Anda di halaman 1dari 9

ANAK ADHD (Attention Deficit and Hyperactivity Disorder)

MAKALAH

PSIKOPATOLOGI ANAK DAN REMAJA

Disusun

NOVI WIDIASTUTI (1709110044)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH

FAKULTAS PSIKOLOGI

2018/2019
A. LATAR BELAKANG

Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan
hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD). Kondisi ini
juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut minimal brain
dysfunction syndrome. Terhadap kondisi siswa yang demikian, biasanya para guru sangat
susah mengatur dan mendidiknya. Di samping karena keadaan dirinya yang sangat sulit untuk
tenang, juga karena anak hiperaktif sering mengganggu orang lain, suka memotong
pembicaraan guru atau teman, dan mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu yang
diajarkan guru kepadanya. Selain itu juga, prestasi belajar anak hiperaktif juga tidak bisa
maksimal. Untuk itulah dibutuhkan suatu pendekatan untuk membantu anak-anak yang
hiperaktif tersebut supaya mereka dapat memaksimalkan potnsi diri dan meningkatkan
prestasinya.

Ditinjau secara psikologis, hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal
yang disebabkan disfungsi neurologia dengan gejala utama tidak mampu memusatkan
perhatian. Begitu pula anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan
perhatian.

Gangguan ini disebabkan kerusakan kecil pada system saraf pusat dan otak sehingga
rentang konsentrasi penderita menjadi sangat pendek dan sulit dikendalikan. Penyebab
lainnya dikarenakan temperamen bawaan, pengaruh lingkungan, malfungsi otak, serta
epilepsi. Atau bisa juga karena gangguan di kepala seperti geger otak, trauma kepala karena
persalinan sulit atau pernah terbentur, infeksi, keracunan, gizi buruk, dan alergi makanan.

Pendekatan ini yaitu dengan adanya bimbingan konseling berupa layanan / treatment
yang sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga dengan demikian, diharapkan setiap anak akan
memperoleh haknya untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik tanpa terkecuali, karena
pengajaran yang diberikan telah disesuaikan dengan kemampuan dan kesulitan yang
dimilikinya.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian Anak Hiperaktif ?
b. Apa saja ciri-ciri Anak Hiperaktif ?
c. Apa faktor-faktor penyebab hiperaktif pada anak ?
d. Apa saja problem-problem yang biasa dialami oleh anak hiperaktif ?
e. Bagaimana penanganan untuk Anak Hiperaktif ?
BAB II
A. DASAR TEORI

a. Pengertian Anak Hiperaktif


Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan
hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD). Kondisi ini
juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut minimal brain
dysfunction syndrome.
Gangguan hiperkinetik adalah gangguan pada anak yang timbul pada masa
perkembangan dini (sebelum berusia 7 tahun) dengan ciri utama tidak mampu memusatkan
perhatian, hiperaktif dan impulsif. Ciri perilaku ini mewarnai berbagai situasi dan dapat
berlanjut hingga dewasa.
Dr. Seto Mulyadi dalam bukunya “Mengatasi Problem Anak Sehari-hari“ mengatakan
pengertian istilah anak hiperaktif adalah : Hiperaktif menunjukkan adanya suatu pola perilaku
yang menetap pada seorang anak. Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak
bisa berkonsentrasi dan bertindak sekehendak hatinya atau impulsif.
Sani Budiantini Hermawan, Psi., “Ditinjau secara psikologis hiperaktif adalah gangguan
tingkah laku yang tidak normal, disebabkan disfungsi neurologis dengan gejala utama tidak
mampu memusatkan perhatian.
Para ahli mempunyai perbedaan pendapat mengenai hal ini, akan tetapi mereka
membagi ADHD ke dalam 3 jenis berikut ini:
1. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian
Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, tetapi tidak hiperaktif atau Impulsif.
Mereka tidak menunjukkan gejala hiperaktif. Tipe ini kebanyakan ada pada anak perempuan.
Mereka seringkali melamun dan dapat digambarkan seperti sedang berada “di awang-
awang”.
2. Tipe anak yang hiperaktif dan impulsive
Mereka menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif dan impulsif, tetapi bisa
memusatkan perhatian. Tipe ini seringkali ditemukan pada anak- anak kecil.

3. Tipe gabungan
Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, hiperaktif dan impulsif. Kebanyakan
anak anak termasuk tipe seperti ini. Jadi yang dimaksud dengan hiperaktif adalah suatu pola
perilaku pada seseorang yang menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak terkendali, tidak
menaruh perhatian dan impulsif (bertindak sekehendak hatinya). Anak hiperaktif selalu
bergerak dan tidak pernah merasakan asyiknya permainan atau mainan yang disukai oleh
anak-anak lain seusia mereka, dikarenakan perhatian mereka suka beralih dari satu fokus ke
fokus yang lain. Mereka seakan-akan tanpa henti mencari sesuatu yang menarik dan
mengasikkan namun tidak kunjung datang.

B. Ciri-Ciri Anak Hiperaktif


Ciri utama anak yang menderita ADHD, yaitu:

1. Tidak ada perhatian


Ketidakmampuan memusatkan perhatian atau ketidak mampuan untuk berkonsentrasi
pada beberapa hal seperti membaca, menyimak pelajaran. Dan sering tidak mendengarkan
perkataan orang lain.

2. Hiperaktif
Mempunyai terlalu banyak energi. Misalnya berbicara terus menerus, tidak mampu
duduk diam, selalu bergerak, dan sulit tidur.

3. Impulsif
Sulit untuk menunggu giliran dalam permainan, sulit mengatur pekerjaannya,
bertindak tanpa dipikir, misalnya mengejar bola yang lari ke jalan raya, menabrak pot bunga
pada waktu berlari di ruangan, atau berbicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu akibatnya.

4. Menentang
Anak dengan gangguan hiperaktivitas umumnya memiliki sikap
penentang/pembangkang atau tidak mau dinasehati. Misalnya, penderita akan marah jika
dilarang berlari ke sana kemari, coret-coret atau naik-turun tak berhenti. Penolakannya juga
bisa ditunjukkan dengan sikap cuek.

5. Destruktif
Perilakunya bersifat destruktif atau merusak. Ketika menyusun lego misalnya, anak
aktif akan menyelesaikannya dengan baik sampai lego tersusun rapi. Sebaliknya anak
hiperaktif bukan menyelesaikannya malah menghancurkan mainan lego yang sudah tersusun
rapi. Terhadap barang-barang yang ada di rumah, seperti vas atau pajangan lain,
kecenderungan anak untuk menghancurkannya juga sangat besar. Oleh karena itu, anak
hiperaktif sebaiknya dijauhkan dari barang-barang yang mudah dipegang dan mudah rusak.

6. Tanpa tujuan
Semua aktivitas dilakukan tanpa tujuan jelas. Kalau anak aktif, ketika naik ke atas
kursi punya tujuan, misalnya ingin mengambil mainan atau bermain peran sebagai Superman.
Anak hiperaktif melakukannya tanpa tujuan. Dia hanya naik dan turun kursi saja.

7. Tidak sabar dan usil


Yang bersangkutan juga tidak memiliki sifat sabar. Ketika bermain dia tidak mau
menunggu giliran. “Ketika dia ingin memainkan mobil-mobilan yang sedang dimainkan oleh
temannya, dia langsung merebut tanpa ba-bi-bu,” komentar Sani. Tak hanya itu, anak
hiperaktif pun seringkali mengusili temannya tanpa alasan yang jelas. Misalnya, tiba-tiba
memukul, mendorong, menimpuk, dan sebagainya meskipun tidak ada pemicu yang harus
membuat anak melakukan hal seperti itu.

8. Intelektualitas rendah
Seringkali intelektualitas anak dengan gangguan hiperaktivitas berada di bawah rata-
rata anak normal. Mungkin karena secara psikologis mentalnya sudah terganggu sehingga ia
tidak bisa menunjukkan kemampuan kreatifnya.

Ciri-ciri khusus anak yang hiperaktif diantaranya ialah sebagai berikut :


a. Sering menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk, atau sering menggeliat.
b. Sering meninggalkan tempat duduknya, padahal seharusnya ia duduk manis
c. Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan yang tidak
selayaknya.
d. Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang.
e. Selalu bergerak, seolah-olah tubuhnya didorong oleh mesin. Juga, tenaganya tidak
pernah habis.
f. Sering terlalu banyak bicara.
g. Sering sulit menunggu giliran.
h. Sering memotong atau menyela pembicaraan.
i. Jika diajak bicara tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya (bersikap apatis
terhadap lawan bicaranya).

Beberapa hal yang dapat menyebabkan perilaku hiperaktif ialah :

Kondisi saat hamil & persalinan.


Misalnya keracunan pada akhir kehamilan (ditandai dengan tingginya tekanan darah,
pembengkakan kaki & ekskresi protein melalui urin), cedera pada otak akibat komplikasi
persalinan.

Cedera otak sesudah lahir,yang disebabkan oleh benturan kuat pada kepala anak.
Tingkat keracunan timbal yang parah dapat mengakibatkan kerusakan otak. Hal ini
ditandai dengan kesulitan konsentrasi, belajar dan perilaku hiperaktif. Polusi timbal berasal
dari industri peleburan baterai, mobil bekas, asap kendaraan atau cat rumah yang tua. Obat
untuk mengeluarkan timbal dari dalam tubuh hanya diberikan dibawah pengawasan dokter
bagi anak kadar timbalnya sudah sangat tinggi, karena obat tersebut mempunyai efek
samping.

Lemah pendengaran,
yang disebabkan infeksi telinga sehingga anak tidak dapat mereproduksi bunyi yang
didengarnya. Akibatnya, tingkah laku menjadi tidak terkendali & perkembangan bahasanya
yang lamban. Segeralah hubungi dokter THT jika anak menunjukkan ciri berikut :
perkembangan bahasa yang lambat, lebih banyak memperhatikan mimik lawan bicara & lebih
banyak berreaksi terhadap perubahan mimik & isyarat.

Faktor psikis,
Lebih banyak dipengaruhi oleh hubungan anak dengan dunia luar. Meskipun jarang,
hubungan dengan anggota keluarga dapat pula menjadi penyebab hiperaktivitas. Contoh
kasus, orang tua yang bersikap sangat tegas menyuruh anak berdiri 15 menit di pojok ruangan
untuk mengatasi ketidakdisiplinannya. Tapi setelah 15 menit berlalu, maka anak malah
mempunyai energi berlebih yang siap meledak dengan akibat lebih negatif dibanding
kesalahan sebelumnya.

C. Problem-Problem yang biasa dialami oleh Anak Hiperaktif

1. di sekolah
Anak tidak mampu mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik.
Konsentrasi yang mudah terganggu membuat anak tidak dapat menyerap materi pelajaran
secara keseluruhan. Rentang perhatian yang pendek membuat anak ingin cepat selesai bila
mengerjakan tugas-tugas sekolah. Kecenderungan berbicara yang tinggi akan mengganggu
anak dan teman yang diajak berbicara sehingga guru akan menyangka bahwa anak tidak
memperhatikan pelajaran. Banyak dijumpai bahwa anak hiperaktif banyak mengalami
kesulitan membaca, menulis, bahasa, dan matematika. Khusus untuk menulis, anak hiperaktif
memiliki ketrampilan motorik halus yang secara umum tidak sebaik anak biasa

2. Problem di rumah
Dibandingkan dengan anak yang lain, anak hiperaktif biasanya lebih mudah cemas dan
kecil hati. Selain itu, ia mudah mengalami gangguan psikosomatik (gangguan kesehatan yang
disebabkan faktor psikologis) seperti sakit kepala dan sakit perut. Hal ini berkaitan dengan
rendahnya toleransi terhadap frustasi, sehingga bila mengalami kekecewaan, ia gampang
emosional. Selain itu anak hiperaktif cenderung keras kepala dan mudah marah bila
keinginannya tidak segera dipenuhi. Hambatan-hambatan tersbut membuat anak menjadi
kurang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Anak dipandang nakal dan tidak jarang mengalami penolakan baik dari keluarga maupun
teman-temannya. Karena sering dibuat jengkel, orang tua sering memperlakukan anak secara
kurang hangat. Orang tua kemudian banyak mengontrol anak, penuh pengawasan, banyak
mengkritik, bahkan memberi hukuman. Reaksi anakpun menolak dan berontak. Akibatnya
terjadi ketegangan antara orang tua dengan anak. Baik anak maupun orang tua menjadi stress,
dan situasi rumahpun menjadi kurang nyaman. Akibatnya anak menjadi lebih mudah
frustrasi. Kegagalan bersosialisasi di mana-mana menumbuhkan konsep diri yang negatif.
Anak akan merasa bahwa dirinya buruk, selalu gagal, tidak mampu, dan ditolak.

3. Problem berbicara
Anak hiperaktif biasanya suka berbicara. Dia banyak berbicara, namun sesungguhnya
kurang efisien dalam berkomunikasi. Gangguan pemusatan perhatian membuat dia sulit
melakukan komunikasi yang timbal balik. Anak hiperaktif cenderung sibuk dengan diri
sendiri dan kurang mampu merespon lawan bicara secara tepat.

4. Problem fisik
Secara umum anak hiperaktif memiliki tingkat kesehatan fisik yang tidak sebaik anak
lain. Beberapa gangguan seperti asma, alergi, dan infeksi tenggorokan sering dijumpai. Pada
saat tidur biasanya juga tidak setenang anak-anak lain. Banyak anak hiperaktif yang sulit
tidur dan sering terbangun pada malam hari. Selain itu, tingginya tingkat aktivitas fisik anak
juga beresiko tinggi untuk mengalami kecelakaan seperti terjatuh, terkilir, dan sebagainya.

D. Penanganan untuk Anak Hiperaktif

Cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mendidik dan membimbing anak-anak mereka
yang tergolong hiperaktif :
a. Orang tua perlu menambah pengetahuan tentang gangguan hiperaktifitas
b. Kenali kelebihan dan bakat anak
c. Membantu anak dalam bersosialisasi
d. Menggunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat
positif (misalnya memberikan pujian bila anak makan dengan tertib), memberikan
disiplin yang konsisten, dan selalu memonitor perilaku anak
e. Memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak untuk menyalurkan
kelebihan energinya
f. Menerima keterbatasan anak
g. Membangkitkan rasa percaya diri anak
h. Dan bekerja sama dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi anak yang
sebenarnya
i. Disamping itu anak bisa juga melakukan pengelolaan perilakunya sendiri dengan
bimbingan orang tua.

Contohnya dengan memberikan contoh yang baik kepada anak, dan bila suatu saat
anak melanggarnya, orang tua mengingatkan anak tentang contoh yang pernah diberikan
orang tua sebelumnya.

BAB III
PEMBAHASAN
a. Analisis
Anak ini cenderung melakukan kegiatan yang lebih dari teman-temannya dan bahkan
dalam kegaiatan apapun selalu memainkan tangannya dengan menggerak-gerakkan jari
menyentuh temannya dan mulai mengganggu temannya yang lain.
b. Sintesis
Kesimpulan sementara anak ini termasuk anak yang hiperaktif karena dalam setiap
kegiatan yang dilakukan selalu disertai dengan sikap yang lebih dari temannya yang lain
mulai dari menggerakkan kaki, tangan, badan, kepala dan mulutnya.
c. Diagnosis
Dari yang saya amati, anak tersebut kurang perhatian dari orang tuanya yang sibuk
dengan pekerjaannya, karena setiap diperhatikan kegiatan dalam kelas ternyata anak tersebut
dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, dan penyebabnya adalah karena kurangnya
perhatian dari orang tua dengan kegaitan anak.
d. Proknosis
Langkah awalnya dengan cara memberikan perhatian lebih terhadap anak tersebut
didalam kelas dalam proses belajar dan dalam kegiatan diluar kelas
e. Tritmen

Berikut ini adalah beberapa tips yang perlu diketahui bagi semua orang tua atau guru
dalam menangani anak hiperaktif:

1. Ajarkan disiplin pada anak hiperaktif


Disiplin akan membuat anak bisa mengatur dirinya dengan baik. Melatih anak untuk
disiplin bukanlah disiplin yang terlalu keras dan terlalu mengatur tapi di sini anak dilatih
untuk mengatur dan membentuk lingkungan anak, yaitu dengan memberikan kebiasaan-
kebiasaan rutin melalui latihan yang ditanamkan orang tua secara tekun di rumah. Sebagai
contoh, mengatur waktu untuk bangun tidur, saat makan, saat membuat PR, menonton
televisi, dan sebagainya. Disiplin digunakan kepada anak guna membangun kebiasaan hidup
yang lebih tertib dan teratur.

2. Jangan menghukum anak hiperaktif berlebihan


Perilaku menghukum anak bukanlah kebiasaan baik untuk orang tua dalam mendidik
anak, karena dengan sikap yang cenderung untuk menghukum anak secara berlebihan, baik
itu secara verbal maupun non-verbal akan mempengaruhi faktor psikologi anak. Contohnya,
apabila anak mengotori kamarnya maka hukumlah dia dengan disuruh untuk menghapalkan
sebuah cerita, yang jika anak tidak mau atau tidak bisa dia tidak boleh menonton acara
kesayangannya selama seminggu.
3. Jangan menganggap anak hiperaktif sebagai anak nakal, malas, atau bodoh
Pemberian label kepada anak sebagai anak nakal, malas atau bodoh juga bukanlah sikap
yang baik dalam mendidik anak. Bila hal tersebut berlarut-larut dilakukan maka
permasalahan yang dihadapi oleh anak akan sangat kompleks. Karena akhirnya anak akan
bersikap seperti yang dilabelkan kepadanya.

4. Memberi kasih sayang yang cukup.


Hal yang paling penting diperhatikan oleh orang tua yang mengalami permasalahan anak
hiperaktif yaitu orang tua harus lebih memperhatikan dan memberikan kasih sayang tapi
bukan berarti memanjakannya, orang tua harus memahami dan mengetahui semua kebutuhan
anak.

BAB IV
KESIMPULAN
1. Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan
hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD).

2. Para ahli mempunyai perbedaan pendapat mengenai hal ini, akan tetapi mereka membagi
ADHD ke dalam 3 jenis berikut ini:
a. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian
b. Tipe anak yang hiperaktif dan impulsive
c. Tipe gabungan

3. Ciri-Ciri Anak Hiperaktif


Tidak ada perhatian, Hiperaktif, Impulsif, Menentang, Destruktif, Tanpa tujuan, Tidak
sabar dan usil, Intelektualitas rendah.

4. Faktor-Faktor Penyebab Hiperaktif pada Anak


Kondisi saat hamil & persalinan, Cedera otak sesudah lahir, Keracunan timbal yang
parah, Lemah pendengaran, Faktor psikis.
5. Problem-Problem yang biasa dialami oleh Anak Hiperaktif
Problem di sekolah, Problem di rumah, Problem berbicara, Problem fisik

6. Penanganan untuk Anak Hiperaktif


Contohnya dengan memberikan contoh yang baik kepada anak, dan bila suatu saat
anak melanggarnya, orang tua mengingatkan anak tentang contoh yang pernah diberikan
orang tua sebelumn
Daftar Pustaka

Jurnal Istiqamah Aulia(2013).Anak ADHD (Attention Deficit and Hyperactivity


Disorder).Samarinda:1-4

Anda mungkin juga menyukai