Depresi Postpartum
Depresi Postpartum
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam kehidupannya tidak pernah terlepas dari berbagai
permasalahan, baik yang tergolong sederhana sampai yang kompleks. Semua
itu membutuhkan kesiapan mental untuk menghadapinya.Bagi seseoarang yang
tidak mampu menghadapi nya akan mengalami ganguan mental yang disebut
dengan depresi. Individu yang mengalami depresi sering merasa dirinya tidak
berharga dan merasa bersalah. Mereka tidak mampu memusatkan pikirannya
dan tidak dapat membuat keputusan.setiap individu dapat mengalami gangguan
psikologi begitu juga dengan wanita yang baru melahirkan yang dikenal dengan
depresi postpartum.wanita yang mengalami depresi postpartum akan
mengalami gangguan emosional yang bervariasi, hal ini terjadi pada 10 hari
pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung terus-menerus sampai 6
bulan atau bahkan sampai satu tahun.. tingkat keparahan depresi postpartum
bervariasi. Keadaan ekstrem yang paling ringan yaitu saat ibu mengalami
“kesedihan sementara” yang berlangsung sangat cepat pada masa awal
postpartum, ini disebut dengan the blues atau maternity blues.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibahas yaitu :
1. Apa itu depresi postpartum ?
2. Tanda dan gejala depresi postpartum ?
3. Penyebab depresi postpartum ?
4. Gambaran klinik,pencegahan,dan penatalaksanaan depresi postpartum ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui apa itu depresi post partum.
2. Mengetahui apa saja tanda dan gejala depresi post partum
3. Mengetahui penyebab depresi post partum.
4. Mengetahui gambaran klinis depresi post partum, mengetahui pencegahan
depresi post partum, dan mengetahui bagaimana penanganan depresi post
partum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Depresi post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah
melahirkan dan berlangsung selama 30 hari, dapat terjadi kapan pun bahkan
sampai 1 tahun kedepan. Depresi postpartum pertama kali ditemukan oleh Pitt
pada tahun 1988. Pitt menyatakan bahwa depresi post parum adalah depresi yang
bervariasi dari hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan, mudah marah,
gangguan nafsu makan dan kehilangan libido(kehilangan selera untuk
berhubungan intim dengan suami).
Llewelly-jones (1994) menyatakan wanita yang didiagnosa mengalami
depresi 3 bulan pertama setelah melahirkan yaitu wanita tersebut secara social
dan emosional meras terasingkan atau mudah tegang dalam setiap kejadian
hidupnya.Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa depresi post
partum adalah gangguan emosional pasca persalinan yang bervariasi, terjadi
pada 10 hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung terus-menerus
sampai 6 bulan atau bahkan sampai satu tahun.. tingkat keparahan depresi
postpartum bervariasi. Keadaan ekstrem yang paling ringan yaitu saat ibu
mengalami “kesedihan sementara” yang berlangsung sangat cepat pada masa
awal postpartum, ini disebut dengan the blues atau maternity blues.
Gangguan postpartum yang paling berat disebut psikosis postpartum atau
melankolia. Diantara 2 keadaan ekstrem tersebut terdapat kedaan yang relatif
mempunyai tingkat keparahan sedang yang disebut neurosa depresi atau depresi
postpartum.
Kartono (2002), menyatakan bahwa depresi adalah keadaan patah hati atau putus
asa yang disertai dengan melemahnya kepekaan terhadap stimulus tertentu,
pengurangan aktivitas fisik maupun mental dan kesulitan dalam berpikir, Lebih
lanjut Kartono menjelaskan bahwa gangguan depresi disertai kecemasan ,
kegelisahan dan keresahan, perasaan bersalah, perasaan menurunnya martabat diri
atau kecenderungan bunuh diri.
Trisna (Hadi, 2004), menyimpulkan bahwa depresi adalah suatu perasaan sendu
atau sedih yang biasanya disertai dengan diperlambatnya gerak dan fungsi tubuh.
Mulai dari perasaan murung sedikit sampai pada keadaan tidak berdaya. Individu
yakin tidak melakukan apa pun untuk mengubahnya dan merasa bahwa respon apa
pun yang dilakukan tidak akan berpengaruh pada hasil yang muncul.
Kaplan dan Sadock (1998), merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia
yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk
perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia,
kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta gagasan bunuh diri.
Clydde (Regina dkk, 2001), bentuk gangguan postpartum yang umum adalah
depresi, mudah marah dan terutama mudah frustasi serta emosional.
Gangguan mood selama periode postpartum merupakan salah satu gangguan yang
paling sering terjadi pada wanita baik primipara maupun multipara. Menurut DSM-
IV, gangguan pascasalin diklasifikasikan dalam 3 tipe yaitu:
1. Baby blues
Merupakan bentuk yang paling ringan dan berlangsung hanya beberapa hari
saja. Gejala berupa perasaan sedih, gelisah, seringkali uring-uringan dan
khawatir tanpa alasan yang jelas. Tahapan baby blues ini hanya berlangsung
dalam waktu beberapa hari saja. Pelan-pelan si ibu dapat pulih kembali dan
mulai bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya.
2. Depresi post partum
Bentuk yang satu ini lumayan agak berat tingkat keparahannya yang
membedakan ibu tidak bisa tidur atau sulit untuk tidur. Dapat terjadi dua
minggu sampai setahun setelah melahirkan.
3. Psychosis post partum
Jenis ini adalah yang paling parah. Ibu dapat mengalami halusinasi, memiliki
keinginan untuk bunuh diri. Tak saja psikis si ibu yang nantinya jadi tergantung
secara keseluruhan.
1. Biologis
a. Faktor umur
Sebagian besar masyarakat percaya bahwa saat yang tepat bagi seseorang
perempuan untuk melahirkan pada usia antara 20–30 tahun, dan hal ini
mendukung masalah periode yang optimal bagi perawatan bayi oleh seorang
ibu. Faktor usia perempuan yang bersangkutan saat kehamilan dan persalinan
seringkali dikaitkan dengan kesiapan mental perempuan tersebut untuk
menjadi seorang ibu.
b. Faktor pengalaman
c. Faktor pendidikan
Hal ini mencakup lamanya persalinan, serta intervensi medis yang digunakan
selama proses persalinan. Diduga semakin besar trauma fisik yang
ditimbulkan pada saat persalinan, maka akan semakin besar pula trauma
psikis yang muncul dan kemungkinan perempuan yang bersangkutan akan
menghadapi depresi pascasalin.
Gejala yang menonjol dalam depresi post partum adalah trias depresi yaitu:
1. Berkurangnya energy
2. Penurunan efek
Ling dan Duff mengatakan bahwa gejala depresi post partum yang dialami 60%
wanita mempunyai karateristik dan spesifik antara lain:
5. tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.
D. Gambaran Klinik, Pencegahan dan Penatalaksanaan
Faktor resiko:
1. Keadaan hormonal
2. Dukungan social
3. Emotional relationship
5. Struktur keluarga
6. Antropologi
7. Perkawinan
8. Demografi
4. Bersikap fleksible
5. Bergabung dengan orang-oarang baru
b. Untuk sementara waktu hindari komsumsi coklat atau gula dalam jumlah
yang berlebihan karena dapat menjadi bahan pemicu depresi
c. Perbanyak mendengar musik favorit anda agar anda dapat merasa lebih
rileks disarankan musik-musik yang menenangkan
d. Lakukan olahraga atau latihan ringan, cara ini selain ampuh dalam
mengurangi depresi, tapi juga dapat membantu mengembalikan bentuk
tubuh
e. Sesekali berpergianlah agar anda tak merasa bosan, karena berada di rumah
f. Dukungan yang suportif dari suami dan anggota keluarga lainnya sangat
berpengaruh bagi keadaan psikis ibu.
Perawatan depresi
a. Terapi bicara
Adalah sesi bicara dengan terapi, psikologi atau pekerja sosial untuk mengubah
apa yang difikir, rasa dan lakukan oleh penderita akibat menderita depresi.
b. Obat medis
Obat anti depresi yang diresepkan oleh dokter, sebelum mengkonsumsi obat
anti depresi, sebaiknya didiskusikan benar obat mana yang tepat dan aman
bagi bayi untuk dikonsumsi oleh ibu hamil atau ibu menyusui.
Penatalaksanaan
c. Bantuan klien untuk mengatur mekanisme dukungan yang baik selama periode
antepartum jika dia ditanyakan beresiko terhadap depresi post partum
g. Peningkatan klien bahwa jika depresinya berlanjut lebih dari beberapa hari dia
harus berkonsultasi
Jika dilakukan sejak dini, penyakit ini dapat disembuhkan dengan obat-obatan
dan konseling jika depresinya berat atau berkepanjangan perlu dirawat di
rumah sakit.
BAB III
KESIMPULAN