Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BLUETOOTH

MATA KULIAH SISTEM TELEKOMUNIKASI BERGERAK

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

KELOMPOK :
WACHID FERY RAHARJO (41417320062)
CAHYO HADINUGROHO ()
ABDUL QUDDUS ()
SABIT PARID ()
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bluetooth dalam beberapa tahun terakhir adalah alat yang sudah menjadi bagian dari
kehidupan sehari-hari. Alat ini banyak ditanam dalam berbagai perangkat elektronik
seperti ponsel dan komputer. Fungsi utamanya adalah menggantikan kabel yang supaya
lebih rapi dan praktis. Piranti ini diyakini merupakan alat yang dapat diandalkan dalam
pertukaran data antar perangkat, misalnya dari ponsel ke ponsel atau dari ponsel ke
komputer. Selain andal, piranti ini dibuat universal, artinya dapat berkomunikasi dengan
alat apa saja yang mengandalkan Bluetooth sebagai gerbang komunikasinya.
Kebanyakan dari masyarakat yang menggunakan perangkat bluetooth ini tidak
mengerti, prinsip apa yang digunakan alat ini sehingga dapat bekerja sesuai dengan
fungsinya. Dimana sebenarnya bluetooth merupakan salah satu aplikasi penggunaan
gelombang elektromagnetik, khususnya gelombang radio.Berdasarkan paparan diatas,
penulis menyusun makalah yang berjudul “Aplikasi Gelombang Radio pada Bluetooth”.
Sebagai referensi bagi masyarakat, khususnya mahasiswa agar memahami penerapan
gelombang radio pada Bleutooth.

B. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis menyusun makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui prinsip kerja bluetooth
2. Mengetahui aplikasi gelombang radio pada bluetooth
BAB 2
ISI

A. Gelombang Radio dan Pengertian Bluetooth


Gelombang radio dipakai sebagai gelombang pembawa sistem komunikasi karena
mudah dipantulkan oleh lapisan ionosfer. Transmisi dengan menggunakan gelombang
radio dapat digunakan untuk mengirimkan suara atau pun data. Kelebihan transmisi ini
adalah mengirimkan isyarat dapat dilakukan dengan sembarang posisi (tidak harus lurus
pandang) dan bisa dimungkinkan dalam keadaan bergerak. Frekuensi yang digunakan
anatara 3 KHz sampai 300 GHz, salah satu contoh yang menggunakan gelombang radio
adalah Bluetooth.
Bluetooth adalah suatu teknologi komunikasi wireless yang memanfaatkan frekuensi
radio ISM 2.4 GHz untuk menghubungkan perangkat genggam secara terpisah
(handphone, PDA, computer, printer, dan lain-lain) dengan jangkauan yang relatif
pendek. Perangkat-perangkat genggam yang terpisah tersebut dapat saling bertukar
informasi atau data dengan menggunakan Bluetooth.

B. Sejarah Bluetooth
Nama bluetooth berawal dari proyek prestisius yang dipromotori oleh
perusahaan- perusahaan raksasa internasional yang bergerak di bidang telekomunikasi
dan komputer, di antaranya Ericsson, IBM, Intel, Nokia, dan Toshiba. Proyek ini di awal
tahun 1998 dengan kode nama bluetooth, karena terinspirasi oleh seorang raja Viking
(Denmark) di akhir abad sepuluh yang bernama Harald Blatand. Di Inggris juga dijuluki
Harald Bluetooth. Ia adalah raja Denmark yang telah berhasil menyatukan suku-suku
yang sebelumnya berperang, termasuk suku dari wilayah yang sekarang bernama
Norwegia dan Swedia. Bahkan wilayah Scania di Swedia, tempat teknologi bluetooth ini
ditemukan juga termasuk daerah kekuasaannya. Kemampuan raja itu sebagai pemersatu
juga mirip dengan teknologi bluetooth sekarang yang bisa menghubungkan berbagai
peralatan seperti komputer personal dan telepon genggam.
Logo bluetooth berasal dari penyatuan dua huruf Jerman yang analog dengan huruf H dan B

(singkatan dari Harald Bluetooth), yaitu (Hagall) dan (Blatand) yang kemudian digabungkan.
Berikut gambar Logo Bluetooth yang sudah memiliki Hak Cipta.
Gambar 1. Logo Bluetooth

Bluetooth menggunakan salah satu dari dua jenis frekuensi Spread Spectrum Radio
yang digunakan untuk kebutuhan wireless. Jenis frekuensi yang digunakan adalah
Frequency Hopping Spread Spedtrum (FHSS), sedangkan yang satu lagi yaitu Direct
Sequence Spread Spectrum (DSSS) digunakan oleh IEEE 802.11xxx. Transceiver yang
digunakan oleh Bluetooth bekerja pada frekuensi 2,4GHz unlicensed ISM (Industrial,
Scientific, and Medical).
Pada beberapa negara terdapat perbedaan penggunaan frekuensi dan kanal untuk
Bluetooth. Negara Amerika dan Eropa, frekuensi yang digunakan adalah dari
2400 – 2483,5 Hz yang berarti menggunakan 79 channel. Cara perhitungannya
sebagai berikut : untuk RF Channel yang bekerja frekuensi f = 2402+k MHz, di mana k
adalah jumlah channel yang digunakan yaitu : 0 sampai dengan 78 = 2402+79 = 2481
MHz. Kemudian ditambah dengan pengawal frekuensi yang di-set pada 2MHz sampai
dengan 3,5 MHz untuk lebar pita gelombang 1 MHz, sehingga totalnya menjadi
2481+2,5 = 2483,5 MHz.

C. Perkembangan Versi Bluetooth


Bluetooth memiliki riwayat perkembangan dari awal sampai sekarang. Versi awal
yang muncul adalah v1.0 dan v1.0B.Versi awal ini mengalami kegagalan karena
perangkat dan teknologi yang belum begitu banyak digunakan.
1. Bluetooth Versi 1.1 dan 1.2
Bluetooth v1.1 menunjukan perbaikan dengan disahkan sebagai standar IEEE
Standerd 802.15.1-2002, Versi ini juga masih membawa beberapa kekurangan
versi sebelumnya. Akhirnya versi sukses untuk teknologi wireless ini didapatkan
pada v1.2. Versi ini memiliki kompatibilitas dengan teknologi sebelumnya
dengan kecepatan 721 kbit/s. Perkembangan tidak berhenti sampai di situ,
Bluetooth v2.0 + EDR diperkenalkan pada tahun 2004. Versi ini menggunakan
teknologi Enhanced Data Rate (EDR) untuk transfer data yang lebih cepat. EDR
mendukung kecepatan transfer data hingga 3 Mbit/s, meskipun pada prakteknya
kecepatan yang ada hanya 2,1 Mbit/s.
2. Versi 2.1 + EDR
Tiga tahun setelah peluncuran v2.0 + EDR.Bluetooth SIG mengumumkan
Bluetooth v2.1 + EDR yang mendukung penuh kompabilitas terhadap versi
sebelumnya.Pada versi ini diperkenalkan teknologi Secure Simple Pairing (SSP)
yang meningkatkan kemampuan pengirim dan penerima sinyal antar perangkat.
Versi 2.1 juga memperkenalkan fitur Extended Inquiry Response (EIR) yang
memberikan lebih banyak informasi sebelum melakukan pairing pada perangkat
lain. Teknologi ini memungkinkan penyaringan yang lebih baik sehingga dapat
menghemat penggunaan daya.
3. Versi 3.0 + HS
Bluetooth v3.0 + HS diperkenalkan pada 21 April 2009 yang menyediakan
kecepatan hingga 24 Mbit/s. Pada versi ini link Bluetooth hanya digunakan untuk
pairing dan pembentukan jalur akses data, sementara pengiriman dan penerimaan
data menggunakan link wireless 802.11 (sama seperti Wi-Fi). Fitur baru dan
utama dari versi ini adalah Alternate MAC/PHY (AMP) yang memberikan
dukungan link 802.11 untuk transfer data yang lebih cepat. “HS” pada versi ini
merupaka singkatan dari High Speed melalui penggunaan link 802.11.
4. Versi 4.0
Teknologi dengan penggunaan daya yang rendah menjadi salah satu bahasa
utama pada tahun selanjutnya.Bluetooth Low Energy (BLE) adalah hasil yang
didapat dan akhirnya melahirkan Bluetooth v4.0.Konsumsi daya yang kecil,
waktu pemakaian yang lebih lama, biaya produksi yang rendah, jangkauan yang
lebih besar serta kecepatan transfer hingga 1 Mbit/s menjadi ke unggulan
Bluetooth v4.0 ini.BLE tidak digunakan pada semua perangkat oleh karna itu
Bluetooth V4.0 menggunakan teknologi Dual Mode, yaitu mengaktifkan dua tipe
wireless.Koneksi wireless Bluetooth Classic yang masih banyak digunakan pada
perangkat yang ada dan BLE sebagai standar baru penggunaan koneksi wireless.
[IRW]
D. Prinsip Kerja Bluetooth

Sistem bluetooth terdiri dari sebuah radio transceiver, baseband link Management
dan Control, Baseband (processor core, SRAM, UART, PCM USB Interface), flash dan
voice codec. Baseband link controller menghubungkan perangkat keras radio ke
baseband processing dan layer protokol fisik. Link manager melakukan aktivitas-
aktivitas protokol tingkat tinggi yaitu melakukan link setup, autentikasi dan konfigurasi.
Secara umum blok fungsional pada sistem bluetooth secara umum dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.

Gambar 2. Blok Fungsional pada Sistem Bluetooth

Protokol bluetooth menggunakan sebuah kombinasi antara circuit switching dan


packet switching. Sebuah perangkat yang memiliki teknologi wireless akan mempunyai
kemampuan untuk melakukan pertukaran informasi dengan jarak jangkauan sampai
dengan 10 meter (~30 feet), bahkan untuk daya kelas 1 bisa sampai pada jarak 100 meter.
Bluetooth merupakan chip radio yang dimasukkan ke dalam komputer, printer,
handphone dan peralatan lainnya. Chip bluetooth ini dirancang untuk menggantikan
kabel. Informasi yang biasanya dibawa oleh kabel dengan Bluetooth ditransmisikan pada
frekuensi tertentu kemudian diterima oleh chip Bluetooth kemudian informasi tersebut
diterima oleh komputer, handphone dan peralatan lainnya.
Gambar 3. Proses distribusi aliran data dari antena sampai host pada
teknologi bluetooth

Tiga buah lapisan fisik yang sangat penting dalam protokol arsitektur Bluetooth ini
adalah :

1. Bluetooth radio, adalah lapisan terendah dari spesifikasi Bluetooth. Lapisan ini
mendefinisikan persyaratan yang harus dipenuhi oleh perangkat tranceiver yang
beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz ISM.
2. Baseband, lapisan yang memungkinkan hubungan Radio Frequency (RF) terjadi
antara beberapa unit Bluetooth membentuk piconet. Sistem RF dari bluetooth ini
menggunakan frequency-hopping-spread spectrum yang mengirimkan data dalam
bentuk paket pada time slot dan frekuensi yang telah ditentukan, lapisan ini
melakukan prosedur pemeriksaan dan paging untuk sinkronisasi transmisi frekuensi
hopping dan clock dari perangkat bluetooth yang berbeda.
3. LMP (Link Manager Protocol), bertanggung jawab terhadap link setup antar
perangkat Bluetooth. Hal ini termasuk aspek security seperti autentifikasi dan enkripsi
dengan pembangkitan, penukaran dan pemeriksaan ukuran paket dari lapis baseband.

Sistem Bluetooth bekerja pada frekuensi 2.402GHz - 2.480GHz, dengan 79 kanal


RF yang masing-masing mempunyai spasi kanal selebar 1 MHz, menggunakan sistem
TDD (Time-Division Duplex). Secara global alokasi frekuensi bluetooth telah tersedia,
namun untuk berbagai negara pengalokasian frekuensi secara tepat dan lebar pita
frekuensi yang digunakan berbeda. Penggunaan spektrum frekuensi 2.4 GHz secara
global belum diatur. Beberapa teknologi yang menggunakan spectrum ini diantaranya
Komunikasi Radio Frequency, seperti Home RF (sebuah spesifikasi untuk komunikasi
RF dalam lingkungan perumahan); kemudian IEEE 802.11 untuk spesifikasi dari
teknologi Wireless LAN, dan Microwave. Karena spektrum frekuensi ini belum
dilisensikan, maka banyak teknologi yang menggunakannya, sehingga radio interferensi
sangat memungkinkan untuk terjadi. Oleh karena itu persyaratan dan pengalamatan
mutlak diperlukan bagi teknologi yang menggunakan spektrum 2.4 GHz ini. Komunikasi
bluetooth didesain untuk memberikan keuntungan yang optimal dari tersedianya
spektrum ini dan mengurangi interferensi RF. Semuanya itu akan terjadi karena
bluetooth beroperasi menggunakan level energi yang rendah.
Bluetooth hadir ditujukan untuk mengatasi beberapa kendala komunikasi data
antarperanti elektronik yang lebih dahulu hadir. Yang paling utama memang untuk
komunikasi antarperalatan elektronik tanpa kabel. Namun, Bluetooth juga digunakan
untuk menjembatani komunikasi one by one menjadi one to many. Selain itu, bluetooth
juga mengeliminasi campur tangan pengguna dalam mengonfigurasi koneksi. Jadi,
koneksi antar peralatan elektronik via bluetooth terjadi secara otomatis.
Bluetooth bekerja menggunakan frekuensi radio. Jaringan Bluetooth bekerja pada
frekuensi 2.402 Giga Hertz sampai dengan 2.480 Giga Hertz. Dibangkitkan dengan daya
listrik kecil sehingga membatasi daya jangkaunya hanya sampai 10 meter. Penetapan
frekuensi ini telah distandardisasi secara internasional untuk peralatan elektronik yang
dipakai untuk kepentingan industri, ilmiah, dan medis. Kecepatan transfer data Bluetooth
1.0 adalah 1 Mega bit per detik (Mbps), sedangkan versi 2.0 mampu menangani
pertukaran data hingga 3 Mbps.
Pertukaran data dan komunikasi Bluetooth memiliki kemungkinan yang sangat kecil
untuk terjadi interferensi dengan piranti lain yang berbeda. Hal itu disebabkan karena
masing-masing peralatan tersebut membangkitkan sinyal sangat lemah melalui listrik
berdaya 1 miliwatt yang akan mengacak penggunaan 79 frekuensi sebanyak 1600 kali
dalam satu detik. Jadi, akan sangat kecil kemungkinan masing-masing alat menggunakan
frekuensi yang sama dalam satu waktu. Sepasang peralatan Bluetooth yang telah
tersambung akan membentuk Personal Area Network, disebut juga piconet dan
mengacak frekuensi. Akan terjadi transaksi dan percakapan antar peralatan secara
otomatis apakah ada data yang hendak dipertukarkan dan pihak manakah yang akan
mengontrol komunikasi.
Bluetooth dirancang untuk dapat bekerja secara half-duplex maupun full-duplex.
Sebagai contoh, ketika digunakan secara full-duplex, kebanyakan telepon tanpa kabel
berteknologi Bluetooth mampu menangani pengiriman data lebih dari 64 Kbps.
Sementara, ketika printer berteknologi Bluetooth mengadakan komunikasi dengan
komputer secara half-duplex, mampu menangani pengiriman data sebesar 721 Kbps di
satu titik dan 57,6 Kbps di titik yang lain. Jika diatur agar kedua titik menggunakan
kecepatan transfer yang sama, maka kecepatan transfernya adalah 432,6 Kbps.
Hubungan antar peralatan Bluetooth tidak memerlukan campur tangan dari pengguna,
melainkan terjadi secara otomatis sehingga siapa saja dapat mengirimkan data ke
peralatan Bluetooth jika sudah terkoneksi sebelumnya. Beberapa manufaktur peralatan
mobile saat ini telah mulai menerapkan teknologi secure Bluetooth. Jika dipasang pada
mode trusted devices, maka jika ada kiriman data, pengguna harus memutuskan untuk
menerima atau menolak. Pada teknologi yang lebih tinggi keamanannya, terdapat
prosedur autorisasi dan autentifikasi untuk membatasi penggunaan Bluetooth pada
layanan (service) tertentu saja, atau hanya mengijinkan pertukaran data dengan user yang
telah terdaftar dan terpercaya. Singkatnya user dipaksa untuk membuat keputusan perihal
pertukaran data secara sadar. Ada baiknya juga kita selalu menyinkronkan Bluetooth
dengan peralatan yang ada di rumah atau ruang kerja sehingga mengurangi risiko
pembajakan di ruang publik yang anonim
E. Metode Bluetooth
Wireless LAN mentransfer data melalui udara dengan menggunakan gelombang
elektromagnetik dengan teknologi yangdipakai adalah Spread-Sprectum Technology
(SST). Dengan teknologi ini memungkinkan beberapa user menggunakan pita frekuensi
yang sama secara bersamaan. SST merupakan salah satu pengembangan teknologi Code
Division Multiple Access (CDMA). Dengan urutan kode (code sequence) yang unik data
ditransfer ke udara dan diterima oleh tujuan yang berhak dengan kode tersebut. Dengan
teknologi Time Division Multiple Access (TDMA) juga bisa diaplikasikan (data
ditransfer karena perbedaan urutan waktu/time sequence). Dalam teknologi SST ada dua
pendekatan yang dipakai yaitu :
 Direct Sequence Spread Spectrum(DSSS), sinyal ditranfer dalam pita frekuensi
tertentu yang tetap sebesar 17 MHz. Prinsip dari metoda direct sequence adalah
memancarkan sinyal dalam pita yang lebar (17 MHz) dengan pemakaian pelapisan
(multiplex) kode/signature untuk mengurangi interferensi dan noise. Untuk perangkat
wireless yang bisa bekerja sampai 11 Mbps membutuhkan pita frekuensi yang lebih
lebar sampai 22 MHz. Pada saat sinyal dipancarkan setiap paket data diberi kode yang
unik dan berurut untuk sampai di tujuan, di perangkat tujuan semua sinyal terpancar
yang diterima diproses dan difilter sesuai dengan urutan kode yang masuk. Kode yang
tidak sesuai akan diabaikan dan kode yangsesuai akan diproses lebih lanjut.
 Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS), sinyal ditransfer secara bergantian
dengan menggunakan 1MHz atau lebih dalam rentang sebuah pita frekuensi tertentu
yang tetap. Prinsip dari metoda frequency hopping adalah menggunakan pita yang
sempit yang bergantian dalam memancarkan sinyal radio. Secara periodik antara 20
sampai dengan 400ms (milidetik) sinyal berpindah dari kanal frekuensi satu ke kanal
frekuensi lainnya.
Pita 2.4GHz dibagi-bagi kedalam beberapa sub bagian yang disebut kanal. Salah satu
standar pembagian kana lini adalah sistem ETSI (European Telecommunication Standard
Institute) dengan membagi kanal dimulai dengan kanal 1 pada frekuensi 2.412MHz,
kanal 2 pada 2.417MHz, kanal 3 pada 2.422MHz dan seterusnya setiap 5MHz bertambah
sampai kanal 13. Dengan teknologi DSSS maka untuk satu perangkat bekerja
menggunakan 4 kanal (menghabiskan 20 MHz, tepatnya 17 MHz). Dalam
implementasinya secara normal pada lokasi dan arah yang sama hanya 3 dari 13 kanal
DSSS yang bias dipakai. Parameter lain yang memungkinkan penggunaan lebih dari 3
kanal ini adalah penggunaan antena (directional antenna) dan polarisasi antenna itu
sendiri (horisontal/vertikal). Penggunaan antenna Omni-directional akan membuat sinyal
ditransfer ke seluruh arah (360 derajat).
Teknologi FHSS ditujukan untuk menghindari noise/gangguan sinyal pada saat sinyal
ditransfer,secaraotomatisperangkatFHSSakanmemilih frekuensi tertentuyanglebih baik
untuk transfer data. Kondisi ini menjadikan satu keuntungan dibandingkan dengan
DSSS. Bluetooth lebih memilih metode FHSS (Frequency Hopping Spread Spectrum)
dibandingkan dengan DSSS (Direct Sequence Spread Spectrum). Alasan bluetooth tidak
menggunakan DSSS antara lain sebagai berikut :

1. FHSS membutuhkan konsumsi daya dan kompleksitas yang lebih rendah


dibandingkan DSSS hal ini disebabkan karena DSSS menggunakan kecepatan chip
(chip rate) dibandingkan dengan kecepatan simbol (symbol rate) yang digunakan
oleh FHSS, sehingga cost yang dibutuhkan untuk menggunakan DSSS akan lebih
tinggi.
2. FHSS menggunakan FSK dimana ketahanan terhadap gangguan noise relatif lebih
bagus dibandingkan dengan DSSS yang biasanya menggunakan OPSK ( untuk IEEE
802.11 2 Mbps) atau CCK ( IEEE 802.11b 11 Mbps).

Walaupun FHSS mempunyai jarak jangkauan dan transfer data yang lebih rendah dibandingkan
dengan DSSS tetapi untuk layanan dibawah 2 Mbps FHSS dapat memberikan solusi cost-efektif
yang lebih baik.
F. Frequency Hopping Bluetooth
Spread spectrum dengan frequency hopping adalah proses spread atau penyebaran
spectrum yang dilakukan pemancar dengan frekuensi pembawa informasi yang
merupakan deretan pulsa termodulasi acak semu (pseudorandom) yang dilompat-
lompatkan dari satu nilai frekuensi ke nilaifrekuensi yang lain dalam lebar spectrum
frekuensi yang telah ditetapkan sebelumnya dan berulang kali dengan pola kode
yangdapat dimodifikasi secara saling bebas,sehingga dapat menempatkan sejumlah
pemakai dalam lebar spectrum frekuensi tersebut dengan berbeda pola acak kode
generatornya. Teknik penyebaran spektrum(spread spectrum) digunakan, karena :
1. Kemampuannyamembatasi interferensi internalakibat padatnya lalu lintas komunikasi
yang menggunakan frekuensi radio.
2. Kemampuan menolak terhadap penyadapan informasi oleh penerima yang
tidakdikenal.
3. Dapat dioperasikan dengan kerapatan spektral berenergi rendah.
4. Penggunaanyanglebihaman. Frekuensiinidapat melakukanlompatangelombang hingga
1600lompatan per detik. Hal ini mempersulit dilakukan penyadapan data, karena
lompatansinyaldata yang cepat dan tidak beraturansulit ditangkap oleh transceiver
lain, kecuali transceiver penerimanya.
5. Penggunaan yang lebih aman. Frekuensi ini dapat melakukan lompatan gelombang
hingga 1600 lompatan per detik. Hal ini mempersulit dilakukan penyadapan data,
karena lompatan sinyal data yang cepat dan tidak beraturan sulit ditangkap oleh
transceiver lain, kecuali transceiver penerimanya.
6. Noise yang lebih kecil dan jarak pita gelombang yang sempit dapat
menolak interferensi.

G. Karakteristik Gelombang Radio Bluetooth


Bluetooth mempunyai beberapa karakteristik yang akan memberikan ciri-ciri
dibandingkan dengan teknologi lainnya. Pada table dibawah ini dituliskan beberapa
karaketristik radio Bluetooth sesuai dengan dokumen Bluetooth SIG (Special Interest
Group) ini dibentuk oleh beberapa vendor terkemuka yaitu Ericsson, Intel, IBM, dan
Nokia.
Tabel 1. Karakteristik Radio Bluetooth Sesuai Dengan Dokumen Bluetooth SIG
H. Time Slot Bluetooth
Kanal dibagi dalam time slot-time slot, masing-masing yang mempunyai panjang
625 µs. Timeslot-timeslot tersebut diberi nomor sesuai dengan clock Bluetooth dari
master piconet. Batas penomoran slot dari 0 sampai dengan 227-1 dengan panjang
siklus 227. Di dalam time slot, master dan slave dapat mentransmisikan paket-paket
dengan menggunakan skema TDD (Time-Division Duplex), seperti pada gambar
dibawah ini. Master hanya memulai melakukan pentransmisiannya pada nomor time slot
genap saja sedangkan slave hanya memulai melakukan pentransmisiannya pada
nomor time slot ganjil saja.

Gambar 4. Time Slot pada Bluetooth


I. Protokol Bluetooth
Protokol-protokol Bluetooth dimaksudkan untuk mempercepat pengembangan
aplikasi-aplikasi dengan menggunakan teknologi bluetooth. Layer-layer bawah pada
stack protokolbluetooth dirancang untuk menyediakan suatu dasar yang fleksibel
untuk pengembangan protocol yang lebih lanjut. Protokol-protokol yang lain seperti
RFCOMM diambil dari protokol-protokol yang sudah ada dan protokol ini hanya
dimodifikasi sedikit untuk disesuaikan dengan kepentingan bluetooth. Pada protokol-
protokol layer atas digunakan tanp melakukan modifikasi. Dengan demikian, aplikasi-
aplikasi yang sudah ada dapat digunakan dengan teknologi Bluetooth sehingga
interoperability akan lebih terjamin.
Bluetooth Special Interest Group (SIG) telah mengembangkan spesifikasi bluetooth
yang berisi tentang protokol yang akan digunakan dalam teknologi bluetooth ini.
Protokol dasar bluetooth adalah Bluetooth Radio, Baseband dan Link Manager Protocol
(LMP) yang disebut protokol inti. Sedangkan protokol yang ada di atasnya adalah
protokol-protokol terapan yang dapat diadaptasikan pada arsitektur protokol
bluetooth dan telah dikembangkan oleh organisasi lain seperti ETSI. Radio, baseband dan
LMP ekivalen dengan lapis fisik dan data link pada lapis protokol OSI. Stack protokol
bluetooth dapat dibagi ke dalam empat layer sesuai dengan tujuannya.
Tabel 2. Protokol-Protokol dan Layer-Layer pada Stack Protokol Bluetooth

Protokol inti Bluetooth berisi protocol yang secara spesifik dikembangkan oleh
bluetooth SIG. RFCOMM dan TCS Binary juga dikembangkan oleh Bluetooth SIG
namun berdasarkan spesifikasi dari ETSI 07.10 dan rekomendasi ITU-T nomor Q.931.
Protokol inti bluetooth adalah persyaratan yang mutlak ada di semua perangkat
teknologi Bluetooth sedangkan protocol lainnya digunakan sesuai keperluan.
Layer-layer pada sistem bluetooth dapat dilihat seperti gambar 5 dibawah ini.
Gambar 5. Layer-Layer pada Sistem Bluetooth
Protokol Koneksi Buetooth dilakukan melalui beberapa tehnik berikut :

1. Mode Standby yaitu device yang tidak terhubung kedalam sebuah piconet adalah
termasuk dalam mode standby. Pada mode ini, piranti ‘mendengar’ pesan tiap 1.28
detik melalui lebih dari 32 frekuensi hop (baru terdapat di jepang, spanyol, dan
prancis).
2. Mode page/ inquiry yaitu jika sebuah device ingin melakukan sebuah proses koneksi
dengan device lainnya, ia akan mengirmkan sebuah page messages, jika alamatnya
dikenali, atau sebuah inquiry diikuti oleh sebuah page messages jika device
tersebut tidak dikenali. Unit master akan mengirimkan 16 identical page messages
pada 16 frekuensi hop ke unit slave. Jika tidak ada respons, unit master
mengirimkan ulang ke 16 frekuensi hop lainnya. Metode inquiry tersebut
memerlukan respons ekstra dari unit slave, sejak alamat MACnya tidak diketahui
oleh unit mster.
3. Mode active yaitu transmisi antar data terjadi.
4. Mode Hold
5. Moder Sniff yang hanya tersedia untuk unit slave.
J. Fitur Keamanan

Bluetooth dirancang untuk memiliki fitur-fitur keamanan sehingga dapat digunakan


secara aman baik dalam lingkungan bisnis maupun rumah tangga. Fitur-fitur yang
disediakan bluetooth antara lain sebagai berikut:

 Enkripsi data.
 Autentikasi user
 Fast frekuensi-hopping (1600 hops/sec)
 Output power control

Fitur-fitur tersebut menyediakan fungsi-fungsi keamanan dari tingkat keamanan layer


fisik/radio yaitu gangguan dari penyadapan sampai dengan tingkat keamanan layer yang
lebih tinggi seperti password dan PIN.

Dalam sistem komunikasi bluetooth setiap user berpotensi mendengarkan.


Oleh karena itu issue utama dalam sistem ini adalah menjamin bagaimana informasi itu
tidak dapat didengar oleh yang tidak berhak. Untuk keamanan informasi, sistem
bluetooth mempergunakan keamanan bertingkat, meliputi : baseband, link manager, host
control interface (HCI) dan generic acces profile (GAP). Prinsip keamanan dalam
bluetooth pada dasarnya dilaksanakan dengan dua tahapan. Pertama, otentikasi
(authentication) yaitu metoda yang menyatakan bahwa informasi itu betul-betul asli atau
perangkat yang mengakses informasi betul-betul perangkat yang dimaksud. Kedua,
enkripsi (encryption) yaitu suatu proses yang dilakukan untuk mengamankan sebuah
pesan (yang disebut plaintext) menjadi pesan yang tersembunyi (disebut ciphertext).
Gambar 7 memperlihatkan diagram blok struktur fungsional otentikasi dan
enkripsipada sistem bluetooth. Saat inisialisasi nomer PIN khusus perangkat dipakai
untuk membangkitkan 128 bit kunci mempergunakan BD_ADDR dari claimant dan
bilangan acakyang dipertukarkan oleh verifier dan claimant. Prosedur otentikasi
diperlukan untuk memastikan kedua unit menggunakan 128 bit kunci yang sama, dan
oleh karena itu nomer PIN yang sama dimasukkan pada kedua perangkat tersebut.

Berdasarkan prosedur diatas selanjutnya algoritma SAFER+ akan membangkitkan


beberapa kunci (keys). Kunci-kunci ini akan digunakan oleh LMP dalam proses
negoisasi, encryption engine dan autentication. Diagram blok untuk enkripsi dan
otentifikasi ditunjukkan pada gambar 7 dibawah ini.

Gambar 7. Diagram Blok Enkripsi dan Otentikasi

Fitur-fitur tersebut menyediakan fungsi-fungsi keamanan dari tingkat keamanan layer


fisik/ radio yaitu gangguan dari penyadapan sampai dengan tingkat keamanan layer yang
lebih tinggi seperti password dan PIN. Tetapi dari sebuah artikel Internet, menurut
penelitian dua mahasiswa Tel Aviv University, mengenai adanya kemungkinan
Bluetooth bisa disadap dengan proses pairing berpasangan yaitu dengan menyiapkan
sebuah kunci rahasia pada proses pairing. Selama ini dua perangkat bluetooth
menyiapkan kunci digital 128 bit. Ini adalah kunci rahasia yang kemudian disimpan dan
dipakai dalam proses enkripsi pada komunikasi selanjutnya. Langkah pertama ini
mengharuskan pengguna yang sah untuk menginputkan kunci rahasia yang sesuai, PIN
empat digit ke perangkat. Pesan lalu dikirim ke perangkat lainnya, dan ketika ditanyai
kunci rahasia, dia berpura-pura lupa. Hal ini memacu perangkat lain untuk memutus
kunci dan keduanya lalu mulai proses pairing baru. Kesempatan ini kemudian bisa
dimanfaatkan oleh hacker untuk mengetahui kunci rahasia yang baru. Selain mengirim
ini ke perangkat Bluetooth yang dituju, semua perangkat Bluetooth yang ada dalam
jangkauan itu juga tetap dapat disadap.

K. Kelebihan dan Kekurangan Bluetooth

1. Kelebihan Bluetooth
Kelebihan yang dimiliki oleh sistem Bluetooth adalah:
 Bluetooth dapat menembus dinding, kotak, dan berbagai rintangan lain walaupun
jarak transmisinya hanya sekitar 30 kaki atau 10 meter
 Frekuensi band-nya terbagi kedalam hop-hop. Penyebaran spectrum ini digunakan
untuk meloncat dari satu channel ke channel lainnya, yang dapat menambah
tingkat keamanan pada lapisannya.Hingga 8 device/ alat dapat saling dihubungkan
dalam satu piconet. Sinyalnya dapat di-transmisikan melalui tembok dan briefcases
hingga membatasi kebutuhan akan line-of-sight. Device tidak perlu dihubungkan
satu sama lain, sebagai sinyal omni- directional. Sangat mendukung aplikasi
synchronous dan asynchronous, sehingga memudahkan untuk
mengimplementasikan device-device yang saling berbeda untuk berbagai macam
layanan, misalnya seperti suara dan internet
 Bluetooth tidak memerlukan kabel ataupun kawat
 Bluetooth dapat mensinkronisasi basis data dari telepon genggam ke komputer
 Dapat digunakan sebagai perantara modem
2. Kekurangan Bluetooth
Kekurangan dari sistem Bluetooth adalah:
 Sistem ini menggunakan frekuensi yang sama dengan gelombang LAN standar
 Apabila dalam suatu ruangan terlalu banyak koneksiBluetooth yang digunakan,
akan menyulitkan pengguna untuk menemukan penerima yang diharapkan
 Banyak mekanisme keamanan Bluetooth yang harus diperhatikan untuk mencegah
kegagalan pengiriman atau penerimaan informasi.
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah disajikan dalam makalah ini, dapat diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Bluetooth diciptakan bukan hanya untuk menggantikan atau menghilangkan
penggunaan kabel di dalam melakukan pertukaran informasi, tetapi juga mampu
menawarkan fitur-fitur yang baik untuk teknologi mobile wireless dengan biaya yang
relatif rendah, interoperability yang menjanjikan, mudah dalam pengoperasian dan
mampu untuk menyediakan berbagai macam layanan.
2. Bluetooth bekerja menggunakan frekuensi radio. Jaringan Bluetooth bekerja pada
frekuensi 2.402 Giga Hertz sampai dengan 2.480 Giga Hertz. Dibangkitkan dengan
daya listrik kecil sehingga membatasi daya jangkaunya hanya sampai 10 meter.
3. Algoritma SAFER+ merupakan salah satu jenis algoritma yang dapat digunakan
untuk sistem keamanan bluetooth.
4. Bluetooth lebih memilih metode FHSS (Frequency Hopping Spread Spectrum)
dibandingkan dengan DSSS (Direct Sequence Spread Spectrum).
5. Sistem operasi bluetoothberupa radio transceiver, baseband link controller dan link
manager.
6. Sistem Bluetooth tetap memiliki beberapa kelebihan maupun kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA

http://infokomputermudah.blogspot.com/2013/06/pengertian-bluetooth-dan-
fungsinya.html

http://arianggawijaya.blogspot.com/2012/09/pengertian-bluetooth-serta-kelebihan.html

http://ourn0tes.wordpress.com/2010/03/17/pengertian-bluetooth/

http://www.facebook.com/notes/global-teleshop/sejarah-perkembangan-teknologi-
bluetooth-hingga-versi-40/497027370320729

http://www.althos.com/tutorial/bluetooth-tutorial-frequency-hopping-fhss.html

http://www.slideshare.net/materikuliah/teknologi-bluetooth-dan-implikasinya

http://id.wikipedia.org/wiki/Bluetooth

http://lexystar.blogspot.com/2010/05/mengenal-sejarah-spesifikasi-bluetooth.html

http://wong168.wordpress.com/2011/04/15/sejarah-spesifikasi-dan-cara-kerja-bluetooth/

http://idkf.bogor.net/yuesbi/eDU.KU/edukasi.net/TIK/Cara.Kerja.Bluetooth/materi_3.ht
ml

http://ilmukomputer.com

lecturer.eepis-its.edu/~yuliana/Bluetooth/yamta-bluetooth.pdf

Anda mungkin juga menyukai