Tesis Full Revisi
Tesis Full Revisi
محمدرضوان "االدارهالرئيسيةللبرنامجعليمستويالمدرسةاالبتدائية
(بحثالبرنامجالرائدفيالقرانالكريمطهفيدزسوليسالمدرسةاالبتدائيةاالسالميهتامانصاريبوجور)
المدرسةالرئيسيةللمدرسةاالبتدائيةاالسالميهفياإلسالمتامانصاريبوجورهيمؤسساتخا
صهللتعليماإلسالميالرسميتحترعايةوزارهالتعليموالثقافة.
االدارهالشاملةلبرنامجالقرانالكريمفيالمجااللذيينفذفيهالتخطيطوالتنظيموالتفعيلوالمراقبة
الغرضمنهذاالبحثهومعرفهالخلفيةالطبيعيةلهذهالمعلومات،والغرضمنها،وأدارهبرامجالقرانالك
ريم،والعاماللمقيدوعواماللدعمالخاصةببرامجالقرانالكريم،ونتيجةلبرنامجبرنامجطهفيدزللقرا
نالكريم.
وينطلقالبحثمنفكرهاننجاحالتعليماإلسالميهوأحدعواماللتعليمالقراني.
المتعلمينبحاجهإلىانتعطيالتعليموالتوجيهمنالقرانبحيثالمشاركينالمحتملين
يمكنانتتطوربشكلفعاالستناداإلىقيمالقرانالكريم.
وفيمجااللتعليم،يمكنتقديمالتوجيهمنخالاللبرنامجالرئيسيللبرنامج.
وهذاالبرنامجالرائدتنفيذبالطبعتحتاجإلىدعممنقبألدارهالبرنامجوقداجريالبحثباستخدامأساليبنوع
يه،ويصفهذااألسلوببرنامجأدارهالمصحفالمرتاللرئيسيللقرانالكريم.
البياناتالتيتمالحصولعليهافيشكلمالحظاتومقابالتووثائقودراسات.
لتحلياللبياناتويتمذلكمعالبيانات،وتصنيفالبياناتوتفسيرالبيانات.
عليالبياناتالمتعلقةباال9ختباراتالتيأجريتعنطريقتوسيعنطاقالمشاركة،والتثليث،وكفايةالمراجع،و
تحلياللحاالتالسلبية،ومراجعهالحساباتللتاكدمنمعاييراليقين
نتائجالبحثالتيتمالحصولعليهاملخصاانمؤسسهاالسالميهانشاتهاالهديبوجورفيفيالبيئةاال
جتماعيةللمجتمعالذينيهتمونبالتعليموكتابهالقرانالكريم.
فيهذاالتنفيذألدارهبرنامجالرئيسيةتحسينالقرانيتضمنالتخطيطوالتنظيموالتحكموالتفعيل.
وقدأصبحتأساليبالتقليدواحدهمنالعواماللداعمةلتنفيذالبرامجالرئيسيةتحسينالقرانعليالرغممنأعاق
هطفيفه
BAB I
PENDAHULUAN
dunia pendidikan melalui berbagai macam media masa, baik media cetak maupun
media elektronik. Media masa secara bebas dan leluasa memperlihatkan tindakan-
tindakan kriminal, asusila, dan perilaku menyimpang lainnya yang dilakukan oleh
Fenomena pada anak-anak usia sekolah dasar yang terjadi pada saat ini
menggambarkan betapa parahnya degradasi moral yang terjadi pada anak-anak dan
remaja khususnya usia sekolah dasar. Fenomena tersebut terekam dalam foto-foto
instagram, facebook maupun media sosial lainnya. Meski fenomena tersebut tidak
seluruhnya mengarah kepada hal negatif, akan tetapi sebagian besar tingkah laku
atau cara bergaul dengan lawan jenis yang diperlihatkan oleh anak-anak khususnya
usia SD sekarang yang mengarah kepada free sex, tingkah laku hedonisme, dewasa
sebelum waktunya, tidak beragama dan merupakan tingkah laku yang lebih
pendidikan bahwa degradasi moral dan spiritual sedang terjadi di masyarakat kita
merupakan kebutuhan dasar dan dijamin bagi setiap warga negara, oleh karena itu,
penyelenggaraan pendidikan yang dijamin oleh pasal 31 Undang-Undang Dasar
Sejalan dengan hal itu, diharapkan lembaga pendidikan kususnya pada tingkat
sekolah dasar untuk membentuk peserta didik berakhlak dan berkarakter sehingga
jauh dari tren negatif tingkah laku anak- anak pada saat ini dan tren negatif lainnya
lingkugan.
Tantangan di era globalisasi menuntut respons tepat dan cepat dari sistem
pendidikan Islam secara keseluruhan. Jika kaum Muslimin tidak hanya ingin
sekedar bertahan di tengah persaingan global yang semakin tajam dan ketat, tetapi
1
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, (Jakarta: Mahkamah
Konstitusi,2005) hal.9
2
Furqon, Hidayatullah Muhammad. 2010. Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter
Kuat dan Cerdas. Surkarta: Yuma Pustaka. Hal:14
Islam tidak boleh berpangku tangan dan menonton dari luar seluruh perkembangan
yang terjadi.
dengan semakin banyak pihak yang merasakan bahwa pendidikan Islam belum
memenuhi harapan yang diinginkan. Madrasah yang ada juga kurang memberikan
adalah sekolah Islam terpadu, mulai dari Sekolah Dasar Islam Terpadu, Sekolah
Menengah Pertama Islam Terpadu hingga Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu.
Sekolah Islam dalam konteks ini adalah sekolah atau lembaga pendidikan
umum yang bernapaskan Islam.4 Pada umumnya, model lembaga pendidikan ini
Nahdatul Ulama, Hidayatullah, Al-Irsyad, dan lain-lain. Jika dilihat dari perspektif
sejarah, sekolah Islam merupakan perkembangan lebih lanjut dari sistem sekolah
Belanda. Sistem tersebut mulai diadopsi pertama kali oleh Muhammadiyah sejak
3
Sutrisno, Pembaharuan dan Pengembangan Pendidikan Islam, Yogyakarta:
Fadilatama, 2011, 80
4
Zainal Arifin, Pengembangan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan Islam,
Yogyakarta:Diva Press, 2012, 29
organisasi ini berdiri, dengan mengambil alih sistem sekolah Belanda dan
Sekolah pada masa depan adalah sekolah yang dikelola secara modern (modern
schools). Salah satu ciri dari sekolah modern adalah mengutamakan kualitas.
Kualitas yang dimaksudkan diukur dengan pencapaian skor tes prestasi tinggi
dalam bidang akademik (mastery of basic skill) dan juga pertumbuhan dan
perkembangan sosial anak secara baik sesuai dengan pencapaian tujuan pendidikan
respon lingkungan yang positif menjadi faktor pendukung lain yang tidak dapat
diabaikan. Iklim yang sehat, dukungan orang tua murid dan masyarakat yang tinggi
menjadi salah satu bagian sangat berarti, terutama pada sekolah yang memiliki
murid multi etnik/multi kultur. Mutu suatu lembaga pendidikan Islam bisa dilihat
dari rumusan visi dan misinya, yang kemudian visi dan misi tersebut diwujudkan
dalam proses pendidikan yang akan dilakukan. Menurut Muhaimin mutu Lembaga
diberikan.5
5
Muhaimin, Manajemen Penjaminan Mutu di Universitas Islam Negeri Malang (Malang:
UIN, 2005), 10
Ketertarikan peneliti untuk meneliti pengembangan program unggulan pada
sekolah dasar terpadu dengan penerapan sistem full day school yaitu karena
full day school mengaplikasikan antara kurikulum Diknas, Kemenag, dan Yayasan.
Sekolah dengan sistem full day school mendorong penulis untuk mengadakan
disebut SDIT SUIS Bogor yang merupakan sekolah formal tingkat dasar yang
pendidikan yang berkualitas pada tingkat sekolah dasar. Sekolah dasar swasta
lain ialah program pembelajaran kelas single sex, dan program unggulan hafizh 30
juz Al-Quran pada usia sebelum baligh dengan sistem pembelajaran sekolah full
day. Hal tersebut menjadi sebuah solusi bagi orang tuas peserta didik di kota Bogor
dalam memilih pendidikan yang fokus pada pendidikan karakter dan pendidikan
banyak SDIT yang melaksanakan program tahfidz, akan tetapi kebanyakan sekolah
tersebut bersifat Boarding School. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam Bab I pasal 1 ayat 11
Islam yang bertujuan untuk memberikan pengajaran bacaan, tulisan, hafalan dan
pemahaman Al-Quran.6
di SDIT SUIS Bogor ini yang pada hakikatnya bukan merupakan sekolah
boarding school, sebuah sistem yang banyak digunakan sekolah lain untuk
SDIT SUIS Bogor yang terletak di salah satu kota besar Indonesia merupakan
salah satu lembaga pendidikan yang berdasar kepada nilai-nilai pendidikan Islam
Sebagai sekolah yang menerapkan model full day SDIT SUIS Bogor
didik (khususnya program unggulan tahfidz) mulai dari belajar, bermain, makan
dan ibadah di kemas dalam suatu sistem pendidikan. Karakteristik tersebut menjadi
6
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2014 tentang Pendidikan
Keagamaan Islam Bab I pasal 1 ayat 11
pembeda antara SDIT SUIS dengan SD-SD lainnya di Bogor sehingga menjadi
masalah penelitian.
Dalam pelaksanaan progam uggulan pendidikan di SDIT SUIS ini tentu tidak
Manajemen program unggulan di SDIT SUIS Bogor ini penulis anggap perlu
dikaji lebih lanjut. Mengingat keterbatasan waktu dan kapasitas kemampuan, maka
Bogor?
1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
Bogor.
4) Untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan
SUIS Bogor.
2. Kegunaan Penelitian:
a. Secara teoritis
Sekolah Dasar
Sekolah Dasar.
Sekolah Dasar.
b. Secara praktis
D. Kajian Pustaka
Kejenuhan tersebut disebabkan banyak faktor mulai dari faktor diri santri maupun
faktor dari luar. Adapun faktor dari dalam diri santri ialah rasa letih secara fisik dan
mental sedangkan faktor yang berasal dari luar diri santri ialah banyaknya kegiatan
yang harus diikuti, banyaknya peraturan, dan kegiatan dikelas yang monoton.
Oleh karena itu upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut ialah
dilakukan oleh SDIT SUIS Bogor. Meski lembaga berbeda naungan, akan tetapi
usia pendidikan dan karakter peserta didik relatif sama jika dilihat dari sudut
pandang psikologis..
Banyak tesis yang membahas dan mengkaji berkaitan dengan kurikulum dan
program fullday school maupun Boarding school dintaranya ialah tesis Eni Purwarti
bangunan Islamisasi kurikulum terdiri dari tauhid sebagai pandangan dunia Islam
yang menjadi kerangka dasar, proses perencanaan unsur Islam dan barat, dan
pelajaran, metode pengajaran dan evaluasi. pada tujuan dan materi dilakukan secara
dengan memberi nuansa keislaman. Perbedaan tesis Eni Purwati dengan peneliti
terletak pada jenis penelitiannya. Tesis Eni Purwati lebih kepada penelitian pustaka,
7
Lailatul Magfiroh dalam skripsinya yang berjudul Upaya Madrasah Ibtidaiyah Wahid
Hasyim Mengatasi Kejenuhan Santri Dalam Menghafal Al-Quran di Asrama MI Wahid Hasyim
Gaten Condongcatur Depok Sleman Yogyakarta, Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2009.
sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti ialah Field Research atau
school sudah banyak diharapkan oleh para orang tua pada masa sekarang, terlebih
bagi para orang tua yang sibuk bekerja di luar rumah seperti yang dilakukan di kota-
kota besar. Orang tua merasa tenang dengan menyekolahkan anaknya pada sekolah
yang bermodel full day school karena pendidikan dan pergaulan anak lebih
yang dilakukan oleh SDIT Luqman Al-Hakim bermula dari menggabungkan dua
memberikan nuansa Islam dalam setiap mata pelajaran. Inilah yang kemudian
8
Eni Purwati, “Islamisasi Kurikulum Dalam Rangka Strategi Pengembangan Pendidikan
Islam: Telaah Kritis atas Pemikiran Hasan Langgulung”, (Tesis), (Surabaya: IAIN Sunan Ampel,
1999), Hal.iii
9
Asfirotul Qoyimah, Konsep Dasar Pemikiran Sistem Pembelajaran Full Day School
(Analisis Implementasi terhadap konsep dasar sistem Pembelajaran di TKIT Muadz bin Jabal Kota
Gede Yogyakarta), Tesis, Program Pasca Sarjana IAIN Sunan Kalijaga, 2004
10
Teguh Pramono, Pengembangan kurikuulum pada Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT)
Luqman Al-Hakim Daerah Istimewa Yogyakarta. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Islam
Malang, 2004
pada materi pembelajaran yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu
dan kekompakan sehingga terjaga kompetisi yang sehat antar mereka, hal ini
menjadi penting supaya tidak terjadi kontra produktif antara guru-guru yang justru
tersebut merupakan penelitian pada tingkat menengah atas, tetapi memiliki kaitan
dengan penelitian yang akan ditulis oleh peneliti dalam hal membahas tentang
kurikulum 2013 pada Madrasah Aliyah dalam jurnalnya yang menghasilkan sebuah
simpulan bahwa ide-ide pokok yang terkandung di dalam sebuah tujuan kurikulum
11
Evi Herawati, “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah Alam
(Studi kasus di School of Universe)”, (Tesis), (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2009),Hal.iii
12
Rosmaiyati, “Pengembangan Kurikulum Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren
Hidayatul Ma’arifiyah Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan”, (Tesis), (Riau: UIN Sultan
Syarif Kasim, 2013),hal. 147
Disamping kemampuan mereka dalam menganalisis struktur kurikulum, guru
juga harus mampu membaca visi kurikulum, terutama agar persepsi yang dibentuk
dalam pemikirann guru itu terdapat relevansi dengan visi kurikulum yang secara
kurikulum perlu terus dilakukan baik yang difasilitasi oleh sekolah, dinas
pihak internal dan eksternal.14 Penelitian ini memiliki kesamaan objek penelitian
kurikulum. Akan tetapi memiliki perbedaan lokasi dan ruang lingkup penelitian.
13
Buhungo, Ruwiah Abdullah, “Implementasi dan Pengembangan Kurikulum 2013 pada
Madrasah Aliyah”, Tadbir Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol.3, No.1, (Februari 2015) Hal.
105-113.
14
Syahbuddin, Manajemen Pengembangan Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 1 Dompu. (Tesis), Surabaya: UIN Malang, 2010)
prinsip pengembangan silabus, bahan ajar dan RPP. hasil penelitiannya antara lain:
dewan guru, komite dan majelis dikdasmen Muhammadiyah cabang Boja, terutama
dalam pelajaran khusus seperti BTQ, Bahasa Arab dan TPQnya; Untuk pelajaran
umum dewan guru mengikuti KKG gugus Adi Sucipto; dan karena SD
religius, seperti bersalaman, menyapa, doa, sholat berjamaah dan lain-lain. Adapun
Muhammadiyah Boja yaitu bahwa setiap guru belum mempunyai peran dalam
pembuatan bahan ajar dan perlu ada hasil cipta media baru sebagai bahan ajar,
dorongan atau motivasi dari luar sangat diperlukan.15 Jurnal pembahasan mengenai
pengembangan kurikulum pada tingkat sekolah dasar yang sangat erat dengan nilai-
nilai keislaman.
Atas. Dapat dilihat bahwa penelitian tesis ini berbeda dengan penelitian
E. Kerangka Pemikiran
15
Kadiyono, Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 7, No. 1, Januari 2012
Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan. Karena itu meneliti
manajemen pendidikan dalam hal ini ialah program unggulan Sekolah Dasar dapat
satu kesatuan sistem yang tidak dapat dipisahkan. Menurut Mahmud dan Ija
kebudayaan sebagai ide, gagasan, nilai atau norma. Kedua; wujud kebudayaan
sebagai aktifitas atau pola tindakan manusia dalam masyarakat dan wujud
dari ide, aktivitas dan benda. Ketiga wujud tersebut dalam kenyataan hidup
masyarakat tak terpisahkan antara yang satu dengan lainnya. Kebudayaan ideal
mengatur dan memberi arah kepada tindakan dan karya manusia. Baik pikiran/ide-
ide-ide/konsep dinamakan latar. Oleh karena itu, penelitian ini akan diawali dengan
16
Prof.Dr.Mahmud, M.Si dan Dr Ija Suntana, Antropologi Pendidikan (Bandung, Pustaka
Setia; 2014) Hal.34
17
Koentjaraningrat. Sejarah Teori Antropologi I. (Jakarta,UI Press: 1987) Hal.186-187
pembahasan mengenai latar karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.
Sebagai respon terhadap latar maka muncullah ide, gagasan atau konsep.
direalisasikan, ada seleksi terlebih dahulu terhadap nilai etos dalam masyarakat
Sekolah Dasar Islam Terpadu disebut juga madrasah, hal ini dinyatakan
dalam arti ada penambahan dari aspek pendidikan tertentu. Lembaga pendidikan ini
Selain itu dalam hal kurikulum lokal yang pada akhirnya dengan adanya
kualitas pendidikan yang cukup kompleks, salah satu tantangannya adalah dalam
yang pada hakikatnya bukan merupakan sekolah keagamaan. Hal tersebut menjadi
18
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2014 tentang Pendidikan
Keagamaan Islam Bab I pasal 1 ayat 11
Dengan menjadikan tahfidz Quran sebagai program unggulan dengan sistem
full day school maka sekolah harus benar-benar dapat menjamin mutu
pemenuhan janji yang telah diberikan.19 Dengan kata lain jika SDIT SUIS Bogor
menawarkan anak hafidz 30 juz selama 6 tahun, maka hal tersebut harus terpenuhi
yang dikelola secara modern, yaitu sekolah yang mengutamakan kualitas yang
diukur dari pencapaian skor prestasi tinggi dalam akademik dan pertumbuhan juga
perkembangan sosial secara baik sesuai dengan pencapaian tujuan yang telah
manajerial yang baik guna mencapai tujuan yang ingin dicapai dengan efektif dan
19
Muhaimin, Manajemen Penjaminan Mutu di Universitas Negeri Malang(Malang: UIN,
2005), Hal.10
20
Sudarsono, Uapaya Manajerial Pengembangan Kurikulum Program Unggulan di
Madrasah Aliyah . (Jurnal pendidikan Agama Islam: Volume 4 Nomor 1 Mei 2016, ISSN(p)2089-
1946&ISSN(e) 2527-4511).Hal.103
unggulan juga merupakan salah satu program guna meningkatkan mutu pendidikan
Oleh sebab itu agar program ini berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan,
maka harus tersusun dengan jelas, terarah, dan sistematis mulai dari perencanaan,
manajemen.
Banyak teori berkaitan dengan fungsi dari manajemen, seperti yang telah
dikutip dari buku manajemen dasar, Pengertian dan Masalah karangan Drs. H.
pengontrolan.
budgeting.
Dari pemaparan teori- teori dari fungsi manajemen di atas, secara garis besar
21
Suharti, Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dalam Rangka Meningkatkan
Mutu Pembelajaran. (Tesis). (Bengkulu: Universitas Bengkulu, 2013). Hal. 24-25
belajar mengajar yang meliputi administrasi kurikulum, ketenagaan, sarana dan
manajemen sebagai suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha
menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya22.
menyusun secara garis-garis besar yang luas tentang suatu hal yang akan dikerjakan
dan cara-cara yang akan ditempuh untuk mengerjakannya, untuk mencapai suatu
tujuan tertentu”23.
proses kerjasama sehingga tercapai suatu sistem kerja yang baik dalam rangka
mencapai tujuan yang ditetapkan, dan dilakukan berdasarkan tujuan serta program
22
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya 2010), Hal.83
23
Muh. Hizbul Muflihin, AdministrasiPendidikan, (Klaten:CV Gema Nusantara 2015),
Hal.55
24
Ibrohim, Bafadal. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar dari Sentralisasi
Menuju Desentralisasi. (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Hal.43
pengorganisasian yang baik maka akan menunjang keberhasilan dalam
Sebuah program yang akan atau sedang dikembangkan tidak akan mencapai
fisiknya25.
atau pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan alat utk menjamin
bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
ini terdapat hambatan yang berasal dari intern maupun ekstern. Begitu pula
beberapa faktor penunjang berasal dari intern maupun ekstern lembaga pendidikan
pengembangan program unggulan di SDIT SUIS Bogor ini perlu dilakukan evaluasi
kualitas pendidikan dan mendorong tercapainya visi juga misi yang telah ditetapkan
25
Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), Hal.238)
Dalam mengidentifikasi berbagai masalah yang timbul dalam pelaksanaan
program unggulan sekolah, maka sangat diperlukan penelitian yang sangat cermat
sehingga mampu menemukan strategi yang sangat cepat dan tepat dalam mengatasi
masalah yang timbul yang berasal dari dalam maupun luar sekolah baik faktor-
menghambat program.
Analisis SWOT adalah salah satu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengts)
Berdasarkan uraian di atas, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari skema yang
KAJIAN TEORITIS
A. LATAR ALAMIAH
ide-ide/konsep dinamakan latar. Oleh karena itu, penelitian ini akan diawali dengan
Sebagai respon terhadap latar maka muncullah ide, gagasan atau konsep. Kaitannya
dengan lembaga pendidikan, konsep berarti kumpulan berbagai teori yang akan
di lembaga tersebut.
Dasar Islam Terpadu SUIS Bogor yang memiliki konsep atau ide tahfidz Quran
karena pendidikan merapakan bagian dari unsur kebudayaan. Seperti yang telah
wujud dari kebudayaan ialah: 1) Suatu kompleksitas dari ide, gagasan, nilai, norma,
aturan dan sebagainya. 2) Suatu kompleksitas aktivitas serta tindakan berpola dari
unggulan hafidz Quran 30 juz pada usia sebelum baligh. Hal tersebut merupakan
sebuah contoh nyata sebuah wujud kebudayaan masyarakat, khususnya dalam hal
ini ialah masyarakat Bogor. Ide lembaga pendidikan ini berawal dari konsep visi
lembaga itu sendiri yang inginmencetak generasi muda yang cerdas, berahlaqul
status masyarakat. seperti yang dikutip Mahmud dalam Randall Collins (1977)
berkaitan dengan tipe dasar pendidikan masyarakat di dunia, yaitu ada tiga tipe
26
Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi . (Jakarta, PT Rineka Cipta: 2002)
Hal.186-187
27
Prof. Dr. Mahmud,M.Si dan Dr Ija Suntana, M.Ag, Antropologi Pendidikan. (Bandung,
Pustaka Setia: 2014) Hal.113
memiliki pelapisan sosial. Karena mayoritas masyarakat Bogorpemeluk agama
Islam, maka menjadi hafizh Quran merupakan sebuah pencapaian symbol nilai
religius dan prestise dikalangan umat Islam. Hal tersebutlah yang menjadikan
salah satu tujuh unsur kebudayaan universal, unsure religi menjadi salah satu unsure
terpenting dalam penelitian ini. Hal tersebut karena tolak ukur unggul atau tidak
nya program yang dijalankan sangatlah dipengaruhi oleh nilai-nilai religi yang
kebudayaan Hindu dan Timur Asia lain, 3) unsure kebudayaan Islam, dan 4) unsure
program yang dijalankan oleh lembaga pendidikan yaitu SDIT SUIS Bogor ini
diperoleh maka semakin besar pula harapan untuk mencapai tujuannya itu. Seperti
28
Jacobus Ranjabar, Sistem Sosial Budaya Indonesia (Suatu Pengantar), (Bogor, Ghalia
Indonesia: 2006). Hal.161
29
Prof.Dr. S.Nasution. MA., Sosiologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara. 2004) Hal.38-39
Seorang hafidzh Quran memiliki kedudukan lebih tinggi dan lebih dihormati
unggulan antara lain menghafal al-Qur’an diyakini olah umat muslim merupakan
suatu perbuatan yang sangat terpuji dan mulia. Banyak hadits Rasulullah saw yang
menjadi salah satu pedoman umat Islam yang mendorong untuk menghafal al-
Qur’an atau membacanya di luar kepala, sehingga hati seorang individu muslim
tidak kosong dari sesuatu bagian dari kitab Allah SWT30. Rasulullah saw bersabda:
فﺈن، تﻌﻠمﻮﺍ ﺍلقﺮﺍن فﺎﻗﺮؤوه وﺃﻗﺮﺋﻮه: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺻﻠﻌﻢ: ﻋﻦ ﺍﰉ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﺭﺿﻰ ﻗﺎﻝ ﺍﷲ ﻋﻨﻪ
وﻣﺜﺎﻝ ﻣﻦ، ﻳفﻮه بﺮﻳحﻪ كﻞ ﻣكﺎن، كمﺜﻞ جﺮﺍب ﻣحشﻮ ﻣشكﺎ،ﻣﺜﻞ ﺍلقﺮﺃن لمﻦ تﻌﻠمﻪ فقﺮءه وﻗﺎم بﻪ
31.)(ﺍلﺘﺮﻣﺬﻯ .تﻌﻠمﻪ فيﺮﻗدو ﻫﻮ في خﻮفﻪ كمﺜﻞ جﺮﺍب وكئ ﻋﻠﻰ ﻣسك
merupakan orang-orang pilihan yang memang dipilih oleh Allah untuk menerima
warisan kitab suci al-Qur’an, mereka yang hafal al-Qur’an akan selalu diliputi
rahmat Allah, mereka adalah orang-orang mulia karena kalamullah dan mereka
30
Yusuf Qardhawi, Berinteraksi Dengan Al-Qur’an, Terj.Abdul Hayyie Al-Kattani,
(Jakarta : Gema Insani Press, 1999 ), hlm. 191
31
Kamal Yusuf al-Hut, Sunan At-Tirmidzi, Juz 5, ( Beirut : Darul Kutub al-Ilmiah,
t.th),hlm.. 144
32
Ahsin W. AL-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Alqur’an, (Jakarta : Bumi Aksara,
2005), Cet. 3, hlm.26-27
Para ulama menyebutkan beberapa faedah menghafal al-Qur’an yang di
para penghafal al-Qur’an lebih cepat mengerti dan teliti karena banyak latihan
untuk mencocokkan ayat serta membandingkan dengan ayat lain. Para penghafal
juga akan lebih fasih dalam berbicara, dan dapat mengeluarkan fonetik arab dari
landasannya secara Tabi’i (alami)33. Dari beberapa penjelasan tersebut maka tidak
salah jika tahfidz Quran dijadikan sebagai program unggulan di SD SUIS Bogor.
banyak dikenal baik dalam dunia bisnis maupun pendidikan. Manajemen sendiri
memiliki banyak definisi, baik definisi yang diberikan oleh tokoh manajemen
dalam negeri maupun tokoh manajemen luar negeri. Manajemen didefinisikan oleh
Machali dan Ara sebagai usaha me-manage (mengatur) organisasi untuk mencapai
obejectives through the efforts of other people atau manajemen adalah pencapaian
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan melalui atau bersama-sama usaha orang lain.
33
Abdurrab Nawabuddin, Teknik Menghafal Al-Qur’an, (Bandung: Sinar Baru Algesindo
Offset, 2005), cet 4, hlm. 21.
34
Dr. Imam Machali dan Dr. Ara Hidayat. The Handbook of Education Management:
Teori dan praktek pengelolaan sekolah/madrasah di Indonesia. (Yogyakarta:2015) hal.6
mengartikan manajemen sebagai keseluruhan proses kerjasama antara dua orang
atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang
ditentukan sebelumnya. Ahli lain Pariata Westra (dalam Arikunto, Suharsimi, 2008:
dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya yang ada secara efisien,
efektif dan produktif untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
menyatakan bahwa fungsi manajemen ialah serangkaian sub bagian tubuh yang
organisasi, dan institusi36. Agar program itu dapat berjalan dengan baik perlu diatur
35
Terry, alih bahasa oleh Winardi, Asas-Asas Manajemen (Bandung: Alumni, 1986)
Hal.163
36
http://allansetyoko.blogspot.co.id/2014/10/hakikat-program.html?=1 (diakses 21 Januari
2018)
dan dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan dan pengawasan. Kegiatan ini
suatu tujuan.
terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan orang banyak 38. Sedangkan,
Sukardi menyatakan bahwa program merupakan salah satu hasil kebijakan yang
penetapannya melalui proses panjang dan disepakati oleh para pengelolanya untuk
dilaksanakan39.
37
Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi: Untuk Program
Pendidikan dan Penelitian , (Jakarta: Rineka Cipta, 2000) hal. 9
38
Op. Cit, S. Eko Putro Widiyoko, Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Prakti bagi
Pendidik dan Calon Pendidik, hal. 8
39
Op. Cit, Sukardi, Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan, hal. 4
Program merupakan serangkaian kegiatan implementasi dari suatu kebijakan.
tujuan. Namun apabila program tersebut dikaitkan dengan evaluasi program, maka
program didefinisikan sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan
realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang
waktu yang relatif lama, bukan kegiatan tunggal tetapi kegiatan jamak yang
sekelompok orang.
dirancang untuk melaksanakan kebijakan dan dilaksanakan dalam waktu yang tidak
terbatas. Oleh karena, kebijakan masih bersifat umum dan untuk melaksanakan
kebijakan perlu disusun berbagai jenis program41. Jika melihat pengertian secara
sebuah program juga tidak hanya terdiri dari satu kegiatan melainkan rangkaian
40
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan:
Pedoman Teoritis Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)
hal. 3
41
Endang Mulyatiningsih, Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2013) hal. 110
kegiatan yang membentuk satu sistem yang saling terkait satu dengan lainnya
dalam hal ini berarti para pengguna jasa pendidikan. Evaluasi program berfungsi
Komponen penting dalam suatu program adalah manusia sebagai sasaran program.
toward one or more common goals, typically under the direction of or single
dan kegiatan yang diarahkan pada satu atau lebih tujuan bersama, dan dipimpin
sendiri dalam kamus seasite berarti “lebih dalam sesuatu hal dibandingkan dengan
yang lain; bermutu baik. Sementara dalam KBBI unggul adalah lebih tinggi
(pandai, baik, cakap, kuat, dsb) daripada yang lain; utama. Sedangkan unggulan
42
Joseph S. Wholey, Harry P. Hatry and Kathryn E. Newcomer, Handbook of Practical
Program Evaluation, (CA: John Wiley & Sons, Inc., 2010) hal. 5
43
http://kamus.sabda.org/kamus/unggulan (diakses 23 Januari 2018)
Hakikat makna unggul yang lain dari yang selama ini dipahami masyarakat
yang lain yang terkait dengan keunggulan manusia maupun program dari sisi yang
dapat dijelaskan berdasarkan pikiran dan atau ilmu yang telah dan masih
Dari beberapa definisi yang telah penulis paparkan diatas, yaitu definisi
memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif, efisien dan produktif dalam
1. Perencanaan (Planning)
secara ilmiah serta kegiatan yang terorganisasi tentang tindakan yang akan
dilakukan pada waktu yang akan datang begitulah menurut Sudjana (2000).44
44
http://anan-nur.blogspot.co.id/2011/08/manajemen-perencanaan-
pengembangan.html?m=1 (diakses pada 19 September 2017)
45
Dr. Imam Machali dan Ara Hidayat. The Handbook of Education Management: Teori dan
praktek pengelolaan sekolah/madrasah di Indonesia. (Yogyakarta:2015) hal. 26
Ada beberapa definisi yang di jelaskan oleh riskiyah dalam artikelnya,
antara lain:46
yang akan di laksanakan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan
a. Langkah-langkah Perencanaan
46
https://yuharariskiyah.wordpress.com/2013/11/28/definisi-perencanaan-menurut.para-
ahli/ (diakses pada 19 September 2017)
Pada hakikatnya langkah perencanaan Program Unggulan sama
dilakukan.
yang dikutip oleh Machali dan Ara meliputi beberapa hal, antara lain48:
maksud itu
b. Elemen Perencanaan
47
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung; PT Remaja
Rosdakarya, 2008) Hal.15
48
Dr.Imam Machali dan Ara Hidayat. The Handbook of Education Management: Teori dan
praktek pengelolaan sekolah/madrasah di Indonesia. (Yogyakarta:2015) hal.27
Perencanaan terdiri atas dua elemen penting, yaitu sasaran (goals)
dan rencana (plan), sasaran dan rencana yang dimaksud antara lain49:
1) Sasaran yaitu hal yang ingin dicapai atau di tuju oleh individu,
frekuensi penggunaanya.
c. Unsur-unsur Perencanaan
49
www.gurupendidikan.co.id (Diakses pada 26 Januari 2018)
50
Dr. Imam Machali dan Ara Hidayat. The Handbook of Education Management: Teori
dan praktek pengelolaan sekolah/madrasah di Indonesia. (Yogyakarta:2015) hal.28
2) Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan, yaitu
atau lokasi;
pelaksanaan tindakan;
d. Klasifikasi Perencanaan
organisasi;
2) Rencana hasil pencapaian atau out put. Jenis rencana ini biasanya
rencana dimuat masih dalam bentuk umum, global dan belum sangat
terperinci;
jangka waktu satu sampai dengan tiga tahun. Salah satu bentuk
51
Terry Alih Bahasa oleh Winardi, Asas-Asas Manajemen, (Bandung: Alumni 1986)
Hal.171
oprasional dan merupakan suatu siklus yang sering berulang setiap
tahunnya.
1) Sasaran (Objective).
2) Kebijakan (Policy),
3) Prosedur (Procedure)
52
Terry Alih Bahasa oleh Winardi, Asas-Asas Manajemen, (Bandung: Alumni 1986)
Hal.171
akan datang. Prosedur menggambarkan urutan-urutan kronologis dari
4) Metode (Methode)
dengan baik.
dasar rujukan. Ukuran baku ini merupakan hal yang harus diikuti
6) Anggaran (Budget).
Ngalim meliputi53:
dijalankan,
2. Pengorganisasian (Organizing)
53
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung; PT Remaja
Rosdakarya, 2008) Hal.15
Machali dan Ara ialah suatu kegiatan pengaturan atau pembagian pekerjaan
pendidikan55.
54
Dr. Imam Machali dan Ara Hidayat. The Handbook of Education Management: Teori dan
praktek pengelolaan sekolah/madrasah di Indonesia. (Yogyakarta:2015) hal.32
55
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung; PT Remaja
Rosdakarya, 2008) Hal.16
a. Prinsip-prinsip Organizing
jawab.
sebagai berikut:
b. Komponen Pengorganisasian
Ada empat komponen dari organisasi yang dapat diingat dengan kata
pekerjaan.
kerja lainnya dan unit kerja pegawai dengan unit kerja lainnya
mesin, alat tulis kantor, dan sikap mental yang merupakan faktor-
56
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung; PT Remaja
Rosdakarya, 2008) Hal.17-18
57
https://www.softilmu.com/2017/05/pengertian-manajemen-fungsi-prinsip.html?=1
(Diakses tgl 7 Agustus 2017)
c. Proses Pengorganisasian
organisasi yang disusun menjadi lebih baik, efektif, efisien dan produktif
daftar kegiatan.
yang sama.
setiap bagian.
akan dipakai.
8) Struktur (organization chart).58
2) Pengelompokan Pekerjaan(Departmentalization).
3. Penggerakan (Actuating)
berikut60:
58
Badrudin, Dasar-Dasar Manajemen (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2014) Hal.111-115
59
Badrudin, Dasar-Dasar Manajemen (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2014) Hal.115-116
60
http://diiyahbook.blogspot.co.id/2011/12/penggerakan-actuating.html?m=1 (Diakses 29
September 2017)
c. Prof. Dr. H. Arifin Abdurrachman, MPA; Kegiatan manajemen untuk
upaya untuk menggerakkan atau mengarahkan tenaga kerja (man power) serta
Dengan kata lain actuating adalah suatu usaha yang dilakukan untuk
61
Dr. Imam Machali dan Ara Hidayat. The Handbook of Education Management: Teori
dan praktek pengelolaan sekolah/madrasah di Indonesia. (Yogyakarta:2015) hal.32
6) Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup.
b. Proses Penggerakan
1) Dorongan ( motivating )
62
http://diiyahbook.blogspot.co.id/2011/12/penggerakan-actuating.html?m=1 (diakses 29
September 2017)
pelaksanaan tugas harus diberikan dengan jelas agar terlaksana
proses pengamatan dan pengukuran suatu kegiatan operasional dan hasil yang
63
http://mahasiswabudidarma.blogspot.co.id/2012/11/actuating-penggerakan.html?m=1
(Diakses 29 September 2017)
64
http://achmadrandypratama01.blogspot.co.id/2011/12/definisi-dari-
controlling.html?m=1 (Diakses 30 September 2017)
65
Dr. Imam Machali dan Ara Hidayat. The Handbook of Education Management: Teori
dan praktek pengelolaan sekolah/madrasah di Indonesia. (Yogyakarta:2015) hal.33
Dari beberapa definisi pengawasan, penulis menyimpulkan bahwa pada
yaitu66:
2) Mengukur pelaksanaan.
tepat.
66
Dr. Imam Machali dan Ara Hidayat. The Handbook of Education Management: Teori
dan praktek pengelolaan sekolah/madrasah di Indonesia. (Yogyakarta:2015) hal.33
67
https://www.google.co.id/amp/s/pyia.wordpress.com/2010/01/03/tugas-teori-organisasi-
umum/ (Diakses 28 Januari 2018)
b. Cara- Cara Pengawasan
1) Pengawasan Langsung
kesalahan yang luar biasa dari hasil atau standar yang diharapkan.
68
http://achmadrandypratama01.blogspot.co.id/2011/12/definisi-dari-
controlling.html?m=1 (Diakses 30 September 2017)
Adalah pengendalian yang dilakukan oleh oleh aparat/unit
dapat pula dilakukan oleh pihak luar yang ditunjuk oleh suatu
sebagainya.
3) Pengendalian preventif
4) Pengendalian represif
Adalah pengendalian yang dilakukan setelah adanya pelaksanaan
C. ANALISIS SWOT
strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
maupun faktor eksternal yang mencakup peluang dan ancaman. Oleh karena itu
Selain istilah analisis SWOT dewasa ini ada yang menggunakan istilah
69
https://www.google.co.id/amp/s/hestuningikrarini.wordpress.com/2014/12/02/definisi-
controlling-dan-langkah-langkah-dalam-kontrol/ (Diakses 30 September 2017)
70
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka utama, 2004), 18
Weaknesses (kelemahan). lalu melakukan analisis eksternal yaitu
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa analisi SWOT terdiri dari
Faktor eksternal dan internal, maka untuk menganalisis secara lebih dalam
tentang SWOT, maka perlu dilihat faktor eksternal dan internal sebagai
dengan kondisi yang terjadi dalam perusahaan, yang mana ini turut
71
Dr. Imam Machali dan Ara Hidayat. The Handbook of Education Management: Teori
dan praktek pengelolaan sekolah/madrasah di Indonesia. (Yogyakarta:2015) hal.294
fungsional: pemasaran, keuangan, pembelajaran, operasional,
2. Matrix SWOT
Tabel 1
(Matrix SWOT/ TOWS)
Strenghts Weakness
KAFI Deskripsikan dan susun Deskripsikan dan susun
daftar berdasarkan rangking: daftar berdasarkan rangking:
1....... 1.......
2....... 2.......
3....... 3.......
KAFE
72
Dr. Imam Machali dan Ara Hidayat. The Handbook of Education Management: Teori
dan praktek pengelolaan sekolah/madrasah di Indonesia. (Yogyakarta:2015) hal.295
Opportunities Strategi Strenghts- Strategi Weaknes-
Deskripsikan dan susun Opportunities Opprotunities
daftar berdasarkan rangking: (S-O). Menggunakan (W-O) Menanggulangi
1....... kekuatan untuk kelemahan dengan
2....... memanfaatkan peluang; memanfaatkan peluang;
3....... 1. ……………… 1. ………………
2. ……………… 2. ………………
3. ……………… 3. ………………
Program sekolah/madarsah.
D. EVALUASI PROGRAM
pengertiantentang program sendiri. Dalam kamus (1) program adalah rencana, (2)
297).
Menurut Tyler (1950) yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dan Cepi
Safruddin Abdul Jabar (2010: 5), evaluasi program adalah proses untuk mengetahui
73
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan:
Pedoman Teoritis Bagi Mahasiswa dan Praktisi. (Jakarta: PT Bumi Aksara. 2010) Hal. 5
74
Endang Mulyatiningsih, Evaluasi Proses Suatu Program (Jakarta: Bumi Aksara. 2011)
Hal. 114-115
Dilihat dari tujuannya, yaitu ingin mengetahui kondisi sesuatu, maka
evaluatif. Oleh karena itu, dalam evaluasi program, pelaksana berfikir dan
berikut:
dengan yang lainnya memang bervariasi, akan tetapi maksud dan tujuannya
yang dilaksanakan.
and Product. Dalam buku Riset Terapan oleh Endang Mulyatiningsih (2011:
75
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan:
Pedoman Teoritis Bagi Mahasiswa dan Praktisi. (Jakarta: PT Bumi Aksara. 2010) Hal.40-41
Model ini sangat cocok diaplikasikan dalam mengevaluasi program
unggulan tahfidz. Selain model ini banyak digunakan oleh para evaluator,
yaitu kegiatan yang mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi sebagai hasil
proses76.
Dalam penelitian ini berarti produk tersebut merupakan manusia atau para
peserta didik yang diproses dari asalnya yang belum hafal ayat-ayat Al-Quran
menjadi sebuah produk atau manusia yang hafal akan ayat-ayat Al-Quran.
terpenuhi, polulasi dan sampel yang dilayani dan tujuan proyek. Untuk
antara lain:77
76
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan:
Pedoman Teoritis Bagi Mahasiswa dan Praktisi. (Jakarta: PT Bumi Aksara. 2010) Hal.49
77
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan:
Pedoman Teoritis Bagi Mahasiswa dan Praktisi. (Jakarta: PT Bumi Aksara. 2010) Hal.46
3) Tujuan apakah yang dapat membantu mengembangkan
masyarakat?
prasarana sekolah?
program dari awal sampai akhir mulai dari persiapan kegiatan, metode
dan media yang digunakan dalam hafalan, dan siapa saja orng atau staf
secara maksimal?
78
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan:
Pedoman Teoritis Bagi Mahasiswa dan Praktisi. (Jakarta: PT Bumi Aksara. 2010) Hal.47
d. Evaluasi Produk/ Hasil (Product)
hasil yang telah dicapai oleh program, yaitu apakah telah dapat
program?
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode mengandung makna yang lebih luas menyangkut prosedur dan cara
petunjuk bagaimana penelitian itu dilaksanakan. Oleh karena itu, metode penelitian
penelitian.
79
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2001), hlm.16.
80
Sudarwan Denim, Menjadi Peneliti Kualitatif Rancangan Metodologi, Presentasi,
danPublikasi Hasil Penelitian Untuk Mahasiswa dan Penelitian Pemula Bidang Ilmu Sosial,
Pendidikan dan Humaniora, (Bandung: CV.Pustaka Setia,2002), hlm. 51.
81
Herdiyansayah Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial,
(Jakarta: Salemba Humanika, 2011) hlm. 17.
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”82.
Selain dilihat dari sifatnya, ditinjau dari segi tempatnya penelitian ini
Islam Terpadu Sekolah Unggulan Islam selanjutnya disebut SDIT SUIS Bogor
yang meliputi:
analisis SWOT
1. Tempat Penelitian
merupakan tempat yang strategis berada di tengah penduduk dan dekat dengan
82
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009) hal.100
pusat kota.
2. Waktu Penelitian
November 2017.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek data dari mana data diperoleh.
Adapun dalam penelitian ini, peneliti mengelompokkan sumber data menjadi dua,
yaitu:
1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian
subjek sebagai informasi yan dicari.83 Yang menjadi sumber data primer
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung
Saefudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005) hlm. 91.
83
penelitian adalah dokumen sekolah dan dokumen lain yang terkait
melalui sumber lain. Peneliti hanya memanfaatkan data yang ada untuk
penelitiannya. Seperti data yang telah tersedia dalam objek yang akan
diteliti. Data ini dapat ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang
menjadi sumber data sekunde adalah literature, atikel, jurnal serta situs
karena itu objek penelitiannya adalah berupa objek di lapangan yang sekiranya
yang diteliti adalah tentang manajemen Program Unggulan di SDIT SUIS Bogor.
diantaranya:
1. Observasi (pengamatan)
84
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Alfabeta,
Bandung), hal 137
85
Joko Subagyo, Metode Penelitian (Dalam Teori dan Praktek), hlm. 63.
digunakan sebagai data pendukung dari data yang diperoleh dari hasil
dengan kenyataan.
Peneliti dalam hal ini akan menggunakan observasi terus terang dan
berisi obyek yang diteliti.86 Namun peneliti hanya menggunakan alat bantu
buku catatan, kamera, dan alat perekam. Buku catatan diperlukan untuk
2. Interview (wawancara)
Interview adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
dengan cara tatap muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber
dengan interviewee.88
a. Kepala sekolah
b. Waka kurikulum
c. Ketua Program
d. Kepala TU
e. Guru
f. Peserta didik
Data dapat berupa foto, tulisan, check list maupun dokumen-dokumen yang
manajemen.
atas yang mempunyai keterkaitan dengan tema ini, yaitu literatur yang berisi
Dokumen yang diamati peneliti antara lain tentang profil sekolah, visi
Analisis data dalam sebuah penelitian merupakan bagian yang sangat penting
89
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 82.
karena dengan analisis inilah data yang ada akan nampak manfaatnya terutama
penelitian.
Analisis data merupakan proses mencari dan menata data dari hasil observasi,
peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi yang
Penelitian ini bersifat kualitatif, sehingga dalam hal ini peneliti menggunakan
metode analisis yang disebut analisis data kualitatif. Peneliti dalam hal ini akan
menyusun secara sistematis data-data yang telah diperoleh dari hasil observasi,
kurikulum.
menginterpretasi objek apa adanya atau dapat dikatakan sesuai dengan fakta.91 Oleh
karena itu, dalam analisis data ini peneliti menggunakan analisis deskriptif kualitatif
90
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996),
hlm. 104.
91
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Prakteknya), hlm. 157.
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh.
Aktivitas dalam analisis data yaitu: data reduction, data display, data
Data
collection
Data display
Data
reduction
Conclusion
drawing atau
Verification
Kemudian agar data yang diperoleh nanti sesuai dengan kerangka kerja
maupun fokus masalah akan ditempuh langkah utama dalam analisis data yaitu :
permasalahan yang akan penulis teliti, dengan demikian data yang telah
Data hasil reduksi disajikan atau didisplay ke dalam bentuk yang mudah
Sajian data dimaksudkan untuk memilih data yang sesuai dengan kebutuhan
dengan cara mendeskripsikan segala data yang telah didapat, lalu dianalisis
sedemikian rupa secara sistematis, cermat dan akurat. Dalam hal ini data
keabsahan data, peneliti menggunakan tiga pengujian keabsahan data antara lain
sebagai berikut:
1. Uji Kredibilitas
maka kepasatian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara
sumber dengan berbagai cara, dan waktu. Seperti data yang diperoleh
93
Dikutip dari William oleh Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R
& D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 273.
(Gambar 3: Triangulasi Data)
Wawancara Observasi
Dokumentasi
waktu.
dipertanggungjawabkan.
Adapun teknik ini digunakan oleh peneliti dengan tujuan peneliti mencoba
94
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). (Bandung: Alfabeta. 2016)
.Hal.365
Dengan uraian rinci ini, dapat mengungkap segala sesuatu yang
3. Pengujian Dependability
4. Pengujian Confirmability
melalui perekaman audit data dan informasi serta penjelasan yang didukung
oleh materi yang ada pada penelusuran (searching) atau pelacakan audit
(audit trail).
dokumen atau foto, hasil analisis data berupa rangkuman hipotesis kerja, dan
1. Letak Geografis
Bogor Provinsi Jawa Barat. Desa Sukamantri sendiri memiliki batas- batas
sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Gunung Salak, serta sebelah Utara
berbatasan dengan Desa Kota Batu. Desa yang memiliki luas 639 hektar ini
berpenduduk lebih dari 14.000 jiwa, 4.878 kepala keluarga dengan mayoritas
95
http://kecamatantamansari.bogorkab.go.id/index.php/multisite/detail_desa/148 diakses
pada tanggal 15 Juli 2018
96
Kukuh Irawan, S.Ud Interview (Kepala Sekolah) SDIT SUIS Tamansari Bogor. 16- 07-
2018
97
http://sekolah.data.kemendikbud.go.id/index.php/chome/profil/1a9aa083-cc2b-44cc-
a092-a497589cc274 diakses pada tanggal 15 Juli 2018
(Gambar 4: Profil Sekolah)
2. Sejarah Berdiri
SDIT SUIS berdiri sejak 2012 di bawah naungan Yayasan Islam Al-Huda
Islam Al-Huda sendiri telah berdiri sejak 29 April 1998 dengan Akta Notaris
Ny.Siti Aisyah, S.H.,CN.Notaris pengganti dari Supiah Nurbaiti S.H. setelah itu
pada 17 April 2006 diadakan perubahan badan pendiri dengan Akta Notaris
No.97 Notaris Agus Nuryanto S.H berikut penambahan nama yayasan menjadi
pergantian Akta Notaris baru pada tanggal 5 Mei 2006 Yayasan Islam Al Huda
Bogor Indonesia mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
bergerak dalam program dakwah, social dan pendidikan. Fokus pada program
pendidikan yayasan ini tidak hanya memiliki SDIT SUIS saja, terhitung Yayasan
di Bogor seperti TKIT HASMI, SMPIT Putra Al-Hidayah, SMPIT Putri Al-
Hidayah, SMAIT Putra dan Putri HASMI, STAI Al-Hidayah dan lembaga-
Dari awal mulai berdiri dari tahun 2012, dengan Kepala Sekolah Indri
Muftaliandri, S.Pd.I sebagai Kepala Sekolah Pertama. SDIT SUIS ini telah
diketahui sudah beberapa kali berganti nama. Berawal dengan nama SD HASMI,
SUIS sampai sekarang. SDIT SUIS memiliki izin oprasional dengan SK No.
98
http://alhudabogor.org/profil/ diakses pada tanggal 16-07-2018
karena perubahan pengurus di tingkat yayasan yang berimplikasi terhadap
Sebagai lembaga pendidikan formal tingkat SD, SDIT SUIS Bogor ini
a. Visi Sekolah
b. Misi Sekolah
bermutu.
Wal Jamaah.
Arab.
Selain memiliki visi dan misi di atas, SDIT SUIS ini memiliki
4) Aqidah
5) Bahasa Arab
99
Kukuh Irawan, S.Ud Interview (Kepala Sekolah) SDIT SUIS Tamansari Bogor. 16- 07-
2018
(Gambar 5 : Program Unggulan)
4. Struktur Organisasi
a. Tenaga Pendidik
100
Heri Chaerudin Interview (Kepala TU dan Operator ) SDIT SUIS Tamansari Bogor.
16-07-2018
(Tabel 2 : Data Pendidik)
ijazah S1.
Peserta didik di SDIT SUIS berjumlah 276 orang dengan klasifikasi jumlah
peserta didik laki-laki sebanyak 127 orang, dan jumlah peserta didik perempuan
sebanyak 149 orang. Adapun rentan usia di sekolah tersebut di dominasi usia 7-
12 tahun yang berjumlah 261 orang dan usia > 12 tahun sebanyak 15 orang.
Sementara itu untuk agama yang di peluk oleh peserrta didik bisa dipstikan 100
% semuanya pemeluk agama Islam. Selain itu keadaan peserta didik di SDIT
SUIS di bagi menjadi 12 rombel dengan 6 tingkatan dengan masing-masing
Beberapa sarana dan prasarana yang difasilitasi oleh sekolah antara lain: 102
a. Ruang kelas
b. Lapangan olahraga
101
http://sekolah.data.kemendikbud.go.id/index.php/chome/profil/1a9aa083-cc2b-44cc-
a092-a497589cc274 diakses pada tanggal 15 Juli 2018
102
http://sekolahunggulanislami.com/ppdb-sdit-suis-tp-20172018/ diakses pada tanggal 15
Juli 2018
c. Area bermain
d. Aula
e. Mesjid
f. Lab multimedia
g. Perpustakaan
h. Ruang UKS
i. MCK
j. Mobil jembutan
k. Catering
l. Kantin
8. Kurikulum Sekolah
Kurikulum yang diterapkan di SDIT SUIS ini antara lain menerapkan tiga
bagi menjadi:
103
Ahmad Romdoni, S.Ud. Interview SDIT SUIS Tamansari Bogor. 11-07-2018
(Gambar 9 : Struktur Kurikulum)
tanggung jawabi langsung oleh Wakil Kepala Bidang Kurikulum, dibantu oleh
staf tata usaha dan bendahara sekolah, yang memiliki garis koordinasi langsung
kelas.104
104
Kukuh Irawan, S.Ud Interview (Kepala Sekolah) SDIT SUIS Tamansari Bogor. 16-
07- 2018
(Gambar 11: Struktur Organisasi Program)
5. Perencanaan (Planning)
g. Langkah-langkah Perencanaan
menegaskan:
“Tidak ada pelibatan guru atau Kepala Sekolah dalam perumusan tujuan
rencana program karena program sekolah biasanya terpadu dengan
program yayasan juga. Jadi biasanya perumusan perencanaan program di
urus oleh bagian mendik di yayasan. Sekolah tinggal melaksanakan dan
mengatur kegiatan dilapangan. Jadi sekolah yang menyesuaikan dengan
program yayasan”.106
h. Elemen Perencanaan
(goals) dan rencana (plan), sasaran dan rencana yang dimaksud antara
lain:107
: hafal 1 juz.
105
Ahmad Romdoni, S.Ud. Interview (Ketua Program Tahfidz) SDIT SUIS Tamansari
Bogor. 11-07-2018
106
Kukuh Irawan, S.Ud Interview (Kepala Sekolah) SDIT SUIS Tamansari Bogor. 16-
07- 2018
107
Program Kerja Tahfidz Quran SDIT SUIS 2017/ 2018
c) Kelas III semester I : 4 juz, semester II : 4 Juz.
6. Pengorganisasian (Organizing)
bahwa:
“Dalam penentuan jabatan structural itu dilakukan pada rapat kerja awal
tahun ajaran dengan cara musyawarah. Dan untuk terpilihnya ana
(Romdoni) dikarenakan ana merupakan salah satu perumus metode tilawah
SUIS, sehingga teman-teman di SDIT SUIS mempercayakan ana sebagai
ketua program unggulan tahfiz Quran atau kita sering menyebutnya sebagai
koordinator tahfidz Quran. Jadi tidak ada paksaan ataupun tekanan dalam
melaksanakan tugas tersebut”108
wawancaranya menjelaskan:
108
Ahmad Romdoni, S.Ud. Interview (Ketua Program Tahfidz) SDIT SUIS Tamansari
Bogor. 11-07-2018
109
Kukuh Irawan, S.Ud Interview SDIT SUIS Tamansari Bogor. 16- 07- 2018
7. Penggerakan (Actuating)
c. Melaksanakan kegiatan IHT (in house training) pada awal tahun ajaran
untuk pebimbing tahfidz khususnya memberikan pelatihan metode baca
SUIS. Selain kegiatan IHT juga dilaksanakan kegiatan workshop
maupun bimbingan teknis lain.
d. Memberikan bimbingan rutin dalam rapat mingguan, seperti peningkatan
hafalan Quran pebimbing dan diskusi metode hafalan.
e. Memberikan pengarahan pada kegiatan spirit Morning yang dilakukan
setiap pagi. Yaitu memberikan instruksi kepada staf atau pebimbing
dalam pelaksanaan tugas agar terlaksana dengan baik terarah kepada
tujuan yang telah ditetapkan.110
pengawasan agar program terlaksana sesuai dengann rencana, adapun dari hasil
Senada dengan apa yang telah disampaikan oleh Andri, di tegaskan kembali
“Di kami (SDIT SUIS) untuk program tahfidz Quran yang mengawasi ada
dua, yang pertama ialah kaprog tahfidz yang mengawasi pebimbing setiap
hari yang kemudian melaporkannya kepada sekolah, juga ada komite yang
mengawasi secara tidak langsung. Jadi pebimbing diawasi oleh kaprog dan
110
Ahmad Romdoni, S.Ud. Interview SDIT SUIS Tamansari Bogor. 11-07-2018
111
Andri R, S.Pd.I Interview SDIT SUIS Tamansari Bogor. 16-07-2018
melapor kepada kaprog, dan kaprog melapor kepada kepala sekolah sebagai
bahan laporan kepada pengawas komite maupun mendik yayasan.”112
antara lain:
G. ANALISIS SWOT
3. Kekuatan (Strength)
Hal tersebut diatas diakui juga oleh orang tua/ wali murid. Seperti apa yang
112
Kukuh Irawan, S.Ud Interview (Kepala Sekolah) SDIT SUIS Tamansari Bogor. 16-
07- 2018
113
Ahmad Romdoni, S.Ud. Interview (Ketua Program Tahfidz) SDIT SUIS Tamansari
Bogor. 11-07-2018
“Kami memilih menyekolahkan anak kami karena ada program tahfidznya.
Biasanya sekolah yang mengadakan program tahfidz itu boarding, nah bagi
kami yang sibuk bekerja di bidang kesahatan merasa lebih tenang saja jika
dititikan ke sekolah yang fullday . metode pendidikannya pun baik dan
sesuai dengan manhaj kami”114
4. Kelemahan (weakness)
Selain kekuatan yang dimiliki, program unggulan Tahfidz Quran ini pun
5. Peluang (Opportunity)
a. Program tahfidz Quran yang semakin banyak diminati oleh peserta didik.
selanjutnya.
114
Sudirman, Amd.Kep. Interview (Orang Tua/ Wali Peserta didik) Klinik Basmallah
Curug Luhur Tenjolaya Bogor.
115
Ahmad Romdoni, S.Ud. Interview SDIT SUIS Tamansari Bogor. 11-07-2018
116
Heri Chaerudin, Interview, SDIT SUIS Tamansari Bogor, 16-07-2018
c. Semakin banyak sekolah lanjutan yang membuka beasiswa bagi persta
dengan Al-Quran
6. Ancaman (Threats)
eksternal sekolah sekarang dan yang akan datang yang tidak menguntungkan,
dan secara serius dapat mempengaruhi masa depan lembaga pendidikan. Kondisi
tersebut diantaranya:
pebimbing tahfidz.
H. EVALUASI PROGRAM
“Secara konteks kebutuhan masyarakat (peserta didik dan orant tua/ wali
peserta didik) sudah terpenuhi oleh program dan sangat membantu
masyarakat dalam mengembangkan keluarga yang dekat dengan Al-Quran.
Sedangkan pengembangan yang belum dapat tercapai ialah penyesuaian
peserta didik level 1 yang harus mengejar peserta didik level 3. Meskipun
demikian program membaca Al-Quran menjadi program yang mudah
dicapai.”117
menjelaskan bahwa:
117
Ahmad Romdoni, S.Ud. Interview SDIT SUIS Tamansari Bogor. 11-07-2018
118
Lihat lampiran foto-foto sarana dan prasarana
119
Ahmad Romdoni, S.Ud. Interview SDIT SUIS Tamansari Bogor. 11-07-2018
120
Kukuh Irawan, S.Ud Interview SDIT SUIS Tamansari Bogor. 16- 07- 2018
(Gambar 14: Pembagian Level)
Proses program tahfidz Quran tentu tidak terlepas dari kegiatan belajar
mengajar, oleh karena itu kegiatan program tahfidz terpadu dengan program
umum atau Diknas. Kegiatan tersebut dapat terlihat dari kalender pendidikan
121
Hilman Nuddin, S.Pd.I. Interview (Wali Kelas dan Pebimbing Tahfidz) SDIT SUIS
Tamansari Bogor, 16-07-2018
harapan bagi para pebimbing ialah penambahan jam untuk bimbingan
tahfidz. Kami nilai waktu yang tersedia sekarang untuk para pebimbing
belum cukup untuk mendukung hasil yang lebih maksimal.”122
tilawah Quran yang berbeda dari metode- metode umumnya. Metode tersebut
ialah metode SUIS. Adapun ruang lingkup materi dari metode tersebut antara
122
Andri R, S.Pd.I Interview (Wali Kelas dan Pebimbing Tahfidz) SDIT SUIS Tamansari
Bogor. 16-07-2018
(Gambar 17: Materi metode tilawah SUIS)
“Tujuan yang ditetapkan telah tercapai dengan baik. Program membaca Al-
Quran telah tuntas, baik level 1, 2 ataupun 3. Evaluasi terus dilakukan
terlebih berkaitan dengan penerapan metode SUIS yang baru dikembangkan
oleh kami baru-baru ini. Adapun pencapaian hafalan masih beragam,
tergantung level pas peserta didik awal masuk. Mungkin jika di
persentasekan untuk capaian hafalan pada level 1 sebesar 50 %, pada level
2 sebesar 75 % dan pada peserta didik level 3 sebesar 95 %. Perubahan yang
signifikan berdampak pada peserta didik ialah pada karakter anak yang lebih
disiplin.”123
123
Kukuh Irawan, S.Ud Interview SDIT SUIS Tamansari Bogor. 16- 07- 2018
Senada dengan Kepala Sekolah, Romdoni sebagai Kaprog mengungkapkan
bahwa:
“Pencapaian program yang sedikit sulit ialah pada pencapaian target untuk
peserta didik level 1. Waktu yang terbagi dengan program Diknas dirasa
tidak cukup bagi peserta level 1 dalam mencapai target- target program.
Karena untuk level 1 kita lebih banyak membutuhkan waktu untuk membuat
peserta didik bisa membaca Al-Quran dengan baik dan kemudian baru pada
tahap menghafal. Jadi utnuk level 1 kerja para pebimbing lebih berat dua
kali lipat disbanding mebimbing peserta didik yang berada di level 2 atau
level 3”.124
“jika berkaitan dengan pencapaian tujuan bisa dikatakan kita sudah dapat
memenuhi kebutuhan peserta didik lewat program tahfidz ini, mulai dari
anak yang belum bisa baca Quran menjadi bisa baca Quran, dari bacaan
anak yang masih hancur sampai menjadi bacaan Qurannya benar. Akan
tetapi masalahnya hanya pada perbedaan level awal peserta didik saja
sehingga pencapaian target belum bisa merata. Hanya bisa dicapai oleh anak
yang di level 2 dan level 3 saja. Sedangkan anak yang di level 1 masih
membutuhkan tambahan waktu untuk penyesuaian target karena memang
pada awalnya bisa di bilang mereka mulai dari nol.”125
124
Ahmad Romdoni, S.Ud. Interview SDIT SUIS Tamansari Bogor. 11-07-2018
125
Andri R, S.Pd.I Interview SDIT SUIS Tamansari Bogor. 16-07-2018
(Gambar 18 : Daftar Hafalan)
selanjutnya ialah 100%, keterangan tersebut didapat dari wali kelas yang
mengungkapkan:
“Semua anak-anak kami dari hasil ujian Alhamdulilah lulus semua dan
melanjutkan sekolahnya. Tetapi kebanyakan anak-anak kami banyak yang
melanjutkan ke sekolah swasta yang memiliki program tahfidz. Jadi banyak
yang melanjutkan ke sekolah boarding daripada ke Sekolah Negeri di
Bogor. Karena mungkin orang tua anak-anak lebih memilih sekolah yang
ada program Al-Quran”.
Berikut data hasil pencapaian nilai UN 2017/ 2018 yang didapat dari
I. PEMBAHASAN
Bogor
sebagai SDIT SUIS Bogor yang didirikan oleh Yayasan Islam Al-Huda Bogor
pada tahun 2012 berada di lingkungan sosial mansyarakat yang agamis dan
pada usia sebelum baligh yang diterapkan di SDIT SUIS merupakan sebuah
contoh nyata sebuah wujud kebudayaan masyarakat Bogor. Seperti yang telah
gagasan, nilai, norma, aturan, yang berbentuk aktivitas serta tindakan berpola
126
Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi . (Jakarta, PT Rineka Cipta: 2002)
Hal.186-187
127
Prof. Dr. Mahmud,M.Si dan Dr Ija Suntana, M.Ag, Antropologi Pendidikan.
(Bandung, Pustaka Setia: 2014) Hal.113
hafizh Quran merupakan sebuah pencapaian simbol nilai religius dan prestise
menjadi salah satu tolak ukur keunggulan program. Sehingga program Tahfidz
jalan untuk mencapai kedudukan yang lebih baik di masyarakat. Hal tersebut
tinggi dan lebih dihormati dibandingkan dengan seseorang yang belum hafidz.
Dari beberapa latar SDIT SUIS tersebut maka tidak heran jika tahfidz Quran
Dari Visi dan Misi yang Sekolah tetapkan, menggambarkan bahwa SDIT
128
Prof.Dr. S.Nasution. MA., Sosiologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara. 2004) Hal.38-
39
kepanjangan dari Visi dan Misi Yayasan Islam Al-Huda yang bergerak atas
selalu dekat dengan Al-Quran. Setiap peserta didik selalu membawa Al-Quran.
Selain itu kegiatan peserta didik sering dipusatkan di masjid. Adapun tujuan
dari program tahfidz Quran antara lain tertulis dalam program kerja program
unggulan tahfidz:
a. Perencanaan (Planning)
1) Langkah-langkah Perencanaan
129
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung; PT Remaja
Rosdakarya, 2008) Hal.15
bagaimana pekerjaan tersebut akan diselesaikan akan lebih efektif dan
efisien SDIT SUIS dilibatkan dari awal untuk sama- sama merumuskan
2) Elemen Perencanaan
terdiri atas dua elemen, yaitu sasaran (goals) dan rencana (plan)130,
a) Sasaran
sesuai manhaj Ahlu Sunnah Wal Jamaah dan hafidz Quran 30 juz.
merupakan hal yang ingin dicapai atau dituju oleh Yayasan Islam
Al-Huda.
130
www.gurupendidikan.co.id (Diakses pada 26 Januari 2018)
b) Rencana
Sekolah..
3) Unsur-unsur Perencanaan
Sebagai sebuah program Unggulan Tahfidz Quran, maka harus
When, Who dan How”131. Dilihat dari dokumen program kerja dan hasil
program;
tindakan;
12) Dan salah satu cara melaksanakan tindakan tersebut, yaitu dengan
131
Dr. Imam Machali dan Ara Hidayat. The Handbook of Education Management: Teori
dan praktek pengelolaan sekolah/madrasah di Indonesia. (Yogyakarta:2015) hal.28
jangka waktu 6 tahun, dan rencana dimuat masih dalam bentuk umum,
global serta belum terperinci. Akan tetapi di sisi lain program tersebut
4) Syarat-syarat Perencanaan
9) Sangat sederhana.
132
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung; PT Remaja
Rosdakarya, 2008) Hal.15
dan struktur organisasi yang sederhana dengan mengoptimalkan
b. Pengorganisasian (Organizing)
1) Prinsip-prinsip Organizing
Dari hasil data yang telah dihimpun dan hasil wawancara yang telah
11) Organisasi telah memiliki tujuan dan sasaran yang jelas, hal tersebut
dan kesatuan pikiran, meski masih ditemui ada beberapa hal yang
133
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung; PT Remaja
Rosdakarya, 2008) Hal.17-18
dari Kaprog pebimbing thafidz menerima perintah atau bimbingan,
19) Gaji atau insentif yang dirasa cukup setimpal dengan jasa/ pekerjaan,
yaitu:
ditetapkan,
3) Proses Pengorganisasian
c. Penggerakan (Actuating)
sama.
2) Proses Penggerakan
SUIS sudah cukup baik. Kegiatan Spirit Morning yang dilakukan setiap
134
http://diiyahbook.blogspot.co.id/2011/12/penggerakan-actuating.html?m=1 (diakses 29
September 2017)
dengan contoh tauladan dengan mengadakan komunikasi antara
agar terlaksana dengan baik terarah kepada tujuan yang telah ditetapkan.
135
http://mahasiswabudidarma.blogspot.co.id/2012/11/actuating-penggerakan.html?m=1
(Diakses 29 September 2017)
1) Langkah Pengawasan
pegawai serta dengan komunikasi dua arah yang baik dinilai akan
136
Dr. Imam Machali dan Ara Hidayat. The Handbook of Education Management: Teori
dan praktek pengelolaan sekolah/madrasah di Indonesia. (Yogyakarta:2015) hal.33
2) Cara Pengawasan
pengawasan akan lebih efektif jika secara rutin dibuatkan laporan atau
semester maupun tahunan. Tidak adanya rekap laporan atau jurnal harian
137
http://achmadrandypratama01.blogspot.co.id/2011/12/definisi-dari-
controlling.html?m=1 (Diakses 30 September 2017)
yang terbukukan dalam laporan mingguan, bulanan atau semesteran akan
3) Tipe Pengawasan
dilakukan oleh oleh unit program Tahfidz Quran sendiri yang dibentuk
program yang tidak begitu luas dan struktur organisasi yang sangat
sederhana.
Quran di SDIT SUIS dapat diketahui melalui table analisis SWOT antara lain:
Tabel 2
Matrix SWOT/ TOWS
Strenghts Weakness
KAFI f. Memiliki metode khusus yaitu metode f. Kurangnya program peningkatkan kompetensi
SUIS yang lebih sederhana pebimbing tahfidz.
dibandingkan dengan metode lain. g. Terbatasnya waktu bimbingan tahfidz yang
g. Bimbingan hafalan yang sangat intensif. dimiliki oleh pebimbing tahfidz.
h. Program yang memiliki dukungan penuh h. Pencapaian target yang belum merata di
KAFE dari orang tua/ wali peserta didik. semua level
i. Sistem full day school yang cocok bagi i. Kurangnya bentuk penghargaan terhadap
orang tua yang sibuk bekerja. keberhasilan pebimbing baik secara
j. Mempunyai jaringan luas administrasi, materi, maupun bentuk lainnya.
k. Nilai kekeluargaan yang tinggi j. Tingkat stress/ kejenuhan pebimbing dan
peserta didik yang meningkat.
Opportunities Strategi Strenghts-Opportunities (S-O). Strategi Weaknes- Opprotunities (W-O)
f. Metode tahfidz Quran 1. Mengembangkan terus metode SUIS 1. Menerapkan metode SUIS yang sudah
yang semakin diminati supaya banyak diminati dan sesuai dikembangkan untuk meningkatkan
oleh peserta didik. dengan latar peserta didik. (S1,O1) kompetensi pebimbing tahfidz dan
g. Kualitas output yang 2. Meningkatkan bimbingan kepada memaksimalkan waktu yang tersedia serta
baik memberikan peserta didik bahkan sampai peserta mencapai target di semua level.
kemudahan akses didik mendapatkan pendidikan untuk (O1,W1,W2,W3)
peserta didik untuk jenjang selanjutnya. 2. Membuat program kerjasama dengan
melanjutkan 3. Memanfaatkan jaringan yang luas untuk memanfaatkan tingginya animo/ perhatian
pendidikan kejenjang bekerja sama dalam mendapatkan masyarakat muslim terhadap program thafidz
selanjutnya. beasiswa untuk peserta didik yang akan Quran untuk fundraising dalam meningkatkan
h. Semakin banyak melanjutkan ke jenjang berikutnya. kesejahteraan pebimbing tahfidz sebagai
sekolah lanjutan yang bentuk penghargaan dan motivasi. (O4,W4)
membuka beasiswa 4. Mengembangkan program kerja sama 3. Dengan anggota keluarga atau karyawan
bagi peserta didik yang dengan orang tua / wali murid sebagai Yayasan yang cukup banyak dapat
hafidz Quran. sarana sosialisasi untuk mendapatkan dimanfaatkan untuk mengadakan program
i. Tingginya animo/ perhatian masyarakat yang ingin gathering bersama untuk meredakan tingkat
perhatian masyarakat menjadikan anaknya seorang tahfidz. kejenuhan peserta didik maupun pebimbing.
muslim terhadap 5. Menggalakkan sosialisasi program full (O6,W5)
program thafidz Quran day school dan meningkatkan pelayanan
sehingga semakin one day service.
banyak orang tua yang 6. Memberikan bimbingan terhadap para
ingin menjadikan keluarga yayasan maupun karyawan
anaknya hafidz Quran. untuk menyekolahkan anak-anaknya di
j. Lingkungan sekolah SDIT SUIS.
merupakan mayoritas
masyarakat yang sibuk
bekerja membutuhkan
pendidikan fullday
school .
k. Yayasan Islam Alhuda
merupakan yayasan
yang memiliki anggota
keluarga atau
karyawan yang cukup
banyak.
Threats Strategi Strenghts- Threats (S-T). Strategi Weakness- Threats (W-T).
d. Program-program 1. Mengembangkan metode SUIS dan 1. Meningkatkan kompetensi pebimbing Tahfidz
umum/ Diknas yang program bimbingan untuk termasuk metode yang digunakan untuk
banyak menyita waktu memaksimalkan waktu pembelajaran memaksimalkan waktu yang tersedia.
pembelajaran atau tanpa menghapus program diknas. (W1,T1).
halaqoh tahfidz. (S1,S2,T1) 2. Menambah waktu program tanpa
e. Banyaknya kompetitor 2. Meningkatkan kerjasama dengan orang menghilangkan program Diknas. (W2,T1).
yang melaksanakan tua/ wali peserta didik dalam 3. Meningkatkan penghargaan terhadap
program unggulan mendukung program unggulan dan keberhasilan pebimbing baik secara
serupa. sarana sosialisasi program.(S3,T2) administrasi, materi, maupun bentuk lainnya
f. Program mutasi yang 3. Dengan jaringan luas yang dimiliki supaya pegawai tidak tertarik dengan
sering dilakukan oleh untuk merekrut SDM baru yang kompetitor.(W4,T4).
Yayasan. berkualitas dan mengurangi intensitas
g. Penghargaan dan program mutasi di Yayasan.(S5,T3)
perhatian kompetitor 4. Meningkatkan rasa kekeluargaan
yang lebih besar disetiap pegawai agar tetap mencintai
terhadap pebimbing lembaga dan tidak tergiur dengan
tahfidz. tawaran competitor.
5. Hasil Program Unggulan
masyarakat?
138
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan:
Pedoman Teoritis Bagi Mahasiswa dan Praktisi. (Jakarta: PT Bumi Aksara. 2010) Hal.46
menjadi lebih disiplin dalam menghargai waktu, dekat dan mencintai Al-
Quran. Hal itu semua yang membuat masyarakat yang menitipkan anaknya
prasarana sekolah?
program tahfidz dapat dilaksanakan dengan baik dan peserta didik dapat
pendidikan tahfidz dan telah memiliki ijazah S1. Dengan latar belakang
pendidik/ pebimbing tersebut maka cukup mudah untuk SDIT SUIS dalam
menerapkan dan mengembangkan metode SUIS dalam program
tahfidznya.
secara maksimal?
10) Hambatan apa saja yang ditemukan selama menjalankan program
terlepas dari proram Diknas juga. Kegiatan yang terpadu antara program
tahfidz dan Diknas dengan sistem full day school dilakukan selama 5 hari
yang lebih spesifik agar staf atau orang yang terlibat dalam program dapat
peserta didik dan pebimbing juga tidak menyita waktu pribadi peserta
program?
membaca Al-Quran, dan tuuan tersebut telah tercapai. Selain itu dalam
telah mampu menghafal Al-Quran lebih dari 6 juz. Sementara itu lewat
program tahfidz Quran, peserta didik yang awal program belum mampu
membaca Alquran dalam 1 semester rata-rata sudah mampu membaca Al-
Quran.
lebih mudah dicapai jika semua proses kegiatan secara terus menerus
orang tua/ wali peserta didik dan di evaluasi secara kontinu agar tidak
dengan adanya program tersebut selain peserta didik mampu membaca dan
target program dapat dibagi dua bagian, yaitu program membaca dan
didik telah mencapai target tersebut. Akan tetapi untuk target hafalan,
Dari hasil ujian Nasional dapat diketahui bahwa peserta didik SDIT
SUIS 100 % lulus dalam ujian dan telah memenuhi standard kompetensi
Sekolah swasta yang memiliki program tahfidz dan Sekolah yang memiliki
program boarding.
berikut:
J. TEMUAN PENELITIAN
meminimalisir gap antara konsep dan pelaksanaan. Akan tetapi gap yang
tahfidz di SDIT SUIS. Hal tersebut karena para pebimbing tahfidz sangat
kenyataan dilapangan.
didik dari awalnya tidak mampu membaca sampai mampu menghafal Al-
3. Kader dakwah
belakang tekad awal dakwah tersebut lah, kurangnya bentuk motivasi dalam
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdsarkan data yang telah didapat dan analisis dari hasil penelitian yang
SUIS) yang mengacu kepada rumusan masalah, maka dapat ditarik simpulan
sebagai berikut:
Huda dengan Akta Notaris No No.97 Notaris Agus Nuryanto S.H dan
berprestasi yang menguasai IPTEK dan memiliki IMTAQ sesuai manhaj Ahlu
Sunnah Wal Jamaah dan dekat dengan Al-Quran (mampu membaca dan
tahfidz Quran).
pengendalian.
a. Proses perencanaan program unggulan Tahfidz Quran SDIT SUIS
(laporan administrasi).
orang tua/ wali peserta didik. sistem full day school, mempunyai
keluarga Yayasan.
m. Faktor penghambat program antara lain; Kurangnya program
baligh.
perencanaan.
yang tersedia.
pebimbing tahfidz.
8. Input peserta didik yang tidak ketat berimplikasi pada tidak meratanya