Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, nikmat dan
karunia-Nya, sehingga Tim Pelaksana Kegiatan Pemantauan Kualitas Lingkungan
dalam rangka Pemantauan Kualitas Udara Ambien Road Side Monitoring pada Badan
Lingkungan Hidup Kota Palembang tahun Anggaran 2014 dapat menyelesaikan
laporan ini.

Pemantauan Kualitas Udara Ambien Road Side Monitoring ini dalam


pelaksanaannya bertujuan untuk memperoleh data base dan trend kualitas
Lingkungan khususnya Kualitas Udara Ambiaen pada jalan protokol yang ada di
Kota Palembangyang dapat digunakan sebagai bahan dalam evaluasi efektifitas
kebijakan pengendalian pencemaran yang telah dilakukan. Untuk itu Laporan
kegiatan ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengelolaan lingkungan
hidup yang akan diterapkan dimasa datang.

Palembang, Desember 2014


Kepala Badan Lingkungan Hidup
Kota Palembang

Ir. H. M. Tabrani, MM
NIP. 195711281989031002

LAPORAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN/KAJIAN KUALITAS UDARA


DI PERSIMPANGAN JALAN PROTOKOL DALAM WILAYAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2013
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALEMBANG
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun


dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri,
kualitas udara telah mengalami perubahan. Udara yang dulunya segar, kini
kering dan kotor. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan
pencemaran udara, yaitu masuknya zat pencemar (berbentuk gas-gas dan
partikel kecil/aerosol) ke dalam udara.

Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi


dan atau komponen lain kedalam udara ambien oleh kegiatan manusia,
sehingga melampaui baku mutu udara ambien yang telah ditetapkan,
Beberapa polutan di udara, yaitu partikulat dengan diameter kurang dari 10
µm (PM10), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), karbon
monoksida (CO) dan timbal.

Pencemaran udara merupakan permasalahan yang dapat terjadi di


daerah perkotaaan yang dapat memberikan dampak negatif kepada
masyarakat sehingga sedini mungkin perlu dilakukan upaya upaya dalam
rangka pengendalian pencemaran udara.

I.2. Sumber Pencemar

Pencemaran udara dapat ditimbulkan kegiatan manusia seperti dari


Transportasi, Industri Pembangkit listrik, Pembakaran (perapian, kompor,
furnace, insinerator dengan berbagai jenis bahan bakar) termasuk
pembakaran biomassa secara tradisional Gas buang pabrik yang
menghasilkan gas berbahaya seperti CFC maupun dari sumber alami seperti
gunung berapi, Rawa-rawa dan Kebakaran hutan

LAPORAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN/KAJIAN KUALITAS UDARA


DI PERSIMPANGAN JALAN PROTOKOL DALAM WILAYAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALEMBANG


Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi
atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara.
Dari berbagai sektor yang potensial dalam mencemari udara, pada
umumnya sektor transportasi memegang peran yang sangat besar
dibandingkan dengan sektor lainnya. Di kota-kota besar, kontribusi gas buang
kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70%.
Sedangkan kontribusi gas buang dari cerobong asap industri hanya berkisar
10-15%, sisanya berasal dari sumber pembakaran lain, misalnya dari rumah
tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dan lain-lain

Kendaraan bermotor yang menjadi alat transportasi, dalam konteks


pencemaran udara dikelompokkan sebagai sumber yang bergerak. Dengan
karakteristik yang demikian, penyebaran pencemar yang diemisikan dari
sumber-sumber kendaraan bermotor ini akan mempunyai suatu pola
penyebaran spasial yang meluas. Faktor perencanaan sistem transportasi
akan sangat mempengaruhi penyebaran pencemaran yang diemisikan,
mengikuti jalur-jalur transportasi yang direncanakan.

Faktor penting yang menyebabkan dominannya pengaruh sektor


transportasi terhadap pencemaran udara perkotaan di Indonesia antara lain:

1. Perkembangan jumlah kendaraan yang cepat (eksponensial)


2. Tidak seimbangnya prasarana transportasi dengan jumlah kendaraan
yang ada.
3. Pola lalu lintas perkotaan yang berorientasi memusat, akibat
terpusatnya kegiatan-kegiatan perekonomian dan perkantoran di pusat
kota
4. Masalah turunan akibat pelaksanaan kebijakan pengembangan kota
yang ada, misalnya daerah pemukiman penduduk yang semakin
menjauhi pusat kota
5. Kesamaan waktu aliran lalu lintas

LAPORAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN/KAJIAN KUALITAS UDARA


DI PERSIMPANGAN JALAN PROTOKOL DALAM WILAYAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALEMBANG


6. Jenis, umur dan karakteristik kendaraan bermotor
7. Faktor perawatan kendaraan
8. Jenis bahan bakar yang digunakan
9. Jenis permukaan jalan
10. Siklus dan pola mengemudi (driving pattern)

Di samping faktor-faktor yang menentukan intensitas emisi pencemar sumber


tersebut, faktor penting lainnya adalah faktor potensi dispersi atmosfer
daerah perkotaan, yang akan sangat tergantung kepada kondisi dan perilaku
meteorologi.

1.3. Dampak Pencemaran Udara


Dampak dari pencemaran udara dapat dirasakan oleh setiap individu
yang menghirup udara yang mengandung zat pencemar, Dampak yang lain
adalah terhadap ekosistem. Sifat alami udara mengakibatkan dampak
pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun
global.
Dampak Pencemaran udara terhadap kesehatan dapat terjadi
karena substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam
tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam
tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat
tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran
kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar
diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran
pernafasan atas), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan
pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik
dan karsinogenik.
Pada tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran
udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara

LAPORAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN/KAJIAN KUALITAS UDARA


DI PERSIMPANGAN JALAN PROTOKOL DALAM WILAYAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALEMBANG


lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di
permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana,
ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari
yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap
dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global yang
dapat meningkatnya suhu rata-rata bumi, pencairan es di kutub, perubahan
iklim regional dan global, perubahan siklus hidup flora dan fauna. kerusakan
lapisan ozon, lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km)
merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet
B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3)
terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan
bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon
lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada
lapisan ozon.
Polutan SO2 mempunyai pengaruh pada manusia dan hewan pada
konsentrasi jauh lebih tinggi dari pada yang di perluhkan untuk merusak
tanaman. Pengaruh utama polutan SO2 terhadap manusia adalah iritasi
sistem pernapasan. SO2 (sulfuroksida) di anggap polutan berbahaya bagi
kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami
penyakit kronis pada sistem pernafasan.
Telah lama diketahui bahwa gas CO dalam jumlah banyak
(konsentrasi tinggi) dapat menyebabkan gangguan kesehatan bahkan juga
dapat menimbulkan kematian. Karbon monoksida (CO) apabila terhirup ke
dalam paru-pari akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi
masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena
gas CO bersifat racun, ikut bereaksi secara metabolis dengan darah
(hemoglobin). Ikatan karbon monoksida dengan darah (karboksihemoglobin)
lebih stabil daripada ikatan oksigen dengan darah (oksihemoglobin).
Keadaan ini menyebabkan darah menjadi lebih mudah menangkap gas CO

LAPORAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN/KAJIAN KUALITAS UDARA


DI PERSIMPANGAN JALAN PROTOKOL DALAM WILAYAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALEMBANG


dan menyebabkan fungsi vital darah sebagai pengangkut oksigen
terganggu. Keracunan gas karbon monoksida dapat ditandai dari keadaan
ringan, berupa pusing, rasa tidak enak pada mata, sakit kepala, dan mual.
Keadaan yang lebih berat dapat berupa detak jantung meningkat, rasa
tertekan di dada, kesukaran bernafas, kelemahan otot-otot, gangguan pada
sisten kardiovaskuler, serangan jantung sampai pada kematian
Manusia mudah terserang pusing, sakit kepala, daya tangkap
melemah akibat gas CO, radang saluran pernafasan akibat gas SO 2, iritasi
mata, malfungsi pada paru-paru akibat dari gas NO2 dan berbagai penyakit
lain dari buangan yang beredar di atas udaranya.
Hidrokarbon merupakan bentuk gas yang memberikan reaksi
bersifat inert, yaitu agak lambat jalannya dan dapat menyebabkan
asphyxiant (sesak napas ringan). Gas ini secara langsung tidak
menimbulkan efek yang merugikan kesehatan manusia dan dapat toleransi
oleh tubuh melalui pernapasan serta tidak memberikan efek sistemik.
Berbahayanya, apabila polutan ini mengadakan reaksi di bawah
sinar matahari, akan membentuk potochemical oxidant (sekunder polutan
yang terbentuk oleh sebab pengaruh sinar Matahari pada Oksidasi Nitrogen
dan Hidrokarbon di Udara), yang terhadap tanaman berpengaruh necrosis,
chlorosisi, dan gangguan pertumbuhan. Pada manusia dapat menyebabkan
asphexia (gangguan pernapasan) berat dan bersifat anaesthetik terhadap
susunan saraf, serta membuat mata terus berair karena iritasi.
Polutan yang diemisikan oleh sumber emisi tidak bergerak dan
sumber bergerak seperti Hidrokarbon (HC) dapat menyebabkan iritasi mata,
batuk dan juga berpotensi terhadap perubahan kode genetik,
Partikulat Matter (PM10 adalah debu yang berukuran 10 micron)
adalah pencemar yang apabila masuk ke dalam system pernafasan dapat
menyebabkan bronchitis, asma, gangguan kardiovaskuler dan berpotensi
menyebabkan kanker.

LAPORAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN/KAJIAN KUALITAS UDARA


DI PERSIMPANGAN JALAN PROTOKOL DALAM WILAYAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALEMBANG


Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pencemaran udara
antara lain :
 Kecepatan angin : Semakin cepat angin semakin cepat pula
perluasan derajat pencemaran; meski disisi lain diharapkan terjadi
penipisan derajat konsentrasi yang lebih cepat pula.
 Kemampuan Atmosfer untuk meningkatkan atau menekan gerakan
udara secara vertikal (stabilitas udara) dapat memperluas atau
mempertipis volume pencemaran.
 Inversi dan turunnya hujan dapat pula menipiskan pencemaran udara.
Namun dampak negatif yang mungkin di timbulkan adalah
terbawahnya polutan oleh hujan yang dapat menimbulkan
pencemaran Air atau Tanah.

1.4. Tujuan Dan Sasaran

A. Tujuan
1. Mendapatkan data kondisi kualitas udara ambien eksisting pada
beberapa persimpangan jalan protokol pada kota Palembang
2. Terkoordinasinya pelaksanaan pemantauan kualitas udara
ambient secara kontinu dengan teknik pemantauan dan metoda
analisa yang sama sesuai dengan kaidah pemantauan
3. Sebagai data dasar bagi perencanaan sistem transportasi,
program langit biru, dan penetapan perencanaan pengelolaan
kualitas udara.
4. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat tentang kualitas
udara ambien di lokasi tertentu dan pada waktu tertentu.
5. Sebagai bahan pertimbangan para pengambil keputusan dalam
melaksanakan pengendalian pencemaran udara
6. Memberdayakan laboratorium lingkungan Badan Lingkungan
Hidup Kota Palembang.

LAPORAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN/KAJIAN KUALITAS UDARA


DI PERSIMPANGAN JALAN PROTOKOL DALAM WILAYAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALEMBANG


B. Sasaran
1. Tersedianya data pemantauan kualitas udara ambien pada
beberapa persimpangan jalan protokol di wilayah Kota
Palembang setiap tahunnya
2. Terlaksananya pemantauan kualitas udara ambien pada
beberapa persimpangan jalan protokol di wilayah Kota
Palembang setiap tahunnya
3. Ditentukannya titik pantau yang permanen pada lokasi-lokasi
prioritas
4. Terbentuknya sumberdaya manusia yang handal di bidang
pemantauan lingkungan

1.5 Dasar Hukum


 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara
 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
35/MenLH/10/93 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang
Kendaraan Bermotor
 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48/MenLH/96
tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan
 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 15 Tahun
1996 tentang Program Langit Biru
 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
45/MenLH/10/97 tentang Indeks Standar Pencemar Udara
 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 141 Tahun
2003 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan
Bermotor Tipe Baru dan Kendaraan Bermotor sedang Diproduksi
 Peraturan Gubernur Propinsi Sumsel Nomor : 15 Tahun 2005
tentang Baku Mutu Emisi Tidak Bergerak dan Ambang Batas Emisi
Gas Buang Kendaraan Bermotor
 Peraturan Gubernur Propinsi Sumsel Nomor : 17 Tahun 2005
tentang Baku Mutu Ambient dan Tingkat Kebisingan
 Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Palembang
Nomor: 76/KPTS/VI/2014 tentang Revisi Pembentukan Panitia/TIM
Pelaksana Kegiatan Pemantauan Kualitas Lingkungan

LAPORAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN/KAJIAN KUALITAS UDARA


DI PERSIMPANGAN JALAN PROTOKOL DALAM WILAYAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALEMBANG


Pengukuran Kualitas Udara Ambient dalam wilayah Kota
Palembang Tahun 2014.

LAPORAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN/KAJIAN KUALITAS UDARA


DI PERSIMPANGAN JALAN PROTOKOL DALAM WILAYAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALEMBANG


BAB II
METODOLOGI

2.1. Parameter dan Metodologi Pengambilan /Peralatan Sampling

Untuk pengambilan samping kualitas udara ambien ini dilakukan


secara insitu ( langsung di lapangan). Pengukuran dilakukan dengan dua
cara yaitu pengukuran kualitas udara di lapangan dan analisa di
laboratorium serta dengan mobil laboratorium yang diukur pada rentang
waktu 08.00 WIB – 16.00 WIB.
Adapun metode dan peralatan yang digunakan mengacu pada
peraturan yang berlaku seperti tercantum dalam PP No. 41 Tahun 1999
tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan KepMenLH No. 48 tahun
1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan, yaitu seperti pada Tabel di bawah
ini.

Tabel 2.1. Parameter , Metode dan Peralatan untuk Pengukuran Kualitas


udara Ambien
No. Parameter Peralatan Metode Analisis
1. Suhu Termometer -
2. Kelembaban Hygrometer -
3. Arah dan Kecepatan Wind Meter -
Angin
4. NO2 Imfinger Griess-Saltzman
Spektrofotometri
5. SO2 Imfinger Parasonilin
Spektrofotometri
6. CO Gas Detektor / Non-dispersive
NDIIR Analyzer Infrared (NDIR)
7. PM10 Hi-Volume PM10 Gravimetri
8. Kebisingan Sound Level Cara sederhana
Meter
9. HC HC Indikator

Waktu pengukuran kualitas udara ambien dilakukan 2 (dua) kali


dalam 1 (satu) tahun.

LAPORAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN/KAJIAN KUALITAS UDARA


DI PERSIMPANGAN JALAN PROTOKOL DALAM WILAYAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALEMBANG


2.3. Lokasi Pengambilan Sampling
Lokasi kegiatan telah dilakukan pada 12 (dua belas) titik
pengukuran sebagimana pada tabel 2.2

Tabel 2.2. Lokasi Sampling

NO NAMA JALAN TITIK KOORDINAT


Jl. Merdeka depan Kantor Walikota 02º59’27.88
1
Palembang 104º45’20.96
Jl. Kapten A. Rivai depan Kantor DPRD 02º58’04.08
2
Provinsi Sumsel 104º44’57.32
Jl. Jenderal Sudirman depan Kantor 02º58’37.68
3
Bank Indonesia 104º45’14.71
Jl. Jenderal Sudirman dekat Tugu Air 02º59’16.82
4
Mancur 104º45’38.88
Jl. Demang Lebar Daun depan 02º57’40.57
5
Elgastrindo 104º44’16.39
02º54’48.36
6 Jl. Veteran depan Apotik Indah Medika
104º40’54.31
Jl. Yos Sudarso depan Pasar 02º58’19.02
7
Lemabang 104º46’59.97
Jl. R. Sukamto dekat Bank Mandiri 02º57’00.44
8
Simpang Empat Kenten 104º46’07.88
Jl. Gubernur H. Bastari depan Rumah 03º00’00.09
9
Makan Palapa 104º46’08.08
Jl. Ki Muaro Ogan dekat Simpang 03º02’49.29
10
Pegayut 104º44’39.53
11 Jl. Soekarno – Hatta dekat Simpang 02º59’17.16
Empat Macan Lindungan 104º4507.35
Jl. Kolonel H. Burlian dekat Simpang 02º55.414’
12
Empat Bandara 104º42.559’
Total Titik Pantau 12 Titik
Frekuensi Pengukuran 2X / tahun / titik
Sumber: Data Primer BLH Kota Palembang Tahun 2014

LAPORAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN/KAJIAN KUALITAS UDARA


DI PERSIMPANGAN JALAN PROTOKOL DALAM WILAYAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALEMBANG


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Parameter Kualitas Udara


Setelah pelaksanaan sampling, beberapa parameter kualitas udara
harus dianalisa di dalam laboratorium, parameter NO2, SO2, dan partikel
debu dilakukan di Laboratorium Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kota
Palembang. Sedangkan analisa HC dilakukan di Laboratorium Balai Riset
dan Standardisasi Industri (Baristand Industri) . Di bawah ini diuraikan
beberapa parameter kualitas udara yang diukur dan dianalisa, yakni Suhu,
Humidity, NO2, SO2, gas CO, PM10, dan HC

a. Suhu (oC)
Dari hasil pengukuran pada beberapa persimpangan jalan protokol
wilayah Kota Palembang, suhu udara rata-rata kondisi sesaat pada
beberapa lokasi sudah di atas normal. Suhu udara yang diperoleh rata-
rata antara 27,0 oC - 40,1 0C.
Hasil pengukuran parameter suhu udara di Kota Palembang dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 3.1. Hasil Pengukuran Suhu Udara Ambien Di Kota Palembang


Temperatur (⁰C)
No. Lokasi Periode I Periode II
Pagi Sore Pagi Sore
1 Jl. Merdeka depan Kantor
Walikota Palembang 35,80 34,50 32,60 35,70
2 Jl. Kapten A. Rivai depan
Kantor DPRD Provinsi 36,70 36,90 31,20 32,10
Sumsel
3 Jl. Jenderal Sudirman depan
Kantor Bank Indonesia 30,20 36,00 32,20 32,70
4 Jl. Jenderal Sudirman dekat
Tugu Air Mancur 32,60 36,10 33,50 36,40
5 Jl. Demang Lebar Daun
depan Elgastrindo 32,60 34,50 33,00 35,60
6 Jl. Veteran depan Apotik
Indah Medika 33,40 37,20 32,70 32,20

LAPORAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN/KAJIAN KUALITAS UDARA


DI PERSIMPANGAN JALAN PROTOKOL DALAM WILAYAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALEMBANG


Temperatur (⁰C)
No. Lokasi Periode I Periode II
Pagi Sore Pagi Sore
7 Jl. Yos Sudarso depan Pasar
Lemabang 27,30 31,00 31,20 31,70

8 Jl. R. Sukamto dekat Bank


Mandiri Simpang Empat 28,70 32,60 30,60 33,80
Kenten
9 Jl. Gubernur H. Bastari
depan Rumah Makan Palapa 34,20 34,80 31,90 31,90
10 Jl. Ki Muaro Ogan dekat
Simpang Pegayut 30,50 31,10 37,20 37,70
11 Jl. Soekarno – Hatta dekat
Simpang Empat Macan 29,10 34,40 28,70 37,60
Lindungan
12 Jl. Kolonel H. Burlian dekat
Simpang Empat Bandara 32,20 36,20 31,20 35,30

Suhu Normal 30 - 33

Keterangan: Pengukuran Maret, April, Agustus dan September 2013

Suhu tertinggi pada pengukuran periode kedua bulan September 2014


yakni di Jalan Ki Muara Ogan (T = 37,7 oC), sedangkan suhu dikota
Palembang berkisar pada 28,7 s/d 37,7 ⁰C pengukuran pada jam 8.00 –
16.00 WIB

b. Kelembaban Udara (Humidity)


Dari hasil pengukuran pada beberapa persimpangan jalan
protokol wilayah Kota Palembang, kelembaban udara rata-rata kondisi
sesaat pada beberapa lokasi diperoleh rata-rata antara 33,9% - 72,1%.
Lokasi-lokasi yang mempunyai kelembaban udara terendah
berada di Jl. Soekarno Hatta pada periode pertama Bulan April (RH=
33,9%) . Sedangkan kelembaban udara tertinggi pada periode ke dua
September 2014 l (RH. = 72,1%).
Hasil pengukuran parameter kelembaban udara (Humidity) di
Kota Palembang dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

LAPORAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN/KAJIAN KUALITAS UDARA


DI PERSIMPANGAN JALAN PROTOKOL DALAM WILAYAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALEMBANG


Tabel 3.2. Hasil Pengukuran Parameter Humidity Di Kota Palembang
Humidity (%)
No. Lokasi
Periode I Periode II
Pagi Sore Pagi Sore
1 Jl. Merdeka depan Kantor
Walikota Palembang 52,40 49,20 58,30 42,60
2 Jl. Kapten A. Rivai depan Kantor
DPRD Provinsi Sumsel 46,70 44,30 62,70 42,80
3 Jl. Jenderal Sudirman depan
Kantor Bank Indonesia 61,40 44,30 36,10 34,00
4 Jl. Jenderal Sudirman dekat
Tugu Air Mancur 59,60 46,70 47,20 39,60
5 Jl. Demang Lebar Daun depan
Elgastrindo 62,80 34,50 48,10 35,40
6 Jl. Veteran depan Apotik Indah
Medika 52,50 45,10 64,60 54,60
7 Jl. Yos Sudarso depan Pasar
Lemabang 52,70 46,50 60,00 58,10
8 Jl. R. Sukamto dekat Bank
Mandiri Simpang Empat Kenten 52,40 55,60 63,10 42,90
9 Jl. Gubernur H. Bastari depan
Rumah Makan Palapa 56,60 52,90 42,20 23,20
10 Jl. Ki Muaro Ogan dekat
Simpang Pegayut 56,50 67,20 39,20 40,70
11 Jl. Soekarno – Hatta dekat
Simpang Empat Macan 68,60 72,10 71,10 33,90
Lindungan
12 Jl. Kolonel H. Burlian dekat
Simpang Empat Bandara 53,30 38,90 65,60 43,50
Keterangan: Pengukuran bulan Maret – September 2014 (jam 08.00-16.00 WIB)

c. Nitrogen Dioksida (NO2)


Dari hasil pengukuran dan analisa laboratorium nilai NO 2
menunjukkan angka berkisar 54,12 – 274,54 µg/NM3/jam. Pada semua
lokasi pengambilan sample masih berada di bawah Baku Mutu Udara
Ambien yang diizinkan sebesar 400 µg/NM3/jam. Angka tertinggi
didapat di Jl. Kolonel Burlian pada periode ke II. Sedangkan nilai
terendah terdapat pada lokasi Jl. Merdeka .
Adapun nilai hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel berikut:

LAPORAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN/KAJIAN KUALITAS UDARA


DI PERSIMPANGAN JALAN PROTOKOL DALAM WILAYAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALEMBANG


Tabel 3.3. Hasil NO2 Kualitas Udara Ambien Di Kota Palembang

NO2 (µg/NM3/jam)
No. Lokasi Periode I Periode II
Rata Rata
Pagi Sore Pagi Sore
Rata Rata
1 Jl. Merdeka depan
Kantor Walikota 214.30 134.70 174.50 71.55 36.69 54.12
Palembang
2 Jl. Kapten A. Rivai
depan Kantor
106.60 145.20 125.90 162.81 216.67 189.74
DPRD Provinsi
Sumsel
3 Jl. Jenderal
Sudirman depan
167.50 133.50 150.50 235.37 168.60 201.98
Kantor Bank
Indonesia
4 Jl. Jenderal
Sudirman dekat 217.10 200.90 209.00 45.73 57.42 51.58
Tugu Air Mancur
5 Jl. Demang Lebar
Daun depan 174.50 347.00 260.75 104.27 255.29 179.78
Elgastrindo
6 Jl. Veteran depan
Apotik Indah 173.30 146.40 159.85 263.42 245.83 254.62
Medika
7 Jl. Yos Sudarso
depan Pasar 155.80 145.20 150.50 168.60 126.52 147.56
Lemabang
8 Jl. R. Sukamto
dekat Bank Mandiri
126.50 84.30 105.40 179.17 127.64 153.40
Simpang Empat
Kenten
9 Jl. Gubernur H.
Bastari depan
187.90 255.20 221.55 31.71 175.71 103.71
Rumah Makan
Palapa
10 Jl. Ki Muaro Ogan
dekat Simpang 138.20 148.80 143.50 112.50 217.79 165.14
Pegayut
11 Jl. Soekarno –
Hatta dekat
90.20 188.50 139.35 299.70 244.72 272.21
Simpang Empat
Macan Lindungan
12 Jl. Kolonel H.
Burlian dekat
291.60 180.40 236.00 347.66 201.42 274.54
Simpang Empat
Bandara
Baku Mutu : Peraturan
Gubernur Sumsel No.17 400
Tahun 2005
Keterangan: Pengukuran Maret, April, Agustus dan September 2014
(jam 08.00-16.00 WIB

LAPORAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN/KAJIAN KUALITAS UDARA


DI PERSIMPANGAN JALAN PROTOKOL DALAM WILAYAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALEMBANG


d. Sulfur Dioksida (SO2)
Secara umum nilai konsentrasi SO2 masih berada di bawah
ambang batas dengan kisaran nilainya : 111,54 – 647,25
µg/NM3/jam. Konsentrasi SO2 tertinggi di lokasi Jl. Gubernur H. Bastari
pada periode 1, rentang pengukuran jam 08.00–16.00WIB. Hasil
Pengukuran SO2 di Kota Palembang dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Hasil Pengukuran Parameter SO2 (Sulfur Dioksida) di Palembang


SO2 (µg/NM3/jam)
No. Lokasi Periode I Periode II
Rata Rata
Pagi Sore Pagi Sore
Rata Rata
1 Jl. Merdeka
depan Kantor
478.83 408.75 443.79 285.50 359.58 322.54
Walikota
Palembang
2 Jl. Kapten A.
Rivai depan
485.33 408.83 447.08 360.00 178.33 269.16
Kantor DPRD
Provinsi Sumsel
3 Jl. Jenderal
Sudirman depan
425.75 407.58 416.67 367.50 297.00 332.25
Kantor Bank
Indonesia
4 Jl. Jenderal
Sudirman dekat 501.50 663.67 582.59 350.92 278.50 314.71
Tugu Air Mancur
5 Jl. Demang Lebar
Daun depan 343.75 450.25 397.00 263.33 213.75 238.54
Elgastrindo
6 Jl. Veteran depan
Apotik Indah 327.33 403.58 365.46 304.17 238.58 271.37
Medika
7 Jl. Yos Sudarso
depan Pasar 383.58 425.58 404.58 347.50 268.33 307.91
Lemabang
8 Jl. R. Sukamto
dekat Bank
447.83 607.08 527.46 353.33 612.50 482.91
Mandiri Simpang
Empat Kenten
9 Jl. Gubernur H.
Bastari depan
702.17 592.33 647.25 360.42 296.00 328.21
Rumah Makan
Palapa
10 Jl. Ki Muaro Ogan
315.47 434.92 375.20 74.75 148.33 111.54
Simpang Pegayut

LAPORAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN/KAJIAN KUALITAS UDARA


DI PERSIMPANGAN JALAN PROTOKOL DALAM WILAYAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALEMBANG


SO2 (µg/NM3/jam)
No. Lokasi Periode I Periode II
Rata Rata
Pagi Sore Pagi Sore
Rata Rata
11 Jl. Soekarno –
Hatta dekat
478.41 636.17 557.29 547.08 407.92 477.5
Simpang Empat
Macan Lindungan
12 Jl. Kolonel H.
Burlian dekat
215.92 414.42 315.17 444.50 360.42 402.46
Simpang Empat
Bandara
Baku Mutu 900
Keterangan: Pengukuran Maret, April, Agustus dan September 2014
(jam 08.00-16.00 WIB)

e. Carbon Monoksida (CO)


Secara umum nilai konsentrasi CO masih berada di bawah
ambang batas seperti yang ditetapkan dalam Peraturan Gubernur
Nomor 17 Tahun 2005 tentang Baku Mutu Udara Ambien yaitu 30.000
µg/NM3/jam. Hasil pengukuran konsentrasi CO terendah berada pada
lokasi Jl. Merdeka periode II, Bulan Agustus 2014 CO = 2.863
3
µg/NM , sedangkan tertinggi dilokasi Jl. R. Soekamto pada periode II
September 2014 dengan konsentrasi CO = 18.895,7 µg/NM3 Hasil
Pengukuran Parameter CO dapat dilihat pada Tabel 3.5

Tabel 3.5. Hasil Pengukuran CO Di Kota Palembang


CO (µg/NM3/jam)
No. Periode I Periode II
Lokasi
Rata
Pagi Sore Rata Rata Pagi Sore
Rata
1 Jl. Merdeka
depan Kantor
14,944.32 13,719.38 14,331.85 2,290.40 2863.00
Walikota 3,435.60
Palembang
2 Jl. Kapten A.
Rivai depan
12,449.89 10,534.52 11,492.21 5,276.00 4355.80
Kantor DPRD 3,435.60
Provinsi Sumsel
3 Jl. Jenderal
Sudirman depan
14,966.59 13,719.38 14,342.99 10,306.70 7791.35
Kantor Bank 5,276.00
Indonesia
4 Jl. Jenderal
Sudirman dekat 9,977.73 14,966.59 12,472.16 9,161.50 7443.75
5,726.00
Tugu Air Mancur

LAPORAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN/KAJIAN KUALITAS UDARA


DI PERSIMPANGAN JALAN PROTOKOL DALAM WILAYAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALEMBANG


CO CO
No. No. No.
Lokasi (µg/NM3/ja Lokasi (µg/NM3 Lokasi
m) /jam)
5 Jl. Demang
Lebar Daun
19,955.46 24,944.32 22,449.89 5,276.00 6073.60
depan 6,871.20
Elgastrindo
6 Jl. Veteran
depan Apotik 7,483.30 8,730.51 8,106.91 6,871.20 5726.00
4,580.80
Indah Medika
7 Jl. Yos Sudarso
depan Pasar 13,719.38 20,449.89 17,084.64 5,276.00 7218.75
9,161.50
Lemabang
8 Jl. R. Sukamto
dekat Bank
16,213.81 17,438.75 16,826.28 17,177.9 20,613.50 18895.7
Mandiri Simpang
0
Empat Kenten
9 Jl. Gubernur H.
Bastari depan
6,236.08 4,988.86 5,612.47 5,276.00 6073.60
Rumah Makan 6,871.20
Palapa
10 Jl. Ki Muaro
Ogan dekat
19,955.46 8,730.51 14,342.99 11,451.9 9,161.50 10306.7
Simpang
0
Pegayut
11 Jl. Soekarno –
Hatta dekat
Simpang Empat 16,213.81 9,977.73 13,095.77 6,871.20 8016.35
9,161.50
Macan
Lindungan
12 Jl. Kolonel H.
Burlian dekat
9,977.73 13,719.38 11,848.56 6,871.20 5726.00
Simpang Empat 4,580.80
Bandara
Baku Mutu :
Peraturan Gubernur
30000
Sumsel No.17 Tahun
2005
Keterangan: Pengukuran Maret, April, Agustus dan September 2014
(jam 08.00-16.00 WIB)

f. Partikel Debu (PM10)

Dari hasil pengukuran kualitas udara untuk parameter PM10


konsentrasi rata ratanya adalah 70 – 131,67 µg/NM3/jam pada rentang
pengukuran jam 08.00 WIB – 16.00WIB. Pada beberapa lokasi di
wilayah Kota Palembang telah mendekati ambang batas yang di
persyaratkan yaitu 150 µg/NM3/jam, Konsentrasi rata rata tertinggi
dilokasi Jl. R. Soekamto Simpang Empat Kenten. Tingginya
konsentrasi tersebut dapat disebabkan karena pada lokasi pengukuran
berdekatan dengan lokasi pembangunan under pass.

LAPORAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN/KAJIAN KUALITAS UDARA


DI PERSIMPANGAN JALAN PROTOKOL DALAM WILAYAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALEMBANG


Tabel 3.6. Hasil Pengukuran Parameter PM10 (Partikel Debu)
PM10 (µg/NM3/jam)
No. Periode I Periode II
Lokasi
Rata Rata
Pagi Sore Pagi Sore
Rata Rata
1 Jl. Merdeka
depan Kantor
52.30 87.70 70.00 125.63 93.72 109.68
Walikota
Palembang
2 Jl. Kapten A.
Rivai depan
107.40 111.50 109.45 108.06 83.91 95.99
Kantor DPRD
Provinsi Sumsel
3 Jl. Jenderal
Sudirman depan
88.45 136.20 112.33 109.42 117.79 113.61
Kantor Bank
Indonesia
4 Jl. Jenderal
Sudirman dekat 64.40 141.50 102.95 117.59 139.79 128.69
Tugu Air Mancur
5 Jl. Demang Lebar
Daun depan 102.30 91.70 97.00 137.05 108.06 122.56
Elgastrindo
6 Jl. Veteran depan
Apotik Indah 95.60 69.60 82.60 81.76 108.37 95.07
Medika
7 Jl. Yos Sudarso
depan Pasar 84.80 142.15 113.48 142.98 83.03 113.01
Lemabang
8 Jl. R. Sukamto
dekat Bank
90.10 125.95 108.03 146.61 116.73 131.67
Mandiri Simpang
Empat Kenten
9 Jl. Gubernur H.
Bastari depan
143.40 120.60 132.00 103.27 94.87 99.07
Rumah Makan
Palapa
10 Jl. Ki Muaro Ogan
dekat Simpang 87.50 139.70 113.60 109.80 56.58 83.19
Pegayut
11 Jl. Soekarno –
Hatta dekat
135.70 122.60 129.15 128.48 95.83 112.16
Simpang Empat
Macan Lindungan
12 Jl. Kolonel H.
Burlian dekat
92.60 64.50 78.55 129.12 125.59 127.36
Simpang Empat
Bandara

Baku Mutu : 150

Keterangan: Pengukuran Maret, April, Agustus dan September 2014

LAPORAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN/KAJIAN KUALITAS UDARA


DI PERSIMPANGAN JALAN PROTOKOL DALAM WILAYAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALEMBANG


g. HC (Hidrokarbon)

Dari hasil pengukuran di lapangan konsentrasi HC pada semua


lokasi berada di bawah Baku Mutu Udara Ambien yang
3
dipersyaratkan yakni maksimal 160 µg/NM . Kisaran angka
konsentrasi HC di wilayah Kota Palembang antara 57 – 98 µg/NM3.
Lokasi tertinggi pada lokasi Jl. Kolonel H. Burlian dekat
Simpang Empat Bandara pada pengukuran bulan September 2014

Tabel 3.7. Hasil Pengukuran Parameter HC (Hidrokarbon)


Di Kota Palembang
HC (µg/NM³)
No. Lokasi
Periode I Periode
II
1 Jl. Merdeka depan Kantor Walikota
Palembang 80,00 77,00
2 Jl. Kapten A. Rivai depan Kantor DPRD
Provinsi Sumsel 68,00 62,00
3 Jl. Jenderal Sudirman depan Kantor Bank
Indonesia 57,00 60,00
4 Jl. Jenderal Sudirman dekat Tugu Air Mancur
78,00 80,00
5 Jl. Demang Lebar Daun depan Elgastrindo
87,00 85,00
6 Jl. Veteran depan Apotik Indah Medika
62,00 58,00
7 Jl. Yos Sudarso depan Pasar Lemabang
68,00 70,00
8 Jl. R. Sukamto dekat Bank Mandiri Simpang
Empat Kenten 82,00 89,00
9 Jl. Gubernur H. Bastari depan Rumah Makan
Palapa 58,00 59,00
10 Jl. Ki Muaro Ogan dekat Simpang Pegayut
81,00 90,00
11 Jl. Soekarno – Hatta dekat Simpang Empat
Macan Lindungan 81,00 92,00
12 Jl. Kolonel H. Burlian dekat Simpang Empat
Bandara 98,00 92,00
Baku Mutu : Peraturan Gubernur Sumsel No.17 Tahun
160
2005
Keterangan: Pengukuran Maret, April, Agustus dan September 2014
(jam 08.00-16.00 WIB

LAPORAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN/KAJIAN KUALITAS UDARA


DI PERSIMPANGAN JALAN PROTOKOL DALAM WILAYAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALEMBANG


3.2. Analisa Tingkat Kebisingan

Dari hasil pengukuran tingkat kebisingan di wilayah Kota


Palembang pada beberapa lokasi berada diatas baku mutu Tingkat
Kebisingan yang diizinkan (70 dB(A) toleransi 3 + dB(A) . Adapun hasil
pengukuran nya adala sebagai berikut:

Tabel 3.9. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan Di Kota Palembang


Tingkat Kebisingan dB(A)
No. Lokasi
Periode I Periode II
Pagi Sore Rata Pagi Sore Rata
Rata Rata
1 Jl. Merdeka depan
Kantor Walikota 52.50 55.40
53.95 78.80
77.00
77.9
Palembang
2 Jl. Kapten A. Rivai
depan Kantor DPRD 58.40 62.60
60.50 59.40
78.70
69.05
Provinsi Sumsel
3 Jl. Jenderal Sudirman
depan Kantor Bank 81.60 85.00
83.30 78.10
79.80
78.95
Indonesia
4 Jl. Jenderal Sudirman
81.00 80.90
80.95 83.30
84.20
83.75
dekat Tugu Air Mancur
5 Jl. Demang Lebar
Daun depan 75.50 84.70
80.10 74.90
77.40
76.15
Elgastrindo
6 Jl. Veteran depan
83.70 82.60
83.15 78.00
89.40
83.7
Apotik Indah Medika
7 Jl. Yos Sudarso depan
78.00 80.40
79.20 71.50
79.90
75.7
Pasar Lemabang
8 Jl. R. Sukamto dekat
Bank Mandiri Simpang 81.20 78.90
80.05 74.50
77.20
75.85
Empat Kenten
9 Jl. Gubernur H. Bastari
depan Rumah Makan 76.10 78.70
77.40 68.80
68.00
68.4
Palapa
10 Jl. Ki Muaro Ogan
dekat Simpang 83.50 81.00
82.25 77.80
73.30
75.55
Pegayut
11 Jl. Soekarno – Hatta
dekat Simpang Empat 77.80 80.70
79.25 65.50
69.90
67.7
Macan Lindungan
12 Jl. Kolonel H. Burlian
dekat Simpang Empat 78.90 83.00
80.95 74.90
74.80
74.85
Bandara
Baku Mutu : Peraturan Gubernur
70
Sumsel No.17 Tahun 2005

LAPORAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN/KAJIAN KUALITAS UDARA


DI PERSIMPANGAN JALAN PROTOKOL DALAM WILAYAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALEMBANG


Pada lokasi-lokasi yang tingkat kebisingan melebihi ambang
batas tersebut merupakan lokasi dengan jumlah kendaraan yang cukup
padat serta pada waktu sibuk terutama pada waktu pergi dan pulang
kerja.

LAPORAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN/KAJIAN KUALITAS UDARA


DI PERSIMPANGAN JALAN PROTOKOL DALAM WILAYAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALEMBANG


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Kegiatan pelaksanaan pemantauankualitas udara ambien di


persimpangan jalan (Roadside monitoring) di Kota Palembang Tahun
2014 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Secara umum kondisi kualitas udara ambien di Kota Palembang
masih cukup baik karena semua parameter yang diukur masih
dibawah ambang batas udara ambient yang berlaku kecuali lokasi-
lokasi tertentu untuk tingkat kebisingan telah melampaui baku
tingkat kebisingan yang di persyaratkan
2. Pada beberapa lokasi perlu diwaspadai, yakni: di Jl. Jendral
Sudirman, Bundaran Air Mancur, Jl. Gubernur H. Bastari dekat RM.
Palapa (simpang empat Jakabaring), Jl. Soekarno Hatta Simpang
empat macan lindungan serta Jl. R. Soekamto (simpang empat
Kenten), karena pada lokasi ini konsentrasi PM 10 pada jam
tertertentu telah mendekati nilai ambang batas yang ditetapkan.

4.2. Saran-saran
Saran-saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan pengukuran kualitas udara ambien dan tingkat
kebisingan secara periodik sehingga dapat dijadikan sebagai data
dasar bagi perencanaan sistem transportasi, program langit biru,
dan penetapan perencanaan pengelolaan kualitas udara.
2. Perlu dilakukan kegiatan pemeriksaan emisi kendaraan bermotor
secara periodik.

LAPORAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN/KAJIAN KUALITAS UDARA


DI PERSIMPANGAN JALAN PROTOKOL DALAM WILAYAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALEMBANG


3. Perlu dilakukan pengawasan terhadap penataan ambang batas
emisi gas buang untuk kendaraan tipe baru dan kendaraan
bermotor lama.
4. Dalam upaya pengendalian pencemaran udara terutama
disebabkan oleh kendaraan bermotor kiranya perlu digalakkan
program penghijauan berupa penanaman pohon jenis-jenis tertentu
yang berfungsi sebagai peneduh dan pelindung yang dapat
menyerap gas-gas polutan serta meningkatkan penggunaan bahan
bakar gas bagi kendaraan bermotor dan meningkatkan sarana
transportasi publik (transmusi)

LAPORAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN/KAJIAN KUALITAS UDARA


DI PERSIMPANGAN JALAN PROTOKOL DALAM WILAYAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALEMBANG

Anda mungkin juga menyukai