Anda di halaman 1dari 6

ORBITH VOL. 12 NO.

1 MARET 2016 : 11 – 16

MANAJEMEN RESIKO KEBAKARAN LISTRIK

Oleh : Amir Subagyo


Jurusan Elektro, Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. Sudarto, SH Tembalang, Semarang 50061

Abstrak

Terjadinya kebakaran listrik yang disebabkan oleh arus listrik yang tidak terkendali dapat disebabkan
oleh unsur manusia pemakai energi listrik, pemasangan instalasi listrik yang tidak baik, penggunaan
bahan ,alat dan perlengkapan yang tidak standart, usia pakai yang melebihi batas dan kurangnya
perawatan, perbaikan sebagaimana mestinya merupakan penyebab utama yang sering terjadi.
Manajemen resiko mempertimbangkan pemakaian energi listrik yang aman terhadap pemakai,gedung
beserta isinya dan lingkungan disekitarnya. Tindakan preventip perlu diupayakan untuk mencegah
terjadinya kebakaran listrik. Prinsip dasar pemasangan instalasi listrik adalah kunci utama dalam
megurangi resiko yang terjadi, walaupun unsur ekonomi perlu dipertimbangkan tetapi bukan menjadi
pilihan utama.

Kata kunci: kebakaran listrik,arus listrik.

1. Pendahuluan. Terlepas dari hal tersebut fakta


Kebutuhan energi listrik dari tahun ketahun menunjukkan bahwa penggunaan energi
menunjukan peningkatan yang luar biasa, listrik yang sembarangan dan ceroboh dapat
walau pemerintah sudah menambah mengakibatkan bahaya bagi manusia
pasokan 10.000 MW pada pemerintahan sendiri. Resiko yang timbul sudah jelas,
jaman presiden SBY dan sekarang dibawah banyak manusia yang meninggal akibat
pemerintahan presiden Joko Widodo untuk tersengat arus listrik, kecelakaan kerja
lima tahun kedepan sudah digulirkan akibat listrik, kebakaran akibat listrik,
program 35.000 MW dari rencana resiko cacat syaraf dan gangguan lain yang
kebutuhan perkiraan para pengamat 60.000 diakibatkan penggunaan energi listrik yang
MW.Dengan sumber energi listrik sebesar tidak semestinya.
itu diharapkan bisa menerangi dan
mencukupi sebagian besar kebutuhan listrik Secara teoritis keilmuan mungkin sudah
untk masyarakat Indonesia. sering disinggung atau dipelajari tentang
manfaat dan pengaruh yang timbul akibat
Memang sulit ditolak bahwa kebutuhan penggunaan energi listrik. Tetapi fakta
listrik selalu melonjak seiring dengan menunjukkan bahwa masih banyak orang
perkembangan dan kehidupan masyarakat meninggal atau kecelakaan akibat
yang maju mengikuti perkembangan jaman. penggunaan energi listrik, baik secara
Bahwa masyarakat menginginkan langsung ataupun tidak langsung ini
kesejahteraan dan hidup layak dan enak, menunjukkan bukti bahwa penggunaan
semua peralatan serba listrik. Jaman dahulu energi listrik belum aman buat pemakainya.
listrik sebagaian besar habis untuk
konsumsi penerangan, namun sekarang Dari hal tersebut diatas dapat kita
sudah berbeda. Mulai dari mainan anak, renungkan , pikirkan dan kita sadari betul-
peralatan rumah,permainan hiburan, semua betul apakah sudah siap dan bisakah
perlengkapan bantu sampai industri; bahkan sebenarnya masyarakat menggunakan dan
sekarang pemerintah juga sedang menerima bahwa energi listrik memang
menggalakkan mobil listrik untuk berguna dan bermanfaat untuk kehidupan
menunjang program Indonesia Hijau . Jadi kita ?
sampai kapanpun mungkin kebutuhan
listrik akan selalu meningkat.

11
Manajemen Resiko Kebakaran Listrik…………………………………………Amir Subagyo

2. Timbulnya kebakaran listrik


Pada dasarnya seluruh masyarakat harus
sudah bisa menyadari dan memahami
adanya potensi bahaya dari penggunaan
listrik. Namun kenyataan tidak demikian iu
adalah satu hal yang harus dipecahkan
bersama, melalui sosialisasi tentang Gambar 1.Kebakaran akibat bunga api
penggunaan energi listrik berkaiatan dengan listrik
manfaat dan penggunaannya serta tingkat
bahayanya bagi manusia atau binatang
,bangunan dan isinya serta, lingkungan
sekitarnya. Potensi kebakaran listrik dapat
menyebabkan kebakaran gedung dan
lingkungan sekitarnya dalam wilayah yang
tidak terbatas tergantung pada tingkan
penanggulangannya. Oleh karena itu Gambar 2. Pemilihan kabel tepat ukuran
penganggulangan kebakaran menjadi sangat
penting untuk selalu siap siaga dalam waktu
24 jam. Kecepatan dan ketepatan dengan
tenaga yang profesional , terlatih , disiplin
serta punya jiwa juang yang tinggi
merupakan sumber daya manusia yang tak
ternilai dalam menanggulangi kebakaran
guna mengurangi resiko bahaya yang
timbul dan memberikan rasa aman buat Gambar 3. Penggunaan stop kontak yang
masyarakat. salah
Seara umum timbulnya kebakaran listrik Baik Countryman (1972) maupun De Bano
disebabkan adanya percikan bunga api (1998) menyatakan kondisi dan perubahan
listrik yang ditimbulkan oleh arus listrik komponen-komponen lingkungan sekitar
yang tidak terkendali. Bunga api listrik akan mempengaruhi kebakaran.
tanpa adanya media disekitarnya yang dapat Komponen–komponen utama dari
menjalarkan api idak akan timbul lingkungan tersebut terdiri atas kondisi
kebakaran. cuaca,topografi, dan bahan bakar. Interaksi
ketiganya dengan kebakaran yang ada juga
Kebakaran yang telah terbentuk akansaling akan menentukan karakteristik dan perilaku
berinteraksi dengan lingkungan dari kebakaran. Bahan bakar, topografi,
disekitarnya. Countryman (1972) cuaca dan interaksi ketiganya merupakan
menuliskan hubungan antara lingkungan tiga buah komponen lingkungan yang
dengan kebakaran yang terjadi. sangat mempengaruhi perilaku kebakaran.
Bahan bakar menentukan potensi
Konsep tersebut menggambarkan kondisi penyebaran api, potensi kerusakan yang
pada lingkungan sekitar yang dapat terjadi, serta potensi hambatan dalam
mempengaruhi, merubah, dan menentukan pengendalian kebakaran.
perilaku api yang terjadi. Perilaku api
didefinisikan oleh De Bano (1998) sebagai Topografi suatu wilayah pada umumnya
suatu respon atau kebiasaan api yang memiliki kondisi yang relatif lebihkonstan.
terbentuk sebagai hasil interaksi api dengan Secara alamiah kondisi topografi akan
lingkungannya. berperan dalam penentuan kondisi iklim di
suatu wilayah. Topografi merupakan salah

12
ORBITH VOL. 12 NO. 1 MARET 2016 : 11 – 16

satu faktor pengendali unsur-unsur iklim Peringkat bahaya kebakaran merupakan


dan cuaca. Perbedaan ketinggian, aspek sistem manajemen kebakaran yang
dankelerengan suatu daerah akan mengintegrasikan dampak dari faktor–
menimbulkankeragaman nilai unsur-unsur faktor lingkungan kebakaran tertentu ke
cuaca, selain itu pada umumnya juga dalam suatu daftar nilai atau peringkat nilai
dijumpai kekhasan vegetasi di suatu daerah. kualitatif. Pada umumnya unsur-unsur
Topografi juga berperan cukup penting cuaca cukup diperhitungkan pada berbagai
pada proses penyebaran aerial fire, sistem peringkat bahaya kebakaran yang
kelerengan yang terjal akan mempercepat ada (Pyne,1996). Sistem klasifikasi bahaya
penyebaran aerial fire. Akan tetapi ketika kebakaran dinyatakan dalam kelas -kelas
terjadi anomali cuaca seperti angin yang bahaya kebakaran dengan masing-masing
bertiup dengan kencang akan mampu kode warna yang khas.
membuat pengaruh topografi di suatu
daerah tidak lagi mendominasi penyebaran Peringkat dari penaksiran bahaya kebakaran
aerial fire. Cuaca menentukan kebakaran dapat digunakan sebagai saran prakiraan
seperti apa yang terjadi, kecepatan yang digunakan untuk menilai resiko
penyebaran api, tingkat kerusakan aktual terjadinya kebakaran, penyebaran api serta
yang ditimbulkan, serta tingkat kesulitan kerugian yang dapat ditimbulkannya.
dalam pengendalian kebakaran, singkatnya Sehingga dalam aplikasinya dapat
cuaca menentukan level dari kebakaran dijadikan sebagai acuan dalam sistem
yang terjadi. Ketika tidak dijumpai bahan peringatan dini tentang adanya bahaya
bakar, kebakaran memang tidak akan kebakaran.
pernah terjadi.
Contoh kelas -kelas bahaya kebakaran
3. Sistem Peringkat Bahaya tersebut dapat diinterpretasikan sebagai
Kebakaran berikut :
Bahaya kebakaran merupakan suatu istilah a. Kelas rendah, karakteristik kebakaran :
yang komprehensif. Ia digunakan untuk api permukaan merambat. Pemadaman :
menyatakan penilaian dari berbagai tak ada masalah pengendalian kecuali
peubahpeubah lingkungan yang kebakaran dalam tanah.
menentukan kemudahan terpicunya api b. Kelas sedang, karakteristik kebakaran :
(ease of ignition), laju penyebaran api permukaan bisa menyebar pesat atau
kebakaran, kesulitan dalam pengendalian dengan intensitas sedang. Pemadaman :
api dan dampak dari kebakaran itu sendiri api dapat dikendalikan dengan
(Merrill, 1987). Peubah–peubah menggunakan peralatan sederhana dan
lingkungan, baik peubah bebas maupun air.
perubah tak bebas terdiri dari komponen– c. Kelas Tinggi, karakteristik kebakaran :
komponen dalam konsep segitiga menyebar cepat atau intensitas sedang
lingkungan yang menentukan terjadinya sampai tinggi. Pemadaman :
berbagai hal tadi. Pengendalian api dengan pompa air kuat
dan atau pembuatan bakar,
menggunakan peralatan mekanis.
d. Kelas ekstrim,karakteristik kebakaran :
menyebar cepat atau intensitas api
tinggi. Pemadaman : sangat sulit untuk
dikendalikan, pemadman menggunakan
drip torches dari garis pengendalian
dapat digunakan.
Gambar 4. Terjadinya hubung singkat

13
Manajemen Resiko Kebakaran Listrik…………………………………………Amir Subagyo

4. Mengatasi kebakaran listrik terbakar yang tidak tergolong dalam


Kebakaran listrik timbul karena adanya arus konstruksi biasa (tipe III) ditentukan
listrik yang terlalu besar mengalir pada mempunyai angka klasifikasi konstruksi
tahanan kontak sehingga arus listrik 1,0.
berubah menjadi panas, dan pada periode
waktu tertentu terjadilah panas lebih yang
menyebabkan permukaan kontak menyala.
Jika pada tempat tersebut terdapat bahan
yang mudah menyala dan terdapat oksigen
yang cukup maka timbulah nyala api, dan
jika terdapat gas yang mudah meledak,
maka timbullah ledakan gas. Gambar 5 . Beban berlebihan terjadi
kebakaran
Klasifikasi konstruksi terhadap resiko
terjadinya kebakaran (sesuai permen PU
no.11/KPTS/2000 diklasifikasikan menjadi
:
a. Resiko kebakaran konstruksi tipe I
(konstruksi tahan api). Bangunan yang
dibuat dengan bahan tahan api (beton,
bata dan lain-lain dengan bahan logam
yang dilindungi) dengan struktur yang
dibuat sedemikian, sehingga tahan
terhadap peruntukan dan perambatan api
mempunyai angka klasifikasi 0,5. Gambar 6. Kategori ruang yang mudah
b. Resiko kebakaran konstruksi tipe II dan meledak
IV (tidak mudah terbakar, konstruksi
kayu berat). Bangunan yang seluruh Kebakaran listrik juga dapat timbul karena
bagian konstruksinya (termasuk dinding, arus bocor disebabkan kegagalan isolasi,
lantai dan atap) terdiri dari bahan yang sehingga media yang dilalui arus menjadi
tidak mudah terbakar yang tidak panas, dan mengakibtkan kebakaran. Hal
termasuk sebagai bahan tahan api, yang mungkin sering terjadi juga dapat
termasuk bangunan konstruksi kayu disebabkan beban yang berlebihan pada alat
dengan dinding bata, tiang kayu 20,3 cm, listrik yang menyebabkan panas pada alat
lantai kayu 76 mm, atap kayu 51 mm, tersebut sehingga menyebabkan kebakaran.
balok kayu 15,2 x 25,4 cm, ditetapkan
mempunyai angka klasifikasi konstruksi Hal yang perlu diperhatikan untuk
0,8. mengurangi timbulnya kebakaran listrik
c. Resiko kebakaran konstruksi tipe III adalah :
(biasa). Bangunan dengan dinding luar a. Unsur manusia
bata atau bahan tidak mudah terbakar Pengguna energi listrik memiliki
lainnya sedangkan bagian bangunan pengetahuan tentang cara dan
lainnya terdiri dari kayu atau bahan yang penggunaan alat listrik sesuai dengan
mudah terbakar ditentukan mempunyai ketentuan penggunaannya serta
angka klasifikasi konstruksi 1,0. mengetahui karakteristik alat tersebut.
d. Resiko kebakaran konstruksi tipe IV b. Unsur alat
(kerangka kayu). Bangunan (kecuali Alat listrik atau beban listrik memiliki
bangunan rumah tinggal) yang memiliki kualitas mutu yang baik sesuai
strukturnya sebagian atau seluruhnya standart yang berlaku, dan lihat apakah
terdiri dari kayu atau bahan mudah lat tersebut memiliki standart nasional
atau bahkan internasional.

14
ORBITH VOL. 12 NO. 1 MARET 2016 : 11 – 16

c. Unsur bahan dan alat instalasi listrik bangunan gedungnya, lingkungannya,


Bahan dan alat instalasi listrik gunakan maupun keseluruhan kotanya.
kualitas mutu yang baik, memiliki
standart dari lembag standarisasi Penanggulangan kebakaran bagaimanapun
minimal standart nasional. juga menjadi kewajiban semua pihak baik
d. Pemasangan alat dan instalasi masyarakat maupun pemerintah. Sesuai
Usahakan pemasangan instalasi listrik dengan keputusan menteri pekerjaan umum
sesuai dengan aturan yang berlaku, nomor : 11/KPTS/2000 , pada bagian 6
pemasangan yang baik dengan tenaga tentang peran serta satuan relawan
terampil yang mamadai memenuhi kebakaran ( satlakar ) masyarakat, bahwa
kualifikasi kompetensi. Jangan biarkan satlakar merupakan wadah partisipasi rasa
orang tidak memiliki kompetensi dan tanggung jawab masyarakat dalam rangka
keahlian dibidang pamasangan instalasi mengatasi ancaman bahaya kebakaran.
listrik memasangnya, ini sangat Pembentukan organisasi Satlakar
berbahaya. sepenuhnya atas inisiatif masyarakat.
e. Unsur umur bahan dan alat serta
perlengkapan listrik.
f. Unsur Pemeliharaan dan perbaikan.
g. Unsur lingkungan.

Lingkungan dimana instalasi , beban dan


peralatan yang aan dipasang harus
disesesuaikan dengan lingkungan yang ada,
apakah sudah sesuai atau belum.

Gambar 8. Kecepatan dan tanggapan


kebakaran

Pemerintah juga wajib mendorong,


memberikan fasilitas keberadaan peran-
serta masyarakat profesi dalam mengontrol
dan mengendalikan hal teknis yang
berkaitan dengan pencegahan dan
Gambar 7. Faktor kesalahan manusia penanggulangan kebakaran terutama
mengenai persamaan persepsi dalam
5. Teknis penanggulangan kebakaran. strategi, taktis dan tugas-tugas pencegahan
Bangunan di perkotaan dewasa ini semakin dan penanggulangan bahaya kebakaran
kompleks baik dari segi intensitas,
teknologi, maupun kebutuhan prasarana dan Secara teknis untuk pengaturan waktu jika
sarananya. Oleh karena itu agar dapat terjadi kebakaran untuk kondisi di
melakukan kegiatannya, dan meningkatkan Indonesia, waktu tanggap terhadap
produktivitas serta kualitas hidupnya pemberitahuan kebakaran adalah tidak
keselamatan masyarakat yang berada di lebih dari 15 (lima belas) menit yang terdiri
dalam bangunan dan lingkungannya harus atas:
menjadi pertimbangan utama khususnya a. Waktu dimulai sejak diterimanya
terhadap bahaya kebakaran, untuk pemberitahuan adanya kebakaran di
memberikan jaminan tersebut pada butir suatu tempat, interpretasi penentuan
perlu penerapan tentang manajemen lokasi kebakaran dan penyiapan pasukan
penanggulangan kebakaran, baik pada serta sarana pemadaman selama 5 menit,

15
Manajemen Resiko Kebakaran Listrik…………………………………………Amir Subagyo

b. Waktu perjalanan dari pos pemadam menyebabkan terjadinya kebakaran yang


menuju lokasi selama 5 menit. lebih besar dalam skala tingkat rendah
c. Waktu gelar peralatan di lokasi sampai sampai ekstrem.
dengan siap operasi penyemprotan
selama 5 menit. b. Timbulnya kebakaran dapat terjadi akibat
tersedianya bahan yang mudah terbakar,
6. Mengelola resiko terhadap oleh karena itu dalam pemasangan instalasi
kebakaran listrik. listrik perlu diperhatikan kategori ruang,
Cara mengelola terhadap terjadinya dan lingkungan sehingga kebakaran yang
kebakaran listrik yang baik adalah tindakan lebih besar bisa dieliminir.
preventip, yakni sedini mungkin mencegah
hal-hal yang mungkin bisa terjadi akibat 7.2. Saran
dari penggunaan energi listrik. Secara Manajemen resiko terjdinya kebakaran
umum pengelolaan yang baik adalah listrik paling baik adalah pencegahan secara
dengan memperhatikan prinsip dasar preventip, yakni dengan memasang bahan,
pemasangan instalasi listrik, yang meliputi perlengkapan dan peralatan listrik yang
kriteria urut keamanan, keandalan, standart, serta memenuhi kaidah prinsip
kemudahan tercapai, ketersediaan daya, dasar pemasangan instalasi listrik.
lingkungan dan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Dalam keenam prinsip dasar instalasi Bathia, BL.1980. Hand Book of Electrical
tersebut faktor keamanan menjadi urutan Enginering, New Delhi
pertama dan faktor keenomian adalah Brabauskas.Dr.2001.InternationalFire&
urutan keenam atau terakhir. Bagaimanapun aterials Conference. San Fransisco
unsur keamanan menjadi penentu kebijakan USA.
utama dalam pemasangan instalasi listrik. Electrical and Service & Electrical Wiring
Semua kegiatan operasional penggunaan Hand Book, South Planes
energi listrik tak bermakna jika tidak Cooperative Service, [4] Fire and
memperhatikan faktor keamanan. Arson Investigations, Electricity and
Pemasanga yang sesuai dengan aturan Fire – NFPA 921,National Fire
PUIL 2000 (Persyaratan Umum Instalasi Protection Association.1998.
Listrik Indonesia tahun 2000 ) dan standart Harten, P. Van & E. Setiawan Instalasi
bahan ,perlengkapan, peralatan yang ListrikArusKuat 1. Bina Cipta.1991.
standart serta peraturan pemerintah menjadi PUIL 2000,
wajib untuk dilaksanakan. PersyaratanUmumInstalasiListrik
2000,LIPI ,Jakarta.2000
Nilai keenomian tidak sebanding dengan Primartono,Dwi Yoga.Kajian Tingkat
unsur-unsur lain seperti, keamanan, Bahaya Kebakaran menggunakan
keandalan, kemudahan tercapai dan sistem FWI,IPB, Bogor 2006.
lingkungan. Untuk itu perlu dibuat atau Permen PU, no.11/KPTS/2000
diintarisir tentang kemungkinan- Sumardjati,Prih.Teknik Pemanfaatan Energi
kemungkinan resiko yang timul dari Listrik I, Depdikbud , Jakarta 2008
terjadinya kebakaran listrik. Zuhal. TeknikTenagaListrik. Bandung 2001
http://dunialistrik.blogspot.com/2008/09/list
7. Penutup rik-penyebab-kebakaran.html
7.1. Kesimpulan
a. Resiko terjadinya kebakaran listrik
adalah suatu halyang sewaktu waktu dapat
terjadi dalam suatu proses pemanfaatan
energi listrik, dan kebakaran listrik dapat

16

Anda mungkin juga menyukai