Anda di halaman 1dari 5

1.

Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu :

a) Tingkat I (Ringan)

Muntah yang terus-menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan

minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan,

lendir dan sedikit cairan empedu, dan yang terakhir keluar darah. Nadi meningkat

sampai 100 kali permenit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung dan

lidah kering, turgor kulit berkurang, dan urin sedikit tetapi masih normal.

b) Tingkat II (Sedang)

Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus

hebat, subfebril, nadi cepat dan lebih dari 100-140 kali per menit, tekanan darah

sistolik kurang dari 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus,

aseton, bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat menurun.

c) Tingkat III (Berat)

Walaupun kondisi tingkat III sangat jarang, yang mulai terjadi adalah

gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, tetapi dapat

terjadi ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria

dalam urin.

2. Patofisiologi

Peningkatan hormon progesteron menyebabkan otot polos pada sistem

gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas lambung menurun dan

pengosongan lambung melambat. Refluks esofagus, penurunan motilitas lambung,

dan penurunan sekresi asam hidroklorid juga berkontribusi terhadap terjadinya mual

dan muntah. Hal ini diperberat dengan adanya penyebab lain berkaitan dengan

faktor psikologis, spiritual, lingkungan dan sosiokultural.

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi pada hamil muda ; bila

terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit

disertai alkalosis hipokloremik, serta dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat


dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.

3. Penatalaksanaan

1. Diet

a. Diet Hiperemesis I

Diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hananya berapa roti kering dan
buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersamaan makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya.
Makanan ini kurang mengandung zat gizi, kecuali vitamin C sehingga hanya
diberikan beberapa hari saja.

b. Diet Hiperemesis II

Diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai

diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan

bersama makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat gizi, kecuali vitamin A dan

c. Diet Hiperemesis III

Diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan

penderita, minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam

semua zat gizi kecuali kalsium.

2. Akupresur dan Akupuntur

Akupuntur adalah metode pengobatan dari tiongkok kuno yang menggunakan

stimulasi titik-titik khusus dibadan dengan tusukan jarum halus. Ilmu tersebut telah

ada sejak dari dua ribu tahun yang lalu. Akupuntur didasarkan pada prinsip

pengobatan tradisional cina yang menyebutkan bahwa seluruh kerja badan dikontrol

oleh energy vital yang disebu Qi ( baca:ci ). Muntah pada wanita hamil dalam

pengobatan cina tradisional ( Tradisonal Chinese Medicine/TCM ) disebut Ren Shen

E Zhu yaitu karena naiknya Qi pada lambung. Gerakan Qi pada lambung adalah ke

bawah dan bila gerakan Qi ke atas maka timbul gejala-gejala mual dan muntah yang

sangat menganggu. Terdapat tiga kelompok Ren Shen E Zhu : (1) defisiensi qi pada

lambung - perut terasa penuh, sesak, mual dan bahkan langsung muntah saat

makanan masuk mulut ; (2) panas pada hati — muntah berupa cairan bening yang
terasa pahit, haus, tulang iga atau rusuk terasa kaku dan sakit, susah buang air besar,

warna urin kuning tua ; dan (3) dahak dan lembab - muntah berupa cairan dahak,

mulut terasa hambar, dada terasa sesak, jantung berdebar, napas terengah-engah,

seluruh tubuh terasa lemas dan cenderung ingin tiduran, serta tidak mempunyai

nafsu makan. Sebenarnya tidak ada persyaratan khusus dalam melakukan terapi

akupuntur. Tetapi lebih disarankan pada kondisi keluhan yang cenderung berulang.

Sesi akupuntur sebaiknya dilakukan 2-3 kali seminggu, lama pengobatan tergantung

kondisi klien yang sebagian besar responnya bagus. Akupresur dan akupuntur

menstimulasi system regulasi serta mengaktiikan mekanisme endokrin dan

neurologi, yang merupakan mekanisme fisiologi dalam mempertahankan

keseimbangan ( Homeostasis ) ( Runiari, 2010. Hal. 26 ).

3. Jahe

Jahe ( Zingiber officinale ) mengandung 1-4% minyak astiri dan oleoresin.

Komposisi minyak yang terkandung bervariasi tergantung dari geografi

tanaman berasal. Kandungan utamanya yaitu Zingeberence, arcurcumene,

sesquiphellandrene, dan bisabolene. Secara tradisional jahe digunakan sebagai

peluruh dahak atau obat batuk, peluruh keringat, peluruh angin diperut, diare dan

pencegah mual. Baik untuk menghilangkan mual dan kembung karena

perjalanan jauh . Jahe merupakan salah satu cara untuk meredakan mual dan muntah

selama kehamilan, setidaknya meminimalisasi gangguan ini. Jahe dapat membantu

para wanita hamil mengatasi derita morning sickness tanpa menimbulkan efek

samping yang membahayakan janin di dalam kandungannya (Runiari, 2010.hal.28)

Runiari, Nengah. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Hiperemesis

Gravidarum : penerapan konsep dan teori keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai