai
KESIMPULAN
1. Cara membaca peta digital dan peta cetak tidak jauh berbeda. Yaitu dengan membaca
simbol-simbol yang ada pada peta, dan membaca legenda serta membaca judul peta.
2. Secara garis besar, menggambar peta secara digital ataupun cetak masing-masing
memiliki kesulitan. Namun, sebagian besar orang lebih memilih untuk menggambar
peta secara digital karena simbol-simbol yang lebih bervariasi.
3. Berdasarkan fungsinya, peta dapat dibagi menjadi empat. Yaitu peta topografi, peta
tematik, peta navigasi, dan peta persuasif.
Nilai
DAFTAR PUSTAKA
Widi. 2017. Download Peta RBI.
Diakses oleh Revia Ardyaning Pramesti pada tanggal 09 September 2018 pukul 17.32
WIB
<http://www.info-geospasial.com/2015/06/peta-rbi-seluruh-indonesia.html >
Diakses oleh Revia Ardyaning Pramesti pada tanggal 10 September 2018 pukul 02.21
WIB
Diakses oleh Revia Ardyaning Pramesti pada tanggal 10 September 2018 pukul 02.42
WIB
Diakses oleh Revia Ardyaning Pramesti pada tanggal 10 September 2018 pukul 01.16
WIB
<http://sofware-pemetaan-dwiaprilyawan.blogspot.com/2015/03/arcgis-dan-
komponennya.html >
Diakses oleh Revia Ardyaning Pramesti pada tanggal 10 September 2018 pukul 01.16
WIB
Diakses oleh Revia Ardyaning Pramesti pada tanggal 9 September 2018 pukul 23.00
WIB
Diakses oleh Revia Ardyaning Pramesti pada tanggal 9 September 2018 pukul 20.29
WIB
<https://andywrx.wordpress.com/tag/peta-rupa-bumi/>
Nilai
TUGAS
Pada kedua gambar yag tertera pada modul terlihat perbedaan, yang mana gambar
pertama merupakan rute jalan yang alternatif ketika masih terdapat bangunan-bangunan
di sekitar jalan. Sedangkan pada gambar kedua, merupakan rute jalan alternatif ketika
100 tahun setelah terjadi floodplain. Hal tersebut menyebabkan hilangnya bangunan-
bangunan yang ada karena terkubur oleh endapan dari banjir.
Nilai
LAMPIRAN