Anda di halaman 1dari 18

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metodologi Penelitian

“Metodologi penelitian” berasal dari kata “Metode” yang artinya cara yang tepat
untuk melakukan sesuatu; dan “Logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi,
metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara saksama
untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan “Penelitian” adalah suatu kegiatan untuk mencari,
mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya.

Tentang istilah “Penelitian” banyak para sarjana yang mengenukakan pendapatnya,


seperti :

a. David H. Penny
Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang
pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.

b. J. Suprapto MA
Penelitian ialah penyelididkan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan
untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati serta
sistematis.

c. Sutrisno Hadi MA
Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk
menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

d. Mohammad Ali
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu dengan melalui penyelidikan atau
melalui usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang
dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.

Dari batasan-batasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan
metodologi penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang
membicarakan/mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian sampai
menyusun laporannya) berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah. Lebih luas
lagi dapat dikatakan bahwa metodologi penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara-cara
melakukan pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahapan-tahapan
yang disusun secara ilmiah untuk mencari, menyusun serta menganalisis dan menyimpulkan
data-data, sehingga dapat dipergunakan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji
kebenaran sesuatu pengetahuan berdasarkan bimbingan Tuhan.

B. Proses Penelitian
Menurut KBBI Proses artinya rangkaian tindakan. Jadi proses penelitian adalah rangkaian tindakan
apa saja yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian. Dalam proses penelitian dilaksanakan
secara sistematis, objektif dan logis. Sistematis artinya penelitian merupakan proses yang tersruktur
dengan mengikuti aturan atau kaidah secara berurut, objektif artinya penelitian didasarkan pada
fakta dan data, selanjutnya logis artinya penelitian mendasarkan pada pengkajian secara rasional,
krisis dan analisis.
Karena Penelitian dilakukan secara sistematis, maka terdapat tahapan yang harus dilakukan secara
urut dalam pelaksanaannya. Adapun tahapan proses penelitian yaitu ;
1. Mengidentifikasi Masalah
Yang dimaksud dengan mengidentifikasi masalah ialah peneliti melakukan tahap pertama
dalam melakukan penelitian, yaitu merumuskan masalah yang akan diteliti. Tahap ini
merupakan tahap yang paling penting dalam penelitian, karena semua jalannya penelitian
akan dituntun oleh perumusan masalah. Tanpa perumusan masalah yang jelas, maka
peneliti akan kehilangan arah dalam melakukan penelitian.
2. Membuat Hipotesa
Hipotesa merupakan jawaban sementara dari persoalan yang kita teliti. Perumusan hipotesa
biasanya dibagai menjadi tiga tahapan: pertama, tentukan hipotesa penelitian yang didasari
oleh asumsi penulis terhadap hubungan variable yang sedang diteliti. Kedua, tentukan
hipotesa operasional yang terdiri dari Hipotesa 0 (H0) dan Hipotesa 1 (H1). H0 bersifat netral
dan H1 bersifat tidak netral. Perlu diketahui bahwa tidak semua penelitian memerlukan
hipotesa, seperti misalnya penelitian deskriptif. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai
masalah ini akan dibahas pada BAB V.
3. Studi Literature
Pada tahapan ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan kajian pustaka, yaitu
mempelajari buku-buku referensi dan hasil penelitian sejenis sebelumnya yang pernah
dilakukan oleh orang lain. Tujuannya ialah untuk mendapatkan landasan teori mengenai
masalah yang akan diteliti. Teori merupakan pijakan bagi peneliti untuk memahami
persoalan yang diteliti dengan benar dan sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah.
4. Mengidentifikasi dan Menamai Variabel
Melakukan identifikasi dan menamai variable merupakan salah satu tahapan yang penting
karena hanya dengan mengenal variabel yang sedang diteliti seorang peneliti dapat
memahami hubungan dan makna variable-variabel yang sedang diteliti.
5. Membuat Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang menjadikan variable-variabel yang sedang diteliti
menjadi bersifat operasional dalam kaitannya dengan proses pengukuran variable-variabel
tersebut. Definisi operasional memungkinan sebuah konsep yang bersifat abstrak dijadikan
suatu yang operasional sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan pengukuran.
6. Memanipulasi dan Mengontrol Variabel
Yang dimaksud dengan memanipulasi variable ialah memberikan suatu perlakuan pada
variable bebas dengan tujuan peneliti dapat melihat efeknya bagi variable tergantung atau
variable yang dipengaruhinya. Sedang yang dimaksud dengan mengontrol variable ialah
melakukan kontrol terhadap variable tertentu dalam penelitian agar variable tersebut tidak
mengganggu hubungan antara variable bebas dan variable tergantung.
7. Menyusun Desain Penelitian
Apa yang dimaksud dengan menyusun desain penelitian? Desain penelitian khususnya
dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif merupakan alat dalam
penelitian dimana seorang peneliti tergantung dalam menentukan berhasil atau tidaknya
suatu penelitian yang sedang dilakukan. Desain penelitian bagaikan alat penuntun bagi
peneliti dalam melakukan proses penentuan instrumen pengambilan data, penentuan
sample, koleksi data dan analisanya. Tanpa desain yang baik maka penelitian yang dilakukan
akan tidak mempunyai validitas yang tinggi.
8. Mengidentifikasi dan Menyusun Alat Observasi dan Pengukuran
Yang dimaksud pada bagian ini ialah tahap dimana seorang peneliti harus melakukan
identifikasi alat apa yang sesuai untuk mengambil data dalam hubungannya dengan tujuan
penelitannya. Pada penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif biasanya peneliti
menggunakan kuesioner, khususnya dalam penelitian-penelitian jenis Ex Post Facto.
9. Membuat Kuesioner dan Jadwal Interview
Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, kuesioner merupakan salah
satu alat yang penting untuk pengambilan data; oleh karena itu, peneliti harus dapat
membuat kuesioner dengan baik. Cara membuat kuesioner dapat dibagi dua, yaitu dari sisi
format pertanyaan dan model jawaban. Disamping kuesioner, alat pengambilan data juga
dapat dilakukan dengan interview. Cara-cara melakukan interview diatur secara sistematis
agar dapat memperoleh informasi dan/atau data yang berkualitas dan sesuai dengan yang
diinginkan oleh peneliti.
10. Melakukan Analisa Statistik
Salah satu cirri yang menonjol dalam penelitian yang menggunanakan pendekatan
kuantitatif ialah adanya analisa statistik. Analisa statistik digunakan untuk membantu
peneliti mengetahui makna hubungan antar variable. Sampai saat ini, analisa statistik
merupakan satu-satunya alat yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah untuk
menghitung besarnya hubungan antar variable, untuk memprediksi pengaruh variable bebas
terhadap variable tergantung, untuk melihat besarnya pesentase atau rata-rata besarnya
suatu variable yang kita ukur.
11. Menggunakan Komputer untuk Analisa Data
Dengan berkembangnya teknologi komputer yang semakin canggih dan dituntutnya
melakukan penelitian secara lebih cepat serta kemungkinan besarnya jumlah data, maka
seorang peneliti memerlukan bantuan komputer untuk melakukan analisa data. Banyak
perangkat lunak yang telah dikembangkan untuk membantu peneliti dalam melakukan
analisa data, baik yang bersifat pengelohan data maupun analisanya. Salah satu program
yang popular ialah program SPSS.
12. Menulis Laporan Hasil Penelitian
Tahap terakhir dalam penelitian ialah membuat laporan mengenai hasil penelitian secara
tertulis. Laporan secara tertulis perlu dibuat agar peneliti dapat mengkomunkasikan hasil
penelitiannya kepada para pembaca atau penyandang dana.

C. Subjek Penelitian
a. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang memiliki kuantitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Itulah definisi populasi dalam penelitian.
Populasi di sini maksudnya bukan hanya orang atau makhluk hidup, akan tetapi juga
benda-benda alam yang lainnya. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada
pada obyek atau subyek yang dipelajari, akan tetapi meliputi semua karakteristik, sifat-
sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek tersebut. Bahkan satu orangpun bisa
digunakan sebagai populasi, karena satu orang tersebut memiliki berbagai karakteristik,
misalnya seperti gaya bicara, disiplin, pribadi, hobi, dan lain sebagainya.

Di bawah ini beberapa pengertian populasi menurut para ahli:


- Menurut, Ismiyanto – populasi adalah keseluruhan subjek atau totalitas subjek
penelitian yang dapat berupa; orang, benda, / suatu hal yang di dalamnya dapat
diperoleh dan atau dapat memberikan informasi (data) penelitian.
- Sedangkan Arikunto – Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi.
- Dan menurut Sugiyono – Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas,
obyek/subjek yang mempunyai kuantitas & karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut,
ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga
dapat mewakili populasinya. Jika populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
seluruh yang ada di populasi, hal seperti ini dikarenakan adanya keterbatasan dana atau biaya,
tenaga dan waktu, maka oleh sebab itu peneliti dapat memakai sampel yang diambil dari
populasi. Sampel yang akan diambil dari populasi tersebut harus betul-betul representatif atau
dapat mewakili.
c. Teknik Sampling
Teknik Sampling yaitu merupakan teknik pengambilan sampel. Terdapat berbagai macam
teknik sampling untuk menentukan sampel yang akan dipakai dalam penelitian. Teknik
sampling pada dasarnya bisa dikelompokkan menjadi 2 (dua) maca yaitu probability
sampling dan non-probability sampling. berikut dibawah ini penjelasannya:

Probability sampling adalah suatu teknik sampling yang memberikan peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel, tekhnik ini terdiri atas:

 Simple random sampling: dikatakan simple atau sederhana sebab pengambilan


sampel anggota populasi dilakukan secara acak, tanpa memperhatikan strata yang
terdapat dalam populasi tersebut. Cara ini dapat lakukan jika anggota populasi
dianggap homogen.
 Dispropotionate Stratified Random Sampling: Suatu teknik yang digunakan untuk
menentukan jumlah sampel, jika populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
 Proportionate stratified random sampling: salah satu teknik yang digunakan jika
populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen serta berstrata secara
proporsional.
 Area sampling (Cluster sampling): Teknik sampling daerah dipakai untuk
menentukan sampel jika objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, seperti
misalnya penduduk dari suatu negara, provinsi atau dari suatu kabupaten.

Non probability sampling adalah teknik yang tidak memberikan peluang/kesempatan


sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel, teknik ini
terdiri atas:

 Sampling Sistematis: suatu teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari


anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
 Sampling Kuota: Teknik untuk menentukan sampel yang berasal dari populasi yang
memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan. Seperti misalnya,
jumlah sampel laki-laki sebanyak 70 orang maka sampel perempuan juga sebanyak
70 orang.
 Sampling aksidental: Sauatu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dipakai sebagai
sampel, jika dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok untuk dijadikan
sebagai sumber data.
 Purposive Sampling: Suatu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
atau sleksi khusus. Seperti misalnya misalnya, kamu meneliti kriminalitas di Kota
atau daerah tertentu, maka kamu mengambil informan yaitu Kapolresta kota atau
daerah tersebut, seorang pelaku kriminal dan seorang korban kriminal yang ada di
kota tersebut.
 Sampling Jenuh: Suatu teknik penentuan sampel jika semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering sekali dilakukan jika jumlah populasi relatif
kecil atau sedikit, yaitu kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang relatif kecil.
 Smpling Snowball: Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil atau
sedikit, lalu kemudian membesar. Atau sampel berdasarkan penelusuran dari sampel
yang sebelumnya. Seperti misalnya, penelitian mengenai kasus korupsi bahwa
sumber informan pertama mengarah kepada informan kedua lalu informn seterusnya.

D. Variabel Penelitian

Menurut Y.W Best yang disunting oleh sanpiah Faisal yang disebut variabel penelitian
adalah kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan,
dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian. Sedang Dirjen Dikti Depdikbud
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
akan menjadi objek pengamatan penelitian. Dari kedua pengertian tersebut dapatlah
dijelaskan bahwa variabel penelitian itu meliputi faktor-faktor yang berperan dalam
peristiwa atau gejala yang akan diteliti.

Macam-macam variabel adalah sebagai berikut :

1) Menurut fungsinya variabel dapat dibedakan :

a. Variabel tergantung
Yaitu kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian
mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas. Menurut fungsiya,
variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain, karenanya juga sering disebut variabel
yang dipengaruhi atau terpengaruhi.

b. Variabel bebas
Adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti
dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang
diobeservasi. Karena fungsi variabel ini sering disebut variabel pengaruh, sebab
berfungsi mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh terhadap
variabel lain.
c. Variabel intervening
Yaitu variabel yang berfungsi menghubungkan variabel satu dengan variabel yang
lain. Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat atau hubungan pengaruh dan
terpengaruh.
d. Variabel moderator
Variabel moderator ialah variabel yang karena fungsinya ikutmempengaruhi variabel
tergatung serta memperjelas hubungan bebas dengan variabel tergantung.
e. Variabel kendali
Adalah variabel yang membatasi (sebagai kendali) atau mewarnai variabel
moderator. Variabel ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel lain terutama
yang berkaitan dengan variabel moderator.
f. Variabel rambang
Yaitu variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya terhadap variabel
bebas maupun variabel tergantung hampir tidak diperhatikan.

2) Menurut datanya, variabel dapat dibedakan berdasarkan data yang diharapkan


terkumpul, karena itu dapat dibedakan menjadi :

a) Data nominal yang terkait dengan variabel nominal


Variabel nominal adalah variabel yang bersifat deskrit dan saling pisah antara
kategori satu dengan yang lain. Contohnya : jenis kelamin, jenis pekerjaan, status
perkawinan dsb.
b) Data ordinal yang terkait dengan variabel ordinal
Variabel ordinal ialah variabel yang disusun berdasarkan tingkat/rangking yang
berurutan.
c) Data interval yangterkait dengan variabel interval
Variabel interval adalah variabel yang dihasilkan dari pengukuran, dimana dalam
pengukuran tersebut diasumsikan terdapat satuan pengukuran yang sama.
d) Data rasio yang terkait dengan variabel rasio
Variabel rsio ialah variabel yang dalam kuantifikasinya hanya mempunyai nol
mutlak.

E. Jenis-Jenis Penelitian

1. Penelitian kuantitatif
Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena
objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektivitas desain penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol.
Ada dua jenis metode penelitian kuantiatif yaitu yang bersifat eksperimental dan
noneksperimental.
- Kuantiatif Eksperimental
Penelitian Eksperimental merupakan penelitian yang palin murni kuantitatif, karena semua
prinsip dan kaidah-kaidah penelitian kuantitatif dapat diterapkan pada metode ini. Penelitian
Eksperimental merupakan penelitian labolatorium, walaupun bisa juga dilakukan diluar
labolatorium, tetapi pelaksanaannya menerapkan prinsip-prinsip penelitian labolatorium,
terutama dalam pengontrolan terhadap hal-hal yang mempengaruhi jalanya eksperimen.
Metode ini bersifat validation atau menguji, yaitu menguji pengaruh satu atau lebih variabel
terhadap variabel lain. Variabel yang memberi pengaruh dikelompokan sebagai variabel bebas
(independent variables) dan variabel yang dipengaruhi dikelompokan sebagai variabel terikat
(dependent variables). Ada beberapa variasi dari penelitian eksperimental, yaitu : eksperimen
murni, eksperimen kuasi, eksperimen lemah dan subjek tunggal.
a. Eksperimen murni
Eksperimen murni (true experimental) sesuai dengan namanya merupakan metode
eksperimen yang paling mengikuti prosedur dan memenuhi syarat-syarat eksperimen.
Prosedur dan syarat-syarat tersebut, terutama berkenaan dengan pengontrolan
variabel, kelompok control, pemberian perlakuan atau manipulasi kegiatan serta
pengujian hasil. Dalam eksperimen murni, kecuali variabel independen yang akan diuji
pengaruhnya terhadap variabel dependen, semua variabel dikontrol atau disamakan
arakteristiknya.
b. Eksperimen semu
Metode eksperimen semu (qusi experimental) pada dasarnya sama dengan eksperimen
murni, bedanya adalah dalam pengontrolan variabel. Pengontrolannya hanya dilakukan
terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan.
c. Eksperimen Lemah
Eksperimen lemah (weak experimental) merupakan metode penelitian eksperimen yang
desain dan perlakuannya seperti eksperimen tetapi tidak ada pengontrolan variabel
sama sekali. Sesuai dengan namanya, eksperimen ini sangat lemah kadar validitasnya,
oleh karena itu tidak digunakan untuk penelitian tesis dan disertasi juga skipsi
sebenarnya.
d. Eksperimen subjek Tunggal
Eksperimen subjek tunggal (single subject experimental), merupakan eksperimen yang
dilakukan terhadap subjek tunggal.Dalam pelaksanaan eksperimen subjek tunggal,
variasi bentuk eksperimen murni, kuasi atau lemah berlaku.

- Kuantitaif Noneksperimental
a. Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang
ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat
ini atau saat yang lampau, misalnya : berapa lama anak-anak usia pra sekolah
menghabiskan waktunya untuk nonton TV.
b. Penelitian survai
Survai digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah besar
orang terhadap topik atau isu-isu tertentu. Ada 3 karakter utama dari survai : 1)
informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk mendeskripsikan beberapa
aspek atau karakteristik tertentu seperti : kemampuan, sikap, kepercayaan,
pengetahuan dari populasi; 2) informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan
(umumnya tertulis walaupun bisa juga lisan) dari suatu populasi; 3) informasi diperoleh
dari sampel, bukan dari populasi. Tujuan utama dari survai adalah mengetahui
gambaran umum karakteristik dari populasi.
c. Penelitian Ekspos Facto
Penelitian ekspos fakto (expost facto research) meneliti hubungan sebab-akibat yang
tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti.
Penelitian hubungan sebab-akibat dilakukan terhadap program, kegiatan atau kejadian
yang telah berlangsung atau telah terjadi, misalnya penelitian tentang pemberian gizi
yang cukup pada waktu hamil menyebabkan bayi sehat.
d. Penelitian Komparatif
Penelitian diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok
ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti. Dalam Penelitian ini pun tidak
ada pengontrolan variabel, maupun manipulasi/perlakuan dari peneliti. Penelitian
dilakukan secara alamiah, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen
yang bersifat mengukur. Hasilnya dianalisis secara statistik untuk mencari perbedaan
diantara variabel-variabel yang diteliti.
e. Penelitian korelasional
Penelitian ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel-
variabel lain. Misalnya : Penelitian tentang korelasi yang tinggi antara tinggi badan dan
berat badan, tidak berarti badan yang tinggi menyebabkan atau mengakibatkan badan
yang berat, tetapi antara keduanya ada hubungan kesejajaran. Bisa juga terjadi yang
sebaliknya yaitu ketidaksejajaran (korelasi negatiif), badanya tinggi tapi timbangannya
rendah (ringan).
f. Penelitian tindakan
Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian yang diarahkan pada
mengadakan pemecahan masalah atau perbaikan. Penelitian ini difokuskan kepada
perbaikan proses maupun perbaikan hasil kegiatan. Misalnya : Guru-guru mengadakan
pemecahan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam kelas, kepala sekolah
mengadakan perbaikan terhadap manajemen di sekolahnya.
g. Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan (research and development), merupakan metode untuk
mengembangkan dan menguji suatu produk (Borg,W.R & Gall,M.D.2001). Metode ini
banyak digunakan di dunia industri. Industri banyak menyediakan dana untuk penelitian
mengevaluasi dan menyempurnakan produk-produk lama, dan atau mengembangkan
produk baru. Dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan dapat digunakan
untuk mengembangkan buku, modul, media pembelajaran, insttrumen evaluasi, model-
model kurikulum, pembelajaran, evaluasi, bimbingan, managgemen, pengawasan,
pembinaan staff, dll.

2. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas social, sikap, kepercayaan,
persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.
Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama, yaitu pertama, menggambarkan dan
mengungkap (to describe and explore) dan keduan menggambarkan dan menjelaskan (to
describe and explain). Kebanyakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan eksplanatori.
Metode kualitatif secara garis besar dibedakan dalam dua macam, kualitatif interaktif dan non
interaktif.
- Metode Kualitatif Interaktif
merupakan studi yang mendalam menggunakan teknik pengumpulan data langsung dari orang
dalam lingkungan alamiahnya.
a. Studi Etnografik
Studi etnografik (ethnographic studies) mendeskripsikan dan menginterpretasikan budaya,
kelompok social atau sistem. Proses penelitian etnografik dilaksanakan di lapangan dalam
waktu yang cukup lama, berbentuk observasi dan wawancara secara alamiah dengan para
partisipan, dalam berbagai bentuk kesempatan kegiatan, serta mengumpulkan dokumen-
dokumen dan benda-benda (artifak).
b. Studi Historis
Studi Historis (historical studies) meneliti peristiwa-peristiwa yang telah berlalu. Peristiwa-
peristiwa sejarah direka-ulang dengan menggunakan sumber data primer berupa kesaksian
dari pelaku sejarah yang masih ada, kesaksian tak sengaja yang tidak dimaksudkan untuk
disimpan, sebagai catatan atau rekaman, seperti peninggalan-peninggalan sejarah, dan
kesaksian sengaja berupacatatan dan dokumen-dokumen.
c. Studi Fenomenologis
Fenomenologis mempunyai dua makna, sebagai filsafat sain dan sebagai metode pencarian
(penelitian). Studi fenomenologis (phenomenological studies) mencoba mencari arti dari
pengalaman dalam kehidupan.Peneliti menghimpun data berkenaan dengan konsep,
pendapat, pendirian, sikap, penilaian dan pemberian makna terhadap situasi atau
pengalaman-pengalaman dalam kehidupan. Tujuan dari penelitian fenomenologis adalah
mencari atau menemukan makna dari hal-hal yang esensial atau mendasar dari pengalaman
hidup tersebut.
d. Studi Kasus
Studi kasus (case study) merupakan suatu penelitian yang dilakukan terhadap suatu
“kesatuan sistem”. Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau
sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu atau ikatan tertentu. Studi kasus
adalah suatu penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna,
memperoleh pemahaman dari kasus tersebut.
e. Teori Dasar
Penelitian teori dasar atau sering juga disebut penelitian dasar atau teori dasar (grounded
theory) merupakan penelitian yang diarahkan pada penemuan atau minimal menguatan
terhadap suatu teori.
f. Studi Kritis
Dalam penrelitian kritis, peneliti melakukan analitis naratif, penelitian tindakan, etnografi
kritis, dan penelitian feminisme. Penelitian mereka diawali dengan mengekspos masalah
masalah manipulasi, kesenjangan dan penindasan sosial.
- Penelitian noninteraktif
Penelitian noninteraktif (non interactive inquiry) disebut juga penelitian analitis, mengadakan
pengkajian berdasarkan analisis dokumen. Peneliti menghimpun, mengidentifikasi,
menganalisis, dan mengadakan sintesis data, untuk kemudian memberikan interpretasi
terhadap konsep, kebijakan, peristiwa yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat
diamati.
Minimal ada 3 macam penelitian analitis atau studi noninteraktif, yaitu analisis : konsep, historis,
dan kebijakan. Analisis konsep, merupakan kajian atau analisis terhadap konsep-konsep penting
yang diinterpretasikan pengguna atau pelaksana secara beragam sehingga banyak menimbulkan
kebingungan, umpamanya : cara belajar aktif, kurikulum berbasis kompetensi dll.

3. Penelitian Pengembangan (Research dan Development (R&D)


Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah strategi
atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktek. Yang dimaksud
dengan Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah
rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru
atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan. Produk
tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku,
modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat
lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di
kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran,
pelatihan, bimbingan, evaluasi, sistem manajemen, dan lain-lain.

Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, terdapat beberapa metode yang


digunakan, yaitu:
- Deskriptif (penelitian awal menghimpun data tentang kondisi yang ada)
- Evaluatif (evaluasi proses uji coba pengembangan produk)
- Eksperimen (uji keampuhan produk yang dihasilkan)
4. Penelitian Tindakan

Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleleksi-diri yang dilakukan oleh para
partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktek
yang dilakukan sendiri. Dengan demikian akan diperoleh pemahaman mengenai praktek
tersebut dan situasi di mana praktek tersebut dilaksanakan. Terdapat dua esensi penelitian
tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke
dalam tiga area yaitu: (1) Untuk memperbaiki praktek; (2) Untuk pengembangan profesional
dalam arti meningkatkan pemahaman/kemampuan para praktisi terhadap praktek yang
dilaksanakannya; (3) Untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktek tersebut
dilaksanakan.

Penelitian tindakan bertujuan untuk mengungkap penyebab masalah dan sekaligus


memberikan langkah pemecahan terhadap masalah. Langkah-langkah pokok yang ditempuh
akan membentuk suatu siklus sampai dirasakannya ada suatu perbaikkan. Siklus pertama dan
siklus-siklus berikutnya yaitu: (1) penetapan fokus masalah penelitian, (2) perencanaan
tindakan perbaikan, (3) pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi, (4)
analisis dan refleksi, dan (5) perencanaan tindak lanjut. Mengingat besarnya manfaat
penelitian tindakan dalam bidang pendidikan, uraian spesifik akan dijelaskan dalam materi
tersendiri.

F. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data penelitiannya. Contoh variasi metode ialah : angket, wawancara, pengamatan atau
observasi, tes dan dokumentasi.

Instrumen pengumpulan data ialah alat/fasilitas yang digunakan oleh penenliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannnya lebih mudah dan hasilnya baik, dalam arti cermat,
lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Variasi jenis instrumen pengumpulan
data adalah : angket, check-list, pedoman wawancara dan pedoman pengamatan.
Pemilihan metode dan instrumen pengumpulan data sangat ditentukan oleh beberapa hal,
yaitu : objek penelitian, sumber sata, waktu, dana yang tersedia, jumlah tenaga peneliti dan
teknik yang akan digunakan untuk mengolah data bila data sudah terkumpul.

Instrumen pengumpulan data


Dalam menentukan jenis instrumen yang akan digunakan, seorang peneliti harus
mempertimbangkan beberapa keadaan seperti halnya, jenis variabel yang hendak diukur,
jumlah sampel penelitian, lokasi responden, ada tidaknya staf penelitiyang terlatih, dana dan
waktu yang tersedia serta metode pengumpulan data yang dipilih.

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur variabel


dalam rangka mengumpulkan data. Menurut jenis variabel yang akan diukur secara garis
besar dapat dibedakan menjadi dua jenis instrumen, yaitu :

1. Instrumen untuk mengukur variabel dengan skala nominal dan ordinal (dat
kualitatif)
2. Instrumen untuk mengukur skala interval dan rasio (data kuantitatif)

Menurut metode pengumpulan data, instrumen penelitian dapat dibedakan menjadi


alat untuk :

1. Melakukan observasi
2. Mengumpulkan data melalui dokumentasi
3. Wawancara
4. Angket
5. Mengumpulkan data kuantitatif

Metode Pengumpulan data

a. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
ketrampilan, pengetahuan inteegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok.Ditinjau dari sasaran atau objek yang akan dievaluasi, maka dibedakan adanya
beberapa macam tes dan alat ukur lain, yaitu :

- Tes kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk
mengungkap kepribadian seseorang.
- Tes bakat yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui
bakat seseorang.

- Tes intelegensi yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi


terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai
tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya.

- Tes sikap atau biasa disebut skala sikap, yaitu alat yang digunakan
untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.

- Tes minat adalah alat untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
- Tes prestasi yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian
seseorang setelah mempelajari sesuatu.
Dalam menggunakan metode tes, peneliti menggunakan instrumen berupa tes atau soal-
soal tes. Soal tes terdiri dari banyak butir tes (item) yang masing-masing mengukur satu
jenis variabel.

b. Angket atau kuesioner

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang dia ketahui.
Angket dipakai untuk menyebut metode maupun instrumen. Jadi dalam menggunakan
metode angket, instrumen yang dipakai adalah angket atau kuesioner. Kuesioner
dibedakan atas beberapa jenis, yaitu :

a. Dipandang dari cara menjawab

- Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk


menjawab dengan kalimatnya sendiri

- Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga


respnden tinggal memilih

b. Dipandang dari jawaban yang diberikan

- Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya


- Kuesioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang orang
lain
c. Dipandang dari bentuknya

- Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner


tertutup

- Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka

- Check list, sebuah daftar, dimana responden tinggal membubuhkan


tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai.
- Rating scale yatitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang
menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju
sampai ke sangat tidak setuju.

c. Interviu (Interview)

Interviu yang biasa disebut dengan wwancara atau kuesioner lisan adalah sebuah
dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi daro terwawancara.
Interviu digunakan peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari
data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan dan sikap terhadap
sesuatu. Ditinjau dari pelaksanaannya, interviu dibedakan atas :

- Interviu bebas, inguieded interview, dimana pewawancara bebas menanyakan apa


saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan.

- Interviu terpimpin, guieded interview, yaitu interviu yang dilakukan oleh


pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci.

- Interviu bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara interviu bebas dan interviu
terpimpin.

Dalam metode interview ini, instrumen yang digunakan ialah interview guide atau
pedoman wawancara.

d. Observasi
Dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula pengamatan, meliputi
kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra
(observasi langsung). Di dalam artian penelitian, observasi dapat dilakukan dengan tes,
kuesioner rekaman gambar dan rekaman suara. Observasi dapat dilakukan dengan dua cara,
yang kemudian disebut dengan jenis observasi, yaitu :

- Observasi non-sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan


instrumen pengamatan

- Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman


sebagai instrumen pengamatan.

Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan
diamati. Dalam proses observasi, observator hanya tinggal memberikan tanda pada kolom

tempat peristiwa muncul. Itulah sebabnya cara bekerja seperti ini disebut sistem tanda.
Sistem tanda digunakan sebagai instrumen pengamatan situasi pengajaran sebagai sebuah
potret selintas (snopshot). Instrumen tersebut berisi sederetan sub-variabel misalnya, guru
menerangkan, guru menulis dan guru menjawab. Setelah pengamatan misalnya selama 5
menit, semua kejadian yang telah muncul dicek. Kejadian yang muncul lebih dari satu kali
dalam satu periode pengamatan hanya dicek satu kali. Dengan demikian akan diperoleh
gambar tentang kejadian apa yang muncul dalam situasi pembelajaran.

5. Skala bertingkat (rating scale)

Skala bertingkat adalah suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala. Walaupun bertingkat,
ini menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup memberikan informasi tertentu tentang
program atau orang. Instrumen ini dapat dengan mudah memberikan gambaran
penampilan, terutama penampilan di dalam orang menjalankan tugas yang menunjukkan

frekuensi munculnya sifat-sifat. Bergman dan Siegel mendaftar hal-hal yang


mempengaruhi ketidakjujuran jawaban responden, yaitu : persahabatan, kecepatan mereka,
cepat memutuskan, jawaban kesan pertama, penampilan instrumen, prasangka, hallo effect,
kesalahan pengambilan rata-rata dan kemurahan hati. Di dalam menyusun skala, yang
perlu diperhatikan adalah bagaimana menentukan variabel skala. Apa yang ditanyakan
harus apa yang dapat diamati responden.

6. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam
melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku,
majalah, catatan harian dan sebagainya.Metode dokumentasi dapat dilaksanakan dengan :

a. Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari
datanya

b. Check-list yaitu daftar variabl yang akan dikumpulkan datanya.

Dalam pengertian yang lebih luas, dokumen bukan hanya yang berwujud tulisan saja, tetapi
dapat berupa benda-benda peninggalan seperti prassati dan simbol-simbol.

G. VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN

1. Validitas
a. Pengertian validitas
Validitas mengacu pada kemampuan instrument pengumpulan data untuk
mengukur apa yang harus diukur, untuk mendapatkan data yang relevan dengan
apa yang sedang diukur (Dempsey dan Dempsey, 2002 : 79). Dengan kata lain
sebuah instrumen dianggap memiliki validitas yang tinggi jika instrumen
tersebut benar-benar dapat dijadikan alat untuk mengukur sesuatu secara tepat.
Validitas merupakan ciri yang harus dimiliki oleh instrument pengukuran karena
berhubungan langsung dengan dapat tidaknya data dipercaya kebenarannya.
b. Macam-macam validitas

1) Validitas subjektif
Validitas subjektif merupakan jenis validitas yang kriterianya
sepenuhnya ditentukan berdasarkan pertimbangan peneliti, baik
pertimbangan nalar maupun pengalaman keilmuannya (Sudarwan
Danim dan Darwis, 2003 : 250).
2) Validitas isi
a) Validitas isi menunjuk pada sejauh mana instrument tersebut
mencerminkan isi yang dikehendaki (Donald Ary dkk., 1992 :
283).
b) Vailiditas isi ialah derajat di mana sebuah instrument mengukur
cakupan subsansi yanghendak diukur (Sukardi, 2004 : 123).
3) Validitas criteria

Validitas criteria menunjuk pada hubungan antara skor yang


diperoleh dengan memakai instrument tertentu dengan suatu
variable luar (sebagai kriteria) yang mandiri dan dipercaya dapat
mengukur langsung fenomena yang diselidiki (Donald Ary dkk.,
1992 : 284)
4) Validitas konstruk (construct validity)

1) Contsruct validity atau validitas bangunan pengertian menunjuk


kepada sejauh mana hasil pengukuran dapat ditafsirkan menurut
bangunan pengertian tersebut (Donald Ary dkk., 1992 : 288).

2) Validitas konstruk merupakan derajat yang menunjukkan bahwa


suatu instrument dapat mengukur sebuah konstruk sementara atau
hypothetical construct (Sukardi, 2004 : 2004).

Construct validity dipilih bila fenomena tidak dapat diukur secara


langsung sehingga pengukuran dilakukan terhadap indikator-
indikator atau unsur-unsur yang membentuk construct atau
konsep tersebut.

2. Reliabilitas
a. Pengertian Reliablitas
Reliabilitas instrumen adalah tingkat konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuah
alat ukur, meskipun dipakai secara berulang-ulang pada subjek yang sama atau
berbeda. Dengan demikian suatu instrumen dikatakan reliabel bila mampu
mengukur sesuatu dengan hasil yang konsisten (ajeg).
b. Cara menentukan indeks reliabilitas
Ada beberapa cara untuk menentukan indeks reliabilitas instrumen, yaitu :
metoda belah dua, metode tes ulang, metoda kesamaan rasional, dan metoda
paralel (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 254).
1) Metoda belah dua
Metoda belah dua dilakukan dengan jalan memilah satu instrument ke
dalam dua bagian yang sama banyak, bagian pertama memuat unsure
yang bernomor ganjil dan bagian lain untuk yang bernomor genap.

2) Metoda tes ulang

Anggapan dasar metoda ini adalah suatu instrument memiliki


reliabilitas yang tinggi bila dipergunakan pada subjek-subjek yang
sama dengan waktu yang berbeda namun hasilnya sama atau
mendekati sama.

3) Metoda kesamaan rasional

Metode ini dikembangkan oleh Kuder dan Richarson dengan titik


tekan kesamaan semua butir pertanyaan yang ada pada instrument tes,
baik pada ranah maupun tingkat kesukarannya. Artinya metoda ini
hanya dimaksudkan untuk mengukur reliabilitas yang mempunyai
satu sifat (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 256).

4) Metoda paralel

Metoda paralel sering pula disebut reliabilitas bentuk setara (equivalent-


form reliability), yang mempunyai dua bentuk instrument. Metoda
parallel dilakukan dengan dua kemungkinan. Pertama, dua orang
peneliti menggunakan instrument yang sama untuk mengukur variabel
yang sama dengan menggunakan responden dan waktu yang sama.
Kedua, peneliti tunggal menggunakan instrumen yang berbeda untuk
mengukur variabel yang sama dengan menggunakan responden dan
waktu yang sama pula.

Anda mungkin juga menyukai