Diah Lestari BAB II PDF
Diah Lestari BAB II PDF
Diah Lestari BAB II PDF
TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan
1. Pengertian kehamilan
Masa kehamilan adalah sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi.Lamanya hamil normal 40 minggu atau 9 bulan 7 hari dihitung
dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2008 hal 133).
Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin di dalam rahim
seorang perempuan. Masa kehamilan didahului oleh terjadinya
pembuahan yaitu bertemunya sel sperma laki-laki dengan sel telur.
setelah pembuahan, terbentuk kehidupan baru berupa janin dan tumbuh
di dalam rahim ibu yang merupakan tempat berlindung yang aman dan
nyaman bagi janin. (Ratna, 2011 hal 92)
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak
hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati,
yang menandai awal periode antepartum. Sebaliknya periode
prenataladalah kurun waktu terhitung sejak hari pertama haid terakhir
hingga kelahiran bayi yang menandai awal periode pascanatal. (Varney,
2007 hal 492)
secara umum pengertian kehamilan adalah dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin. Dimana periode kehamilan dihitung dari hari
pertama haid terakhir (HPHT). Lamanya kehamilan normal yaitu 40
minggu atau 9 bulan 7 hari.Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan
dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
a. Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 13 minggu).
b. Kehamilan triwulan kedua (antara 13 sampai 27 minggu).
c. Kehamilan triwulan ketiga/terakhir (antara 27 sampai 40
minggu).(Varney, 2007 hal 492)
b. Serviks
Perubahan-perubahan normal akibat kehamilan menyebabkan
perluasan, eversi, kelenjar endoservikskolumnar. Pada trimester
tiga kehamilan aktivitas uterus selama kehamilan menyebabkan
serviksmengalami pematangan secara bertahap dan kanal
mengalami dilatasi. (Cuningham, 2012 hal 114)
c. Vagina dan perineum
Dinding vagina mengalami perubahan sebagai persiapan untuk
meregang saat persalinan. Perubahan ini mencakup peningkatan
bermakna ketebalan mukosa, melonggarnya jaringan ikat, dan
hipertofisel otot polos. (Cuningham 2012, hal 116)
d. Sistem Traktus Uranius
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul
menyebabkan sering kencing. Pada kehamilan lanjut pelvis ginjal
kanan dan ureter lebih berdilatasi dari pada pelvis kiri akibat
3) Tanda Chadwick
Perubahan warna mejadi kebiruan atau keuangan pada vulva,
vagina, dan serviks.Perubahan warna ini disebabkan oleh
pengaruh hormon estrogen.
4) Tanda Piscaseck
Uterus mengalami pembesaran, kadang-kadang pembesaran
tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat
tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus membesar ke salah
satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran.
5) Tanda Broxton-Hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi.
6) Teraba ballottement
Merupakan fenomena bandul atau pantulan balik.Ini adalah
tanda adanya janin di dalam uterus.
7) Reaksi kehamilan positif
Dengan tes ini dapat membantu menentukan diagnosa
kehamilan sedini mungkin yaitu dengan menggunakan urin.
c. Tanda pasti kehamilan
1) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba bagian-
bagian janin. Gerakan janin dapat dirasakan pada usia
kehamilan sekitar 20 minggu.
2) Terdengar denyut jantung janin
Dapat didengar usia 12 minggu dengan menggunakan alat
fetal misalnya dopler. Dengan stetoskop laenec dapat
didengar pada usia kehamlan 18-20 minggu.
3) Bagian-bagian janin
Yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian
kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada
usia kehamilan lebih tua. Pada pemeriksaan USG terlihat
adanya kantong kehamilan, ada gambaran embrio.
4) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya tulang-tulang janin.
(Hanni, Ummi 2011 hal 72-75)
i. Persiapan Laktasi
Sejak bulan keenam dan ketujuh kehamilan, kebanyakan wanita
termotivasi untuk mempelajari persiapan payudara dan
menyusui.(Kusmiyati, 2010 hal 103-126)
6. Ketidaknyamanan selama kehamilan trimester III
a. Keputihan
Penyebabnya peningkatan produksi lendir dan kelenjar
endoservikal sebagai akibat peningkatan kadar estrogen.
Pencegahannya yaitu meningkatkan kebersihan sengan mandi
setiap hari dan menghindari pencucian vagina dan mencuci vagina
dengan sabun dari arah depan ke belakang.
b. Sering BAK
Penyebabnya tekanan uterus pada kandung kemih. Cara
mengatasinya yaitukosongkan serasa ada dorongan untuk
kencing, perbanyak minum pada siang hari, batasi minum bahan
diuretika alamiah seperti kopi, teh, kola dan caffein.
c. Hemorroid
Penyebabnya tekanan yang meningkat dari uterus gravid terhadap
vena hemoroida. Pencegahannya yaitu mengkonsumsi makanan
yang berserat, gunakan kompres es, kompres hangat atau sit
bath.
d. Konstipasi
Peningkatan kadar progesteron yang menyebabkan peristaltik
usus jadi lambat, dan penurunan motilitas sebagai akibat dari
relaksasi otot-otot halus. Pencegahannya yaitu minum cairan
dingin atau panas ketika perut kosong, istirahat cukup, senam.
e. Sesak nafas
Uterus membesar dan penekanan pada diafragma.
Pencegahannya yaitu Latihan nafas melalui senam hamil, tidur
dengan bantal ditinggikan, makan tidak terlalu banyak, konsul
dokter bila ada asma.
f. Pusing
Penyebabnya yaitu pengumpulan darah di dalam tungkai, yang
mengurangi aliran balik vena dan menurunkan output cardiac serta
tekanan darah dengan tekanan darah dengan tegangan yang
meningkat. Pencegahannya yaitu bangun secara perlahan dari
posisi istirahat, hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang
hangat, hindari berbaring dalam posisi terlentang, konsul untuk
rasa sakit yang terus menerus.(Kusmiyati, 2010 hal 143-153)
7. Deteksi dini bahaya atau komplikasi ibu dan janin pada kehamilan
muda
a. Perdarahan pervaginam
Perdarahan pervaginam adalah perdarahan yang terjadi pada
kehamilan kurang dari 22 minggu. Perdarahan berwarna merah
terang maupun berwarna merah tua (coklat kehitaman). Hal ini
dapat mengancam kesehatan ibu dan janin sehingga perdarahan
yang terjadi selama kehamilan harus diselidiki.Penyebab
perdarahan yaitu abortus, kehamilan ektopik terganggu (KET),
dan mola hidatidosa. Penatalaksanaannya yaitu :
b. Hipertensi Gravidarum
Hipertensi adalah kenaikan tekanan diastolik15 mmhg atau paling
rendah 90 mmhg tekanan sistolik 30 mmhg atau paling rendah
140 mmhg. Hipertensi gravidarum dibagi menjadi dua yaitu :
1) Hipertensi gestasionalyaitu hipertensi yang terjadi setelah usia
kehamilan 20 minggu tanpa disertai proteinuria atau edema,
preeklamsia, dan eklamsia
2) Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang terjadi sebelum usia
kehamilan 20 minggu.(Astuti, 2012 hal 183-188)
8. Deteksi dini bahaya atau komplikasi ibu dan janin pada masa
kehamilan lanjut
a. Perdarahan pervaginam
Pada kehamilan lanjut perdarahan yang tidak normal adalah
warnanya merah, banyak, dan kadang-kadang, tetapi tidak selalu
disertai dengan rasa nyeri. Macam-macam perdarahan pada
kehamilan lanjut :
1) Solusio plasenta
Solusia plasenta adalah keadaan dimana plasenta yang
letaknya normal terlepas sebelum janin keluar biasanya
dihitung sejak kehamilan 28 minggu.
2) Plasenta previa
Plasenta previa merupakan keadaan dimana plasenta
berimplantasi pada segmen bawah rahim dan menutupi
sebagian atau seluruh ostium uteri uternum.(Astuti, 2012 hal
189-192)
b. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang hebat adalah gejala dari preeklamsia yang
disebabkan vasopasmusatau oedema otak. Penanganannya yaitu
Istirahat, rileksasi, pantau tekanan darah, proteinuria, refleks,
analgetik jika perlu. (Astuti,2012 hal 192)
c. Penglihatan kabur
Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang
mengancam adalah perubahan visual yang mendadak, misal
pandangan kabur dan ada bayang-bayang.Perubahan penglihatan
mungkin disertai sakit kepala yang hebat dan mungkin
menandakan preeklamsi. Penangananya yaitu pemeriksaan retina
berulang, konsumsi makanan mengandung vitamin A, dan
istirahat. (Astuti,2012 hal 193)
d. Bengkak di wajah dan jari tangan
Bengkak bisa menunjukan adanya masalah serius jika muncul
pada muka, tangan, kaki, tidak hilang setelah beristirahat, dan
disertai dengan keluhan fisik yang lain. (Asrinah, 2010)
e. Keluar cairan pervaginam
Dapat disebut Ketuban pecah sebelum waktunya yang pecah
sebelum ada pembukaan pada servik. Untuk primigravidakurang
dari 3 cm dan pada multigravida kurang dari 5 cm. harus dapat
membedakan antara urine dengan air ketuban, jika keluarnya
cairan tidak terasa, berbau amis, dan warna putih keruh, berarti
yang keluar adalah air ketuban. Penilaian dapat menggunakan
USG, amniosentesis, penggunaan kertas lakmus. Pengaruh pada
faktor resiko pada ibu hamil . Tinggi badan ibu hamil kurang
dari 145 cm meningkatkan resiko untuk terjadinya
CPD(cephalo pelvic disproportion).
2) Ukuran tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi
(tekanan darah > 140/90 mmhg ) pada kehamilan dan
preeklamsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai
bawah dan atau proteinuria).
3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas /LILA)
Dimana LILA < dari 23,5 cm beresiko kekurangan energi
kronis (KEK) . ibu hami yang KEK akan dapat melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
4) Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau
tidak sesua dengan umur kehamilan.
5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin.
Jika pada trimester III diketahui bagian bawah janin bukan
kepala dan kepala janin belum masuk panggul berarti ada
kelainan letak, panggul sempit atau masalah lain. DJJ
dilakukan pada akhir trimester I selanjutnya setiap kali
kunjungan antenatal. Normalnya 120-160 kali/menit.
6) Pemberian imunisasi TT lengkap
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum ibuhamil
harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu
hamil diskrining status imunisasinya. Ibu hamil minimal
memiliki status imunisasi TT2 agar mendapatkan perlindungan
terhadap infeksi tetanus.
7) Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan
Untuk mencegah anemia gizi, setiap ibu hamil harus
mendapatkan tablet tambah darah dan asam folat.
8) Periksa laboratorium
a) Pemeriksaan golongan darah
b) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (HB) dilakukan satu
kali pada trimester I dan sekali pada trimester III. Pada
trimester II dilakukan apabila ada indikasi.
c) Pemeriksaan protein urin dilakukan pada trimester II dan
trimester III atas indikasi.
d) Pemeriksaan kadar gula darah dilakukan apabila dicurigai
menderita diabetes melitus.
9) Tatalaksana / penanganan kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil
pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan
pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan
kewenangan tenaga kesehatan.
10) Temu wicara
Kesehatan ibu, peran suami dan keluarga dalam kehamilan
dan perencanaan persalinan, tanda bahaya pada kehamilan
persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi komplikasi,
asupan gizi seimbang, pemberian ASI eksklusif, KB pasca
persalinan, dan munisasi. (Kepmenkes RI 2012)
10. Jadwal kunjungan ANC
a. Trimester 1 yaitu 1-14 minggu
1) Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum
membahayakan jiwa.
2) Mencegah masalah misalnya tetanus neonatal, anemia,
kebiasaan tradisional yang berbahaya.
3) Membangun hubungan saling percaya antara petugas
kesehatan dengan ibu hamil.
4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk
menghadapi komplikasi
5) Mendorong perilaku yang sehat (nutrisi, latihan dan
kebersihan, istirahat, seks)
b. Trimester 2 yaitu 14-28 minggu
1) Sama seperti trimester satu.
B. Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan merupakan kejadian fisiologis yang normal. Dimana
proses pengeluaran janin yang terjadi kehamilan cukup bulan (37-42
minggu). Dimana peran ibu penting dalam proses persalinan sedangkan
petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini
adanya komplikasi, sedangkan peran keluarga adalah memberikan
dukungan pada ibu bersalin. (Saifuddin,2006)
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan
pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi
persalinan sejati,yang ditandai oleh perubahan progesif pada
serviks,dan diakhiri dengan kelahiran plasenta. (Varney,
Helen,2007:672).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dalam uri) yang dapat hidup kedunia dan di luar rahim melalui jalan lahir.
(Ratna, 2011 hal 124)
Pengertian persalinan secara umum adalah pengeluaran hasil
konsepsi cukup bulan yaitu pada usia kehamilan 37-42 minggu dimulai
dari kontraksi sejati sampai lahirnya plasenta.
2) Tenaga mengejan
Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah tenaga yang
medorong anak keluar selain his, terutama disebabkan oleh
kontraksi otot-otot dinding perut, yang mengakibatkan peninggian
tekanan intraabdominal.
b. Faktor passanger
Faktor yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin,
letak, presentasi, bagian terbawah, dan posisi janin.
c. Passage
Passageatau faktor jalan lahir dibagi menjadi bagian keras, tulang-
tulang panggul, bagian lunak, jaringan-jaringan dan ligamen-
ligamen. (Asrinah, 2010)
4. Tahapan pada persalinan
a. Kala 1 persalinan
Kala 1 persalinan adalah sebagai permulaan kontaksi persalinan
sesungguhnya, yang ditandai oleh perubahan serviks yang progresif
dan diakhiri dengan pembukaan lengkap. Kala 1 persalinan dibagi
menjadi 2 yaitu fase laten dan fase aktif. (Cuningham, 2012 hal 402)
1) Fase laten
Fase laten umumnya dimulai sejak kontraksi muncul hingga
pembukaan 3-4 cm. Selama fase ini serviks menipis secara
lengkap. Penipisan dan pembukaan harus dianggap kejadian
berurutan pada wanita nulipara tetapi dapat terjadi secara
bersamaan pada wanita multipara. Fase laten biasanya
f. Patograf
Patograf adalah alat bantú untuk memantau kemajuan persalinan dan
informasi untuk membuat keputusan klinik. Tujuan utama dari
pengguinaan patograf adalah untuk mencatat hasil observasi dan
kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui
periksa dalam.
5. Komplikasi dan kondisi resiko tinggi pada persalinan
a. Persalinan prematur
Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan
21 minggu dan 37 minggu. Penyebab dari persalinan prematur yaitu
penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, hipertensi gestasional,
infeksi, pembedahan atau trauma abdomen, kelainan plasenta,
ketuban pecah dini, hidramnion, dan kehamilan kembar.
Penanganan tirah baring jika diperlukan terapi dengan preparat
tokolitik syaratnya yaitu kehamilan kurang dari 20 minggu, dilatasi
serviksmelebihi 4 cm, effacement serviks lebih dari 50%.(Anita,
2014 hal 148)
b. Syok
Syok adalah suatu keadaan disebabkan gangguan sirkulasi darah
ke dalam jaringan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
oksigen dan nutrisi jaringan dan tidak mampu mengeluarkan hasil
metabolisme. Penyebab terjadinya syok adalah perdarahan,
neurologik, endotoksik/septik, anafilaktik, emboli, komplikasi
anastesi, dan kombinasi.Penanganan syok yaitu hentikan segera
penyebab perdarahan, bersihkan saluran nafas, pasang dua set
infus untuk transfusi, terapi obat-obatan, monitoring. (Prawirohardjo,
2009)
c. Kelainan letak
1) Letak sungsang
Letak sungsang adalah kehamilan dengan janin letak
memanjang dengan bokong atau kaki sebagai bagian
terendah.Penatalaksanaan yaitu melakukan USG terlebih dahulu
untuk mengecek keadaan janin dan melakukan penapisan yaitu
panggung sempit, anak mahal, primitua, TBJ > 3500 gram,
presentasi kaki kecuali TBJ > 1800 gram. Jika keadaan diatas
tidak ada maka dapat dilakukan persalinan pervaginam jika salah
salah satu keadaan di atas ada maka dilakukan persalinan
dengan SC.
2) Letak lintang
Letak lindang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di
dalam uterus dengan kepala pada posisi yang satusedangkan
bokong berada pada posisi yang lain.Penatalaksanaan yaitu
persalinan dilakukan dengan sectio caesaria apabila janin hidup
usia kehamilan >28 minggu, Dilakukan embriotomi apabila janin
mati. (Anita,2014 hal 162-168)
d. Inersia uteri
His yang sifatnya jarang, lemah, dan waktunya singkat. Keadaan ini
dapat terjadi setiap saat dalam proses persalinan meskipun
umumnya digolongkan menjadi primer dan sekunder.Penanganan
yaitu perbaikan kekuatan kontraksi., Peningkatan istirahat,
pelaksanaan analgesia dengan obat seperti morfin sulfatyang
mungkin akan menimbulkan sadasi sehingga pasien dapat
beristirahat.(Anita,2014 hal 157-160)
e. Distosia bahu
Distosia bahu adalah presentasi sefalik dengan bahu anterior
terjepit diatas simpisis pubis bukan masuk ke pelvis minor. (Varney,
2007)
f. Ketuban pecah dini (KPD)
Pecah ketuban dini didefinisikan sesuai dengan jumlah jam dari
waktu pecah ketuban sampai masuk persalinan. Interval ini disebut
periode laten dan dapat terjadi kapan saja dari 1 sampai 12 jam
atau lebih. (Varney,2007)
g. Prolaps tali pusat
Terdapat dua jenis prolaps yaitu menumbung biasanya masuk ke
dalam pelviks atau terkemuka yaitu lati pusat berada di samping
bagian presentasitetapi tidak masuk ke dalam serviks. (Varney,
2007)
C. Nifas
1. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Periode
pascapersalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu bayi dan keluarga
secara fisiologis, emosional, dan sosial.Masa nifas adalah suatu periode
dalam minggu-minggu pertama setelah kelahiran 4 sampai 6 minggu.
(Prawiroharjo, 2008)
Masa nifas adalah masa pulih kembali yang dimulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil yang
berlangsung selama kira-kira 6 minggu. (Ratna, 2011 hal 133)
Secara umum masa nifas adalah yang dimulai setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu dimana masa untuk memulihkan
kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil.
2. Tahapan masa nifas menurut yaitu:
a. Puerperium dini : masa dimana ibu diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.
b. Puerperium intermedial : Masa kepulihan menyeluruh dari organ-
organ genital, kira-kira antara 6-8 minggu.
c. Perubahan uterus
d. Lochea
Lochea adalah cairan secret dari kavum uteri. Adapun jenis lochea:
1) Lochea rubra: berwarna merah segar. Keluar segera setelah
kelahiran sampai 2-3 hari postpartum.
2) Lochea sanguinolenta berwarna merah kuning berisi darah
dan lendir pada hari ke 3-7 postpartum.
3) Lochea serosa berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah
pada hari ke 7-14 postpartum.
4) Lochea alba berupa cairan putih pada hari setelah 2 minggu
postpartum.
5) Lochea parulenta, terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah
berbau busuk.
6) Lochiotosis, lochea tidak lancar keluarnya.
e. Perubahan saluran genital
Setelah kelahiran plasenta dan ketuban segmen bawah uterus
dan seviks tampak lunak dan dapat terjadi laserasi serviks. Pada
beberapa hari pertama servik masih terbuka sedikit namun pada
akhir minggu kedua servik kemali seperti semula dan os internal
harus tertutup. Ruang vagina menjadi lebih besar meregang dan
menjadi lunak namun pada minggu ketiga mulai tampak kembali,
dengan latihan pengencangan otot perineum akan
i. Senam nifas
Senam nifas dilakukan dengan tujuan untuk mencapai hasil
pemulihan otot yang maksimal dengan catatan ibu menjalani
persalina dengan normal dan tidak ada penyulit
postpartum.(Sulistyawati, 2009 hal 97-105)
8. Deteksi dini komplikasi masa nifas
a. Perdarahan pervaginam
Perdarahan pada masa nifas adalah komplikasi yang terjadi pada
tenggang waktu diantara persalinan dan masa
pascapersalinan.Penyebab perdarahan yang paling sering adalah
atonia uteri serta retensio plasenta, laserasi serviks atau vagina,
ruptur uteri, dan inversi uteri. Perdarahan Yaitu kehilangan darah
lebih dari 500 cc. Penanganannya yaitu pijat uterus agar
berkontraksi dan keluarkan bekuan darah. Bila plasenta telah
dilahirkan secara lengkap tetapi masih perdarahan berikan suntik
oksitosin. Keadaan ibu memerlukan pengawasan (tekanan darah,
nadi, suhu, respirasi). (Prawiroharjo,2008)
b. Infeksi masa nifas
Demam merupakan salah satu gejala yang paling mudah dikenal
yaitu suhunya 38,5 C. nyeri pelviks, rabas vagina yang abnormal
dan berbau busuk, lambat dan terlalu cepat penurunan uterus.
c. Eklamsia
Eklamsia adalah salah satu penyebab kematian ibu di seluruh
dunia. Dengan itu ibu yang mempunyai riwayat persalinan dengan
eklamsia atau preeklamsia berat harus di rawat inap dan
pengobatannya dengan menggunakan Mgso4. (Prawiroharjo, 2008)
d. Kelainan payudara
1) Bendungan air susu
Payudara sering mengalami distensi menjadi keras dan
berbenjol, benjol. Penatalaksanaanya yaitu keluarka ASI,
menyangga payudara, kompres.
2) Mastitis
Payudara menjadi keras, kemerahan, pasien mengeluh rasa
nyeri. Penatalaksanaan sangga payudara, kompres, beri
Normal Abnormal
30-60xpemenit > dari 60xpermenit
Pernafasan diafragma dan abdomen Retraksi interkosta, retraksi prosesus
Harus bernafas melalui hidung Nafas cuping hidung, suara dengkur pada saat
ekspirasi
Sumber Varney.2007.buku ajar asuhan kebidanan.jakarta:EGC
b. Termoregulasi
Faktor yang berperan dalam kehilangan panas pada bayi baru lahir
adalah permukaan tubuh bayi yang luas, tingkat insulasi lemak
subkutan, dan derajat fleksi otot. Bayi mengalami kehilangan panas
melalui 4 cara yaitu:
1) Konduksi : melalui benda-benda padat yang berkontak
dengan kulit bayi.
2) Konveksi : mendinginan melalui aliran udara di sekitar bayi
3) Evaporasi : kehilangan panas melalui penguapan air pada
kulit bayi yang basah.
4) Radiasi : melalui benda padat dekat bayi yang tidak
berkontak secara langsung dengan kulit bayi.
b. Eliminasi
1) Berkemih (BAK)
Bayi baru lahir harus berkemih dalam 12 jam pertama kehidupan
dan jika diberikan susu dengan tepat. Harus berkemih minimal 6-
10 kali setiap 24 jam. Umumnya bayi cukup bulan akan
mengeluarkan urine 15-16 ml/kg/hari. Untuk menjaga bayi tetap
bersih dan kering maka setelah BAK harus diganti popoknya.
(Vivian 2011 hal 28)
2) Defekasi (BAB)
Mekonium harus dikeluarkan dalam 24 jam pertama kehidupan
dan dapat berlangsung selama 48 jam dengan catatan bayi
dberikan susu dengan tepat. Warna dan konsistensi feses akan
berubah menjadi lebih terang, lebih berwarna kuning hijau dan
kurang lengket dibandingkan mekonium. Feses yang berubah ini
dapat berlanjut selama 48 jam dan kemudian feses menjadi
kuning, dan lebih lunak.Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup
bervariasi selama minggu pertama dan jumlah paling banyak
antara hari ketiga dan keenam karena feses transisi. jumlah
feses akan berkurang pada minggu kedua yang awal frekuensi
sebanyak 5-6 kali setiap hari menjadi 1 atau 2 kali sehari. Bayi
mulai memiliki pola defekasi yang normal pada minggu kedua
kehidupannya. (Vivian 2011 hal 28)
c. Tidur
Dalam 2 minggu pertama stelah lahir, bayi normalnya sering tidur.
Bayi baru lahir sampai usia 3 bulanrata-rata tidur selama 16 jam
sehari. Pada umumnya bayi terbangun sampai malam hari pada
usia 3 bulan. (vivian 2011, hal 29)
d. Kebersihan kulit
Kebersihan kulit bayi perlu dijaga. Mandi dengan membasahi
seluruh tubuh tidak harus dilakukan setiap hari, tetapi bagian seperti
muka, bokong, dan tali pusat perlu dibersihkan secara teratur. Dan
jika inginmemegang bayi harus cuci tangan. (Vivian, 2011 hal 29)
e. Keamanan
12. Neonatus bayi dan anak balita dengan penyakit yang lazim terjadi
a. Bercak mongol
Suatu pigmentasi yang datar dan berwarna gelap di daerah
pinggang bawah dan bokong yang biasanya dapat ditemukan pada
beberpa bayi saat lahir.
b. Hemangioma
Suatu tumor jaringan lunak atau tumor vaskular jinak akibat
proliferasi(pertumbuhan yang berlebih) dari pembuluh darah yang
tidak normal dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah.
c. Ikterus
Salah satu keadaan yang menyerupai penyakit hati yang terjadi
pada bayi baru lahir akibat hiperbilirubinemia. Ikteus merupakan
salah satu kegawadaruratan yang sering terjadi pada bayi baru
lahir, 25-50% pada bayi cukup bulan dan 80% pada bayi berat lahir
rendah.
d. Muntah
Keluarnya sebagian besar atau seluruh isi lambung setelah agak
lama makanan dicerna dalam lambung yang disertai dengan
kontraksi lambung dan abdomen. (Vivian 2011 hal 4)
13. Imunisasi
a. Pengertian
Imunisasi adalah usaha untuk memberikan kekebalan pada bayi
dan anak dengan memasukan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh
membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.
(Muslihatun 2010 hal 207)
b. Imunisasi dasar
Jadwal imunisasi yang diwajibkan sesuai program pengembangan
imunisasi adalah BCG, Polio, hepatitis B, DPT, campak.
1) BCG
Tujuan dari diberikan vaksin BCG adalah untuk mengurangi
resiko TBC berat. Diberikan pada bayi umur kurang dari atau
sama dengan 2 bulan. Kontaindikasinya adalah pengobatan
buruk, demam tinggi, infeksi kulit luas, pernah TBC dan
E. Keluarga Berencana
1. Pengertian
Keluarga Berencana (family planning/ planned parenthood)
merupakan suatu usaha manjarangkan atau merencanakan jumlah dan
jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi. (Sulistyawati A,
2011 hal 12)
2. Tujuan Program Keluarga Berencana
Tujuannya yaitu membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan
social ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak
agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya. (Sulistyawati A, 2011 hal 14).
3. Metode pelayanan kontasepsi dengan metode sederhana
a. Metode sederhana tanpa alat
1) Metode kalender
Metode kalender menggunakan prinsip pantang berkala, yaitu
tidak melakukan persetubuhan pada masa subur.
2) Metode pantang berkala
Prinsip dari metode pantang berkala adalah tidak melakukan
hubungan seksual pada masa subur.
3) Metode suhu basal
Menjelang ovulasi suhu basal tubuh akan turun dan kurang lebih
24 jam setelah ovulasi dan suhu basal akan naik. Suhu basal
diukur waktu pagi segera setelah bangun tidur dan sebelum
melakukan aktivitas.
4) Metode lendir serviks
Metode ovulasi disasarkan terhadap perubahan lendir serviks
selama siklus menstruasi menggambarkan masa subur dalam
siklus dan waktu ferlilitas maksimal dalam masa subur.
5) Metode simtotermal
Apabila menggunakan metode ini harus mengikutsertakan
metode lendir serviks dan suhu basal. Setelah darah haid
berhenti, hubungan seksual masih dapat dilakukan pada malam
hari dan pada hari kering dengan berselang sehari selama masa
tak subur.
6) Metode interuptus
Mekanisme kerjanya adalah alat kelamin pria (penis) dikeluarkan
sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam
vagina dan kehamilan dapat di dicegah. (Sulistiyawati 2010 hal
49-55)
b. Metode sederhana dengan alat
1) Mekanis atau barier
Kondom dimana mekanisme kerjanya yaitu menghalangi
masuknya sperma ke dalam vagina, sehingga pembuahan dapat
dicegah. Barier intravagina dimana merupakan kondom untuk
wanita berfungsi untuk mencegah kehamilan, efektif untuk
meencegah HIV, gonore, klamedia, dan trikomoniasis apabila
digunakan dengan benar.
2) Kimiawi
Jenis kimiawi yaitu spermisida adalah bahan kimia yang
digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma.
Dikemas dalam bentuk aerosol (busa), tablet vaginal, supositoria,
atau dissolvable film dan krim. (Sulistyawati, 2013 hal 49-61)
7. Kontrasepsi dengan metode modern hormonal
a. Kontrasepsi oral
kontrasepsi ini efektif dan reversibel, harus di minum setiap hari.
Pada bulan pertama efek samping berupa mual dan perdarahan
bercak yang tidak berbahaya dan segera akan hilang. Tidak
dianjurkan pada ibu menyusui. Jenis kontrasepsi ini yaitumonofasik,
bifasik, trifasik.
1) Cara kerja dari kontrasepsi ini adalah menahan ovulasi,
mencegah implantasi, lendir serviks mengental sehingga sulit
dilalui oleh spema, pergerakan tuba terganggu sehingga
transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula.
2) Manfaatnya yaitu memiliki efektifitas yang tinggi, Resiko terhadap
kesehatan sangat kecil, Tidak mengganggu hubungan seksual,
Siklus haid menjadi teratur, jumlah darah haid berkurang, Dapat
digunakan jangka panjang selama masih ingin menggunakannya
untuk mencegah kehamilan.
4) Efek samping
Nyeri pada waktu pemasangan, kejang rahim terutama pada
bulan-bulan pertama, dan nyeri pelviks.
5) Kontraindikasi
Mutlak pemakaian AKDR adalah kehamilan dan penyakit radang
panggul aktif atau rekue. ( Sulistyawati, 2013 hal 67-107)
8. Kontrasepsi dengan metode alat
a. Tubektomi (MOW)
Tubektomi pada wanita adalah setiap tindakan yang dilakukan pada
kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan orang yang
bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi. Kontrasepsi ini
digunakan untuk jangka panjang. Tindakan tersebut atas indikasi
kelainan jiwa, kemungkinan kehamilan yang dapat membahayakan
ibu serta penyakit keturunan.Mekanisme kerja yaitu perjalanan sel
telur terhambat karena saluran sel telur tertutup.
b. Vasektomi (MOP)
Kontrasepsi mantap pada pria atau MOP (Metoda Operasi Pria) atau
vasektomi, yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan saluran benih
agar sperma tidak keluar dari buah zakar. Cara kerjanya yaitu
Saluran benih tertutup sehingga tidak dapat menyalurkan sperma.
(Sulistyawati, 2013 hal 113)
9. Penapisan kontrasepsi
a. Tujuan utama dari penapisan
Tujuan utama dari penapisan klien sebelum pemberian suatu metode
kontrasepsi misalnya pil KB, suntikan atau AKDR adalah untuk
menentukan apakah ada kehamilan, keadaan yang mebutuhkan
perhatian khusus, dan masalah (misalnya diabetes atau tekanan
darah tinggi) yang membutuhkan pengamatan dan pengelolaan lebih
lanjut. (Saifuddin, 2011 hal 9)
b. Penapisan pada kontrasepsi jenis hormonal (Pil kombinasi, Pil
Progestin, suntikan, dan implant)
1) Hari pertama haid terakhir kurang dari 7 hari yang lalu atau lebih.
2) Tidak menyusui kurang dari 6 minggu pascapersalinan.
F. Asuhan Kebidanan
1. Pengertian asuhan kebidanan
Asuhan kebidanan adalah penerapan dan fungsi kegiatan yang
menjadi tanggung jawab bidan dalam memberikan pelayanan klien yang
mempunyai kebutuhan atas masalah dalam bidang kesehatan masa ibu
hamil, masa ibu bersalin dan masa nifas.
perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari) dan
perawatan tali pusat.
2) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera
merujuk.
3) Penanganan kegawadaruratan dilanjutkan dengan perujukan.
4) Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah.
5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak pra
sekolah.
6) Pemberian konseling dan penyuluhan.
7) Pembrian surat keterangan kelahiran.
8) Pemberian surat keterangan kematian.
d. Pada pasal 12 berbunyi pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana berwenang untuk:
1) Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana.
2) Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom.
e. Pada pasal 13 dalam menjalankan program pemerintah bidan
berwenang melakukan pelayanan kesehatan meliputi:
1) Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam
rahim, dan alat kontrasepsi dalam kulit.
2) Asuhan antenatal.
3) Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang
ditetapkan.
4) Memantau tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra
sekolah, dan anak sekolah.
5) Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas.
6) Melaksanankan deteksi dini, rujuk, dan penyuluhan terhadap
IMS termasuk pemberian kondom dan penyakit lainnya.
7) Pencegahan penyalahgunaan narkotik.
8) Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program
pemerintah.