Perawatan Luka Jenis luka pada penderita kusta adalah luka
lepromatosa,luka stasis, luka plantar, luka lain, luka keganasan.
Prinsip daripada pengobatan/perawatannya adalah imobilisasi dengan mengistirahatkan kaki yang luka (misal. tongkat, bidai), merawat luka setiap hari dengan membersihkan,membuang jaringan mati, dan menipiskan penebalan kulityang selanjutnya dikompres.
Perawatan Mata yang Tidak Tertutup Rapat (Lagoptalmus)
Perhatian, lindungilah mata tidak tertutup rapat (lagoptalmus) dari angin dan debu, serta sinar matahari untuk mencegah mata kemerahan dan buta.Pemeriksaan, gunakanlah cermin setiap hari untuk melihat apakah ada mata yang merah, bila ada laporkan ke petugas Puskesmas.Latihan, tariklah kulit di sudut mata ke arah luar dengan jari tangan sebanyak 10 kali setiap latihan, lakukan tiga kali sehari. Perlindungan, a) Lindungilah mata dari sinar matahri dengan menggunkan topi yang lebar, b) Pakailah kaca mata gelap untuk melindungi mata dari sinar matahri, angin, dan debu, c) Waktu tidur, tuutp mata dengan kain bersih supaya debu tidak masuk. (Dirjend PPM & PL.2002)
Perawatan Tangan yang Mati Rasa (Anestesi) Perhatian,
lindungilah tangan yang mati rasa (anestesi) dari benda panas, benda kasar, dan benda tajam untuk mencegah luka. Periksa, periksalah telapak tangan setiap hari. Bila ada kemerahan, melepuh atau luka ; istirahatkan, rawatlah luka. Rendam, rendamlah tangan setiap hari dengan air bersih dalam baskom, selama 30 menit untuk menjadikan kulit lembut. Gosok, setelah direndam gosok kulit menebal dengan batu apung untuk menjadikan kulit lembut. Olesi, olesi dengan minyak kelapa bersih dalama keadaan basah. Mencegah luka, a) Bungkuslah tangkai panci yang panas dengan kain yang tebal untuk mencegah terjadinya luka, b) Bungkus tangkai cangkul dengan kain yang tebal untuk mencegah terjadinya luka, c) Gunakan pipa sewaktu merokok, untuk mencegah luka. (Dirjend PPM & PL.2002) Perawatan Tangan yang Bengkok (Kontraktur) Perhatian, latih jari-jari tangan yang bengkok tiga kali sehari, supaya jari-jari tangan tidak menjadi kaku. Rendam, rendamlah tangan tiga kali sehari dengan air bersih selama 30 menit. Olesi, olesi tangan yang bengkok dengan minyak kelapa bersih dalam keadaan basah. Luruskan, a) Luruskan jari-jari tangan yang bengkok dengan tangan yang lain sebanyak 20 kali tiap latihan, lakukan tiga kali sehari, b) Taruh tangan diatas paha dan luruskan jari-jari tangan sebanyak 20 kali tiap latihan, lakukan tiga kali sehari. (Dirjend PPM & PL.2002) Perawatan Tangan dengan Luka Perhatian, a) Kurangi tekanan pada tangan yang luka, b) Luka harus selalu bersih, c) Bila luka bau, panas dan bengkak segera ke Puskesmas. Rendam, tiap hari rendamlah tangan dengan iar bersih selama 30 menit. Balut, balut luka dengan kain bersih. Istirahat, istirahatkan tangan yang ada luka, jangan gunakan unutk bekerja. (Ditjend PPM & PL.2002) Perawatan Jari Kaki yang Bengkok dan Lunglai Perhatian, luruskan jari kai bengkok dan latihlah telapak kaki lunglai supaya, a) Jari-jari dan sendi kaki tidak menjadi kaku, b) Mempermudah operasi untuk meluruskan jari dan sendi kaki, kalau diperlukan nanti. Olesi, olesi telapak kai dengan minyak kelapa yang belum dipakai, supaya tidak mudah luka waktu latihan. Luruskan, jari-jari kai yang bengkok, selama empat detik, tiga kali sehari, dan sebanyak 20 kali tiap latihan. Latihan, telapak kai yang lunglai dengan melingkari handuk atau sarung, dan tariklah selama empat detik, tiga kali sehari, ulangi 20 kali setiap latihan. Tekan, tekanlah telapak kaki lantai / dasar yang cukup keras selama 10 menit setiap kali latihan, dan lakukan tiga kali sehari. (Ditjend PPM & PL.2002) Pencegahan Luka Penting dilakukan dan diajarkan pada penderita, agar dapat selalu menjaga kakinya supaya tidak timbul luka atau luka yang telah sembuh tidak timbul lagi. Saran yang dapat diberikan untuk mencegah luka tersebut diantaranya : selalu memakai alas kaki, jangan berjalan terlalu lama, berhati-hati terhadap api, air /benda panas lainnya, berhati-hati saat duduk bersila, memeriksa keadaan kaki dan kulit apakah anda tanda-tanda kemerahan, melepuh. Penyuluhan Kesehatan Beberapa hal yang perlu dijelaskan pada penderita, keluarga dan masyarakat menurut Ditjen PPM & PL (2000) adalah jelaskan tentang penyakit kusta, pentingnya berobat secara teratur, pentingnya bagi anggota keluarga untuk mengawasi penderita minum obat secarat teratur dan lengkap. Tidak kalah penting penyuluhan kepada masyarakat agar tidak takut kepada penyakit kusta (leprofobia) dan dapat membantu membawa suspek kasus kusta ke Puskesmas. Pendidikan kepada klien menurut Barret, TL. (2002), yang pertama adalah kebutuhan akan penjelasan tentang diagnosis dan prognosis. Penjelasan tentang cacat yang diakibatkan oleh kusta. Klien membutuhkan konseling psikologis karena klien sulit menerima keadaannya atau perasaan ditolak oleh masyarakat. Klien membutuhkan pendidikan tentang bagaimana cara menghadapi anestesi pada tangan dan kaki. Penderita harus tahu cara memeriksa ekstrimitas utnuk mengetahui adanya trauma dan harus pakai alas kaki. Pentingnya memeriksa tungkai / lengan dan mata dari adanya anestesi atau kelemahan. Pengobatan dan okupasi terapi penting dalam rangka rehabilitasi. Klien harus tahu adannya reaksi kusta dan mencari pertolongan medis segera. Deformitas dapat dicegah melalui pendidikan kepada klien untuk mengenali adanya kerusakan saraf dan akibat dari kerusakan saraf tersebut. Eliminasi Kusta Sejak tahun 1985 penyakit kusta dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat. Lebih dari 12 juta penderita kusta selama 20 tahun lebih, penderita kusta telah diobati dengan MDT. Multidrug therapy telah mampu menekan penyakit kusta secara dramatis. dan prevalensinya menurun hingga 90%. Dan pada tahun 1991 World Health Assembly telah mengeluarkan suatu resolusi yaitu eliminasi kusta tahun 2000 (Dinkes.Prop.Sumsel.2003) Hingga kini sudah 108 negara yang bebas kusta dari 122 negara, dimana kusta dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat. Sementara 14 negara sisanya terdapat di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Tujuh puluh persen penderita kusta dunia pada tahun 2002 terdapat di India. Pada awal tahun 2004 banyaknya penderita kusta dibawah pengobatan dunia ada sekitar 460.000 penderita. Sekitar 515.000 kasus baru ditemukan selama tahun 2003, diantaranya 43% kasus multibasiler, 12% pada anak-anak, dan 3% yang mengalami cacat berat. Dua tahun belakangan secara global kasus baru yang dideteksi terus menurun secara dramatis, penurunan tersebut kira-kira 20% per tahun. Menurut Leisinger.KM. (2005), dalam tulisannya Leprosy in the year 2005 Impressive success with the treatment of a biblical disease menyebutkan bahwa, sejak tahun 2000, lebih dari 3 juta orang telah diobati dari lepra. Sejak tahun 1985 prevalensi lepra menurun 90%, dari 21.1 per 10,000 penduduk hingga kurang dari 0.8 per 10,000 penduduk pada tahun 2004. Lepra adalah suatu masalah kesehatan masyarakat yang utama di 9 negara dari 122 negara-negara pada tahun 1985 Upaya yang sedang intensif dilakukan untuk eliminasi kusta di enam negara, yakni Brazil, India, Madagaskar, Mozambie, Myanmar, dan Nepal. Negara-negara tersebut merupakan 90% dari prevalensi kusta di dunia pada tahun 2002. Dengan kemajuan teknologi di bidang promotif, pencegahan, pengobatan serta pemulihan kesehatan di bidang kusta, maka penyakit kusta sudah dapat diatasi dan seharusnya tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Tetapi karena masih banyaknya masyarakat yang belum mengetahui / mengerti mengenai penyakit kusta ini, terutama mengenai tanda dini dan akibat penyakit yang ditimbulkannya, penderita tidak cepat pergi berobat sehingga jadi cacat dan penularan tetap berlangsung. Hal ini merupakan hambatan bagi program eliminasi kusta. ( Ditjen PPM & PL. 2000).
Make Google view image button visible again:
https://goo.gl/DYGbub
Perawatan luka
Luka dibersihkan dengan sabun pada waktu direndam