BAB VI
ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA (API)
A. Latar Belakang
Pertumbuhan jumlah bank swasta nasional yang sangat cepat mulai tahun 1980an
Peran sektor perbankan dalam memobilisasikan dana masyarakat mengalami
peningkatan yang sangat besar
Prinsip kehati-hatian (prudence) diabaikan
Tujuan
Arsitektur Perbankan Indonesia (API) mulai diterapkan pada tahun 2004 dengan tujuan untuk
memperkuat fundamental industri perbankan di Indonesia.
API merupakan suatu kerangka dasar pengembangan sistem perbankan Indonesia yang
bersifat menyeluruh untuk rentang waktu 5 s/d 10 tahun mendatang.
API diharapkan dapat memberikan arah, bentuk dan tatanan industri perbankan.
Visi
Visi dalam API adalah:
1. Menciptakan sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien.
2. Menciptakan kestabilan sistem keuangan
3. Mendorong pertumbuhan ekonomi nasional
Sistematika API
Sasaran API
Dalam upaya mencapai visi API, BI menetapkan beberapa sasaran yang dirumuskan sebagai
enam pilar API
B. Pilar API
Enam (6) pilar API:
1. Program penguatan struktur perbankan nasional
a) Memperkuat permodalan bank
Meningkatkan persyaratan modal inti minimum bagi bank umum konvensional
maupun syariah (termasuk BPD) menjadi Rp. 80 milyar (periode 2007-2010)
Mempertahankan persyaratan modal disetor minimum Rp. 3 triliun untuk
oendirian bank umum konvensional sampai dengan 1 Januari 2011 (periode
2004-2010)
Menetapkan persyaratan modal disetor minimum Rp. 1 triliun untuk pendirian
bank umum syariah (periode 2005)
Menetapkan persyaratan modal sebesar Rp. 500 miliar bagi bank umum
syariah yang berasal dari spin off unit usaha syariah (periode 2006)
Mempercepat batas waktu pemenuhan persyaratan minimum modal disetor
BPR yang semula tahun 2010 menjadi tahun 2008 (periode 2008)
b) Memperkuat daya saing BPR dan kelembagaan BPR dan BPRS
Meningkatkan linkage program antara bank umum dengan BPR (periode
2007)