“PEMETAAN KEKAR’
‘
Oleh
KELOMPOK 4
NAMA NIM
Aprilia Gedy 20150611044042
Crisye Y. Baransano 201506110440
Leonardi Patoding 201506110440
Lute Pahabol 201506110440
Marten Blesia 201506110440
Sarah Nawipa 201506110440
Sartiel Uropmabin 201506110440
Yunike Wabiser 201506110440
Zacha Zakeus.Dodop 20150611044031
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2018
HALAMAN PENGESAHAN
JUDUL
“PEMETAAN KEKAR”
Di setujui
Dosen Pembimbing Mata Kuliah
Kestabilan Tambang Bawah Tanah
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh
karena pertolonganNya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat
waktu.
Penulis menyadari laporan ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
perbaikan ke depan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan ilmu bagi penulis
pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Adapun tujan dilakukannya praktek ini adalah:
Dikembangkan pada tahun 1964 oleh Deere. Metode ini didasarkan pada
penghitungan persentase inti terambil yang mempunyai panjang 10 cm atau lebih.
Dalam hal ini, inti terambil yang lunak atau tidak keras tidak perlu dihitung
walaupunmempunyai panjang lebih dari 10cm. Diameter inti optimal yaitu
47.5mm. Nilai RQD ini dapat pula dipakai untuk memperkirakan penyanggaan
terowongan. Saan ini RQD sebagai parameter standar dalam pemerian inti
pemboran dan merupakan salah satu parameter dalam penentuan klasifikasi massa
batuan RMR dan Q-system.
RQD didefinisikan sebagai:
Pengukuran panjang potongan inti Potongan inti yang sama dapat diukur
dengan tiga cara, yaitu sepanjang garissumbu, dari ujung ke ujung, atau sepanjang
potongan laras lingkaran penuh(Gambar 3. Pengukuran Panjang Inti dengan
Penentuan RQD). Prosedur yangdianjurkan adalah mengukur panjang inti
sepasang garis sumbu. Lihat acua TheInternasioanl Society for Rock Mechanics
(ISRM), Commission onStandardization of Laboratory and Field Test (1978,
1981)Pengukuran sepanjang garis sumbu lebih banyak digunakan, karena:1.
Menghasilkan RQD standar yang tidak bergantung pada diameter inti.2.
Menghindari ancaman serius kualitas batuan, jika keadaan retakan sejajarlubang
bor dan dipotong dengan pemasangan kedua.
Penilaian kekuatan batuan Potongan inti yang tidak keras dan tidak kuat,
sebaiknya tidak diperhitungkan untuk RQD, meskipun memenuhi syarat panjang
100 mm (3,94 in). Persyaratan kekuatan dapat membantu menurunkan ketentuan
syarat kualitas batuan jika batuan telah mengalami perubahan dan perlemahan,
baik karena pelapukan permukaan ataupun kegiatan hidrothermal. Keputusan
penentuan tingkat perubahan kimiawi apakah sudah cukup atau belum, biasanya
harus dilakukan untuk mendapat persetujuan atau penolakan dilakukannya
potongan inti. Dua macam prosedur yang dapat digunakan untuk menilai kekuatan
batuan adalah sebagai berikut :
1. Prosedur pertama
dilakukan tanpa memperhitungkan potongan inti, karena adanya keraguan
mengenai syarat kekuatan yang harus dipenuhi (misalnya batasan
perubahanwarna atau pemutihan butiran, pencemaran berat, rongga, atau butiran
lemah). Prosedur ini bersifat konservatif dan meragukan penilaian kualitas batuan
2. Prosedur kedua
dilakukan dengan memasukkan batuan yang berubah persentase total RQD
nya dengan tanda bintang (RQD*) karena persyaratan kekuatan belum terpenuhi.
Metode RQD* dapat memberikan beberapa indikasi kualitas batuan sesuai
dengan tingkat retakan selama tidak kehilangan kekuatan.
Walaupun metode penghitungan dengan RQD ini sangat mudah dan cepat,
akan tetapi metode ini tidak memperhitung factor orientasi bidang diskontinu,
material pengisi, dll, sehingga metode ini kurang dapat menggambarkan keadaan
massa batuan yang sebenarnya
Rock Quality Designation adalah :
RQD = 100 (0.1l + 1) e- 0.1l (l) adalah rasio antara jumlah kekar dengan panjang
scan-line (kekar/meter). Makin besar nilai RQD, maka frekuensi
retakannya kecil. Frekuensi retakannya makin banyak, nilai RQD makin
kecil.
Klasifikasi batuan Q-System dikenal juga dengan istilah Rock Tunneling Quality
Index untuk keperluan perancangan penyangga penggalian bawah tanah.
Q-System digunakan dalam klasifikasi massa batuan sejak tahun 1980 di Iceland.
Sistem ini pertama kali dikembangkan oleh Barton, dkk di 1974
berdasarkan pengalaman pembuatan terowongan terutama di Norwegia
dan Finlandia.
Pembobotan Q-System didasarkan atas penaksiran numerik kualitas massa
batuan berdasarkan 6 parameter berikut;
Hubungan tersebut dapat dilihat pada grafik yang dibuatkan oleh Barton tahun
1974. Grafik tersebut kemudian diupdate lagi oleh Grimstad dan Barton tahun
1993.
Dengan nilai ED: 9,4 dan Q : 4,5 maka masuk dalam kategori 4. Kategori 4
mengharuskan pemasangan rock bolt dengan spasi 2,1 meter dalam shotcrete
setebal 4-10cm.
Jika nilai dari persamaan Q system telah ditemukan, maka system support dapat
ditentukan berdasarkan grafik berikut ini.
4.1. Hasil
Data yang diperoleh pada saat Pemetaan Kekar dilapangan,antara lain :
Strike Lereng, Dip Lereng, Dip Scanline, Kondisi Lereng, Strike kekar, Dip kekar,
Dip Derection, dan Kondisi Bidang Diskontinu.
Dimana :
θ = sudut normal
αn = arah dip dari garis normal
βn = dip dari garis normal
αd = arah dip dari kekar
βd = dip dari kekar
αs = arah dip scan line
βs = dip dari scan line
Perhitungan :
1. Arah dari Kekar ( αd )
No Strike (αd)
1 134
2 125
3 105
4 120
5 57
6 95
7 75
8 85
9 132
10 118
11 121
12 64
13 64
14 111
15 100
16 145
17 104
5. Sudut Normal ( θ )
No abs cos 0 θ =DEGREES(abs cos 0)
1 0.830563 47.58772666
2 0.735896 42.16374265
3 0.914689 52.4077942
4 0.640051 36.67224904
5 0.612035 35.06704729
6 0.999132 57.24606751
7 0.705338 40.41288949
8 0.80084 45.88473554
9 0.999977 57.29447051
10 0.779989 44.69007712
11 0.830585 47.58903409
12 0.881448 50.50323927
13 0.760233 43.55812381
14 0.828043 47.44338362
15 0.596115 34.15484896
16 0.796028 45.60902955
17 0.701745 40.20702055
0.9 3 1
= 𝑥 𝑥
3 2 2
= 0.225
15. Excavation Support Ratio (ESR)
16. De
𝑆𝑝𝑎𝑛 6
𝐷𝑒 = = = 3.75
𝐸𝑆𝑅 1.6
Berdasarkan Grafik Rock Mass Quality And Rock Support didapatkan
hasil berupa :
a) Penyangga Rekomendasi = Kategori 7
b) Tebal =9m
c) Baut Batuan
Panjang = 2.3 m
Spasi = 1.4 m
d) Tipe Batuan = Very Poor ( sangat buruk)
BAB V PENUTUB
5.1. Kesimpulan
Rock Quality Designation adalah :
Persentase termodifikasi dari perolehan inti dengan jumlah panjang potongan inti
utuh yang melebihi 100 mm (4 in) dan dibagi dengan panjang inti. Indeks kualitas
batuan tipikal dalam kondisi batuan yang mengalami pelapukan berat, lunak,
retakan, pergeseran, rekahan/pelipatan akan menyebabkan nilai RQD menurun
RQD = 100 (0.1l + 1) e- 0.1l (l) adalah rasio antara jumlah kekar dengan panjang
scan-line (kekar/meter). Makin besar nilai RQD, maka frekuensi
retakannya kecil. Frekuensi retakannya makin banyak, nilai RQD makin
kecil.
5.2. Saran
Sebagai seorang mahasiswa tentu membutuhkan pengalaman belajar
dalam bangku perkuliahan, dimana selain mendapatkan materi pembelajaran di
ruang belajar, Sebagai seorang mahasiswa khususnya Mahasiswa Jurusan Teknik
Pertambangan juga tidak terlepas dengan namanya metode pembelajaran di luar
ruangan seperti praktek lapangan tentunya yang memudahkan seorang mahasiswa
mahami benar kondisi kenampakan nyata dilapangan.
Untuk itu dengan adanya praktek - praktek lapangan seperti ini perlu
diperbanyak agar seorang mahasiswa tidak hanya menjadi seorang mahasiswa
yang pasif melainkan seorang mahasiswa yang aktif didalam ruangan belajar
maupun diluar ruangan belajar.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/237288580/q-system
http://geologi.unsyiah.ac.id/ibnu/wp-content.uploads/2015/04/5-
Klasifikasi-Batuan-II.pdf.
http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/560/jbptitbpp-gdl-jimmyginti-27967-4-2007ta-
3.pdf
http://tambangunp.blogspot.com/2013/11/rock-quality-designation-rqd.html
LAMPIRAN