Anda di halaman 1dari 4

TONSILITIS

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :

UPT Puskesmas Yani Sastranegara


Bojong 19710711 199103 1 002

1. Pengertian Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari
cincin Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan jaringan limfoid
yang terdapat di dalam rongga mulut yaitu: tonsil faringeal (adenoid),
tonsil palatina (tonsil faucial), tonsil lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil
tuba Eustachius (lateral band dinding faring/ Gerlach’s tonsil). Penyakit
ini banyak diderita oleh anak-anak berusia 3 sampai 10 tahun.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan pasien dengan Tonsilitis di
Puskesmas Bojong.
3. Kebijakan Keputusan Penanggung Jawab Puskesmas Bojong Nomor
C.006/SK/PKM-BJG/I/2018, tentang Layanan Klinik Yang Menjamin
Kesinambungan Layanan.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehata Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer.
5. Prosedur 1. M enerima pasien dengan 3S (senyum, salam, sapa),
2. Petugas melakukan tindakan asepsis dan antisepsis
3. Petugas menerima status pasien dari ruang TTV
4. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut dr loket pendaftaran
5. Petugas memeriksa kelengkapan hasil pemeriksaan TTV
6. Petugas mengarahkan pasien untuk pemeriksan dokter
7. Dokter melakukan anamnesa
 Keluhan penyakit tonsillitis adalah
 Rasa kering di tenggorokan sebagai gejala awal.
 Nyeri pada tenggorok, terutama saat menelan.
 Demam
 Sakit kepala, badan lesu, dan nafsu makan berkurang.
 Mulut berbau (foetor ex ore) dan ludah menumpuk dalam
kavum oris akibat nyeri telan yang hebat (ptialismus).
 Pada tonsilitis kronik, pasien mengeluh ada penghalang /
mengganjal di tenggorok, tenggorok terasa kering dan
pernafasan berbau (halitosis)
8. Dokter meakukan pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang didapat adalah :
 Tonsil hipertrofik dengan ukuran ≥ T2.
 Hiperemis dan terdapat detritus di dalam kripti yang
memenuhi permukaan tonsil
 Bercak detritus ini dapat melebar sehingga terbentuk
membran semu (pseudomembran) yang menutupi ruang
antara kedua tonsil sehingga tampak menyempit.
 Kelenjar limfe leher dapat membesar dan disertai nyeri
tekan.

9. Bila diperlukan tindakan dan instruksi lebih lanjut pasien dapat di


rujuk ke Rumah sakit dgan memberikan surat rujukan dan bila
menolak harus tandatangan inform consent penolakan.
10. Dokter memberikan rujukan untuk pemeriksaan penunjang
 Darah lengkap
 Swab tonsil untuk pemeriksaan mikroskop dengan
pewarnaan Gram
11. Dokter menegakkan diagnosa yaitu tonsillitis
12. Dokter memberikan penjelasan tentang diagnose pasien yaitu
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang bila diperlukan
13. Pasien diberikan terapi dan resep sesuai dengan penyakitnya :
Penatalaksanaan
 Istirahat cukup
 Minum air putih yang cukup
 Analgetika / antipiretik (misalnya, Paracetamol),
 Antivirus diberikan bila gejala berat. Antivirus Metisoprinol
diberikan pada infeksi virus dengan dosis 60-100mg/kgBB
dibagi dalam 4-6 kali pemberian/hari pada orang dewasa dan
pada anak < 5 tahun diberikan 50mg/kgBB dibagi dalam 4-6
kali pemberian/hari.
 Tonsilitis bakteri Bila diduga penyebabnya Streptococcus
group A, diberikan antibiotik yaitu Amoksisilin 50 mg/kgBB
dosis dibagi 3 kali/hari selama 3 hari dan pada dewasa 3 x 500
mg selama 3 hari
 Kortikosteroid karena steroid telah terbukti menunjukkan
perbaikan klinis yang dapat menekan reaksi inflamasi. Steroid
yang dapat diberikan berupa Deksametason 3 x 0,5 mg pada
dewasa selama 3 hari dan pada anak-anak 0,01 mg/kgBB/hari
dibagi 3 kali pemberian selama 3 hari. Analgetik / antipiretik,
misalnya Paracetamol dapat diberikan.
14. Kriteria rujukan
 Komplikasi tonsilitis akut: abses peritonsiler, septikemia,
meningitis, glomerulonephritis, demam rematik akut.
 Adanya indikasi tonsilektomi.
 Pasien dengan tonsilitis difteri.
6. Unit terkait 1. BP Umum
2. KIA
3. Apotek
DAFTAR TILIK

Unit :
Nama Petugas :
Tanggal Pelaksanaan :

NO PROSEDUR YA TIDAK
1. Apakah petugas menerima pasien dengan 3S (senyum, salam, sapa)?
2. Apakah petugas menyiapkan alat (stetoskop, tensimeter, senter,
timbangan dewasa dan timbangan bayi)
3. Apakah petugas melakukan anamnesa (tanya jawab)?
4. Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik?
5. Apakah petugas menentukan diagnosa dan menginformasikan
tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan?
6. Apakah petugas melakukan konseling dan edukasi (penyuluhan)?
7. Apakah petugas memberikan resep sesuai diagnosa?
8. Apakah petugas mempersilahkan pasien untuk menuju apotik?
9. Apakah petugas melakukan dokumentasi kegiatan yang dilakukan di
Rekam Medis?
10. Apakah petugas membereskan alat dan mencuci tangan?

Bojong,……………
Pelaksana/ Auditor

(..................................)

Anda mungkin juga menyukai