Anda di halaman 1dari 6
Yth, DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ‘SEKRETARIAT JENDERAL ing Ou et Telgon 344829020 salu pose 2419 ianPos2 ‘rote “ww cpt gld 1. Inspektur Jenderal, Para Direktur Jenderal, Para Kepala/Ketua Badan; 2, Sekretaris Inpektorat JenderalDirektorat Jenderal/Sekretaris Badan, Para Kepala Biro/Pusat/Kantor Wilayahy di jingkungan Departerien Keuangan. SURAT EDARAN Nomor SE- 29 /$J/2010 TENTANG PENGEMBALIAN BARANG MILIK NEGARA YANG DIKUASAI/DIGUNAKAN OLEH PEGAWAI YANG AKAN MEMASUKI MASA PENSIUN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN Menindaklanjuti Instruksi Menteri Keuangan Nomor 146/IMK.01/2009 tanggal 3 ‘September 2009 tentang Penertiban Barang Milik Negara Berupa Tanah, Rumah, dan/atau Kendaraan Bermotor di Lingkungan Departemen Keuangan, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut: A Pendahuluan 1. Latar Belakang Banyaknya Barang Milik Negara (BMN) yang masih dikuasai/digunakan oleh pegawai yang telah memasuki masa pensiun 2, Maksud dan Tujyan a. Surat Pernyataan Pengembalian Barang Milik Negara (SPP-BMN) dimaksudkan untuk meminta komitmen dari pegawai yang akan memasuki masa pensiun agar segera_mengembalikan BMN yang dikuasai/digunakan kepada Kuasa Pengguna Barang sebelum masa dinas yang bersangkutan berakhir, b. SPP-BMN bertujuan untuk mengamankan BMN yang dikuasai/digunakan oleh pegawai yang akan memasuki masa pensiun. 3. Dasar Hukum Instruksi Menteri Keuangan Nomor 146/IMK.01/2009 tanggal 3 September 2009 tentang Penertiban Barang Milik Negara Berupa Tanah, Rumah, dan/atau Kendaraan Bermotor di Lingkungan Departemen Keuangan. Kewajiban Pegawai di Lingkungan Departemen Keuangan yang akan Memasuki Masa Pensiun 4. Setiap pegawai di lingkungan Departemen Keuangan yang akan memasuki masa pensiun wajib mengembalikan BMN berupa tanah, rumah, dan/atau kendaraan bermotor yang -dikuasai/digunakan kepada Kuasa Pengguna Barang sebelum masa dinas yang bersangkutan berakhir. 2 Pengembalian dan penyerahan Barang Milk Negara tersebut pada butir 1 wajib dituangkan dalam Surat Pemyataan Pengembalian Barang Milik Negara (SPP-8MN) dan Berita Acara Serah Terima (BAST) dan ditandatangani di atas materai ©. Tata Cara/Prosedur Pengembalian Barang Milik Negara 1. Pembuatan SPP-BMN dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. SPP-BMN dibuat paling lambat 6 (enam) bulan sebelum pegawai bersangkutan memasuki masa pensiun, dengan menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran | Surat Edaran ini. b. SPP-BMN merupakan prasyarat bagi pegawai yang akan memasuki masa Pensiun untuk mengajukan berkas permohonan pensiun, untuk kemudian SPP-BMN tersebut dilampirkan dalam berkas/dokumen pengajuan pensiun. c. SPP-BMN untuk pegawai di kantor pusat ditandatangani oleh pegawai yang bersangkutan (pihak yang menyerahkan), dan diketahui oleh: 1) Kepala Biro/Kepala Pusat/Sekretaris Inspektorat_ Jenderal/Sekretaris Direktorat Jenderal/Sekretaris Badan yang bertindak untuk dan atas nama Sekretaris Jenderal/inspektur Jenderal/Direktur Jenderal/Kepala Badan/Ketua Badan, bagi pejabat Eselon Ill sampai dengan pelaksana; 2) Sekretaris Jenderalinspektur Jenderal/Direktur Jenderal/Kepala Badan/Ketua Badan yang bertindak untuk dan atas nama Menteri Keuangan, bagi pejabat Eselon II di fingkungan Unit Eselon | terkait. d. SPP-BMN untuk pegawai pada unit kerja yang memiliki instansi vertikal dan unit pelaksana teknis di daerah ditandatangani oleh pegawai bersangkutan (pihak yang menyerahkan), dan diketahui oleh: 1) Kepala Kantor Wilayah/Sekretaris Badan yang bertindak untuk dan atas nama Direktur Jenderal/Kepala Badan bagi pegawai Eselon ill sampai dengan pelaksana; 2) Direktur Jenderal/Kepala Badan yang bertindak untuk dan atas nama Menteri Keuangan bagi pejabat Eselon Ii di lingkungan Unit Eselon | terkait 2. Pembuatan BAST dllakukan dengan tata cara sebagai berikut: a. BAST dibuat paling lambat 7 (tujuh) hari setelah pegawai yang bersangkutan memasuki masa pensiun, dengan menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran Il Surat Edaran ini b. BAST untuk pegawai di Kantor Pusat ditandatangani oleh pegawai yang bersangkutan (pihak yang menyerahkan) dan Kuasa Pengguna Barang (pihak yang menerima), serta diketahui oleh: 1) Kepala Biro/Kepala Pusat/Sekretaris Inspektorat-_Jenderal/Sekretaris, Direktorat Jenderal/Sekretaris Badan yang bertindak untuk dan atas nama Sekretaris Jenderal/Inspektur Jenderal/Direktur Jenderal/Kepala Badan/Ketua Badan, bagi pejabat Eselon II! sampai dengan peiaksana; 2) Sekretaris Jenderainspektur Jenderal/Direktur_Jenderal/Kepala Bandan/Ketua Badan yang bertindak untuk dan atas nama Menteri Keuangan, bagi pejabat Eselon I di lingkungan Unit Eselon 1 terkait ©. BAST untuk pegawai pada unit kerja yang memiliki instansi vertikal dan unit elaksana teknis di daerah ditandatangani oleh pegawai yang bersangkutan (pihak yang menyerahkan) dan Kuasa Pengguna Barang (pihak yang menerima), serta diketahui oleh: i) Kepala Kantor Wilayah/Sekretaris Badan yang bertindak untuk dan atas nama Direktur Jenderal/Kepala Badan, bagi pegawai Eselon Ill sampai dengan pelaksana; il) Direktur Jenderal/Kepala Badan yang bertindak untuk dan atas nama Menteri Keuangan, bagi pejabat Eselon 1 di lingkungan Unit Eselon | terkait D. Surat Edaran berlaku pada saat ditetapkan Demikian Surat Edaran ini dibuat untuk dipergunakan sebagai pedoman dan dilaksanakan sebagaimana mestinya Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 25 Januari 2010 __SEKRETARIS JENDERAL, ‘Tembusan Yih Menteri Keuangan.

Anda mungkin juga menyukai