Anda di halaman 1dari 9

Modul Praktikum

Volkanologi dan Geotermal (GL-2241)

MODUL 1. PENGENALAN UMUM GUNUNGAPI

‰ Tujuan

1. Mengenal tipe erupsi gunungapi di Indonesia


2. Mengidentifikasi bentuk suatu gunungapi

‰ Teori Dasar

GUNUNGAPI DI INDONESIA

Negara Indonesia memiliki gunungapi yang terbanyak di dunia yaitu 129 gunung api
aktif, atau sekitar 15% dari seluruh gunungapi yang ada di bumi. Walaupun demikian,
sangat sedikit sekali orang Indonesia yang ingin mendalami ilmu volkanologi. Lingkup
studi mengenai gunung api meliputi petrologi, mitigasi dan evaluasi bencana, survei
pemetaan geologi, pemantauan/mitigasi erupsi, tata guna lahan, pertanian dan eksplorasi
sumber daya alam. Dalam mempelajari gunungapi ada beberapa aspek keilmuan penting
yang harus dipelajari secara terpadu yaitu: pembentukan magma, akumulasi dan
diferensiasi dalam dapur magma, erupsi, metoda analisa statistik, proses fisika dan kimia,
hidrovolkanisme.
Gunungapi bisa merupakan rangkaian pegunungan, tetapi sangat berbeda dengan
gunung lainnya. Gunungapi tidak dibentuk oleh perlipatan, erosi ataupun pengangkatan,
tetapi membentuk tubuhnya sendiri oleh adanya pengumpulan bahan erupsinya, seperti
lava, jatuhan dan aliran piroklastik.
Magma yang berada dalam bumi di atas dapat naik dan menerobos ke permukaan
bumi sebagai akibat dari proses konveksi dan konduksi. Tempat magma menerobos ke
permukaan ini disebut gunungapi. Proses naiknya magma ke permukaan bumi secara
sederhana dapat dijelaskan melalui hukum thermodinamika I, yaitu:
dQ = dU + PdV (1-1)
Panas atau kalor yang masuk ke dalam sistem disebabkan oleh perbedaan temperatur antar
lapisan yang dangkal dengan dibawahnya. Kalor ini digunakan untuk melakukan kerja dan
merubah energi dalam. Pada kedalaman antara 100-300 km di bawah permukaan bumi,
suhu pada mantel bumi dapat melelehkan batuan dan membentuk magma yang cair atau
cair sebagian. Magma yang terkumpul dalam dapur magma, sebagian naik ke permukaan
melewati zona lemah. Naiknya magma ke permukaan menyebabkan tekanan menurun, gas
dalam magma mengembang, sehingga menyebabkan terjadinya erupsi magma ke
permukaan yang disebut sebagai lava. Penyebaran gunungapi di dunia 95 % terletak di
batas lempeng, punggungan tengah samudera (Gambar 1.1.). Berdasarkan rejim tektonik
dibagi menjadi divergent, terdiri dari punggungan tengah samudera (mid ocean ridge),
cekungan belakang busur (back arc basin), pemekaran benua (continental rifting); pasive
terdiri dari kepulauan gunungapi di dalam lempeng samudera dan propinsi gunungapi di
dalam lempeng benua; convergent/orogenic terdiri dari busur pulau muda, busur benua
mikro, batas busur benua. Magma yang menjadi sumber aktivitas gunungapi di dalam
lempeng (benua atau samudera), dapat dijelaskan dengan adanya plume yang berasosiasi
dengan sel konveksi, pemisahan benua (rifting) dan penipisan litosfir akibat adanya
ekstensional tektonik. Jalur gunungapi Sumatra-Jawa sering disebut sebagai jalur
Mediterania, yang terjadinya akibat gerakan lempeng Indo-Australia ke arah utara dengan

1 -1
Modul Praktikum

Volkanologi dan Geotermal (GL-2241)

kecepatan 4-6 cm/tahun, menumbuk lempeng Eurasia. Disamping itu lempeng Pasifik
bergerak ke arah barat menumbuk lempeng Eurasia.

Magma yang sudah keluar ke


permukaan bumi disebut erupsi
gunungapi, yang bisa berupa
lelehan/aliran lava ataupun
letusan gunungapi. Gunungapi
aktip dan dormant (mati)
terletak di sepanjang jalur yang
bersamaan dengan daerah
gempa bumi. Proses geologi
yang dapat dijelaskan secara
fisika adalah mekanisme
transport dan proses
pengendapan batuan antara lain:
aliran lava, aliran massa batuan,
Gambar 1-1. Skematik kedudukan tektonik kegiatan gunungapi traksi dan suspensi.
dan perkiraan volume batuan yang keluar dalam km3/tahun (Menurut
Fischer dan Schminke, op.cit. Wohletz & Heiken 1992).

Kegiatan gunungapi merupakan suatu proses yang tidak random, sehingga dapat
diamati/ dipantau dengan metoda pengamatan geologi/geokimia ataupun dengan
menggunakan peralatan geofisika dan geodesi. Penyebaran gunungapi di Indonesia dapat
dikelompokan sbb:
ƒ Kelompok Sunda, mulai dari pulau Weh, Sumatra, Jawa, Bali, Sumbawa, Flores dan
beberapa pulau di sebelah utara dan timurnya.
ƒ Kelompok Banda, terletak di beberapa pulau di Laut Banda bagian tengah dan selatan.
ƒ Kelompok Sulawesi–Sangihe, tersebar mulai dari Teluk Tomini, Sulawesi Utara sampai
dengan bagian utara kepulauan Sangihe.
ƒ Kelompok Halmahera, tersebar di beberapa pulau Halmahera bagian barat dan utara.
Di Indonesia umumnya gunungapi bertipe strato dengan komposisi batuan
intermedier, terdapat kawah atau kubah lava dengan ketinggian antara 2000-3000 m di atas
permukaan laut. Daerah di sekitar puncak sejauh 5-15 km adalah daerah utama yang
terkena pengaruh bencana yang mematikan. Daerah di sekitar gunung api, biasanya
merupakan daerah yang sangat subur, sehingga banyak penduduk yang bermukim di
sekitarnya. Tabel 1-1. memperlihatkan informasi mengenai penyebaran gunungapi di
Indonesia yang diklasifikasikan berdasarkan sejarah erupsinya, yaitu dibagi menjadi:
ƒ Gunungapi Tipe A, yaitu gunungapi yang melakukan kegiatan erupsi magmatik sesudah
tahun 1600.
ƒ Gunungapi Tipe B, yaitu gunungapi yang sejak tahun 1600 tidak menunjukan kegiatan
erupsi magmatik, tetapi masih memperlihatkan indikasi kegiatan yang diwakili oleh
adanya solfatara (gas mengandung belerang).
ƒ Gunungapi Tipe C, yaitu gunungapi yang pusat erupsinya tidak diketahui dalam sejarah
kegiatannya, tetapi memperlihatkan ciri-ciri kegiatan masa lampau yang ditunjukan oleh
lapangan fumarol (gas-gas gunungapi).

1 -2
Modul Praktikum

Volkanologi dan Geotermal (GL-2241)

Tabel 1-1. Informasi umum gunungapi di Indonesia

Tipe Gunungapi Daerah Penduduk yg Penyebaran gunungapi aktif di Indonesia


bahaya terancam (Tipe A,B dan C)
2
A B C (km ) (jiwa) Sumatra Jawa Bali & NTT Maluku Sulawesi

76 29 24 17,000 4,000,000 30 35 30 16 18

TIPE ERUPSI

Tipe erupsi suatu gunungapi bisa terdiri dari lebih 1 macam, karena erupsi magmatik bisa
berlangsung dalam beberapa jam, hari, minggu, bahkan ada juga yang berlangsung dalam
orde tahunan. Gambar 1-2. memperlihatkan klasifikasi mekanisme erupsi berdasarkan
ukuran butir dan penyebaran endapan jatuhan, dimana Ft adalah % berat tephra berukuran
<1 mm dengan ketebalan 10 % dari maksimum, sedangkan Ad adalah luas endapan dengan
ketebalan 1% dari tebal maksimum. Gambar 1-3. Memperlihatkan hubungan fenomena
erupsi dengan tipe endapan. Beberapa tipe erupsi yang dikenal akan dibahas secara singkat
yaitu:

1. Tipe Merapi
Gunungapi ini terletak di Jawa Tengah, kawah tersumbat oleh kubah lava yang
dihasilkan oleh erupsi efusif, sedangkan awan pana berasal dari lava pijar yang longsor
atau langsung dari pusat erupsi. Sifat khusus yang dimiliki oleh tipe Merapi menurut MT.
Zen et.al. (1980), bersifat periodik dan mempunyai siklus tertentu, gunungapi ini aktip
dalam jangka waktu 2 sampai 3 tahun satu kali, bisa berlangsung sampai dengan 7 tahun
dan kemudian istirahat selama 6 sampai dengan 12 tahun. Terdapat 4 macam erupsi :
ƒ Tipe A, magma naik melalui pipa kepundan dan memecahkan kubah yang lama dan
membentuk kubah baru atau lidah lava. Pada fase in, mulai ada letusan kecil tidak
terlalu berbahaya yang menghasilkan awan panas/nue ardentes (istilah orang sekitar G.
Merapi wedus gembel).
ƒ Tipe B, fase ini sangat umum dan dimulai dengan naiknya magma melalui pipa
kepundan dan memcahkan penutup diatasnya dengan letusan-letusan kecil dan
keluarnya lava. Fase utama menghancurkan sebagian puncak gunungapi. Pada fase
akhir, lava membentuk kubah atau lidah yang berasal dari lava dengan viskositas tinggi.
Awan panas bisa mencapai jarak yang jauh dari pusat erupsi yaitu sekitar 12-14 km.
ƒ Tipe C, erupsi dimulai dengan naiknya magma dengan kandungan gas yang cukup
tinggi. Letusan yang terjadi memecahkan penutup di atasnya dan melepaskan gas yang
terkandung, tidak ada aliran lava yang terbentuk. Biasanya erupsi berlangsung singkat,
setelah tekanan gas berkurang, kubah atau lidah lava terbentuk.
ƒ Tipe D, merupakan erupsi yang paling berbahaya, tanpa aliran lava puncak gunungapi
dihancurkan, kaldera terbentuk, banyak sekali awan panas/wedus gembel.

2. Tipe Pele
Terletak di Amerika Tengah dan Hindia Barat, tepatnya di kota St. Piere Karibia.
Letusan gunungapi sangat ekstrim, pertama kali dikenal setelah erupsi G. Pelee tahun 1902
yang menewaskan 29.000 orang, diawali dengan adanya penguapan fumarole dan jatuhan
debu dengan bau sulfur yang menyengat. Erupsi yang terjadi adalah:
ƒ Awan panas erupsi terarah mendatar disebabkan penghancuran sumbat kawah bagian
bawah

1 -3
Modul Praktikum

Volkanologi dan Geotermal (GL-2241)

3. Tipe St. Vincent.


Terletak di Hindia Barat mempunyai ciri khas, yaitu awan panas menyebar ke semua
arah akibat erupsi letusan, pada umumnya gunungapi dengan tipe erupsi St. Vincent
memiliki danau kawah. Di Indonesia antara lain: G. Kelut di Jawa Timur, G. Awu di P.
Sangir Besar, G. Kie Besi di P. Makian Maluku Utara. Nama lain dari tipe ini adalah
Surtseyan, istilah ini diambil dari gunungapi Surtsey, yang memiliki kegiatan
preatomagmatik yang menghasilkan jatuhan piroklastik yang penyebarannya tidak begitu
luas, seperti halnya dalan erupsi yang preatoplinian. Pada tipe ini, erupsi bisa terjadi di
danau ataupun di laut.

4. Tipe Preatoplinian
Erupsi yang terjadi oleh proses preatomagmatik yang diikuti oleh erupsi lebih besar
yang berasal dari magma dengan komposisi riolit. Endapannya adalah lapili berbutir halus,
walaupun dekat dengan kepundan sumbernya. Struktur perlapisan dijumpai, endapan
jatuhan piroklastiknya relatip terpilah buruk. Contoh yang terkenal adalah G. Vesuvius.

5. Tipe Plini/Peret
Awan panasnya sangat berbahaya karena menuju ke arah tertentu. Erupsi
menghancurkan sebagian puncak kerucut gunungapi, mirip dengan tipe volkano tetapi
letusannya lebih dahsyat. Di Indonesia contohnya adalah G. Krakatoa ( pada tahun 1983,
menewaskan 36.000 orang) dan G. Tambora (pada tahun 1815, menewaskan 92.000 orang)

6. Tipe Volkano
Gunungapi Volkano terletak di Itali Tengah, tipe volkano merupakan yang terbanyak
di dunia, ciri khasnya adalah hembusan awan panas yang bentunya menyerupai jamur,
gunungapi ini memiliki pipa kawah terbuka. Intensitas erupsinya bisa lemah, kuat dan
sangat kuat. Pada fase awalnya mirip dengan tipe Pelee, tetapi ciri khas awan panas dalam
tipe erupsi ini, awan berwarna gelap/hitam akibat kandungan debu yang tinggi. Di
Indonesia antara lain G. Raung dan G. Bromo di Jawa Timur, G. Slamet di Jawa Tengah,
G. Lokon di Minahaha (Sulawesi Utara).

7. Tipe Stromboli
Terletak di Laut Tengah, Itali, semburan lava pijar dengan selang waktu 2-10 detik,
letusanya berkekuatan sedang. Fragmen lava dilemparkan bersamaan dengan awan erupsi
Ciri khas lainnya awan berwarna putih karena sedikit mengandung debu, berbeda dengan
tipe Volkano yang gelap/hitam. Di Indonesia contohnya antara lain adalah G. Batur di P.
Bali, G. Anak Krakatoa di selat Sunda.

8. Tipe Kombinasi
Erupsinya terdiri lebih dari satu, misalnya Volkano-Stromboli atau Volkano-Merapi.
Di Indonesia contohnya G. Semeru yang pada periode tahun 1958-1968 erupsinya
Volkano-Merapi, tetapi pada periode sesudahnya 1968-1981 dan sampai saat ini erupsinya
adalah Volkano-Stromboli.

9. Tipe Hawaii
Terletak di sekitar kepulauan Hawaii, membentuk danau lava pijar kadang-kadang
muncrat sperti air mancur (lava fountain). Kepulauan Hawaii adalah rangkaian gunungapi
uang dibangun oleh ribuan aliran lava yang berasal dari dasar samudar, dan muncul

1 -4
Modul Praktikum

Volkanologi dan Geotermal (GL-2241)

dipermukaan dengan ketinggian rata-rata sekitar 5 km dari dasar. Daerah yang tertinggi
naik sekitar 10 km dari dasarnya. Jarak antara pusat erupsi sekitar 40 km. Gunungapi di
daerah ini terus tumbuh bersamaan dengan erupsi lava yang terjadi.

Gambar 1-2. Klasifikasi mekanisme erupsi berdasarkan ukuran butir dan penyebaran endapan jatuhan
dan skema dari erupsi gunungapi (menurut Wohletz dan Heiken, 1992).

Gambar 1-3. Hubungan fenomena erupsi dengan tipe endapan (menurut Sheridan dan Wohletz, 1983)

1 -5
Modul Praktikum

Volkanologi dan Geotermal (GL-2241)

BENTUK GUNUNGAPI

Bentuk gunungapi tergantung


pada: bahan erupsi, letak titik
erupsi, sifat erupsi, tipe erupsi,
lingkungan gunungapi berada
(darat/laut). Bahan piroklastik
akan membentuk kerucut yang
sangat mudah tererosi. Jika
pusat erupsi berpindah-pindah
maka bentuk gunungapi tidak
teratur. Gambar 1-4 dan 1-5.
memperlihatkan bentuk utama
gunungapi.

Gambar 1-4. Bentuk gunungapi utama


(menurut usgs/lyn topinka, 1998)

1. Bentuk Kaldera
Kaldera ada yang terisi air dan ada yang kering. Biasanya merupakan kawah yang
luas dengan dasar yang hampir datar, dengan diameter kaldera anttara 1,5 – 10 km.
Dinding kaldera hanya sebagian saja yang masih tersisa. Contoh di Indonesia adalah
kaldera G. Batur di Pulau Bali, berdiameter 10 km, kaldera G. Tambora di Pulau Sumbawa
berdiameter 6 km, kaldera Rinjani berdiameter 4,5 km., yang lainnya adalah kaldera Toba,
Kaldera Sunda (tempat adanya G. Tangkuban Perahu, di utara Bandung), Kaldera Krakatoa
(tempat adanya G. Anak Krakatoa di Selat Sunda).

2. Bentuk Kerucut Cinder


Terjadi akibat erupsi magmatik eksplosif yang menghasilkan bahan piroklastik
seperti bom, lapili, batuapung, dan abu gunungapi. Biasanya kawah yang ada lebar dan
tidak tinggi, akibat bahan piroklastik rentan terhadap erosi. Piroklastik teksturnya
vesikuler, berkomposisi basalt sampai dengan andesite.

3. Bentuk Perisai
Terbentuk oleh perlapisan lava encer yang merupakan pengulangan erupsi yang
membentuk kubah landai. Perpindahan pusat erupsi bisa membuat bentuknya tidak teratur.
Bentuk gunugapi ini merupakan ciri khas gunungapi di Hawaii, di Indonesia jarang ada.

1 -6
Modul Praktikum

Volkanologi dan Geotermal (GL-2241)

Gambar 1-5. Bentuk gunungapi (Menurut USGS/Lyn Topinka, 1998)

4. Bentuk Gunungapi Strato


Terbentuk oleh adanya perlapisan antara lava dengan piroklastik. Contohnya antara
lain adalah G. Tangkuban Perahu di bagian utara Bandung pusat erpsinya berpindah dari
sebelah barat ke timur, sehingga meyerupai perahu yang terbalik. Sedangkan yang
mempunyai bentuk gunungapi kercut yang sempurna adalah G. Sindoro dan G. Sumbing di
Jawa Tengah dekat kota Wonosobo, G. Tidore di Maluku Utara. Di luar negri gunung api
strato yang terkenal adalah G. Mayon di Filipina, G. Fuji di Jepang,G. Kilimanjaro di
Afrika Timur.

5. Bentuk Kubah Lava


Sangat berhubungan sekali dengan komposisi magma dan viskositasnya, semakin
encer magma/lava akan mempunyai penyebaran yang luas dan membentuk plateau lava,
jika viskositas tinggi/kental akan menjadi sumbat lava yang sewaktu-waktu bisa diletuskan
akibat adanya tekanan gas yang tersumbat dibawahnya

Selain ke lima bentuk diatas, ada juga yang disebut sebagai bentuk Maar. Bentuk Maar ini
terjadi akibat suatu erupsi eksplosif yang berlangsung singkat, dimana hasil erupsinya
adalah piroklasik berukuran sedang. Lubang kawahnya dalam dan terisi oleh air, lereng
landai dan terletak di kompleks gunugapi, contoh di Indonesia adalah G. Lamongan Jawa
Timur, ada sekitar 27 Maar, yang terbesar adalah Maar Klakah yang berdiameter 625 m,
kedalamnan 28 m dan tinggi dinding kawah terhadap sekitarnya 18 m.

1 -7
Modul Praktikum

Volkanologi dan Geotermal (GL-2241)

Tugas :

Identifikasi satu gunung di indonesia menurut tipe erupsi dan bentuk gunung api
contoh kasus (G. Galunggung 1982-1983)!

Referensi :
1. Wohletz, K., and Heiken, G., 1992, Volcanology and Geothermal Energy, University of
California Press, USA.
2. http://www.vsi.esdm.go.id/

Contoh:

G. Galunggung (1982-1983)

Gunung api ini terletak 70 km dari kota Bandung ke sebelah tenggara. Lubang
kepundan terletak pada ketinggian 1200 m di atas permukaan laut, berbentuk tapal kuda
dengan arah ke sebelah timur-tenggara. Bentuk G. Galunggung sangat mirip dengan G. St.
Helen setelah meletus pada tahun 1980, yang letusannya disebabkan oleh robohan bebas
yang langsung menghasilkan ledakan. Erupsi G. Galunggung terjadi pada bulan April 1982
sampai dengan Januari 1983.
Sebelum tahun 1982 hanya terjadi 3 kali erupsi yaitu
Pada tahun 1822, lahar menewaskan 4000 orang.
• Pada tahun 1894, lahar menghancurkan 50 desa
• Pada tahun 1918, terbentuk kubah lava dengan garis tengah 600 m.
Erupsi tahun 1982, dimulai pada kubah lava G. Jadi yang terbentuk pada tahun 1918,
bentuk kubah lava sekarang sudah hancur dan menjadi tempat kawah yang baru. Erupsi
berlangsung selama kurang lebih 10 bulan, dengan erupsi utama lebih dari 60 kali dan
sekitar 300 kali letusan yang kecil
Kegiatan terakhir adalah terbentuknya kerucut cinder dengan pusat kawahnya yang
mengalami banjir lava pada bulan Februari 1983. Komposisi batuan yang dikeluarkan pada
saat erupsi berangsur-angsur berubah dari asam/intermediate menjadi basa, dicirikan oleh
turunnya kadar SiO2 dari 51 %, menjadi .49 % dan akhirnya menjadi basaltik. Sampai
akhir Agustus 1982 awan panas masih berlangsung, mencapai jarak sejauh 5 km dari pusat
erupsi. Hujan bom, lapili dan abu gunungapi menghalangi sinar matahari, sehingga kota
Bandung yang berjarak 70 km dan Jakarta yang berjarak 250 km dari pusat erupsi waktu
siang keadaanya seperti malam hari. Abu gunungapi yang mencapai Jakarta tebalnya
sekitar 1 cm, di Bandung sekitar 3-5 cm, mendekati gunungapi sekitar jarak 3 km tebalnya
25 cm, pada jarak 1 km tebalnya lebih dari 1 m. Lahar mengalir melalui sungai Cikunir dan
sungai Cibanjaran, pada saat hujan lebat turun sekitar bulan April – Mei 1982.

1 -8
Modul Praktikum

Volkanologi dan Geotermal (GL-2241)

Gambar 1-6. Gunung Galunggung dan penampangnya (Suryo dan Clarke, 1985)

1 -9

Anda mungkin juga menyukai