DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
a. Semualarutanbakuparasetamoldiukurpadapanjanggelom
Semua larutan baku parasetamol diukur pada panjang gelombang
bangmaksimumnya
maksimumnya (panjang gelombang maksimum parasetamol yang
(panjanggelombangmaksimumparasetamol yang
diambil dari hasil percobaan sebelumnya).
diambuldarihasilpercobaansebelumnya).
5.3 Preparasi sampel paracetamol dan penetapan kadar (Menurut FI)
campur
saring
220 0.245
222 0.253
224 0.264
226 0.273
228 0.278
230 0.285
232 0.29
234 0.3
236 0.31
238 0.315
240 0.322
246 0.285
248 0.28
250 0.265
252 0.255
254 0.24
256 0.222
258 0.21
260 0.2
262 0.195
264 0.18
266 0.165
268 0.15
270 0.11
Kurva:
y = -0.0027x + 0.907
Paracetamol R² = 0.5209
0.4
0.3
Absorbansi
0.2
0.1
0
0 50 100 150 200 250 300
panjang gelombang (nm)
V1.M1 = V2.M2
a. Volume 1 ml
𝑉1. 𝑀1 1,0 𝑥 200
=
𝑉2. 𝑀2 25 𝑥 𝑀2
M2 = 8 mg/ml (ppm)
b. Volume 1,5 ml
𝑉1. 𝑀1 1,5 𝑥 200
=
𝑉2. 𝑀2 25 𝑥 𝑀2
M2 = 12 mg/ml (ppm)
c. Volume 2 ml
𝑉1. 𝑀1 2,0 𝑥 200
=
𝑉2. 𝑀2 25 𝑥 𝑀2
M2 = 16 mg/ml (ppm)
d. Volume 2,5 ml
𝑉1. 𝑀1 2,5 𝑥 200
=
𝑉2. 𝑀2 25 𝑥 𝑀2
M2 = 20 mg/ml (ppm)
e. Volume 3 ml
𝑉1. 𝑀1 3 𝑥 200
=
𝑉2. 𝑀2 25 𝑥 𝑀2
M2 = 24 mg/ml (ppm)
y = 0.0384x - 0.0974
paracetamol R² = 0.9533
1
0 5 10 15 20 25 30
absorbansi
0.1
konsentasi sampel
= 12.58 ppm
Dilakukan pengenceran 100x, maka konsentrasi paracetamol sebenarnya adalah
𝜇𝑔 𝜇𝑔
12.58 𝑚𝑙 × 100 = 1258 𝑚𝑙 = 1.258 mg/ml.
= 586.67 mg
Paracetamol rata-rata ≈ paracetamol murni
x ≈ paracetamol murni yang dibutuhkan
586.67 mg ≈ 500 mg
x ≈ 150 mg
150 𝑚𝑔𝑥 586.67 𝑚𝑔
x= 500 𝑚𝑔
x = 176,3 mg
Selanjutnya, setelah dilakukan pengenceran, diperoleh paracetamol dengan
konsentrasi 176.3mg/120ml atau 1.469 mg/ml.
= 85.63 % b/b.
7. PEMBAHASAN
Pada praktikum percobaan pertama yaitu penetapan kadar parasetamol
dalam tablet dengan spektrofotometri UV-Vis menggunakan kurva kalibrasi dan
persamaan garis regresi linier.
Parasetamol dianalisis kadarnya dengan menggunakan spektrofotometer
karena secara struktur diketahui bahwa paracetamol mempunyai gugus kromofor
dan gugus auksokrom yang menyebabkan senyawa ini dapat menyerap radiasi
pada daerah ultraviolet. Paracetamol mempunyai spectrum ultraviolet dalam
suasana asam pada panjang gelombang 245 nm.
Pembuatan preparasi dengan penimbangan bobot masing-masing tablet
paracetamol, untuk pembuatan 1 sampel digunakan 3 tablet paracetamol.
Digunakan 3 tablet bertujuan untuk meningkatkan homogenitas kandungan
parasetamol pada masing-masing tablet, karena pada satu tablet dengan tablet
yang lain tidak mengandung bobot parasetamol yang sama. Berat total 5 tablet
yang digunakan pada sampel 1, 2, 3 adalah 580mg, 600mg dan 580mg. Masing-
masing tablet digerus hingga homogen lalu ditimbang parasetamol serbuk tersebut
setara dengan 150mg parasetamol. Serbuk parasetamol dilarutkan dengan 50ml
NaOH 0,1N dan ditambahkan aquadest sampai tanda batas 100ml pada labu takar
lalu dikocok hpmpgen selama 10 menit untuk mengoptimalkan paracetamol larut
sempurna dalam NaOH 0,1 N. Hasil pengenceran tersebut ditambahakan kembali
aquadest secukupnya hingga 20ml, dicampurkan kemudian disaring. Filtrate
sebanyak 10ml diencerkan dengan aquadest secukupnya hingga 100ml. hasil
pengenceran yang didapat diambil kembali sebanyak 10ml dan ditambahkan
10ml larutan NaOH 0,1 N.
Dalam kegiatan praktikum penentuan parasetamol , terlebih dahulu
disiapkan larutan stok baku, yaitu larutan yang telah diketahui konsentrasi 0,02
mg/ml dengan menimbang 10 mg parasetamol, dimasukkan ke dalam labu ukur
50ml, kemudian ditambahkan larutan NaOH 0,1 N hingga tanda batas dan
dikocok hingga homogen. Dibuat larutan siap ukur parasetamol sebanyak 5
larutan dengan seri 1,0 ml; 1,5 ml; 2,0ml; 2,5 ml, 3ml.
Pada spektrofotometer membutuhkan penentuan panjang gelombang
maksimum dimana panjang gelombang maksimum merupakan panjang
gelombang yang memberikan absorbansi maksimal terhadap kompleks warna
yang terbentuk dari analit. Penentuan panjang gelombang maksimal dilakukan
dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang
dari suatu larutan baku pada konsentrasi tertentu sehingga diperoleh kurva
kalibrasi maka larutan strandar (senyawa murni obat) dibuat dalam 5 konsentrasi.
Dalam percobaan ini dibuat larutan baku dengan konsentrasi 8 ppm, 12 ppm, 16
ppm, 20 ppm, 24 ppm.
Sebelum dilakukan serapan, maka harus ditentukan panjang gelombang
maksimumnya terlebih dahulu. Alsan penggunaan panjang gelombang maksimum
yakni panjang gelombang maksimum memiliki kepekaan maksimal karena terjadi
perubahan absorbansi yang paling besar serta pada panjang gelomang maksimum
bentuk kurva kalibrasi memenuhi hukum Lambert Beer. Dari percobaan ini
diperoleh panjang gelombang maksimum untuk paracetamol 242 nm dengan
absorbansi 0,323. Hasil panjang gelombang ini sedikit menyimpang dari literatur
yang menyatakan bahwa panjang gelombang paracetamol 243 nm
(Galichet,2004). Penyimpangan ini disebabkan oleh pengambilan larutan baku
paracetamol yang kurang tepat. Penyimpangan juga dapat disebabkan karena
kuvet yang digunakan kurang bersih dan banyak cairan yang masih terdapat pada
kuvet. Berikut ini adalah kurva hubungan absorbansi larutan baku paracetamol
dengan panjang gelombang pada rentang 220-270 nm.
Setelah diperoleh absorbasi sampel pada analisis spektrofotometer
kemudian dihitung dan dihubungkan antara hasil kurva kalibrasi dan absorbansi
sampel berdasarkan perhitungan y= bx +a. Setelah persamaan garis diperoleh
maka kadar paracetamol dapat dihitung. Pengukuran konsentrasi obat dalam
sampel berdasarkan hukum Lambert-Beer. Hukum Lambert Beer menyatakan
hubungan linearitas antara absorban dengan konsentrasi larutan analit dan
berbanding terbalik dengan transmitan. Hasil perhitungan kadar paracetamol
adalah 85,63%.
8. PENUTUP
8.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum penetapan kadar paracetamol yang
telah dilakukan menggunakan spektrofotometri UV-Vis diperoleh kadar
parasetamol dalam sampel sebesar 85,63%.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, F., Thiam S,C., and Yahya, S. 2013. Bio-template Synthesis of Silika
Ruthenium Catalyst of Benzylation of Toluene. Journal of Physical
Science. Vol. 24. No. 1.
Audu, Sani Ali., Taiwo, Alemika Emmanuel., Mohammed, Bala Fatima., Musa,
Maiduguri, Nigeria.
Waktu Kelarutan Parasetamol Pada Uji Disolusi, Jurnal Nusa Kimia, Vol.
8/ Bandung.
Wunas, Yeanny dan Susanti. 2011. Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif (revisi
kedua). Makassar : Laboratorium Kimia Farmasi Fakultas Farmasi
UNHAS