Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELAS A
KELOMPOK A
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan dikerjakan dengan
kerjasama dalam kelompok dan bantuan teman-teman lainnya. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Kelompok A
1
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
dan dilaksanakan pembangunan nasional, yang memungkinkan
tercapainya tujuan Nasional sesuai dengan harapan bersama.
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
yang demikian paripurna itulah yang akan dapat menjamin kelangsungan
hidup bangsa dan negara Indonesia dan membawanya ke masa depan
yang gemilang.
7
5. Dalam bidang pertahanan dan keamanan : Diwujudkannya sistem
pertahanan dan keamanan yang mampu menjamin keselamatan
seluruh kehidupan rakyat, bangsa dan negara, menjaga seluruh garis
batas negara di darat, laut dan udara dari Sabang sampai Merauke dari
Miangas sampai Rote, termasuk di pulau – pulau terluar dan terpencil.
Sarana dan prasarana sistem pertahanan dan keamanan haruslah
didukung oleh kemajuan teknologi persenjataan baik fisik maupun non
fisik, yang militer maupun non militer.
8
Itulah yang disebut pendidikan karakter bangsa secara terpadu, karena
semuanya berlanjut dan tidak ada gap antara lingkungan yang satu
dengan yang lain. Adanya gap akan membuat anak didik ragu-ragu akan
keabsahan nilai-nilai keutamaan yang diajarkan, sehingga seluruh upaya
akan menjadi sia-sia. Keteladanan nilai-nilai keutamaan dalam
masyarakat akan menjadi tiang-tiang penyangga yang menjadikan
penghayatan nilai-nilai keutamaan itu sempurna dan melahirkan karakter
bangsa yang kokoh.
Dari pengalaman sejarah bangsa, sejak Budi Utomo 1908 yang kita
peringati sebagai Hari Kebangkitan Nasional dan ikrar Sumpah Pemuda
1928, Proklamasi Kemerdekaan 1945 sampai dengan saat ini, kita telah
mangalami pasang surut dan dinamika dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Saat ini kita telah masuk pada era globalisasi, transparansi
dan reformasi yang sedang menguji keberadaan bangsa Indonesia, tanpa
disadari keadaan tersebut telah mampu mengeser nilai-nilai bangsa yang
selama ini terpatri kuat dan menjiwai kehidupan berbangsa, bernegara
dan bermasyarakat. Nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam
Pancasila tidak lagi menjadi bagian yang harus dimengerti, dipahami dan
diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat. Sebaliknya telah menjurus
kearah kehidupan individualistik dan materalistik yang mengakibatkan
semakin jauh dari nilai-nilai jati diri, kepribadian dan keimanan bangsa
Indonesia.
9
Pancasila sebagai ideologi, falsafah, pandangan hidup dan alat
pemersatu bangsa telah mampu mempersatukan keberagaman bangsa
Indonesia selama kurun waktu 62 tahun dalam sebuah wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia mulai terusik keberadaannya. Pancasila
tidak lagi menjadi bagian yang harus dipahami, dimengerti dan diamalkan
oleh setiap anak bangsa terutama sejak digulirkannya era reformasi.
Indikasi tersebut dapat dirasakan bahwa paham kebangsaan yang telah
diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 didasari perasaan senasib
dan sepenang-gungan, kerelaan berkorban dan semangat patriotisme
tidak lagi tertanam dalam hati sanubari setiap anak bangsa sehingga
membuat bangsa Indonesia semakin lemah dan rentan terhadap
terjadinya bentrokan-bentrokan bernuansa SARA.
Selain dari pada itu kondisi politik yang sangat lemah akibat lengsernya
”Kepemimpinan Nasional” mengakibatkan rentannya kondisi politik
bangsa Indonesia saat itu, demikian juga kondisi ekonomi yang melanda
bangsa Indonesia yang telah membuat semakin menambah beban
kehidupan masyarakat. Sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan
menjadi pengangguran masyarakat meningkat. Kesenjangan ekonomi
yang cukup dalam tersebut telah mendorong sentimen etnis sehingga
berpotensi muncul terjadinya pertikaian dan tindak kriminalitas baik
secara kualitas maupun kuantitas.
10
kecenderungan mengadopsi budaya asing mewarnai seluruh sendi
kehidupan berbangsa. Kondisi tersebut lambat laun menjadikan
masyarakat kehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang memiliki budaya
Adi Luhung yaitu budaya yang mempunyai nilai-nilai tinggi untuk
mempersatukan bangsa yang kita kagumi ini.
Disisi lain dapat kita cermati bahwa masih ada kekuatan yang masih
utuhdan dapat diharapkan untuk menjaga keutuhan NKRI ini adalah
Kemanunggalan TNI. Namun karena beban yang dipikul semakin berat
dan ada pula pihak-pihak tertentu yang dengan cara sistematis ingin
menghancurkan TNI maka hal tersebut secara psikologis akan
mempengaruhi kinerja TNI, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Namun dengan didukung komitmen yang jelas, tegas dan terukur,
masalah wawasan kebang-saan yang berujung pada tetap tegak dan
utuhnya NKRI, TNI bersama rakyat siap mengorbankan jiwa dan raganya.
Menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI.
11
Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia, yang
dijiwai nilai-nilai Pancasila dan berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945
serta memperhatikan sejarah dan budaya tentang diri dan lingkungan
keberadaannya yang sarwanusantara dalam memanfaatkan kondisi dan
konstelasi geografi, dengan menciptakan tanggung jawab, motivasi, dan
rangsangan bagi seluruh bangsa Indonesia, yang mengutamakan
Persatuan dan Kesatuan bangsa serta Kesatuan Wilayah pada
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
untuk mencapai Tujuan Nasional.
Sementara itu, wilayah Indonesia yang berada di antara dua benua dan
dua samudera dalam kondisi diapit, baik secara alamiah maupun sosial,
sehingga menjadi sasaran berbagai pengaruh yang selalu berubah dan
berintensitas kuat dari sekelilingnya. Sejalan dengan kondisi tersebut,
Wawasan Nusantara memiliki dua arah pandang, ke dalam dan ke luar.
Arah pandang ke dalam ditujukan kepada kesatuan wilayah, sedangkan
arah pandang ke luar ditujukan untuk menjamin kepentingan Nasional dan
ikut dalam melaksanakan ketertiban dunia.
12
dasar Wawasan Nasional Bangsa Indonesia, yaitu Wawasan Nusantara,
yang tidak lain dari batu bangun Wawasan Nasional Bangsa Indonesia.
Konsep-konsep tersebut terdiri atas Persatuan dan Kesatuan, Bhinneka
Tunggal Ika, kebangsaan, negara kebangsaan, geopolitik dan negara
Kepulauan. Dalam merumuskan prinsip-prinsip Wawasan Nusantara,
acuan dan saringan dalam perumusan ialah nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila, Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, Sumpah
Pemuda 1928, dan semangat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
13
menggangu stabilitas nasional. Kesemuanya ini menunjukan bahwa
kemajemukan disuatu sisi merupakan kekuatan, disisi lain merupakan
kendala, tetapi apabila dikelola dengan baik maka kemajemukan tersebut
menjadi kekuatan, namun apabila sebaliknya tidak dikelola dengan baik
akan menjadi potensi bagi terjadinya perpecahan atau disintegrasi
bangsa.
14
Selanjutnya faktor lain yang berpengaruh yaitu hegemoni negara
tertentu yang ingin menguasai Indonesia secara fisik, ancaman tersebut
tidak terlihat nyata namun dapat kita rasakan seperti halnya yang sedang
dialami bangsa Indonesia. Cara tersebut lebih dikenal dengan konsep
perang modern. Perang ini sangat mudah dan murah dilakukan, tidak
memerlukan pengerahan sumber daya serta kekuatan bersenjata, namun
dapat dilakukan oleh negara tertentu dengan cara infiltrasi/ penyusupan
melalui kerja sama lembaga pemerintahan antar negara atau melalui NGO
asing yang bekerja sama dengan LSM bermasalah dalam negeri serta
melalui media cetak/ elektronik, tetapi dampak yang ditimbulkan amat
sangat dahsyat dan fatal. Setelah terjadi kerusakan dan kehancuran moral
dan budaya bangsa, maka negara yang menerangkan konsep perang
modern tersebut berarti telah berhasil menguasai atau menjajah alam
pikiran kita. Selanjutnya negara tersebut akan tampil seolah-olah sebagai
penyelamat, sebagai negara yang menjunjung tinggi hak asasi manusia
dan demokrasi, walaupun sesungguhnya itu hanya kedok belaka. Negara
tersebut tidak pernah dihujat, dibenci atau dikucilkan, akan tetapi malah
dipuji dan diagungkan. Inilah yang harus diwapadai dan jangan sampai
kita terkecoh.
15
dimengerti oleh masyarakat dan dapat digunakan sebagai contoh/
panutan pada masyarakat luas.
16
dan Kesatuan, tidak boleh mematikan keanekaan dan sebaliknya
keanekaan tidak boleh memudarkan Persatuan dan Kesatuan.
17
Bila kita mau mencermati, memahami dan mengerti tentang jabaran
Wawasan Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan hati
yang dalam, maka Wawasan Kebangsaan tersebut merupakan hal yang
sangat penting dalam proses pembentukan sikap moral warga negara
agar memiliki kecintaan terhadap tanah airnya. Hal tersebut dapat
diperoleh melalui lembaga pendidikan. Kita menyadari bahwa
pembentukan sikap moral dan Wawasan Kebangsaan memerlukan suatu
proses yang panjang perlu pembelajaran secara bertahap dan berlanjut.
Lembaga pendidikan baik formal maupun non-formal memiliki tanggung
jawab yang besar dalam mewujudkan hal tersebut. Berkaitan dengan hal
ini, kiranya perlu dikaji ulang tentang pendidikan kewiraan yang selama
ini diajarkan kepada mahasisiwa di perguruan tinggi saja itupun
hanya berjalan satu semester, sedangkan siswa dari TK sampai
SLTA tidak mendapatkan Pelajaran tersebut.
Dari kenyataan tersebut diatas dapat kita pahami bahwa setiap warga
negara mempunyai hak dan kewajiban bela negara tersebut harus
dilaksanakan rekruitmen dan pengkaderan secara benar dan terstruktur
melalui lembaga pemerintah yang ada, sehingga setiap warga negara
merasa terpanggil dan memiliki rasa bangga untuk ikut serta dalam bela
negara. Memang sosialisai tentang keikutsertaan dalam bela negara/
wajib militer saat ini tidak terselenggara dengan baik, oleh karena itu
kedepan keikutsertaan warga negara dalam wajib militer harus
mendapatkan akreditasi yang jelas, sehingga yang bersangkutan dapat
diakui sesuai dengan kemampuan dan kualifikasi keahlian yang dimiliki.
Bagi warga negara yang terkena kewajiban bela negara tetapi tidak
18
mengindahkan kewajiban tersebut dapat dikenakan sangsi hukuman
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Salah satu faktor internal yang ikut mendukung tetap tegaknya suatu
negara, apabila seluruh warga masyarakat memiliki jiwa patriotik yang
tinggi. Oleh sebab itu secara periodik perlu ditayangkan kembali film-film
dokumenter perjuangan dalam merebut, mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan. Pengalaman perjuangan kemerdekaan Indonesia yang di
Proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 menunjukkan akumulasi
dari semangat patriotik tinggi dari pendahulu kita melawan penjajah di
bumi pertiwi ini. Semangat patriotik ini hanya dapat terwujud melalui sikap-
sikap rela berkorban tanpa pamrih dan tidak memikirkan kepentingan
sendiri, kelompok atau golongan. Karena itu, kurikulum pendidikan
Nasional perlu diperkaya kembali dengan penambahan mata pelajaran
sejarah, Civic Mission/ pembentukan karakter nasional bangsa serta
materi lain yang meningkatkan Wawasan Kebangsaan dan kecintaan
pada tanah air.
19
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Wawasan kebangsaan Indonesia menjadikan bangsa yang tidak
dapat mengisolasi diri dari bangsa lain yang menjiwai semangat bangsa
bahari yang terimplementasikan menjadi wawasan nusantara bahwa
wilayah laut Indonesia adalah bagian dari wilayah negara kepulauan
yang diakui dunia. Wawasan kebangsaan merupakan pandangan yang
menyatakan negara Indonesia merupakan satu kesatuan dipandang
dari semua aspek sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dalam
mendayagunakan konstelasi Indonesia, sejarah dan kondisi sosial
budaya untuk mengejawantahan semua dorongan dan rangsangan
dalam usaha mencapai perwujudan aspirasi bangsa dan tujuan
nasional yang mencakup kesatuan politik, kesatuan sosial budaya,
kesatuan ekonomi, kesatuan pertahanan keamanan. Wawasan
kebangsaan Indonesia memberi peran bagi bangsa Indonesia untuk
proaktif mengantisipasi perkembangan lingkungan stratejik dengan
memberi contoh bagi bangsa lain dalam membina identitas,
kemandirian dan menghadapi tantangan dari luar tanpa konfrontasi
dengan meyakinkan bangsa lain bahwa eksistensi bangsa merupakan
aset yang diperlukan dalam mengembangkan nilai kemanusiaan yang
beradab. Akhirnya, bagi bangsa Indonesia, untuk memahami
bagaimana wawasan kebangsaan perlu memahami secara mendalam
falsafah Pancasila yang mengandung nilai-nilai dasar yang akhirnya
dijadikan pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku yang bermuara
pada terbentuknya karakter bangsa.
B. Saran
Sebagai warga indonesia yang baik kita harus lebih berusaha
mencapai perwujudan aspirasi bangsa dan tujuan nasional yang
mencakup kesatuan politik, kesatuan sosial budaya, kesatuan ekonomi,
kesatuan pertahanan keamanan. Dan agar warga indonesia mampu
memahami secara mendalam tentang falsafah Pancasila yang
mengandug nilai-nilai dasar yang dijadikan pedoman dalam bertingkah
laku agar terbentuk karakter bangsa yang berdasarkan nilai-nilai
pancasila.
20