BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran keluaran maternal dan perinatal pada
4
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi
masyarakat tentang salah satu risiko seorang ibu hamil yaitu preeklamsia
sehingga diharapkan masyarakat dapat membantu untuk mendorong ibu
hamil menjaga dan memperhatikan kehamilannya sejak awal dan
diharapkan risiko kejadian preeklamsia berat akan berkurang.
2. Bagi Pelayanan Kebidanan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
gambaran keluaran maternal dan perinatal preeklampsia berat yang dapat
dijadikan sebagai masukan dalam peningaktan kualitas pelayanan
kebidanan.
3. Bagi Profesi
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi petugas
kesehatan, khususnya bidan sebagai penolong pertama yang biasanya
dimintai pertolongan bila ada kasus terkait dengan kejadian preeklamsia
berat.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pre-eklampsia
1. Pengertian
Preeklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan
dapat terjadi ante, intra, dan postpartum. Dari gejala-gejala klinik
preeklampsia dapat dibagi menjadi preeklampsia ringan dan preeklampsia
berat. (Prawirohardjo, 2008).
Preeklampsia adalah suatu sindrom khas kehamilan berupa
penurunan perfusi organ akibat vasospasme dan pengaktifan endotel.
Dalam hal ini, proteinuria adalah adanya 300 mg atau lebih protein urine
per 24 jam atau 30 mg/dL (1+pada dipstick) dalam sampel urine acak.
Derajat proteinuria dapat sangat berfluktuasi dalam periode 24 jam,
bahkan pada kasus yang parah. Oleh karenaitu, satu sampel acak
mungkin gagal memeperlihatkan adanya proteinuria yang signifikan.
Kombinasi proteinuria plus hipertensi selama kehamilan sangat
meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas perinatal (Leveno dkk,
2009).
Preeklampsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan dimana
hipertensi terjadi setelah minggu ke-20 pada wanita yang sebelumnya
memiliki tekanan darah normal. Preeklampsia merupakan suatu penyakit
vasospastik, yang melibatkan banyak sistem dan ditandai oleh
hemokosentrasi, hipertensi dan proteinuria (Bobak, 2004).
2. Etiologi
Menurut Manuaba (2004) , hipertensi dalam kehamilan (super
impossed preeklampsia, preeklampsia dan eklampsia), tidak dapat
diterangkan dengan satu faktor atau teori, tetapi merupakan
multifaktor (teori) yang menggambarkan berbagai manifestasi klinik yang
kompleks, oleh Zweifel (1922) disebut “disease of theory”. Bebagai teori
7
4. Klasifikasi
a. Preeklampsia ringan
Preeklampsia ringan adalah suatu sindroma spesifik kehamilan
dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya
vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel.
Diagnosis preeklampsia ringan ditegakkan berdasarkan atas
timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/atau edema setelah
kehamilan 20 minggu.
1) Hipertensi: sistolik/diastolik ≥ 140/90 mmHg. Kenaikan
sistolik ≥ 30 mmHg dan kenaikan diastolik ≥ 15 mmHg tidak
dipakai lagi sebagai kriteria preeklampsia.
2) Proteinuria: ≥ 300 mg/24 jam atau ≥ 1+ dipstik.
12
b. Preeklampsia berat
Preelampsia berat ialah preeklampsia dengan tekanan darah
sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai
proteinuria lebih 5 g/24 jam (Prawirohadjo, 2008).
Diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria preeklampsia berat
sebagaimana tercantum di bawah ini. Preeklampsia digolongkan
preeklampsia berat bila ditemukan satu atau lebih gejala sebagai
berikut:
1) Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥
110 mmHg. Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil
sudah dirawat di rumah sakit dan sudah menjalani tirah baring.
2) Proteinuria lebih 5 g/24 jam atau 4 + dalam pemeriksaan kualitatif
3) Oliguria, yaitu produksi urin kurang dari 500cc/24 jam. (4) Kenaikan
kreatinin plasma
4) Gangguan visus dan serebral: penurunan kesadaran, nyeri kepala,
skotoma, dan pandangan kabur.
5) Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran atas abdomen
(akibat teregangnya kapsula Glisson).
6) edema paru-paru dan sianosis
7) Hemolisis mikroangiopatik
5. Penanganan
a) Pengobatan medikamentosa
1) Pemberian obat antikejang
Pemberian magnesium sulfat sebagai antikejang dianggap lebih
efektif dan sampai saat ini tetap menjadi pilihan pertama untuk anti
kejang pada preeklampsia atau eklampsia
(a) Dosis awal/Loading dose
4 gram MgSO4 : intravena, (40% dalam 10 cc) selama 15 menit
(b) Dosis pemeliharaan/Maintenance
dose
Dibeikan infus 6 gram dalam larutan Ringer/6 jam
(c) Syarat-syarat pemberian MgSO4:
Harus tersedia antidotum MgSO4 , bila terjadi intoksikasi
yaitu kalsium glukonas 10%=1 g (10% dalam 10 cc) diberikan
i.v. 3 menit, Refleks patella (+) kuat, Frekuensi pernafasan >
16 kali/menit, tidak ada tanda-tanda distres napas.
(d) Magnesium sulfat dihentikan bila ada tanda-tanda
intoksikasi dan setelah 24 jam pasca persalinan atau 24 jam
setelah kejang terakhir.
2) Diuretikum tidak diberikan secara rutin, kecuali jika ada edema
paru-paru, payah jantung kongestif.
3) Pemberian antihipertensi
Pemberian antihipertensi jika tekanan sistolik ≥ 180 mmHg
dan/atau tekanan diastolik ≥ 110 mmHg. Untuk mencapai tujuan
diastolik < 110 diberikan antihipertensi nifedipin dosis 10-20 mg
per oral, diulangi setelah 30 menit; atau hidralazin 5-10 mg IV
dengan dosis berulang sesuai kebutuhan atau labetolol 20-40 mg
IV (dengan tambahan 10 mg) (Sinclair, 2009).
b) Sikap terhadap kehamilan
1) Perawatan aktif (agresif) berarti kehamilan segera di
akhiri/diterminasi bersamaan dengan pemberian pengobatan
14
B. KELUARAN MATERNAL
Pada penelitian yang ada, dikemukakan bahwa terjadi peningkatan
risiko yang merugikan dari keluaran persalinan pada wanita yang mengalami
hipertensi dalam kehamilan. Keluaran persalinan terdiri dari keluaran maternal
dan keluaran perinatal. Menurut Cunningham dkk (2005) keluaran maternal
dari preeklampsia berat selain mortalitas antara lain:
1. Eklampsia
Eklampsia merupakan kelanjutan dari preeklampsia ringan dan berat
serta dapat terjadi antepartum, intrapartum dan pascapartus sekitar
24 jam pertama (Manuaba, 2004).
2. Impending Eklampsia
Bila terdapat gejala preeklampsia berat disertai salah satu atau beberapa
gejala dari nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah-muntah, nyeri
epigastrum, dan kenaikan tekanan darah yang progesif, dikatakan pasien
tersebut menderita impending preeklampsia. Impending preeklampsia
ditangani sebagai kasus eklampsia (Prawirohardjo, 2008).
3. Sindrom HELLP
Preeklampsia berat atau eklampsia disertai timbulnya hemolisis,
peningkatan enzim hepar, disfungsi hepar, dan trombositopenia disebut
mengalami sindrom HELLP. Haddad dkk dalam Cunningham (2005)
15
C. KELUARAN PERINATAL
Gangguan perfusi uteroplasenta akibat vasospasme hampir pasti
merupakan penyebab utama meningkatnya morbiditas dan mortalitas
perinatal yang menyertai preeklampsia (Cunningham, 2005). Pelahiran
prematur yang terpaksa dilakukan karena preeklampsia berat dan hambatan
pertumbuhan janin akibat penyakit vaskular hipertensif yang mengenai
plasenta. Insidensi hambatan pertumbuhan janin berkaitan langsung dengan
keparahan hipertensi ibu (Leveno dkk, 2009).
Preeklampsia berat memberikan pengaruh buruk pada kesehatan janin
yang disebabkan oleh menurunnya perfusi uteroplasenter, hipovolemia,
vasospasme, dan kerusakan endotel pembuluh darah plasenta. Dampak pada
janin antara lain:
17
D. KERANGKA TEORI
Etiologi
Teori Genetik
Teori Imunologik Kehamilan
Iskhemia Regio
Teori Radikal Bebas
Teori Kerusakan Endotel Keluaran maternal:
Teori Trombosit Placenta
perdarahan postpartum,
Teori Diet Ibu hamil
eklampsia, impending
eklampsia, sindrom
HELLP, gagal ginjal
akut, edema paru,
Hipertensi dalam kehamilan
kematian maternal
Superimposed preeklamsia
Preeklampsia: Keluaran perinatal:
PE ringan BBLR, asfiksia
neonatorum, kelahiran
PE berat preterm dan kematian
perinatal
eklampsia
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai maka jenis
penelitian yang digunaan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif ini bertujuan menerangkan atau menggambarkan masalah
penelitian diantaranya keluaran maternal dan perinatal preeklampsia berat. Atau
dengan kata lain, rancangan ini mendeskripsikan seperangkat peristiwa atau
kondisi keluaran maternal maupun perinatal yang diakibatkan oleh
preeklampsia berat.
B. KERANGKA KONSEP
Kerangka konsep merupakan bagian penelitian yang menyajikan
konsep atau teori dalam bentuk kerangka yang mengacu pada masalah-
Keluaran maternal:
perdarahan postpartum,
eklampsia, impending
cara persalinan: eklampsia, sindrom
persalinan dengan HELLP, gagal ginjal
tindakan (seksio akut, edema paru,
Ibu sesarea, ekstraksi kematian maternal
preeklampsia vaum, ekstraksi
berat forcep, Induksi) Keluaran perinatal:
persalinan normal BBLR, asfiksia
(spontan) neonatorum, kelahiran
preterm dan kematian
perinatal
19
C. DEFINISI OPERASIONAL
No Variabel Definisi Alat ukur Kategori Skala
operasional
1 Preeklamp Ibu bersalin Dokumentasi 1. Ya Nominal
sia berat dengan tekanan 2. Tidak
darah sistolik
≥ 160 mmHg dan
tekanan darah
diastolik ≥ 110
mmHg disertai
proteinuria lebih
5 g/24 jam atau
+2, yang
didiagnosis
dokter sebagai
PEB
2 Keluaran Suatu bentuk Dokumentasi 1. Ya Nominal
maternal hasil yang 2. Tidak
preeklamp terjadi pada ibu
sia berat yang
dipengaruhi oleh
preeklampsia
berat meliputi:
cara persalinan,
perdarahan post
partum,
eklamsia,
Impending
eklamsia,
sindrom HELLP,
gagal ginjal,
edema paru,
kematian
Maternal.
3 Keluaran Suatu bentuk Dokumentasi 1. Ya Nominal
perinatal hasil yang 2. Tidak
preeklamp terjadi pada
sia berat bayi saat
20
umur kehamilan
28 mg sampai
28 hari
setelah lahir
dengan ibunya
yang
preeklampsia
berat, meliputi:
BBLR, Asfiksia
Neonatorum,
kelahiran
preterm,
kematian
perinatal
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,2005).
Sampel penelitian ini diambil dengan teknik pengambilan total sampling
yaitu teknik pengambilan sampel dengan mengambil semua angggota
populasi menjadi sampel (Hidayat,2010).
E. ANALISA DATA
Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat.
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variable (Notoatmodjo, 2010).
Analisa yang digunakan adalah analisa univariat yaitu dimaksudkan
untuk mengetahui distribusi frekuensi dari variabel yang diamati, sehingga
dapat diketahui karakteristik atau gambaran dari variabel yang diteliti.
Dalam analisa univariat ini digunakan rata-rata (mean) untuk menganalisa
hasil rata-rata hitung dari semua hasil pengamatan yang telah dilakukan,
analisa ini digunakan karena kemungkinan ditemukan adanya kesamaan pada
hasil pengukuran/pengamatan, sedangkan standar deviasi digunakan untuk
memperoleh gambaran adanya hasil nilai tengah secara berbeda.
22
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
A. Biaya penelitian
NO KEGIATAN JUMLAH
1 Pajak Rp 1.200.000,-
a.Kertas A4 Rp 300.000,-
4 Perjalanan
5 kali x 50.000
5 Publikasi Rp 500.000
B. Jadwal kegiatan
1. Revisi proposal X
2. Koordinasi tim X X
peneliti
3. Perijinan X
4. Persiapan X
penelitian
5. Pelaksanaan X X
penelitian
6. Konsultasi X
hasil
7. Pengolahan X
data
8. Analisis data X X
9. Seminar hasil X
10. Penulisan X
laporan
11. Pengiriman X
laporan