PENDAHULUAN
Ada tiga alasan utama mengapa auditor harus merencanakan penugasandengan tepat :
untuk memungkinkan auditor mendapatkan bukti yang tepatyang mencukupi pada situasi yang
dihadapi, untuk membantu menjaga biayaaudit tetap wajar, dan untukk menghindarkan kesalaha
pahaman dengan klien.Jika kantor akuntan publik ingin meminimalkan kewajiban hukum
danmempertahankan reputasi yang baik dalam masyarakat bisnis, bukti yang tepatmencukupi
harus diperoleh. Agar tetap kompetitif, antor akuntan publik harusmenjaga kewajaran biayanya.
Menghindari kesalahan pahaman dengan kliendan memfasilitasi pekerjaan berkualitas tinggi
dengan biaya yang wajar.Andaikan auditor telah menginformasikan kliennya bahwa audit akan
selesaitanggal 30 juni tetapi belum juga selesai hingga bulan agustus karenapenjadwalan staf yang
kurang baik. Klien mungkin kesal dengan kantorakuntan ini dan bahkkan dapat mengajukan
tuntutan atas pelanggaran kontrak.
Bab II
Pembahasan
A. PERENCANAAN
Ada tiga alasan utama mengapa seorang auditor harus merencanakan penugasan dengan tepat:
1. Untuk memungkinkan auditor mendapatkan bukti yang tepat dan mencukupi pada situasi
yang dihadapi,
2. Untuk membantu menjaga biaya audit tetap wajar
3. Untuk menghindari kesalahpahaman dengan klien.
1. Risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk) adalah ukuran seberapa besar
auditor bersedia menerima bahwa laporan keuangan akan salah saji secara material setelah
audit diselesaikan dan pendapat wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan.
2. Risiko inheren adalah ukuran penilaian auditor atas kemungkinan adanya salah saji yang
material dalam suatu saldo akun sebelum mempertimbangkan keefektifan pengendalian
internal.
Perencanaan Audit dan Perancangan Pendekatan Audit
Masing masing dari dari delapan bagian pertama ditunjukan untuk membantu auditor efektif
dan efisien secara keseluruhan. Empat bagian pertama dari tahap perencanaan audit akan dipelajari
secara terpisah pada bab bab berikutnya. Delapan bagian utama dari perencanaan audit yaitu :
Untuk calon klien yang sebelumnya telah diaudit oleh KAP lain, auditor
yang baru (auditor penerus) diharuskan oleh standar auditing untuk berkomunikasi
dengan auditor pendahulu. Tujuan persyaratan ini adalah untuk membantu auditor
penerus mengevaluasi apakah ia akan menerima penugasan tersebut. Sebagai
contoh, komunikasi ini dapat menginformasikan kepada auditor penerus bahwa
klien kurang memiliki integritas atau ada perselisihan tengtang prinsip-prinsip
akuntansi, prosedur audit, atau fee.
Setiap tahun banyak KAP mengevaluasi klien-klien yang ada saat ini guna
menentukan apakah ada alasan untuk menghentikan audit. Konflik yang terjadi
sebelumnya menyangkut ruang lingkup audit yang tepat, jenis pendapat yang akan
diberikan, fee yang belum dibayar, atau hal-hal lain dapat menyebabkan auditor
menghentikan kerjasamanya. Auditor dapat juga mengundurkan diri setelah
menentukan bahwa klien tidak mempunyai integritas.
Meskipun tidak ada kondisi yang telah dibahas sebelumnya, KAP dapat
memutuskan untuk menolak meneruskan audit karena risikonya sangat tinggi.
Sebagai contoh, kantor akuntan publik dapat memutuskan bahwa ada risiko yang
cukup besar yang menyangkut konflik peraturan antara lembaga pemerintah
dengan salah satu kliennya, yang dapat mengakibatkan terjadinya kegagalan
keungan di pihak klien dan akhirnya akan menimbulkan gugatan hukum terhadap
kantor akuntan tersebut.
Dua faktor utama yang mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima adalah
pemakai laporan keuangan yang mungkin dan maksudnya menggunakan laporan tersebut.
Auditor mungkin akan mengumpulkan lebih banyak bukti audit apabila laporan keuangan
diunakan secara ekstensif, seperti yang sering terjadi pada perusahaan terbuka, yang
memiliki utang yang besar, dan perusahaan yang akan dijual dalam waktu dekat.
c) Memahami Klien
Pemahaman yang jernih tentang syarat-syarat penugasan harus dimiliki oleh klien
dan KAP. Standar auditing mensyaratkan bahwa auditor harus mendokumentasikan
pemahamannya dengan klien dalam surat penugasan (engagement letter), termasuk tujuan
penugasan, tanggung jawab auditor dan manajemen, identifikasi kerangka kerja pelaporan
keuangan yang digunakan oleh manajemen, referensi ke bentuk dan isi laporan audit yang
diharapkan, serta batasan-batasan penugasan.
Informasi pada surat penugasan merupakan hal penting dalam merencanakan audit,
terutama karena hal itu mempengaruhi waktu pengujian serta jumlah waktu untuk
melaksanakan audit serta jasa-jasa lainnya.
Pemahaman yang menyeluruh atas bisnis dan industri klien serta pengetahuan tentang
operasi perusahaan sangat penting bagi auditor untuk melaksanakan audit yang memadai. Prinsip-
prinsip dasar lain dalam standar auditing menyatakan :
“Auditor mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material, apakah karena kecurangan
atau kesalahan, berdasarkan pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk
pengendalian internal entitas.”
Beberapa factor telah meningkatkan arti penting dari pemahaman atas bisnis dan industry
klien :
yang signifikan pada kondisi ekonomi baru-baru ini di seluruh dunia mungkin akan
meningkatkan secara signifikan risiko bisnis klien.
Teknologi informasi yang menghubungkan perusahan klien dengan pelanggan dan
pemasok utama. Akibatnya auditor memerluhkan pengetahuan yang lebih mendalam
tentang pelanggan dan pemasok utama itu serta risiko yang berkaitan.
Klien telah memperluas operasinya secara global yang sering kali melalui joint venture
atau aliansi strategis.
Teknologi informasi mempengaruhi proses internal klien yang meningkatkan mutu dan
ketepatan waktu informasi akuntansi.
Semakin pentingnya modal manuasia dan aktiva tak berwujud lainnya.
Banyak klien yang mungkin telah berinvestasi dalam instrumen keuangan yang
kompleks, seperti obligasi utang yang dijadikan jaminan atau sekuritas dengan jaminan
hipotek, yang mungkin telah menurun nilainya, memerlukan perlakuan akuntansi yang
rumit, dan seringkali melibatkan pihak-pihak tak dikenal.
Pemahaman system strategis atas bisnis dan indrustri klien.
Ada tiga alasan mengapa diperlukan pemahaman yang baik atas industry klien, yaitu :
a) Memahami aturan-aturan akuntansi yang khas dari industri tersebut untuk
mengevaluasi apakah laporan keuangan klien sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
b) Mengidentifikasi risiko dalam industri yang akan mempengaruhi risiko audit yang
dapat diterima.
c) Agar dapat mengidentifikasi risiko bawaan.
Pengetahuan mengenai industry klien dapat diperoleh dengan berbagai cara, seperti:
diskusi dengan auditor yang mengaudit di tahun-tahun sebelumnya dan dengan auditor yang
sedang melakukan penugasan serupa, serta bisa juga dilakuka dengan mengadakan pertemuan-
pertemuan bersama pegawai klien.
Infromasi lainnya dapat diperoleh dari pedoman audit industry, teks pelajaran dan majalah-
majalah yang memuat informasi mengenai industri klien. Meninjau pabrik dan kantor Peninjauan
atas fasilitas klien sangat bermanfaat untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai
bidang usaha dan operasi klien karena akan diperoleh kesempatan untuk menemui pegawai kunci
dan mengamati operasi dari tangan pertama. Diskusi dengan pegawai di luar bidagn akuntansi
selama proses peninjauan audit dan audit berguna dalam mendapatkan perspektif yang lebih luas.
Peninjauan langsung atas fasilitas fisik akan membantu auditor dalam memahami pengamanan
fisik aktiva dan menginterpretasikan data akuntansi dengan memberikan kerangak acuan dalam
vusialisasi aktiva. Menelaah kebijakan perusahaan Berguna untuk menetapkan apakah manajemen
memperoleh wewenang dari dewan komisaris untuk membuat keputusan tertentu dan untuk
meyakinkan bahwa keputusan manajemen telah tercermin dalam laporan keuangan.
Pendekatan yang digunakan kantor akuntan publik dalam menelaah kebijakan perusahaan
adalah dengan memasukkan catatan dalam berkas permanen mengenai kebijakan pentign yang
dijalankan oleh klien dan nama orang atau kelompok yang berwenang unutk mengubah kebijakan
tersebut. Berkas permanen audirot seringkali memuat sejarah perusahaan, daftar jalur usaha utama,
dan catatan kebijakan akuntansi yang paling penting dari tahun ke tahun. Mengidentifikasi pihak-
pihak yang memiliki hubungan istimewa Hubungan istimewa dalam PSA 34 (SA 334)
diidentifikasikan sebagai perusahaan afiliasi, pemilik utama perusahaan klien, atau pihak lainnya
yang berhubungan dengan klien dimana salah satu pihak dapat mempengaruhi manajemen atau
kebijakan operasi pihak lainnya.
Transaksi hubungan istimewa adalah transaksi antara klien dengan pihak yang mempunyai
hubungan istimewa, misalnya: transaksi penjualan dan pembelian antara perusahaan induk dengan
perusahaan anak, pertukaran perlaatan antara dua perusahaan yang dimiliki oleh orang yang sama,
dan pinjaman kepda pegawai. Karena transaksi hubungan istimewa harus diungkapkan, penting
artinya bahwa seluruh pihak yang mempunyai hubungan istimewa diidentifikasi dan dimasukkan
dlam berkas permanen pada awal penugasan auditor. Cara umum untuk mengidentifikasi pihak
yang memiliki hubungan istimewa adalah dengan bertanya kepada manajemen, menelaah arsip
paar modal, dan memerikasa daftar pemegang saham untuk mengidentifikasi pemegang saham
utama. Mengevaluasi kebutuhan akan spesialis dari luar. Auditor harus memiliki pemahaman yang
memadai mengenai industry klien untuk menentukan apakah diperlukan seorang spesialis. PSA
39 (SA336) menetapkan aturan untuk memilih spesialis dan menelaah pekerjaannya.
Penahanan yang menyeluruh atas bisnis dan indrustri klien serta pengetahuan tentang
oprasi perusahaan sangat penting bagi auditor untuk melaksanakan audit yang memadai. Prinsip
prinsip dasar lain dalam standar auditing menyatakan :
Auditor mengidentifikasi dan menilai resiko salah saji yang material, apakah karena kecurangan
atau kesalahan, berdasarkan pemahaman tentang entitas dan lingkunganya, termasuk pengendalian
internal entitas. Sifat bisnis dan indrustri kien mempengaruhi risiko bisnis klien serta risiko salah
saji yang material dalam laporan keuangan. Risiko bisnis klien adalah risiko bahwa klien akan
gagal memenuhi tujuannya.
Tiga alasan utama untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang industri
klien dan lingkungan eksternal adalah :
2. Risiko inheren tertentu sudah umum bagi semua klien dalam industri tertentu.
Familiaritas dengan risiko-risiko tersebut akan membantu auditor dalam
menilai relevansinya bagi klien bersangkutan.
3. Banyak industri memiliki persyaratan akuntansi yang unik yang harus dipahami
auditor untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan klien telah sesuai dengan
standar akuntansi.
Strategi adalah pendekatan yang diikuti oleh entitas untuk mencapai tujuan
organisasi. Auditor harus memahami tujuan klien yang berkaitan dengan :
Perhatian utama auditor tertuju pada risiko salah saji yang material dalam laporan
keuangan yang disebabkan oleh risiko bisnis klien. Manajemen adalah sumber utama untuk
mengidentifikasi risiko bisnis klien. Dalam perusahaan publik, manajemen harus melaksanakan
evaluasi yang menyeluruh atas risiko bisnis klien yang relevan yang mempengaruhi pelaporan
keuangan agar mampu meyakinkan laporan keuangan kuartalan dan tahunan, dan untuk
mengevaluasi efektivitas pengendalian dan prosedur pengungkapan.
Auditor melaksanakan prosedur analitis pendahuluan untuk memahami dengan lebih baik
bisnis klien dan untuk menilai risiko bisnis klien. Salah satu prosedur bisnis tersebut
membandingkan rasio klien dengan benchmark industri atau pesaing untuk mengindikasikan
kinerja perusahaan. Pengujian pendahuluan seperti itu dapat mengungkapkan perubahan yang
tidak biasa dalam rasio yang dibandingkan dengan tahun sebelumnya, atau dengan rata-rata
industri, sehingga membantu auditor mengidentifikasi area yang mengalami kenaikan risiko salah
saji yang membutuhkan perhatian lebih lanjut selama audit.
F. IKHTISAR BAGIAN DARI PERENCANAAN AUDIT
Tujuan utama dari perencanaan audit adalah memahami bisnis dan industri klien yang akan
digunakan untuk menilai risiko audit yang dapat diterima, risiko bisnis klien, dan risiko salah saji
yang material dalam laporan keuangan.
G. PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis didefinisikan oleh standar auditing sebagai evaluasi atas informasi
keuangan yang dilakukan dengan menganalisis hubungan yang masuk akal antara data keuangan
dan nonkeuangan. Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai
apakah saldo akun atau data lain terlihat wajar berkaitan dengan ekspektasi auditor. Ketika
melaksanakan prosedur analitis, investigasi auditor atas fluktuasi yang tidak biasa yang dipicu oleh
hubungan antara data keuangan dan nonkeuangan yang berbeda dengan ekspektasi yang
dikembangkan oleh auditor.
Prosedur analitis dapat dilaksanakan pada salah satu dari ketiga waktu selama penugasan :
1) Prosedur analitis diwajibkan dalam tahap perencanaan untuk membantu menentukan sifat,
luas, dan penetapan waktu prosedur audit. Ini membantu auditor mengidentifikasi hal-hal
signifikan yang nantinya memerlukan perhatian khusus dalam penugasan.
2) Prosedur analitis sering kali dilakukan selama tahap pengujian audit sebagai pengujian
substantif untuk mendukung saldo akun.
3) Prosedur analitis juga diwajibkan selama tahap penyelesaian audit. Pengujian semacam itu
berfungsi sebagai review akhir atas salah saji yang material atau masalah keuangan, dan
membantu auditor mengambil “pandangan objektif” akhir pada laporan keuangan yang
telah diaudit.
H. LIMA JENIS PROSEDUR ANALITIS
Biasanya auditor membandingkan saldo dan rasio klien dengan saldo dan rasio yang
diharapkan dengan menggunakan satu atau lebih jenis prosedur analitis berikut. Dalam setiap
kasus, auditor membandingkan data klien dengan :
1. Data industri.
2. Data periode sebelumnya yang serupa.
3. Hasil yang diharapkan yang ditentukan klien.
4. Hasil yang diharapkan yang ditentukan auditor.
5. Hasil yang diharapkan dengan menggunakan data nonkeuangan.
Analisis keuangan yang umum dapat mengidentifikasi secara efektif bidang permasalahan
yang mungkin, di mana auditor dapat melakukan analisis tambahan dan pengujian audit, serta
bidang permasalahan yang dihadapi perusahaan di mana auditor dapat memberikan bantuan
lainnya. Ketika menggunakan rasio ini, auditor harus memastikan untuk melakukan perbandingan
yang tepat. Perbandingan yang paling penting adalah bagi perusahaan tersebut dalam tahun-tahun
terdahulu dan terhadap rata-rata industri atau perusahaan serupa untuk tahun yang sama.
Arens, Alvin A, Elder, Randal J, Beasley, Mark S, Auditing dan Jasa Assurance, Edisi Kelima Belas,
Jilid 1, Jakarta : Erlangga
https://www.academia.edu/7662799/BAB_8_PERENCANAAN_AUDIT_DAN_PROSEDUR_ANALI
TIS
https://id.scribd.com/doc/109795874/perencanaan-audit-da-prosedur-analitis