BAB 1 PENDAHULUAN
2. Bau : Urine memiliki bau yang khas dan cenderung berbau amonia
jika didiamkan. Bau ini dapat bervariasi sesuai dengan diet,
misalnya setelah makan aspargus. Pada diabetes yang tidak
terkontrol,aseton menghasilkan bau manis pada urine.
3. Asiditas atau alkalinitas : pH urine bervariasi antara 4,8 samapi 7,5
dan biasanya sekitar 6,0 tetapi juga bergantung diet. Ingesti
makanan yang berprotein tinggi akan meningkatkan asiditas,
sementara diet sayuran meningkatkan alkalinitas.
4. Berat jenis urine berkisar antara 1,001 sampai 1,035 bergantung
pada konsentrasi urin
Warna urin normal adalah kuning muda atau kuning jerami,
jernih. Pada produksi urine yang banyak, berat jenisnya antara 1.015-
1.030 tergantung pada konsentrasi bahan solid yang larut dalam urin.
Bila produksi urin sedikit urin itu pekat dan berat jenisnya naik
sedangkan warnanya lebih gelap Urin mempunyai pH yang bersifat
asam , yakni rata-rata 5,5- 6,5. Jika didapatkan pH yang relative basa
kemungkinan terdapat infeksi oleh bakteri pemecah urea, sedangkan
jika Ph yang terlalu asam kemungkinan terdapat asidosis pada tubulus
ginjal atau ada batu asam urat. (Purnomo, 2009).
Urine pagi ialah urine yang pertama kali dikeluarkan pada pagi
hari, urine ini baik untuk pemeriksaan berat jenis, protein sedimen dan
tes kehamilan. Pada penderita yang sedang haid atau "leucorrhoe"
untuk mencegah kontaminasi dianjurkan pengambilan contoh urin
dengan cara clean voided specimen yaitu dengan melakukan
kateterisasi, punksi suprapubik atau pengambilan urin midstream
dimana urin yang pertama keluar tidak ditampung, tapi urine yang
keluar kemudian ditampung dan yang terakhir tidak turut ditampung
(Wirawan, 2002).
Pemeriksaan urin tidak hanya dapat memberikan fakta-fakta
tentang ginjal dan saluran urin, tetapi juga mengenai faal berbagai
organ dalam tubuh, maka sangat penting sekali untuk memilih sampel
urin sesuai dengan tujuan pemeriksaan (Gandasoebrata, 2010) :
1. Urin sewaktu
Untuk bermacam-macam pemeriksaan dapat digunakan urin
sewaktu, yaitu urin yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak
ditentukan dengan khusus. Urin sewaktu ini biasanya cukup baik
untuk pemeriksaan rutin yang menyertai pemeriksaan badan tanpa
pendapat khusus.
2. Urin Pagi
Yang dimaksudkan dengan urin pagi ialah urin yang pertama-
tama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur.
3. Urin Postprandial
Sampel urin ini berguna untuk pemeriksaan terhadap
glukosuria ; ia merupakan urin yang pertama kali dilepaskan 1½ - 3
jam sehabis makan.
4. Urin 24 Jam
Cara pengumpulkan umpamanya sebagai berikut ; jam 7 pagi
penderita mengeluarkan urinnya ; urin dibuang . semua Urin yang
dikeluarkan kemudian, termasuk juga urin jam 7 pagi esok harinya,
harus ditampung dalam botol urin yang tersedia dan isinya
dicampur.
Uretra mengalirkan urine dari kandungan kemih ke bagian
eksteriostat dan tubuh. Pada laki-laki uretra membawa cairan semen
dan urine tetapi tidak pada waktu yang bersamaan. Uretra laki-laki
panjangnya mencapai 20 cm dan melalui kelenjer prostat dan penis
(Sloane, 2003).
Biasanya dari 125 ml plasma yang difiltrasi per menit, 124
ml/menit direabsorbsi, sehingga jumlah akhir urin yang terbentuk rata-
rata adalah 1 ml/menit. Dengan demikian, urin yang diekskresikan per
hari adalah 1,5 liter dari 180 liter yang difiltrasi (Sherwood, 2005).
Sebelum menilai hasil analisa urine, perlu diketahui tentang
proses pembentukan urine. Urine merupakan hasil metabolism
tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal. Dari 1200 ml darah yang
melalui glomeruli permenit akan terbentuk filtrat 120 ml per menit.
4. Pemeriksaan pH urin
Disiapkan alat dan bahan. Kemudian dipipet urin kurang
lebih ½ tabung reaksi kemudian dicelupkan kertas pH universal
kemudian diamati perubahan warna dan catat pHnya.
5. Pemeriksaan Sedimen Urin
Dipipet 5 mL urin ke tabung sentrifuge kemudian urin
disentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 3000
rpm.Supernatannya dibuang, diambil endapannya, kemudian
diteteskan di atas objek gelas. Diamati dibawah mikroskop dengan
perbesaran 40 x dilihat ada sedimen atau tidak. Kemudian
digambar (eritrosit, leukosit, dan kristal asam urat).
6. Pemeriksaan Glukosa Urin
Dimasukkan 5 ml Larutan Benedict ke dalam tabung reaksi
kemudian diteteskan sebanyak 8 mL urin, setelah itu panaskan di
atas Bunsen selama kurang lebih 2 menit,kemudian angkat dan
kocok perlahan setelah itu amati warna yang terjadi.
Hasil negatif (-) : larutan tetap berwarna biru jernih atau
sedikit kehijau-hijauan agak keruh tanpa
endapan
Positif 1 (+1) : hijau kekuning-kuningan keruh
Positif 2 (+2) : kuning keruh
Positif 3 (+3) : jingga atau warna merah lumpur
Positif 4 (+4) : merah keruh
Kl p Sedime Glukos
Urin Warna Bau Ket
p H n Urin a
puas 1,00 Kunin Amoni Norm
6 Ada Negatif
a 3 g a al
1 Tidak
puas
a
puas 1,01 Kunin Amoni 5- Norm
Ada Negatif
a 6 g a 6 al
2 Tidak
puas
a
puas 1,00 Kunin 5- Norm
Tidak Tidak Negatif
a 6 g 6 al
3 Tidak
puas berbau Ada
a
puas 1,00 Kunin Amoni Tidak Negatif Norm
5
a 6 g a ada ada al
4 Tidak
endapa
puas
n
a
Kelompok 2
Berat piknometer kosong = 32,1393 g
Berat piknometer + urin puasa = 81,1393 g
Kelompok 3
Berat piknometer kosong = 32,62190 g
Berat piknometer + urin puasa = 82,5383 g
Kelompok 4
Berat piknometer kosong = 31,80807 g
Berat piknometer + urin puasa = 82,7052 g
c. Reaksi benedict:
Oksidasi
Reduksi
4.2 Pembahasan
Air seni atau yang biasa di sebut urin adalah cairan sisa yang
diekskresikan oleh ginjal dan dieksresi dalam tubuh melalui proses
urinasi. Urin normal pada manusia biasanya berwarna warna kuning
muda hingga kuning tua. Warna pada urin berasal dari zat warna
empedu terutama urobilin dan urochrom. Dimana bau dari urin adalah
berbau khas dan jika diberikan agak lama, berbau ammonia pada
kisar pH 6.8-7.2. Selain itu kandungan dari urin adalah air, urea, asam
urat, ammonia, keratin, asam oksalat, asam fosfat, asam sulfat,
klorida. Volume urine normal, kisaran 900-1200 mL.
Dalam urin yang normal tidak mengandung eritrosit, leukosit
dalam jumlah kecil dan juga tidak mengandung protein dan glukosa.
Jika urin mengandung protein, berarti telah terjadi kerusakan ginjal
pada bagian glomerulus. Jika urin mengandung gula, berarti tubulus
ginjal tidak menyerap kembali gula dengan sempurna.Tujuannya
adalah membersihkan darah dari sisa-sisa metabolisme dan mengatur
jumlah air dan elektrolit dalam tubuh.
Pada percobaan ini, digunakan urin pagi dari probandus
dimana telah puasa selama 8 jam dan urin pagi dari probandus yang
tidak puasa. Urin yang diambil sekitar 100 mL dan langsung dilakukan
pengujian.
Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan fisika dan zat
organik didalam urin. Pemeriksaan fisika urin meliputi pemeriksaan
bobot jenis, warna, bau, kejernihan dan derajat keasaman urin dan
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. GAMBAR
1. Pemeriksaan bobot jenis
2. Pemeriksaan warna