Anda di halaman 1dari 9

JURNAL LOGIKA, Vol XIX No 1 April 2017 p-ISSN : 1978-2560

http://jurnal.unswagati.ac.id e-ISSN : 2442-5176

PENGARUH ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)


TERHADAP KINERJA KARYAWAN
(STUDI DI : PT. TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG CIREBON)

Anna Suzana*
Fakultas Ekonomi Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
Email : anz.suzana@gmail.com / asuzana26@yahoo.co.id

Abstrak
Organizational citizenship behavior (OCB) memiliki peran dalam perspektif
keefektifan penilaian kinerja karyawan,terutama dalam pengembangan perusahaan,
bahwa semakin detail sebuah penilaian kinerja karyawan dalam suatu perusahaan maka
semakin terkaitlah persoalan organizational citizen behavior (OCB) sebagai salahsatu
alternatif penilaian kinerja karyawan pada perusahaan dengan system penilaian bersifat
tidak formil untuk melibatkan karyawan merasa terlibat dalam keputusan perusahaan
dengan memberikan kewajiban secara personal, karena standar Semakin professional
sumber daya manusia yang pegang kendali atau karyawan yang mengawakinya ,
visi,misi serta tujuan perusahaan akan dapat tercapai secara efektif , efisien ,dan
produktif,oleh karena itu diperlukan adanya upaya upaya terstruktur dan berkelanjutan
dari suatu organisasi perusahaan,Mengantisipasi hilangnya orientasi pada kehidupan
yang lebih bermakna, Sumber daya Manusia menggunakan nilai-nilai luhur sebagai
penuntun kehidupan professional dan kinerja individual. beberapa fakta empiris
menunjukkan bahwa organisasi yang mempunyai karyawan yang memiliki
organizational citizen behavior OCB yang baik, akan memiliki kinerja yang lebih baik
dari organisasi lain.

Kata Kunci: organizational citizenship behavior (OCB), kinerja,Pengaruh


organizational citizenship behavior (OCB)

PENDAHULUAN sosial, dan teknologi dapat membawa


Perkembangan dunia bisnis pengaruh kuat pada organisasi atau
yang pesat serta persiapan menuju perusahaan . Organisasi perlu
ekonomi global atau perjanjian atau membenahi diri untuk dapat bertahan
kesepakatan MEA (Masyarakat dalam persaingan tersebut dan
Ekonomi ASEAN) mendorong para melakukan perubahan guna menuju
pelakunya untuk semakin kompetitif. organisasi yang lebih efektif.
Untuk dapat memenangkan kompetisi Perusahaan harus mampu
dalam dunia usaha diperlukan sumber mempertahankan kinerja organisasi
daya manusia yang mumpuni, secara keseluruhan, baik kinerja
Perusahaan sangat membutuhkan individu ataupun kelompok. Situasi
karyawan dalam menjalankan yang semakin kompetitif ini juga
kegiatannya agar perusahaan dapat mengakibatkan timbulnya persaingan
mencapai target-target yang telah yang semakin ketat pada perusahaan,
ditentukanPerubahan ekonomi, politik, sehingga menuntut perusahaan harus
mempunyai SDM yang berkualitas

42
JURNAL LOGIKA, Vol XIX No 1 April 2017 p-ISSN : 1978-2560
http://jurnal.unswagati.ac.id e-ISSN : 2442-5176

dalam hal ini SDM memegang peranan (extra role). Dibandingkan dengan
penting dalam meningkatkan kinerja, perilaku in role, yaitu melakukan
kesuksesan, dan keefektifan suatu pekerjaan sesuai dengan tugas yang ada
organisasi. Perusahaan sangat dalam job description, yang
membutuhkan karyawan dalam dihubungkan dengan penghargaan
menjalankan kegiatannya agar ekstrinsik atau penghargaan moneter,
perusahaan dapat mencapai target- maka perilaku extra-role lebih
target yang telah ditentukan.. dihubungkan dengan penghargaan
Karyawan merupakan unsur intrinsik. Perilaku ini muncul karena
penting dalam perusahaan sehingga saat perasaan sebagai anggota organisasi dan
ini banyak perusahaan yang merasa puas apabila dapat melakukan
memperhatikan kesejahteraan karyawan, sesuatu yang lebih kepada organisasi,
dan memberikan reward atas kinerja bisa terjadi loyalitas karyawan terhadap
karyawan, untuk dapat meningkatkan perusahaan cukup rendah, padahal
kinerja dan loyalitas karyawan terhadap kompensasi yang diberikan perusahaan
perusahaan. pentingnya unsur manusia sebanding bahkan lebih dengan
dalam perusahaan bahwa betapa pun kontribusi yang diberikan oleh
sempurnanya suatu organisasi maupun karyawan. Selain itu, kurang siap
karyawan, bila karyawan tidak dapat menerima perubahan-perubahan yang
menjalankan tugasnya dengan minat dan terbaru karena masih berdasarkan
gembira, maka perusahaan itu tidak akan kebiasaan, serta masih terdapat
mencapai hasil sebanyak yang karyawan yang berperilaku indisipliner
seharusnya dapat dicapai. beberapa
kriteria perilaku karyawan yang dapat Landasan Teori
membantu keefektifan organisasi, antara Organisasi.
lain: memiliki kapasitas sosial untuk Sunyoto & Burhanudin (2015)
bekerjasama dengan orang lain dan mendefinisikan bahwa perilaku
memiliki karakter yang kuat untuk organisasional adalah bidang studi yang
bertahan dalam mempertahankan mempelajari pengaruh yang dimiliki
kelompok kerjanya. Selain itu juga oleh individu, kelompok, dan struktur
mempunyai keinginan berpartisipasi terhadap perilaku dalam organisasi, yang
dalam usaha kelompok/tim kerja untuk bertujuan agar organisasi menjadi lebih
mewujudkan tujuan bersama yang lebih efektif. Perilaku organisasional
tinggi, serta keseimbangan moral dan mengajarkan tiga faktor penentu
psikologis untuk mencapai tujuan perilaku dalam organisasi, yaitu
individu dan perusahaan tanpa individu, kelompok, dan struktur.
merugikan satu sama lain. Perilaku dan Perilaku organisasional juga menerapkan
kriteria karyawan tersebut sering dikenal ilmu pengetahuan yang diperoleh
dengan istilah Organizational tentang individu, kelompok, dan
Citizenship Behavior (OCB). pengaruh dari struktur terhadap perilaku,
Menurut Stephen P Robbins dengan tujuan agar organisasi dapat
(2011) bahwa elemen penting yang perlu bekerja secara lebih efektif. Sejalan
diperhatikan dalam organisasi adalah dengan pendapat tersebut yang
perilaku di luar aturan formal organisasi dikemukakan oleh Robbins dan Judge

43
JURNAL LOGIKA, Vol XIX No 1 April 2017 p-ISSN : 1978-2560
http://jurnal.unswagati.ac.id e-ISSN : 2442-5176

(2009) bahwa perilaku organisasional mereka tidak masuk, meluangkan waktu


berkaitan dengan studi mengenai apa untuk membantu orang lain berkaitan
yang dilakukan oleh individu dalam dengan permasalahan-permasalahan
suatu organisasi dan bagaimana pekerjaan. 2. Perilaku yang melebihi
pengaruh perilaku mereka terhadap syarat minimum seperti kehadiran,
kinerja organisasi. Perilaku kepatuhan terhadap aturan, dan
organisasional berhubungan dengan sebagainya.Tiba lebih awal, sehingga
situasi-situasi yang berkaitan dengan siap bekerja pada saat jadwal kerja
pekerjaan, oleh sebab itu perilaku dimulai.Tepat waktu setiap hari tidak
organisasional fokus pada cara peduli pada musim ataupun lalu lintas,
meningkatkan produktivitas, mengurangi dan sebagainya. Berbicara seperlunya
absenteism, employee turnover, perilaku dalam percakapan di telepon.Tidak
menyimpang di tempat kerja, perilaku menghabiskan waktu untuk pembicaraan
kewargaan organisasi/organizational di luar pekerjaan. mensegerakan jika
citizenship behavior, dan kepuasan dibutuhkan.Tidak mengambil kelebihan
kerja.Organizational Citizenship waktu meskipun memiliki ekstra 6
Behavior (OCB). (enam) hari kerja. 3.Sportmanship
Organizational citizenship kemauan untuk bertoleransi tanpa
behavior (OCB) dianggap sebagai suatu mengeluh, menahan diri dari aktivitas-
perilaku di tempat kerja yang sesuai aktivitas mengeluh dan mengumpat,
dengan penilaian pribadi yang melebihi tidak menemukan kesalahan dalam
persyaratan kerja dasar seseorang. OCB organisasi, tidak mengeluh tentang
juga dapat dijelaskan sebagai perilaku segala sesuatu, tidak membesar-besarkan
yang melebihi permintaan tugas. Gibson, permasalahan di luar proporsinya.
et al (2011) berpendapat bahwa 4.Civic Virtue adalah keterlibatan dalam
organizational citizenship behavior fungsi-fungsi organisasi. Sebagai contoh
sangat penting dalam kelangsungan memberikan perhatian terhadap fungsi-
hidup organisasi. fungsi yang membantu image organisasi,
Gibson, et al (2011) lebih lanjut memberikan perhatian terhadap
memperinci bahwa perilaku pertemuan-pertemuan yang dianggap
organisasional bisa memaksimalkan penting, membantu mengatur
efisiensi dan produktivitas karyawan kebersamaan secara departemental.
maupun organisasi yang pada akhirnya 5.Courtesy, yaitu menyimpan informasi
memberi kontribusi pada fungsi efektif tentang kejadian-kejadian maupun
dari suatu organisasi. Skala ini perubahan-perubahan dalam organisasi,
mengukur kelima dimensi OCB sebagai mengikuti perubahan-perubahan dan
berikut: 1.Altruism – perilaku membantu perkembangan-perkembangan dalam
orang tertentu, diantaranya organisasi, membaca dan mengikuti
menggantikan rekan kerja yang tidak pengumuman-pengumuman organisasi,
masuk atau istirahat, membantu orang membuat pertimbangan dalam menilai
lain yang pekerjaannya overload., apa yang terbaik untuk organisasi.
membantu proses orientasi karyawan Kinerja Mangkunegara (2009)
baru meskipun tidak diminta, membantu mendefinisikan “kinerja karyawan
mengerjakan tugas orang lain pada saat sebagai prestasi kerja atau hasil kerja

44
JURNAL LOGIKA, Vol XIX No 1 April 2017 p-ISSN : 1978-2560
http://jurnal.unswagati.ac.id e-ISSN : 2442-5176

(output) baik kualitas maupun kuantitas Proses penilaian kinerja terdapat dua
yang dicapai karyawan persatuan pihak yang terlibat, yaitu (perusahaan)
periode dalam melaksanakan tugas dan karyawan (SDM), penilaian kinerja
kerjanya sesuai dengan tanggung jawab karyawan memiliki dampak positif bagi
yang diberikan kepadanya. Tujuannya kedua belah pihak, menjadi profesional
adalah untuk memperbaiki atau di bidangnya. Metode yang digunakan
meningkatkan kinerja organisasi melalui adalah desk research dengan melakukan
peningkatan kinerja dari SDM telaah literature, aturan, kebijakandan
organisasi. Maka, untuk mengantisipasi hasil studi yang relevan dan metode
hilangnya orientasi pada kehidupan yang deskriptif, yaitu metode penelitian yang
lebih bermakna, SDM menggunakan meneliti status sekelompok manusia,
nilai-nilai luhur sebagai penuntun status objek, suatu kondisi, suatu
kehidupan professional dan kinerja pemikiran, atau peristiwa masa
individual. Penilaian Kinerja Karyawan sekarang. Dimensi organizational
menurut Budihardjo (2014) menjadi citizenship behavior dan kinerja
kunci utama, pengembangan perusahaan. karyawan adalah sebagai berikut:

Organizational Citizenship Kinerja Karyawan


Behavior (Variabel Y)
(Variabel X)

1. Sifat (Traits)
1. Altruism
2. Perilaku (Behaviors)
2. Conscientiousness
3. Kompetensi (Competencies)
3. Sportmanship
4. Pencapaian tujuan (Goal
4. Courtessy
Achievement)
5. Civic Virtue
5. Potensi perbaikan (Improvement
6. Peacekeeping
Potential)
7. Cheerleading
Sumber: Olah data, 2015

Hipotesis penelitian menggunakan SPSS for Wiindows


H1 = Ada pengaruh positif antara Version 16.0, diperoleh dalam yang
organizational citizenship Item-Total Statistics Variabel Kinerja.
behavior terhadap kinerja Hasil analisis
H0 = Tidak ada pengaruh antara
organizational citizenship Pada analisis deskriptif variabel
behavior terhadap kinerja organizational citizenship behavior,
terdapat tiga dimensi yang digunakan
Hasil Pilot Testing (Uji Validitas dan untuk mengukurnya. dimensi dari
Reliabilitas) organizational citizenship behavior itu
terdapat lima, yaitu: altruism
Uji Validitas ,conscientiousness, sportmanship, civic
Hasil uji validitas yang telah disebarkan virtue, dan courtesy. Dimensi
kepada 30 orang (Sugiyono, 2008) dan Conscientiousness merupakan dimensi
telah dilakukan pengolahan data dengan yang fokus pada perilaku yang

45
JURNAL LOGIKA, Vol XIX No 1 April 2017 p-ISSN : 1978-2560
http://jurnal.unswagati.ac.id e-ISSN : 2442-5176

ditunjukkan dengan berusaha melebihi memerhatikan orang lain (2014).


yang diharapkan perusahaan. Berisi Dimensi ini terdiri dari dua indikator
tentang kinerja dari prasyarat peran yang yakni: menjaga hubungan baik dan
melebihi standar minimum. Perilaku menghindari konflik. Dimensi Traits
sukarela yang bukan merupakan (Sifat) merupakan dimensi pertama yang
kewajiban atau tugas karyawan. Dimensi dijadikan aspek standar kinerja
ini menjangkau jauh di atas dan jauh ke karyawan. Dimensi ini terdiri dari tiga
depan dari panggilan tugas. Dimensi ini indikator yakni: sikap, penampilan, dan
terdiri dari tiga indikator yakni: inisiatif. Upaya pengelompokan
kehadiran, kepatuhan, dan sikap dalamupaya masing masing kriteria
sukarela. Dimensi Altruism. Dimensi kedalam klasifikasi penilaian yang
altruism merupakan dimensi yang fokus berhubungan dengan pangkat dan
pada perilaku karyawan dalam jabatan , dikelompokkan pula klasifikasi
menolong rekan kerjanya yang penilaian yang berkaitan dengan talenta
mengalami kesulitan dalam situasi yang atau hobby masing masing
sedang dihadapi baik mengenai tugas individu,upaya pengelompokan tersebut
dalam organisasi maupun masalah hanya semata mata dilakukan dalam
pribadi orang lain. rangka memilih serta menetapkan the
Dimensi ini mengarah kepada right man on the right place.
memberi pertolongan yang bukan Upaya pengumpulan kriteria
merupakan kewajiban yang penilaian yang diperlukan oleh
ditanggungnya. Dimensi ini terdiri dari perusahaan, memiliki perbedaan satu
indikator saling membantu dan menjadi sama lain bahkan Organizational
partner yang baik. Dimensi Citizenship Behavior (OCB) disetiap
Sportmanship merupakan dimensi terkait perusahaan berbeda tergantung
perilaku yang memberikan toleransi karakteristik dan bisnis perusahaan yang
terhadap keadaan yang kurang ideal dijalankan,perusahaan indrustri kriteria
dalam organisasi tanpa mengajukan penilaian yang dikumpulkan akan jauh
keberatan-keberatan. Seseorang yang lebih kompleks dibanding dengan
mempunyai tingkatan yang tinggi dalam perusahaan jasa, secara garis besar
sportmanship akan meningkatkan iklim ditetapkan kriteria yang diperlukan
yang positif diantara karyawan, secara umum terlebih dahulu, kemudian
karyawan akan lebih sopan dan bekerja ditambahkan dengan kriteria lain yang
sama dengan yang lain sehingga lebih spesifik. Beberapa kriteria sebagai
menciptakan lingkungan kerja yang penilaian, kejujuran dilihat dari penilaian
lebih menyenangkan. Dimensi ini terdiri pimpinan, loyalitas, tolak ukurnya selalu
dari dua indikator yakni: toleransi dan loyal dan ikhlas ketika menerima
keluhan pribadi. Dimensi Courtesy perintah atasan, personal approach
merupakan dimensi terkait dengan merupakan talenta atau pembawaan dari
perilaku menjaga hubungan baik dengan orang tersebut, konseptor, dilampiri
rekan kerjanya agar terhindar dari dengan bukti bukti kinerjanya dengan
masalah-masalah interpersonal. hasilkerjanya, kreativitas dan
Seseorang yang memiliki dimensi ini kecerdasan, dapat ditunjukkan dari sepak
adalah orang yang menghargai dan terjang yang dilakukan dalam

46
JURNAL LOGIKA, Vol XIX No 1 April 2017 p-ISSN : 1978-2560
http://jurnal.unswagati.ac.id e-ISSN : 2442-5176

melakukan pekerjaan, wawasan positif karyawan atau anggota organisasi


penilaian dilihat berdasarkan kepada yang memiliki OCB mampu mendukung
luasnya pengetahuan yang dimiliki, kinerja individu dan kinerja organisasi
seseorang yang luas wawasannya akan untuk mendukung perkembangan
sesuai untuk tugas tugas yang organisasi yang lebih baik.
berhubungan konsep,peraturan,ataupun Uji Reliabilitas
hal hal sejenis, berani mengambil resiko,
pengambilan keputusan yang cepat dan Hasil olah data mengenai uji
tepat merupakan salah satu elemen reliabilitas faktor Organizational
penting dalam upaya peningkatan Citizenship Behavior setelah item
produktivitas perusahaan. pernyataan pada indikator
Berpikir dan bertindak conscientiousness3 dihapuskan seperti
sistematis,harus dimiliki karyawan pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1
sebagai peningkatan produktivitas diperoleh nilai Cronbach Alpha sebesar
perusahaan, ketegasan, disiplin, cekatan 0,9 yakni lebih dari nilai Cronbach
/gesit, peduli dan responsif, tidak suka Alpha minimal sebesar 0,60. Oleh
menunda waktu, ketelitian dalam karena itu, dapat dikatakan kuesioner
bekerja, menyukai kerja kantoran, mengenai Organizational Citizenship
menyukai bekerja tunggal/sendiri, Behavior sudah reliabel.
menyukai bekerja tim, menyukai kerja Sementara itu tabel 2
lapangan/luar kantor. Menurut Robbins menunjukkan hasil olah data mengenai
dan Judge (2014) beberapa fakta empiris uji reliabilitas faktor Kinerja. Cronbach
menunjukkan bahwa organisasi yang Alpha yang dihasilkan untuk uji
mempunyai karyawan yang memiliki reliabilitas faktor kinerja adalah sebesar
OCB yang baik, akan memiliki kinerja 0,932, yakni lebih dari 0,60. Hal ini juga
yang lebih baik dari organisasi lain. berarti bahwa kuesioner faktor Kinerja
Sedangkan menurut Mariman Darto sudah reliabel.
(2014) menunjukkan bahwa perilaku

Tabel 1. Reliability Statistics OCB

Cronbach's Alpha N of Items


.900 19

Sumber : data olahan SPSS, 2015

Tabel 2. Reliability Statistics Kinerja


Cronbach's Alpha N of Items
.932 17
Sumber : data olahan SPSS, 2015

Hasil Analisis Deskriptif Variabel Dalam penelitian ini, analisis


Organizational Citizenship Behavior deskriptif digunakan untuk memperoleh
gambaran mengenai Organizational

47
JURNAL LOGIKA, Vol XIX No 1 April 2017 p-ISSN : 1978-2560
http://jurnal.unswagati.ac.id e-ISSN : 2442-5176

Citizenship Behavior di PT Taspen Organizational Citizenship Behavior


(Persero) Kantor Cabang Cirebon. dapat dilihat pada Tabel 3.
Adapun hasil deskriptif variabel

Tabel 3. Analisis Deskriptif Variabel Organizational Citizenship Behavior

Descriptive Statistics

Std.
N Minimum Maximum Mean Devia
tion
OCB 25 67.00 95.00 80.0400 7.83411
Valid N
25
(listwise)
Sumber: Modifikasi output SPSS, 2015

Berdasarkan Tabel 3 dari data Altruism, Conscientiousness,


yang telah terkumpul diperoleh total Sportmanship, Civic Virtue, dan
jawaban responden terendah adalah 67 Courtesy.
dan total jawaban responden tertinggi KESIMPULAN
adalah 95. Nilai mean pada tabel di atas
menunjukkan angka 80,04 yang memiliki Organizational citizenship
arti bahwa rata-rata jawaban responden behavior mengindikasikan bahwa
mengenai variabel Organizational karyawan pada umumnya memiliki
Citizenship Behavior adalah 80,04. organizational citizenship behavior yang
Berdasarkan interpretasi rata-rata variabel tinggi. Begitu juga dengan kelima
Organizational Citizenship Behavior dimensi yaitu altruism,
pada tabel 3.6, nilai rata-rata 80,04 berada conscientiousness, sportmanship, civic
pada interval 64,9 – 80,1. Maka dapat virtue, dan courtesy, maka dapat diambil
dinyatakan bahwa Organizational kesimpulan sebagai berikut:
Citizenship Behavior pada karyawan di Organizational citizenship behavior di
PT Taspen (Persero) Kantor Cabang TASPEN Cirebon memiliki nilai rata-rata
Cirebon dinilai baik atau tinggi.Standar yang dapat dikategorikan baik atau tinggi
deviasi yang diperoleh sebesar 7,83411 mendekati interval sangat baik atau
atau tidak melebihi 20% dari mean. sangat tinggi, dengan persepsi karyawan
Artinya, variasi jawaban kecil atau yang seragam atau sama.
responden memiliki persepsi yang sama Hasil ini dapat mengindikasikan
mengenai Organizational Citizenship bahwa karyawan TASPEN Cirebon pada
Behavior. umumnya memiliki organizational
Nilai rata-rata Organizational citizenship behavior yang tinggi. Begitu
Citizenship Behavior ini merupakan hasil juga dengan kelima dimensi yaitu
penjumlahan dari lima dimensi yang altruism, conscientiousness,
digunakan dalam penelitian ini yaitu sportmanship, civic virtue, dan courtesy
beserta masing-masing indikatornya pun

48
JURNAL LOGIKA, Vol XIX No 1 April 2017 p-ISSN : 1978-2560
http://jurnal.unswagati.ac.id e-ISSN : 2442-5176

tergolong baik atau tinggi. Bahkan, dua Penelitian Psikologi Universitas 17


dimensi yaitu civic virtue dan courtesy Agustus 1945 Surabaya.
menunjukkan nilai rata-rata sangat baik Budihardjo, M. 2015. Panduan Penilaian
atau tinggi. Secara keseluruhan, Kinerja Karyawan, Raih Asa
mayoritas karyawan di TASPEN Cirebon Sukses. Jakarta:Penebar Swadaya.
mempunyai kinerja yang baik dengan Darto, M. 2014. Peran Organizational
persepsi yang seragam atau sama. citizenship behavior (OCB) dalam
Meskipun sudah termasuk Peningkatan Kinerja Individu di
kedalam kategori baik, tidak menutup Sektor Publik; Sebuah Analisis
kemungkinan kinerja karyawan di Teoritis dan Empiris. Jurnal
TASPEN Cirebon meningkat pada Borneo Administrator.
interval sangat baik. Kemudian, terdapat Gibson, Ivancevich & Donnelly. 2011.
lima dimensi yang digunakan untuk Perilaku, Struktur, Proses. II ed.
mengukur kinerja, yaitu: dimensi sifat, Jakarta:Salemba Empat.
dimensi perilaku, dimensi kompetensi, Komalasari, P. T., M.N.T. Prasetio. 2009.
dimensi pencapaian tujuan dengan nilai Pengaruh Public Service
rata-rata yang menunjukkan kriteria baik Motivation dan Organizational
atau tinggi, dan dimensi potensi Citizenship Behavior terhadap
perbaikan yang tergolong kategori sangat Kinerja Organisasi Pemerintahan.
baik. Jurnal Manajemen Teori dan
Hubungan antara organizational Terapan.
citizenship behavior dengan kinerja Mangkunegara, A. P. 2009. Evaluasi
karyawan berada pada tingkat sangat kuat Kinerja SDM. Jakarta: Refika
yang ditunjukkan dengan angka 0,865 Aditama.
dengan arah yang positif. Pengaruh Mondy R.Wayne. 2008. Manajemen
organizational citizenship behavior Sumber Daya Manusia. 10 ed.
terhadap kinerja karyawan ditunjukkan Jakarta : Erlangga.
dengan angka 74,8%, yang artinya kinerja Novliadi, F. 2008. Organizational Citizen
karyawan dipengaruhi oleh Behavior Karyawan Ditinjau dari
organizational citizenship behavior Persepsi Terhadap Kualitas
sebesar 74,8% dan sisanya dipengaruhi Interaksi Atasan–Bawahan dan
oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam Persepsi Terhadap Dukungan
penelitian ini. Kemudian, Signifikansi Orgnisasional, USU Repository
sebesar 0,000 menunjukkan kurang dari Rachmawati, I. 2000. Hubungan Antara
0,05, yang artinya HA diterima yaitu Kepuasan, Keterlibatan Kerja,
“organizational citizenship behavior Komitmen Organisasi,
berpengaruh positif terhadap kinerja Organizational Citizenship
karyawan di TASPEN Cirebon”. Behavior (OCB). Skripsi. Fakultas
Psikologi Universitas Surabaya.
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, S. P. 2007. Organizational
Andriani , G. M.A. Djalali. 2012. Behavior, New Jersey: Prentice
Organizational Citizenship behavior Hall International Inc.
dan Kepuasan Kerja . Jurnal

49
JURNAL LOGIKA, Vol XIX No 1 April 2017 p-ISSN : 1978-2560
http://jurnal.unswagati.ac.id e-ISSN : 2442-5176

Robbins, S. P. and Judge, M . 2009. Konteks Organisasi Publik.


Organizational Behavior. New Yogyakarta:Graha Ilmu.
Jersey: Prentice Hall. Wibowo. 2010. Budaya organisasi,
Siswandi. 2011. Aplikasi Manajemen Sebuah Kebutuhan untuk
Perusahaan. Jakarta : Mitra Wacana Meningkatkan Kinerja Jangka
Media. Panjang. Jakarta: Rajawali Press.
Sulistiyani, A. T. 2000. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Konsep,
Teori dan Pengembangan dalam

50

Anda mungkin juga menyukai