Anda di halaman 1dari 86

JURNAL

TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI
Vol 1 No 1 Desember 2012

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA MEDAN
JURNAL
TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI
Vol 1 No 1 Desember 2012

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA MEDAN
JURNAL
TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI
Vol 1 No 1 Desember 2012

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah jurnal ilmiah, dengan visi menjadi media informasi
dan komunikasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta sebagai rekomendasi dalam penyusunan
kebijakan pemerintah di bidang TIK

Pengarah
Kepala Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo
Aizirman Djusan, M. Econ

Penanggungjawab
Kepala BBPPKI Medan
Drs. Waladdin Siagian

Ketua Dewan Redaksi


Erisva Hakiki Purwaningsih, M.Kom

Anggota Dewan Redaksi Peer Reviewer/Mitra Bestari


Dr. Gustianingsih, M. Hum Prof. Dr. Muhammad Zarlis, M. Sc
Dr. Esther S.M. Nababan, M. Sc Prof. Dr. Opim Salim Sitompul, M. Sc
Jarudo Damanik, S.Kom Dr. Poltak Sihombing, M.Kom
Meilinia Diakonia Br. Ginting, S. Kom Dr. Erna Budhiarti Nababan, MIT

Ketua Redaksi Pelaksana


Marudur Pandapotan Damanik, ST

Anggota Redaksi Pelaksana


Moh. Muttaqin, ST
Maulia Jayantina Islami, S. Kom, MT
Oktolina Simatupang, S. Sos

Sekretaris Dewan Redaksi


Vita Pusvita, ST
Erwin Antonius Manurung, ST

Sekretariat Redaksi
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Medan
Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Komunikasi dan Informatika
Jl. Tombak, No. 31 Medan, Sumatera Utara – Telp/Fax. (061) 6639817

2 Email: jtik.kominfo@gmail.com
PENGANTAR REDAKSI

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas
terbitnya Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BBPPKI) Medan untuk pertama kali, Volume I
Nomor I Desember 2012.
Sesuai rencana program BBPPKI Medan, Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi
akan terbit dua (2) kali dalam setahun secara periodik dengan tujuan mempublikasikan ide-
ide dan temuan para peneliti Komunikasi dan Informatika yang telah tertuang dalam bentuk
tulisan sehingga mampu memberikan pencerahan, perspektif dan ekspektasi tentang
pentingnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam membangun masyarakat
informasi. Hasil-hasil penelitian tersebut diharapkan mampu memberikan pertimbangan
dan solusi yang dibutuhkan oleh para stakeholder untuk mengambil keputusan dan
pembuatan kebijakan.
Oleh karena itu, kepada semua pihak, khususnya peneliti, akademisi, praktisi
teknologi informasi dan komunikasi, diharapkan dapat berpartisipasi menyumbangkan ide
dan pemikiran yang telah tertuang dalam bentuk tulisan ilmiah, terutama hasil penelitian
bidang komunikasi dan informatika.
Pada edisi perdana ini kami menerbitkan enam (6) tulisan, yaitu “Kompetensi
Pengelola dalam Mengatasi Permasalahan Teknis pada Pusat Layanan Informasi
Kecamatan”. Dalam tulisan ini, Marudur Pandapotan Damanik menjelaskan bahwa
kompetensi teknis pengelola PLIK di bidang TIK masih dirasa belum cukup memadai dan
masih perlu untuk ditingkatkan. Hal ini didasarkan pada unit kompetensi yang terdapat
pada SKKNI bidang Computer Technical Support. Selanjutnya Vita Pusvita menulis tentang
“Analisis Teknis Kualitas Layanan Jaringan Pusat Layanan Internet Kecamatan di Kota
Banda Aceh” dan menjelaskan bahwa Parameter QoS berupa throughput, delay, packet loss
dan jitter tidak dapat dipisahkan antara yang satu dan lainnya dalam menentukan suatu
kualitas layanan jaringan. Jika salah satu parameter termasuk dalam kategori kurang baik
maka hal ini dapat menurunkan kualitas layanan jaringan secara keseluruhan. Wicaksono
Febrianto menulis “Perancangan Knowledge Management System Berorientasi Proses
Bisnis (Studi Kasus Balai Diklat Metrologi Kementerian Perdagangan)”. Hasil analisis
menunjukkan bahwa secara umum semua proses bisnis belum mengoptimalkan semua
komponen yang terdapat dalam framework pemodelan knowledge process dari Strohmaier
yang dimodifikasi menggunakan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.12
tahun 2011 mengenai Pedoman Penataaan Tatalaksana (business process). Jarudo Damanik
menulis tentang “Kajian Implementasi Watchguard Firebox Seri 125e Sebagai Penyaring
Konten pada Jaringan Kantor Pemerintah Kota Batam”. Penyaring konten yang dipakai di
Kantor Pemerintah Kota Batam adalah firebox seri 125e yang memiliki keunggulan
melakukan blok terhadap konten sebuah website secara menyeluruh. Pendeteksian virus,
worm maupun gerakan yang mengarah pada tindakan berupa hack dapat berjalan secara
maksimal melalui perangkat ini. Tasmil melakukan kajian Wireless Intrusion Detection
System untuk mendeteksi serangan Denial of Service terhadap jaringan wireless. Dalam
penerapan, metode WIDS menggunakan tools Snort-Wireless yang berjalan pada sistem

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012

3
operasi Linux. Sistem tersebut diuji dengan serangan Denial of Service menggunakan tools
Engage Packet Builder. Paket serangan kemudian dideteksi sebagai sebuah serangan Denial
of Service melalui hasil monitoring paket jaringan. Tasmil menjelaskan penelitiannya dalam
tulisan “Perfomansi Wireless Intrusion Detection System (WIDS) Berbasis Snort untuk
Mendeteksi Serangan Denial of Service”. Moh. Muttaqin melakukan Pengujian yang
menghasilkan nilai-nilai kecepatan berupa angka yang dikonversikan dalam satuan Mega bit
per second (Mbps) dan telah dituangkan dalam tulisan “Analisis Perbandingan Kecepatan
Koneksi Internet PC Client Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) dengan Warnet di
Kota Banda Aceh”. Temuan penelitian menunjukkan kecepatan download PC client PLIK
hanya setengah kecepatan download PC client warnet, sementara kecepatan upload PLIK
dan warnet tidak terpaut jauh.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca
sekalian.

Salam,

Redaksi

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012

4
DAFTAR ISI

Pengantar Redaksi 3

Daftar Isi 4

Lembar Abstrak 5

Kompetensi Pengelola dalam Mengatasi Permasalahan Teknis pada Pusat


Layanan Internet Kecamatan
Marudur Pandapotan Damanik 11

Analisis Teknis Kualitas Layanan Jaringan Pusat Layanan Internet


Kecamatan di Kota Banda Aceh
Vita Pusvita 25

Perancangan Knowledge Management System Berorientasi Proses Bisnis


(Studi Kasus Balai Diklat Metrologi Kementerian Perdagangan)
Wicaksono Febriantoro 37

Kajian Implementasi Watchguard Firebox Seri 125e Sebagai Penyaring


Konten pada Jaringan Kantor Pemerintah Kota Batam
Jarudo Damanik 51

Perfomansi Wireless Intrusion Detection System (WIDS) Berbasis Snort


untuk Mendeteksi Serangan Denial of Service
Tasmil 59

Analisis Perbandingan Kecepatan Koneksi Internet PC Client Pusat Layanan


Internet Kecamatan (PLIK) dengan Warnet di Kota Banda Aceh
Moh. Muttaqin 67

Pedoman Penulisan Naskah 81

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012

5
JURNAL
TEKNOLOGI
INFORMASI DAN
KOMUNIKASI
Vol 1 No 1 Desember 2012

Kata kunci yang dicantumkan adalah istilah bebas. Lembaran abstrak ini boleh dikopi
tanpa izin dan biaya.

Marudur P. Damanik | BBPPKI Medan This study aimed to describe how


management’s competencies play role in
JTIK Vol 1 No 1 Desember 2012
overcoming technical issues on the subdistrict
KOMPETENSI PENGELOLA DALAM internet center (PLIK) in Pontianak District,
MENGATASI PERMASALAHAN TEKNIS PADA West Kalimantan. It uses qualitative
PUSAT LAYANAN INTERNET KECAMATAN approach and anayzed descriptively. The
information was collected through field
Penelitian ini bertujuan untuk studies by performing in-depth interviews to
menggambarkan bagaimana kompetensi PLIK managers in 9 locations and also the
pengelola Pusat Layanan Internet authorized officer in the department of
Kecamatan (PLIK) dalam mengatasi transportation who responsible for handling
permasalahan teknis yang terjadi pada PLIK telecommunication affairs. This study also
di Kabupaten Pontianak Provinsi Kalimantan perform some observations and literature
Barat. Penelitian ini menggunakan review. The result shows that the technical
pendekatan kualitatifdan dianalisis secara knowledge and proficiency of the managers
deskriptif. Pengumpulan data dilakukan are still inadequate, where they are only able
dengan cara mewawancarai para pengelola to use computer in general and common
di 9 (sembilan) lokasi PLIK dan pihak Dinas applications. Likewise, they are also
Perhubungan, Kebudayaan dan Pariwisata considered lack of skills in dealing with
Kabupaten Pontianak, disamping melakukan technical issues. Another finding that quite
observasi dan studi literatur. Hasil penelitian significant is about the PLIK implementation
menemukan bahwa kompetensi teknis that is not as expected, because there are 4
pengelola PLIK terasa kurang memadai, PLIKs that cannot be utilized, and the illegal
dimana umumnya pengelola hanya mampu use of proprietary operating system.
menggunakan komputer dan aplikasi secara
umum, sedangkan dalam aspek Keywords: Competence, Human resource,
troubleshooting dan penanganan Telecenter, PLIK, Technical issues
permasalahan teknis masih sangat kurang.
Temuan lainyang dirasa cukup signifikan
adalah implementasi PLIK yang tidak sesuai Vita Pusvita | BBPPKI Medan
yang diharapkan, dimana terdapat 4 (empat) JTIK Vol 1 No 1 Desember 2012
lokasi PLIK yang terbengkalai dan
penggunaan sistem operasi non open source ANALISIS TEKNIS KUALITAS LAYANAN
pada perangkat komputer. JARINGAN PUSAT LAYANAN INTERNET
KECAMATAN DI KOTA BANDA ACEH
Kata Kunci: Kompetensi, SDM,
Telecenter, PLIK, Penelitian ini membahas mengenai
Permasalahan teknis analisis teknis kualitas layanan jaringan
PLIK di Kota Banda Aceh. Pusat Layanan
MANAGEMENT’S COMPETENCIES IN
Internet Kecamatan (PLIK) yang didirikan
OVERCOMING TECHNICAL ISSUES ON
oleh Kementerian Komunikasi dan
SUBDISTRICT INTERNET CENTER Informatika kurang mendapat perhatian

6 Lembar Abstrak | Abstract Sheet


masyarakat sehingga banyak yang measurement are numbers that describe
terbengkalai, rusak dan berubah menjadi Quality of Service. In Banda Aceh, there are
warnet komersial. Salah satu faktor yang only 3 of 11 PLIK that are well operated, they
mempengaruhi minat masyarakat secara are PLIKBaiturrahman, Syiah Kuala, and
teknis adalah kualitas layanan jaringan Lheung Bata. Based on the measurement,
yang disediakan. Berkaitan dengan hal ini PLIK Baiturrahman and Syiah Kuala have
Banda Aceh diakui menjadi salah satu kota di met all the standards of QoS parameters,
Indonesia yang terdepan dalam mengadopsi while in PLIK Lheung Bata, the measurement
perkembangan teknologi dan informasi, of packet loss has not met the ITU standard
khususnya internet. Oleh karena itu, Banda yet and the other parameters have met it.
Aceh diharapkan dapat mengadopsi PLIK
Keywords: Sub-District Internet Service
dengan baik. Penelitian ini menggunakan
Center, Quality of Service, Banda
metode deskriptif dengan pendekatan
Aceh
kuantitatif. Di dalam penelitian ini dilakukan
pengukuran terhadap parameter-parameter
QoS berupa throughput, jitter, delay dan
packet loss dengan menggunakan Wireshark. Wicaksono Febriantoro | Balai Diklat
Hasil pengukuran berupa angka-angka yang Metrologi
menggambarkan kualitas layanan jaringan. JTIK Vol 1 No 1 Desember 2012
Di Kota Banda Aceh, dari 11 PLIK, hanya ada
3 PLIK yang beroperasi yaitu PLIK PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT
Baiturrahman, Syah Kuala, dan Lheung Bata. SYSTEM BERORIENTASI PROSES BISNIS
Berdasarkan hasil pengukuran, PLIK Syiah (Studi Kasus Balai Diklat Metrologi
Kuala dan Baiturrahman memenuhi semua Kementerian Perdagangan)
standar parameter QoS, sedangkan pada
PLIK Lheung Bata, hasil pengukuran packet Dalam penelitian ini dirancang
loss belum memenuhi standar ITU dan Knowledge Management System (KMS)
parameter QoS lainnya sudah memenuhi berorientasi proses bisnis di dalam lembaga
standar. diklat pemerintahan menggunakan tools dan
metode pemodelan knowledge process dan
Kata Kunci: PLIK, Kualitas Layanan, Banda perancangan knowledge infrastructure dari
Aceh Strohmaier. Proses bisnis yang menjadi studi
TECHNICAL ANALYSIS OF SERVICE NETWORK kasus pada penelitian ini yaitu proses bisnis
QUALITY IN SUB-DISTRICT INTERNET SERVICE Widya Iswara (WI) di Balai Diklat Metrologi
CENTER IN BANDA ACEH Kementerian Perdagangan. Identifikasi dan
Analisis awal menunjukkan dari 10 proses
This research is about technical bisnis yang dianalisis, 7 proses bisnis belum
analysis of network service quality in Sub- lengkap teridentifikasi knowledge process-
District Internet Service Center in Banda nya. Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan
Aceh. Sub-District Internet Service Center bahwa secara umum semua proses bisnis
that is built by Ministry of Communication belum mengoptimalkan semua komponen
and Information Technology is getting less dari knowledge creation sampai dengan
public attention, so that many of them are knowledge application. Hasil perancangan
neglected, damaged and turned into a knowledge process yang telah dilengkapi
commercial internet cafe. Technically, one of menghasilkan 53 tahapan proses (ada
the factors that affect the public interest is tambahan 19 tahapan proses baru). Proses
Quality of service (QoS) that is provided. In baru ini sebagian besar ada pada knowledge
this regard, Banda Aceh is recognized as one transfer dan knowledge application yang
of the cities in Indonesia at the fore front of telah terdefinisi. Selain itu dihasilkan juga
adopting information and technology rancangan arsitektur KMS dan Information
developments, particularly the internet. Technology (IT Tools) sebagai knowledge
Therefore, Banda Aceh is expected to adopt infrastructure pendukungnya. IT Tools yang
PLIK well. This research uses descriptive ada diharapkan dapat mendukung 2 strategi
method with quantitative approach. The QoS knowledge process yaitu strategi kodifikasi
parameters consists of throughput, jitter, (mengelola pengetahuan yang
delay and packet loss by using Wireshark is terdokumentasi) dengan alternatif teknologi
measured in this research. Result of pendukung Document/Content Management

Lembar Abstrak | Abstract Sheet 7


berupa Wiki dan Blog, Search System, Knowledge
Engine/Information Retrieval System dan Infrastructure.
Expert Locator serta strategi personalisasi
(mengelola tacit knowledge) dengan
alternatif teknologi pendukung Working Jarudo Damanik | BBPPKI Medan
Group/Community of Practice Tool, virtual
work space application dan discussion group JTIK Vol 1 No 1 Desember 2012
based application. KAJIAN IMPLEMENTASI WATCHGUARD
Kata Kunci: Proses Bisnis, Knowledge Process, FIREBOX SERI 125e SEBAGAI PENYARING
Knowledge Management system, KONTEN PADA JARINGAN KANTOR
Knowledge Infrastructure. PEMERINTAH KOTA BATAM

BUSINESS PROCESS ORIENTED KNOWLEDGE Kajian implementasi sistem penyaring


MANAGEMENT SYSTEM DESIGN konten telah dilakukan di Kantor Pemerintah
Kota Batam. Penyaring konten yang dipakai
(Case Study of Metrology Training Centre, adalah firebox seri 125e yang memiliki
Ministry of Trade Republic of Indonesia) keunggulan melakukan blok terhadap konten
The aim of this study is to desig a sebuah website secara menyeluruh.
business proces-oriented Knowledge Pendeteksian virus, worm maupun gerakan
yang mengarah pada tindakan berupa hack
Management System (KMS) in government
dapat berjalan secara maksimal melalui
training institutions using the tools and
perangkat ini. Namun pemblokiran seluruh
knowledge modeling methods and knowledge
infrastructure process design of Strohmaier. konten yang terdapat pada sebuah website
Lecturer (WI) business process is the main memunculkan permasalahan, karena tidak
case study for this research. The preliminary semua konten yang terdapat pada sebuah
situs tersebut negatif. Penelitian ini
identification and analysis showed that 7 of
10 business processes have not been fully menggunakan metoda kualitatif untuk
melihat sejauh mana penggunaan konten
identified in terms of their knowledge
processes. The further analysis showed that filtering dilakukan di Kantor Pemerintahan
in general, all business processes have not Kota Batam. Kajian ini diharapkan menjadi
been optimized yet to fulfill all the masukan Pemerintah Kota Batam untuk
menentukan penggunaan konten filtering
components of knowledge creation to
knowledge application. The results of the yang efektif. Disarankan untuk menciptakan
sebuah perangkat yang mampu mendeteksi
completed knowledge process design showed
sebuah konten page per page, sehingga
that there are 53 stages of the process (there
are new additional 19 stages of the process). proses penyeleksian konten dapat dilakukan
The new processes are largely on the secara relevan.
knowledge transfer and knowledge Kata Kunci: Penyaring konten, firebox 125e
application that have been defined. In series, pendeteksian
addition, KMS architecture and IT tools as
supporting knowledge infrastructure designs A STUDY ON THE IMPLEMENTATION OF
are defined. The IT tools are expected to WATCHGUARD FIREBOX 125e SERIES AS A
support two knowledge process strategies : CONTENT FILTER IN BATAM LOCAL
the codification strategy (to manage the GOVERNMENT’S NETWORK
documented knowledge) with the supporting A study on the implementation of the
IT Tools such as document / content content filtering system has been done in
management system in the form of wiki and Batam local government’s network. The
blog, search engine / information retrieval content filter used is firebox 125e series
system, expert locator and the which has the adventage to block all of
personalization strategy (to manage the tacit website content. Detection of viruses, worms
knowledge) with the supporting IT Tools such and the movement that led to the action of a
as working/community of practice tool, hack to run the maximum through this
virtual work space application dan discussion device. However, blocking all content on the
group based application. website raises a problem because not all of
Keywords: Business Processes, Knowledge the website content is negative. In this
Process, Knowledge Management researh we apply qualitative method to see

8 Lembar Abstrak | Abstract Sheet


how far content filtering has been used in the Denial of Service attacks by 54 %. It is
Batam Local Government’s Network. This argued that the method might be suitable for
study is expected to provide input Batam a solution of wireless network security.
Local Government to determine effective
Keywords: Wireless Network, WIDS, Denial
content filtering. It is recomended to create a
of Service
capable device to detect page per page, so the
selection process can be carried out relevant
content.
Moh. Muttaqin | BBPPKI Medan
Keywords: Content filtering, firebox 125 e
series, detection JTIK Vol 1 No 1 Desember 2012
ANALISIS PERBANDINGAN KECEPATAN
KONEKSI INTERNET PC CLIENT PUSAT
Tasmil | BBPPKI Makassar LAYANAN INTERNET KECAMATAN (PLIK)
JTIK Vol 1 No 1 Desember 2012 DENGAN WARNET DI KOTA BANDA ACEH

PERFOMANSI WIRELESS INTRUSION Pusat Layanan Internet Kecamatan


DETECTION SYSTEM (WIDS) BERBASIS SNORT (PLIK) merupakan program pemerintah
UNTUK MENDETEKSI SERANGAN DENIAL OF melalui Kementerian Komunikasi dan
Informatika dalam upaya pemerataan
SERVICE
informasi dan memasyarakatkan internet
Telah dilakukan kajian Wireless sehat. Kenyataannya, keberlangsungan
Intrusion Detection System untuk mendeteksi program PLIK banyak menghadapi kendala,
serangan Denial of Service terhadap jaringan terutama kalah populer dibandingkan
wireless. Dalam penerapan metode WIDS dengan warnet yang memiliki segmentasi
menggunakan tools Snort-Wireless yang konsumen yang sama. Penelitian ini
berjalan pada sistem operasi Linux. Sistem bertujuan menganalisis perbandingan
tersebut diuji dengan serangan Denial of kecepatan koneksi PC client PLIK dengan
Service menggunakan tools Engage Packet warnet. Penelitian ini menggunakan metode
Builder. Paket serangan kemudian dideteksi deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
sebagai sebuah serangan Denial of Service melalui pengujian kecepatan koneksi
melalui hasil monitoring paket jaringan. menggunakan alat uji kecepatan online.
Hasil penelitian yang telah dilakukan, Pengujian ini menghasilkan nilai-nilai
metode Wireles Intrusion Detection System kecepatan berupa angka yang dikonversikan
mampu mendeteksi serangan Denial of dalam satuan Mega bit per second (Mbps).
Service dengan performasi 54%. Metode Temuan penelitian menunjukkan kecepatan
tersebut dapat menjadi solusi keamanan download PC client PLIK hanya setengah
jaringan nirkabel dari serangan yang setiap kecepatan download PC client warnet,
saat dapat mengancam. sementara kecepatan upload PLIK dan
warnet tidak terpaut jauh. Tren perubahan
Kata kunci: Jaringan nirkabel, WIDS, Denial
kecepatan koneksi internet pada PLIK terus
of Service
menurun seiring perjalanan waktu pagi ke
PERFORMANCE OF WIRELESS INTRUSION sore, sedangkan tren perubahan kecepatan
DETECTION SYSTEM BASED SNORT FOR pada warnet hanya kembali meningkat di
DETECTING DENIAL OF SERVICE ATTACKS waktu sore setelah menurun di waktu siang.
Performance of Wireless Intrusion Kata Kunci: Pusat Layanan Internet
Detection System to detect Denial of Service Kecamatan, warnet, PC client,
against wireless network has been studied. kecepatan koneksi internet
The implementation of this method have been COMPARATIVE ANALYSIS OF PC CLIENT
performed using snort-wireless tools. The INTERNET CONNECTION SPEED BETWEEN SUB
system was tested with Denial of Service
DISTRICT INTERNET ACCESS (PLIK) AND
attacks using tools Engage Packet Builder.
INTERNET CAFE IN BANDA ACEH
Packet attack was then detected as a denial
of service attacks through the monitoring Sub-District Internet Access (PLIK) is
network packets. From the study, it has been the governmental program conducted by
obtained that the Wireless Intrusion Ministery of Information and Communication
Detection System were succeded in detecting Technology (MICT) in order to evenly

Lembar Abstrak | Abstract Sheet 9


distribute information and socializing safe
internet usage. In fact, the implementation of
PLIK faced many problems, especially it is less
popular compared to internet cafe that has
similar consumer segmentation. This
research aimed to analyze the comparison of
PC client connection speed between PLIK and
internet cafe, using descriptive method and
quantitative approach by testing the
connection speed utilizing online tester. This
test shows the connection speed in numeric in
Mega bit per second (Mbps).The research
found that the PLIK’s download speed is only
a half of internet cafe’s, while comparison of
the upload speed is not significantly different.
The speed changes trend in PLIK’s internet
connection speed is decreased steadily from
morning to afternoon, while internet cafe’s is
increased in the afternoon, after decreased at
noon.
Keywords: Sub District Internet Access,
internet cafe, PC client, internet
connection speed

10 Lembar Abstrak | Abstract Sheet


JURNAL
TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI Vol 1 No 1 Desember 2012

KOMPETENSI PENGELOLA DALAM MENGATASI PERMASALAHAN


TEKNIS PADA PUSAT LAYANAN INTERNET KECAMATAN

MANAGEMENT’S COMPETENCIES IN OVERCOMING TECHNICAL


ISSUES ON SUBDISTRICT INTERNET CENTER

Marudur P. Damanik
Kementerian Komunikasi dan Informatika
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Medan
Jl. Tombak No. 31 Medan
marudur.p.d@kominfo.go.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana kompetensi pengelola


Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) dalam mengatasi permasalahan teknis yang
terjadi pada PLIK di Kabupaten Pontianak Provinsi Kalimantan Barat. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatifdan dianalisis secara deskriptif. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara mewawancarai para pengelola di 9 (sembilan) lokasi PLIK dan
pihak Dinas Perhubungan, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pontianak, disamping
melakukan observasi dan studi literatur. Hasil penelitian menemukan bahwa kompetensi
teknis pengelola PLIK terasa kurang memadai, dimana umumnya pengelola hanya mampu
menggunakan komputer dan aplikasi secara umum, sedangkan dalam aspek
troubleshooting dan penanganan permasalahan teknis masih sangat kurang. Temuan
lainyang dirasa cukup signifikan adalah implementasi PLIK yang tidak sesuai yang
diharapkan, dimana terdapat 4 (empat) lokasi PLIK yang terbengkalai dan penggunaan
sistem operasi non open source pada perangkat komputer.

Kata kunci: Kompetensi, SDM, Telecenter, PLIK, Permasalahan teknis

ABSTRACT

This study aimed to describe how management’s competencies play role in


overcoming technical issues on the subdistrict internet center (PLIK) in Pontianak District,
West Kalimantan. It uses qualitative approach and anayzed descriptively. The information
was collected through field studies by performing in-depth interviews to PLIK managers in
9 locations and also the authorized officer in the department of transportation who
responsible for handling telecommunication affairs. This study also perform some
observations and literature review. The result shows that the technical knowledge and
proficiency of the managers are still inadequate, where they are only able to use computer
in general and common applications. Likewise, they are also considered lack of skills in
dealing with technical issues. Another finding that quite significant is about the PLIK
implementation that is not as expected, because there are 4 PLIKs that cannot be utilized,
and the illegal use of proprietary operating system.

Keywords: Competence, Human resource, Telecenter, PLIK, Technical issues

Kompetensi Pengelola Dalam Mengatasi... | Marudur Pandapotan Damanik 11


Kompetensi Pengelola Dalam Mengatasi... | Marudur Pandapotan Damanik

PENDAHULUAN terhadap kehidupan masyarakat di


Saat ini masyarakat dunia dunia. Sebuah konferensi tingkat
bergerak dan berevolusi menuju ke tinggi bernamaWorld Summit on the
sebuah tatanan baru yang dikenal Information Society (WSIS) yang
sebagai era informasi atau diprakarsai oleh Perserikatan Bangsa
masyarakat informasi. Sebuah Bangsa (PBB) bersama dengan
masyarakat informasi digambarkan International Telecommunication
sebagai sebuah bangsa dimana Union (ITU) menekankan bahwa
mayoritas tenaga kerjanya terdiri betapa pentingnya peranan TIK
dari pekerja informasi, dan informasi sebagai pilar utama menuju
merupakan unsur yang paling masyarakat informasi. Di sisi lain juga
penting.1 Masyarakat informasi tidak disepakati bahwa telah terjadi
lagi menjadikan informasi hanya kesenjangan digital di antara negara-
sebagai sesuatu yang biasa, namun negara maju dan negara-negara
sebagai komoditi atau sesuatu yang berkembang. Maka untuk
berharga hingga dapat dijual kepada mengatasinya para pemimpin
pengguna informasi. Sebuah negara-negara di dunia sepakat untuk
masyarakat informasi terbentuk oleh membuat target bahwa pada tahun
semakin baiknya dunia pendidikan 2015 seluruh desa di setiap negara
dalam menciptakan tenaga-tenaga sudah terhubung dengan TIK, serta
profesional. Perubahan ini juga memastikan bahwa lebih dari
didorong oleh kemajuan teknologi setengah penduduk dunia sudah
yang ditandai dengan munculnya mendapatkan akses kepada teknologi
beragam produk teknologi informasi dan komunikasi.
komunikasi seperti televisi, Dalam mendukung komitmen
komputer, telepon genggam, bahkan WSIS, Pemerintah Republik Indonesia
teknologi internet yang melahirkan dalam hal ini Kementerian
metode-metode komunikasi baru Komunikasi dan Informatika
seperti e-mail, mailing list, serta (Kominfo) memiliki sebuah program
komunitas maya. Perangkat serta yang dinamakan Kewajiban
metode komunikasi ini membuat arus Pelayanan Umum (Universal Service
informasi sedemikian cepat hingga Obligation/USO) di bidang
membuat jarak tidak lagi membatasi telekomunikasi. Program ini
dalam melakukan transfer informasi. dilaksanakan sesuai amanat Undang-
Pada tahun 2003 yang Undang No. 36 Tahun 1999 tentang
kemudian dilanjutkan pada tahun Telekomunikasi, dimana pada pasal
2005 para pemimpin dunia 16 ayat (1) disebutkan bahwa “Setiap
melakukan pertemuan guna jaringan telekomunikasi dan atau
membahas isu-isu yang berhubungan penyelenggara jasa telekomunikasi
dengan teknologi informasi dan wajib memberikan kontribusi dalam
komunikasi (TIK) serta pengaruhnya pelayanan universal.” Program USO

12 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Kompetensi Pengelola Dalam Mengatasi... | Marudur Pandapotan Damanik

ini memiliki agenda untuk lapangan PLIK terasa kurang


memperluas akses informasi dan termanfaatkan. Berbagai kendala dan
komunikasi hingga wilayah permasalahan timbul dalam
perdesaan.Untuk mencapai tujuan implementasinya. Di beberapa lokasi
tersebut, sejak tahun 2003 program terdapat kerusakan perangkat yang
USO telah membuka akses telepon hingga saat ini belum diperbaiki,
umum untuk tiap desa di Indonesia, bahkan salah satu PLIK di Pontianak
dan hingga 2004 telah terbangun tidak beroperasi sejak awal
akses di 5.354 desa. pemasangan.
Sebagai tindak lanjut dari Sebuah penelitian mencoba
penyediaan akses telepon umum di merumuskan strategi
perdesaan, di tahun 2009 program implementasinya, dimana salah satu
USO dilanjutkan dengan membangun poinnya adalah dengan melakukan
Pusat Layanan Internet Kecamatan evaluasi secara langsung ke lokasi-
(PLIK) dengan menyediakan 1 unit lokasi PLIK berada.2 Hal ini bertujuan
server dan 5 unit personal computer untuk dapat memetakan
(PC) client serta akses internet permasalahan-permasalahan yang
melalui koneksi satelit. Program ini terjadi hingga dapat dicarikan solusi
bertujuan untuk membuka akses secara tepat. Namun hal ini tentu
internet ke seluruh wilayah memberatkan mengingat banyaknya
kecamatan khususnya wilayah jumlah PLIK yang dibangun, sehingga
pelosok di Indonesia. Keberadaan sangat membebani baik dalam hal
PLIK dapat dipandang sebagai sebuah waktu maupun biayanya. Solusi
terobosan baru dalam memperluas terbaik adalah dengan memiliki
akses informasi dan komunikasi bagi pengelola PLIK dalam bidang TIK
masyarakat. Dengan adanya PLIK sehingga dapat memberikan
masyarakat khususnya di perdesaan pertolongan pertama ketika
dapat dengan mudah mendapatkan perangkat mengalami masalah.
informasi pertanian, perdagangan, Dengan memiliki pengelola PLIK yang
dan berbagai informasi lain yang berkompeten dalam mengoperasikan
dibutuhkan. Bagi anak-anak PLIK serta melakukan perawatan
juga bermanfaat sebagai media dalam perangkat, diharapkan kerusakan dan
mencari ilmu pengetahuan, serta masalah yang terjadi di PLIK dapat
membiasakan diri dalam diselesaikan dengan cepat dan tidak
menggunakan komputer dan berlarut-larut.
internet. Dari uraian di atas maka
Sesungguhnya program PLIK penelitian ini bertujuan untuk
merupakan langkah nyata menjawab permasalahan yang
pemerintah dalam mengatasi dikerucutkan menjadi 2 (dua) poin,
kesenjangan digital di Indonesia, yaitu pertama, untuk
namun pada pelaksanaanya di menggambarkan kompetensi

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012 13


Kompetensi Pengelola Dalam Mengatasi... | Marudur Pandapotan Damanik

pengelola PLIK, dan yang kedua, bidang tertentu sebagai sesuatu yang
untuk menjelaskan kompetensi apa terpenting, sebagai unggulan di
yang dibutuhkan pengelola dalam bidang tersebut.5 Kompetensi juga
mengatasi permasalahan teknis di dapat dipandang sebagaikarakteristik
PLIK. Hasil penelitian ini diharapkan dasar seseorang yang dapat
dapat menjadi gambaran dari menghasilkan kinerja yang efektif
implementasi PLIK yang telah dan memuaskan dalam sebuah situasi
berjalan, serta diharapkan dapat atau pekerjaan.6 Di sini Spencer dan
memberikan kontribusi dan masukan Spencer mengidentifikasi 5 (lima)
bagi pemerintah melalui jenis karakteristik kompetensi yang
Kementerian Komunikasi dan terdiri dari motif, sifat, konsep diri,
Informatika maupun Pemerintah pengetahuan, dan keterampilan.Motif
Daerah setempat khususnya dalam adalah hal-hal yang menstimulasi
menyelesaikan permasalahan- tindakan seseorang. Motif juga
permasalahan di Pusat Layanan berperan dalam mendorong,
Internet Kecamatan. mengarahkan dan memilih untuk
Kompetensi melakukan suatu tindakan terentu.
Sifat merupakan ciri fisik dan reaksi-
Satu hal yang menjadi kunci
reaksi yang bersifat tetap terhadap
dalam mengimplementasikan
situasi atau ketika menerima
pengelolaan sumber daya manusia
informasi. Konsep diri merupakan
(SDM) yang efektif adalah dengan
sikap, nilai atau gambaran diri yang
peningkatan dan pengembangan
dimiliki seseorang. Pengetahuan
kompetensi SDM pada setiap tugas
adalah informasi yang dimiliki
dan pekerjaan. Hal ini dikarenakan
seseorang pada suatu bidang yang
kompetensi individu biasanya sangat
spesifik. Sedangkan keterampilan
terkait dengan tugas dan kinerja
merupakan kemampuan seseorang
organisasi, dimana peningkatan
dalam melaksanakan tugas-tugas
kompetensi individu akan diikuti
tertentu. Karakteristik kompetensi
dengan peningkatan kualitas kerja
tersebut diwujudkan dalam model
dan kinerja organisasi.3 Kompetensi
kompetensi gunung es dan model
dalam sebuah organisasi atau
kompetensi inti dan permukaan.
perusahaan bertujuan untuk
Dalam model kompetensi
pembentukan dan evaluasi pekerjaan,
gunung es terdapat karakteristik
rekrutmen dan seleksi, pembentukan
kompetensi yang tampak dan yang
dan pengembangan organisasi dan
tersembunyi. Aspek keterampilan
budaya perusahaan, pembelajaran
dan pengetahuan termasuk dalam
perusahaan, manajemen karier, serta
karakteristik kompetensi yang
sistem imbal jasa.4
tampak dan berada di permukaan,
Kompetensi menunjukkan
karena pada kenyataannya
keterampilan atau pengetahuan yang
karakteristik kompetensi ini
dicirikan oleh profesionalisme dalam

14 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Kompetensi Pengelola Dalam Mengatasi... | Marudur Pandapotan Damanik

hanyalah sesuatu yang mudah Namun demikian hal ini juga sangat
dipelajari dan dikembangkan. memungkinkan terjadinya
Sedangkan aspek motif, sifat, dan ketimpangan informasi yang
konsep diri merupakan karakteristik disebabkan oleh tidak meratanya
kompetensi yang sifatnya akses kepada teknologi informasi,
tersembunyi, namun merupakan dimana terdapat suatu wilayah yang
unsur penting yang membedakan sangat kaya akan informasi, namun di
antara orang yang berkinerja lebih lain hal terdapat wilayah yang sangat
unggul dibandingkan dengan orang minim akan informasi. Perbedaan
lain.7 yang sangat kontras terlihat mulai
dari perkembangan infrastruktur
telekomunikasi yang umumnya
terkonsetrasi pada wilayah
perkotaan ataupun ibukota suatu
daerah9, yang berimbas pada tidak
meratanya pembangunan sarana
komunikasi dan informasi, dan
berujung pada terjadinya suatu
Sumber: Spencer and Spencer, 1993
kesenjangan digital (digital divide).
Gambar 1. Model kompetensi
Untuk mengatasi hal tersebut,
gunung es dan model kompetensi inti
terdapat suatu konsep yang diyakini
dan permukaan.
dapat menjembatani dan
Dengan kata lain, karakteristik mempersempit kesenjangan digital
kompetensi yang tampak seperti yaitu dengan membangun suatu
pengetahuan dan keterampilan dapat ruang publik yang menyediakan
dikatakan sebagai kompetensi teknis akses internet dan layanan TIK
yang pada dasarnya diperlukan untuk kepada masyarakat umum khususnya
menyelesaikan suatu pekerjaan, di wilayah yang kekurangan akses
sedangkan karakteristik kompetensi dan infrastruktur TIK. Hal ini
yang tersembunyi yaitu motif, sifat bertujuan agar masyarakat yang
dan konsep diri merupakan tidak memiliki akses internet pribadi
kompetensi sikap yang terkait tetap dapat menikmati layanan TIK
dengan kualitas hasil dari suatu terutama sambungan internet. Secara
pekerjaan.3 umum terdapat 3 (tiga) bentuk
Konsep Internet Publik implementasi dari internet publik,
Dalam banyak penelitian yaitu telecenter, internet café, dan
mengungkapkan, kemudahan dalam internet access point.10 Ketiga bentuk
mengakses dan memperoleh internet publik ini dibedakan
informasi cukup berpotensi dalam berdasarkan kepemilikan, lokasi,
mengubah tatanan ekonomi dan pembiayaan, serta fasilitas-fasilitas
sosial dalam sebuah masyarakat.8 yang tersedia di dalamnya.

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012 15


Kompetensi Pengelola Dalam Mengatasi... | Marudur Pandapotan Damanik

Pusat Layanan Internet Kecamatan umumnya. Terdapat aplikasi portal


(PLIK) yang menjadi tampilan awal setelah
Dalam mengatasi kesenjangan pengguna melakukan proses login
digital yang terjadi dan menjalankan melalui aplikasi.Aplikasi portal tidak
hasil komitmen WSIS untuk hanya sebagai pintu masuk menuju
menghubungkan semua desa dengan suatu aplikasi ataupun konten yang
TIK pada tahun 2015, Kementerian dikehendaki oleh pengguna, namun
Komunikasi dan Informatika juga merupakan single point of view
Republik Indonesia telah melakukan bagi pengguna, karena aplikasi portal
sejumlah kebijakan antara lain menampilkan semua aplikasi dan
melaksanakan program Kewajiban layanan yang dapat diakses/
Pelayanan Universal/KPU (Universal digunakan oleh pengguna seperti
Service Obligation/USO) seperti yang aplikasi perkantoran (office), konten,
tertuang pada Peraturan Menteri dan lain sebagainya.
Kominfo Nomor METODE PENELITIAN
32/PER/M.KOMINFO/10/2008. Salah
satu bentuk program USO Penelitian ini menggunakan
Kementerian Komunikasi dan pendekatan kualitatif dengan metode
Informatika adalah penyediaan jasa deskriptif. Lokasi penelitian
akses internet pada Wilayah mengambil tempat di Kabupaten
Pelayanan Universal Telekomunikasi Pontianak Provinsi Kalimantan Barat,
(WPUT)internet kecamatan yang dan sumber data atau informan
terbagi dalam 11 (sebelas) area. dalam penelitian ini adalah para
Program penyediaan jasa akses pengelola PLIK di Kabupaten
internet wilayah kecamatan Pontianak, pihak Dinas Perhubungan,
KPU/USO dilaksanakan dengan Kebudayaan dan Pariwisata
membangunkios internet publik yang Kabupaten Pontianak, yang mana
dinamakan Pusat Layanan Internet salah satu bagiannya menangani
Kecamatan (PLIK). Sarana ini bidang telekomunikasi, serta
ditargetkan akan dibangun pada Pemerintah Kecamatan setempat.
setiap ibukota kecamatan yang Pengumpulan data dilaksanakan
berjumlah 5.748 Satuan Sambungan pada bulan Maret 2012, dan
Langsung (SSL) yang tersebar di dilakukan dengan tiga cara. Pertama,
seluruh wilayah Indonesia (kecuali dengan melakukan wawancara
DKI Jakarta) sehingga memungkinkan mendalam kepada para pengelola
ter- selenggaranya layanan internet PLIK di Kabupaten Pontianak yang
dan penyebaran informasi lainnya di bertindak sebagai informan
daerah-daerah non komersial. kunci.Wawancara juga dilakukan
Konsep PLIK di sini kepada pihak Dinas Perhubungan,
sesungguhnya bukanlah seperti Kebudayaan dan Pariwisata
warung internet (warnet) pada Kabupaten Pontianak dan

16 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Kompetensi Pengelola Dalam Mengatasi... | Marudur Pandapotan Damanik

Pemerintah Kecamatan setempat pengamatan langsung terhadap PLIK


untuk mendapat informasi tambahan. di Kabupaten Pontianak menemukan
Kedua, dengan melakukan observasi beberapa hal yang perlu dicermati.
terhadap kondisi PLIK di masing- Secara fisik, kondisi perangkat keras
masing kecamatan untuk mengamati serta instalasi PLIK umumnya masih
secara cermat, serta mencatat dalam keadaan baik mengingat umur
temuan-temuan yang relevan.Yang perangkat yang tergolong masih baru.
ketiga adalah dengan melakukan Adapun kerusakan komputer seperti
studi literatur melalui buku-buku dan yang terjadi di Kecamatan Siantan
penelitian-penelitian terdahulu. disebabkan bukan karena kualitas
Analisis data kualitatif dimulai perangkat yang kurang baik,
dari analisis berbagai data yang melainkan karena faktor eksternal
diperoleh dari lapangan, baik dengan yaitu karena kebanjiran.
cara wawancara, observasi, maupun Berdasarkan Tabel 1, satu-
dokumentasi yang bersumber dari satunya perangkat yang kualitasnya
buku, literatur dan foto. Data tersebut patut dipertanyakan adalah UPS,
kemudian diklasifikasikan ke dalam mengingat perangkat ini mengalami
kategori-kategori tertentu yang kerusakan di hampir semua lokasi
disesuaikan dengan permasalahan PLIK. UPS (Uninteraptible Power
dan tujuan penelitian. Supply) adalah perangkat yang
Pengklasifikasian atau berfungsi sebagai backup catu daya.
pengkategorian ini harus mem- Perangkat ini diperlukan untuk
pertimbangkan kesahihan dan menjaga komputer server billing dari
kevalidan data dengan putusnya aliran listrik PLN secara
memperhatikan kompetensi subjek tiba-tiba yang dapat mengakibatkan
penelitian, tingkat autensitasnya dan hilangnya data pemakaian
melakukan triangulasi sumber data. pengunjung dan juga kerusakan pada
Terakhir adalah dengan menyajikan sistem operasi dan perangkat lunak.
data dengan merangkai dan Penyebab kerusakan UPS memang
menyusun informasi dalam bentuk belum diketahui secara pasti karena
satu kesatuan, selektif, serta dapat perlu pemeriksaan oleh teknisi,
dipahami. namun diperkirakan penyebabnya
adalah kondisi listrik yang tidak
HASIL DAN PEMBAHASAN
stabil.
Kondisi Umum dan Permasalahan Kemudian yang cukup menjadi
pada PLIK di Kabupaten Pontianak perhatian adalah penggunaan
Berdasarkan data yang perangkat lunak termasuk sistem
diperoleh, Kabupaten Pontianak operasi. Sistem operasi yang
mendapat 9 (sembilan) set perangkat digunakan secara resmi untuk
PLIK yang masing-masing disebar ke program PLIK adalah sistem operasi
9 (sembilan) kecamatan. Hasil Linux yang berbasis open source.

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012 17


Kompetensi Pengelola Dalam Mengatasi... | Marudur Pandapotan Damanik

Tabel 1. Kondisi PLIK di Kab. Pontianak (Maret 2012)


KECAMATAN AKTIF VOUCHER OS KERUSAKAN PERANGKAT KETERANGAN
Siantan Ya Ya WinXP CPU, Mon, Printer, UPS, Switch Kerusakan 2 unit CPU.
Segedong Tidak Tidak WinXP CPU Sama sekali belum pernah
beroperasi
Mempawah Hilir Tidak Tidak - - Sama sekali belum pernah
beroperasi
Mempawah Ya Ya WinXP UPS, Printer
Timur
Sungai Kunyit Tidak Tidak - UPS, Printer Perangkat hilang. Sama sekali
belum pernah beroperasi
Sungai Pinyuh Ya Tidak WinXP UPS, Switch Menggunakan ISP non
lintasarta
Toho Ya Ya WinXP UPS, Server (overheat), Printer,
Switch
Sadaniang Tidak Tidak Linux Printer, Modem Sempat beroperasi 2 bulan.
Terhenti karena voucher tidak
terkirim
Anjongan Ya Ya Linux UPS, Printer, Switch

Penggunaan sistem operasi Linux proses log-in akibat password yang


dalam program PLIK bertujuan untuk tidak sesuai. Namun secara umum
mensosialisasikan penggunaan open dapat diketahui bahwa penggantian
source software (OSS) di masyarakat. sistem operasi lebih dikarenakan
Di samping itu penggunaan sistem tidak familiarnya para pengelola dan
operasi Linux bertujuan untuk pengguna PLIK dalam menggunakan
menekan penggunaan sistem operasi sistem operasi Linux.
bajakan/illegal. Namun hal yang Penggunaan sistem operasi
ditemukan justru sebaliknya. berbasis open source seperti Linux
Kebanyakan PLIK yang berada di dalam program PLIK sesungguhnya
Kabupaten Pontianak telah dirubah adalah langkah yang sangat tepat
ke sistem operasi komersial dalam memperkenalkan masyarakat
(Windows OS) bajakan. Penggunaan akan OSS. Disamping itu
perangkat lunak bajakan tentunya penggunaannya juga mendidik
sudah menyalahi tujuan PLIK itu masyarakat untuk tidak
sendiri dalam mensosialisasikan menggunakan perangkat lunak
penggunaan perangkat lunak open bajakan karena tentunya
source. bertentangan dengan hukum. Namun
Beberapa alasan yang di lain hal, penggunaan perangkat
dikemukakan para pengelola terkait lunak open source terasa kurang
penggantian sistem operasi PC client familiar di kalangan masyarakat
menjadi Windows ilegal umumnya terlebih bagi yang masih awam
karena penggunaan Linux yang dengan komputer dan internet. Oleh
dinilai cukup merepotkan, disamping karena itu penggunaan OSS dalam
alasan teknis lainnya seperti gagalnya PLIK mestinya didahului dengan

18 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Kompetensi Pengelola Dalam Mengatasi... | Marudur Pandapotan Damanik

pengenalan dan pelatihan OSS bagi yang terjadi pada Kecamatan


pengelola, sehingga pengelola juga Mempawah Hilir, Sungai Kunyit, dan
dapat memberikan pendampingan Segedong, dimana PLIK bahkan
bagi masyarakat pengguna PLIK yang belum pernah beroperasi dari sejak
kesulitan ketika menggunakan OSS. awal pemasangan. Mengingat waktu
Hasil pengamatan langsung ke pemasangan yang berlangsung
lapangan juga menemukan beberapa sekitar bulan Agustus 2010, maka
permasalahan dalam implementasi terdapat kurang lebih 1,5 tahun
dan penerapannya. Melihat dari perangkat PLIK terbengkalai dan
kendala operasional, pengiriman tidak termanfaatkan. Dalam hal ini
voucher internet merupakan masalah kurangnya dukungan teknis oleh
yang utama. Di dalam sistem PLIK, pihak penyedia juga dirasakan.
voucher internet ibarat pulsa pada Dari uraian di atas, maka dapat
telepon genggam. Jika pulsa pada dirangkum 2 (dua) halyang dapat
sebuah telepon genggam telah habis, dianggap menjadi kendala dan
tentunya si pengguna tidak akan permasalahan yang bersifat teknis
dapat melakukan komunikasi. yang terjadi pada PLIK di Kabupaten
Demikian juga jika voucher internet Pontianak yaitu (1) kerusakan
pada server PLIK sudah habis, beberapa perangkat, baik itu
pengunjung tidak akan dapat perangkat komputer ataupun
menggunakan layanan internet di perangkat pendukung jaringan; dan
PLIK. Di samping itu sistem voucher (2) Penggunaan sistem operasi dan
dibuat agar provider dapat mendata perangkat lunak ilegal/bajakan.
seberapa banyak penggunaan Disamping itu juga terdapat 1 (satu)
sambungan internet oleh permasalahan yang dianggap bukan
pengunjung. Berdasarkan informasi permasalahan teknis, namun lebih
yang diperoleh dari petugas Dinas pada aspek kebijakan dimana hal
Perhubungan, pengiriman voucher tersebut tidak terkait pada
internet oleh ISP dilakukan secara kompetensi pengelola, yaitu perihal
elektronik menggunakan nomor terkendalanya pengiriman voucher
identitas jaringan, dan setiap PLIK internet yang mengakibatkan tidak
memiliki nomor identitas jaringan beroperasinya PLIK.
yang unik. Oleh karena itu Kompetensi Pengelola di Bidang
diperkirakan masalah dalam TIK
pengiriman voucher internet di Seperti yang telah diuraikan
beberapa lokasi PLIK terjadi sebelumnya, kompetensi SDM sangat
disebabkan adanya kekeliruan data berpengaruh pada kualitas hasil kerja
nomor jaringan pada ISP. individu dan kinerja organisasi.
Kegagalan dalam pengiriman Demikian pula halnya dalam
voucher internet mengakibatkan mengelola PLIK yang terdiri dari
PLIK tidak dapat beroperasi, seperti perangkat-perangkat komputer

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012 19


Kompetensi Pengelola Dalam Mengatasi... | Marudur Pandapotan Damanik

beserta jaringannya,adalah suatu Dari aspek penguasaan


keharusan bagi SDM pengelola komputer dan aplikasi, para
memiliki kompetensi teknis di bidang pengelola lebih berpengalaman
TIK. Hal ini diperlukan untuk menggunakan sistem operasi
menjamin bahwa PLIKdapat berjalan Windows beserta aplikasi
dengan baik tanpa terkendala pendukungnya, namun pengetahuan
permasalahan teknis dan perangkat. dalam mengoperasikan sistem
Kompetensi teknis yang terdiri operasi berbasis open source terlihat
dari aspek pengetahuan dan aspek sangat minim. Hanya pengelola dari
keterampilan dapat diukur melalui Kecamatan Anjongan yang mengaku
beberapa indikator. Aspek mengerti mengoperasikan Linux
pengetahuan diukur dengan sebagai sistem operasi. Rendahnya
indikator-indikator yaitu (1) tingkat tingkat pemahaman akan sistem
pendidikan formal; (2) pelatihan operasi Linux tentunya dapat
teknis yang pernah diikuti; (3) menggambarkan mengapa umumnya
kemampuan menguasai pekerjaan. sistem operasi komputer di PLIK
Sedangkan aspek keterampilan telah diubah dari Linux ke Windows.
diukur dengan indikator-indikator: Disamping itu pengetahuan
(1) petunjuk teknis pekerjaan; dan pengelola dalam aspek teknis
(2) ketelitian dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware)
pekerjaan.11 komputer serta penanganan masalah
Pendidikan formal merupakan dalam komputer juga masih cukup
dasar utama dalam memperoleh rendah, kebanyakan dari mereka
pengetahuan umum dan tidak memahami fungsi-fungsi
keterampilan, meskipun pendidikan perangkat keras komputer, terlebih
non formal seperti pelatihan dan lagi dalam hal mendiagnosa dan
kursus juga mampu meningkatkan memperbaiki atau mengganti
pengetahuan, keterampilan, perangkat yang rusak. Sehingga
profesionalitas, produktivitas serta ketika terjadi kegagalan dan
daya saing.12 Dari segi pendidikan kerusakan pada perangkat pengelola
tidak satupun pengelola PLIK pernah umumnya berkonsultasi dengan
mengenyam pendidikan formal di teknisi. Selengkapnya matrik
bidang TIK ataupun komputer. kompetensi teknis para pengelola
Demikian halnya dengan pendidikan PLIK di Kabupaten Pontianak
non formal, dimana hanya satu disajikan dalam Tabel 2.
pengelola yang pernah mengikuti Begitupun penguasaan dalam
kursus komputer. Umumnya mereka hal administrasi jaringan masih
memperoleh pengetahuan mengenai belum memadai, dimana terdapat 4
komputer melalui pembelajaran (empat) pengelola yang sama sekali
mandiri secara otodidak serta dari tidak memahami konsep jaringan
buku-buku. komputer. Lemahnya pengetahuan

20 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Kompetensi Pengelola Dalam Mengatasi... | Marudur Pandapotan Damanik

pengelola dalam aspek teknis (2011), maka dibutuhkan kompetensi


perangkat keras dan jaringan teknis yang setara dengan
komputer mengakibatkan pengelola kompetensi seorang technical
belum dapat menangani masalah support. Merujuk pada Standar
secara mandiri dan sangat Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
bergantung pada bantuan teknisi (SKKNI) Sektor Teknologi Informasi
komputer. dan Komunikasi, maka keahlian atau
unit kompetensi yang dibutuhkan
“… untuk kerusakan perangkat
seorang technical support dapat
biasanya kami menggunakan jasa
dibagi kepada 4 (empat) unsur yaitu
orang lain”.
perangkat keras (hardware),
(Wawancara: Bpk. Hifni, S.Pd.,
perangkat lunak (software),
Pengelola PLIK Sungai Kunyit)
perangkat jaringan, dan keamanan.
Kompetensi yang Dibutuhkan
Untuk memenuhi kebutuhan
dalam Pengelolaan PLIK
akan kompetensi tersebut
Jika melihat dari kebutuhan
seyogyanya pengelola PLIK dipilih
kerja yang ada dan permasalahan
dengan lebih selektif di mana
yang terjadi pada PLIK, serta sebaiknya memiliki pengetahuan di
berdasarkan kategori kompetensi TIK
bidang TIK atau pendidikan yang
yang dikemukakan oleh Sadikin
mendukung hal tersebut.
Tabel 2.Matrik kompetensi pengelola PLIK di Kab. Pontianak
Poin Siantan Segedong M. Hilir M. S. S. Toho Sadaniang Anjongan
Kompetensi Timur Kunyit Pinyuh

Pendidikan
S1 SLTA S1 SLTA S1 S1 SLTA SLTA SLTA
formal
Sumber Buku,
Buku, Buku, Buku, Buku, Buku, Buku,
pengetahuan Otodidak kursus, Otodidak
otodidak otodidak otodidak otodidak otodidak otodidak
komp. otodidak
Kursus Tidak Ya,
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
komputer office
Sertifikasi Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Tidak
keahlian
Pengalaman
menggunaka 5 – 6 thn (lupa) (lupa) 15 tahun (lupa) 8 thn 7 thn 2 thn 3 tahun
n komputer

Pengalaman
menjalankan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya, 2 thn Tidak Tidak Tidak
warnet

Penguasaan Windows, Windows, Window, Window, Window, Window, Window, Windows, Windows,
komputer & penggunaan instalasi pengguna pengguna pengguna instalasi instalasi penggunaan instalasi
aplikasi secara software, an secara an secara an secara software, software, secara software,
umum. penggunaan umum. umum. umum. pengguna penggun umum. penggunaan
secara an secara aan secara
umum. umum. secara umum.
umum.

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012 21


Kompetensi Pengelola Dalam Mengatasi... | Marudur Pandapotan Damanik

Penguasaan Sebatas
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Linux/OSS penggunaan

Penguasaan
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
hardware Tidak Ya Ya Ya
&perbaikan
Penguasaan
Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
adm. Tidak Ya Ya Ya
Jaringan

Sebagai alternatif lain, perangkat lunak/keras merupakan


pemberian pelatihan-pelatihan hal yang sangat penting untuk
mengenai teknis jaringan komputer dimiliki pengelola PLIK, sehingga jika
dan perangkat juga sangat baik untuk terjadi permasalahan pada perangkat
dilakukan. Pelatihan dirasa cukup dapat segera dideteksi dan ditangani
efektif untuk mengembangkan sendiri. Hal ini tentu cukup
pengetahuan dan kompetensi menghemat waktu dan biaya jika
pegelola di bidang TIK. Sebab tidak dibandingkan dengan harus
dapat dipungkiri, pengetahuan teknis menggunakan jasa teknisi.
seperti perbaikandan instalasi

Sumber: SKKNI bidang Technical Support (2006), diolah.

Gambar 2. Kompetensi yang dibutuhkan pengelola PLIK

SIMPULAN kesimpulan.Yang pertama adalah


Sesuai tujuan penelitian ini, bahwa kompetensi teknis pengelola
terdapat 2 (dua) hal yang menjadi PLIK di bidang TIK masih dirasa

22 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Kompetensi Pengelola Dalam Mengatasi... | Marudur Pandapotan Damanik

belum cukup memadai dan masih memberikan pendidikan dan


perlu untuk ditingkatkan.Hal ini pelatihanbagi pengelola sehingga
didasarkan pada unit kompetensi mereka dapat lebih mandiri ketika
yang terdapat pada SKKNI bidang terjadi permasalahan di lapangan.
Computer Technical Support. Suatu permasalahan yang terjadi
Pengelola umumnya hanya memiliki di satu PLIK dapat menjadi
pengetahuan dasar dalam pembelajaran bagi PLIK lainnya. Oleh
mengoperasikan komputer dan karena itu Kominfo ataupun pihak
aplikasi, sedangkan dalam aspek penyedia seyogyanyadapat
pengetahuan dalam menggunakan memfasilitasi sebuah wadah
aplikasi opensource,jaringan komunikasi maya semisal forum
komputer, dan pemahaman perangkat ataupun mailing listantara para
keras serta penanganan masalah pengelola, pihak penyedia, dan
(troubleshoot) masih sangat kurang. Kominfo.Hal ini dapat menjadi
Sebagai kesimpulan yang kedua, alternatif media komunikasi untuk
kompetensi yang dibutuhkan berbagi informasi dan pengalaman
pengelola PLIK dalam mengatasi seputar PLIK dan permasalahannya.
permasalahan teknis adalah
kompetensi seorang technical support, DAFTAR PUSTAKA
yang meliputi pengetahuan dan 1Rogers, E. M. 1986. Communication

keahlian dalam melakukan instalasi, Technology: The New Media in


konfigurasi, upgrading, perawatan, Society. New York: Free Press.
diagnosa dan perbaikan perangkat 2Prianova, Indra Pratama. 2010.
lunak, perangkat keras, serta Strategi Implementasi
perangkat jaringan.Disamping itu juga Penyediaan Pusat Layanan
memiliki pengetahuan dalam aspek Internet Kecamatan (PLIK) pada
keamanan seperti mencegah, dan Pelaksanaan Kewajiban
mengambil tindakan ketika terjadi Pelayanan Universal
serangan virus pada kondisi Telekomunikasi (KPU/USO) di
menggunakan sistem operasi non Indonesia. Thesis. Universitas
open source, serta mampu melakukan
Indonesia, Jakarta
backup data serta recovery ketika
3Vathanophas, V. & Thai-ngam, J.
terjadi kegagalan pada sistem
komputer. 2007. Competency Requirements
Sebagai rekomendasi, dari hasil for Effective Job Performance in
penelitian ini diharapkan adanya Thai Public Sector.
pengembangankompetensi teknis Contemporary Management
berupa peningkatan pengetahuan dan Research, 3 (1): 45-70.
keterampilan pengelola PLIK di 4Hutapea, P., Nurianna, T. 2008.
bidang TIK.Pengembangan Kompetensi Plus. Jakarta: PT
kompetensi dapat dilakukan dengan Gramedia Pustaka Utama

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012 23


Kompetensi Pengelola Dalam Mengatasi... | Marudur Pandapotan Damanik

5Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. 12Hiryanto. 2009. Meningkatkan


Jakarta: PT RajaGrafindo Efektivitas Pendidikan Nonformal
Persada. dalam Pengembangan Kualitas
6Spencer, Manusia. Makalah. Universitas
Lyle M., Jr. and Spencer,
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Signe M. 1993. Competence At
http://staff.uny.ac.id diakses
Work. New York: John Wiley &
tanggal 26 September 2012.
Sons, Inc.
7Wijayanto, A., dkk. 2011. Faktor-
faktor yang Mempengaruhi
Kompetensi Kerja Karyawan.
Manajemen IKM, 6 (2): 81-87.
8Rogers, E. M., Shukla, P., 2001.The
Role of Telecenters in
Development Communication and
the Digital Divide. Journal of
Development Communication 2
(12): 26-31.
9Mutula, Stephen M. 2003.Cyber café
industry in Africa. Journal of
Information Science, 29.
10Wahid, F., Furuholt, B., Kristiansen,
S. 2004.Global Diffusion of the
Internet III: Information Diffusion
Agents and the Spread of Internet
Cafés in Indonesia.
Communication of the
Association for Information
System, 13: 589-614.
11Budiyasa, I Made Astika. 2010.
Pengaruh Motivasi Kerja,
Kepuasan Kerja, Dan
Kemampuan Kerja Terhadap
Prestasi Kerja Karyawan Pada
PT. Sumber Alam Semesta Di
Bangli. Thesis. Universitas
Udayana, Denpasar.
http://www.pps.unud.ac.id
diakes tanggal 17 September
2012.

24 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


JURNAL
TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI Vol 1 No 1 Desember 2012

ANALISIS TEKNIS KUALITAS LAYANAN JARINGAN PUSAT


LAYANAN INTERNET KECAMATAN DI KOTA BANDA ACEH

TECHNICAL ANALYSIS OF SERVICE NETWORK QUALITY IN SUB-


DISTRICT INTERNET SERVICE CENTER IN BANDA ACEH

Vita Pusvita
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika
Kementerian Komunikasi dan Informatika
Jl. Tombak No.31 Medan
vita.pusvita@kominfo.go.id

ABSTRAK

Penelitian ini membahas mengenai analisis teknis kualitas layanan jaringan PLIK di
Kota Banda Aceh. Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) yang didirikan oleh
Kementerian Komunikasi dan Informatika kurang mendapat perhatian masyarakat
sehingga banyak yang terbengkalai, rusak dan berubah menjadi warnet komersial. Salah
satu faktor yang mempengaruhi minat masyarakat secara teknis adalah kualitas layanan
jaringan yang disediakan. Berkaitan dengan hal ini Banda Aceh diakui menjadi salah
satu kota di Indonesia yang terdepan dalam mengadopsi perkembangan teknologi dan
informasi, khususnya internet. Oleh karena itu, Banda Aceh diharapkan dapat mengadopsi
PLIK dengan baik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Di dalam penelitian ini dilakukan pengukuran terhadap parameter-parameter
QoS berupa throughput, jitter, delay dan packet loss dengan menggunakan Wireshark.
Hasil pengukuran berupa angka-angka yang menggambarkan kualitas layanan jaringan.
Di Kota Banda Aceh, dari 11 PLIK, hanya ada 3 PLIK yang beroperasi yaitu PLIK
Baiturrahman, Syah Kuala, dan Lheung Bata. Berdasarkan hasil pengukuran, PLIK Syiah
Kuala dan Baiturrahman memenuhi semua standar parameter QoS, sedangkan pada PLIK
Lheung Bata, hasil pengukuran packet loss belum memenuhi standar ITU dan parameter
QoS lainnya sudah memenuhi standar.

Kata Kunci: PLIK, Kualitas Layanan, Banda Aceh

ABSTRACT

This research is about technical analysis of network service quality in Sub-


District Internet Service Center in Banda Aceh. Sub-District Internet Service Center
that is built by Ministry of Communication and Information Technology is getting
less public attention, so that many of them are neglected, damaged and turned into
a commercial internet cafe. Technically, one of the factors that affect the public
interest is Quality of service (QoS) that is provided. In this regard, Banda Aceh is
recognized as one of the cities in Indonesia at the fore front of adopting
information and technology developments, particularly the internet. Therefore,
Banda Aceh is expected to adopt PLIK well. This research uses descriptive method
with quantitative approach. The QoS parameters consists of throughput, jitter,
delay and packet loss by using Wireshark is measured in this research. Result of
measurement are numbers that describe Quality of Service. In Banda Aceh, there

Analisis Teknis Kualitas Layanan Jaringan ... | Vita Pusvita 25


Analisis Teknis Kualitas Layanan Jaringan ... | Vita Pusvita

are only 3 of 11 PLIK that are well operated, they are PLIKBaiturrahman, Syiah
Kuala, and Lheung Bata. Based on the measurement, PLIK Baiturrahman and Syiah
Kuala have met all the standards of QoS parameters, while in PLIK Lheung Bata,
the measurement of packet loss has not met the ITU standard yet and the other
parameters have met it.

Keywords: Sub-District Internet Service Center, Quality of Service, Banda Aceh

PENDAHULUAN layanan jaringan yang disediakan


PLIK.
Pusat Layanan Internet
Kualitas Layanan Jaringan atau
Kecamatan (PLIK) merupakan salah
sering disebut Quality of Service (QoS)
satu program Universal Service
adalah suatu istilah yang digunakan
Obligation(USO) di bidang
untuk menyatakan persyaratan yang
telekomunikasi yang telah
ditentukan oleh pengguna (manusia
dikampanyekan oleh pemerintah
melalui Kementerian Komunikasi dan maupun komponen perangkat lunak)
terhadap tingkat layanan yang dapat
Informatika untuk wilayah-wilayah
disediakan oleh aplikasi. ISO OSI/ODP
perbatasan. Sasarannya adalah
mendefinisikan kualitas layanan
mencapai masyarakat berbasis
sebagai himpunan kualitas dari
informasi pada 2025.Dalam
perilaku satu atau lebih obyek.Adapun
pelaksanaannya, Indonesia
beberapa parameter QoS yaitu jitter,
Telecommunication User Group
delay, throughput, dan packet loss.2
(IdTUG) mensinyalir sebagian besar
Banda Aceh sebagai salah satu
warnet PLIK yang dibangun
wilayah perbatasan, diakui menjadi
Kemkominfo beralih fungsi menjadi
salah satu kota di Indonesia yang
warnet komersial.
terdepan dalam mengadopsi
Beralih fungsinya PLIK menjadi
perkembangan teknologi dan
warnet komersial tentunya
informasi, khususnya internet. Bahkan
diakibatkan karena pada umumnya
kota Banda Aceh diharapkan dapat
warnet komersial ini lebih menjadi
bersanding dengan 10 kota lainnya di
pilihan dibandingkan warnet PLIK
dunia yang saat ini telah berhasil
yang dibangun oleh Kemkominfo.1 Hal
mewujudkan program sebagai kota
ini dapat terjadi karena kurangnya
berwawasan teknologi, informasi dan
sosialisasi dari pemerintah ke
komunikasi seperti Tokyo, San
masyarakat mengenai PLIK, selain itu,
Fransisco, Beijing dan Singapura.
warnet komersial lebih dipercaya
Pemerintah kota Banda Aceh juga
masyarakat baik dari segi jaringan
mengharapkan Banda Aceh dapat
yang digunakan, maupun kualitas
menjadi Islamic Cyber City.3
layanan jaringan yang disediakan.
Dengan adanya penelitian ini
Secara teknis, dapat dikatakan bahwa
diharapkan dapat menggambarkan
salah satu faktor yang mempengaruhi
sekaligus menjadi rekomendasi dalam
minat masyarakat adalah kualitas

26 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Analisis Teknis Kualitas Layanan Jaringan ... | Vita Pusvita

peningkatkan kinerja jaringan pada Penelitian ini bertujuan untuk


PLIK terutama dalam hal peningkatan mengkaji secara deskriptif kualitas
kualitas layanan jaringan secara layanan jaringan PLIK secara teknis
teknis pada PLIK di Kota Banda Aceh. yang meliputi beberapa parameter
Dengan adanya peningkatan kualitas diantaranya jitter, delay, throughput,
layanan jaringan PLIK diharapkan dan packet loss di kota Banda Aceh.
dapat menarik minat masyarakat Manfaat yang diharapkan dari
untuk memanfaatkan program penelitian ini secara teoritis yaitu
pemerintah dalam menjadikan Banda diharapkan dapat menambah
Aceh menjadi Islamic Cyber City. wawasan mengenai layanan jasa akses
Penelitian ini akan mengambil internet pada PLIK khususnya kualitas
fokus masalah yaitu kualitas layanan layanan jaringan internet yang
jaringan pada PLIK. Kualitas layanan disediakan PLIK. Sedangkan secara
jaringan dapat dilihat dari beberapa praktis, penelitian ini diharapkan
parameter yaitu jitter, delay, dapat menjadi rekomendasi untuk
throughput, dan packet loss. Adapun pemerintah, khususnya untuk Balai
rumusan masalah dari penelitian ini Telekomunikasi dan Informatika
yaitu bagaimana kualitas layanan Perdesaan (BTIP), satuan kerja di
jaringan PLIK secara teknis yang lingkungan Sumber Daya Perangkat
meliputi jitter, delay, throughput, dan Pos dan Informatika di bawah
packet loss di Kota Banda Aceh? Kementerian Komunikasi dan
Adapun batasan masalah dari Informatika dalam hal meningkatkan
penelitian ini yaitu penelitian ini kualitas layanan jaringan pada PLIK.
berlokasi pada PLIK di Kota Banda Kualitas Layanan Jaringan
Aceh, penelitian ini hanya mengukur Menurut International
parameter QoS berupa jitter, delay, Telecommunication Union (ITU),
throughput, dan packet loss, parameter Quality of Service (QoS) : ”the collective
QoS berupa Jitter dan Packet loss yang effect of service perfomance which
diukur merupakan hasil dari determines the degree of satisfication
streaming video dari server ke client, of a user of the service”. Kualitas
parameter QoS berupa delay dan layanan jaringan menunjukkan
throughput merupakan hasil kemampuan sebuah jaringan untuk
pengukuran dari keseluruhan menyediakan layanan yang lebih baik
aktivitas jaringan, penelitian ini lagi bagi trafik yang melewatinya. QoS
menggunakan software Wireshark merupakan sebuah sistem arsitektur
dalam pengukuran parameter QoS, end to end dan bukan merupakan
dan pengukuran parameter QoS ini sebuah feature yang dimiliki oleh
dilakukan ketika client yang jaringan. Adapun beberapa parameter
beroperasi pada PLIK hanya client QoS diantaranya.4
yang terlibat dalam proses streaming
jaringan.

Analisis Teknis Kualitas Layanan Jaringan ... | Vita Pusvita 27


Analisis Teknis Kualitas Layanan Jaringan ... | Vita Pusvita

1. Throughput yaitu kecepatan dari 3%, sedangkan packet loss


transfer data efektif, yang diukur yang menyebabkan kualitas
dalam bps. Throughput merupakan layanan jaringan menjadi jelek
jumlah total kedatangan paket yang yaitu lebih dari 25%.
sukses yang diamati pada Tabel 1. Kategori Packet Loss
destination selama interval waktu KATEGORI PACKET LOSS
tertentu dibagi oleh durasi interval DEGRADASI
waktu tersebut. Sangat Bagus 0
2. Packet loss merupakan suatu Bagus 3%
Sedang 15 %
parameter yang menggambarkan Jelek 25 %
suatu kondisi yang menunjukkan Sumber: www.scribd.com
jumlah total paket yang hilang 3. Delay adalah waktu tunda yang
dalam sebuah jaringan. Hal ini disebabkan oleh proses transmisi
dapat terjadi karena collision, dari satu titik ke titik lain yang
congestion, node yang berkerja menjadi tujuannya. Delay dapat
melebihi kapasitas buffersehingga dipengaruhi oleh jarak, media fisik,
buffer tidak mampu menampung kongesti atau juga waktu proses
data, jumlah trafik yang lewat yang lama.
melebihi kapasitas bandwidth tidak Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa
sesuai dengan policy, dan memori delayyang dapat diterima oleh
node yang terbatas pada suatu jaringan yaitu kurang dari
jaringan.Collision dapat terjadi 300 ms, sedangkan jika melebihi
apabila paket yang melewati suatu 450 ms dapat dipastikan jaringan
jaringan melebihi kapasitas memiliki kualitas layanan yang
bandwith jaringan tersebut. jelek.
Sedangkan congestion terjadi jika
pada jaringan terdapat packet loss Tabel 2.Kategori Delay
KATEGORI DELAY BESAR DELAY
sehingga jaringan mengulang
Excellent <150 ms
kembali pengiriman (retransmisi) Good 150 s/d 300
paket yang hilang, dan hal ini akan ms
menimbulkan antrian pada Poor 300 s/d 450
ms
jaringan. Collision dan congestion
Unacceptable >450 ms
harus dihindari dalam sebuah Sumber: www.scribd.com
jaringan. Hal ini berpengaruh
4. Jitter adalah variasi kedatangan
terhadap semua aplikasi karena
paket yang diterima pada sisi
akan mengurangi efisiensi jaringan
penerima. Jitter terjadi karena
secara keseluruhan meskipun
adanya retransmisi paket yang
kapasitas bandwidth cukup tersedia
hilang dalam jaringan sehingga
untuk apikasi-aplikasi tersebut.
akan menimbulkan antrian di
Tabel 1 menunjukkan bahwa
dalam jaringan. Variasi-variasi
packet loss yang baik yaitu kurang
dalam panjang antrian, dalam

28 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Analisis Teknis Kualitas Layanan Jaringan ... | Vita Pusvita

waktu pengolahan data dan juga terhubung dengan jaringan Local Area
dalam waktu penghimpunan ulang Network (LAN) PLIK dengan
paket-paket di akhir perjalanan penghubung berupa gateway. WAN
inilah yang disebut jitter. merupakan jaringan komputer yang
Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa mencakup area yang besar. Sedangkan
jitter yang baik dibawah 75 ms, LAN adalah jaringan komputer yang
sedangkan jika jitter melebihi 125 jaringannya hanya mencakup wilayah
ms akan mengakibatkan jeleknya kecil. Gateway adalah sebuah
kualitas layanan jaringan. perangkat yang digunakan untuk
menghubungkan satu jaringan
Tabel 3. Kategori Jitter
KATEGORI JITTER komputer dengan satu atau lebih
DEGRADASI jaringan komputer yang
Sangat Bagus 0 ms menggunakan protokol komunikasi
Bagus 0 s/d 75 ms yang berbeda sehingga informasi dari
Sedang 76 s/d 125 ms
Jelek 125 s/d 225 satu jaringan komputer dapat
ms diberikan kepada jaringan komputer
Sumber: www.scribd.com lain yang protokolnya berbeda, dalam
hal ini dari jaringan LAN menuju
Pusat Layanan Internet Kecamatan
jaringan WAN.
(PLIK)
Server PLIK terdiri dari gateway
PLIK adalah pusat sarana dan
yang terhubung dengan virtual switch
prasarana penyediaan layanan jasa
melalui sistem keamanan De-
akses internet di ibu kota kecamatan
Militarised Zone (DMZ). DMZ
yang dibiayai melalui dana Kontribusi
merupakan mekanisme untuk
Kewajiban Pelayanan Universal
melindungi sistem internal dari
Telekomunikasi. 5
serangan hacker atau pihak-pihak lain
yang ingin memasuki sistem tanpa
mempunyai hak akses. Sedangkan
Virtual switch adalah sebuah program
software yang memungkinkan sebuah
virtual mesin terhubung ke lainnya.
Virtual switch pada jaringan PLIK ini
terdiri dari aplikasi push and store
content, billing system dan manajemen
infrastruktur jaringan (Infra mgt).
Infra mgt tersebut adalah mengontrol
Sumber: www.slideshare.net
pemakaian sumber daya jaringan
Gambar 1.Konfigurasi Jaringan PLIK (pengaturan bandwidth dan QoS,
Dari Gambar 1 dapat dilihat pembatasan akses ke server tertentu/
konfigurasi jaringan lokal PLIK adalah firewall, dll) dan pemakaian
Wide Area Network (WAN) yang penghematan bandwidth ke luar

Analisis Teknis Kualitas Layanan Jaringan ... | Vita Pusvita 29


Analisis Teknis Kualitas Layanan Jaringan ... | Vita Pusvita

(cache, DNS, web proxy), serta pengukuran menggunakan salah satu


beragam fungsi lainya (IDS, DHCP, dan tool network analyzer yaitu Wireshark.
lain-lain).6 Adapun beberapa keunggulan
Berdasarkan Gambar 1 server Wireshark dibandingkan dengan
PLIK terhubung ke terminal dengan analyzer protokol jaringan lainnya
menggunakan switch. Switch adalah 1. Interface Wireshark menggunakan
sebuah alat yang menyaring/filter dan Graphical User Interface (GUI) atau
melewatkan (mengijinkan lewat) tampilan grafis.
paket yang ada di sebuah LAN. 2. Wireshark dapat dijalankan di
Terminal pada jaringan ini adalah berbagai sistem operasi seperti
komputer-komputer yang berupa Windows, UNIX, dan Linux.
client. 3. Wireshark dapat mengenali lebih
dari 850 protokol jaringan.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang Berdasarkan beberapa
digunakan yaitu metode deskriptif keunggulan di atas, maka Wireshark
dengan pendekatan kuantitatif. digunakan sebagai tool network
Penelitian ini menghasilkan data-data analyzer dalam penelitian ini. Dengan
parameter QoS yang bersifat metode ini diharapkan dapat
kuantitatif yang dinyatakan dengan memberikan gambaran yang jelas
angka-angka. Nilai parameter QoS mengenai kualitas layanan jaringan
tersebut menggambarkan kondisi PLIK di kota Banda Aceh.
kualitas layanan jaringan pada PLIK. Penelitian ini berlokasi di kota
Adapun tahapan dari penelitian ini Banda Aceh, Provinsi Aceh. Populasi
adalah yang digunakan dalam penelitian ini
1. Melakukan streaming video dari adalah PLIK di Kota Banda Aceh.
server ke client pada jaringan PLIK. Sampel yang digunakan dalam
Aplikasi yang digunakan dalam penelitian ini semua PLIK di Kota
streaming video ini yaitu Video Banda Aceh. Jumlah sampel sama
LAN Client (VLC) Media Player dan dengan keseluruhan populasi yang
pengaksesan internet ke kemudian disebut dengan total
www.yahoo.com. sampling.
2. Pengambilan dan pengukuran data Sumber data penelitian ini dapat
trafik jaringan PLIK dengan dibagi menjadi dua kategori yaitu data
pengcaptur-an menggunakan primer dan data sekunder. Data
Wireshark 1.6.7. primer dalam penelitian ini
3. Pengolahan data trafik pada merupakan data hasil pengukuran
jaringan PLIK dengan pendekatan terhadap parameter kualitas layanan
kuantitatif. jaringan pada PLIK. Sedangkan data
sekunder dalam penelitian ini yaitu
Pengumpulan data dalam berupa data mengenai PLIK maupun
penelitian ini yaitu dengan

30 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Analisis Teknis Kualitas Layanan Jaringan ... | Vita Pusvita

mengenai jaringan khususnya Pengukuran delay dan


parameter kualitas layanan jaringan. throughput didapat dari seluruh
aktifitas lalu lintas jaringan baik akses
HASIL DAN PEMBAHASAN
internet maupun streaming server.
Menurut data dari Hasil pengukuran packet lost dan jitter
Dishubkomintel Kota Banda Aceh, merupakan hasil pengukuran
PLIK di Kota Banda Aceh yang telah streaming server dari server ke client
dibangun ada 11 PLIK. Dari ke-11 dengan menggunakan jaringan LAN.
PLIK, hanya ada 3 PLIK yang
beroperasi. Hal ini dapat dilihat pada PLIK Baiturrahman
Tabel 4. Tabel 5 menunjukkan PLIK

Tabel 4.Perbandingan Kondisi PLIK Data Dishubkomintel dan Data Lapangan


No Nama PLIK Data Dishubkomintel Data Lapangan
1 Baiturrahman 1 Beroperasi Tidak Beroperasi
2 Baiturrahman II Beroperasi Beroperasi
3 Banda Raya 1 Beroperasi Tidak Beroperasi
4 Banda Raya II Beroperasi Tidak Beroperasi
5 Jaya Baru Beroperasi Tidak Beroperasi
6 Kuta Alam Beroperasi Tidak Beroperasi
7 Kuta Raja Beroperasi Tidak Beroperasi
8 Lheung Bata Beroperasi Beroperasi
9 Meraxa Beroperasi Tidak Beroperasi
10 Syiah Kuala Beroperasi Beroperasi
11 Ulee Kareng Beroperasi Tidak Beroperasi
Sumber: Dishubkomintel Kota Banda Aceh

Penelitian ini diawali dengan Baiturrahman memiliki throughput


melakukan streaming video dari sebesar 20544,464 bytes/detik. Hal ini
server ke client dan pengaksesan menunjukkan bahwa dalam setiap
internet ke www.yahoo.com. Setelah detiknya, rata-rata byte yang diterima
itu dilakukan pengcapturean lalu disisi penerima pada jaringan PLIK
lintas jaringan menggunakan Baiturrahman sebesar 20544,464 byte
Wireshark pada pc server. Kemudian dari keseluruhan lalu lintas jaringan
didapatkan hasil pengukuran baik dari akses internet maupun
parameter QoS seperti pada Tabel 5. proses streaming server.
Packet loss yang
Tabel 5. Hasil Pengukuran Parameter QoS terjadi pada jaringan
Parameter QoS ini sebesar 0%. Packet
No Nama PLIK Throughput Delay Packet Jitter loss ini hanya diukur
(bps) (detik) loss (ms) dari server ke client
(%)
1 Baiturrahman 20544,464 0,0451 0 0
pada proses streaming
2 Lheung Bata 31147,977 0,0152 9,5 0 server. Pada Tabel 1,
3 Syiah Kuala 26642,768 0,0484 0 0 dapat dilihat bahwa

Analisis Teknis Kualitas Layanan Jaringan ... | Vita Pusvita 31


Analisis Teknis Kualitas Layanan Jaringan ... | Vita Pusvita

packet loss yang baik menurut standar mengalami congestion sehingga tidak
ITU yaitu kurang dari 3%, sehingga adanya perbedaan variasi waktu
dapat dikatakan packet loss jaringan dalam antrian dan pengumpulan
ini sangat baik. Hal ini berarti tidak ulang paket-paket di akhir perjalanan
ada satupun paket yang hilang dalam (di sisi penerima).
jaringan, dengan kata lain semua Sedangkan delay pada jaringan
paket yang dikirim oleh pengirim PLIK Baiturrahman sebesar 0,0451
dapat diterima semua disisi penerima. detik. Delay jaringan ini diukur dari
Dengan jumlah packet loss yang sangat seluruh lalu lintas jaringan baik akses
baik, kemungkinan hal ini terjadi internet maupun proses streaming
karena bandwidth yang disediakan server. Delay ini termasuk dalam
PLIK Baiturrahman memang mampu kategori sangat baik, karena kurang
menampung jumlah trafik yang lewat dari standar ITU. Delay berkualitas
pada jaringan. Hal ini dapat mencegah baik yaitu kurang dari 300 ms. Hal ini
terjadinya collision dalam suatu menunjukkan waktu tunda dari
jaringan yang dapat menyebabkan proses transmisi pada jaringan
adanya paket yang hilang. tersebut kecil. Sehingga saat
Kemungkinan lainnya, buffer streaming video dilakukan, hanya
jaringan mampu menampung paket dengan waktu tunda 0,0451 detik
yang mengalami congestion. Hal ini maka hasil video streaming sudah
terjadi jika trafik yang melewati dapat diterima disisi penerima.
jaringan melebihi kapasitas Adapunbeberapa kemungkinan
bandwidth sehingga terjadi congestion kondisi jaringan PLIK Baiturrahman
pada jaringan. diantaranya jumlah paket yang
Jitter atau variasi kedatangan melewati jaringan tidak melebihi
paket pada jaringan PLIK kapasitas jaringan dengan melihat
Baiturrahman sebesar 0 ms. Jitter ini nilai persentasi packet loss yaitu
hanya diukur dari server ke client pada sebesar 0 % dan jitter 0 ms,
proses streaming server. Berdasarkan throughput yang sampai disisi
Tabel 3, menurut standar ITU didapat penerima kecil sehingga jumlah paket
bahwa jitter yang berkualitas baik yang diterima di sisi penerima juga
yaitu kurang dari atau sama dengan kecil, jaringan PLIK Baiturrahman
75 ms sehingga jitter dari jaringan tidak mengalami collisiondilihat
PLIK Baiturrahman ini dapat berdasarkan packet loss sebesar 0 %,
dikategorikan sangat baik. Hal ini jaringan tidak mengalami
menandakan bahwa kualitas jaringan congestiondengan nilai jitter 0 ms,
PLIK ini sangat bagus sehingga semua semua paket yang melewati jaringan
paket yang dikirim dapat bersamaan dapat diterima di sisi penerima dapat
sampai di sisi penerima. Hal ini juga dilihat persentasi packet loss sebesar
dapat memberikan kemungkinan 0%, dan gambar hasil cuplikan video
bahwa jaringan tersebut tidak

32 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Analisis Teknis Kualitas Layanan Jaringan ... | Vita Pusvita

streaming berkualitas kurang baik bytes yang mampu diterima di


dikarenakan throughput yang kecil. jaringan ini lebih besar dibandingkan
Hasil pengukuran parameter jaringan lain.
Quality of Services (QoS)PLIK Berdasarkan hasil pengukuran
Baiturrahman dapat dikatakan baik, menggunakan Wireshark, jitter atau
karena memenuhi standar QoS yang variasi kedatangan paket pada
telah ditetapkan oleh ITU. Tetapi PLIK jaringan PLIK Lheung Bata sebesar 0
ini membutuhkan peningkatan ms. Jitter ini hanya diukur dari server
bandwidth sehingga throughput yang ke client pada proses streaming server.
dihasilkan di sisi penerima akan Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa
menjadi lebih baik. standar ITU suatu jitter dikatakan baik
yaitu di bawah 75 ms sehingga jitter
PLIK Lheung Bata
jaringan PLIK Lheung Bata ini
PLIK Lheung Bata memiliki
dikategorikan sangat baik. Tetapi
throughput sebesar 31147,977
pada umumnya jika suatu jaringan
byte/detik. Hal ini menunjukkan
mengalami packet loss, maka akan ada
bahwa dalam 1 detik, sisi penerima
jitter dalam jaringan tersebut karena
(client) dapat menerima sebesar
adanya pengiriman ulang paket-paket
31147,99 byte dari keseluruhan lalu
yang hilang sehingga menyebabkan
lintas jaringan baik dari akses internet
adanya antrian dalam pengumpulan
maupun proses streaming server.
paket disisi tujuan. Dengan demikian
Packet loss yang terjadi pada
jaringan ini tidak melakukan
jaringan PLIK Lheung Bata ini sebesar
pengiriman ulang kembali paket-
9,5 % yaitu sebanyak 529 paket hilang
paket yang hilang sehingga jaringan
dari 5031 paket. Packet loss ini hanya
tersebut tidak mengalami congestion
diukur dari server ke client pada
yang menyebabkan tidak adanya
proses streaming server. Kategori
perbedaan variasi waktu dalam
degrasi yang dialami jaringan ini
antrian dan pengumpulan ulang
masuk kedalam tahap sedang. Dari
paket-paket di akhir perjalanan (di
tabel 1 dapat kita lihat bahwa standar
sisi penerima).
ITU packet loss suatu jarigan
Delay yang terjadi pada jaringan
daikatakan baik yaitu kurang dari 3%.
PLIK Lheung Bata yaitu sebesar
Adanya packet loss dalam jaringan ini
0,0152 detik. Delay jaringan ini diukur
dapat disebabkan berbagai
dari seluruh lalu lintas jaringan baik
kemungkinan di antaranya collision,
akses internet maupun proses
congestion, node yang berkerja
streaming server. Delay ini dapat
melebihi kapasitas buffer sehingga
dikategorikan sangat bagus karena
buffer tidak mampu menampung data,
jauh lebih kecil dibandingkan standar
jumlah trafik yang lewat melebihi
ITU untuk delay kualitas baik yaitu 0,3
kapasitas bandwidthyang tersedia,
detik (lihat tabel 2). Dengan waktu
dan memori node yang terbatas pada
0,0152 detik maka sisi penerima
jaringan. Walaupun demikian jumlah

Analisis Teknis Kualitas Layanan Jaringan ... | Vita Pusvita 33


Analisis Teknis Kualitas Layanan Jaringan ... | Vita Pusvita

dapat menerima hasil streaming video loss untuk kualitas baik yaitu 3 %. Jika
yang ditransfer dari server. Dengan throughput dianggap terlalu kecil
kata lain, waktu tunda proses tansmisi maka dibutuhkan penambahan
jaringan PLIK Lheung Bata sangat bandwidth pada jaringan PLIK ini.
kecil. PLIK Syiah Kuala
Adapun beberapa kemungkinan Jaringan pada PLIK Syiah Kuala
kondisi jaringan PLIK Lheung Bata di memiliki throughput sebesar
antaranya jumlah paket yang 26642,78 bytes/detik. Hal ini
melewati trafik jaringan melebihi menunjukkan bahwa jumlah bytes
kapasitas bandwidth jaringan dilihat yang diterima setiap detiknya sebesar
berdasarkan packet loss sebesar 9,5%, 26642,78 bytes dari keseluruhan lalu
throughput yang diterima di sisi lintas jaringan baik dari akses internet
penerima sudah cukup baik sehingga maupun proses streaming server.
kualitas gambar hasil cuplikan video Packet loss yang terjadi pada
pun sudah baik, jaringan PLIK ini jaringan PLIK ini sebesar 0 %. Packet
kemungkinan mengalami collision loss ini hanya diukur dari server ke
dengan adanya persentasi client pada proses streaming server.
pengukuran packet loss sebesar 9,5%, Persentasi packet loss ini termasuk
jaringan PLIK Lheung Bata tidak dalam kategori sangat bagus. Hal ini
mengalami congestion dengan nilai menandakan bahwa pada jaringan ini
nilai jitter sebesar 0 ms, tidak semua tidak ada paket yang hilang selama
paket yang melewati jaringan diterima proses transmisi. Packet loss yang
di sisi penerima dengan persentasi sangat baik menandakan adanya
packet loss sebesar 9,5%, dan hasil kemungkinan bandwidth yang
gambar cuplikan video yang tidak disediakan PLIK Syiah Kuala memang
sempurna dapat terjadi karena adanya mampu menampung jumlah trafik
packet loss yang kemungkinan besar yang lewat pada jaringan. Sehingga
karena adanya collision. hal ini dapat mencegah terjadinya
Hasil pengukuran parameter QoS collision dalam suatu jaringan yang
pada jaringan PLIK Lheung Bata dapat menyebabkan adanya paket
menunjukkan bahwa masih ada yang hilang. Kemungkinan lainnya,
parameter QoS pada jaringan PLIK buffer jaringan mampu menampung
Lheung Bata yang masih tidak paket yang mengalami congestion. Hal
memenuhi standar parameter QoS ini terjadi jika trafik yang melewati
yaitu packet loss. Untuk menghindari jaringan melebihi kapasitas
adanya packet loss yang terjadi bandwidth sehingga terjadi congestion
diakibatkan oleh collision, maka pada jaringan.
sebaiknya dilakukan manajemen Jitter atau variasi kedatangan
bandwidth sehingga dapat dilakukan paket dari hasil pengukuran
pengaturan agar packet loss yang menggunakan Wireshark pada
terjadi tidak melebihi standar packet jaringan PLIK Syiah Kuala yaitu

34 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Analisis Teknis Kualitas Layanan Jaringan ... | Vita Pusvita

sebesar 0 ms. Jitter ini hanya diukur penerima tidak mengalami kerusakan,
dari server ke client pada proses jaringan tidak mengalami collision
streaming server. Jitter ini termasuk yang dapat dilihat dari persentasi
dalam kategori sangat baik karena packet loss sebesar 0 %, jaringan tidak
standar ITU untuk jitter dengan mengalami congestion (antrian) dapat
kualitas baik yaitu kurang dari 75 ms. dilihat dari parameter jitter yaitu 0
Hal ini juga dapat memberikan ms, semua paket yang melewati
kemungkinan bahwa jaringan jaringan PLIK Syiah Kuala dapat
tersebut tidak mengalami congestion diterima di sisi penerima dapat dilihat
sehingga tidak adanya perbedaan dari persentasi packet loss sebesar
variasi waktu dalam antrian dan 0%, dan gambar hasil cuplikan video
pengumpulan ulang paket-paket di sudah baik, dikarenakan throughput
akhir perjalanan (di sisi penerima). yang memang baik, persentasi packet
Delay yang terjadi pada jaringan loss 0%, dan jitter yang bernilai 0 ms.
PLIK Syiah Kuala yaitu sebesar 0,0484 Jaringan PLIK Syiah Kuala sudah
detik. Delay jaringan ini diukur dari mampu memenuhi kebutuhan
seluruh lalu lintas jaringan baik akses parameter QoS yang telah ditetapkan.
internet maupun proses streaming Hal ini dapat dilihat dari segi kualitas
server. Tabel 2 menunjukkan bahwa gambar baik hasil pengukuran
standar ITU untuk kualitas delay yang parameter QoS. Tetapi jika throughput
baik yaitu kurang dari 0,3 detik yang dihasilkan dirasakan masih
sehingga dapat dikatakan bahwa delay kurang, maka sebaiknya diadakan
jaringan ini termasuk dalam kategori penambahan kapasitas bandwidth.
sangat baik. Hal ini berarti dengan
SIMPULAN
waktu tunda sebesar 0,0484 detik
Parameter QoS berupa
maka sisi penerima dapat menerima
throughput, delay, packet loss dan
hasil streaming video yang ditransfer
jitter tidak dapat dipisahkan antara
dari server. Dengan kata lain, waktu
yang satu dan lainnya dalam
tunda proses tansmisi jaringan PLIK
menentukan suatu kualitas layanan
Syiah Kuala sangat kecil.
jaringan. Jika salah satu parameter
Berdasarkan penjelasan diatas,
termasuk dalam kategori kurang baik
maka dapat dilihat beberapa
maka hal ini dapat menurunkan
kemungkinan kondisi jaringan PLIK
kualitas layanan jaringan secara
Syiah Kuala diantaranya jumlah trafik
keseluruhan. Kualitas layanan
paket data yang melewati jaringan
jaringan dapat dikatakan baik jika
tidak melebihi kapasitas bandwidth
throughput yang dihasilkan besar,
dengan melihat persentasi packet loss
delay yang terjadi pada jaringan kecil
sebesar 0 % dan jitter yang bernilai 0
yaitu di bawah 0,3 detik, packet loss
ms, throughput yang diterima di sisi
yang terjadi kurang dari 3 % dan jitter
penerima cukup baik sehingga gambar
pada jaringan kurang dari 750 ms.
hasil cuplikan video di terima di sisi

Analisis Teknis Kualitas Layanan Jaringan ... | Vita Pusvita 35


Analisis Teknis Kualitas Layanan Jaringan ... | Vita Pusvita

PLIK Baiturrahman memiliki 3Perkembangan Teknologi Banda


kualitas layanan jaringan yang dapat Aceh Melejit. 2011. (http://www.
dikatakan baik, karena memenuhi rakyataceh.com/index.php?open
standar QoS yang telah ditetapkan =view&newsid=BeritaUtama-
oleh ITU. Hanya saja throughput pada PerkembanganTeknologiBandaA
PLIK ini dapat dikatakan lebih kecil cehMelejit, diakses tanggal 27
dibandingkan PLIK lainnya. Februari 2012).
Sedangkan, hasil pengukuran 4Institut Teknologi Telkom.2011.
parameter QoS pada jaringan PLIK Kualitas Layanan Jaringan Pada
Lheung Bata menunjukkan bahwa Sistem Telekomunikasi,
masih ada parameter QoS pada (http://www.scribd.com/doc/75
jaringan PLIK Lheung Bata yang 973224/Bab-4-QoS, diakses
masih tidak memenuhi standar tanggal 17 Januari 2011).
parameter QoS yaitu packet loss. Pada 5Perubahan Atas Peraturan Menteri

jaringan PLIK Syiah Kuala sudah Komunikasi dan Informatika


mampu memenuhi kebutuhan Nomor:
parameter QoS yang telah ditetapkan. 48/Per/M.Kominfo/11/2009
Hal ini dapat dilihat dari hasil Tentang Penyediaan Jasa Akses
pengukuran parameter QoS yang Internet Pada Wilayah
sesuai dengan standar. Pelayanan Universal
Telekomunikasi Internet
DAFTAR PUSTAKA Kecamatan.
6BTIP. Pusat Layanan Internet
1Pritoyo,Arief. 2011. Sebagian Besar
Warnet PLIK Tidak Bermanfaat. Kecamatan.
(http://www.bisnis.com/articles (http://www.slideshare.net/Uba
/sebagian-besar-warnet-plik- yt/share-presentasi-plik, diakses
tak-bermanfaat, diakses tanggal tanggal 17 Januari 2012)
17 Januari 2012).
2Dewani, Ratna, Adi Dewanto. 2007.

Upaya Peningkatan Kualitas


Layanan Internet Melalui
Pendekatan Model Akses
Berbasis Persepsi Pengguna.
Universitas Negeri Yogyakarta:
Jurusan Pendidikan Teknik
Elektronika.

36 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


JURNAL
TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI Vol 1 No 1 Desember 2012

PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM


BERORIENTASI PROSES BISNIS
(Studi Kasus Balai Diklat Metrologi Kementerian Perdagangan)

BUSINESS PROCESS ORIENTED


KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM DESIGN
(Case Study of Metrology Training Centre, Ministry of Trade
Republic of Indonesia)

Wicaksono Febriantoro
Staff Seksi Promosi & Kerjasama, Balai Diklat Metrologi, Kementerian Perdagangan
Jl. Daeng Muhammad Ardiwinata km 3,4 Cihanjuang, Parongpong, Bandung
wicaksono.f@gmail.com

ABSTRAK

Dalam penelitian ini dirancang Knowledge Management System (KMS) berorientasi


proses bisnis di dalam lembaga diklat pemerintahan menggunakan tools dan metode
pemodelan knowledge process dan perancangan knowledge infrastructure dari
Strohmaier. Proses bisnis yang menjadi studi kasus pada penelitian ini yaitu proses bisnis
Widya Iswara (WI) di Balai Diklat Metrologi Kementerian Perdagangan. Identifikasi dan
Analisis awal menunjukkan dari 10 proses bisnis yang dianalisis, 7 proses bisnis belum
lengkap teridentifikasi knowledge process-nya. Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan
bahwa secara umum semua proses bisnis belum mengoptimalkan semua komponen dari
knowledge creation sampai dengan knowledge application. Hasil perancangan knowledge
process yang telah dilengkapi menghasilkan 53 tahapan proses (ada tambahan 19
tahapan proses baru). Proses baru ini sebagian besar ada pada knowledge transfer dan
knowledge application yang telah terdefinisi. Selain itu dihasilkan juga rancangan
arsitektur KMS dan Information Technology (IT Tools) sebagai knowledge infrastructure
pendukungnya. IT Tools yang ada diharapkan dapat mendukung 2 strategi knowledge
process yaitu strategi kodifikasi (mengelola pengetahuan yang terdokumentasi) dengan
alternatif teknologi pendukung Document/Content Management berupa Wiki dan Blog,
Search Engine/Information Retrieval System dan Expert Locator serta strategi
personalisasi (mengelola tacit knowledge) dengan alternatif teknologi pendukung
Working Group/Community of Practice Tool, virtual work space application dan discussion
group based application.

Kata Kunci : Proses Bisnis, Knowledge Process, Knowledge Management system,


Knowledge Infrastructure.

ABSTRACT

The aim of this study is to desig a business proces-oriented Knowledge Management


System (KMS) in government training institutions using the tools and knowledge modeling
methods and knowledge infrastructure process design of Strohmaier. Lecturer (WI)
business process is the main case study for this research. The preliminary identification and
analysis showed that 7 of 10 business processes have not been fully identified in terms of
their knowledge processes. The further analysis showed that in general, all business
processes have not been optimized yet to fulfill all the components of knowledge creation

Perancangan Knowledge Management System ... | Wicaksono Febriantoro 37


Perancangan Knowledge Management System ... | Wicaksono Febriantoro

to knowledge application. The results of the completed knowledge process design showed
that there are 53 stages of the process (there are new additional 19 stages of the process).
The new processes are largely on the knowledge transfer and knowledge application that
have been defined. In addition, KMS architecture and IT tools as supporting knowledge
infrastructure designs are defined. The IT tools are expected to support two knowledge
process strategies : the codification strategy (to manage the documented knowledge) with
the supporting IT Tools such as document / content management system in the form of
wiki and blog, search engine / information retrieval system, expert locator and the
personalization strategy (to manage the tacit knowledge) with the supporting IT Tools
such as working/community of practice tool, virtual work space application dan discussion
group based application.

Keywords : Business Processes, Knowledge Process, Knowledge Management System,


Knowledge Infrastructure.

PENDAHULUAN kemampuan organisasi dalam


Reformasi Birokrasi bagi mengelola aset intelektualnya yaitu
Kementerian / Lembaga dan pengetahuan dan pengalaman yang
Pemerintah Daerah dimaksudkan ada. Tujuannya tentu saja adalah
antara lain untuk mendorong memanfaatkan aset tersebut untuk
terwujudnya organisasi yang efektif mencapai kinerja organisasi yang
dan efisien. Untuk mewujudkan lebih baik untuk mempercepat
organisasi seperti itu, setiap instansi pencapaian tujuan pelaksanaan
pemerintah harus siap untuk reformasi birokrasi.1

memanfaatkan kekayaan Balai Diklat Metrologi (BDM)


pengetahuan yang dimilikinya, merupakan salah satu unit Eselon III
termasuk belajar dari pengalaman- di Kementerian Perdagangan yang
pengalaman di masa lampau. Secara bertugas memfasilitasi dan
umum hal itu diwujudkan dalam menyelenggarakan pendidikan dan
bentuk peraturan dan prosedur kerja pelatihan (diklat) kemetrologian bagi
dalam organisasi tersebut, serta Sumber Daya Manusia (SDM)
rangkaian kegiatan untuk perubahan Kemetrologian di seluruh Indonesia.
dan penyempurnaannya. Kendala Menurut Permendag No.7 tahun 2010,
yang sering dihadapi adalah Diklat kemetrologian bertujuan untuk
kenyataan bahwa pengetahuan dan meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman organisasi tersebut keterampilan di bidang kemetrologian.
seringkali tersebar, tidak
Keberadaan Pengajar / Widya
terdokumentasi dan bahkan mungkin
Iswara (WI) senior yang belum
masih ada di dalam kepala masing-
ditunjang dengan sistem transfer
masing individu dalam organisasi.1
pengetahuan yang sistematis kepada
Knowledge Management atau WI junior (yang baru) akan
manajemen pengetahuan merupakan memunculkan resiko terjadinya
upaya untuk meningkatkan knowledge lost dari materi diklat yang

38 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Perancangan Knowledge Management System ... | Wicaksono Febriantoro

diajarkan. Belum termotivasinya/ Belajar Mengajar (KBM) di BDM.


terbentuknya budaya knowledge Belum adanya transfer pengetahuan
sharing diantara sesama WI beserta yang sistematis dari WI senior kepada
media yang mendukungnya juga junior merupakan salah satu
merupakan salah satu gejala yang permasalahan yang membuat sistem
patut diperhatikan. Dampaknya tentu pendidikan dalam jangka panjang
saja bagi para WI junior akan akan mengalami banyak kendala.
memerlukan waktu yang lebih lama Selain itu, BDM belum mempunyai
dan usaha yang lebih keras untuk panduan yang detail berupa proses
menguasai suatu materi bahan ajar, bisnis dan standart operating
serta BDM akan sangat bergantung procedure (SOP) dari tiap aktivitas WI
kepada individu tertentu yang baik pra diklat, proses maupun pasca
menguasai materi bahan ajar diklat. Proses bisnis yang jelas
dikarenakan belum diperlukan supaya pengetahuan para
terinstitusionalkan pengetahuan WI dapat terkelola dengan baik.
individu menjadi pengetahuan Konsep yang utama dari KMS adalah,
organisasi. setiap orang harus mengelola
pengetahuannya sendiri. Setelah itu
Jika ditinjau dari konsep
barulah organisasi dapat melakukan
pemodelan knowledge process dari
pengumpulan, pengorganisasian, dan
Strohmaier2 SECI dan Ba3 dapat
penggunaan pengetahuan dari SDM
dilihat bahwa belum ada sistem yang
nya supaya menjadi keunggulan
mengatur dan mengorganisasikan
kompetitif untuk menghadapi
dalam proses knowledge creation,
persaingan yang semakin ketat.5
storage dan retrieval, transfer maupun
application yang berperan penting Hasil akhir yang diharapkan dari
dalam proses konversi tacit penelitian ini yaitu terciptanya
knowledge menjadi explicit knowledge. rancangan KMS untuk meningkatkan
Selain itu media/ruang yang kapabilitas organisasi. Desain KMS
disediakan untuk pembelajaran yang terbentuk nantinya diharapkan
selama ini masih berupa ruang kelas dapat menunjang kegiatan
dan laboratorium saja, belum peningkatan kompetensi dan
memberi banyak kesempatan kapasitas WI. Lebih lanjut diharapkan
terhadap adanya media lain (e- kapabilitas BDM dapat meningkat
learning via web, mobile learning, dan sehingga mendukung terbentuknya
lain sebagainya). BDM menjadi organisasi pembelajar
(learning organization), dimana aset
Knowledge Management System
utama sebuah organisasi pembelajar
(KMS) selaku sistem pendukung
adalah living/intangible asset yang
manajemen pengetahuan4 diperlukan
terdapat di dalam pengetahuan
untuk mengatasi berbagai kendala
seluruh anggota organisasi.
yang muncul dalam proses Kegiatan

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012 39


Perancangan Knowledge Management System ... | Wicaksono Febriantoro

METODE PENELITIAN 1. Knowledge creation :


Pada intinya tahapan dalam mengidentifikasi kebutuhan
perancangan KMS dibagi menjadi 6 knowledge background (latar
(enam) digunakan pendekatan pengetahuan).
metode kualitatif, dengan langkah 2. Knowledge application :
seperti pada Gambar 1 sebagai mengidentifikasi pengetahuan
berikut. yang diperlukan oleh masing-

Gambar 1. Kerangka Kerja Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN masing knowledge domain.


Pemodelan KMS Berorientasi 3. Knowledge transfer :
Proses Bisnis membandingkan aktivitas yang
Hasil Identifikasi Knowledge ada (kondisi eksisting) dengan
Process pihak/organizational roles yang
Dalam mengidentifikasi membutuhkan.
knowledge process ini digunakan 4. Knowledge storage :
sebanyak 4 proses sebagai berikut2 : mengevaluasi content dari storage,
latar belakang dan bentuknya.

40 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Perancangan Knowledge Management System ... | Wicaksono Febriantoro

yang diperlukan oleh WI dalam


menghasilkan pengetahuan mengenai
penyusunan modul.
Tabel 1. Identifikasi Latar
Pengetahuan KD B
No Kode Knowledge Domain Deskripsi
WI dapat menggunakan RB/RP sebagai pedoman
dalam menyusun modul mencakup kemampuan yang
harus dimiliki siswa setelah mengikuti pelajaran
1 A RB/RP
beserta indikator keberhasilan, pokok bahasan yang
akan disajikan, metode KBM, Alat/Media yang
digunakan dan alokasi waktu.
Gambar 2. Siklus KM Dari KD B
WI dapat mengambil referensi dari modul yang telah
Dapat dilihat pada Gambar 2. 2 B Bahan Ajar dan Modul Diklat dipakai sebelumnya. Dari pengetahuan ini WI dapat
belajar dari pengalaman dan best practices di dalam
bahwa yang terlibat dalam knowledge melakukan penyusunan modul yang baik.
WI dapat mengolah setiap informasi yang ada pada
3 C Slide
creation penyusunan modul yaitu slide untuk melengkapi modulnya
WI dapat mengolah setiap pengetahuan yang timbul
pengetahuan mengenai dokumen 4 D Tatap Muka
dari diskusi di kelas, meliputi studi kasus di daerah
tertentu, regulasi di daerah, dll untuk memperbaharui
RB/RP, kemudian disimpan sebagai modul diklatnya.
WI dapat mengolah setiap informasi yang ada pada
draft modul (softcopy). Akan tetapi soal ujian yang telah diterbitkan sebagai bahan
5 E Soal Ujian
referensi bagi modul (yang relevan dengan pokok
dapat dilihat pada gambar bahwa bahasan).
knowledge application dari WI dapat menggunakan hasil
penelitian/kajian/analisis yang terdapat pada karya
6 F Bimbingan Karya Tulis
penyusunan modul ini belum tulis peserta diklat untuk memperbaharui modul
diklatnya (yang relevan dan sesuai).
terdefinisi dengan baik, artinya bahwa WI dapat menggunakan dan mengolah pengetahuan
7 G Laporan dan Materi Diklat yang didapat dari hasil diklat untuk memperbaharui
pengetahuan ini belum digunakan modul diklatnya
WI dapat menggunakan hasil
oleh organizational roles yang lain 8 H Karya Tulis Ilmiah penelitian/kajian/analisis yang dibuat dalam karya
tulis ilmiahnya untuk memperbaharui modul diklat.
untuk menciptakan pengetahuan baru. WI dapat mengolah dan menggunakan hasil
Begitu pula dengan knowledge 9 I Hasil Penerjemahan
penerjemahan jurnal,standar atau referensi terbaru
dari luar negeri untuk memperbaharui dan
transfer belum terdefinisi dengan baik memperkaya materi modulnya
WI dapat menggunakan pengetahuan dari laporan
Laporan Pelaksanaan Kegiatan
(ditandai dengan tanda tanya ?). 10 J
(Moderator/Narasumber)
pelaksanaan kegiatan untuk memperbaharui dan
memperkaya materi modulnya

Jika dianalisis lebih lanjut


ternyata tidak hanya dokumen RB/RP Selanjutnya akan ditunjukkan
saja yang berperan di dalam pengetahuan yang menggunakan KD B
penciptaan pengetahuan mengenai dan organizational roles yang
penyusunan modul, akan tetapi ada menggunakannya.
beberapa latar pengetahuan lainnya
yang mempengaruhi. Latar
Pengetahuan berguna dalam
penciptaan pengetahuan baru, agar
pengetahuan yang dihasilkan lebih
lengkap sudut pandangnya. Tabel 1.
Identifikasi Latar Pengetahuan
Knowledge Domain (KD) B
mengidentifikasi latar pengetahuan

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012 41


Perancangan Knowledge Management System ... | Wicaksono Febriantoro

Tabel 2. Knowledge Application dari modul juga harus tercatat dengan


KD B rapi supaya jelas kronologis
Organizational perubahannya. Misal ada
No KD Pengetahuan yang terlibat Kode Roles
1 A Dokumen RB/RP WI Widyaiswara perubahan regulasi yang berakibat
2 B Bahan Ajar dan Modul Diklat
3 C Slide
WI
WI
Widyaiswara
Widyaiswara
adanya perbaikan pada modul,
4 D Tatap Muka (Daftar Hadir + SAP) WI Widyaiswara maka harus ditulis dengan jelas
5 E Soal Ujian WI Widyaiswara
6 F Bimbingan Karya Tulis (Form Kontrol) WI Widyaiswara mengenai perubahan tersebut dan
7 G Laporan dan Materi Diklat
8 H Karya Tulis Ilmiah
WI
WI
Widyaiswara
Widyaiswara
alasannya (adanya change log).
9 I Hasil Penerjemahan WI Widyaiswara Nantinya para WI dan peserta
Laporan Pelaksanaan Kegiatan (Moderator
10 J
/ Narasumber) WI Widyaiswara diklat dapat belajar dari
perubahan-perubahan tersebut
Dari Tabel 2 diketahui bahwa beserta alasannya.
semua yang menggunakan KD B
3. Bentuk knowledge storage juga
adalah organization roles WI, oleh
harus diperhatikan, hendaknya
karena itu knowledge transfer kepada
berupa file elektronik yang
WI harus dipastikan ada di dalam
terstruktur baik dari segi penulisan
proses bisnis untuk memfasilitas hal
maupun penyimpanan. Untuk lebih
ini. Adapun karena transfer
detilnya mengenai bentuk
pengetahuannya antara WI  WI,
knowledge storage akan dibahas
maka alternatif bentuk transfer
pada perancangan teknologi
sebagai berikut pada Tabel 3.
pendukung knowledge
Tabel 3. Knowledge Transfer dari KD B infrastructure.
No KD Pengetahuan yang terlibat Transfer Alternatif Bentuk
1 A Dokumen RB/RP WI - WI Dari empat analisis diatas dapat
2 B Bahan Ajar dan Modul Diklat WI - WI
Rapat Koordinasi
3 C Slide WI - WI Penyusunan Modul dg WI dirangkum kedalam siklus knowledge
Tatap Muka (Daftar Hadir + yang serumpun, Jika
4 D
5
SAP)
E Soal Ujian
WI - WI Diperlukan dapat diadakan
WI - WI diskusi yang lebih luas dan
management yang telah dilengkapi
6 F
Bimbingan Karya Tulis (Form
Kontrol)
dalam mengenai topik
WI - WI tertentu melalui Rapat sebagai berikut pada Gambar 3.
7 G Laporan dan Materi Diklat WI - WI dengan seluruh WI
ataupun forum In House
8 H Karya Tulis Ilmiah WI - WI Seminar,dll
9 I Hasil Penerjemahan WI - WI
10 J Moderator / Narasumber WI - WI

Kemudian langkah terakhir yaitu


mengenai knowledge storage. Untuk
mendesain knowledge storage yang
baik ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan sebagai berikut :
1. Pengetahuan mengenai modul
sebaiknya tersimpan dengan baik
dan tercatat perubahan/perbaikan
yang dilakukan dari tahun ke tahun.
2. Latar belakang / latar pengetahuan
mengenai perubahan / perbaikan

42 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Perancangan Knowledge Management System ... | Wicaksono Febriantoro

Gambar 4. Hasil Pemodelan


Knowledge Process dari KD B
Analisis Teknologi dalam KMS
Gambar 3. Siklus KM yang telah
Dalam merancang aspek
dilengkapi dari KD B
teknologi (knowledge infrastructure)
Rancangan Model KMS Berorientasi akan digunakan framework
Proses Bisnis perancangan knowledge infrastructure
Setelah knowledge process dari Strohmaier2 sebagai berikut pada
dilengkapi, langkah selanjutnya yaitu Gambar 5.
menyusun model KMS berorientasi
proses bisnis. Pemodelan ini
divisualisasikan menggunakan model
identifikasi knowledge process dari M.
Strohmaier.2 Model KMS yang
dirancang sudah mengakomodir
perubahan terbaru. Dengan adanya
perubahan ini maka aliran
pengetahuan dari siklus KM sudah
terdefinisi dengan baik sehingga Gambar 5. Alur Perancangan
siklus KM dapat tercipta dengan baik. Knowledge Infrastructure2
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari Dari framework tersebut
Gambar 4 berikut ini.
terdapat tiga langkah perancangan
knowledge infrastructure sebagai
berikut.
1. Definisi Knowledge Proses
Pada tahap awal ini yang dilakukan
yaitu memetakan model knowledge
process as-is dan to be.
Pada tahap ini juga ditentukan fit
criteria (tujuan yang ingin dicapai

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012 43


Perancangan Knowledge Management System ... | Wicaksono Febriantoro

dengan perancangan knowledge sedangkan perancangan knowledge


infrastructure). Fit criteria ini process yang telah dilengkapi. Dari
nantinya akan digunakan di dalam sini kemudian akan dirancang fit
validasi knowledge infrastructure. criteria sebagai tujuan perancangan
knowledge infrastructure (KI). Fit
2. Desain Knowledge Infrastructure.
Criteria ini akan dirancang
Pada tahap ini akan di-desain
berdasarkan beberapa teori KMS2,4
Arsitektur dan IT Tools
dengan batasan berupa regulasi dari
berdasarkan fit criteria dan hasil
Kementerian PAN mengenai
analisis pemodelan knowledge
knowledge management di instansi
process berorientasi proses bisnis
pemerintah.1 Adapun rekapitulasi
beserta alternatif teknologi yang
hasil fit criterianya adalah sebagai
didapat dari studi literatur. Desain
berikut :
pada jurnal ini akan berfokus pada
IT Tools terutama layer data, 1. Organizational Roles harus dapat
infrastructure dan knowledge mengakses kebutuhan
services. Selain IT Tools, model pengetahuan yang diperlukan.
konseptual KMS juga dijelaskan 2. Organizational Roles harus dapat
pada tahap ini. menyediakan/mengisi
3. Validasi Desain Knowledge pengetahuan dalam KI.
Infrastructure 3. Knowledge yang disimpan harus
Langkah validasi merupakan dapat didukung dan dimanage oleh
langkah terakhir dari perancangan KI.
knowledge infrastructure. Pada
langkah ini dilakukan validasi 4. Knowledge harus dapat ditransfer
terhadap desain knowledge dengan baik oleh KI.
infrastructure dalam hal dukungan 5. KI harus dapat memfasilitasi
terhadap knowledge process kebutuhan kolaborasi pengetahuan
menggunakan fit criteria. Dalam antara knowledge worker.
tahap ini dapat diketahui apakah
6. Model kolaborasi juga harus dapat
desain sudah memenuhi Z atau
memfasilitasi kebutuhan untuk
belum, jika belum maka proses di
melakukan kolaborasi kapan saja
tahap ke dua dapat diulangi lagi.
dan dimana saja (tidak terbatas di
Selain fit criteria validasi juga
dalam kantor saja).
dilakukan dengan perbandingan
terhadap teori dan regulasi Desain Knowledge Infrastructure
sehingga menghasilkan triangulasi Dari perancangan knowledge
validasi. flow proses bisnis widyaiswara, ada 2
strategi terkait cara individu (WI)
Definisi Knowledge Processs
mendapatkan dan berbagi
Identifikasi model knowledge
pengetahuan yang diperlukan untuk
process dapat dilihat pada gambar 9,
melaksanakan tugas sebagai WI.

44 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Perancangan Knowledge Management System ... | Wicaksono Febriantoro

Strategi tersebut nantinya akan criteria (rancangan dari data dan


mempengaruhi rancangan knowledge knowledge sources, infrastructure
infrastructure. Strategi tersebut yaitu.6 services serta knowledge services).7
1. Codification Strategy: Strategi ini
menitikberatkan pada
pengumpulan, kodifikasi dan
penyebaran informasi (explicit).
Strategi ini akan sangat
bergantung kepada IT. Salah satu
keuntungannya yaitu penggunaan
kembali pengetahuan yang ada.
Strategi Kodifikasi pada proses
bisnis widyaiswara dapat dilihat
pada Tabel 4. Gambar 6. Model Konseptual KMS di BDM
Tabel 4. Proses Pengetahuan dan
1. Data dan knowledge sources :
Teknologi Pendukungnya (Kodifikasi)
Disini tersimpan semua database
Proses Pengetahuan Teknologi yang mendukung
Doc / Content Management
dari proses bisnis Widyaiswara
Dokumentasi Konten (Wiki, blog) (KD A sampai dengan KD J).
Pencarian dan Mendapatkan Search Engine/Information
Informasi Retrieval System, Expert Locator
Saling keterhubungan antar
2. Infrastructure service :
knowledge worker Intranet Infrastruktur pendukung utama
yaitu jaringan intranet via Local
2. Personalisation strategy : Strategi Area Network (LAN) dan Wi-Fi
ini berfokus pada pengembangan yang menghubungkan semua
jaringan untuk menghubungkan
knowledge worker dengan KMS
orang sehingga tacit knowledge
dapat dibagikan. Strategi ini yang akan dibangun. Intranet ini
menekankan kepada dialog antar juga terhubung ke internet via
individu. Personalisasi pada Internet Service Provider (ISP)
proses bisnis widyaiswara dapat untuk mengakses database online
dilihat pada Tabel 5. eksternal.
Tabel 5. Proses Pengetahuan dan
3. Knowledge Services: Pada layer ini
Teknologi Pendukungnya
(Personalisasi) terdapat layanan berupa aplikasi
yang akan digunakan untuk
Proses Pengetahuan Teknologi yang mendukung
Diskusi Antar WI Mentoring/Tutoring mendukung knowledge process.
Working Group / Communities of Berdasarkan fit criteria dan
Rapat WI yang serumpun Practice (expert locator,
collaboration, virtual work space strategi KMS, aplikasi yang akan
application, knowledge repositories,
Forum WI (Keseluruhan)
discussion group based application) digunakan akan dijelaskan pada
In House Seminar
Tabel 6. sebagai berikut.
Berikut usulan rancangan
berdasarkan hasil analisis dan fit

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012 45


Perancangan Knowledge Management System ... | Wicaksono Febriantoro

Tabel 6. Aplikasi Pendukung (IT Tools) sesuai dengan regulasi yang


Knowledge Process berlaku di Indonesia), hasil diskusi
Fit Criteria Knowledge Process IT Tools dari peserta/ketika menjadi
Organizational Roles
harus dapat
narasumber dan sumber lain yang
Knowledge Creation Learning Tools
menyediakan/mengisi relevan. Untuk menulis content
pengetahuan dalam KI.
Knowledge yang
Wiki, Blog,
awal bisa dimasukkan ke dalam
disimpan harus dapat
didukung dan dimanage
Document/Content sebuah wiki dimana nantinya akan
Management System
oleh KI. Knowledge Storage and
Organizational Roles Retrieval
berisi modul sesuai mata pelajaran
Search Engine/Information
harus dapat mengakses
Retrieval System, Expert yang diajarkan. Sebelum menulis
kebutuhan pengetahuan
Locator
yang diperlukan. ke wiki, maka WI harus mengakses
Knowledge harus dapat
ditransfer dengan baik oleh Knowledge Transfer
Discussion group based portal (sebagai one stop
application
KI.
KI harus dapat
information system) yang
memfasilitasi kebutuhan
Virtual Work Space berfungsi sebagai sistem akses dan
kolaborasi pengetahuan
Application
antara knowledge autentifikasi (memberi akses ke
worker .
Model kolaborasi juga
Knowledge Transfer
aplikasi sesuai peran dan
harus bisa memfasilitasi
kebutuhan untuk
tanggung jawabnya). Hal ini
melakukan kolaborasi diperlukan untuk mengelola
kapan saja dan dimana
saja (tidak terbatas di discussion group based semua aplikasi KMS dengan baik.
dalam kantor saja). application
Prinsip utamanya yaitu hak akses
Knowledge Application Expert System/Workflow
System
ke dalam suatu aplikasi (read only,
write and edit atau full access)
Model Konseptual KMS diberikan kepada organization role
Model konseptual pada Gambar 6. sesuai dengan kebutuhan-nya.
bisa dijelaskan sebagai berikut. Semua apikasi KMS hanya bisa
1. Latar pengetahuan dalam diakses melalui portal ini
melakukan knowledge creation (sekaligus berfungsi untuk
proses penyusunan modul terdiri memberikan petunjuk beserta alur
dari 10 proses bisnis yang telah penggunaan masing-masing
diidentifikasi sebelumnya aplikasi).
(Gambar 6), misal: modul tahun 2. Knowledge creation tidak dapat
sebelumnya digunakan sebagai dipisahkan dengan knowledge
awal dari penyusunan modul, storage and retrieval, disinilah
kemudian diperbaharui kontennya strategi kodifikasi diaktualisasikan
(bisa ditambah atau dikurangi) dengan penyimpanan
yang disesuaikan dengan: RB/RP, pengetahuan. Pada poin 1 telah
laporan diklat teknis (baik dijelaskan bahwa untuk
nasional maupun internasional), penyimpanan content utama
hasil karya tulis ilmiah dari (modul) bisa digunakan wiki,
peserta diklat, hasil penerjemahan kemudian content pendukungnya
dari standar yang berlaku secara sebagai latar pengetahuan untuk
internasional (tentunya yang memperbaharui content bisa

46 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Perancangan Knowledge Management System ... | Wicaksono Febriantoro

disimpan pada blog. Adapun knowledge sharing/ knowledge


content yang disimpan dapat transfer/ diskusi dapat
bervariasi, mulai dari text, gambar, berlangsung via ruang meeting
audio, video, animasi maupun atau forum diskusi. Kemudian
content multimedia lainnya. hasilnya dimasukkan ke wiki
Nantinya setiap perubahan (baik berdasarkan kesepakatan pada
penambahan atau pengurangan isi forum diskusi. KMS
modul) pada wiki secara otomatis memungkinkan diskusi dilakukan
akan ditambahkan keterangan secara lebih luas, jika ada salah
perubahan-nya (change log) satu peserta yang tidak hadir
meliputi apa perubahan yang misalnya atau berada pada tempat
dilakukan dan kapan perubahan yang berbeda, diskusi masih dapat
itu terjadi. Pada tahapan ini dapat dilakukan via teknologi
ditambahkan mekanisme tertentu pendukung missal : video
sebagai fungsi approval terhadap conference, discussion group based
content yang diperbaharui. application, virtual workspace
Knowledge storage and retrieval application dan lain-lain. Pada
juga dilengkapi dengan search and intinya KMS memungkinkan
retrieval system untuk knowledge transfer dan knowledge
mempermudah menemukan sharing kapan saja dan dimana
informasi dan pengetahuan yang saja.
diinginkan. Selain itu fungsi expert 4. Pada tahap terakhir yaitu
locator juga ditambahkan untuk knowledge application yang
mempermudah menemukan orang berupa penerapan/implementasi
yang ahli dalam suatu bidang existing knowledge supaya dapat
tertentu. memberikan nilai tambah
3. Pada knowledge transfer inilah (continuous improvement) pada
strategi personalisasi berada. proses lainnya. Dari hasil
Tahap ini menekankan pada identifikasi ditemukan bahwa
pengelolaan tacit knowledge proses penyusunan modul dapat
dimana pengetahuan baru yang digunakan untuk meningkatkan
muncul dari hasil diskusi antar WI ke-10 proses lainnya. Hal ini
yang serumpun maupun forum WI seperti dilihat pada Gambar 3.
atau in-house seminar berada. merupakan siklus yang berulang.
Misal dalam sebuah pembahasan Untuk mempercepat proses
yang akan menentukan apakah implementasi knowledge tersebut,
sebuah metode pengujian baru KMS dapat membantu dalam hal
dapat dimasukkan atau tidak ke menghubungkan informasi dari
dalam sebuah modul, jika semua berbagai sumber dan membuatnya
peserta hadir pada waktu dan dapat diakses oleh organizational
tempat yang sama, maka proses roles yang membutuhkan dengan

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012 47


Perancangan Knowledge Management System ... | Wicaksono Febriantoro

mudah dan cepat. Lebih lanjut Tabel 8. Validasi Berdasarkan


KMS dapat mendukung knowledge Regulasi
application dengan cara No Temuan Penelitian Regulasi

menempelkan (embed) Menurut PermenPAN No.14 Tahun 2011


mengenai Pedoman Pelaksanaan Manajemen
Knowledge Process yang akan dikelola
pengetahuan kedalam proses 1 terdiri dari knowledge creation, storage
Pengetahuan, ada 3 proses dasar dalam
Manajemen Pengetahuan yaitu proses
bisnis organisasi melalui expert/ & retrieval, transfer & application
akuisisi pengetahuan, berbagi pengetahuan

workflow system dan pemanfaatan pengetahuan

Knowledge Transfer yang ditemukan Menurut PermenPAN No.14 Tahun 2011


(mengkodifikasikan dan 2 terdiri dari 2 strategi, kodifikasi proses transfer dapat berupa diskusi maupun

mengotomatisasikan proses (explicit) dan personalisasi (tacit) melalui medium berbasis teknologi

Menurut PermenPAN No.14 Tahun 2011


bisnis). tahapan dalam perencanaan implementasi
Manajemen Pengetahuan terdiri dari
Validasi Desain Knowledge Penelitian terdiri dari 2 tahap,
Mengidentifikasi Konteks Manajemen
Pengetahuan dalam organisasi,
Infrastructure 3 pemodelan knowledge proses dan
Mengidentifikasi Praktek Manajemen
perancangan knowledge infrastruktur
Selain menggunakan fit criteria, Pengetahuan dl organisasi (pemodelan
knowledge proses) serta di tahapan strategi
validasi dilakukan juga dengan ada tahapan penggunaan teknologi
(knowledge infrastruktur)
membandingkan dengan Menurut PermenPAN No.14 Tahun 2011 ,

teori/literatur lain serta dengan aspek teknologi dl perolehan data


Penggunaan Document/Content menggunakan sistem untuk merekam data
regulasi yang berlaku supaya 4 Management System, Search elektronik, tools untuk komunikasi dan

keabsahan hasil perancangan dapat Engine,discussion group kolaborasi (portal dan intranet) serta forum
diskusi elektronik serta search and retrieval

dipertanggungjawabkan dengan hasil system

sebagai berikut pada Tabel 7 dan


Tabel 8. SIMPULAN
Pemodelan knowledge process
widyaiswara dapat dilakukan
Tabel 7. Validasi Berdasarkan Teori menggunakan framework pemodelan
No Temuan Penelitian Teori Pendukung knowledge process dari Strohmaier2
Alavi (2001) menyatakan bahwa peran IT yang dimodifikasi menggunakan
Peran IT dalam mendukung pengelolaan dalam pengelolaan KM sebagai berikut :
1 explicit (kodifikasi) dan tacit coding dan sharing dari best practice,
Peraturan Menteri Pendayagunaan
(personalisasi) knowledge pembuatan corporate knowledge directories, Aparatur Negara No.12 tahun 2011
pembuatan knowledge networks
mengenai Pedoman Penataaan
Moffet dan McAdam (2003) menyatakan
bahwa KM Tools terdiri dari 3 :
Tatalaksana (business process).
IT digunakan untuk mendukung collaborative tools, content management dan
Hasil analisis lebih lanjut
manajemen tacit knowledge (working business intelligence. Collaborative tools
2
group/CoP) dan explicit knowledge misal groupware, discussion forum (tacit), menunjukkan bahwa secara umum
(document management system) content management misal document semua proses bisnis belum
management system, office automation
sytem,dll
mengoptimalkan semua komponen
Nonaka (2000) menyatakan bahwa SECI dari knowledge creation s.d knowledge
Model terdiri dari, Socialization Originating application. Dimulai dari knowledge
Diseminasi knowledge via collaboration Ba (same time same place), externalisation
3
model (kapan saja, dimana saja) interacting ba, combination cyber
creation, ditemukan bahwa pada
ba(diiferent time diffent place), dan proses bisnis WI latar pengetahuan
internalisation exercise ba.
dalam menciptakan suatu
pengetahuan baru belum sepenuhnya

48 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Perancangan Knowledge Management System ... | Wicaksono Febriantoro

teridentifikasi, kemudian dalam DAFTAR PUSTAKA


knowledge storage belum 1Kementerian Pendayagunaan
menggunakan sistem yang terstruktur Aparatur Negara dan Reformasi
dan mudah untuk diakses kembali, Birokrasi. 2011. Peraturan
knowledge transfer juga belum Menteri Negara Pendayagunaan
optimal dikarenakan belum Aparatur Negara dan Reformasi
mendukung aktivitas kolaborasi, Birokrasi Tentang Pedoman
kerjasama dan kerja tim sedangkan Pelaksanaan Manajemen
untuk knowledge application banyak Pengetahuan (Knowledge
yang belum terdefinisi sehingga Management) s.l. Jakarta: Kemen
pemanfaatan knowledge kurang PAN-RB.
optimal.
2Strohmaier, Markus B. B-KIDE : A
Dari hasil perancangan Framework and a Tool for
knowledge infrastructure Business Process Oriented
menunjukkan bahwa ada dua strategi Knowledge Infrastructure
yang digunakan untuk mendukung Development. Austria : Shaker
knowledge process WI sebagai berikut : Verlag, 2005.
1. Strategi Kodifikasi merupakan 3Nonaka and Konno. 1998. The
strategi yang bersifat explicit Concept of ‘Ba’ : Building a
(mengelola pengetahuan yang foundation for knowledge
terdokumentasi) dengan IT Tools creation. California Management
antara lain : Document/Content Review.
Management berupa Wiki dan
4Alavi, Maryam and E. Leidner,
Blog, serta Search
Engine/Information Retrieval Dorothy. 2001. Knowledge
System dan Expert Locator. Management and Knowledge
Management System :
2. Strategi Personalisasi dimana Conceptual Foundation and
strategi ini menitikberatkan pada Research Issues. MIS Quarterly,
pengelolaan tacit knowledge Maret 2001, Vol. 25, pp. 107-136.
(diskusi antar WI, rapat WI yang
5Hidajat,Jann and Crestofel, D. 2006.
serumpun, forum WI, in house
seminar) dengan IT Tools Knowledge Management dalam
pendukungnya antara lain : Konteks Organisasi Pembelajar.
Working Group/Community of Bandung: SBM-ITB.
Practice Tool, virtual work space 6M. Ribiere, Vincent and A. Roman,
application dan discussion group Juan. 2006. Knowledge Flow.
based application [book auth.] D. Schwartz.
Encyclopedia of Knowledge
Management. Idea Group
Reference (IGI).

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012 49


Perancangan Knowledge Management System ... | Wicaksono Febriantoro

7Maier, Ronald. 2007. Knowledge


Management Systems : ICT for
Knowledge Management. New
York : Springer.

50 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


JURNAL
TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI Vol 1 No 1 Desember 2012

KAJIAN IMPLEMENTASI WATCHGUARD FIREBOX SERI 125e


SEBAGAI PENYARING KONTEN PADA JARINGAN KANTOR
PEMERINTAH KOTA BATAM

A STUDY ON THE IMPLEMENTATION OF WATCHGUARD FIREBOX


125e SERIES AS A CONTENT FILTER IN BATAM LOCAL
GOVERNMENT’S NETWORK
Jarudo Damanik
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Medan
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI
Jalan Tombak Nomor 31 Medan
jarudo.damanik@kominfo.go.id

ABSTRAK

Kajian implementasi sistem penyaring konten telah dilakukan di Kantor Pemerintah


Kota Batam. Penyaring konten yang dipakai adalah firebox seri 125e yang memiliki
keunggulan melakukan blok terhadap konten sebuah website secara menyeluruh.
Pendeteksian virus, worm maupun gerakan yang mengarah pada tindakan berupa hack
dapat berjalan secara maksimal melalui perangkat ini. Namun pemblokiran seluruh
konten yang terdapat pada sebuah website memunculkan permasalahan, karena tidak
semua konten yang terdapat pada sebuah situs tersebut negatif. Penelitian ini
menggunakan metoda kualitatif untuk melihat sejauh mana penggunaan konten filtering
dilakukan di Kantor Pemerintahan Kota Batam. Kajian ini diharapkan menjadi masukan
Pemerintah Kota Batam untuk menentukan penggunaan konten filtering yang efektif.
Disarankan untuk menciptakan sebuah perangkat yang mampu mendeteksi sebuah
konten page per page, sehingga proses penyeleksian konten dapat dilakukan secara
relevan.
Kata Kunci : penyaring konten, firebox 125e series, pendeteksian

ABSTRACT

A study on the implementation of the content filtering system has been done in
Batam local government’s network. The content filter used is firebox 125e series which has
the adventage to block all of website content. Detection of viruses, worms and the
movement that led to the action of a hack to run the maximum through this device.
However, blocking all content on the website raises a problem because not all of the
website content is negative. In this researh we apply qualitative method to see how far
content filtering has been used in Batam Local Government’s Network. This study is
expected to provide input Batam Local Government to determine effective content filtering.
It is recomended to create a capable device to detect page per page, so the selection
process can be carried out relevant content.
Keywords : content filtering, firebox 125 e series, detection

PENDAHULUAN melahirkan dua efek yakni efek


Ibarat dua sisi mata uang, negatif dan efek positif. Efek
perkembangan teknologi informasi positifnya, teknologi informasi dan

Kajian Implementasi Watchguard Firebox Seri 125e ... | Jarudo Damanik 51


Kajian Implementasi Watchguard Firebox Seri 125e ... | Jarudo Damanik

komunikasi memberikan berbagai pornografi, kecanduan hubungan


kemudahan dalam menyelesaikan maya, tayangan sadis dan lainnya.1
pekerjaan. Permasalahan geografis Dampak negatif tersebut semakin
yang selama ini selalu menjadi besar karena ketersediaan fitur dan
kendala, sehingga membutuhkan mudahnya akses.
ruang, waktu dan biaya yang besar Meski demikian semua
dalam mengakses informasi telah informasi yang terdapat pada dunia
diatasi dengan hadirnya fitur fitur maya yang di interpretasikan melalui
yang terdapat di dunia maya yang laman website yang ada saat ini
lebih efektif. Selain itu teknologi memiliki manfaat selama digunakan
informasi menghadirkan pergeseran secara bijaksana diartikan dengan
paradigma terhadap tingkat menggunakan untuk tujuan yang
kepentingan informasi menjadi suatu bermanfaat serta menyaring isi yang
hal yang paling berarti dan berharga. bersifat negatif. Untuk itu, dalam
Lebih spesifik, teknologi informasi bentuk kampanye persuasif,
dan komunikasi, khususnya penyaringan konten yang tersedia di
keberadaan dunia maya dewasa ini dunia maya secara teknis sangat
digunakan orang sebagai pusat diperlukan. Ada beberapa cara
rujukan informasi, bersosialisasi, penyaringan konten yang dapat
melakukan transaksi dan aktivitas dilakukan. Saat ini teknis penyaringan
ekonomi, dan bahkan sebagai media konten yang sering digunakan adalah
dalam melakukan pembelajaran. dengan mengimplementasikan proxy
Namun sisi lain kemajuan yang terdapat pada jaringan. Pada
teknologi informasi dan komunikasi, teknik ini proxy akan memainkan
khususnya fasilitas dunia maya peran untuk menyampaikan dan
menghasilkan konsekuensi negatif menerima permintaan dari user untuk
bagi penguna. Konsekuensi negatif mengakses konten dari server global.
yang kita anggap sebagai dampak
negatif teknologi ini sama luasnya
dengan manfaat positif teknologi ini.
Sebagai sebuah perwujudan dari
dunia yang maya, dunia maya
memiliki hampir semua hal yang
terdapat pada dunia nyata. Berbeda
dalam dunia nyata, di dunia maya
segala aktivitas dapat dilihat lebih
visual dan nyata, serta amat mudah
membuktikan setiap pelanggaran Gambar 1. Konsep dan cara kerja
proxy2
yang dilakukan seseorang. Secara
garis besar internet memberi peluang Pada dasarnya proxy berfungsi
terciptanya dampak negatif seperti sebagai content checking. Bila proxy

52 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Kajian Implementasi Watchguard Firebox Seri 125e ... | Jarudo Damanik

diset untuk mem-filter konten yang kelebihan tools tersebut. Penelitian ini
mengandung kata “sex”, maka semua diharapkan memberikan informasi
paket yang mengandung kata “sex” teknis terkait dengan perangkat
akan ditolak. Meskipun pada setiap konten filtering sebagai media
jaringan, khususnya jaringan local penyaringan informasi negatif, serta
area network selalu disertai sebuah solusi pemilihan perangkat penyaring
proxy, karena fungsi vitalnya sebagai konten yang efektif.
jembatan antara client dan webserver METODE PENELITIAN
sekaligus sebagai otorisasi
mengijinkan akses, namun Penelitian ini dilaksanakan di
kenyataannya efektivitas kinerja Kantor Pemerintah Kota Batam di
dalam melakukan penyaringan masih kawasan Batam Center, dengan fokus
belum cukup. Relevansi teknik pengamatan terhadap kinerja jaringan
penyaringan dengan kaidah yang berada di Lantai VII. Penelitian
kepantasan terhadap pengakses dilaksanakan selama 6 (enam) bulan
begitu erat kaitannya. Sisi lain dari yakni dari bulan Januari 2012 sampai
alasan penyaringan sebuah konten dengan Juni 2012. Objek pengambilan
juga dipengaruhi beberapa faktor data terdiri dari data aktivitas
yang bersifat non teknis.3 lalulintas jaringan dari menu
Manajemen Admin, dokumen awal
Dalam sebuah diskusi oleh pembangunan jaringan dan
ICTWATCH bersama dengan wawancara mendalam terhadap
komunitas blogger disimpulkan seluruh elemen yang terkait dengan
bahwa dukungan terhadap manajemen pengelolaan jaringan.
keberadaan UU ITE Nomor 8 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Penelitian ini memakai
Elektronik (ITE), khususnya pasal 27 pendekatan kualitatif dengan analisis
ayat 1 harus dilakukan secara lebih deskriptif, yaitu mencatat dan
nyata.4 Namun perlindungan terhadap menggambarkan secara teliti seluruh
masyarakat terkait akses ke negatif fenomena yang ditemukan di
tidak dapat dipenuhi hanya undang lapangan. Peneliti secara langsung
5

undang tersebut. Kebijakan lebih mengamati objek penelitian untuk


teknis diperlukan untuk menciptakan melakukan interpretasi data
akses ke dunia maya yang lebih sehat lapangan, sekaligus memilih informan
dan bermartabat. Berdasarkan sebagai sumber data serta melakukan
pemaparan diatas, kajian ini penilaian kualitas data, menafsirkan
difokuskan pada sejauhmana serta membuat kesimpulan atas
perangkat penyaring konten yang temuan di lapangan.6 Alasan
digunakan pada jaringan kantor pemilihan metode ini didasarkan pada
Pemerintah Kota Batam mampu fenomena perkembangan teknologi
melakukan filtering terhadap konten informasi, khususnya konten dunia
negatif, serta apa kelemahan dan maya yang sangat dinamis, dan selalu

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012 53


Kajian Implementasi Watchguard Firebox Seri 125e ... | Jarudo Damanik

mengelami perubahan dan HASIL DAN PEMBAHASAN


pembenahan setiap saat. Teknik Pada jaringan kantor
pendekatan secara persuasif dan Pemerintah Kota Batam, sistim
penjabaran naratif diharapkan jaringan komputer lokal mengadopsi
mampu menggali semua fenomena topologi jaringan topologi Mesh atau
dan kencenderungan yang biasa disebut topologi jala, dimana
berkembang. dalam topologi ini terbentuk suatu
Sedangkan analisa data bentuk hubungan antar perangkat
dilakukan dalam beberapa tahapan dimana setiap perangkat terhubung
dari tahapan trustworthines, secara langsung ke perangkat lainnya
credibility, hingga authenticity. yang ada di dalam jaringan. 7
Tahapan ini dilakukan Titik port hub
untuk melihat realita
yang diungkapkan
informan dengan
Client 1 Client 2
melihat pengalaman
informan terkait topik,
menguji kredibilitas
informan dari jawaban
serta memfasilitasi
Client 4
pengungkapan Client 3

konstruksi personal server sebagai sentral

informan. Validasi data


dilakukan dengan
menggunakan teknik
Client 6
triangulasi yaitu Client 5
melakukan Gambar 2. Topologi Mesh yang
pengecekan dari sumber data yaitu digunakan dalam jaringan antar
pengelola dan manajemen admin koneksi di kantor Pemerintah Kota
jaringan, pejabat yang memiliki Batam
otoritas terhadap keberlangsungan Pemilihan topologi ditujukan
jaringan, data lalulintas jaringan serta untuk keamanan data yang
para pengunjung atau user yang didistribusikan. Dengan
menggunakan jaringan. Keberagaman menggunakan topologi ini data yang
data yang diperoleh akan di disampaikan antar satu komputer
deskripsikan, dikategorikan, untuk dengan komputer lain lebih aman
melihat pendapat yang sama dan karena menggunakan “dedicated link”
melakukan member chek terhadap komunikasi data secara langsung
data yang berbeda untuk dibuatkan tanpa melalui komputer lain. Hal ini
kesepakatan diantara sumber data. diperlukan karena data yang

54 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Kajian Implementasi Watchguard Firebox Seri 125e ... | Jarudo Damanik

didistribusikan sangat penting seperti bekerja saling mendukung dengan


data statistik dan kependudukan. proxy. Firewall yang digunakan adalah
WebBlocker yang merupakan produk
Sistim Penyaring Konten Kantor
sebuah vendor berbasis di Amerika
Pemerintah Kota Batam
Serikat. Sistim langganan keamanan
Pada jaringan kantor
terintegrasi XTM WatchGuard dan
Pemerintah Kota Batam efektivitas
Firebox X e-Series peralatan dengan
penggunaan proxy dan firewall
nomor seri X1250e.
dimaksimalkan untuk melakukan
pengontrolan atas akses yang
dilakukan user. Proxy yang digunakan XTM
Watchguard
pada server jaringan ini sudah Firebox 125e

lengkap. Saat ini konfigurasi pada MS


Proxy Server dan Win Gate yang
bekerja pada layer aplikasi mampu Gambar 3. Bentuk fisik webblocker
melakukan pengontrolan terhadap sebagai penyaring konten yang
seluruh aplikasi yang digunakan pada digunakan kantor Pemerintah Kota
jaringan. Hasil penelitian menunjukan Batam
tipe MS Proxy Server dan Win Gate Secara umum fungsi webblocker
mampu menyortir seluruh lalulintas ini untuk melakukan pengamatan
paket yang masuk. terhadap segala aktivitas yang
Kondisi ini tentu tidak dilakukan oleh user dalam lingkup
mencukupi untuk melindungi dan jaringan, dengan mengenali konten
memantau jaringan bebas dari akses yang disajikan oleh sebuah website.
yang tidak terdeteksi. Perkembangan Pada weblocker ini terdapat fitur
berbagai tipe proxy yang sebagian tambahan berupa perangkat proteksi
besar dapat diperoleh secara gratis antivirus, spyware dan anti spam. Ini
menimbulkan fenomena baru. diperlukan karena banyaknya data
Sebagus apapun tipe proxy yang Pemerintah Kota Batam yang harus
digunakan saat ini dapat dipastikan dilindungi ketika terjadi sebuah
tidak akan mampu melakukan distribusi data. Keberadaan firewall
pengontrolan seluruh aktivitas. yang komprehensif ini tentunya untuk
Sebagai contoh sebuah web proxy memberikan perlindungan secara
dapat diperoleh secara gratis mampu total terhadap setiap akses yang tidak
melakukan browsing tanpa harus dikehendaki. Firewall watchguard ini
khawatir oleh adanya pemblokiran bekerja dengan memfokuskan semua
situs karena semua request akan paket yang masuk melalui proses
dilewatkan di web proxy tersebut. identifikasi. Watchguard firebox 125e
akan mengidentifikasi sebuah paket
Jaringan pada kantor
yang diakses user melalui pengecekan
Pemerintah Kota Batam juga
alamat IP baik komputer sumber
dilengkapi dengan firewall yang
maupun komputer tujuan untuk

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012 55


Kajian Implementasi Watchguard Firebox Seri 125e ... | Jarudo Damanik

membandingkan apakah IP dimaksud tersebut tidak akan dapat diakses


merupakan IP yang memiliki indikasi user. Selain itu firebox 125e juga
merusak, kemudian mengecek port merupakan sebuah paket watchguard
yang digunakan dan membandingkan yang terdiri dari perangkat lunak
dengan database yang dimiliki serta firewall sekaligus terintegrasi dengan
melakukan pengecekan terhadap perangkat keras.
protokol IP yang digunakan. Indikator Kelemahan Watchguard Firebox
firewall ini menolak atau melewatkan 125e
paket tersebut berdasarkan daftar Selain keunggulan yang dimiliki
database yang sudah ada sebelumnya. Watchguard Firebox 125e juga
memiliki beberapa kelemahan.
Beberapa kelemahan yang dapat
Intern Router
et diidetifikasi dalam penelitian ini
adalah Watchguard Firebox 125e yang
Firebox sebagai digunakan sebagai firewall untuk
Firewall spesifikasi
teknis firebox x- melindungi jaringan berjalan secara
sporadis, dimana metode penyaringan
Webserve
konten yang masuk langsung
webserve
menutup semua akses berdasarkan
Switch port, sehingga keseluruhan informasi
yang ada dalam website tersebut
secara otomatis tidak akan bisa
User User
Sub Sub diakses. Hal ini sebenarnya sangat
Gambar 4. Cara kerja dan fungsi bertentangan dengan kebebasan
firebox sebagai firewall yang dalam memperoleh informasi. Upaya
digunakan di kantor Pemerintah Kota pemblokiran seharusnya dilakukan
Batam dengan bijaksana. Artinya
pembatasan atau pemblokiran bukan
Keunggulan Watchguard Firebox berarti membatasi hak manusia untuk
125e
memperoleh informasi. 8 Esensi
Dari sisi fitur, firebox 125e
pembatasan dan pemblokiran
memiliki beberapa keunggulan
bertujuan untuk menyelamatkan
diantaranya memiliki kemampuan
bangsa ini dari kerusakan.
melakukan penyaringan IP adress.
Pembatasan sebagian konten negatif
Selain itu fleksibilitas
di jaringan situs website juga sebagai
pengkonfigurasian dapat dilakukan
upaya untuk meningkatkan harkat
melalui port yang digunakan. Artinya
dan martabat bangsa ini di panggung
untuk dapat memblok sebuah situs
dunia. Artinya sebagai sebuah bangsa
berbagai tipe dapat dilakukan dengan
besar yang sejajar dengan bangsa
menutup port tertentu, sehingga
bangsa lain di dunia ini bangsa
seluruh web yang berbasis pada port
Indonesia juga memiliki etika dalam

56 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Kajian Implementasi Watchguard Firebox Seri 125e ... | Jarudo Damanik

melakukan akses informasi melalui berbasis watchguard firebox seri 125e


dunia maya. 9 Selain itu, besarnya untuk setiap akses masuk. Cara kerja
biaya yang dibutuhkan dalam firewall dengan langsung menutup
melakukan identifikasi dan seluruh port yang diidentifikasi atau
pembentukan database yang akan berpeluang memiliki konten yang
terkonfigurasi juga akan menjadi tidak baik sesungguhnya bukan
masalah ketika penganggarannya tindakan yang bijak. Sebagian isi situs
tidak dilakukan secara tepat. Proses tersebut pasti akan memiliki manfaat
update perangkat yang harus sepanjang dilakukan model
dilakukan kepada vendor pemilik pengaksesan yang sehat. Pemilahan
lisensi watchguard firebox 125e juga terhadap sebuah situs tertentu untuk
membutuhkan biaya yang tidak melihat serta menciptakan cara
sedikit, padahal bila perangkat tidak pandang penilaian yang lebih parsial
terupdate secara berkala sangat sangat diperlukan untuk menciptakan
mempengaruhi kemampuan pola akses informasi yang relevan.
pembentukan database sesuai Sebuah perangkat yang mampu
pertumbuhan website yang pesat. mendeteksi konten secara page by
page diharapkan mampu mengatasi
SIMPULAN
permasalahan filtering ini, khususnya
Secara teknis, seluruh otoritas
di negara yang belum dapat
yang ada di Pemerintah Kota Batam
menentukan secara spesifik
yang memiliki wewenang terkait
memberikan kategori konten negatif
dengan keberadaan infrastruktur
atau positif.
teknologi informasi dan komunikasi
Teknik penyaringan konten
dan unsur unsur pendukungnya
pada jaringan kantor Pemerintah
sudah memiliki konsep pemanfaatan
sebaiknya dilakukan secara parsial
yang sangat jelas. Penyediaan
dan terpisah dengan fungsi firewall,
perangkat baik dari sisi hardrware,
untuk menghindari pemblokan
software maupun tools lainnya sudah
sebuah situs secara keseluruhan,
sangat mencukupi. Dari sisi keamanan
karena sebagian isi situs yang diblok
data, khususnya perlindungan
melalui fungsi firewall dipastikan
terhadap user yang mengakses
memiliki konten positif yang
melalui jaringan terhadap konten
dibutuhkan user. Selain itu dalam
yang akan diakses cukup kuat, dimana
mengkonfigurasikan database untuk
manajemen administrator jaringan
menyeleksi situs yang dianggap
memilih untuk memperkuat sistim
memiliki potensi negatif dan
pengamanan jaringan dengan
berbahaya sebaiknya dilakukan
melakukan duplikasi pengamanan.
secara lebih bijak dengan
Duplikasi pengamanan dimaksud
memperhatikan seluruh aspek konten
terdiri dari penggunaan proxy sequid
yang terdapat pada situs dimaksud.
untuk seluruh aktivitas internel
Peluang untuk melakukan kerjasama
jaringan dan menggunakan firewall

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012 57


Kajian Implementasi Watchguard Firebox Seri 125e ... | Jarudo Damanik

dengan Kementerian Komunikasi dan 7Sopandi, Dede. 2006. Instalasi dan


Informatika terkait pengembangan Konfigurasi Jaringan
dan penggunaan software penyaring Komputer. Penerbit
konten dapat dilakukan. Sebagai Informatika. Bandung.
acuan saat ini Kementerian 8Sembiring, Tifatul, 2012, Laporan
Komunikasi dan Informatika sedang Konfrensi Pers Terkait Aturan
melakukan ujicoba penggunaan Pengawasan Konten Negatif
trush+ sebagai sebuah perangkat Bagi Provider Penyedia
penyaring konten pintar untuk Konten, (tanggal 27 Oktober
melakukan pendeteksian setiap 2010)
konten secara detil dan page by page. http://www.kominfo.go.id
9Tim Perumus.2011. Focus Group
DAFTAR PUSTAKA
Discussion : Draf dan Acuan
1Iqbal, Jamaluddin, 2011, Dampak Etika On-Line.
Positif dan Negatif Internet,
Bulletin IT (diakses tanggal 23
Januari 2012)
http://buletin.it.uii.ac.id
2Pardosi, Mico, 2007. Pengantar
Instalasi Jaringan, Penerbit
Informatika. Bandung
3Salahuddin. M. 2010. Penyaringan
Konten Negatif di Internet.
Indonesia Security Incident
Response Team On Internet
Infrastructure (ID-SIRTII).
Jakarta
4ICTWATCH, 2011. Panduan
Menggunakan Internet Sehat.
Ictwatch. Jakarta
5Sugiono, 2008. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Alfabeta. Bandung
6Mulyana, Dedy, 2002. Metodologi
Penelitian Kualitatif.
Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial
Lainnya. Remaja Rosda Karya.
Bandung

58 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


JURNAL
TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI Vol 1 No 1 Desember 2012

PERFOMANSI WIRELESS INTRUSION DETECTION SYSTEM (WIDS)


BERBASIS SNORT UNTUK MENDETEKSI SERANGAN DENIAL OF
SERVICE

PERFORMANCE OF WIRELESS INTRUSION DETECTION SYSTEM


BASED SNORT FOR DETECTING DENIAL OF SERVICE ATTACKS
Tasmil
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika
Makassar
Jl. Racing Center II/25 Makassar
tasmil@kominfo.go.id

ABSTRAK

Telah dilakukan kajian Wireless Intrusion Detection System untuk mendeteksi


serangan Denial of Service terhadap jaringan wireless. Dalam penerapan metode WIDS
menggunakan tools Snort-Wireless yang berjalan pada sistem operasi Linux. Sistem
tersebut diuji dengan serangan Denial of Service menggunakan tools Engage Packet
Builder. Paket serangan kemudian dideteksi sebagai sebuah serangan Denial of Service
melalui hasil monitoring paket jaringan. Hasil penelitian yang telah dilakukan, metode
Wireles Intrusion Detection System mampu mendeteksi serangan Denial of Service dengan
performasi 54%. Metode tersebut dapat menjadi solusi keamanan jaringan nirkabel dari
serangan yang setiap saat dapat mengancam.

Kata Kunci: Jaringan nirkabel, WIDS, Denial of Service

ABSTRACT

Performance of Wireless Intrusion Detection System to detect Denial of Service


against wireless network has been studied. The implementation of this method have been
performed using snort-wireless tools. The system was tested with Denial of Service attacks
using tools Engage Packet Builder. Packet attack was then detected as a denial of service
attacks through the monitoring network packets. From the study, it has been obtained that
the Wireless Intrusion Detection System were succeded in detecting the Denial of Service
attacks by 54 %. It is argued that the method might be suitable for a solution of wireless
network security.

Keywords: Wireless Network, WIDS, Denial of Service

PENDAHULUAN dalam hal sistem pertahanan yang


Denial of Service (DoS) sebagian jelas. Sistem proteksi wireless dengan
besar terjadi melalui internet. Salah menggunakan firewall dan enkripsi
satu jaringan yang rentan terhadap tidak cukup memadai dan efektif.
serangan tersebut adalah wireless ad- Dalam mengatasi kerentanan jaringan
hoc. Kurangnya pusat monitoring, nirkabel tersebut, maka diterapkan
manajemen point, dan kekurangan sebuah metode Wireless Intrusion

Perfomansi Wireless Intrusion Detection System ... | Tasmil 59


Perfomansi Wireless Intrusion Detection System ... | Tasmil

Detection System (WIDS)1. Beberapa sebuah metode serangan yang dapat


kekurangan dan kelemahan telah di menghindari WIDS.3
dimunculkan. Karena garis Algoritma yang diadopsi oleh
pertahanan pertama untuk jaringan WIDS untuk mengenali serangan,
nirkabel tampaknya tidak cukup antara lain4 :
untuk memenuhi keamanan saat ini
dan tuntutan di masa yang akan 1. Rule Based Detection
datang, maka pertahanan mengacu Analisis dilakukan terhadap
pada pemanfaatan WIDS harus aktivitas sistem, mencari kejadian
dilakukan. WIDS akan berdampingan yang cocok dengan pola perilaku
dengan protokol keamanan yang dikenali sebagai serangan.
membantu meningkatkan keamanan 2. Preprocessing
total.2 Mengumpulkan data tentang pola
WIDS adalah sebuah perangkat dari serangan dan meletakkannya
lunak atau perangkat keras alat yang pada skema klasifikasi. Kemudian
digunakan untuk mendeteksi akses suatu model akan dibangun dan
tidak sah dari sistem komputer atau dimasukkan ke dalam bentuk
jaringan. WIDS melakukan tugas ini format yang umum seperti nama
secara eksklusif untuk jaringan pola serangan, nomor identitas
nirkabel. Sistem ini memonitor lalu pola serangan dan penjelasan pola
lintas di jaringan anda cari dan serangan.
ancaman penyadapan dan 3. Analysis
mengingatkan personil untuk Data dan formatnya akan
merespon. dibandingkan dengan pola
Hal yang perlu diperhatikan serangan yang sudah dikenali
pada implementasi WIDS adalah 4. Response
perihal false positive dan false Jika ada yang cocok dengan pola
negative. False positive adalah serangan, mesin analisis akan
peringatan serangan yang dihasilkan mengirimkan peringatan ke
oleh WIDS akan sebuah paket normal server.
pada sistem yang dimonitor. False
Berdasarkan permasalahan yang
negative adalah sebuah serangan yang
dihadapi maka rumusan
benar-benar terjadi namun
permasalahan dalam penelitian ini
terlewatkan oleh WIDS sehingga
adalah “Berapa Besar Performansi
WIDS tidak akan menghasilkan
WIDS dalam Mendeteksi Serangan
peringatan apapun atas serangan
DoS?” . Tujuan dari penelitian ini
tersebut. WIDS dapat melewatkan
adalah untuk menguji kemampuan
serangan karena serangan tersebut
WIDS dalam mendeteksi serangan
tidak dikenali olehWIDS, atau karena
DoS dengan menggunakan pola
penyerang berhasil menggunakan
serangan SYN Flooding dan menguji

60 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Perfomansi Wireless Intrusion Detection System ... | Tasmil

kemampuan WIDS dalam tools snort versi 2.8.6 adalah sebagai


meningkatkan keamanan jaringan berikut :
nirkabel. 1. Paket data yang masuk kedalam
METODE PENELITIAN jaringan komputer direkam dalam
Pengumpulan data file log snort.
menggunakan teknik eksperimen 2. membaca paket data dan
berupa percobaan simulasi se rangan membandingkannya dengan rule
DoS dengan paket SYN Flooding database, jika paket data dideteksi
seperti ditunjukkan pada Gambar 1. sebagai penyusupan/serangan,
klasifikasi paket serangan tersebut maka Snort engine akan
adalah : menuliskannya ke alert
1. Menetapkan jumlah paket (berbentuk file log) dan ke
serangan database (yang digunakan dalam
eksperimen ini adalah database
2. Menentukan port 80 yang terbuka MySQL).
pada jaringan komputer.
3. Webmin adalah Interface Base
3. Komputer penyerang yang telah ditambahkan module
mengirimkan paket SYN sebanyak snort rule digunakan untuk
300, 600, 1.000, 3.000, 6.000, mengelola rule. Rule mana saja
9.000, 12.000, 15.000, 18.000 dan yang akan di menable dan disable
21.000 paket dengan melakukan dapat diatur melalui Webmin,
pengujian sebanyak 5 (lima) kali. bahkan dapat digunakan untuk
4. Target serangan adalah protokol menambahkan rule-rule secara
TCP padal layer 4 lapisan OSI. manual dengan editor berbasis
web.
4. Rule berfungsi untuk mencatat
serangan pada sebuah file log.
5. User akan mengamati alert yang
dihasilkan melalui interface base
berbasis web.
Prosedur di atas digambarkan
ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 1. Skema serangan DoS pada


jaringan

Prosedur deteksi serangan SYN


Flooding dengan WIDS menggunakan

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012 61


Perfomansi Wireless Intrusion Detection System ... | Tasmil

Spesifikasi Perangkat Keras dan


Perangkat Lunak
 Detector WIDS:
1. Acer ASPIRE ONE Intel
Atom Processor N450
2. Memori 1 GB
3. Tools Snort 2.8.6(Detector)

Gambar 2. Metode WIDS dengan 4. BASE 1.4.4


snort-wireless 5. MYSQL
6. APACHE2
Pengujian Perfomansi Keamanan
Jaringan Nirkabel Dengan WIDS 7. Linux Ubuntu 11.04
Dalam mendesain keamanan 8. IP Address 192.168.0.3
jaringan nirkabel dengan WIDS
menggunakan tools snort 2.8.6 yang  Intruder:
bertindak selaku detektor untuk 1. Acer Aspire 1430z
mendeteksi serangan DoS. Hasil
2. Memori 1 GB
deteksi snort berdasarkan rules yang
telah dikonfigurasi untuk mendeteksi 3. Engage Packet builder
serangan DoS kemudian disimpan ke v2.2.0(SYN FLOODING)
dalam database MYSQL dan log file. 4. IP Address 192.168.0.2
Deteksi serangan DoS ditampilkan
 Access Point:
melalui interface web dengan
menggunakan tools Base 1.4.4. Model 1. Linksys WRTG54GL
desain keamanan jaringan nirkabel 2. IP Adress 192.168.0.1
dengan WIDS tersebut ditunjukkan
pada Gambar 3. Pengujian performansi WIDS
diukur dengan serangan DoS untuk
10 (sepuluh) kali serangan paket SYN
Flooding dengan klasifikasi serangan
dan performansi WIDS ditunjukkan
pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Klasifikasi serangan DoS
Perfo
Pen rman
Jumlah Uji Jenis
guji si
Paket coba Serangan
an WIDS
(%)
1 300 5 kali SYN Flooding
Gambar 3. Desain keamanan 2 600 5 kali SYN Flooding
jaringan nirkabel dengan WIDS

62 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Perfomansi Wireless Intrusion Detection System ... | Tasmil

3 1000 5 kali SYN Flooding DoS berupa pengiriman paket SYN


4 3000 5 kali SYN Flooding Flooding. Perilaku paket serangan
5 9000 5 kali SYN Flooding akan diuji berdasarkan rules serangan
6 6000 5 kali SYN Flooding yang telah dibuat dari hasil
7 12000 5 kali SYN Flooding konfigurasi snort yang ditunjukkan
8 15000 5 kali SYN Flooding pada Gambar 4.
9 18000 5 kali SYN Flooding
10 21000 5 kali SYN Flooding
Berdasarkan hasil monitoring
paket dengan tools Base 1.4.4, semua
HASIL DAN PEMBAHASAN paket TCP akan diperiksa kemudian
dideteksi apakah traffic paket dalam
Rancangan WIDS
jaringan merupakan serangan atau
menggunakan platform sistem operasi
paket biasa. Monitoring serangan
linux Ubuntu 11.04 selaku server
sifatnya real time dan dicatat dalam
dengan simulasi jaringan
log file WIDS. Serangan DoS
menggunakan 3 (tiga) komputer dan
ditampilkan dalam bentuk alert atau
satu Access Point sebagai router.
pesan yang muncul pada halaman
Komputer server sebagai detektor
depan interface base 1.4.4 dimana
WIDS dan salah satu client bertindak
keseluruhan alert tersebut akan
selaku victim dan attacker.
ditotal berdasarkan jumlah serangan
Konfigurasi WIDS meliputi rules
DoS yang terdeteksi. Paket serangan
serangan, log file, database MYSQL,
tersebut berupa catatan log IP
monitoring web dan penentuan
address, port, dan waktu
sensor serangan. Pengujian ini
penyerangan. Hasil monitoring paket
merupakan hasil simulasi serangan

Gambar 4. Konfigurasi Snort-wireless yang dipakai pada simulasi

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012 63


Perfomansi Wireless Intrusion Detection System ... | Tasmil

yang ditampilkan melalui interface


Base 1.4.4 ditunjukkan pada Gambar
5.

Gambar 6. Simulasi serangan dari IP


192.168.0.2 ke IP 192.168.0.3
memakai Engage Packet builder
v2.2.0.
Paket serangan DoS dapat
Gambar 5. Tampilan hasil monitoring dideteksi dengan baik berupa catatan
serangan memakai Base 1.4.4 klasifikasi serangan yang terdiri dari
jenis serangan,IP address, port, layer
Pengujian serangan dan waktu penyerangan yang
menggunakan tools Engage Packet ditampilkan melalui interface Base
builder v2.2.0 yang dikonfigurasi 1.4.4 ditunjukkan pada Gambar 7.
dengan IP Address 192.168.0.2. IP ini
mengirimkan paket SYN Flooding ke
IP Address 192.168.0.3 (IP server)
pada protokol TCP dengan port 80.
Pengujian tersebut berhasil diujikan
dimana paket tersebut telah
membanjiri jaringan komputer
berupa paket SYN Flooding sehingga
pengguna jaringan yang sah tidak
dapat masuk ke dalam sistem jaringan
dan request dari pengguna yang sah Gambar 7. Klasifikasi serangan SYN
tidak dapat dilayani akibat dari Flooding dari hasil analisa memakai
serangan tersebut sehingga jaringan Base 1.4.4
komputer menjadi kacau dan Hasil pengujian telah dilakukan
performansinya menurun. Simulasi ini terhadap keamanan jaringan nirkabel
ditunjukkan melalui port destination menggunakan metode Wireless
pada Gambar 6. Intrusion Detection System (WIDS)
dengan serangan DoS. Serangan
sebanyak 10 (sepuluh) kali pengujian
untuk paket yang berbeda didapatkan
hasil deteksi serangan DoS.dengan

64 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Perfomansi Wireless Intrusion Detection System ... | Tasmil

performansi 54%. Dalam pengujian SIMPULAN


serangan DoS, snort sebagai detektor Dari hasil penelitian diperoleh
WIDS dikonfigurasi dengan 10 kesimpulan WIDS sebagai berikut :
(sepuluh) paket SYN perdetik untuk
deteksi serangan DoS. Paket serangan 1. Metode WIDS mampu mendeteksi
kurang dari 10 (sepuluh) paket serangan DoS berupa serangan
perdetik tidak terdeteksi sebagai SYN Flooding dengan performansi
serangan. Pengaturan rules tersebut rata-rata 54% terhadap pengujian
ditentukan berdasarkan aturan serangan DoS berupa pengiriman
penerimaan paket untuk serangan paket SYN Flooding .
DoS. 2. Metode WIDS ini mampu
Hasil pengujian menunjukkan meningkatkan Keamanan jaringan
bahwa WIDS cukup baik dalam nirkabel terhadap serangan DoS
mendeteksi serangan DoS dalam untuk pengujian serangan
memberikan informasi kepada admin sebanyak 10 (sepuluh) kali dengan
jaringan komputer untuk memblok pengiriman 300, 600, 1.000, 3.000,
serangan tersebut. Serangan DoS yang 9.000, 12.000, 15.000, 18,000 dan
sebelumnya tidak terdeteksi, 21.000 paket serangan SYN
akhirnya mampu dideteksi WIDS Flooding .
dengan performansi di atas 50% dari Saran-saran yang dapat
total paket serangan yang diujikan. diberikan dari analisa kinerja sistem
Hasil pengujian ini menunjukkan deteksi serangan dengan WIDS:
bahwa performansi keamanan
1. Dianjurkan melapisi sistem
jaringan komputer dapat ditingkatkan
keaman jaringan nirkabel dengan
terhadap serangan DoS. Adapun hasil
WIDS khususnya untuk deteksi
serangan DoS berupa pengiriman
dini terhadap serangan DoS.
paket serangan SYN Flooding
ditunjukkan pada Tabel 2. 2. Menggunakan teknik pengujian
lanjutan terhadap ancaman
Tabel 2. Hasil pengujian serangan DoS keamanan jaringan nirkabel.
Pen Total Perfor
guji
Paket Uji
Paket
Total
mansi 3. Membandingkan kinerja snort
SYN Coba Alert
an SYN WIDS dengan tool WIDS yang lain.
1 300 5 kali 1,500 1,470 98%
2 600 5 kali 3,000 2,970 99%
3 1,000 5 kali 5,000 3,978 78%
4 3,000 5 kali 15,000 7,152 48% DAFTAR PUSTAKA
5 6,000 5 kali 30,000 17,680 59%
6 9,000 5 kali 45,000 11,032 25% 1Snehal Boob, Priyanka Jadhav,
7 12,000 5 kali 60,000 20,448 34%
Wireless Intrusion Detection
8 15,000 5 kali 75,000 25,656 34%
9 18,000 5 kali 90,000 28,158 31% System, International Journal of
10 21,000 5 kali 105,000 35,487 34% Computer Applications (2010)
Rata-rata 54%
0975 – 8887

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012 65


Perfomansi Wireless Intrusion Detection System ... | Tasmil

2Alexandros Tsakountakis, Georgios


Kambourakis and Stefanos
Gritzalis, Towards effective
Wireless Intrusion Detection in
IEEE 802.11i, Jurnal Computer
Society (2007)
3Scott, P. Wolfe, and B. Hayes, SNORT
for Dummies, Wiley Publishing
Inc., 2004
4Carl Endorf, Eugene Schultz, and Jim
Mellander, Intrusion Detection
& Prevention, McGraw-
Hill/Osborne, 2004

66 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


JURNAL
TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI Vol 1 No 1 Desember 2012

ANALISIS PERBANDINGAN KECEPATAN KONEKSI INTERNET


PC CLIENT PUSAT LAYANAN INTERNET KECAMATAN (PLIK)
DENGAN WARNET DI KOTA BANDA ACEH

COMPARATIVE ANALYSIS OF PC CLIENT INTERNET CONNECTION


SPEED BETWEEN SUB DISTRICT INTERNET ACCESS (PLIK) AND
INTERNET CAFE IN BANDA ACEH

Moh. Muttaqin
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika
Kementerian Komunikasi dan Informatika
Jl. Tombak No.31, Medan, Tel. / Fax. : (061) 6639817
moh.muttaqin@kominfo.go.id, moh.muttaqin@gmail.com

ABSTRAK

Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) merupakan program pemerintah melalui


Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam upaya pemerataan informasi dan
memasyarakatkan internet sehat. Kenyataannya, keberlangsungan program PLIK banyak
menghadapi kendala, terutama kalah populer dibandingkan dengan warnet yang
memiliki segmentasi konsumen yang sama. Penelitian ini bertujuan menganalisis
perbandingan kecepatan koneksi PC client PLIK dengan warnet. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif melalui pengujian
kecepatan koneksi menggunakan alat uji kecepatan online. Pengujian ini menghasilkan
nilai-nilai kecepatan berupa angka yang dikonversikan dalam satuan Mega bit per second
(Mbps). Temuan penelitian menunjukkan kecepatan download PC client PLIK hanya
setengah kecepatan download PC client warnet, sementara kecepatan upload PLIK dan
warnet tidak terpaut jauh. Tren perubahan kecepatan koneksi internet pada PLIK terus
menurun seiring perjalanan waktu pagi ke sore, sedangkan tren perubahan kecepatan
pada warnet hanya kembali meningkat di waktu sore setelah menurun di waktu siang.

Kata Kunci: Pusat Layanan Internet Kecamatan, warnet, PC client, kecepatan koneksi
internet

ABSTRACT

Sub District Internet Access (PLIK) is the governmental program conducted by


Ministry of Information and Communication Technology (MICT) in order to evenly
distribute information and socializing safe internet usage. In fact, the implementation of
PLIK faced many problems, especially it is less popular compared to internet cafe that has
similar consumer segmentation. This research aimed to analyze the comparison of PC
client connection speed between PLIK and internet cafe, using descriptive method and
quantitative approach by testing the connection speed utilizing online tester. This test
shows the connection speed in numeric in Mega bit per second (Mbps).The research found
that the PLIK’s download speed is only a half of internet cafe’s, while comparison of the
upload speed is not significantly different. The speed changes trend in PLIK’s internet
connection speed is decreased steadily from morning to afternoon, while internet cafe’s is
increased in the afternoon, after decreased at noon.

Keywords: Sub District Internet Access, internet cafe, PC client, internet connection speed

Analisis Perbandingan Kecepatan Koneksi Internet ... | Moh. Muttaqin 67


Analisis Perbandingan Kecepatan Koneksi Internet ... | Moh. Muttaqin

PENDAHULUAN koneksinya yang menggunakan V-Sat,


Pusat Layanan Internet sistem operasi Linux, aplikasinya yang
Kecamatan (PLIK) merupakan mengandalkan opensource, konten
perwujudan dari visi Information and internet sehat dan harganya yang tak
Communication Technology (ICT) lebih dari Rp 2000,00 per jam.
Indonesia yang dicanangkan oleh Namun, penelitian mengenai
Kemenkominfo yaitu terwujudnya pemanfaatan internet di Indonesia
masyarakat Indonesia berbasis menyebutkan bahwa pengguna
informasi secara bertahap hingga warnet di Indonesia menjadikan
tahun 2025. Program ini akan aspek kecepatan akses sebagai faktor
tersebar di kurang lebih 5.748 terpenting dalam memilih akses
kecamatan di seluruh Indonesia. internet mereka, harga hanya menjadi
Hingga 5 Juli 2011 telah terinstalasi prioritas kedua.4 Sehingga untuk
sebanyak 5.105 PLIK di 32 Provinsi dapat bersaing, PLIK seharusnya
se-Indonesia.1 memiliki kecepatan akses yang lebih
baik dari warnet. Padahal kecepatan
Namun, penyelenggaraan adalah salah satu hal yang banyak
program PLIK di lapangan dikeluhkan di PLIK. Permasalahan
menghadapai banyak permasalahan, inilah yang mendasari penelitian ini.
sehingga membuat Rapat Dengar
Pendapat (RDP) Menteri Kominfo Penelitian ini bertujuan untuk
Tifatul Sembiring dengan Komisi I mengetahui perbandingan kecepatan
DPR RI pada 18 Januari 2012 lalu koneksi internet PC client PLIK
menyepakati evaluasi menyeluruh dengan warnet kemudian
pada program-program Kominfo, menganalisis perbandingan kecepatan
salah satunya PLIK.2 Indonesian koneksi internet tersebut.
Telecommunications Users Group Agar topik penelitian ini tidak
(IdTUG) merekomendasikan terlalu melebar maka penelitian
Kementerian Kominfo dan DPR dibatasi hanya dilakukan terhadap
melakukan inspeksi ke lapangan PLIK yang beroperasi di Kota Banda
untuk melihat status program PLIK Aceh dan warnet yang terdekat
secara langsung.3 dengan setiap PLIK tersebut. Kota ini
Permasalahan penting terkait dipilih karena posisinya sebagai
keberlangsungan program PLIK ibukota salah satu provinsi dengan
adalah tingkat pemanfaatannya penetrasi teknologi telekomunikasi
dibandingkan layanan akses internet terendah dibandingkan dengan
lainnya yang memiliki segmentasi daerah lainnya di Indonesia.5

pengguna yang sama, seperti warnet. Data kecepatan yang diuji adalah
Dengan demikian, warnet adalah kecepatan unduh (dowload speed) dan
saingan bagi PLIK. PLIK tak banyak kecepatan unggah (upload speed)
berbeda dengan warnet, kecuali pada pagi, siang dan sore hari.

68 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Analisis Perbandingan Kecepatan Koneksi Internet ... | Moh. Muttaqin

Pengujian kecepatan dilakukan Megabit per detik. Bandwidth juga


dengan menggunakan alat uji dapat dipandang dari sisi kecepatan.
kecepatan internet online, yaitu Dalam hal ini, bandwidth dapat berarti
speedtest, OOKLA dan bandwidthplace. berapa lama waktu yang diperlukan
untuk mengirimkan sebuah bit data
Hasil penelitian ini bermanfaat
melalui jaringan. Bandwidth 10 Mbps
sebagai data dan informasi yang dapat
berarti setiap bit data dapat
menjadi bahan bagi penelitian
dikirimkan dalam waktu 0,1
lanjutan terkait kinerja PLIK dan
microsecond. Dalam kenyataannya,
warnet sebagai sarana penyediaan
media dengan bandwidth 10 Mbps
layanan internet bagi masyarakat di
tidak mencapai nilai aktual sebasar 10
Kota Banda Aceh.
Mbps dalam praktik komunikasi data,
Hasil penelitian ini juga sehingga dikenal istilah bandwidth riil
menyajikan gambaran bagaimana atau troughput. Jika suatu jaringan 10
perbedaan kecepatan akses yang Mbps ternyata hanya dapat melayani
dirasakan oleh pengguna PLIK dengan aplikasi video dengan kemampuan 2
pengguna warnet dan dampak Mbps, artinya network tersebut
perbedaan kecepatan tersebut bagi memiliki troughput hanya 2 Mbps.6
program PLIK. Dengan demikian Dalam pembicaraan mengenai
dapat diketahui bagaimana kondisi kecepatan akses, sebenarnya yang
persaingan PLIK dengan warnet yang dimaksud dengan kecepatan akses ini
memang memiliki segmentasi adalah troughput dan bukan
pengguna yang sama. Gambaran bandwidth, walaupun keduanya
pemilihan layanan internet memiliki keterkaitan. Kecepatan
berdasarkan kecepatan koneksi transmisi data melalui suatu media
internet ini akan memberitahukan juga dikenal dengan istilah datarate
langkah apa yang harus dilakukan (kecepatan data).
untuk menjadikan PLIK tetap dapat
Kecepatan akses internet
bersaing dan bertahan menjadi
dapat didefinisikan sebagai kecepatan
layanan internet yang baik bagi
perpindahan data (datarate) melalui
masyarakat.
layanan jaringan global internet antar
Kecepatan Koneksi Internet host (setiap unit sistem komputer)
Dalam pembahasan network yang terhubung pada jaringan
baseband (sinyal digital), maka tersebut. Secara teoritis, batas
bandwidth dapat diartikan sebagai maksimum kecepatan transmisi data
jumlah bit-bit yang ditransmisikan melalui berbagai media memang
dalam waktu tertentu. Sebuah berbeda. Misalnya, media transmisi
network dengan bandwidth 10 Mbps satelit (udara) tentu memiliki
(Mega bit per second) artinya jaringan kecepatan transmisi yang lebih
tersebut mampu mampu rendah dari media yang menggunakan
mentransmisikan data sebanyak 10 kabel, apalagi serat optik.

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012 69


Analisis Perbandingan Kecepatan Koneksi Internet ... | Moh. Muttaqin

Faktor lainnya adalah kecepatan METODE PENELITIAN


jaringan yang tersedia. Kecepatan Penelitian ini menggunakan
jaringan yang rendah akan metode deskriptif dengan
membutuhkan waktu yang lebih lama menggunakan pendekatan kuantitatif.
untuk mengakses konten media di Pendekatan kuantitatif dilakukan
internet dibandingkan jaringan dengan melakukan pengujian secara
dengan kecepatan yang lebih tinggi. online terhadap kecepatan koneksi
Pengujian Kecepatan Koneksi internet PC client PLIK dan warnet
Internet Secara Online menggunakan website penguji
Pengujian kecepatan internet kecepatan koneksi internet. Pengujian
secara online adalah pengujian ini menghasilkan nilai-nilai kecepatan
kecepatan perpindahan data melalui berupa angka yang dikonversikan
jaringan internet yang dilakukan dalam satuan Mbps (Mega bit per
secara online. Alat yang digunakan second).
dalam pengujian secara online ini Adapun yang menjadi populasi
biasanya berupa website. Kecepatan dalam penelitian ini adalah PLIK dan
yang dapat dilihat melalui pengujian warnet yang beroperasi di Kota Banda
ini adalah kecepatan unduh Aceh. Tercatat menurut data
(download speed) dan kecepatan Dishubkomintel Aceh dan data PLIK di
unggah (upload speed). Kecepatan Kota Banda Aceh di website plik-
unduh didefinisikan sebagai uso.com,8 terdapat 11 PLIK di 9
kecepatan transfer data dari server ke kecamatan dalam Kota Banda Aceh.
komputer pengguna (client), Karena jumlah populasi PLIK yang
sedangkan kecepatan unggah adalah sangat kecil, maka metode sampling
kecepatan transfer data dari yang digunakan adalah total sampling.
komputer pengguna (client) ke server Karena penelitian ini akan
di jaringan internet. membandingkan data kecepatan
Pengujian kecepatan koneksi koneksi internet PC client PLIK
internet secara online juga mendapat dengan warnet, dan jumlah populasi
dukungan dari lembaga standarisasi warnet yang ada lebih besar dari
komunikasi FCC (Federal jumlah populasi PLIK maka jumlah
Communication Commission). warnet yang dijadikan sampel juga
Menanggapi kebutuhan masyarakat dibatasi. Untuk setiap kecamatan
pengguna internet yang tidak hanya diambil satu sampel warnet yang
ingin mengetahui berapa kecepatan lokasinya paling dekat dengan lokasi
maksimum teoritis dari jaringan yang PLIK di kecamatan tersebut, sehingga
mereka gunakan, pengguna lebih terpilih jumlah warnet yang diuji
menginginkan untuk mengetahui sebanyak 9 warnet di 9 kecamatan.
kecepatan aktual dari koneksi yang Jumlah PC client yang diuji dalam
mereka miliki.7

70 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Analisis Perbandingan Kecepatan Koneksi Internet ... | Moh. Muttaqin

setiap PLIK dan warnet adalah 1 unit kecepatan koneksi internet PC client
PC client yang dipilih secara acak. pada PLIK dan rata-rata hasil
pengujian kecepatan koneksi internet
Pengumpulan data dilakukan
PC client pada warnet. Perhitungan
melalui penelitian kepustakaan dan
nilai rata-rata hasil pengujian
penelitian lapangan. Penelitian
kecepatan koneksi yang terdiri dari
kepustakaan (library research)
kecepatan download dan kecepatan
menggunakan sumber bacaan yang
upload dilakukan dengan menghitung
terpilih dan terkait atau relevan
rata-rata dari nilai-nilai hasil
dengan masalah yang akan diteliti.
pengukuran berdasarkan waktu
Penelitian lapangan dilakukan dengan
pengukuran dan berdasarkan alat
melakukan pengujian langsung pada
ukur yang digunakan. Dengan
objek penelitian. Pengujian kecepatan
demikian akan didapatkan nilai rata-
akses internet PC client pada PLIK dan
rata kecepatan download dan upload
warnet dilakukan meggunakan
untuk setiap waktu pengukuran dan
website penguji kecepatan koneksi
setiap alat ukur yang digunakan.
yang sama untuk mengukur download
dan upload speed. Penguji kecepatan Nilai rata-rata download dan
koneksi internet secara online yang upload dari pengujian PLIK dan
dipilih adalah speedtest warnet ini kemudian dibandingkan.
(http://speedtest.net/), OOKLA Dari nilai perbandingan ini dapat
(http://www.ookla.com/) dan dianalisis dampak perbedaan
bandwidthplace (http://www.band kecepatan koneksi internet PLIK
widthplace.com/). dengan warnet, khususnya bagaimana
kecenderungan pilihan pengguna
Data pengujian akan divariasi
internet terhadap keduanya.
berdasarkan waktu yaitu pengujian
pagi (08.00-10.00), pengujian siang HASIL DAN PEMBAHASAN
(11.00-13.00) dan pengujian sore Fakta yang terungkap di
(15.00-17.00). Pengujian malam tidak lapangan, tidak semua PLIK yang
dilakukan karena waktu operasional disebutkan dalam data awal masih
PLIK tidak sampai malam hari. Waktu beroperasi. Hanya terdapat tiga PLIK
pengujian untuk warnet sama dengan saja yang masih beroperasi yaitu PLIK
waktu pengujian untuk PLIK. Warnet di kecamatan Syiah Kuala,
yang dipilih adalah warnet yang Baiturrahman (PLIK Baiturrahman II)
berdekatan dengan lokasi PLIK. Setiap dan PLIK Lueng Bata. Dengan
pengujian dilakukan diulang sebanyak demikian, maka PLIK yang diteliti
tiga kali untuk meningkatkan hanya ketiga PLIK tersebut,
kepercayaan data. sedangkan warnet yang diteliti adalah
Analisis Data warnet yang terdekat dengan lokasi
Analisis data dilakukan dengan PLIK di 9 kecamatan yaitu BIP Net
menghitung rata-rata hasil pengujian (Banda Raya), Double Click (Kuta

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012 71


Analisis Perbandingan Kecepatan Koneksi Internet ... | Moh. Muttaqin

Alam), Family Net (Kuta Raja), Barsya dan warnet dilakukan dengan
Net (Meuraxa), Abu Game Station mengacu pada waktu pengukuran
(Jaya Baru), Core Net (Ulee Kareng), maupun jenis pengukur yang
Master.com (Syiah Kuala), Naifah Net digunakan. Dengan demikian,
(Baiturrahman) dan Waris Net (Lueng kecepatan download dan upload PC
Bata). client PLIK dan warnet dapat
dibandingkan berdasarkan acuan
Hasil Pengukuran
waktu pengukuran maupun alat ukur.
Pengukurun kecepatan
Semua hasil pengukuran dalam
download dan upload PC client PLIK
satuan Mbps (Megabit per second).
Tabel 1. Hasil Pengukuran Kecepatan Koneksi Internet PC Client PLIK dan
Warnet di Kota Banda Aceh (semua nilai dalam Mbps)
No. Nama tester waktu pengukuran1 pengukuran2 pengukuran3 Ket.
1 BIPNet speedtest pagi 0,28 0,32 0,26
BandaRaya siang 0,24 0,17 0,13
sore 0,31 1,91 1,8
OOKLA pagi 0,29 0,24 0,31
siang 0,28 0,16 0,51 DS
sore 0,36 0,99 0,65
bandwidth pagi 0,222 0,241 0,24
place siang 0,226 0,193 0,191
sore 0,22 1,91 1,47
speedtest pagi 0,24 0,24 0,24
siang 0,24 0,23 0,24
sore 0,2 0,41 0,43
OOKLA pagi 0,22 0,23 0,18
siang 0,21 0,21 0,22 US
sore 0,16 0,36 0,27
bandwidth pagi 0,14 0,219 0,178
place siang 0,124 0,195 0,132
sore 0,354 0,375 0,382
2 Double speedtest pagi 1,9 1,1 0,93
Click siang 1,93 1,63 1,8
Kuta Alam sore 0,22 0,29 0,39
OOKLA pagi 0,59 1,43 0,89
siang 1,46 1,21 0,94 DS
sore 2,03 1,19 1,97
bandwidth pagi 1,12 1,31 1,4
place siang 1,36 1,84 1,65
sore 1,63 1,67 2,03
speedtest pagi 0,41 0,32 0,37
siang 0,36 0,35 0,42
sore 0,47 0,43 0,44
OOKLA pagi 0,2 0,16 0,13
siang 0,23 0,29 0,18 US
sore 0,29 0,25 0,26
bandwidth pagi 0,304 0,297 0,385
place siang 0,231 0,227 0,387
sore 0,259 0,408 0,396
3 Family speedtest pagi 1,74 1,64 1,28 DS

72 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Analisis Perbandingan Kecepatan Koneksi Internet ... | Moh. Muttaqin

Net siang 1,56 1,39 1,13


Kuta Raja sore 0,4 0,48 0,45
OOKLA pagi 0,83 1,19 1,46
siang 1,83 1,06 1,8
sore 0,33 0,46 0,43
bandwidth pagi 1,76 1,76 1,58
place siang 1,86 1,13 1,69
sore 0,486 0,494 0,481
speedtest pagi 0,42 0,43 0,44
siang 0,47 0,42 0,46
sore 0,25 0,25 0,25
OOKLA pagi 0,34 0,21 0,41
siang 0,16 0,24 0,31 US
sore 0,17 0,2 0,17
bandwidth pagi 0,351 0,298 0,307
place siang 0,246 0,335 0,444
sore 0,139 0,234 0,137
4 BarsyaNet speedtest pagi 0,19 0,14 0,16
Meuraxa siang 0,21 0,15 0,22
sore 0,16 0,11 0,11
OOKLA pagi 0,15 0,13 0,24
siang 0,21 0,13 0,23 DS
sore 0,08 0,19 0,24
bandwidth pagi 0,167 0,286 0,225
place siang 0,134 0,219 0,249
sore 0,175 0,091 0,127
speedtest pagi 0,09 0,06 0,06
siang 0,1 0,11 0,08
sore 0,09 0,09 0,08
OOKLA pagi 0,12 0,11 0,08
siang 0,06 0,12 0,12 US
sore 0,04 0,09 0,12
bandwidth pagi 0,104 0,083 0,108
place siang 0,073 0,118 0,114
sore 0,1 0,73 0,46
5 Abu Game speedtest pagi 1,36 0,86 1,22
Station siang 1,33 1,34 1,45
Jaya Baru sore 1,21 1,59 1,52
OOKLA pagi 0,48 0,55 1,09
siang 1,25 1,05 1,23 DS
sore 1,36 1,14 1,66
bandwidth pagi 1,43 1,18 1,49
place siang 1,16 1,19 1,32
sore 1,32 1,3 1,23
speedtest pagi 0,34 0,33 0,23
siang 0,29 0,32 0,32
sore 0,29 0,32 0,28
OOKLA pagi 0,26 0,25 0,25
siang 0,24 0,26 0,25 US
sore 0,16 0,24 0,24
bandwidth pagi 0,285 0,223 0,199
place siang 0,253 0,283 0,288
sore 0,266 0,248 0,252
6 CoreNet speedtest pagi 0,18 0,85 0,87 DS

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012 73


Analisis Perbandingan Kecepatan Koneksi Internet ... | Moh. Muttaqin

Ulee Kareng siang 0,82 0,6 0,64


sore 1,2 1,46 1,45
OOKLA pagi 0,49 0,83 0,45
siang 0,48 0,49 0,61
sore 0,52 0,5 1,04
bandwidth pagi 0,299 0,547 0,479
place siang 0,426 0,377 0,164
sore 1,17 1,46 1,35
speedtest pagi 0,29 0,4 0,4
siang 0,35 0,39 0,32
sore 0,41 0,47 0,47
OOKLA pagi 0,23 0,25 0,25
siang 0,22 0,26 0,23 US
sore 0,24 0,28 0,28
bandwidth pagi 0,212 0,268 0,266
place siang 0,281 0,247 0,193
sore 0,28 0,317 0,314
7 Master speedtest pagi 0,79 1,16 1,23
.com siang 0,95 1,07 1,21
Syiah Kuala sore 0,31 0,43 0,49
OOKLA pagi 0,97 0,93 0,9
siang 0,84 0,8 0,91 DS
sore 0,34 0,3 0,29
bandwidth pagi 1,1 1,05 1,81
place siang 1,17 1,09 1,27
sore 0,28 0,295 0,404
speedtest pagi 0,22 0,19 0,25
siang 0,23 0,25 0,26
sore 0,24 0,19 0,2
OOKLA pagi 0,2 0,16 0,23
siang 0,11 0,11 0,22 US
sore 0,21 0,09 0,11
bandwidth pagi 0,23 0,239 0,236
place siang 0,176 0,235 0,224
sore 0,173 0,165 0,2
8 PLIK speedtest pagi 0,45 0,54 0,5
Syiah Kuala siang 0,48 0,53 0,51
sore 0,51 0,52 0,51
OOKLA pagi 0,53 0,46 0,49
siang 0,53 0,48 0,54 DS
sore 0,52 0,51 0,59
bandwidth pagi 0,526 0,583 0,512
place siang 0,496 0,576 0,535
sore 0,466 0,57 0,557
speedtest pagi 0,11 0,12 0,12
siang 0,11 0,12 0,12
sore 0,1 0,12 0,12
OOKLA pagi 0,11 0,12 0,12
siang 0,11 0,1 0,12 US
sore 0,11 0,08 0,12
bandwidth pagi 0,104 0,115 0,112
place siang 0,112 0,114 0,115
sore 0,119 0,103 0,117
9 Naifah speedtest pagi 2,66 2,67 2,48 DS

74 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Analisis Perbandingan Kecepatan Koneksi Internet ... | Moh. Muttaqin

Net siang 0,53 0,65 0,78


Baiturrahman sore 0,77 0,78 0,64
OOKLA pagi 2,7 2,03 2,31
siang 0,53 0,69 0,63
sore 0,71 0,52 0,84
bandwidth pagi 2,91 2,21 2,99
place siang 0,814 0,763 0,739
sore 0,777 0,777 0,639
speedtest pagi 0,47 0,43 0,48
siang 0,27 0,29 0,38
sore 0,34 0,39 0,36
OOKLA pagi 0,36 0,33 0,35
siang 0,16 0,31 0,21 US
sore 0,18 0,15 0,21
bandwidth pagi 0,276 0,345 0,335
place siang 0,222 0,298 0,227
sore 0,199 0,227 0,24
10 PLIK speedtest pagi 0,2 0,29 0,26
Baiturrahman II siang 0,25 0,25 0,25
sore 0,2 0,21 0,22
OOKLA pagi 0,24 0,27 0,23
siang 0,29 0,26 0,23 DS
sore 0,19 0,2 0,19
bandwidth pagi 0,261 0,273 0,327
place siang 0,277 0,292 0,171
sore 0,216 0,219 0,197
speedtest pagi 0,25 0,28 0,28
siang 0,28 0,29 0,28
sore 0,27 0,28 0,27
OOKLA pagi 0,39 0,38 0,37
siang 0,38 0,29 0,37 US
sore 0,37 0,3 0,37
bandwidth pagi 0,302 0,413 0,33
place siang 0,276 0,281 0,259
sore 0,279 0,39 0,322
11 Waris speedtest pagi 2,23 2,85 1,35
Net siang 1,29 1,11 1,07
LuengBata sore 2,08 2,01 2,7
OOKLA pagi 1,06 1,29 2,65
siang 1,23 0,37 0,58 DS
sore 1,53 2,02 1,71
bandwidth pagi 2,82 1,91 1,88
place siang 0,479 0,658 0,953
sore 2,05 2,02 1,78
speedtest pagi 0,4 0,15 0,32
siang 0,38 0,25 0,24
sore 0,4 0,32 0,41
OOKLA pagi 0,23 0,13 0,28
siang 0,21 0,22 0,17 US
sore 0,24 0,31 0,25
bandwidth pagi 0,327 0,336 0,167
place siang 0,264 0,13 0,176
sore 0,325 0,301 0,331
12 PLIK speedtest pagi 1,06 1,04 1,03 DS

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012 75


Analisis Perbandingan Kecepatan Koneksi Internet ... | Moh. Muttaqin

Lueng Bata siang 1 0,64 0,7


sore 0,42 0,32 0,51
OOKLA pagi 0,72 1,04 1,05
siang 0,58 0,61 0,68
sore 0,24 0,11 0,16
bandwidth pagi 0,884 1,09 0,931
place siang 0,746 0,607 0,815
sore 0,266 0,29 0,367
speedtest pagi 0,19 0,25 0,25
siang 0,11 0,16 0,2
sore 0,17 0,19 0,14
OOKLA pagi 0,12 0,13 0,21
siang 0,09 0,1 0,12 US
sore 0,09 0,15 0,11
bandwidth pagi 0,217 0,198 0,218
place siang 0,188 0,118 0,222
sore 0,119 0,125 0,089
Keterangan: DS = Download Speed, US = Upload Speed

Perbandingan Kecepatan Tabel 2 menunjukkan


Berdasarkan Waktu perbedaan kecepatan download
Perbandingan kecepatan antara PC client PLIK dengan warnet
koneksi internet PC client PLIK sangat signifikan. Sedangkan
dengan warnet berdasarkan waktu perbedaan kecepatan upload di antara
pengukuran ditampilkan pada Tabel keduanya tidak terlalu berbeda.
2.

Tabel 2. Perbandingan Kecepatan PC Client PLIK dengan Warnet Berdasarkan Waktu


(satuan kecepatan dalam Mbps)
Mbps pagi Siang sore
Download Speed

PLIK : warnet = 1 : 2 PLIK : warnet = 4 : 7 PLIK : warnet = 3 : 8


Upload Speed

PLIK : warnet = 5 : 6 PLIK : warnet = 3 : 4 PLIK : warnet = 2 : 3

76 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Analisis Perbandingan Kecepatan Koneksi Internet ... | Moh. Muttaqin

Pada pengukuran pagi, Perbandingan Kecepatan


perbandingan kecepatan download Berdasarkan Alat Ukur
PLIK : warnet adalah 1 : 2 dari Perbandingan kecepatan
perbandingan rata-rata hasil koneksi internet PC client PLIK
pengukuran senilai 0,585 : 1,156 dengan warnet berdasarkan alat ukur
Mbps, pengukuran siang memberikan yang digunakan ditampilkan pada
perbandingan 4 : 7 dari rata-rata hasil Tabel 3.
pengukuran senilai 0,494 : 0,867 Tabel 3 menunjukkan
Mbps, dan pengukuran sore perbedaan kecepatan download
memberikan perbandingan 3 : 8 dari antara PC client PLIK dengan warnet
rata-rata hasil pengukuran senilai sangat signifikan. Sedangkan
0,344 : 0,942 Mbps. Sedangkan untuk perbedaan kecepatan upload di antara
kecepatan upload, pengukuran pagi keduanya tidak terlalu berbeda.
untuk perbandingan kecepatan PLIK :
warnet adalah 5 : 6 dari rata-rata hasil Pada pengukuran menggunakan
pengukuran 0,215 : 0,260 Mbps, speedtest, perbandingan kecepatan
pengukuran siang memberikan download PLIK : warnet adalah 1 : 2
perbandingan 3 : 4 dari rata-rata hasil dari perbandingan rata-rata hasil
pengukuran 0,186 : 0,243 Mbps, dan pengukuran senilai 0,496 : 1,029
pengukuran sore memberikan Mbps, pengukuran menggunakan
perbandingan 2 : 3 dari rata-rata hasil OOKLA memberikan perbandingan 1 :
pengukuran 0,186 : 0,270 Mbps. 2 dari rata-rata hasil pengukuran
senilai 0,442 : 0,881 Mbps, dan
Tabel 3. Perbandingan Kecepatan PC Client PLIK dengan Warnet Berdasarkan Alat Ukur
(satuan kecepatan dalam Mbps)

Mbps speedtest OOKLA bandwidth place


Download Speed

PLIK : warnet = 1 : 2 PLIK : warnet = 1 : 2 PLIK : warnet = 1 : 2


Upload Speed

PLIK : warnet = 5 : 8 PLIK : warnet = 1 : 1 PLIK : warnet = 7 : 9

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012 77


Analisis Perbandingan Kecepatan Koneksi Internet ... | Moh. Muttaqin

pengukuran menggunakan berdasarkan waktu pengukuran


bandwidthplace memberikan maupun alat ukur (tester) dapat
perbandingan 1 : 2 dari rata-rata hasil dilakukan perhitungan rata-rata
pengukuran senilai 0,483 : 1,054 perbandingan kecepatan download
Mbps. Sedangkan untuk kecepatan dan upload PC client PLIK dengan
upload, pengukuran menggunakan warnet. Penyajian perbandingan
speedtest untuk perbandingan kecepatan PC client PLIK dengan
kecepatan PLIK : warnet adalah 5 : 8 warnet hasil pengukuran berikut ini
dari rata-rata hasil pengukuran 0,192 akan disajikan dengan menggunakan
: 0,305 Mbps, pengukuran rata-rata hasil pengukuran dari ketiga
menggunakan OOKLA memberikan alat ukur (tester) yang digunakan dan
perbandingan 1 : 1 dari rata-rata hasil menampilkannya dalam variabel
pengukuran 0,197 : 0,213 Mbps, dan waktu. Hal ini bertujuan agar
pengukuran menggunakan penyajian perbandingan kecepatan ini
bandwidthplace memberikan sekaligus dapat mengetahui
perbandingan 7 : 9 dari rata-rata hasil kecenderungan perubahan download
pengukuran 0,198 : 0,255 Mbps. dan upload PC client di PLIK dan
warnet seiring perubahan waktu dari
Hal ini menunjukkan hasil
pagi hingga sore hari yang menjadi
pengukuran berdasarkan waktu
patokan waktu pengukuran.
maupun alat ukur secara umum
memberikan hasil yang sama, Perbandingan akhir yang
walaupun nilai perbandingan pada ditunjukkan dalam Tabel 4
tiap pengukurannya sedikit berbeda. menggambarkan bahwa kecepatan
download PLIK hanya setengah dari
Perbandingan Kecepatan PLIK
kecepatan download warnet,
dengan Warnet
sedangkan perbedaan kecepatan
Dari keseluruhan pengukuran
upload PLIK dengan warnet tidak
kecepatan download dan upload
terlalu signifikan. Perbandingan 1 : 2
terhadap PC client PLIK dan warnet,
untuk kecepatan download PLIK :
baik menggunakan acuan

Tabel 4. Perbandingan Kecepatan PC Client PLIK dengan Warnet


Download Speed Upload Speed

PLIK : warnet = 1 : 2 PLIK : warnet = 3 : 4

78 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


Analisis Perbandingan Kecepatan Koneksi Internet ... | Moh. Muttaqin

warnet diperoleh dari perbandingan cukup untuk menjaga pengguna PLIK


rata-rata kecepatan senilai 0,474 : untuk tetap bertahan di PLIK karena
0,988 Mbps. Sedangkan perbandingan faktor harga hanya prioritas kedua
3 : 4 untuk kecepatan upload PLIK : dalam memilih fasilitas akses internet
warnet diperoleh dari perbandingan di Indonesia. Selain itu, tarif warnet
rata-rata kecepatan senilai 0,196 : hanya sedikit lebih mahal, dalam
0,258 Mbps. Namun, walaupun kisaran Rp 3.000,00 hingga Rp
perbedaan kecepatan upload PLIK 4.000,00 per jam, bahkan
dengan warnet hanya sedikit berbeda, menawarkan paket-paket bagi
kecepatan upload PLIK juga berada di pengguna internet sehingga tarifnya
bawah kecepatan upload warnet. dapat mendekati tarif PLIK.
Dengan demikian, baik dalam Selain perbandingan nilai
kecepatan download maupun upload, kecepatan, perbandingan tren
PLIK tertinggal dari warnet. perubahan kecepatan warnet juga
Analisis Perbandingan Kecepatan lebih baik dari PLIK. Kecepatan
PLIK dengan Warnet koneksi internet di PLIK cenderung
Rendahnya kecepatan download menurun pada rentang waktu siang ke
PLIK dibanding warnet (0,474 : 0,988 sore, sementara di warnet justru
Mbps untuk PLIK : warnet) memiliki meningkat. Pada rentang waktu ini,
dampak serius bagi program PLIK. pengguna PLIK dapat beralih
Aktivitas download merupakan mengakses internet di warnet karena
aktivitas yang lebih banyak dilakukan kecepatan yang lebih baik. Tren
oleh pengguna internet daripada penurunan kecepatn di PLIK ini
aktivitas upload (0,196 : 0,258 Mbps kemungkinan dipicu oleh
untuk PLIK : warnet). Temuan ini karakteristik media yang digunakan.
menunjukkan pengguna internet akan PLIK yang standar menggunakan V-
lebih memilih warnet daripada PLIK sat dengan medium udara, sehingga
karena kecepatan download yang kecepatan data yang ditransmisikan
lebih tinggi. Apalagi kecepatan upload melalui medium ini dipengaruhi oleh
warnet juga lebih tinggi walaupun perubahan kondisi udara yang
perbedaannya tidak terlalu besar. berbeda di pagi, siang maupun sore
hari.
Membiarkan kecepatan koneksi
PLIK tetap tertinggal dari warnet akan SIMPULAN
berdampak pada beralihnya pengguna Berdasarkan data hasil
PLIK saat ini ke warnet. Peningkatan pengujian kecepatan koneksi internet
kecepatan, terutama kecepatan PC client PLIK dan warnet di Kota
download perlu diprioritaskan, karena Banda Aceh dan analisis terhadap
faktor ini merupakan faktor utama data-data tersebut dapat disimpulkan
dalam memilih fasilitas akses. Tarif bahwa kecepatan download PC client
PLIK yang hanya Rp 2.000,00 tidak PLIK masih tidak berimbang dengan

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012 79


Analisis Perbandingan Kecepatan Koneksi Internet ... | Moh. Muttaqin

kecepatan download PC client warnet. in Asia and Africa -Venues for


Kecepatan upload PC client PLIK juga Education and Learning? Journal
lebih lambat dari kecepatan upload of Community Informatics, Vol 3
warnet, namun perbedaannya tidak (2).
sesignifikan pada perbedaan 5Herlambang, Beriantho. 2011.
kecepatan download. Perubahan Implementation of USO Program
kecepatan download dan upload PC in Indonesia.
client PLIK dan warnet dengan (http://www.itu.int/ITU-D/asp
variabel waktu menunjukkan tren /CMS/Events/2011/ITU-ADB/
yang berbeda. Indonesia/Session2-BP3TI .pdf,
diakses tanggal 17 Februari
2012)
DAFTAR PUSTAKA
6Sofana, Iwan. 2011. Teori & Modul
1Balai Penyedia dan Pengelola
Pembiayaan Telekomunikasi Praktikum Jaringan Komputer.
dan Informatika (BP3TI). 2011. Bandung: Modula.
(http://relawan-tik.org/wp- 7Pomerantz, Bruce. 2011. Broadband
content/uploads/2011/08/SOSI Speed Testing.
ALISASI-BOGOR-BP3TI.pdf, (http://www.selco.info/downlo
diakses 13 Februari 2012) ad/attachments/38535197/Bro
2PIH KOMINFO. Siaran Pers adband+Speed+Testing.pdf,
No.6/PIH/KOMINFO/1/2012 diakses 28 Februari 2012)
tentang Rapat Kerja Komisi 1 8PLIK Kota Banda Aceh. (http://plik-
DPR-RI Dengan Menteri uso.com/index.php?option=com
Kominfo Tifatul Sembiring. _content&view=article&id=94:k
2012. (http://kominfo.go.id/ ota-banda-aceh&catid=42:nangr
siaran_pers/detail/2404/Siaran oe-aceh-darusalam-&Itemid=19
+Pers+No.+6-PI H-KOMINFO-1- 3, diakses 18 Januari 2012)
2012+tentang+Rapat+Kerja+Ko
misi+1+DPR-RI+Dengan+Mente
ri+Kominfo+Tifatul+Sembiring,
diakses 14 Februari 2012)
3Pitoyo, Arif. 2011. Sebagian Besar
Warnet PLIK Tak Bermanfaat.
(http://www.bisnis.com/article
s/sebagian-besar-warnet-plik-ta
k-bermanfaat, diakses 14
Februari 2012)
4Furuholt, Bjorn dan Stein
Kristiansen. 2007. Internet Cafés

80 Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


PEDOMAN PENULISAN NASKAH

1. Standar Umum Penulisan Karya Tulis Ilmiah


a. Naskah ditulis dalam bahasa indonesia atau bahasa Inggris.
b. Judul, Abstrak dan Kata Kunci harus ditulis dalam dua versi bahasa (Indonesia
dan Inggris)
c. Ditulis dengan menggunakan MS Word pada kertas ukuran A4
(210mmX297mm), font Times New Roman ukuran 12, spasi 1,15 kecuali tabel
(spasi 1,0). Batas atas dan bawah 3 cm, tepi kiri dan kanan 3,17 cm). Jumlah
halaman 10-15 halaman isi. Jumlah tersebut tidak termasuk lampiran.
d. Penulisan awal paragraf pada abstrak dan isi menjorok ke dalam 1 cm.
e. Penyebutan istilah di luar bahasa Indonesia atau Inggris harus ditulis dengan
huruf cetak miring (italic)
f. Tidak menggunakan penomoran dalam penulisan subjudul. Jika diperlukan,
subjudul diperbolehkan tanpa memberikan penomoran.
2. Struktur Karya Tulis Ilmiah
Naskah Karya Tulis Ilmiah tersusun menurut urutan sebagai berikut:
a. Judul
b. Nama dan Alamat Penulis
c. Abstrak
d. Kata Kunci
e. Pendahuluan (berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan,teori, dan
hipotesis [opsional])
f. Metode Penelitian (berisi waktu dan tempat, bahan/cara pengumpulan data,
metode analisis data)
g. Hasil dan Pembahasan
h. Simpulan
i. Daftar Pustaka
3. Cara Penulisan Judul
Judul diketik dengan huruf kapital tebal (bold) dan mencerminkan inti tulisan.
Apabila judul ditulis dalam bahasa Indonesia maka dibawahnya ditulis ulang dalam
bahasa Inggris; begitu juga sebaliknya.
4. Cara Penulisan Nama dan Alamat
a. Nama penulis diketik dibawah judul, ditulis lengkap tanpa menyebutkan gelar.
b. Alamat penulis (nama dan alamat instansi tempat bekerja) ditulis lengkap
dengan jarak satu spasi beserta e-mail dibawah nama penulis.
c. Jika penulis lebih dari satu orang maka harus ditambahkan kata penghubung
‘dan’ (bukan lambang ‘&’).
d. Jika penulis lebih dari satu dengan alamat berbeda, maka penulis yang berbeda
alamat/instansi diberi tanda asterisk* dan untuk membedakan
alamat/instansinya. Contoh:
I.
Jaka Sembiring* dan Edi Triono Nuryatno**

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


81
*Bandung Institute of Technology, School of Electrical Engineering and
Informatics Jl. Ganeca No. 10 Bandung – Indonesia
jaka@stei.itb.ac.id
**Bandung Institute of Technology, School of Electrical Engineering and
Informatics Jl. Ganeca No. 10 Bandung – Indonesia
2editriono@gmail.com
II.
Jaka Sembiring* dan Yudi Satria Gondokaryono**
Bandung Institute of Technology, School of Electrical Engineering and
Informatics Jl. Ganeca No. 10 Bandung - Indonesia
*jaka@stei.itb.ac.id
**ygondokaryono@stei.itb.ac.id

5. Cara Penulisan Abstrak dan Kata Kunci


a. Abstrak ditulis dalam satu paragraf dengan huruf cetak miring (italic) berjarak
satu spasi.
b. Maksimal 150 kata dalam bahasa Inggris, atau 250 kata dalam bahasa Indonesia.
c. Kata kunci terdiri dari tiga sampai lima kata, ditulis dengan huruf cetak miring
(italic).
d. Jika Abstract dalam bahasa Inggris maka diikuti Keywords dalam bahasa Inggris.
e. Jika Abstrak dalam bahasa Indonesia maka diikuti Kata Kunci dalam bahasa
Indonesia.
6. Cara Penyajian Tabel
a. Judul tabel ditampilkan dibagian atas tabel, rata kiri (bukan center), ditulis
menggunakan font Times New Roman ukuran 12.
b. Tulisan ‘Tabel’ dan ‘nomor’ ditulis tebal(bold), sedangkan judul tabel ditulis
normal.
c. Gunakan angka Arab (1,2,3, dst) untuk penomoran judul tabel.
d. Tabel ditampilkan rata kiri halaman (bukan center).
e. Jenis dan ukuran font untuk isi tabel bisa disesuaikan menurut kebutuhan (Times
New Roman atau Arial Narrow ukuran 8-11) dengan jarak spasi tunggal.
f. Pencantuman sumber atau keteranggan diletakkan dibawah tabel, rata kiri,
menggunakan font Times New Roman ukuran 10.
7. Cara Penyajian Gambar, Grafik, Foto atau Diagram
a. Keterangan gambar, grafik, foto, atau diagram ditulis dibawh ilustasi,
menggunakan font Times New Roman ukuran 12, ditempatkan di tengah
(center).
b. Tulisan ‘Gambar, Grafik, Foto atau Diagram’ dan ‘nomor’ ditulis tebal (bold),
sedangkan isi keterangan ditulis normal.
c. Gunakan angka Arab (1,2,3, dst.) untuk penomoran gambar, grafik, foto atau
diagram.
d. Gambar, grafik, foto atau diagram ditampilkan di tengah halaman (center).
e. Pencantuman sumber atau keterangan diletakkan dibawah ilustrasi, rata kiri,
menggunakan font Times New Roman ukuran 10.

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


82
f. Gambar, grafik, foto atau diagram dalam format file .jpg warna hitam putih,
kecuali jika warna menentukan arti.
8. Cara Penulisan Kutipan dan Daftar Pustaka
a. Penulisan kutipan ditunjukkan dengan membubuhkan angka (dalam format
superscript) sesuai urutan.
b. Angka kutipan ditulis setelah tanda titik akhir kalimat tanpa spasi, tanpa tanda
kurung satu atau kurung dua, dan tidak ditebalkan (bold).
c. Jika menyebut nama, maka angka kutipan langsung dibubuhkan setelah nama
tersebut.
d. Tidak perlu memakai catatan kaki.
e. Urutan dalam daftar pustaka ditulis sesuai dengan nomor urut kutipan dalam
naskah.
f. Nomor urut Daftar Pustaka ditulis dalam bentuk superscript.
8.1 Cara Penulisan Kutipan di dalam Teks
a. Dalam naskah diberikan tanda supersript pada pustaka yang digunakan, contoh:
....1 (Nomor yang ditulis sesuai dengan urutan dalam Daftar Pustaka).
b. Jika nama penulis harus ditampilkan, maka penulisannya sebagai berikut:
Menurut Adisomarto1 ....... (Nomor yang ditulis sesuai dengan urutan dalam
Daftar Pustaka).
8.2 Cara Penulisan Daftar Pustaka.

Berikut adalah contoh cara penulisan Daftar Pustaka dari berbagai sumber yang
berbeda.

a. Majalah ilmiah dengan Volume dan Nomor


Kriswati, E. 2008. Deformasi Gunung Api Bromo pada Peningkatan Aktivis
Vulkanik 2006-2007. Widyariset, 11(1): 27-36.
b. Buku (Satu Penulis)
Hasan, S. H. 2008. Evaluasi Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
c. Buku (Dua hingga Empat Penulis)
Bambang, D. dan R. Riana. 2005. Teknik Menulis Karya Tulis Ilmiah. Jakarta:
Rhineke Cipta.
Ostergen, R.Clifford, C. L. Kluge, and H. Bungert. 2006. Wisconsin German Land
and Life. Madison University of Wisconsin.
d. Buku (Lebih dari Empat Penulis)
Maryanto, I. Dkk. 2007. Nama Daerah Mamalia di Indonesia. Jakarta: LIPI Press.
Turabian, K.L. et al 2007. A Manual for Writers of Research Paper, Theses, and
Dissertarions (7th ed). Chicago: University of Chicago Press.
e. Buku yang Ditulis atas Nama Lembaga
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2009. Standar Kompetensi Jabatan
Fungsional Peneliti. Jakarta: LIPI.
f. Bunga Rampai

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


83
Imron, M.B. 2005. Pola Komunikasi Kepemimpinan Taufik Abdullah. Dalam M.
Hisyam dkk. (Ed). Sejarah dan Dialog Peradaban: 81-92. Jakarta: LIPI
Press.
g. Prosiding
Tang, M. 2007. Nilai-Nilai Budaya di dalam Sastra Daerah yang Mendasari
Sekuritas Sosial Tradisional Ethis Bugis. Prosiding Kongres Internasinal
Bahasa-ahasa Daerah Sulawesi Selatan Tahun 2007: 219-232. Makassar,
222-25 Juli 2007: Pusat Bahasa Sulawesi Selatan.
h. Skripsi, Tesis dan Disertasi
Wijana,I. D. P.2007. Bias Gender pada Bahasa Majalah Remaja. Tesis, Fakultas
Ilmu Budaya. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
i. Laporan Penelitian
Sumaryanto. 2008. Karkteristik Sosial Ekonomi Petani pada Berbagai
Agroekosistem. Lapoiran Penelitian, Pusat Analisis Ekonomi dan Kebijakan
Pertanian. Bogor : Kementerian Pertanian.
j. Media Massa (Tanpa Nama Penulis)
Kambing Hitam Kemiskinan. 2006. Kompas, 25 November: 33.
k. Media Massa (Terdapat Nama Penulis)
Abimanyu, A. 2010. Kontroversi Dana Dapil. Republika, 7 Juni:1.
l. Tulisan Bersumber dari Internet (Tanpa Nama Penulis)
Guidelines for Proper Scientifict Conduct in Research. 2010.(
http://www.imperial.ac.uk/secretariat/policiesandpublication/otherpolici
es/properscientificicconnduct, diakses 25 Juni 2010)
m. Tulisan Bersumber dari Internet (Terdapat Nama Penulis)
Rustandy, T. 2006. Tekan Korupsi Bangun Bangsa.
(http:://www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyd=1291, diakses
14 Januari 2007)
n. Makalah dalam Pertemuan Ilmiah, Kongres, Simposium. Atau Seminar yang
Belum Diterbitkan
Darsono, P.2004. Teripang PERLU Dilindungi. Makalah dalam Lokakarya Usulan
Jenis Satwa dan Tumbuhan yang Perlu Dilindungi di Indonesia. Bogor, 8
September: Pusat Penelitian Biologi LIPI.
o. Pustaka berupa Dokumen Paten
Sukawati, T.R. 1995. Landasan Putar Bebas Hambatan. Paten Indonesia
No.ID/0000114.
9. Contoh Penulisan Daftar Pustaka

1
Rajangan, A. S., H. Yang, T. T. Teeri, and L. Aversted. 2008. Evolution of A Domain
Conserved in Microtulube-Associated Protein of Eukaryotes. Journal of
Advances and Applications in Bioinformatics and Chemistry, 1: 51-69.
2
Moldoveanu, B. et al. 2009. Inflammatory Mecanism in the Lung. Journal of
Inflamation Research, 2: 1-11.

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi | Vol 1 No 1 Desember 2012


84

Anda mungkin juga menyukai