Anda di halaman 1dari 11

1

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Kanker Serviks


Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
Tempat : Ruang Mawar RSUD AWS Samarinda
Hari/Tanggal : Jumat, 9 Maret 2018
Waktu : 1 X 30 menit

I. Tujuan Instruksional umum


Setelah proses penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien mengerti tentang
kanker serviks

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :
1. Menyebutkan pengertian kanker serviks
2. Menyebutkan penyebab kanker serviks
3. Menyebutkan tanda dan gejala kanker serviks
4. Mengetahui deteksi dini kanker serviks
5. Menyebutkan stadium dari kanker serviks
6. Menyebutkan penatalaksanaan kanker serviks
7. Mengetahui cara pencegahan kanker serviks

III. Materi
1. Pengertian kanker serviks
2. Penyebab kanker serviks
3. Tanda dan gejala kanker serviks
4. Cara deteksi dini (skrining) kanker serviks
5. Stadium kanker serviks
6. Pencegahan kanker serviks
7. Penatalaksanaan kanker serviks

IV. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
2

V. Media
Leaflet

VI. Pengorganisasian
Pembimbing Klinik : Ns. Arome Silalahi, S.Kep
Hj. Hartati.S.ST
Penyaji : Mitha. S S.Kep
Moderator : Herlina Astuti S.Kep
Observer : Eulis Elyssa S.Kep
Uli Friska S.Kep

VII. Kegiatan Penyuluhan


WAKTU : 30 menit
KEGIATAN PENYULUHAN : Kanker leher rahim
1. 5 menit
Pembukaan
a) membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d) Menyebutkan materi yang akan diberikan
e) Menyampaikan kontrak waktu
Peserta : Mendengarkan pembukaan yang disampaikan oleh moderator.
2. 15 menit
Pelaksanaan
Penyampaian materi oleh pemateri:
a) Menggali pengetahuan peserta tentang kanker serviks
b) Menjelaskan tentang pengertian kanker serviks
c) Menyebutkan penyebab kanker serviks
d) Menyebutkan tanda dan gejala kanker serviks
e) Menjelaskan tentang deteksi dini kanker serviks
f) Menjelaskan tentang stadium kanker serviks
g) Menjelaskan yang harus dilakukan/ penatalaksanaan kanker serviks
h) Menjelaskan tentang pencegahan kanker serviks
3

Peserta : Mendengarkan dan memberikan umpan balik tehadap materi yang


disampaikan.
3. 20 menit
Tanya jawab
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya tentang materi yang kurang
dipahami
Peserta : Mengajukan pertanyaan
4. 15 menit
Evaluasi
Menanyakan kembali kepada peserta tentang materi yang telah diberikan dan
reinforcement kepada peserta yang dapat menjawab pertanyaan
Peserta : Menjawab pertanyaan
5. 5 menit
Penutup
a) Mempersilahkan fasilitator dari pembimbing klinik dan pembimbing akademik untuk
menambahkan ataupun menjelaskan kembali jawaban pertanyaan peserta yang
belum terjawab.
b) Menjelaskan kesimpulan dari materi penyuluhan
c) Ucapan terima kasih
d) Salam penutup
Peserta : Mendengarkan dengan seksama dan menjawab salam

VIII. Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi Struktur
Peserta pasien rawat inap ruang mawar RSUD.A. Wahab Sjahranie Samarinda
2. Evaluasi Proses
a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu mengerti dan
memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus
4

MATERI PENYULUHAN KESEHATAN


KANKER SERVIK

PENGERTIAN
Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling umum yang mengenai organ
reproduksi wanita. Beberapa jenis human papilloma virus, suatu infeksi menular seksual,
mempunyai peran penting dalam kebanyakan kasus kanker serviks
Kanker leher rahim ( kanker servik ) adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu
daerah pada organ reproduksi wanita yg merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak
antara uterus ( rahim ) dengan liang vagina.

PENYEBAB
Pada umumnya, kanker bermula pada saat sel sehat mengalami mutasi genetic yang
mengubahnya dari sel normal menjadi sel abnormal. Sel sehat tumbuh dan berkembang
dengan kecepatan yang teratur. Sel kanker tumbuh dan bertambah banyak tanpa control dan
mereka tidak mati. Adanya akumulasi sel abnormal akan membentuk suatu massa (tumor). Sel
kanker menginvasi jaringan sekitar dan dapat berkembang dan tersebar di tempat lain di dalam
tubuh (metastasis).
Penyebab langsung dari karsinoma serviks belum diketahui. Faktor ekstrinsik yang
diduga berhubungan dengan insiden karsinoma serviks adalah infeksi virus Huma Papilloma
Virus (HPV). Lebih dari 95 % kanker serviks berkaitan erat dengan infeksi HPV ditularkan
melalui aktivitas seksual. HPV tipe resiko rendah (tipe 6 & 11) hampir tak berisiko menjadi Ca
Serviks, tapi menimbulkan genital warts. Infeksi tipe risiko tinggi (tipe 16 & 18) mengarah pada
Ca Serviks (Hartono, 2000).
Faktor risiko kanker leher rahim :
1. Kontak seksual terlalu dini kurang dari umur 15 tahun.
2. Berhubungan seks dengan banyak pasangan atau mempunyai pasangan yg suka berganti-
ganti pasangan
3. Merokok
Dari berbagai penelitian di negara - negara maju telah di temukan bahan konstituen rokok di
dalam sel - sel epitel leher rahim.
5

4. Faktor Genetik ( Faktor Keturunan)


Faktor ini sangat memegang peranan seorang bisa mengalami kanker jenis ini atau tidak.
Jika ibu Anda atau saudara perempuan dari pihak ibu atau ayah menderita kanker leher
rahim, maka Anda mempunyai resiko 2x lebih banyak menderita penyakit yang sama
5. Sistem imun yang menurun juga dapat meningkatkan terjadinya kanker karena kebanyakan
wanita yang terinfeksi HPV tidak terkena kanker serviks. Namun, jika seseorang tekena
infeksi HPV dan sistem imunnya menurun akibat keadaan medis lainnya, maka
kecenderungan untuk berkembangnya kanker serviks semakin besar.
6. pencucian vagina dengan antiseptik atau deodoran yang terlalu sering
7. diet tinggi lemak
8. kekurangan vitamin C, asam folat, dan beta karoten
9. personal hygine yang kurang
10. grande multi para

GEJALA DAN TANDA


Pasien mungkin saja tidak mengalami gejala kanker serviks apapun. Kanker serviks dini
biasanya tidak memberikan gejala dan tanda. Semakin kanker berkembang, semakin terlihatlah
tanda dan gejala dari kanker serviks. Gejala tersebut dapat berupa Perdarahan vagina setelah
berhubungan sex, atau diantara dua periode menstruasi, atau setelah menopause. Sekret
encer disertai darah dapat berat dan keputihan yang memiliki bau yang busuk. Nyeri pinggang
atau nyeri pada saat hubungan sex

SKRINING DAN DIAGNOSIS


Skrining (Deteksi dini)
Jika kanker serviks terdeteksi pada stadium yang lebih awal, penatalaksanaan
sepertinya lebih berhasil. Skrining kanker serviks regular dan perubahan prekanker pada
serviks direkomendasikan untuk semua wanita. Kebanyakan panduan menganjurkan skrining
pertama dalam waktu 3 tahun pertama setelah aktif secara seksual, atau tidak lebih dari umur
21. Skrining dapat berupa.
1) Pap test. Selama Pap test, dokter mengambil sel dari serviks – leher sempit dari uterus- dan
mengirim sample tersebut ke lab. Sel ini kemudian diperiksa ada tidaknya abnormalitas.
Pemeriksaan Pap Test dapat mendeteksi sel abnormal pada serviks. Stadium prekanker
terjadi pada saat sel abnormal terdapat hanya pada lapisan luar dari serviks dan tidak
menginvasi bagian lebih dalam. Jika tidak ditangani, sel abnormal ini dapat berubah
6

menjadi sel kanker, dimana dapat menyebar pada beberapa tempat sekitar serviks, vagina
bagian atas, area pelvis, dan bagian lain dari tubuh. Kanker atau prekanker yang
ditemukan pada stadium preinvasif jarang membahayakan nyawa dan biasanya hanya
membutuhkan pengobatan rawat jalan.
2) Tes HPV DNA. Terdapat juga pemeriksaan HPV DNA untuk menentukan apakah seseorang
terinfeksi salah satu dari 13 jenis HPV yang sepertinya paling mungkin menyebabkan
kanker serviks. Seperti pada Pap tes, tes HPV DNA mengambil jaringan dari serviks untuk
diperiksa di lab. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi strain resiko tinggi HPV pada DNA sel
sebelum perubahan pada sel serviks dapat terlihat.
Pemeriksaan HPV DNA bukan merupakan pengganti skrining Pap dan tidak digunakan
untuk wanita lebih muda dari 20 tahun dengan hasil Pap yang normal, kebanyakan infeksi
HPV pada wanita pada kelompok ini sembuh sendiri dan tidak dikaitkan dengan kanker
serviks.

DIAGNOSIS
Jika seseorang mengalami tanda dan gejala kanker serviks atau jika hasil pemeriksaan
Pap Smear memperlihatkan sel kanker, pasien dapat menjalani pemeriksaan lebih lanjut untuk
menegakkan diagnosis. Untuk menegakkan diagnosis, dokter dapat melakukan :
Memeriksa serviks. Selama pemeriksaan yang disebut kolposkopi, dokter dapat menggunakan
mikroskop khusus (colposcope) untuk memeriksa serviks dari sel abnormal. Jika terlihat area
yang tidak biasanya, dapat diambil sample sel untuk analisis (biopsy).

STADIUM
Jika kanker serviks telah ditentukan, maka pasien akan manjalani pemeriksaan lebih
jauh lagi untuk menentukan apakah kanker telah menyebar dan sampai dimana penyebarannya
suatu proses yang disebut stadium kanker. Stadium kanker merupakan faktor kunci yang
menentukan pengobatan.
Pemeriksaan untuk menentukan stadium dapat berupa :
o Gambaran Radiologi. Pemerksaan seperti X-Ray, computerized tomography (CT) Scan
atau MRI dapat membantu untuk menentukan apakah kanker telah menyebar disekitar
serviks.
o Pemeriksaan visual pada kandung kemih atau rektal. Dokter dapt menggunakan alat
khusus untuk melihat kandung kemih secara langsung (cystoscopy) dan rektum
(proctoskopi).
7

Pembagian stadium kanker adalah


 Stadium 0. Juga dikatakan carcinoma in situ atau kanker noninvasive, kanker dini ini
kecil dan hanya terbatas pada permukaan serviks.
 Stadium I. Kanker hanya terbatas pada serviks
 Stadium II. Kanker pada stadium ini termasuk serviks dan uterus, namun belum
menyebar ke dinding pelvis atau bagian bawah vagina..
 Stadium III. Kanker pada stadium ini telah menyebar dari serviks dan uterus ke dinding
pelvis atau bagian bawah vagina.
 Stadium IV. Pada stadium ini kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti kandung
kemih atau rectum, atau telah menyebar ke daerah lain didalam tubuh, seperti paru-
paru, hati, atau tulang.

PENATALAKSANAAN
Kanker noninvasive, terbatas
Penatalaksanaan kanker serviks yang terbatas hanya pada lapisan luar dari serviks
memerlukan penangan untuk membuang area abnormal. Pada kebanyakan wanita pada situasi
ini, tidak diperlukan penanganan tambahan. Prosedur untuk membuang kanker noninvasif
termasuk :
o Biopsi Cone. Selama operasi ini, dokter menggunakan scalpel untuk mengambil
selembar jaringan serviks berbentuk cone dimana abnormalitas ditemukan.
o Operasi Laser. Operasi ini menggunakan gelombang sempit pada cahaya laser untuk
membunuh sel kanker dan sel pre-kanker.
o Loop electrosurgical excision procedure (LEEP). Teknik ini menggunakan lintasan kabel
untuk memberikan arus listrik, yang memotong seperti pisau bedah , dan mengambil sel
dari mulut serviks.
o Cryosurgery. Teknik yaitu dengan membekukan dan membunuh sel kanker dan
prekanker..
o Hysterectomy. Operasi besar ini termasuk membuang jaringan dari area kanker dan
prekanker, serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya dilakukan pada kasus yang
dipilih dari kasus kanker servikal noninvasif.
8

Kanker invasif
Kanker servikal yang menginvasi lebih dalam dari lapisan luar sel pada serviks disebut
sebagai kanker invasive dan membutuhkan lebih banyk penanganan. Penanganan untuk
kanker serviks bergantung pada beberapa faktor, termasuk stadium kanker, permasalahan
medis lain yang mungkin dimiliki, dan pilihan pasien sendiri. Opsi penatalakasanaan terdiri dari
1) Operasi.
Operasi untuk mengambil uterus biasanya dilakukan untuk mengatasi stadium dini dari
kanker serviks. Hysterectomy sederhana yaitu dengan membuang jaringan kanker, serviks,
dan uterus. Hysterectomy biasanya pilihan hanya jika kanker dalam stadium yang dini –
Invasi kurang dari 3 milimeter (mm) ke dalam serviks. Hysterectomy radikal – Membuang
serviks, uterus, bagian vagina, dan nodus limfe pada area tersebut – merupakan operasi
standar dimana terdapat invasi lebih besar dari 3 mm kedalam serviks dan tidak ada bukti
adanya tumor pada dinding pelvis.Hysterectoy dapat mengobati kanker serviks stadium dini
dan mencegah kanker kembali lagi, namun membuang uterus membuat pasien tidak
mungkin hamil lagi. Efek samping sementara dari hysterectomy termasuk nyeri pelvis, dan
kesulitan dalam pencernaan, dan urinasi
2) Radiasi.
Terapi radiasi menggunakan energi tinggi untuk membunuh sel kanker. Terapi radiasi dapat
diberikan secara eksternal atau internally (brachytherapy) dengan menempatkan alat diisi
dengan material radioaktif yang akan ditempatkan di serviks. Terapi radiasi sama efektifnya
dengan operasi pada kanker serviks stadium dini. Bagi wanita dengan kanker serviks yang
lebih berat, radiasi merupakan penatalaksaanaan terbaik. Kedua metode terapi radiasi ini
dapat dikombinasi. Terapi radiasi dapat digunakan sendiri, dengan kemoterapi, sebelum
operasi untuk mengecilkan tumor atau setelah operasi untuk membunuh sel kanker lainnya
yang masih hidup. Efek samping dari radiasi terhadap area pelvis termasuk nyeri lambung,
nausea, diare, iritasi kandung kemih, dan penyempitan vagina, dimana akan menyebabkan
hubungan seks lebih sulit dilakukan. Wanita premenopausal dapat berhenti menstruasi
sebagai akibat dari terapi radiasi.
3) Kemoterapi.
Kemoterapi dengan agen tunggal digunakan untuk menangani pasien dengan metastasis
extrapelvis sebagaimana juga digunakan pada tumor rekurren yang sebelum telah
ditangani dengan operasi atau radiasi dan bukan merupakan calon exenterasi. Cisplatin
telah menjadi agen yang paling banyak diteliti dan telah memperlihatkan respon klinis yang
paling konsisten. Walaupun ada beberapa penilitan yang bervariasi, terapi cisplatin agen
9

tunggal memberikan hasil dengan respon sempurna pada 24% kasus, dengan tambahan
16% dari terapi ini memperlihatkan respon parsial. Ifosfamide, agen alkylating yang mirip
dengan cyclophosphamide, telah memberikan respon total hingga 29% pada pasien kanker
serviks; namun, efektivitas belum dapat dikonfirmasi oleh semua peneliti. Agen lainnya
yang memberikan paling tidak aktivitas parsial terjadap kanker serviks termasuk
carboplatin, doxorubicin hydrochloride, vinblastine sulfate, vincristine sulfate, 5-fluorouracil,
methotrexate sodium, dan hexamethyl melamine. Kombinasi paling aktif yang digunakan
untuk mengatasi kanker serviks semuanya mengandung cisplatin. Agen tersebut paling
sering digunakan bersama bleomycin, 5-fluorouracil, mitomycin C, methotrexate,
cyclophosphamide, dan doxorubicin. Penelitian National Cancer Institute Gynecologic
Oncology Group sedang dikerjakan untuk membandingkan kemampuan dari berbagai
kombinasi kemoterapi
Efek samping kemoterapi tergantung dari obat yang diberikan namun secara umum dapat
menyebabkan diare, lelah, mual, dan rambut rontok. Beberapa obat kemoterapi dapat
mengakibatkan infertilitas dan menopause dini pada wanita premenopause.
4) Kemoradiasi.
Pemakaian kemoradiasi telah diketahui secara luas memberikan harapan hidup lebih tinggi
dibandingkan pemberian radiasi saja pada penanganan kanker serviks. Kombinasi antara
kemoterapi dan terapi radiasi berdasarkan teori dari pembunuhan sel sinergis – efek
terapeutik dari dua modalitas terapi digunakan bersamaan lebih besar dibandingkan jika 2
modalitas tersebut digunakan tidak bersamaan. Bila dikombinasikan dengan radiasi,
penggunaan mingguan cisplatin mengurangi resiko progresi selama 2 tahun sebesar 43%
( harapan hidup 2 tahun = 70%) untuk stadium II B sampai stadium IV A. Pada keadaan ini,
cisplatin sepertinya bekerja sebagai radiosensitizer, dapat menurunkan kemungkinan dari
rekurensi lokal dan lebih mengurangi jumlah kejadian metastasis jauh.

PENCEGAHAN
Resiko terjadinya kanker serviks dapat dilakukan dengan menghindari infeksi HPV. HPV
menyebar melalui kontak kulit dengan bagian badan yang terinfeksi, tidak hanya dengan
hubungan seks. Menggunakan kondom setiap melakukan hubungan dapat mengurangi resiko
terkena infeksi HPV.
Sebagai tambahan dari penggunaan kondom, cara terbaik untuk mencegah kanker serviks yaitu
:
o Menghindari hubungan sex pada umur muda.
10

o Memiliki partner seks tunggal


o Menghindari merokok

Vaksniasi HPV. Suatu vaksin baru disebut Gardasil memberikan perlindungan dari tipe HPV
yang paling berbahaya. The national Advisory Committee on Immunization Practices
merekomendasikan vaksinasi pada wanita umur 11 dan 12 tahun, sebagaimanapula pada
wanita umur 13 hingga 26 tahun jika mereka belum menerima vaksin. Vaksin ini paling efektif
diberikan sebelum wanita aktif secara seksual. Vaksin ini diberikan selama tiga kali.
Penyuntikan kedua berselang dua bulan sejak vaksin pertama diberikan dan vaksin ketiga
disuntikkan pada bulan keenam. Dosis vaksin 0,5 cc disuntikkan intra muscular pada lengan
atas.
Walaupun vaksin dapat mencegah hingga 70 % kasus kanker serviks, vaksin ini tidak dapat
mencegah infeksi dari virus lain yang dapat juga menyebabkan kanker serviks selain itu
membutuhkan biaya yang mahal Rp 4 juta untuk tiga dosis tersebut. Pap Smear secara rutin
untuk skrining kanker serviks lah yang paling penting.
Pemeriksaan Pap Rutin. Pemeriksaan Pap Smear secara rutin adalah cara paling efektif untuk
mendeteksi kanker serviks pada stadium yang lebih dini. Panduan jadwal Pap rutin adalah
sebagai berikut :
o Pap Smear pertama dilakukan pada 3 tahun pertama setelah hubungan sex pertama
atau pada umur 21 tahun (lakukan yang mana terjadi duluan)
o Dari umur 21 hingga 29 tahun, lakukan pemeriksaan Pap rutin setiap satu atau 2 tahun
sekali.
o Dari umur 30 hingga 69 tahun, Pemeriksaan Pap setiap 2 atau 3 tahun jika pasien
memiliki 3 kali berurutan pemeriksaan Pap yang normal.
o Umur 70 keatas, jika 3 pemeriksaan Pap Smear negative maka Pap smear sudah dapat
dihentikan.
DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Poedjo (2000). Kanker Serviks & Masalah Skrinning di Indonesia. Kursus pada Pra
Kongres KOGI I & Pasar Mimbar. Volume 5 No.2
Mansyur, A., (2005). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:Media Aesculapius
Neville, Hacker (2001). Esensial Obstetri & Ginekologi Edisi 2.Jakarta: Hipokrates
Rasjidi, Imam (2007). Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi. Jakarta:EGC
Sarwono (2002). Ilmu Kandungan.Jakarta:Yayasan bina Pustaka
11

------------- (2008) Vaksin HPV Cegah Kanker Serviks Sejak Dini www.mediahidupsehat.com.
-------------- (2003). Vaksin HPV dengan Ajuvan Inovatif ASO4.www.situs.kesrepro.info/aging

Anda mungkin juga menyukai