Makalah Kimia Sistem Periodik 1
Makalah Kimia Sistem Periodik 1
O
L
E
H
SUKMANIAR ODE
16507026 / 1B
1|Page
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan benar.serta tepat pada waktunya.dalam Makalah
ini kami akan membahas tentang ‘’ STRUKTUR ATOM DAN SISTIM
PERIODIK ‘’
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini.Oleh karena itu,kami mengucapkan Terima kasih
yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah membantuh dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar dalam
makalah ini.oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan
saran dan kritik yang dapat membantu kami.kritik konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.Akhir kata
semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
2|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………. ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………4
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
B. DAFTAR PUSTAKA
3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
4|Page
BAB II
PEMBAHASAN
A. STRUKTUR ATOM
7|Page
4. Bilangan Kuantum Spin (s)
Lambang bilangan kuantum spin adalah s yang menyatakan arah rotasi elektron
pada porosnya. Ada dua kemungkinan arah rotasi yaitu searah jarum jam atau
berlawanan arah jarum jam. Hal ini seperti berputarnya gasing atau mata uang
logam
Begitulah elektron yang berotasi, bila searah jarum jam maka memiliki nilai
s=+½ dan dalam orbital dituliskan dengan tanda panah ke atas. Sebaliknya
untuk elektron yang berotasi berlawanan arah jarum jam maka memiliki nilai s
= -½ dan dalam orbital dituliskan dengan tanda panah ke bawah.
Dari uraian arah rotasi maka kiata dapat mengetahui bahwa dalam satu orbital
atau kotak maksimum memiliki 2 elektron.
1. Orbital s
Orbital yang paling sederhana untuk dipaparkan adalah orbital 1s. Gambar
berikut menunjukkan tiga cara pemaparan orbital 1s. Gambar menunjukkan
bahwa rapatan muatan maksimum adalah pada titik-titik di sekitar (dekat) inti.
Rapatan berkurang secara eksponen dengan bertambahnya jarak dari inti. Pola
bercak-bercak. Secara teori peluang, untuk menemui elektron tidak pernah
mencapai nol. Oleh karena itu tidak mungkin menggambarkan suatu orbital
secara lengkap. Biasanya gambar orbital dibatasi, sehingga mencakup bagian
terbesar (katakanlah 90%) peluang menemukan elektron. Gambar (c) adalah
orbital 1s dengan kontur 90%. Dalam teori atom modern, jari-jari atom
didefinisikan sebagai jarak dari inti hingga daerah dengan peluang terbesar
menemukan elektron pada orbital terluar. Bentuk dan orientasi orbital
2s diberikan pada gambar. Sama dengan orbital 1s, rapatan muatan terbesar
adalah pada titik-titik sekitar inti. Rapatan menurun sampai mencapai nol pada
jarak tertentu dari inti. Daerah tanpa peluang menemukan elektron ini
disebut simpul. Selanjutnya, rapatan muatan elektron meningkat kembali sampai
mencapai maksimum, kemudian secara bertahap menurun mendekati nol pada
8|Page
jarak yang lebih jauh. Peluang terbesar menemukan elektron pada orbital
2s adalah pada awan lapisan kedua. Sedangkan untuk orbital 3s juga
mempunyai pola yang mirip dengan orbital 2s, tetapi dengan 2 simpul. Kontur
90% dari orbital 3s ditunjukkan pada gambar (b), di mana peluang untuk
menemukan elektron pada orbital 3s adalah pada awan lapisan ketiga.
Orbital 1s, 2s, 3s Sumber: Chemistry, The Molecular Nature of Matter and
Change, Martin S. Silberberg. 2000.
2. Orbital p
Rapatan muatan elektron orbital 2p adalah nol pada inti, meningkat hingga
mencapai maksimum di kedua sisi, kemudian menurun mendekati nol seiring
dengan bertambahnya jarak dari inti. Setiap subkulit p ( = 1) terdiri dari tiga
orbital yang setara sesuai dengan tiga harga m untuk = 1, yaitu -1, 0, dan +1.
Masing-masing diberi nama px, py, dan pz sesuai dengan orientasinya dalam
ruang. Kontur yang disederhanakan dari ketiga orbital 2p diberikan pada
gambar (c). Distribusi rapatan muatan elektron pada orbital 3p ditunjukkan pada
gambar (b). Sedangkan kontur orbital 3p dapat juga digambarkan seperti
gambar (a) (seperti balon terpilin), tetapi ukurannya relatif lebih besar.
Orbital px, py, pz Sumber: Sumber: Chemistry, The Molecular Nature of Matter
and Change, Martin S. Silberberg. 2000
3. Orbital d dan f
Orbital dengan bilangan azimuth l = 2, yaitu orbital d, mulai terdapat pada kulit
ketiga (n = 3). Setiap subkulit d terdiri atas lima orbital sesuai dengan lima
harga m untuk l = 2, yaitu m = –2, –1, 0, +1, dan +2. Kelima orbital d itu diberi
nama sesuai dengan orientasinya, sebagai x2–x2 d , dxy, dxz, dyz, dan z d 2 .
Kontur dari kelima orbital 3d diberikan pada gambar berikut. Walaupun
orbital z d 2 mempunyai bentuk yang berbeda dari empat orbital d lainnya,
tetapi energi dari kelima orbital itu setara.
Orbital f lebih rumit dan lebih sukar untuk dipaparkan, tetapi hal itu tidaklah
merupakan masalah penting. Setiap subkulit f terdiri atas 7 orbital, sesuai
dengan 7 harga m untuk l = 3.
Seluruh orbital d
Salah satu dari tujuh orbital 4 f, yaitu orbital f xyz
Konfigurasi Elektron
9|Page
Konfigurasi elektron dari atom
Hubungan antara orbital dengan tabel periodik
1) Periode Pertama
Hidrogen hanya memiliki satu elektron pada orbital 1s, kita dapat
menuliskannya dengan 1s1 dan helium memiliki dua elektron pada orbital 1s
sehingga dapat dituliskan dengan 1s2
2. Periode kedua
Sekarang kita masuk ke level kedua, yaitu periode kedua. Elektron litium
memenuhi orbital 2s karena orbital ini memiliki energi yang lebih rendah
daripada orbital 2p. Litium memiliki konfigurasi elektron 1s 22s1. Berilium
memiliki elektron kedua pada level yang sama – 1s22s2.
Sekarang kita mulai mengisi level 2p. Pada level ini seluruhnya memiliki energi
yang sama, sehingga elektron akan menempati tiap orbital satu persatu.
B 1s22s22px1
C 1s22s22px12py 1
N 1s22s22px12py 12pz1
Elektron selanjutnya akan membentuk sebuah pasangan dengan elektron
tunggal yang sebelumnya menempati orbital.
O 1s22s22px22p y12pz1
F 1s22s22px22py 22pz1
Ne 1s22s22px22py 22pz2
Cara singkat pertama : Seluruh variasi orbital p dapat dituliskan secara
bertumpuk. Sebagai contoh, flor dapat ditulis sebagai 1s 22s22p5, dan neon
sebagai 1s22s22p6.
Penulisan ini biasa dilakukan jika elektron berada dalam kulit dalam. Jika
elektron berada dalam keadaan berikatan (di mana elektron berada di luar
atom), terkadang ditulis dalam cara singkat, terkadang dengan cara penuh.
Sebagai contoh, walaupun kita belum membahas konfigurasi elektron dari klor,
kita dapat menuliskannya sebagai 1s22s22p63s23px23p y23pz1.
Sampai saat ini kita belum mengisi orbital tingkat 3 sampai penuh – tingkat 3d
belum kita gunakan. Tetapi kalau kita melihat kembali tingkat energi orbital-
orbital, kita dapat melihat bahwa setelah 3p energi orbital terendah adalah 4s –
oleh karena itu elektron mengisinya terlebih dahulu.
K 1s22s22p63s23p6 4s1
Ca 1s22s22p63s23p6 4s2
Bukti kuat tentang hal ini ialah bahwa elemen seperti natrium ( 1s 22s22p63s1 )
dan kalium ( 1s22s22p63s23p64s 1 ) memiliki sifat kimia yang mirip.
Elektron terluar menentukan sifat dari suatu elemen. Sifat keduanya tidak akan
mirip bila konfigurasi elektron terluar dari kalium adalah 3d1.
Rangkuman
Menuliskan konfigurasi elektron dari hidrogen sampai kripton
DAFTAR PUSTAKA
http://sherliannadewi.blogspot.co.id/2014/10/makalah-struktur-atom-dan-
sistim.html
16 | P a g e