Anda di halaman 1dari 26

Wewenang Penandatangan Surat Dinas

1. Wewenang Langsung

a. Surat Dinas Mengatur

1) Yang berwenang menandatangani keputusan yang bersifat mengatur adalah Menteri.

2) Yang berwenang menandatangani keputusan yang bersifat penetapan adalah :

a) Menteri

b) Sekretaris Jenderal

c) Penanggung Jawab Anggaran Rutin/DIK-S (ALB.R/ALB.S)

d) Pemimpin Proyek.

3) Yang berwenang menandatangani Instruksi adalah :

a) Menteri

b) Sekretaris Jenderal.

4) Yang berwenang menandatangani Surat Perintah adalah :

a) Menteri

b) Sekretaris Jenderal

c) Kepala Biro dan Kepala Pusat Informasi Energi

d) Penanggung Jawab Anggaran Rutin/DIK-S (ALB.R/ALB.S)

e) Pemimpin Proyek.

1) Yang berwenang menandatangani Edaran/Pengumuman/Pemberitahuan adalah :

a) Menteri
b) Sekretaris Jenderal

c) Kepala Biro dan Kepala Pusat Informasi Energi

d) Penanggung Jawab Anggaran Rutin/DIK-S (ALB.R/ALB.S)

e) Pemimpin Proyek

f) Ketua Panitia/Tim/Komisi yang diberi wewenang sesuai dengan tugas dan fungsinya.
a. Surat Dinas Tidak Mengatur

1) Surat Biasa

a) Surat Dinas

Yang berwenang menandatangani adalah :

1. Menteri

2. Sekretaris Jenderal

3. Kepala Biro dan Kepala Pusat Informasi Energi

4. Penanggung Jawab Anggaran Rutin/DIK-S (ALB.R/ALB.S)

5. Pemimpin Proyek

6. Ketua Panitia/Tim/Komisi yang diberi wewenang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b) Nota Dinas

Yang berwenang menandatangani adalah :

Pimpinan unit kerja (terbatas sampai dengan eselon IV) Penanggung Jawab Anggaran
Rutin/DIK-S, Pimpro, Ketua Panitia/TIM/Komisi sesuai dengan kewenangan bidang tugas
dan bobot informasi surat.

c) Memo

Yang berwenang menandatangani adalah :

Pimpinan unit kerja (terbatas sampai dengan eselon IV), Penanggung Jawab Anggaran
Rutin/DIK-S, Pimpro, Ketua Panitia/TIM/Komisi sesuai dengan kewenangan bidang tugas
dan bobot informasi surat.

2) Surat dinas bentuk khusus

a) Surat Dinas Khusus Bidang Administrasi Keuangan, Kepegawaian, Perlengkapan,


Perjanjian, Surat Kuasa, Berita Acara, Surat Keterangan, Surat Peringatan dan
Telegram/Teleks/Faksimile/E-mail dan sejenisnya.
Yang berwenang menandatangani adalah pejabat yang diberi wewenang untuk itu, sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

b) Laporan

Yang berwenang menandatangani adalah pejabat yang berwenang atau pegawai yang
ditugaskan.

c) Surat Pengantar

Yang berwenang menandatangani adalah pejabat eselon III.

d) Undangan

Yang berwenang menandatangani adalah pejabat yang berwenang atau pegawai yang
ditugaskan.

2. Wewenang Tidak Langsung atau dengan pelimpahan

a) Wewenang penandatanganan surat dengan pelimpahan tetap

1. Surat Dinas Mengatur

a) Keputusan yang bersifat penetapan

Menteri dapat mendelegasikan sebagian wewenangnya atau memberi kuasa kepada Sekretaris
Jenderal atau Kepala Biro Kepegawaian, sepanjang mengenai masalah-masalah yang
berhubungan dengan tugas dan fungsi pejabat dimaksud.

Dilaksanakan dengan menggunakan sebutan atas nama (a.n.).

Contoh :

a.n. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

S
e
k
r
e
t
a
r
i
s

J
e
n
d
e
r
a
l

t
t
d
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
N
I
P

a.n. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

K
e
p
a
l
a

B
i
r
o

K
e
p
e
g
a
w
a
i
a
n

t
t
d
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
N
I
P

b) Khusus untuk keputusan Kepegawaian yang ditandatangani oleh Menteri, petikannya


dilegalisasi oleh Sekretaris Jenderal. Untuk keputusan kepegawaian yang ditandatangani oleh
Sekretaris Jenderal atau Kepala Biro Kepegawaian, petikannya dilegalisasi oleh Kepala Biro
Kepegawaian.
c) Instruksi

Menteri dapat melimpahkan sebagian wewenangnya dalam


penandatanganan instruksi dengan pelimpahan tetap kepada
Sekretaris Jenderal sepanjang mengenai masalah-masalah yang
berhubungan dengan tugas dan fungsi pejabat tersebut.

Contoh :

a
.
n
.

M
e
n
t
e
r
i

E
n
e
r
g
i

d
a
n

S
u
m
b
e
r

D
a
y
a

M
i
n
e
r
a
l
S
e
k
r
e
t
a
r
i
s

J
e
n
d
e
r
a
l

t
t
d
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
N
I
P

d) Surat Perintah

Menteri dan Sekretaris Jenderal dapat melimpahkan sebagian


wewenangnya dalam penandatanganan Surat Perintah dengan
pelimpahan tetap kepada eselon di bawahnya sepanjang mengenai
masalah-masalah yang berhubungan dengan tugas dan fungsi pejabat
tersebut.

Contoh :

a
.
n
.

M
e
n
t
e
r
i

E
n
e
r
g
i

d
a
n

S
u
m
b
e
r

D
a
y
a

M
i
n
e
r
a
l
S
e
k
r
e
t
a
r
i
s

J
e
n
d
e
r
a
l

t
t
d
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
N
I
P

Catatan :

1. Pelimpahan wewenang dari Menteri ke Sekretaris Jenderal


menggunakan kertas dengan kepala surat (kop), nomor dan cap
dinas unit penerima wewenang tetap (Departemen dengan
lambang garuda).

2. Pelimpahan wewenang dari Sekretaris Jenderal ke Kepala


Biro/Kepala Pusat Informasi Energi menggunakan kertas dengan
kepala surat (kop), nomor dan cap dinas unit penerima wewenang
tetap (Departemen dengan tulisan lambang RI).
2. Surat Dinas Tidak Mengatur

Kepala Bagian dan Kepala Bidang pada Sekretariat Jenderal dapat


menandatangani surat biasa dalam bentuk pelimpahan wewenang tetap,
sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku sepanjang
mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan tugas dan fungsi
pejabat dimaksud dengan menggunakan sebutan atas nama (a.n.).

Contoh :

a
.
n
.

K
e
p
a
l
a

B
i
r
o

K
e
p
e
g
a
w
a
i
a
n
K
e
p
a
l
a

B
a
g
i
a
n

M
u
t
a
s
i

P
e
g
a
w
a
i

t
t
d
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
N
I
P

a
.
n
.

K
e
p
a
l
a

P
u
s
a
t

I
n
f
o
r
m
a
s
i

E
n
e
r
g
i
K
e
p
a
l
a

B
i
d
a
n
g

K
a
j
i
a
n

E
n
e
r
g
i

t
t
d
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
N
I
P

b) Wewenang penandatanganan surat dengan pelimpahan sementara

1) Pelimpahan wewenang pejabat eselon I kepada pejabat eselon I lainnya


dan untuk pejabat eselon II, III dan IV yang bertugas lebih dari 3 bulan
kepada pejabat setingkat atau di bawahnya dengan mempergunakan
Keputusan, Instruksi, Surat Perintah (aspek hukumnya sampai dengan
tanggung jawab), dilaksanakan dengan menggunakan sebutan Pelaksana
Harian (Plh).

Contoh :

Plh Sekretaris Jenderal Plh Kepala Biro Perencanaan

dan Kerja Sama Luar Negeri

ttd. ttd.

.................... ....................

NIP NIP

2) Pengisian jabatan yang lowong bersifat sementara sambil menunggu


pengangkatan pejabat yang definitif dan pejabat yang diangkat eselonnya
harus sesuai atau eselon diatasnya.
Contoh :

P
l
h

K
e
p
a
l
a

B
a
g
i
a
n

H
u
m
a
s

d
a
n

D
o
k
u
m
e
n
t
a
s
i

H
u
k
u
m

t
t
d
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
N
I
P

3) Pelimpahan wewenang kepada pejabat di bawahnya dan pejabat


tersebut memberi kuasa kepada pejabat setingkat di bawahnya,
dilaksanakan dengan sebutan atas nama (a.n.) dan untuk beliau (u.b.).

Penggunaan u.b. di sini dimaksudkan hanya untuk menghargai aturan


kewenangan organisasi.

Contoh :

a
.
n
.

M
e
n
t
e
r
i

E
n
e
r
g
i

d
a
n

S
u
m
b
e
r

D
a
y
a

M
i
n
e
r
a
l
S
e
k
r
e
t
a
r
i
s

J
e
n
d
e
r
a
l
u
.
b
.
K
e
p
a
l
a

B
i
r
o

P
e
r
e
n
c
a
n
a
a
n

d
a
n
K
e
r
j
a
s
a
m
a

L
u
a
r

N
e
g
e
r
i
t
t
d
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
N
I
P

4) Pelimpahan wewenang kepada pejabat di bawahnya dan pejabat


setingkat dengan menggunakan Surat Penyerahan Tugas atau surat
biasa (aspek hukumnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas rutin),
dilaksanakan dengan sebutan Pelaksana Tugas (Plt).

Contoh:

P
l
t

K
e
p
a
l
a

B
a
g
i
a
n

M
u
t
a
s
i

P
e
g
a
w
a
i
t
t
d
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
N
I
P

5) Pelimpahan wewenang kepada pejabat di bawahnya tanpa Surat


Penyerahan Tugas (dengan disposisi) aspek hukumnya untuk
kelancaran pelaksanaan tugas rutin dan dilaksanakan dengan sebutan
untuk beliau (u.b.).
Contoh:

K
e
p
a
l
a

B
i
r
o

K
e
p
e
g
a
w
a
i
a
n
u
.
b
.
K
e
p
a
l
a

B
a
g
i
a
n

O
r
g
a
n
i
s
a
s
i

d
a
n

T
a
t
a
l
a
k
s
a
n
a

t
t
d
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
N
I
P

Catatan :

- SAM tidak diperkenankan membuat surat keluar. Mekanisme surat keluar dilaksanakan oleh
Sekretaris Jenderal.

- SAM dapat membuat Nota Dinas antar eselon I atau kepada Menteri.

- SAM sebagai ketua tim dapat membuat surat keluar.

Anda mungkin juga menyukai