Anda di halaman 1dari 4

Apoteker adalah salah satu tenaga kesehatan.

Tenaga kesehatan adalah setiap


orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan atau keterampilan melalui pendidikan dalam bidang kesehatan. Tenaga
kesehatan dalam kondisi tertentu memerlukan kewenangan khusus untuk
melakukan upaya kesehatan. Dalam UU No.36 Th 2009 tentang kesehatan
disebutkan bahwa tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya berkewajiban
untuk memenuhi standar profesi dan menghormati hak pasien. Oleh karena itu,
apoteker selaku tenaga kesehatan juga wajib menjalankan amanat undang-undang
dalam memenuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.

Hak kesehatan yang diatur dalam UU No.36 Th.2009 menyebutkan di pasal 4 bahwa
setiap orang berhak atas kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, dan terjangkau. Namun secara umum hak-hak yang harus didapat
pasien antara lain hak untuk mendapat informasi, hak memberi persetujuan, hak
atas rahasia kedokteran, dan hak atas second opinion. Dari hal tersebut dapat
diketahui salah satu hak pokok yang harus didapat pasien adalah hak untuk
mendapat informasi. Informasi yang sampai kepada pasien tersebut paling tidak
mencakup informasi mengenai jenis penyakit dan pengobatannya, dan juga
informasi tentang obat yang diberikan.

Farmasis sebagai drug consellor wajib memahami terapi obat, menjamin pasien
paham tujuan pengobatan dan ketepatan penggunaannya oleh karena itu farmasis
wajib memberikan konsultasi obatnya. Farmasis wajib memiliki keterampilan dalam
menyampaikan informasi dan juga harus mampu memberikan motivasi. Selain itu
akan sangat baik apabila terbangun pengertian dan kerjasama antara farmasis dan
pasien. Sehingga tujuan dari adanya pelayanan kefarmasian yaitu meningkatnya
kualitas hidup pasien dapat terlaksana. Sekali lagi, paradigma farmasis wajib diubah
kea rah patient oriented.

Untuk memenuhi standar profesinya dan pemenuhan terhadap hak pasien, farmasis
wajib memberikan informasi yang terkait penyakit dan obat-obatan yang digunakan
pasien. Banyak media dalam menyampaikan informasi obat kepada pasien, salah
satunya melalui iklan. Iklan memiliki beberapa kelebihan sebagai media informasi,
khususnya informasi obat. Iklan biasanya menarik dan akan lebih cepat diingat oleh
pasien. Iklan merupakan suatu bentuk pernyataan yang memuat gagasan, produk
atau jasa yang ditawarkan perorangan atau perusahaan dan lembaga baik swasta
maupun pemerintah. Dalam kaitannya dalam menyampaikan informasi tentang obat-
obatan, iklan bisa menjadi media yang cukup efektif.

Iklan sebagai sarana pemasaran memiliki fungsi dasar. Fungsi


pertama adalah Precipitation. Precipitation berarti konsumen yang semula tidak bisa
mengambil keputusan terhadap produk, maka dengan adanya iklan maka konsumen
mampu mengambil keputusan. Fungsi kedua adalah persuation. Persuasi berarti
dengan adanya iklan dapat mempengaruhi emosi konsumen untuk membeli
produk. Fungsi ketiga adalah reinforcement yaitu mampu meyakinkan atau
meneguhkan kembali seorang konsumen dalam memutuskan apa yang sudah
konsumen putuskan sebelumnya. Fungsi keempat adalah remainder yaitu
mendorong kemballi konsumen untuk memakai kembali obat yang dibeli
sebelumnya.

Dalam dunia pemasaran, iklan memiliki fungsi membantu memperkenalkan barang


baru kepada konsumen sekaligus memberi informasi dimana tempat untuk membeli
produk tersebut dan memperluas pemasaran. selain itu membantu dan
memudahkan penjualan dari distributor. Salah satu alat pemasaran yang praktis
adalah marketing mix dimana proses pemasarannya dikendalikan oleh empat
komponen yaitu produk, harga, tempat, dan promosi, atau disebut juga 4P (Product,
Place, Promotion, Price).

Komponen produk mencakup keragaman produk, mutu, jaminan, packing dan


pengemasannya. Promosi meliputi periklanan, penjualan, dan hubungan kepada
masyarakat. Sedangkan penetapan harga dapat membantu proses pemasaran saat
melihat competitor, dalam penentuan harga penetrasi pasar. Komponen harga
merupakan poin kritis karena berkaitan langsung dengan konsumen. Konsumen
harus benar-benar yakin mendapat timbal balik yang sesuai antara harga yang
dibayarkan dengan dengan benefit produk yang diperoleh. Komponen tempat/placed
berkaitan dengan saluran distribusi, logistic, transportasi dll. Untuk perusahaan
yang bergerak di bidang pelayanan/jasa, komponen marketing mix ditambah faktor
people, process, dan physical evidence.
Bagi perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan, pasien merupakan konsumen
utama. Sebagai konsumen, pasien juga dilindungi oleh UU No. 8 Th.1999 tentang
perlindungan konsumen. Di dalam undang-undang tersebut disebutkan hak-hak
konsumen meliputi hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam
menggunakan barang atau jasa; hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur
mengenai kondisi atas barang atau jasa; hak untuk diperlakukan sama dan tidak
diskriminatif; dan hak untuk mendapatkan advokasi dan perlindungan atas sengketa
secara patut.
Iklan atau informasi obat yang diberikan kepada pasien harus mencakup informasi
dan keterangan tertentu. Menurut WHO, komponen informasi yang dicantumkan
dalam iklan obat antara lain nama zat aktif, merek produk, isi zat aktif perdosis
setiap kali penggunaan, komponen zat yang lain, indikasi, informasi dosis, efek
samping, peringatan-peringatan tentang kontraindikasi, informasi mengenai
keamanan klinis meliputi info farmakologi farmakokinetik dan farmakodinamik, nama
dan alamat distributor, dan ketepatan informasi yang mengacu pada literature.

Obat yang diiklankan harus memenuhi persyaratan tertentu. Obat yang dapat
diiklankan kepada masyarakat adalah obat yang sesuai peraturan perundang-
undangnan yang berlaku tergolong dalam obat bebas atau obat bebas terbatas,
kecuali dinyatakan lain. Iklan obat tidak boleh mendorong penggunaan berlebihan
dan penggunaan terus menerus. Di dalam PP RI Nomor 72 tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan disebutkan iklan sediaan farmasi
harus memuat keterangan secara obyektif, lengkap dan tidak menyesatkan. Obat
yang pelayanannya melalui resep dokter hanya dapat diiklankan melalui media cetak
ilmiah, biasanya berupa jurnal. Selain itu iklan obat wajib mematuhi etika periklanan.
Kriteria etik tersebut diatur dalam KepMenkes no. 368 Th. 1994 antara lain obyektif
yaitu memberikan info sesuai kenyataan yang ada, lengkap yaitu informasi tidak
hanya terbatas pada khasiatnya saja namun juga mencantumkan informasi lain
seperti efek samping, kontraindikasi, dll dan tidak menyesatkan berarti informasi
yang diberikan harus bertanggung jawab jujur dan akurat.

Iklan obat tidak boleh ditujukan kepada anak-anak atau menampilkan anak-anak
tanpa supervise orang dewasa. Iklan obat tidak boleh menggambarkan bahwa
keputusan penggunaan obat diambil oleh anak-anak. Aturan lain yang harus
diperhatikan adalah iklan obat tidak boleh a) memberikan anjuran dengan mengacu
pada pernyataan profesi kesehatan mengenai khasiat dan mutu obat. Misalkan
“dokter saya merekomendasikan…” b) memberikan anjuran mengenai khasiat obat
secara berlebihan c) menunjukkan efek obat segera setelah penggunaan d)
menawarkan hadiah atau menggaransi tentang indikasi dan manfaat obat. Iklan obat
hendaknya dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam pemilihan obat yang rasional.
Selain itu, dalam iklan obat harus memuat anjuran untuk mencari informasi yang
tepat kepada tenaga kesehatan. Di akhir iklan wajib mencantumkan spot peringatan
perhatian “BACA ATURAN PAKAI JIKA SAKIT BERLANJUT HUBUNGI DOKTER.”

Anda mungkin juga menyukai