Daftarisi ...................................................................................................................i
SK PedomanPelayananGizi ....................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................1
A. LatarBelakang ..............................................................................................1
B. Tujuan ..........................................................................................................2
C. RuangLingkup ..............................................................................................2
D. DefinisiOperasional ......................................................................................2
E. LandasanHukum ..........................................................................................4
BAB II STANDAR KETENAGAAN..........................................................................5
A. DenahInstalasiGizidanDapur ........................................................................9
B. StandarFasilitas ............................................................................................10
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN...................................................................11
A. MekanismePelayananGiziRumahSakit.........................................................11
B. PelayananGiziRawatJalan ............................................................................13
C. PelayananGiziRawatInap .............................................................................15
D. PenyelenggaraanMakanan ...........................................................................23
BAB V LOGISTIK ....................................................................................................39
A. Pengertian ....................................................................................................41
B. Tujuan ..........................................................................................................41
C. TataLaksanaKeselamatan ............................................................................41
i
BAB VII KESELAMATAN KERJA ............................................................................43
A. Pengertian ....................................................................................................43
B. ProsedurKeselamatanKerja ..........................................................................43
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ..........................................................................45
A. Pengertian ....................................................................................................45
B. TujuanPengawasandanPengendalianMutu ..................................................46
C. IndikatorMutuPelayanan ...............................................................................47
D. PencatatandanPelaporan .............................................................................49
BAB IX PENUTUP...................................................................................................51
i
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BUDI KEMULIAAN BATAM
Nomor : 313/Dir/SKep/V/2018
TENTANG
MEMUTUSKAN
iii
Pertama : Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam
sebagaimana tercantum dalam lampiran surat keputusan ini.
iii
PEDOMAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT BUDI KEMULIAAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan persaingan dalam berbagai aspek,
diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tinggi agar mampu bersaing
dengan negara lain. Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara
langsung berpengaruh terhadap kualitas SDM di suatu negara, yang digambarkan
melalui pertumbuhan ekonomi, usia harapan hidup, dan tingkat pendidikan. Tenaga SDM
yang berkualitas tinggi hanya dapat dicapai oleh tingkat kesehatan dan status gizi yang
baik. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan gizi yang bertujuan untuk meningkatkan
status gizi masyarakat melalui upaya perbaikan gizi di dalam keluarga dan pelayanan gizi
pada individu yang karena kondisi kesehatannya harus dirawat di suatu sarana
pelayanan kesehatan misalnya Rumah Sakit.
Masalah gizi di Rumah Sakit dinilai sesuai kondisi perorangan yang secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi proses penyembuhan. Kecenderungan
peningkatan kasus penyakit yang terkait gizi (nutrition-related disease) pada semua
kelompok rentan mulai dari ibu hamil, bayi, anak, remaja, hingga lanjut usia, memerlukan
penatalaksanaan gizi secara khusus. Oleh karena itu dibutuhkan pelayanan gizi yang
bermutu untuk mencapai dan mempertahankan status gizi yang optimal dan
mempercepat penyembuhan.
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan
dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme
tubuh. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit,
sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien.
Sering terjadi kondisi pasien yang semakin buruk karena tidak tercukupinya kebutuhan
zat gizi untuk perbaikan organ tubuh. Fungsi organ yang terganggu akan lebih memburuk
dengan adanya penyakit dan kekurangan gizi. Selain itu masalah gizi lebih dan obesitas
erat hubungannya dengan penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus, penyakit
jantung koroner, hipertensi, dan penyakit kanker, memerlukan terapi gizi untuk
membantu penyembuhannya.
Terapi gizi atau terapi diet adalah bagian dari perawatan penyakit atau kondisi klinis
yang harus diperhatikan agar pemberiannya tidak melebihi kemampuan organ tubuh
untuk melaksanakan fungsi metabolisme. Terapi gizi harus selalu disesuaikan dengan
B. Tujuan
1. Sebagai panduan penyelenggaraan pelayanan gizi di rumah sakit.
2. Meningkatkan mutu pelayanan gizi di rumah sakit.
3. Memperluas fungsi dan peran ahli gizi rumah saki.
4. Melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak professional.
C. Ruang Lingkup
1. Pelayanan gizi rawat jalan
2. Pelayanan gizi rawat inap
3. Penyelenggaraan makanan
D. Definisi Operasional
Batasan Operasional ini merupakan batasan istilah, sesuai dengan kerangka
konsep pelayanan gizi di rumah sakit yang tertuang didalam pedoman pelayanan
gizi
1. Pelayanan Gizi suatu upaya memperbaiki, meningkatkan gizi, makanan,
dietetik masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis,
simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik
dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau
sakit.
2. Terapi Gizi adalah pelayanan gizi yang diberikan kepada klien/pasien
berdasarkan pengakajian gizi, yang meliputi terapi diet, konseling gizi dan
atau pemberian makanan khusus dalam rangka penyembuhan penyakit
pasien.
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi
Makanan
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1306 Tahun 2001 tentang Petunjuk Teknis
Jabatan Fungsional Nutrisionis
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nonor 78 Tahun 2013 Tentang
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
D. Pengaturan Jadwal
Pelayanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam terbagi dalam 4 shif
sebagai berikut :
Pengolah, Pramusaji,
Sore Pk.13.00 – 21.00 Wib
pemelihara sarana prasarana
Proporsi petugas sesuai kebutuhan terdiri dari petugas pengolah gizi, pemelihara
sarana prasarana dan petugas pramusaji. Sedangkan shif jaga untuk ahli gizi dibagi
menjadi 2 shif, dengan jam jaga sebagai berikut:
Lampiran : I Surat Keputusan Direktur RS Budi Kemuliaan Batam Nomor : 313/Dir/Skep/V/2018
tentang Pedoman Pelayanan Gizi - RSBK 7
Shif Waktu
Kepala ruang Pk.07.30 – 16.30 Wib
Ahli gizi ruangan Pk.08.00 – 16.00 Wib
Ahli gizi MSPM Pk. 07.00 15.00 Wib
Administrasi gizi Pk.07.00 – 15.00 Wib
Dengan proporsi petugas sesuai kebutuhan. Kepala Ruang Gizi Rumah Sakit Budi
Kemuliaan Batam juga berfungsi sebagai Ahli Gizi dalam penyelenggaraan makanan
maupun pelayanan klinis
GUDANG STOK
PINTU
GUDANG BM GUDANG BM
PERALATAN MEJA
KERING SEGAR
MKN PX ALAT
P MASAK
PINT PINT I BERSIH
U U N
T
PINTU
U WAS
TEMPAT PENERIMAAN BM
TAFE
PIN
L
TU
TEMPAT PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN
PEMOTONG MEJA
FREZER FREZER
BWG PERSIA
WASTAFEL WASTAFEL PAN
PINTU
BM YG
AKAN
PI
N
T
PIN
TU
TROLI MAKAN PASIEN
KULKAS
SAMPEL LEMARI
FREZER
MKN PX SUSU
Monev
Rawat Inap Rawat Jalan Kontrol Ulang
Permintaan, Pembatalan,
Perubahan Diet
D. Penyelenggaraan Makanan
Penyelenggaraan makanan rumah sakit merupakan rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran
belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan, pemasakan bahan
makanan, distribusi dan pencatatan, pelaporan serta evaluasi. Praktek pelaksanaannya
harus memenuhi peraturan dan perundangan yang berlaku.
1. Tujuan
Menyediakan makanan yang berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya, aman dan
dapat diterima oleh pasien untuk mencapai status gizi yang optimal.
2. Sasaran dan Ruang Lingkup :
Sasaran penyelenggaraan makanan di rumah sakit Budi kemuliaan terutama pasien
yang rawat inap. Ruang lingkup penyelenggaraan makanan rumah sakit Budi
Kemuliaan meliputi produksi dan distribusi makanan.
Pelayanan
Perencanaan Pengadaan Penerimaan &
makanan pasien
Menu (1) Bahan (2) Penyimpanan
( 7)
Bahan (3)
gambar 3
Alur Penyelenggaraan Makanan RS Budi Kemuliaan Batam
Pemesanan bahan makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam
dibagi menjadi empat yaitu :
1) Pemesanan bahan makanan basah
2) Pemesanan dilakukan secara regular setiap hari. Pemesanan bahan
makanan basah dilakukan di supplier bahan makanan yang telah
bekerjasama.
3) Pemesanan bahan makanan kering dan BHP
4) Pemesanan dilakukan secara regular setiap 1 kali dalam seminggu yaitu pada
hari senin setiap minggunya. Pemesanan bahan makanan kering dan BHP
dilakukan di toko yang ditunjuk, sedangkan pemesanan logistik dipesan pada
bagian pengadaan Rumah Sakit Budi Kemuliaan.
f. Pembelian Bahan Makanan
1) Pengertian:
Pembelian bahan makanan merupakan serangkaian kegiatan penyediaan
macam, jumlah, spesifikasi bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen/pasien sesuai ketentuan/ kebijakan yang berlaku. Pembelian
bahan makanan merupakan prosedur penting untuk memperoleh bahan
makanan, biasanya terkait dengan produk yang benar, jumlah yang tepat,
waktu yang tepat dan harga yang benar.
Sistem pembelian yang sering dilakukan antara lain:
a) Pembelian langsung ke pasar (The Open Market of Buying)
b) Pembelian dengan musyawarah (The Negotiated of Buying)
c) Pembelian yang akan datang (Future Contract)
d) Pembelian tanpa tanda tangan (Unsigned Contract/Auction)
(1) Firm At the Opening of Price (FAOP), dimana pembeli memesan
bahan makanan pada saat dibutuhkan, harga disesuaikan pada saat
transaksi berlangsung.
(2) Subject Approval of Price (SAOP), dimana pembeli memesan bahan
makanan pada saat dibutuhkan, harga sesuai dengan yang
ditetapkan terdahulu
e) Pembelian melalui pelelangan (The Formal Competitive)
g. Penerimaan Bahan Makanan
1) Pengertian:
Lampiran : I Surat Keputusan Direktur RS Budi Kemuliaan Batam Nomor : 313/Dir/Skep/V/2018
tentang Pedoman Pelayanan Gizi - RSBK 29
Suatu kegiatan yang meliputi memeriksa, meneliti, mencatat, memutuskan
dan melaporkan tentang macam dan jumlah bahan makanan sesuai dengan
pesanan dan spesifikasi yang telah ditetapkan, serta waktu penerimaannya.
2) Tujuan:
Diterimanya bahan makanan sesuai dengan daftar pesanan, waktu pesan dan
spesifikasi yang ditetapkan.
3) Prasyarat:
a) Tersedianya daftar pesanan bahan makanan berupa macam dan jumlah
bahan makanan yang akan diterima pada waktu tertentu.
b) Tersedianya spesifikasi bahan makanan yang telah ditetapkan.
4) Langkah Penerimaan Bahan Makanan:
a) Bahan makanan diperiksa, sesuai dengan pesanan dan ketentuan
spesifikasi bahan makanan yang dipesan.
b) Bahan makanan di kirim ke gudang penyimpanan sesuai dengan jenis
barang atau dapat langsung ke tempat pengolahan makanan.
h. Penyimpanan Bahan Makanan
1) Pengertian:
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan,
memelihara jumlah, kualitas, dan keamanan bahan makanan kering dan
segar di gudang bahan makanan kering dan dingin/beku.
2) Tujuan :
Tersedianya bahan makanan yang siap digunakan dalam jumlah dan kualitas
yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
3) Prasyarat:
a) Adanya ruang penyimpanan bahan makanan kering dan bahan makanan
segar.
b) Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai
peraturan.
c) Tersedianya kartu stok bahan makanan/buku catatan keluar masuknya
bahan makanan.
4) Langkah Penyimpanan Bahan Makanan:
a) Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima, segera dibawa
ke ruang penyimpanan, gudang atau ruang pendingin.
b) Apabila bahan makanan langsung akan digunakan, setelah ditimbang dan
diperiksa oleh bagian penyimpanan bahan makanan setempat dibawa ke
ruang persiapan bahan makanan.
Mangkuk bubur keramik Untuk KH ( bubur saring, bubur nasi, nasi tim,
nasi
Tatakan lepek ( lodor besar) Untuk lauk hewani dan nabati S.VIP, VIP, I
Plato lubang 6 dan plato lubang 4 Untuk diet kelas II, III dan ruang isolasi
Mangkuk sup melamin Untuk sayur / sup kelas II, III dan ruang isolasi
Shift Waktu
Sistem pemenuhan kebutuhan logistik bagian gizi diatur dan dikelola secara mandiri oleh
bagian gizi. Tahap-tahap pemenuhan kebutuhan logistik meliputi :
B. Pemesanan Logistik
Logistik dipesan berdasarkan kebutuhan dan perencanaan yang telah dilakukan.
Cara pemesanan logistik dilakukan menggunakan buku pemesanan barang. Buku ini
berfungsi untuk memesan bahan yang diinginkan. Kemudian pemesanan logistik
dimintakan tanda tangan persetujuan pada Kepala ruangan gizi. Manager keuangan.
C. Pengadaan Logistik
Pengadaan logistik di bagian gizi dilakukan dalam 3 cara :
1. Pengadaan harian
Adalah pengadaan logistik yang dilakukan setiap hari. Sebagai contoh : pengadaan
bahan makanan basah.
2. Pengadaan Bulanan
Adalah pengadaan logistik dan bahan makanan kering yang dilakukan dalam setiap
bulan. Contoh : pengadaan bahan makanan kering, BHP dan peralatan.
3. Pengadaan Segera
Adalah pengadaan logistik yang harus segera dipenuhi.
D. Penerimaan LogistiK
Penerimaan logistik dilakuakan dengan metode konventional dengan cara
mencocokkan barang pesanan dengan buku pemesanan dan kuitansi pembelian. Selain
E. Penyimpanan Logistik
Penyimpanan bahan logistik harus disesuaikan dengan jenis barang yang akan
disimpan. Penyimpanan dilakukan pada 2 tempat penyimpanan yaitu gudang
penyimpanan bahan makanan kering dan penyimpanan bahan makanan basah.
1. Metode penyimpanan
a. First In First Out (FIFO)
b. Barang yang masuk/disimpan terlebih dahulu, dipakai terlebih dahulu.
c. First Expire Date First Out (FEFO)
Barang yang memiliki waktu kadaluwarsa terlebih dahulu, dipakai terlebih dahulu.
2. Tujuan penyimpanan bahan makanan dimonitoring setiap hari:
a. Menjaga agar jangan sampai kehabisan persediaan, sehingga mengakibatkan
terhentinya produksi makanan dan mengakibatkan pasien tidak terlayanani
kebutuhan makannya
b. Menjaga agar penyediaan barang persediaan tidak terlalu banyak sehingga biaya
yang dibutuhkan untuk persediaan tersebut tidak terlalu besar
c. Menjaga agar pembelian yang jumlah kecil dapat dihindari karena dapat
mengakibatkan biaya pemesanan menjadi besar
d. Menjaga agar biaya penerimaa, penyimpanan dapat ditekan dengan system kerja
yang seefisien mungkin
e. Menjaga kualitas barang pemesanan yang diterima sebagai barang persediaan
A. Pengertian
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem
tersebut meliputi asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta immplementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem ini
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang seharusnya
dilakukan.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
KTD
Penyehatan dan keselamatan kerja mempunyai kegiatan yang sangat berkaitan erat
dengan kejadian yang disebabkan kelaianan petugas dapat pula mengakibatkan
kontaminasi terhadap makanan. Pekerjaan yang terorganisasi dikerjakan sesuai dengan
prosedur, tempat kerja yang terjamin dan aman, istirahat yang cukup dapat mengurangi
bahaya dan kecelakaan dalam proses penyelenggaraan makanan banyak.
Kecelakaan tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi dapat dicegah, terjadi dengan tiba-
tiba dan tentunya tidak direncanakan ataupun tidak diharapkan oleh pegawai, yang dapat
menyebabkan kerusakan pada alat-alat, makanan, dan melukai karyawan/pegawai.
A. Pengertian :
Keselamatan kerja (safety) adalah segala upaya atau tindakan yang harus diterapkan
dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan kerja petugas
ataupun kelalaian/kesengajaan.
Pelayanan gizi di rumah sakit dikatakan bermutu jika memenuhi 3 komponen mutu
yaitu Pengawasan dan pengendalian mutu untuk menjamin bahwa produk yang dihasilkan
aman, menjamin kepuasan konsumen dan asesmen yang berkualitas.
Dalam Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (Depkes RI, 2008), ditetapkan
bahwa indikator Standar Pelayanan Gizi meliputi ketepatan waktu pemberian makanan
kepada pasien (100 %), sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh pasien ( ≤ 20 %) dan tidak
ada kesalahan pemberian diet (100 %).
Beberapa rumah sakit sudah mulai mengembangkan kepuasan konsumen dengan
indikator mutu.
Mengingat ruang lingkup pelayanan gizi di rumah sakit yang kompleks meliputi
pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, penyelenggaraan makanan, penelitian dan
pengembangan maka setiap rumah sakit perlu menetapkan dan mengembangkan indikator
mutu pelayanan gizi agar tercapai pelayanan gizi yang optimal
A. Pengertian
1. Pengawasan
Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang mengusahakan agar
pekerjaan atau kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana, dan kebijakan yang
ditetapkan dapat mencapai sasaran yang dikehendaki. Pengawasan memberikan
dampak positif berupa:
a. Menghentikan atau meniadakan kesalahan, penyimpangan, penyelewengan,
pemborosan, hambatan dan ketidaktertiban.
b. Mencegah terulang kembali kesalahan, penyimpangan, penyelewengan,
pemborosan, hambatan dan ketidaktertiban
c. Mencari cara yang lebih baik atau membina yang lebih baik untuk mencapai
tujuan dan melaksanakan tugas organisasi
2. Pengendalian
Pengendalian merupakan bentuk atau bahan untuk melakukan perbaikan yang terjadi
sesuai dengan tujuan arah pengawasan dan pengendalian bertujuan agar semua
kegiatan-kegiatan dapat tercapai secara berdayaguna dan berhasilguna,
dilaksanakan sesuai dengan rencana, pembagian tugas, rumusan kerja, pedoman
pelaksanaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengawasan dan
pengendalian merupakan unsur penting yang harus dilakukan dalam proses
manajemen.
2. Mengukur Performance
Performance
dari standar
4. Mengadakan Tindakan
Perbaikan
(PGRS, 2013)
Gambar Skema Proses Pengendalian