Sap 3
Sap 3
SAP 3
Oleh:
IDA AYU PUTRI INDRA KIRANA
1607531126
Berdasarkan gambar dibawah ini, tujuan pelaporan keuangan merupakan proses yang
paling menentukan dalam perekayasaan akuntansi. Tujuan pelaporan keuangan menentukan
konsep dan prinsip yang relevan dalam penyusunan statemen laporan keuangan. Selaian itu
tujuan pelaporan keuangan diharapkan mampu memberikan informasi kepada para pemakai
dengan berbagai kepentingan, serta mencapai tujuan ekonomik sosial negara. Sehingga,
dengan adanya informasi tersebut dapat mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pihak
yang berkepentingan.
Informasi tentunya akan dipakai bila terdapat kebermanfaatan keputusan bagi si pemakai.
FASB telah merumuskan kualitas mengenai kriteria informasi yang terdiri dari dua unsur
utama yaitu keberpautan (relevance) dan keterandalan (reliability). Kualitas informasi akan
jauh lebih bernialai lagi apabila terdapat unsur-unsur (1) keterpahaman, (2)keberpautan, (3)
nilai prediktif, (4) nilai balikan, (5) ketepatwaktuan, (6) keterandalan, (7) ketepatan
penyimbolan, (8) keterujian, (9) kenetralan, (10) keterbandingan, dan (11) materialitas.
Pelaporan keuangan dan statemen keuangan meruapakan dua definisi yang memiliki
tujuan yang sama, namun memiliki komponen yang berbeda. Pelaporan keuangan (financial
reporting) adalah penyampaian informasi yang wajib dan suka rela. Wajib disini mempunyai
implikasi bahwa pelaporan harus mengandung statemen keuangan (financial statement) yaitu
media utama pelaporan keuangan serta suka rela mencakup segala informasi yang yang
diberikan oleh manajer agar bermanfaat bagi pemakai pelaporan keuangan.
Elemen dalam statemen keuangan tersebut kemudian akan menjadi lingkup
pengukuran dan pengakuan. Atribut pengukuran yang harus dilekatkan pada suatu elemen
untuk merepresenatsikan secara tepat yang ingin diungkapakan dalam pelaporan keuangan
misalnya penggunaan kos historis, kos sekarang, nilai pasar sekarang, nilai terealisasi, nilai
diskunan. Sedangkan pengakuan berarti bahwa pencatatan resmi (penjurnala) suatu entitas
(jumlah rupiah) hasil pengukuran dalam sautu sistem akuntansi, sehingga jumlah rupiah
tersebut dapat mempengaruhi statemen keuangan. FASB menetapkan empat criteria
pengakuan meliputi definis, keterukuran, keberpautan dan keterandalan.
FASB dan IASB memulai proyek agenda baru bersama, untuk meninjau kembalikerangka
konseptual mereka untuk akuntansi keuangan dan pelaporan, dimana setiap dasar keputusan
standar akuntansi sebagian besar didasarkan atas tujuan, karakteristik, definisi, dankriteria
yang ditetapkan pada kerangka konseptula yang ada.Tujuan dari proyek baru ini adalah untuk
membangun kerangka kerja dengan cara mempersempit, memperbaharui, menyelesaikan dan
mengkonvergenkan ke dalam kerangka kerja umum. Tujuan lain dari FASB dan IASB adalah
untuk menyatukan standar mereka diantaranya:
1. Alasan standar berbasis prinsip memerlukan kerangka kerja konseptua karena untuk
menjadi standar berbasis prinsip tidak hanya dapat mengumpulkan konversi melainkan
harus berakar pada dasar.
2. Pentingnya IASB dan FASB berbagi kerangka konseptual umum adalah dengan
terciptanya konvergensi berarti bahwa FASB dan IASB akan terus bekerja sama untuk
mengembangkan kualitas tinggi, kompatibel standar akuntansi dari waktu ke waktu.
Konvergensi juga bermanfaat dalam cara sebagai berikut :
• Meningkatkan efisiensi pasar modal global dengan cara meningkatkan perbandingan
dan transparansi dari satu Negara ke Negara lain.
• Mengurangi beban administrasi pada MNE yang saat ini diperlukan untuk menyiapkan
laporan keuangan dalam beberapa metode akunting.
• Memungkinkan perusahaan untuk mengakses pasar modal di luar amerika serikat
tanpa memerlukan pertimbangan pelaporan keuangan standar internasional US GAAP.
3. Karena kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan kenyataan
pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas
antar laporan keuangan.
4. Cross-cutting issue adalah isu-isu yang berdampak lebih dari suatu bidang, karena
kekayaan suatu Negara umumnya dipengaruhi oleh serangkaian faktor yang saling
berhubungan. Cross-cutting issue yang ditetapkan dalam sejumlah konvensi internasional
deklarasi, dan perjanjian pembangunan yang mengikat Negara-negara terkait.
Refrensi: