Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan radiologi adalah pelayanan medik yang menggunakan semua modalitas energi radiasi
pengion, dan non-pengion, serta radiologi intervensi, untuk diagnosis dan terapi, antara lain teknik
pencitraan dan penggunaan emisi radiasi dengan sinar X, radioaktif, ultrasonografi, radiasi radio
frekuensi elektromagnetik, intervensi vaskuler dan non-vaskuler. Pelayanan radiologi juga merupakan
pelayanan yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit.
Pengendalian mutu merupakan salah satu proses deteksi dan koreksi adanya penyimpangan, hasil uji,
yang dilakukan segera setelah terjadi pemeriksaan sehingga mutu pelayanan radiologi dapat
ditingkatkan. Kegiatan perbaikan dapat dilakukan dengan tahapan identifikasi masalah, analisis
penyebab dan pemilihan pelaksanaan tindakan perbaikan.
Mutu pelayanan kesehatan utamanya pelayanan radiologi yang diselenggarakan oleh berbagai
sarana pelayanan kesehatan pada berbagai tingkat pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun
swasta belum merata dan belum sepenuhnya pelayanan sesuai apa yang diharapkan.

B. Tujuan
Tujuan Umum :
Meningkatkan mutu pelayanan radiologi yang diselenggarakan oleh fasilitas pelayanan di
Rumah sakit Martha Friska Medan.

Tujuan Khusus :
1. Sebagai acuan bagi fasilitas pelayanan kesehatan dalam melaksanakan pelayanan radiologi secara
sistematik dan terarah.
2. Sebagai acuan bagi fasilitas pelayanan kesehatan dalam melaksanakan kendali mutu peralatan
radiologi sesuai dengan standard prosedur operasional peralatan radiasi.
3. Meningkatkan kinerja pelayanan radiologi.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup Pelayanan radiologi diagnostik di Rumah sakit Martha Friska Pulo Brayan Medan
meliputi :
1. Pelayanan Radiodiagnostik
2. Pelayanan Imejing Diagnostik
3. Pelayanan Radiologi Intervensional]

 Pelayanan radiodiagnostik
adalah pelayanan untuk melakukan diagnosis dengan menggunakan radiasi pengion, meliputi antara
lain pelayanan X-ray konvensional (general X-ray), Computed Tomography Scan/CT Scan.
1. Pemeriksaan Sinar-X konvensional (General X-Ray)
Meliputi : Foto extremitas, Schedel, Thorax, Polos abdomen, BNO+IVP dan lain-lain.
2. Pemeriksaan CT-Scan (Computed Tomography)
Meliputi : CT-Scan Head, Extremitas, Thorax, Abdomen dan lain-lain.
 Pelayanan imejing diagnostik
adalah pelayanan untuk melakukan diagnosis dengan menggunakan radiasi non pengion, antara lain
pemeriksaan dengan USG (Ultra Soundnography).
1. Pemeriksaan USG (Ultra soundnography) meliputi : USG Upper Abdomen , USG Lower
Abdomen, USG Upper lower Abdomen, Thyroid, mammae dan lain-lain.
 Pelayanan radiologi intervensional
adalah pelayanan untuk melakukan diagnosis dan terapi intervensi dengan menggunakan peralatan
radiologi X-ray (Angiografi, CT). Pelayanan ini memakai radiasi pengion dan radiasi non pengion.

D. Batasan Operasional
1. Penggunaan Sinar-X konvensional (General X-Ray)
2. Penggunaan CT-Scan.
3. Penggunaan USG.
Diluar dari ke-3 batasan operasional tersebut, seperti pemeriksaan yang membutuhkan
Fluoroscopy, Radioterapi, MRI dan lain-lain akan dirujuk kerumah sakit lain yang sudah ada ikatan
kerjasama dengan Rumah sakit Martha Friska Pulo brayan Medan.

E. Landasan Hukum
Radiographer adalah tenaga kesehatan lulusan APRO/D-III Radiologi/ATRO dan Pendidikan
Asisten Rontgen, yang memiliki kompetensi dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk
melakukan kegiatan radiografi, imejing, kedokteran nuklir dan radioterapi di pelayanan kesehatan
dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
Setiap radiographer yang bertugas di instansi Rumah Sakit harus memiliki surat izin radiographer
atau SIR yang merupakan bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan pekerjaan
Radiographer di seluruh wilayah Indonesia.
Landasan Hukum pelaksana kegiatan Radiographer:
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.375/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar
Profesi Radiographer.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.780/MENKES/PER/VIII/2008 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 357/Menkes/PER/V 2006 tentang
registrasi dan unit kerja radiographer.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 133/Kep/M.Pan/12/2002 tentang jabatan
fungsional radiographer dan angka kreditnya.
5. Keputusan Menteri Kesehatan No.700/Menkes/SK/V/2003/tentang petunjuk teknis jabatan
fungsional radiographer.
6. Peraturan Menteri Kesehatan No.1575/Menkes/Per/IX/2005 tentang organisasi dan tata kerja
departemen kesehatan.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan
Keamanan Sumber Radioaktif.
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 780/Menkes/PER/VIII/2008 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Radiologi
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1014/Menkes/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan
Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan

BAB II
STANDARD KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia dalam pelayanan Radiologi di Rumah Sakit Martha Pulo Brayan Medan
terdiri dari Kepala instalasi radiologi, dokter spesialis radiologi, radiographer dan bagian administrasi.
1. Kualifikasi Formal dan informal kepala instalasi radiologi
 Pendidikan dasar kedokteran umum ditambah dengan dokter spesialis radiologi.
 Memiliki kualifikasi bekerja di rumah sakit sebagai staf ahli radiologi
2. Kualifikasi formal dan informal koordinator pelayanan radiologi:
 Pendidikan dasar minimum D III (Akademi lulusan APRO/D-III Radiologi/ATRO dan
Pendidikan Asisten Rontgen).
 Memiliki kualifikasi pernah bekerja di rumah sakit sebagai staf radiologi (Radiographer).

Adapun kualifikasi sumber daya manusia di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Martha Friska Medan
adalah sebagai berikut :
No Nama Pendidikan Jabatan
1 dr.Yasmin Yahya Sp. Rad Dokter Sepesialis Kepala Instalasi Radiologi
Radiologi
2 dr.Robert Sinurat Sp. Rad Dokter Sepesialis SMF Radiologi
Radiologi
3 dr.Rahmawan Budiadji Sp. Dokter Sepesialis SMF Radiologi
Rad Radiologi
4 Agus H Siburian AmR DIII ATRO Koordinator Pelayanan Radiologi
5 Destri Retno Wulan AmR DIII ATRO Pelaksana / Radiographer
6 Helmina Brostin Munthe DIII ATRO Pelaksana / Radiographer
AmR
7 Lendawati K Sinurat AmR DIII ATRO Pelaksana / Radiographer
8 Siska Gusti L Gaol AmR DIII ATRO Pelaksana / Radiographer
9 Dina Wantri Lbn toruan DIII ATRO Pelaksana / Radiographer
AmR
10 Lokot franky S AmR DIII ATRO Pelaksana / Radiographer
11 Dwi Nurfita S AmR DIII ATRO Pelaksana / Radiographer
12 Methalina Sembiring AmR DIII ATRO Pelaksana / Radiografer
13 Sri Susanti AmR DIII ATRO Pelaksana / Radiographer
14 Citra Hutauruk Amd DIII Perbankan Adm Radiologi
15 Zakiya Fitri Amd DIII Tehnik Adm Radiologi
Informatika
Komputer
16 Perawat ( Belum ada )

B. Distribusi ketenagaan Instalasi Radiologi Rumah Sakit Martha Friska.


Berdasarkan kelas rumah sakit, menurut keputusan Menkes RI 1014/MENKES/SK/XI/2008,
Bagian Instalasi radiologi Rumah Sakit Martha Friska setidaknya membutuhkan 2 orang dokter
spesialis radiologi yang memiliki SIP, 2 orang radiographer/alat, 1 orang PPR Medik, 1 orang Fisika
medik, 1 orang tenaga elektro medik, 2 orang Perawat D III yang memiliki SIP, serta 3 orang tenaga
administrasi.
Berdasarkan kualifikasi tersebut jumlah tenaga di Instalasi radiologi Rumah Sakit Martha Friska
Medan terdiri dari 17 orang yaitu 3 orang dokter spesialis radiologi, 10 radiographer, 1 orang petugas
proteksi radiasi, 1 orang elektro medik dan 2 orang tata usaha.administrasi.seperti pada tebel berikut.
Tabel : Distribusi ketenagaan Instalasi Radiologi Rumah sakit Martha Friska Medan
No. Jenis Tenaga Tenaga yang Tenaga yang Kekurangan
dibutuhkan tersedia
1 Dokter spesialis radiologi 2 3 +1
2 Radiographer 10 10 0
3 Petugas proteksi radiasi 1 1 0
4 Fisikawan medik 1 0 -1
5 Tenaga elektromedik 1 1 0
6 Perawat 2 0 -2
7 Tata usaha/Administrasi 3 2 -1

C. PENGATURAN JAGA
Pengaturan jaga di instalasi radiologi dikoordinir oleh kepala koordinator pelayanan radiologi
dengan pengaturan shift pagi, sore, malam untuk radiographer dan shift pagi, siang dan sore untuk
dokter radiologi.

Tabel : jadwal dinas jaga di instalasi Radiologi Rumah Sakit Martha Friska Medan.
No. Kualifikasi Jabatan Pembagian Waktu
Shift
1 Dokter spesialis radiologi 3 Shift ^ Pagi : 08.00 Wib – 11.00 Wib
^ Siang : 12.00 Wib – 15.00 Wib
^ Sore : 16.00 Wib – 19.00 Wib
2 Radiographer 3 Shift ^ Pagi : 07.00 Wib – 14.10 Wib
^ Siang : 14.10 Wib – 21.20 Wib
^ Malam : 21.20 Wib –07.00 Wib
3 Tata usaha/Administrasi 2 Shift ^ Pagi : 08.00 Wib - 17.00 Wib
^ Siang : 14.00 Wib – 21.00 Wib0
BAB III
STANDARD FASILITAS

A. Denah Ruangan Instalasi Radiologi Rumah Sakit Martha Friska Medan

B. Standard Fasilitas
Standard fasilitas radiologi Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan Medan yang berada pada
lantai dasar gedung C memiliki fasilitas ruangan yang terdiri dari :
1. Ruang Tunggu pasien
Berada di suatu ruangan tersendiri .
Fasilitas yang tersedia terdiri dari :
 20 unit kursi
 1 buah televisi
 1 buah tempat sampah
 1 buah wastafel
 1 toilet
 AC
2. Ruangan administrasi
Berada dibagian depan ruang radiologi, sebagai tempat pendaftaran dan pengambilan hasil
radiologi.
Fasilitas yang tersedia terdiri dari :
 2 set computer dan 1 buah printer
 3 buah kursi
 1 buah telepon
 1buah tempat sampah
 1 unit lemari sebagai tempat file dan ekspertise radiologi.
3. Ruang X-Ray 1 (ruangan pemeriksaan X-Ray konvensional dan fluoroscopy)
Ruang pemeriksaan X-ray 1 dengan ukuran …..x……meter, dengan desain tembok yang terbuat
dari batu setara dengan ketebalan 20 cm dan dilapisi Pb setebal 1,5 mm. Ruang pemeriksaan ini
digunakan untuk pemeriksaan foto contrast dan non contrast .
Fasilitas yang tersedia terdiri dari:
 Pesawat X-ray stationer berkapasitas 500 mA dengan meja pemeriksaan merek shimadzu
disertai dengan fluoroscopy dan 1 monitor.
 1 unit X-ray tube dengan stand bucky
 1 standard infuse
 2 buah apron
 1 buah box basic life
 1 buah sarung tangan Pb
 1 buah topi Pb
 1 buah pelindung thyroid
 1 buah kacamata Pb
 1 unit tempat peletakan alat-alat/ bahan yang berhubungan dengan pemeriksaan.
 1 ruangan Kamar mandi
4. Ruang X-ray 2
Ruang pemeriksaan X-ray 2 dengan ukuran….x…. meter, desain tembok dari batu bata dengan
ketebalan setara dengan 20 cm dan dilapisi Pb 1,5 mm, berada di samping ruangan X-ray 1.
Fasilitas yang tersedia terdiri dari
 Fasilitas X-ray stasioner berkapasitas 500 mA dengan 1 unit meja pemeriksaan merek
 1 unit X-ray tube
 1 unit Stand bucky
5. Ruang mammografi
Berada di samping ruang pemeriksaan X-ray 2.
Fasilitas yang tersedia terdiri dari :
 1 unit pesawat mammografi merek Siemens
 1 buah shield yang dilapisi Pb
 1 unit control table
6. Ruang USG
Berada di depan ruangan pemeriksaan X-ray 1
Fasilitas yang tersedia terdiri dari :
 1 unit pesawat USG merek
 1 bed pasien
 1 buah kursi operator
 1 buah tong sampah
 1 wastafel
 Kamar mandi/WC
7. Ruang pemeriksaan CT-Scan 1
Fasilitas yang tersedia terdiri dari:
 1 unit pesawat CT-Scan merek Philips
 1 unit mesin injector
 1 buah AC
 1 buah humidifier Oxygen central
 1 unit lemari tempat penyimpanan alat/bahan pemeriksaan CT-scan
8. Ruang Pemeriksaan CT-scan 2
Fasilitas yang tersedia terdiri dari:
 1 unit pesawat CT-Scan merek Siemens - somatom plus 4
 1 unit mesin injector
 1 buah AC
 1 buah humidifier Oxygen central
 1 unit lemari tempat penyimpanan alat/bahan pemeriksaan CT-scan
9. Ruang Operator CT-scan
 2 set komputer operator CT-Scan disertai dengan accessories lainnya
 2 chiller
 2 buah meja operator
 1 buah mesin dry view merek Kodak
 2 box power supply untuk mesin CT-scan.
 2 Buah kursi operator
10. Kamar gelap
Berada dibagian belakang Pemeriksaan X-ray 2/samping X-ray 1, dengan ruang kedap cahaya
ukuran 2m x 3m.
Fasilitas yang tersedia terdiri dari:
 1 unit mesin automatic processing.
 1 unit meja
 1 unit lemari tempat panyimpanan kaset/film roentgen
 2 unit tempat cairan processing.
11. Ruang expertise
 2 unit meja
 2 buah kursi kerja
 1 set komputer dan printer
 1 kursi tamu
12. Kamar jaga petugas radiologi
 1 buah sofa
 1 buah meja
 1 buah pesawat telepon
13. Ruang rapat
 1 unit meja kayu
 1 unit kursi gandeng untuk rapat
14. Gudang
 2 unit lemari berbentuk rak tempat penyimpanan alat/bahan pemeriksaan kesehatan,
perlengkapan administrasi, film,kaset dll.

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Dilihat dari segi pelayanan di Rumah Sakit Martha Friska Medan, pasien yang datang dapat
dibedakan menjadi :
1. Pasien yang dapat menunggu
 Pasien berobat jalan yang datang dengan perjanjian.
 Pasien yang datang tidak dalam keadaan gawat.
2. Pasien yang harus segera ditolong (pasien gawat darurat).
Sedang menurut jenis kedatangannya pasien dapat dibedakan menjadi :
 Pasien baru : adalah pasien yang baru pertama kali datang ke RS untuk keperluan berobat.
 Pasien lama : adalah pasien yang pernah datang sebelumnya ke RS untuk keperluan berobat.
Kedatangan pasien ke RS dapat terjadi karena :
 Dikirim oleh dokter praktek di luar Rumah Sakit
 Dikirim oleh Rumah Sakit lain, Puskesmas, atau jenis pelayanan
kesehatan lainnya.
 Datang atas kemauan sendiri.

I. PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN


A. Pelayanan Pendaftaran Pasien rawat jalan ( Registrasi )
 Pendaftaran pasien melalui receptionis guna mandapatkan data identitas diri si pasien, yang
akan tertulis di berkas rekam medis untuk di entry ke komputer.
 Pengantaran Pasien ke radiologi oleh receptionis/perawat yang bertugas dengan membawa
nomor rekam medis, bukti kunjungan pasien dan surat pengantar tindakan pelayanan
radiologi.
 Penginputan data permintaan foto ke komputer sesuai dengan surat pengantar tindakan
radiologi ke teramedik untuk dikonfirmasi.
 Tata laksana pemeriksaan dapat dilanjutkan setelah alur perdaftaran sudah benar-benar siap,
terkecuali untuk pasien yang membutuhkan persiapan khusus seperti : BNO + IVP, USG
maupun CT-Scan perlu penjelasan terlebih dahulu untuk menindak lanjuti pemeriksaan
tersebut,( persiapan pasien terlampir)

B. Pelayanan Pendaftaran pasien Rawat Inap ( Admission )


Penerimaan pasien rawat inap dilakukan di Admission. Tata cara penerimaan pasien rawat inap
harus wajar sesuai dengan keperluannya. Pasien yang memerlukan perawatan, dapat dibagi menjadi 3
kelompok yaitu :
 Pasien yang tidak urgen, penundaan perawatan pasien tersebut tidak akan menambah penyakitnya.
 Pasien yang urgen, tetapi tidak gawat darurat, dapat dimasukkan ke dalam daftar tunggu.
 Pasien gawat darurat (emergency), langsung dirawat.
Pembinaan dan pelaksanaan pekerjaan penerimaan pasien dengan baik menciptakan tanggapan
yang baik dari pasien-pasien yang baru masuk, menjamin kelancaran dan kelengkapan catatan-catatan
serta menghemat waktu dan tenaga. Untuk lancarnya proses penerimaan pasien 4 hal berikut ini perlu
diperhatikan, yaitu :
 Petugas yang kompeten.
 Cara penerimaan pasien yang tegas dan jelas .
 Ruang kerja yang menyenangkan.
 Lokasi yang tepat dari bagian penerimaan pasien.
Untuk memperlancar tugas-tugas bagian lain yang erat hubungannya dengan proses penerimaan
pasien, aturan penerimaan pasien perlu ditetapkan.
Aturan yang baik harus memenuhi hal-hal berikut :
 Bagian penerimaan pasien bertanggung jawab sepenuhnya mengenai pencatatan seluruh informasi
yang berkenaan dengan diterimanya seorang pasien baik dari IGD maupun dari Poliklinik untuk
rencana Opname (rawat inap).
 Pasien mendapat perawatan khusus dari seorang perawat untuk menindak lanjuti tindakan
pemeriksaan radiologi, dengan membawa surat pengantar permintaan foto dari dokter IGD (jika
pasien berasal dari IGD) dan mengantar surat pengantar permintaan foto dari dokter pengirim ke
bagian radiologi (jika pasien sebelumnya masih opname).
 Surat pengantar permintaan foto yang telah diantar perawat, ditindaklanjuti petugas radiologi untuk
mengkonfirmasi ruangan untuk mengantar pasien yang akan dilakukan pemeriksaan melalui media
elektronik (telepon) ke bagian nurse station.
 Petugas Radiologi melakukan pengecekan data ke komputer untuk dikonfirmasi melalui teramedik.
 Khusus pemeriksaan BNO+IVP, USG dan CT-Scan Abdomen harus terjadwal terebih dahulu
dikarenakan memerlukan persiapan khusus.

II. PELAYANAN TINDAKAN PEMERIKSAAN


1. Persiapan pemeriksaan
Meliputi : Alat dan bahan untuk tindakan pemeriksaan radiologi diagnostik.
Seperti : kaset,film rontgen, marker, baju pasien, dan lain-lain.
2. Pelaksanaan pemeriksaan
Meliputi : Tindakan foto pemeriksaan sesuai SPO pemeriksaan
Seperti : Pengaturan posisi pasien, posisi objek, central point/central ray dalam memenuhi
koreksi penyinaran.
3. Proses Pencucian film
Dilakukan di kamar gelap, yang memiliki safelight untuk membantu prosedur pencucian
kaset/film x-ray yang telah diekspose untuk diproses di automatic processing.
4. Pembacaan Foto
Pembacaan foto dilakukan oleh dokter radiologi setelah film siap diproses dikamar gelap.

III. PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN


1. Penyerahan hasil pemeriksaan rawat jalan
Langsung diserahkan dan diterima oleh pasien/keluarga yang bersangkutan diikuti dengan
pengekspedisian hasil Berobat jalan oleh petugas radiologi.
2. Penyerahan hasil pemeriksaan rawat jalan.
Diantar ke bagian nurse station oleh petugas radiologi ke perawat yang bertugas dan diikuti
dengan melakukan pengekspedisian hasil rawat inap.
BAB V
LOGISTIK

A. Prosedur Permintaan Barang Habis Pakai Ke Logistik


1. Bagian Tata usaha /administrasi radiologi melakukan pengorderan barang ke logistic
selambat-lambatnya 2 minggu sebelum kebutuhan pemintaan barang habis. dengan
menuliskan berbagai kebutuhan barang habis pakai di formulir permintaan barang yang
tersedia, yang disetujui oleh koordinator pelayanan radiologi dan direktur penunjang medis
(rangkap 3)
2. Formulir pengorderan barang diserahkan ke bagian logistic oleh administrasi radiologi untuk
diketahui dan ditandatangani.
3. Petugas logistik memberikan barang habis pakai sesuai dengan formulir permintaan barang
yang dibutuhkan.
4. Serah terima pemberian barang akan di tindak lanjuti oleh bagian adminstrasi radiologi.

B. Prosedur Permintaan Barang Habis Pakai Ke Bagian Farmasi


1. Adminstrasi radiologi mengisi formulir permintaan barang habis pakai yang berhubungan
dengan farmasi seperti (film X-ray konvensional, film CT-Scan, Film USG, kaset, kateter,
kapas, alkohol,obat-obatan dll) dan disetujui oleh koordinator pelayanan radiologi, direktur
penunjang medis, direktur adminstrasi & keuangan.
2. Administrasi radiologi menyerahkan blangko formulir permintaan barang habis pakai ke
bagian farmasi untuk disetujui dan ditindak lanjuti.
3. Serah terima barang dilakukan oleh pihak farmasi kepada bagian administrasi radiologi
untuk disetujui, ditandatangani, dan ditindak lanjuti.

C. Penyimpanan Barang Radiologi


Ketersediaan barang orderan radiologi yang dibutuhkan disimpan di bagian gudang radiologi
agar terorganisir dengan baik dan aman. Dan khusus pemakaian obat-obatan zat Kontrast seperti
iopamiro dan omnipaque di simpan dibagian farmasi yang sewaktu-waktu dapat diambil jika
diperlukan dengan menggunakan BKP yang diresepkan oleh bagian radiologi.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien di unit pelayanan radiologi Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan Medan:
1. Pemeriksaan identitas pasien yang benar seperti nama, umur, tempat/tanggal/tahun lahir, jenis
pemeriksaan, nomor rekam medis (RM).
2. Identifikasi formulir permintaan foto yang harus sesuai dengan permintaan dokter pengirim.
3. Pengisian formulir surat persetujuan tindakan pemeriksaan (informed consent) kepada
pasien/keluarga yang bersangkutan jika pemeriksaan menggunakan zat contrast.
4. Melakukan Skin test terhadap pasien yang memerlukan tindakan penyuntikan contrast media.
5. Pengaturan luas lapangan penyinaran yang harus sesuai dengan besar ukuran objek yang di foto
untuk meminimalkan dosis radiasi kepada pasien,personil dan masyarakat umum.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja didalam pelayanan radiologi merupakan salah satu faktor yang paling penting,
guna mengingat bahaya yang ditimbulkan baik bagi, personil (pekerja), pasien dan masyarakat umum
yang terlibat dalam paparan pemeriksaan yang berhubungan dengan Sinar-X, cairan kimia (processing)
dan instalasi listrik yang berkecimpung didalam instalasi radiologi . Oleh karena itu keselamatan kerja
di instalasi radiologi Martha friska meliputi:
1. Pemakaian APD
Terdiri dari : Apron, sarung tangan Pb, kacamata Pb, pelindung gonad dan thyroid
2. Standarisasi ruangan tindakan pemeriksaan radiologi yang dilapisi Pb (Plumbum)
3. Pengadaan kalibrasi alat –alat radiologi sesuai dengan ketetapan BAPETEN.
4. Sosialisasi pendidikan dan training bagi Radiographer.dalam meningkatkan keselamatan kerja.
5. Sosialisasi teknik prosedur pemeriksaan radiology dan radiography medic.
6. Pengaturan luas lapangan penyinaran (kolimasi) guna mengurangi dosis radiasi yang diterima.
7. Penatalaksanaan pembuangan limbah radiologi seperti cairan pencucian film dan berbagai
sampak infeksius yang memadai dan terorganisir.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu radiologi adalah salah satu proses deteksi dan koreksi adanya
penyimpangan, hasil uji, dilakukan segera setelah terjadi pemeriksaan sehingga mutu pelayanan
radiologi dapat ditingkatkan. Kegiatan perbaikan dapat dilakukan dengan tahapan identifikasi masalah,
analisis penyebab dan pemilihan pelaksanaan tindakan perbaikan.
Mutu pelayanan kesehatan utamanya pelayanan radiologi yang diselenggarakan oleh berbagai
sarana pelayanan kesehatan pada berbagai tingkat pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun
swasta belum merata dan belum sepenuhnya pelayanan sesuai apa yang diharapkan.
Kendali mutu (Quality Control) radiologi diharapkan akan dapat mengendalikan persoalan yang
berkaitan dengan kualitas gambar dan eksposi yang diterima pasien. Dengan adanya pedoman kriteria
kualitas yang dapat diterapkan dalam satu fasilitas pelayanan, maka kualitas gambar ataupun dosis
pasien dapat diukur atau dibandingkan dengan ukuran yang ada pada pedoman, sehingga ini adalah
satu bentuk pendekatan dengan dasar yang kuat dalam rangka menjaga kinerja fasilitas pelayanan
radiologi diagnostik melalui program kendali mutu.
Program kendali mutu (QCP) X-ray imaging diagnostic lebih berkonsentrasi pada aspek
instrumentasi imaging dan peralatan. Dengan demikian aktivitasi QC dimulai dari evaluasi secara rutin
dari fasilitas pemproses gambar kemudian dilanjutkan pada pesawat sinar-x yang memproduksi
gambar. Untuk mengawali suatu program kendali mutu (QCP) pada fasilitas imaging diagnostic perlu
dikerjakan terlebih dahulu dedikasi tentang analisa pengulangan –penolakan film atau lebih dikenal
dengan “ Repeat-reject film analysis (RRAP)” pada suatu pelayanan radiologi diagnostic . RRAP
merupakan sebuah tool untuk mengevaluasi kinerja dari implementasi QAP pada suatu departemen
radiologi dan informasi dari hasil analisa yang dapat dijadikan indicator keberhasilan program jaminan
mutu/kendali mutu dari peralatan X-ray imaging diagnostic.
Kegiatan kendali mutu (Quality control ) di instalasi radiologi rumah sakit Martha Friska Medan
berupa :
1. QC Unit Radiografi
Pemeriksaan harian
Meliputi: accessories yang dipergunakan untuk pemeriksaan pasien.
 Quality X-ray tube dan kolimator.
 . Generator X-Ray
* Kalibrasi Kv dengan menggunakan Kvp meter.
* Waktu ekpose
* Beam Quantity (mR/mAs)

2. QC Dari Computed Tomography Scanning (CT-Scan)


 Daily (harian) : - Kalibrasi alat CT-Scan
- Pengisian chiller
- Pengaturan kondisi suhu ruangan pemeriksaan.
 Tahunan :
* gambaran slice thicknes.
* akurasi posisi slice.
* Akurasi CT number scale dan stabilitas .
* Resolusi spatial (ketajaman gambar)
* Kemampuan deteksi kontras.

3. Quality control untuk kamar gelap, processor film dan kaset.


1. Harian : Kebersihan ruangan pemeriksaan
2. Mingguan : * kebersihan kamar gelap
- Bersih
- Terang(memiliki penerangan dalam)
- Cukup luas.
- Cahaya safelight aman bagi film.
- Kedap cahaya dari luar.
- Kedap radiasi.
* Kebersihan kaset
* Penggantian cairan processing
3. Bulanan : * penyimpanan film
* Kondisi ruangan kamar gelap , dan kelembapan.

BAB IX
PENUTUP

Pelayanan radiologi diagnostik merupakan pelayanan medik yang menggunakan semua


modalitas energi radiasi pengion, dan non-pengion, serta radiologi intervensi, untuk diagnosis dan
terapi, antara lain teknik pencitraan dan penggunaan emisi radiasi dengan sinar X, radioaktif,
ultrasonografi, radiasi radio frekuensi elektromagnetik, intervensi vaskuler dan non-vaskuler dan
merupakan bagian pelayanan integral dari pelayanan medik yang perlu mendapat perhatian khusus
karena selain bermanfaat dalam menegakkan diagnosa, juga sangat berbahaya baik bagi pasien, petugas
maupun lingkungan sekitarnya bila tidak diselenggarakan secara benar.
Dalam upaya mencapai pelayanan radiologi yang bermutu dan aman, diperlukan pengelolaan
manajemen dan teknis yang prima yang didukung oleh sarana/prasarana, sumber daya manusia dan
peralatan yang baik pula. Agar seluruh sarana pelayanan kesehatan mempunyai mutu yang sama dalam
menyelenggarakan pelayanan radiologi diagnostik, maka diperlukan standar pelayanan radiologi
diagnostik yang dapat dipakai sebagai acuan dan dipenuhi oleh sarana pelayanan kesehatan yang akan
menyelenggarakan pelayanan radiologi diagnostik.

Anda mungkin juga menyukai