Halaman
Gambar
1.4 Tujuan
Jagung (Zea mays ssp. mays) adalah salah satu tanaman pangan
penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi.
Tanaman jagung tumbuh optimal pada tanah yang gembur, drainase baik,
dengan kelembaban tanah cukup, dan akan layu bila kelembaban tanah kurang
dari 40% kapasitas lapang, atau bila batangnya terendam air. Pada dataran
rendah, umur jagung berkisar antara 3-4 bulan, tetapi didataran tinggi di atas
1000 m dpl berumur 4-5 bulan. Umur panen jagung sangat dipengaruhi oleh
suhu, setiap kenaikan tinggi tempat 50 m dari permukaan laut, umur panen
jagung akan mundur satu hari (Hyene 1987).Jagung merupakan tanaman
semusim determinat, dan satu siklus hidupnyadiselesaikan dalam 80-150 hari.
Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh
kedua untuk pertumbuhan generatif.
2.2 Lignin
Jumlah lignin yang terdapat di dalam tumbuhan yang berbeda sangat
bervariasi. Distribusi lignin di dalam dinding sel dan kandungan lignin bagian
pohon yang berbeda tidak sama.Secara fisis lignin berwujud amorf (tidak
berbentuk), berwarna kuning cerah dengan bobot jenis berkisar antara 1,3-1,4
bergantung pada sumber ligninnya. Indeks refraksi lignin sebesar 1,6. Sifatnya
yang amorf menyebabkan lignin sulit dianalisis dengan sinar-X. Lignin juga
tidak larut dalam air, dalam larutan asam dan larutan hidrokarbon. Karena
lignin tidak larut dalam asam sulfat 72%, maka sifat ini sering digunakan untuk
uji kuantitatif lignin. Lignin tidak dapat mencair, tetapi akan melunak dan
kemudian menjadi hangus bila dipanaskan. Lignin yang diperdagangkan larut
dalam alkali encer dan dalam beberapa senyawa organik (Kirk dan Othmer,
1952). Lignin merupakan senyawa turunan alkohol kompleks yang
menyebabkan dinding sel tanaman menjadi keras. Lignin bersifat termoplastik,
dapat melunak pada suhu tinggi (120°C). Lignin merupakan bahan adhesif yang
sangat efektif dan ekonomis, yang berperan sebagai bahan pengikat. Lignin juga
dikenal sebagai bahan baku yang mampu mengikat ion logam, serta mencegah
logam untuk bereaksi dengan komponen lain dan menjadikannya tidak larut
dalam air (Indrainy, 2005).
Isolasi Lignin
Lignin umumnya tidak larut dalam pelarut sederhana, namun lignin
alkali dan lignin sulfonat larut dalam air, alkali encer, larutan garam dan buffer.
Isolasi lignin merupakan tahap pemisahan lignin. Pada prinsipnya yaitu diawali
dengan proses pengendapan padatan. Lignin dalam tongkol jagung dapat
dipisahkan dengan proses hidrolisis menggunakan katalis NaOH . Metoda
isolasi lignin ( hidrolisis ) dapat melakukan presitasi lignin dengan asam,
sehingga menghasilkan lignin asam seperti yang tampak pada gambar dibawah
ini. Pada umumnya dilakukan dengan menggunakan asam sulfat atau asam
khlorida. Lignin tidak akan larut dalam air dan akan mengendap. Padatan yang
dihasilkan dapat dipisahkan dengan melakukan penyaringan.
2.3 Surfaktan
1. Surfaktan anionik
2. Surfaktan kationik
3. Surfaktan non ionik
4. Surfaktan amfoter
Bahan yang digunakan adalah tongkol yang berasal dari pasar aurduri,
Kota Jambi. Tongkol jagung yang diperoleh masih berbentuk tongkolan-
tongkolan besar sehingga perlu sebelumnya dipotong, dicacah, ditumbuk dan
diayak kasar kemudian dioven pada suhu 60°C agar benar-benar kering.
Pengayakan dilakukan kembali dengan sieve shaker (pengayak halus) untuk
mendapatkan ukuran tongkol jagung dengan mesh tertentu yaitu 80 mesh.
Bahan pengisolasi lignin adalah air, asam sulfat (H2SO4) dan natrium hidroksida
(NaOH). Proses sulfonasi lignin digunakan natrium bisulfit (NaHSO3). Metode
pengolahan tongkol jagung menjadi lignosulfonat dilakukan melalui dua proses
yaitu proses isolasi lignin dari tongkol jagung dilanjutkan dengan proses
sulfonasi lignin menjadi sulfonat.