Tujuan Percobaan :
Untuk mengetahui adanya ion-ion ( kation golongan II ) yang ada dalam larutan
B. Landasan Teori
Pada dasarnya konsep analisis kimia dapat dibagi atas 2 bagian, yakni,
Analisis kualitatif yaitu analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau
campuran yang tidak diketahui. Analisis kuantitatif, analisis kimia yang menyangkut
menurut sifat-sifat kation untuk terhadap beberapa reagensia golongan kation yang paling
umum adalah larutan ( HCl ) ,larutan His , larutan ( NaOH ) .Klarifikasi ini di dasarkan pada
suatu kation bereaksi dengan reagensia – reagensia ini dengan membentuk endapan atau
tidak.klarifikasi kation yang paling umum di dasarkan atas perbedaan dari kation-kation
tersebut.
Golongan II di sebut juga golongan sulfide. kation golongan yang dapat bereaksi
dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana
asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah merkurium, bismuth, tembaga, cadmium,
dikontrol dengan mengatur konsentrasi H+ (dalam suasana asam). Reaksi pada golongan ini
1. Merkurium( Hg2+)
Merkurium (raksa) adalah logam cair yang berwarna putih keperakan pada suhu
kamar, penghantar panas yang buruk, dan dapat bereaksi dengan oksigen.
Unsur ini mudah membentuk campuran logam dengan logam-logam yang lain seperti
emas, perak, dan timah (disebut juga amalgam). Logam ini banyak digunakan di laboratorium
untuk pembuatan termometer, barometer, pompa difusi dan alat-alat dan alat-alat elektronik
lainnya. Kegunaan lainnya adalah dalam membuat pestisida, soda kaustik, produksi klor, gigi
2. Bismut (Bi3+)
Bismut adalah logam yang putih kemerahan,kristalin dang etas.Titik leburnya
271,5oC.Ia tidak larut dalam asam klorida di sebabkan oleh potensial standarnya, (0,2 V),
tetapi melarut dalam asam pegoksid seperti asam nitrat pekat, air raja, atau asam sulfat pekat.
yang paling umum. Hidroksidanya, Bi(OH)3+ merupakan basa lemah maka garam-garam
bismuth mudah terhdrolisis.Bismut dapat di deteksi dengan adanya garam dan logam.
Bila suatu senyawa bismuth di panaskan di atas arang dengan natrium karbonat dalam
nyala pipa-tiup, kita memperoleh sebutir manic logam getas, yang di kelilingi oleh kerak
kuning oksidanya.
3. Tembaga (Cu2+)
Tembaga adalah logam merah-muda, yang lunak, dapat di tempa, dan liat.Ia melebur
pada 1038oC. Karena potensial electrode standarnya positif, ia tak larut dalam asam klorida
dan asamsulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bias larut sedikit. Asam nitrat yang
sedang pekatnya(8M) dengan mudah melarutkan tembaga.
4. Kadmium (Cd2+)
Kadmium adalah logam putih keperakan, yang dapat di tempa dan liat. Ia melarut
dengan lambat dalam asam encer dengan melepaskan hydrogen (di sebabkan potensial
elektrodenya yang negative.
5. Arsenik (As3+)
Arsenik adalah zat padat yang berwarna abu-abu seperti baja, getas dan memiliki
kilap logam. Jika di panaskan, arsenik bersublimasi dan timbul bau seperti bau bawang putih
yang khas, ketika di panaskan dalam aliran udara yang bebas, arsenic dengan nyala biru,
menghasilkan asap putih arsenic (III) oksida, As4O6+ semua senyawa arsenic beracun. Unsur
ini tak larut dalam asam klorida, dan asam sulfat encer, tetapi larut dengan mudah dalam
asam nitrat encer, menghasilkan ion arsenit, dan dalam asam nitrat pekat atau dalam air raja
atau dalam larutan natrium hipoklorit membentuk arsenat.
6. Stibium (Sb3+)
Stibium adalah logam putih keperakan yang mengkilap, dan melebur pada 630oC.
Stibium tak larut dalam asam klorida, dalam asam sulfat encer. Dalam asam sulfat pekat yang
panas ia melarut perlahan-lahan dengan membentuk ion stibium (III).
7. Timah (Sn2+)
Timah adalah logam putih perak, yang dapat di tempah dan liat pada suhu biasa, tetapi
pada suhu rendah menjadi getas karena berubah menjadi suatu modifikasi alotropi yang
berlainan. Ia meleleh pada 231,8oC. Logam ini melarut dengan lambat dalam asam klorida
encer dan asam sulfat encer, dengtan membentuk garam-garam timah (II)
- Pipet Tetes
- Botol semprot
Bahan yang di gunakan :
- Sampel A
- Sampel B
- Aquades
- Larutan NaOH
- Larutan KI
- Larutan KCN
- Larutan NH4OH
- Larutan KSCN
D. Prosedur Kerja :
2. Memberi label (A1-A3) dan (B1- B5) pada tabung reaksi yang akan digunakan. Kemudian
E. Hasil Pengamatan
Tabung A1 + larutan NaOH sedikit → ↓ merah kecokelatan
F. Pembahasan
Kita ketahui bahwa hasil percobaan yang kita lakukan pada sampel A dan B yakni
Unsur Merkurium(Hg) dan Tembaga(Cu) terdapat adanya endapan dan perubahan warna,
dari tiap-tiap tabung yang diuji cobakan dengan mencampurkan sampel-sampel yang sudah di
Kemudian pada tabung A2 juga terjadi kesalahan dengan penambahan larutan KI sedikit,
menghasilkan endapan merah kecoklatan. yang semestinya menghasilkan endapan merah.
Setelah itu dilanjutkan dengan penambahan larutan KI secara berlebihan, dan menghasilkan
endapan merah yang semestinya hasilnya akan larut. Dengan reaksi:
Hg2+ + 2KI → HgI2↓ + 2K
Sedangkan pada tabung A3 tidak terjadi kesalahan sedikitpun. Jika ditambahkan larutan
KCN sedikit, tidak menghasilkan endapan atau warna. Selanjutnya jika ditambahkan larutan
KCN berlebih, tidak ada perubahan. Dengan reaksi:
Hg2+ + 2KCN → Hg(CN)2↓ + 2K
Dan pada sampel B yang tiap-tiapnya tabung di beri tanda B1 s/d B5. Untuk mengetahui
adanya unsur Tembaga(Cu) di dalam larutan-larutan yang di tentukan. Hasilnya sebagai
berikut :
Cu2+ + 2NaOH → Cu(OH)2↓ + 2Na
Pada tabung B2 juga terdapat kesalahan. Jika ditambahkan larutan KI sedikit
menghasilkan larutan hijau kekuningan, yang seharusnya menghasilkan endapan putih larutan
coklat. Selanjutnya ditambahkan larutan KI berlebih menghasilkan endapan kuning, yang
seharusnya menghasilkan endapan putih jelas. Denga reaksi:
Cu2+ + 2KI → CuI2↓ + 2K
Kesalahan yang sama terjadi pada tabung B3. Jika ditambahkan laruta KCN sedikit
menghasilkan larutan hijau dan berangsur-angsur warnanya hilang, yang semestinya akan
menghasilkan endapan kuning. Selanjutnya ditambahkan larutan KCN berlebih tidak ada
endapan atau larutan bening. Dengan reaksi:
Cu2+ + 2KCN → Cu(CN)2↓ + 2K
Dan pada tabung B4 dan B5 tidak ada kesalahan. Dengan hasil uji coba masing-masing
sebagai berikut:
Tabung 4: Sampel B4 + larutan NH4OH sedikit → larutan biru muda
+ larutan NH4OH berlebihan → ↓ biru muda
G. Kesimpulan
Dari data di atas dapat kami simpulkan bahwa sampel A dan sampel B merupakan
golongan dua karena saat di tetesi dengan reagen NaOH, KI, KCN, NH4OH dan KCN dapat
menghasilkan endapan dan perubahan warna yang berbeda. Jadi dari hasil praktikum yang
kami lakukan bahwa pada sampel A mengandung unsur Merkurium (Hg2+). Sedangkan pada
sampel B yang telah ditetesi dari tiap-tiap larutan yang sudah di tentukan mengalami