Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN GERONTIK KELUARGA

DENGAN GLAUKOMA

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RATU AGUNG PROVINSI BENGKULU

OLEH :

YANCHE GUSTIAWAN

NPM. 1426050031

PEMBIMBING ALKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

(Ns. Rafidaini Sazarni R, S. Kep) (Iid Yulfitri, S. Kep)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU

2014
A. Tinjauan Teoritis
1. Definisi
Glaukoma berasal dari kata yunani “glaukos” yang berarti hijau kebiruan, yang
memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaucoma. Kelainan mata
glaucoma yang ditandai dengan kenaikan tekanan bola mata atropi saraf optikus dan
menciutnya lapang pandang. Glaukoma dalah suatu penyakit dimana tekanan didalam
bola mata meningkat, sehingga terjadi kerusakan saraf optikus dan menyebabkan
penurunan fungsi pengelihatan(http://askephima.blogspot.com/2013).

2. Klasifikasi
a. Glaukoma primer
Glaukoma sudut terbuka
Merupakan sebagian besar dari glaukoma ( 90-95% ) , yang meliputi kedua
mata. Timbulnya kejadian dan kelainan berkembang secara lambat. Disebut
sudut terbuka karena humor aqueousmempunyai pintu terbuka ke jaringan
trabekular. Pengaliran dihambat oleh perubahan degeneratif jaringan
rabekular, saluran schleem, dan saluran yg berdekatan. Perubahan saraf optik
juga dapat terjadi. Gejala awal biasanya tidak ada, kelainan diagnose dengan
peningkatan TIO dan sudut ruang anterior normal. Peningkatan tekanan dapat
dihubungkan dengan nyeri mata yang timbul.
b. Glaukoma sudut tertutup(sudut sempit)
Disebut sudut tertutup karena ruang anterior secara anatomis menyempit
sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekular dan
menghambat humor aqueous mengalir ke saluran schlemm. Pergerakan iris ke
depan dapat karena peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan di ruang
posterior atau lensa yang mengeras karena usia tua. Gejala yang timbul dari
penutupan yang tiba- tiba dan meningkatnya TIO, dapat berupa nyeri mata
yang berat, penglihatan yang kabur dan terlihat hal. Penempelan iris
menyebabkan dilatasi pupil, bila tidak segera ditangani akan terjadi kebutaan
dan nyeri yang hebat.
c. Glaukoma sekunder
Dapat terjadi dari peradangan mata , perubahan pembuluh darah dan trauma .
Dapat mirip dengan sudut terbuka atau tertutup tergantung pada penyebab.
– Perubahan lensa
– Kelainan uvea
– Trauma
– bedah
d. Glaukoma kongenital
– Primer atau infantil
– Menyertai kelainan kongenital lainnya
e. Glaukoma absolut
Merupakan stadium akhir glaukoma ( sempit/ terbuka) dimana sudah terjadi
kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut
.Pada glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi
dengan eksvasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa
sakit.sering mata dengan buta ini mengakibatkan penyumbatan pembuluh
darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskulisasi pada iris,
keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat timbulnya glaukoma
hemoragik.
Pengobatan glaukoma absolut dapat dengan memberikan sinar beta pada
badan siliar, alkohol retrobulber atau melakukan pengangkatan bola mata
karena mata telah tidak berfungsi dan memberikan rasa
sakit(http://sofaners.wordpress.com/2013).

3. Etiologi

Penyebabnya tergantung dari klasifikasi glaukoma itu sendiri tetapi pada


umumnya disebabkan karena aliran aqueous humor terhambat yang bisa
meningkatkan tekanan intra okuler(http://askephima.blogspot.com/2013).
Faktor-faktor resiko dari glaukoma adalah:
Riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma
Tekanan bola mata /kelainan lensa
Obat-obatan

4. Patofisiologi
Aqueous humor secara kontinou diproduksi oleh badan silier (sel epitel prosesus
siliari bilik mata belakang untuk memberikan nutrient pada lensa. Aqueous humor
mengalir melalui jaring-jaring trabukuler, pupil, bilik mata depan, trabukuler
meshword dank kanal schlem. Tekanan intra okuler (TIO) dipertahankan dalam batas
10-21 mmHG tergantung keseimbangan antara produksi dan pengeluaran ( aliran )
aqueous humor dibilik mata depan.
Peningkatan TIO akan menekan aliran darah kesaraf optic dan retina sehingga
dapat merusak serabut saraf optic menjadi iskemik dan mati selanjutnya
menyebabkan kerusakan jaringan dimulai dari perifer menuju ke fovia sentralis. Hal
ini menyebabkan penurunan lapang pandang yang dimulai dari daerah nasal atas dan
sisa terakhir pada tempora(http://askephima.blogspot.com/2013).
5. WOC
6. Manifestasi Klinis
Keluhan yang sering muncul adalah sering menabrak akibat pandangan yang
menjadi jelek atau kabur, lapang pandang menjadi lebih sempit hingga kebutaan
secara permanen(http://askephima.blogspot.com/2013).
Gejala lain adalah :
• Mata merasa sakit tanpa kotoran
• Kornea suram
• Disertai sakit kepala hebat terkadang sampai muntah
• Kemunduran penglihatan yang berkurang cepat
• Nyeri dimata dan sekitarnya
• Udema kornea
• Pupil lebar dan reflex berjurang sampai hilang
• Lensa keruh

7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut
(http://askephima.blogspot.com/2013):
• Oftalmoskopi
Untuk melihat fondus mata bagian dalam yaitu retina , diskus optikus macula dan
pembuluh darah retina.
• Tonometri
Adalah alat untuk mengukur tekanan intra okuler, nilai yang mencurigakan apabila
berkisar antara 21-25 mmHG dan dianggap patilogi bila melebihi 25 mmHG.
• Perimetri
Kerusakan nervus optikus memberikan gangguan lapang pandangan yang has pada
glaucoma . secara sederhana , lapang pandang dapat diperiksa dengan tes konfrontasi.
• Pemeriksaan Ultrasonotrapi
Adalah gelombang suara yang dapat digunakan untuk mengukur dimensi dan struktur
okuler.
8. Penatalaksanaan
Glaucoma bukanlah penyakit yang dapat disembuhkan , glaucoma dapat dicegah
untuk menghambat kerusakan lanjut dari lapang pandangan dan rusaknya sraf
penglihatan. Tujuan penatalaksanaan adalah menurunkan TIO ketingkat yang
konsisten dengan mempertahankan penglihatan, penatalaksanaan berbeda-beda
tergantung klasifikasi glaucoma dan respon terhadap
terapi(http://askephima.blogspot.com/2013):
• Terapi obat
1.Pengahambat adrenerjik beta
2.Apraklonidin
• 3.Inhibitor karbonat anhidrase
• Terapi bedah laser
Penembakan laser untuk memperbaiki aliran humo aqueous dan menurunkan TIO
• Bedah drainase
Tindakan bedah untuk membuat jalan pintas dari mekanisme drainase noral sehingga
terbentuk akses langsung humor aqueous dari kamera anterior kejaringan sub
konjungtifa, dapat dibuat dengan trabakulotomi atau insersi selang drainase.
• Irepdektomi perifer atau lateral
Dilakukan untuk mengangkat sebagian iris untuk memungkkinkan aliran humor
aqueous dari kornea posterior ke anterior

9. Komplikasi
Komplikasi dari glaucoma menurut berbagai sumber adalah kebutaan.
B. Askep Teoritis
1. Pengkajian
1. Identitas
Lebih sering terjadi pada usia 40 tahun keatas
2. Keluhan utama
Berkurangnya lapang pandang dan mata menjadi kabur
3. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan matanya kabur dan sering menabrak

2. Pemeriksaan fisik
1. Riwayat penyakit dahulu
kaji apakah pasien pernah mengkonsumsi obat-obatan kortikosteroid
2. Riwayat penyakit keluarga
kaji apakah ada kelurga yang menglami penyakit glaucoma sudut terbuka primer.

3. aktivitas atau istirahat


gejala: perubahan aktivitas biasanya atau hobi sehubungan dengan gangguan
penglihatan.
4. makanan atau cairan
gejala:mual atau muntah
5. neuro sensori
gejala: gangguan penglihatan (kabur atau tak jelas), sinar terang menyebabkan
silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer. Penglihatan berawan atau
kabur , tanpa lingkaran cahaya atau pelangi sekitar sinar , kehilangan penglihatan
perifer, photofobia (glaucoma akut). Perubahan kacamata atau pengobatan tidak
memperbaiki penglihatan.
Tanda: pupil menyempit dan merah atau mata keras dengan kornea berawan
(glaucoma darurat). Peningkatan air mata.
6. Nyeri atau kenyamanan
gejala: ketidaknyamanan ringan atau mata berair ( glaucoma kronis). Nyeri tiba-
tiba
atau berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala (glaucoma
akut).

3. Diagnose Yang Mungkin Muncul


1. Gangguan persepsi sensori b/d gangguan penerimaan sensori: gangguan status
organ
2. Ansietas b/d penurunan penglihatan actual
3. Nyeri b/d peningkatan TIO
4. Gangguan citra tubuh b/d hilangnya penglihatan
5. Ketidakmampuan dalam perawatan diri b/d penurunan penglihatan.

Rencana Asuhan Keperawatan


No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Gangguan Penggunaan Mandiri: Mandiri:
persepsi penglihatan yang 1.Pastikan derajat atau tipe 1.Mempengaruhi harapan
sensori b/d optimal. kehilangan penglihatan. masa depan pasien dan
gangguan Kriteria Hasil: 2.Dorong mengekspresikan pilihan intervensi.
penerimaan Mempertahankan perasaan tentang kehilangan 2.Sementara intervensi dini
sensori: lapang / kemungkinan kehilangan mencegah kebuutaan,
gangguan ketajaman penglihatan. pasien menghadapi
status organ penglihatan 3.Tunjukkan pemberian kemungkinan atau
tanpa kehilangan tetes mata,contoh mengalami pengalaman
lebih lanjut. menghitung tetesan, kehilangan penglihatan
mengikuti jadwal, tidak sebagian atau total.
salah dosis. Meskipun kehilangan
Kolaborasi: penglihatan telah terjadi tak
Berikan obat sesuai dapat diperbaiki (meskipun
indikasi: dengan pengobatan),
1.Pilokarpin hidroklorida kehilngan lanjut dapat
(isoptocarpin, Ocusertpilo, dicegah.
pilopine HS Gel); 3.Mengontrol TIO,
2.Asetazolamid (Dioamox). mencegah kehilangan
penglihatan lanjut.
Kolaborasi:
1.Obat miotik tropical ini
menyebabkan kontriksi
pupil, memudahkan
keluarnya aqueous humor.
2. Menurunkan laju
produksi aqueous humor.
2 Ansietas b/d Cemas hilang 1.Kaji tingkat ansietas, 1.Faktor ini mempengaruhi
penurunan atau berkurang derajat pengalaman nyeri/ persepsi pasien terhadap
penglihatan Kriteria Hasil: timbulnya gejala tiba-tiba ancaman diri. Potensial
actual Menunjukan dan pengetahuan kondisi siklus ansietas, dan dapat
ketajaman saat ini. mempengaruhi upaya medic
pemecahan 2.Berikan informasi yang untuk mengontrol TIO.
masalah. akurat dan jujur. 2.Menurunkan ansietas
Diskusikan kemungkinan sehubungan dengan ketidak
bahwa pengawasan dan tahuan/ harapan yang akan
pengobatan dapat datang dan memberikan
mencegah kehilangan dasar fakta untuk membuat
penglihatan tambahan. pilihan informasi tentang
3.Dorong pasien unttuk pengobatan.
mengakui masalah dan 3.Memberikan kesempatan
mengekspresikan perasaan. untuk pasien menerima
4.Identifikasi situasi nyata,
sumber/orang yang mengklarifikasi salah
menolong. konsepsi dan pemecahan
masalah.
4.Memberikan keyakinan
bahwa pasien tidak sendiri
dalam menghadapi masalah.

3 Nyeri b/d Nyeri hilang atau 1.Kaji tingkat nyeri 1.Mengetahui tingkat nyeri
peningkatan berkurang 2.Pantau derajat nyeri mata untuk memudahkan
TIO Criteria Hasil: setiap 30 menit selama fase intervensi selanjutnya.
Setelah dilakukan akut. 2.Untuk mengidentifikasi
perawatan 3x24 3.Siapkan pasien untuk kemajuan atau
jam pasien pembedahan sesuai penyimpangan dari hasil
mengatakan peranan. yang diharapkan
nyerinya 4.Pertahankan tirah baring 3.Setelah TIO terkontrol
berkurang. ketat pada posisi semi pada glaucoma sudut
fowler terbuka, pembedahan harus
5.berikan lingkungan gelap dilakukan untuk secara
dan terang. permanen menghilangkan
blok pupil.
4.Tekanan pada mata
ditingkatkan bila tubuh
datar
5.stress dan sinar
mienimbulkan TIO yang
mecetuskan nyeri.
DAFTAR PUSTAKA

http://askephima.blogspot.com/2013/02/gangguan-sistem-sensori-persepsi-askep.html

http://sofaners.wordpress.com/2013/03/23/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-glukoma

Anda mungkin juga menyukai