8
2.1.2 Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi yang baik dalam pelaksanaannya diharapkan akan
memberikan atau menghasilkan informasi-informasi yang berkualitas serta
bermanfaat bagi pihak manajemen khususnya, serta pemakai-pemakai informasi
lainnya dalam pengambilan keputusan. Sistem informasi akuntansi yang baik
dirancang dengan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi fungsinya, yaitu
mengasilkan informasi akuntansi yang tepat waktu, relevan dan dipercaya. Selain
itu dalam suatu sistem informasi akuntansi terdapat unsure fungsi pengendalian
sehingga mengurangi terjadinya ketidakrelevanan atau ketidak pastian penyajian
informasi. Oleh karena itu, baik buruknya suatu sistem informasi dapat
mempengaruhi fungsi manajemen dalam melakukan pengendalian internal karena
informasi yang dihasilkan dapat dipergunakan untuk hal pengambilan keputusan.
Fungsi sistem informasi akuntansi menurut Azhar Susanto (2008:8) adalah:
1. Mendukung aktivitas sehari-hari perusahaan
2. Mendukung proses pengambilan keputusan
3. Membantu dalam memenuhi tanggung jawab pengelolaan perusahaan.
9
aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai
aktivitas tersebut.
2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen
untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan evaluasi.
3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga asset-aset
organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data
tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat, dan andal.
10
3. Data tentang organisasi dan proses bisnis
4. Perangkat lunak yang digunakan untuk memproses dan data organisasi
5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, dan perangkat jaringan
komunikasi yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah,
dan mengirim data dan informasi.
6. Internal kontrol dan langkah-langkah keamanan yang menjaga data dalam
sistem informasi akuntansi.
Komponen sistem informasi terdiri dari beberapa bagian yang saling
berintegrasi yang membentuk sebuah sistem. Menurut Azhar Susanto (2008:207)
Komponen sistem informasi dapat dikelompokan sebagai berikut :
1. Perangkat keras (Hardware)
2. Perangakat lunak (Software)
3. Manusia (Brainware)
4. Prosedur (Procedure)
5. Basis data (Data Base)
6. Jaringan komunikasi (Communication Network)
11
Processor
Memory
Motherboard
Hardisk
CD Rom
Expansion slots
Device Controller (Multi I/O, VGA Card, Sound Card)
Komponen lainnya (Fan, baterai connector, powersupply, dll)
c. Bagian Output
Peralatan output merupakan peralatan-peralatan yang digunakan
untuk mengeluarkan informasi hasil pengolahan data. Ada beberapa
macam peralatan output yang biasa digunakan yaitu printer, layar
monitor, head mount display (HMD), LCD (Liquid Crystal Display
Projector) dan speaker.
d. Bagian Komunikasi
Peralatan komunikasi adalah peralatan-peralatan yang digunakan agar
komunikasi data berjalan dengan baik. Ada banyak jenis peraltan
komunikasi, beberapa diantaranya adalah :
Network Card untuk LAN dan Wireless LAN
HUB/Switching dan Access point wireless LAN
Fiber Optic dan Router dan Range Extender
Berbagai maca Modem (Internal, External, PCMIA) dan wireless
cardbus adapter
Pemancar dan penerima
Very small apertur satelit (VSAT) dan Satelit
12
merupakan kumpulan dari perintah-perintah komputer yang tersusun
secara sistematis.
Software dapat dikelompokkan mejadi dua yaitu perangkat lunak sistem
(System Software) dan perangkat lunak aplikasi (Aplication Software)
a. System Software
Perangkat lunak sistem merupakan kumpulan dari perangkat lunak
yang digunakan untuk mengendalikan sistem komputer yang meliputi
sistem operasi (Operating System), Interpreter dan Compiler.
Operating System
Operating System berfungsi untuk mengendalikan hubungan antara
komponen-komponen yang terpasang dalam suatu sistem
komputer misalnya antara keyboard dengan CPU, dengan layar
monitor dan lain-lain.
Interpreter
Interpreter merupakan software yang berfungsi sebagai
penerjemah bahasa yang dimengerti oleh manusia ke dalam bahasa
yang dimengerti oleh komputer. (bahasa mesin) per perintah.
Compiler
Compiler berfungsi untuk penerjemah bahasa yang dipahami oleh
manusia kedalam bahasa yang dipahami oleh komputer secara
langsung satu file.
b. Application System
Perangkat lunak aplikasi atau sering disebut ‘paket aplikasi’
merupakan software jadi yang siap untuk digunakan. Software ini
dibuat oleh perusahaan perangkat lunak tertentu (Software House)
baik dari dalam maupun luar negeri yang umumnya berada di Amerika.
Macam-macam application software :
Sistem Informasi Akuntansi (Quicken, Peachtree)
Word Processing (Word 2000, Wordpro, Wordperfect)
Desktop Publishing (Page Maker, Ventura)
Spreadsheet (Excel 2000, Lotus 123, Quatopro)
13
3. Manusia (Brainware)
Brauinware atau sumber daya manusia (SDM) merupakan bagian
terpenting dari komponen sistem informasi dalam dunia bisnis yang
dikenal sebagai Sistem Informasi Akuntansi. Komponen SDM ini
merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan komponen lainnya
didalam suatu sistem informasi sebagai hasil dari perencanaan, analisis,
perancangan, dan strategi implementasi yang didasarkan kepada
komunikasi diantara sumber daya manusia yang terlibat dalam suatu
organisasi.
Sumber daya manusia (SDM) sistem informasi atau sistem informasi
akuntansi merupakan sumber daya yang terlibat dalam pembuatan sistem
informasi, pengumpulan dan pengolahan data, pendistribusian dan
pemanfaatan informasi yang dihasilakan oleh sistem informasi tersebut.
Beberapa kelompok SDM suatu organisasi yang terlibat dalam beberapa
aktivitas diatas secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam pemilik
dan pemakai sistem informasi.
Pemilik Sistem Informasi
Pemilik sistem informasi merupakan sponsor terhadap
dikembangkannya sistem informasi. Mereka biasanya bertanggung
jawab terhadap biaya dan waktu yang digunakan untuk
pengembangan serta pemeliharaan sistem informasi, mereka juga
berperan sebagai pihak penentu dalam menentukan diterima atau
tidaknya sistem informasi
Pemakai Sistem Informasi
Para pemakai sistem informasi sebagian besar merupakan orang-
orang yang hanya akan megnggunakan sistem informasi yang telah
dikembangkan seperti operator dan manajer (end user). Para pemakai
akhir sistem informasi tersebut menentukan:
1. Masalah yang harus dipecahkan
2. Kesempatan yang harus diambil
3. Kebutuhan yang harus dipenuhi, dan
14
4. Batasan-batasan yang harus termuat dalam sistem informasi.
Mereka juga cukup memperhatikan tayangan aplikasi dikomputer
baik dalam bentuk form input maupun form outputnya.
4. Prosedur (Procedure)
Prosedur merupakan rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan
secara berulang-ullang dengan cara yang sama. Sedangkan aktivitas pada
dasarnya melakukan suatu kegiatan berdasarkan informasi yang masuk
dan persepsi yang dimiliki tentang informasi tersebut, karena itu aktivitas
merupakan fungsi dari sistem informasi.
15
merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Secara umum istilah kinerja juga digunakan untuk sebagian atau seluruh
tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode dengan referensi
pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau diproyeksikan, gambaran
apakah suatu kinerja sistem yang ada sudah sesuai dengan yang dibutuhkan serta
sesuai dengan tujuan. Selain itu kinerja bertujuan untuk evaluasi yang menekankan
pada perbandingan untuk pengembangan yang menekankan perubahan-perubahan
pada periode tertentu, pemeliharaan sistem, serta untuk dokumentasi keputusan-
keputusan bila terjadi peningkatan.
Untuk menilai kinerja sistem informasi akuntansi dapat dinilai dari PIECES
yaitu kerangka yang dikemukakan oleh James Wetherbe dalam Azhar Susanto
(2008:322). PIECES dapat digunakan sebagai dasar analisis tingkat kepentingan
suatu masalah atau efektivitas suatu solusi, yang terdiri dari beberapa kerangka
kerja, yaitu:
1. Performance
2. Information
3. Economy
4. Control
5. Efficiency
6. Service
Persoalan kinerja sistem informasi akuntansi tersebut dijelaskan sebagai
berikut:
1. Kinerja (performance)
Throughput, banyaknya pekerjaan yang dapat dihasilkan dalam satu
waktu terntentu
Response Time, rata-rata waktu antara transaksi atau permintaan dan
respon yang dihasilkan
2. Informasi (information)
a. Output
Kekurangan informasi
Kekurangan informasi yang dibutuhkan
16
Kekurangan informasi yang relevan
Terlalu banyak informasi
Informasi yang tidak dalam format yang dapat digunakan
Informasi yang tidak akurat
Informasi yang sulit dihasilkan
Informasi yang tidak tersedia pada waktunya penggunaan
selanjutnya
b. Input
Data tidak terambil
Data tidak terambil pada waktunya sehinggan menjadi tidak berguna
Data tidak terambil secara akurat
Data sulit diambil
Data terambil secara berulang-ulang
Terlalu banyak data yang terambil
Data yang tidak sah terambil
c. Penyimpanan Data
Data tersimpan berlebihan dibeberapa file atau database
Data tersimpan secara tidak akurat
Penyimpanan data tidak aman
Penyimpanan data tidak terorganisasi
Data tidak fleksibel
Data tidak dapat diakses dari penyimpanan.
3. Ekonomis (economy)
Masalah biaya yang biasanya dikaitkan dengan masalah ekonomi. Salah
satunya yang menjadi kendala adalah adanya kelemahan dalam
pemborosan waktu dan alat sehingga terjadi pembengkakan operasional
tidak dapat dihindari.
4. Control atau pengendalian (control)
Menilai apakah prosedur yang ada saat ini masih dapat ditingkatkan
sehingga kualitas pengendalian menjadi semakin baik, dan
17
kemampuannya untuk mendeteksi kesalahan/ kecurangan menjadi
semakin baik pula
5. Efisiensi (eficiency)
Menilai apakah prosedur yang ada saat ini masih dapat diperbaiki,
sehingga tercapai peningkatan efisiensi operasi.
6. Pelayanan (service)
Menilai apakah prosedur yang ada saat ini masih dapat diperbaiki
kemampuannya untuk mencapai peningkatan kualitas layanan.
18
1. Keterlibatan pemakai dalam sistem informasi
2. Kemampuan teknik personal sistem informasi
3. Ukuran organisasi
4. Dukungan manajemen puncak
5. Formalisasi pengembangan sistem informasi
6. Program pelatihan dan pendidikan pemakai
7. Keberadaan dewan pengarah sistem informasi
8. Lokasi departemen sistem informasi
19
4. Tjhai Fung Jen (2002) dalam Luciana (2007) berpendapat bahwa
semakin besar dukungan yang diberikan maka manajemen puncak akan
meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya
hubungan positif antara dukungan manajemen puncak dalam proses
pengembangan dan pengoperasian sistem informasi akuntansi dengan
kinerja informasi akuntansi yang akan berpengaruh pada tingkat
kepuasan pemakai.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Neal dan Reader dalam Acep Komara
(2005) secara empiris menunjukkan hubungan positif antara riset
operasional atas keberhasilan kelompok manajemen sains dan
formalisasi dengan proseduralisasi riset operasi atau manjemen sains.
Formalisasi dimaksudkan sebagai prosedur yang diterapkan untuk
formalisasi pengembangan sistem, semakin tinggi tingkat formalisasi
pengembangan sistem informasi di perusahaan akan meningkatkan
kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang
posif antara formalisasi pengembangan sistem dengan kinerja sistem
informasi akuntansi.
6. Program pelatihan pemakai. Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa
kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi apabila program-
program pelatihan dan pendidikan pemakai diperkenalkan.
7. Keberadaan dewan pengarah sistem informasi. Thjai Fun Jen (2002)
berpendapat bahwa kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi
apabila terdapat dewan pengarah.
8. Lokasi dari departemen sistem informasi. Thjai Fung Jen (2002)
mengemukakan kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi
apabila departemen sistem informasi terpisah dan berdiri sendiri.
Dalam penelitian ini hanya 2 faktor yang akan diteliti oleh penulis yaitu
dukungan manajemen puncak, dan program pelatihan dan pendidikan bagi
pemakai.
20
2.1.5 Keterlibatan Pemakai Sistem
Menurut Olson & Ives dalam Choe dalam Acep Komara (2005). Keterlibatan
pengguna merupakan keterlibatan dalam proses pengembangan sistem oleh anggota
organisasi atau anggota dari kelompok pengguna target. Beberapa alasan
pentingnya keterlibatan user dalam perancangan dan pengembangan sistem
informasi menurut Azhar Susanto (2008:369) adalah sebagai berikut:
a. Kebutuhan user
b. Pengetahuan akan kondisi lokal
c. Keengganan untuk berubah
d. User merasa terancam
e. meningkatkan alam demokrasi
Lebih lengkap Azhar Susanto menerangkan pentingnya keterlibatan pemakai
dalam pengembangan sistem informasi sebagai berikut:
a) Kebutuhan pemakai
Pemakai adalah orang dalam perusahaan. Analisis sistem adalah orang
diluar perusahaan. Sistem informasi dkembangkan bukan untuk
pembuat sistem tapi untuk pemakai agar sistem bisa diterapkan, sistem
tersebut harus bias menyerap kebutuhan pemakai dan yang tahu
kebutuhan pemakai adalah pemakai sendiri, sehingga keterlibatan
pemakai dalam pengembangan sistem akan meningkatkan tingkat
keberhasilan walaupun tidak memberikan jaminan berhasil.
b) Pengetahuan akan kondisi lokal
Pemahaman terhadap lingkungan di mana sistem informasi akuntansi
akan ditetapkan perlu dimiliki oleh perancangan sistem informasi, dan
untuk memperoleh pengetahuan tersebut perancang sistem harus
meminta bantuan pemakai yang sangat memahami lingkungan
tempatnya bekerja.
c) Keengganan untuk berubah
Seringkali pemakai merasa bahwa sistem informasi disusun tidak dapat
dipergunakan dan tidak sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengurangi
21
keengganan untuk berubah itu dapat dikurangi bila pemakai terlibat
dalam proses perancangan dan pengembangan sistem informasi.
d) Pemakai merasa terancam
Banyak pemakai menyadari bahwa penerapan sistem informasi
computer dalam organisasi mungkin saja mengancam
pekerjaannya,atau menjadikan kemampuan yang dimilikinya tidak lagi
relevan dengan kebutuhan organisasi. Keterlibatan pemakai dalam
proses perancangan dan pengembangan sistem informasi merupakan
salah satu cara menghindari kondisi yang tidak diharapkan dari dampak
penerapan sistem informasi akuntansi dengan computer.
e) Meningkatkan alam demokrasi
Makna dari demokrasi di sini adalah bahwa pemakai dapat terlibat
secara langsung dalam mengambil keputusan yang akan berdampak
kepada mereka. Penerapan sistem informasi berbasis computer tentu
akan berdampak kepada para pegawai, oleh karenanya diperlukan
keterlibatan pemakai secara langsung dalam proses perancangan sistem
informasi akuntansi ini.
Teknik pada umumnya berhubungan dengan data dan prosesnya, tetapi dalam
kaitannya dengan pengembangan sistem informasi, teknik Joint Application
Development (JAD) adalah suatu teknik baru yang berhubungan dengan manusia.
JAD adalah suatu kerja sama yang terstruktur antara pemakai sistem informasi,
manajer dan ahli sistem informasi untuk menentukan dan ,menjabarkan permintaan
pemakai, teknik-teknik yang dibutuhkan dan unsure rancangan eksternal (input,
output, tampilan). Tujuan dari JAD adalah memberikan kesempatan pada user dan
manajemen untuk berpartisipasi secara luas dalam siklus pengembangan sistem
informasi.
Dalam hal ini partisipasi pemakai sistem informasi seperti yang dikemukakan oleh
Azhar Susanto (2008:367) dapat dilihat dari:
1. Hubungan
2. Wawasan
3. Tanggung jawab
22
4. Waktu
5. Keinginan User
6. Nilai, kepuasan, dan dukungan
7. Biaya
Berikut penjelasan mengenai indikator-indikator yang ada sebagai berikut :
1. Meningkatkan hubungan antara user, manajemen dan ahli sistem informasi.
2. Memperluas wawasan user dan manajemen dalam bidang computer, disisi
lain memperluas wawasan bisnis dan aplikasinya bagi ahli sistem informasi
3. Meringankan beban tanggung jawab user dan manajemen bila terjadi
konflik
4. JAD umurnya juga mempersingkat waktu pengembangan sistem informasi
yang biasanya diperlukan untuk melakukan berbagai wawancara, melalui
satu pola kerja yang lebih terstruktur.
5. Melalui penentuan keinginan user yang lebih tepat dan penentuan prioritas
utama, maka pengguna JAD ini akan lebih menghemat biaya
6. JAD seringkali menghasilkan sistem informasi yang lebih bernilai dan
memberikan kepuasan yang lebih baik bagi user maupun pihak manajemen,
sehingga meningkatkan kepercayaan dan dukungan user dan manajemen
terhadap projek pengembangan sistem informasi yang dilakukan.
7. Mengurang biaya pemeliharaan, karena sejak versi pertama dihasilkan, telah
mampu memenuhi kebutuhan organisasi umumnya.
23
c. Pengambilan keputusan tersebut terbatas pada tahapan-tahapan yang
memungkinkan pemakai atau karyawan terlibat dalam pengambilan
keputusan.
d. Kurangnya kesempatan untuk melakukan uji coba dan kurangnya kesempatan
untuk belajar. Hal ini muncul karena ketakutan akan tingginya biaya yang
perlu dikeluarkan untuk kegiatan tersebut.
24
yang dialih bahasakan oleh Diana Angelica menyebutkan kemampuan pemakai
sistem informasi dapat dilihat dari :
1. Pengetahuan (knowledge)
2. Kemampuan (abilities)
3. Keahlian (skills)
25
yang baru sangat dibutuhkan, hal ini penting dalam pengoperasian sistem agar
sistem dapat beroperasi secara maksimal.
26
2.1.8 Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakai
Pengembangan sistem pada umumnya akan lebih baik jika para anggota
dilatih sebelumnya. Tentu saja, taraf pelatihan harus disesuaikan dengan
pengetahuan setiap anggota. Anggota yang mewakiliki pemakai, serta para akuntan
dan analisis sistem junior, mungkin sekali akan memerlukan pelatihan tingkat dasar
dibidang analisis dan perancangan. Selain untuk meningkatkan keterampilan teknis,
pelatihan semacam itu juga berguna untuk memperbaiki komunikasi dikalangan
anggota sistem informasi yang baru dimplementasikan biasanya membutuhkan
personel baru untuk mengoperasikan dan memeliharanya.
Menurut Wilkinson (2000:557) mengemukakan;
“new employee should receive orientation concerning the business ctivities
of the firm itus objectives and policies. Thoses who will directly nteract with
the new system also need to receive intensive training in its pecific
operations and rules.”
27
Sedangkan komponen-komponen pelatihan sebagaimana dijelaskan oleh
Mangkunegara (2005), terdiri dari :
1. Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan dapat di ukur.
2. Para pelatih harus ahlinya yang berkualitas.
3. Materi pelatihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak
dicapai.
4. Peserta pelatihan dan pengembangan (trainers) harus memenuhi persyaratan yang
ditentukan.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti Variabel penelitian, Hasil
Soegiharto - keterlibatan pengguna Faktor keterlibatan pengguna yang
(2001), “Influence dalam pengembangan berpengaruh secara positif dan
Factors Affecting SIA (X1) signifikan terhadap penggunaan
The Performance - ukuran organisasi (X2) sistem. Faktor ukuran organisasi
of Accounting - formalisasi dan formalisasi pengembangan
Information pengembangan sistem sistem dengan penggunaan sistem
Systems” (X3) dan faktor ukuran organisasi
- ukuran organisasi (X4) dengan kepuasan pengguna sistem
- penggunaan sistem (Y1) informasi berhubungan secara
- kepuasan pengguna (Y2) signifikan tetapi memiliki korelasi
negatif.
Fung Jen (2002), - formalisasi Hasil penelitian menunjukkan
“Faktor-Faktor pengembangan SIA (X1) formalisasi pengembangan SIA
yang - lokasi departemen SIA berpengaruh positif signifikan
Mempengaruhi (X2) terhadap kepuasan pengguna, dan
Kinerja Sistem - penggunaan sistem (Y1) berpengaruh negatif terhadap
Informasi - kepuasan pengguna (Y2) penggunaan sistem. Faktor
Akuntansi” departemen SIA yeng berdiri sendiri
kepuasan pengguna lebih rendah
daripada departemen SIA yang
bergabung dengan dapartemen lain.
28
Peneliti Variabel penelitian, Hasil
- program pelatihan (X1) Tidak terdapat perbedaan yang
Komara (2005),
- pendidikan pengguna signifikan antara ada atau tidaknya
“Analisis Faktor-
SIA (X2) program pelatihan dan pendidikan
Faktor yang
- keberadaan komite bagi pengguna SIA, ada atau
Mempengaruhi
pengendali SIA (X3) tidaknya keberadaan komite
Kinerja Sistem
- lokasi departemen SIA pengendali SIA, serta terpisah atau
Informasi
(X3) tidaknya departemen SIA dengan
Akuntansi”
- penggunaan sistem (Y1) departemen lain.
- kepuasan pengguna (Y2)
Luciana dan - Keterlibatan pemakai Keterlibatan pemakai dalam
Irmaya (2007) dalam pengembangan pengembangan SIA, kemampuan
“Faktor-Faktor SIA (X1) teknik personal, ukuran
Yang - Kemampuan Teknik organisasi, formalisasi
Mempengaruhi Personal SIA (X2) pengembangan SI tidak
Kinerja SIA” - Ukuran Organisasi (X3) berpengaruh terhadap kepuasan
- Dukungan Manajemen dan pemakaian.
Puncak (X4) Dukungan manajemen puncak
- Formalisasi berpengaruh terhadap kepuasan
Pengembangan SI (X5) dan pemakain. Program pelatihan
- Program Pelatihan dan dan pendidikan dan keberadaan
Pendidikan (X6) dewan pengarah,data tidak dapat
- Keberadaan Dewan diolah, dikarenakan tidak ada
Pengarah (X7) pembedaan jawaban pada hasil
- Lokasi Departemen SI kuisioner, hal ini disebabkan
(X8) jawaban pada pertanyaan ada
- penggunaan sistem (Y1) tidaknya program pelatihan
- kepuasan pengguna (Y2) dan pendidikan dan data ada
tidaknya dewan pengarah sistem
informasi menunjukan bahwa
keseluruhan responden menjawab
bahwa terdapat
29
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan Program pendidikan dan pelatihan
Pemakai terhadap Kinerja Sistem Informasi Akutansi
2.3 Hipotesis
a. Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi
Dukungan manajemen puncak mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi
b. Pengaruh Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakai terhadap
Kinerja Sistem Informasi Akuntasi
Program pendidikan dan pelatihan pemakai mempunyai pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
c. Pengaruh Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakai terhadap
Kinerja Sistem Informasi Akuntasi
Dukungan Manajemen Puncak dan Program pendidikan dan pelatihan
pemakai mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi.
30