Anda di halaman 1dari 7

TEORI AKUNTANSI

SAP 3

Oleh:
IDA AYU PUTRI INDRA KIRANA
1607531126

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA


PROGRAM STUDI AKUNTANSI REGULER
TAHUN 2017/2018
A. KONSEP DASAR OLEH PATON DAN LITTLETON

Seperangkat konsep dasar yang dikemukakan Paton dan Littleton (1970)


merupakankonsep-konsep dasar yang dikenalkan sebelum sumber-sumber yang disebut
sebelumnya.Buku Paton dan Littleton (P&L) yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1940
tersebutmerupakan salah satu karya klasik yang mempengaruhi pemikiran akuntansi sesudah
itu.Berikut adalah konsep-konsep dasar yang dikemukakan P&L.

1. Entitas bisnis atau kesatuan usaha (The business entity)


Perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri
sendiri,bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau
pihak yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut
menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi. Hal ini termasuk bahwa transaksi-
transaksi dalam bisnis tersebut harus dijaga secara keseluruhannya agar terpisah dari
urusan pribadi dari seorang pemiliknya. Namun, diperbolehkan bagi seorang pemilik
untuk dapat memperoleh informasi yang benar mengenai kondisi perusahaannya.
konsekuensi dari konsep entitas, hubungan antara entitas dengan pemilik dipandang
sebagai hubungan bisnis terutama dalam hak dan kewajiban atau utang piutang. Serta
memberikan konsekuensi bahwa laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban
perusahaan dan bukanlah pertanggungjawaban pemilik, maka dengan demikian
pendapatan dan biaya dipandang sebagai perubahan dalam kekayaan perusahaan
bukannya perubahan dalam kekayaan pemilik.
2. Kontinuitas kegiatan/usaha (Continuity of activity)
Untuk menentukan kemajuan perusahaan tidak perlu menunggu nasib akhir dari
perusahaan itu terjadi. Dimana pertimbangan pada saat penyusunan statemen keuangan
atau pada saat akuntansi menghadapi berbagai pilihan dalam proses perekayasaan atau
penyusunan standar karena kenyataan bahwa kelangsungan hidup perusahaan dimasa
datang tidak pasti.
3. Mengukur pertimbangan-pertimbangan (Measured consideration)
Dalam mengukur sumber ekonomik yang termasuk dalam pendapatan ataupun biaya
konsekuensinya pada elemen-elemen atau pos-pos pelaporan keuangan diukur melalui
jumlah rupiah. Dimana para pelaku ekonomi bertindak rasional, saat suatu asumsi yang
tidak selalu benar dalam tiap keadaan.
4. Kos melekat (Cost attach)
Saat pengakuan nilai tambah kos melekat diperlukan karena dalam mengikuti aliran fisis
tersebut, harus ada anggapan bahwa tiap kos mempunyai daya saling mengikat bila
digabungkan dengan kos lain secara tepat. Konsep dasar ini mempunyai implikasi penting
terhadap saat pengakuan tambahan manfaat produk fisis dihasilkan. Kalau kos produk
harus menunjukan nilai, maka kedalam kos produk tersebut harus dimasukan jumlah
rupiah nilai yang merupakan tambahan manfaat yang melekatpada produk sebagai akibat
prosesproduksi itu. Akan tetapi tidak diketahui secara objektif dan meyakinkan berapa
besaran nilai tambahan tersebut. Nilai tambahan ini akan terealisasi kalau produk telah
terjual dan asset baru masuk kedalam satuan usaha.
5. Upaya dan Capaian/ hasil (Effort and accomplishment)
Bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh hasil berupa pendapatan.
Dengan kata lain, tidak ada hasil (pendapatan) tanpa upaya (biaya). Secara konseptual,
pendapatan timbul karena biaya bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya.
6. Bukti terverifikasi dan objektif (veriviable,objective evidence)
Akuntansi tidak mendasarkan diri pada objektifitas yang mutlak saja melainkan pada
objektivitas relative, yang memiliki objektivitas paling tinggi pada waktu transaksi terjadi
dengan memertimbangkan keadaan dan tersedianya informasi pada waktu itu. Dimana
data keuangan yang ada harus didukung oleh bukti yang keabsahannnya bisa
dipertanggung jawabkan yang biasanya bukti ini ini terdapat dalam penentuan jumlah
rupiah tidak didasarkan pada tawar menawar dengan pihak independen.
7. Asumsi (assumptions)
Merupakan penjelasan bahwa keenam konsep dasar sebelumnya merupakan asumsi atau
didasarkan asumsi dengan segala keterbatasan.
B. GAMBARAN UMUM KONSEP DASAR OLEH FASB

Berdasarkan gambar dibawah ini, tujuan pelaporan keuangan merupakan proses yang
paling menentukan dalam perekayasaan akuntansi. Tujuan pelaporan keuangan menentukan
konsep dan prinsip yang relevan dalam penyusunan statemen laporan keuangan. Selaian itu
tujuan pelaporan keuangan diharapkan mampu memberikan informasi kepada para pemakai
dengan berbagai kepentingan, serta mencapai tujuan ekonomik sosial negara. Sehingga,
dengan adanya informasi tersebut dapat mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pihak
yang berkepentingan.
Informasi tentunya akan dipakai bila terdapat kebermanfaatan keputusan bagi si pemakai.
FASB telah merumuskan kualitas mengenai kriteria informasi yang terdiri dari dua unsur
utama yaitu keberpautan (relevance) dan keterandalan (reliability). Kualitas informasi akan
jauh lebih bernialai lagi apabila terdapat unsur-unsur (1) keterpahaman, (2)keberpautan, (3)
nilai prediktif, (4) nilai balikan, (5) ketepatwaktuan, (6) keterandalan, (7) ketepatan
penyimbolan, (8) keterujian, (9) kenetralan, (10) keterbandingan, dan (11) materialitas.

Elemen statemen keuangan merupakan bahan pembentuk informasi yang dikandung


dalam statemen keuangan. Penyajian elemen statemen keuangan tidak cukup hanya
memenuhi definisi tetapi harus memenuhi kriteria pengakuan dan pengukuran. Terdapat
sepuluh elemen pelaporan keuangan yang didefinisikan dalam rerangka konseptual yaitu aset,
kewajiban, ekuitas, investasi, distribusi ke pemilik, laba komprehensif, pendapatan, biaya,
untung dan rugi.

Pelaporan keuangan dan statemen keuangan meruapakan dua definisi yang memiliki
tujuan yang sama, namun memiliki komponen yang berbeda. Pelaporan keuangan (financial
reporting) adalah penyampaian informasi yang wajib dan suka rela. Wajib disini mempunyai
implikasi bahwa pelaporan harus mengandung statemen keuangan (financial statement) yaitu
media utama pelaporan keuangan serta suka rela mencakup segala informasi yang yang
diberikan oleh manajer agar bermanfaat bagi pemakai pelaporan keuangan.
Elemen dalam statemen keuangan tersebut kemudian akan menjadi lingkup
pengukuran dan pengakuan. Atribut pengukuran yang harus dilekatkan pada suatu elemen
untuk merepresenatsikan secara tepat yang ingin diungkapakan dalam pelaporan keuangan
misalnya penggunaan kos historis, kos sekarang, nilai pasar sekarang, nilai terealisasi, nilai
diskunan. Sedangkan pengakuan berarti bahwa pencatatan resmi (penjurnala) suatu entitas
(jumlah rupiah) hasil pengukuran dalam sautu sistem akuntansi, sehingga jumlah rupiah
tersebut dapat mempengaruhi statemen keuangan. FASB menetapkan empat criteria
pengakuan meliputi definis, keterukuran, keberpautan dan keterandalan.

C. JOINT PROJECT FASB – IASB

FASB dan IASB memulai proyek agenda baru bersama, untuk meninjau kembalikerangka
konseptual mereka untuk akuntansi keuangan dan pelaporan, dimana setiap dasar keputusan
standar akuntansi sebagian besar didasarkan atas tujuan, karakteristik, definisi, dankriteria
yang ditetapkan pada kerangka konseptula yang ada.Tujuan dari proyek baru ini adalah untuk
membangun kerangka kerja dengan cara mempersempit, memperbaharui, menyelesaikan dan
mengkonvergenkan ke dalam kerangka kerja umum. Tujuan lain dari FASB dan IASB adalah
untuk menyatukan standar mereka diantaranya:

1. Alasan standar berbasis prinsip memerlukan kerangka kerja konseptua karena untuk
menjadi standar berbasis prinsip tidak hanya dapat mengumpulkan konversi melainkan
harus berakar pada dasar.
2. Pentingnya IASB dan FASB berbagi kerangka konseptual umum adalah dengan
terciptanya konvergensi berarti bahwa FASB dan IASB akan terus bekerja sama untuk
mengembangkan kualitas tinggi, kompatibel standar akuntansi dari waktu ke waktu.
Konvergensi juga bermanfaat dalam cara sebagai berikut :
• Meningkatkan efisiensi pasar modal global dengan cara meningkatkan perbandingan
dan transparansi dari satu Negara ke Negara lain.
• Mengurangi beban administrasi pada MNE yang saat ini diperlukan untuk menyiapkan
laporan keuangan dalam beberapa metode akunting.
• Memungkinkan perusahaan untuk mengakses pasar modal di luar amerika serikat
tanpa memerlukan pertimbangan pelaporan keuangan standar internasional US GAAP.
3. Karena kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan kenyataan
pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas
antar laporan keuangan.
4. Cross-cutting issue adalah isu-isu yang berdampak lebih dari suatu bidang, karena
kekayaan suatu Negara umumnya dipengaruhi oleh serangkaian faktor yang saling
berhubungan. Cross-cutting issue yang ditetapkan dalam sejumlah konvensi internasional
deklarasi, dan perjanjian pembangunan yang mengikat Negara-negara terkait.
Refrensi:

www.academia.edu/13569504/Teori_Akuntansi (diakses 15 September)

https://dokumen.tips/download/link/teori-akuntansi (diaskes 15 September)

Anda mungkin juga menyukai