Anda di halaman 1dari 7

Persiapan Batin Sebelum Pengakuan Dosa

https://luxveritatis7.wordpress.com/2011/03/29/persiapan-pengakuan-dosa/

Tuhan Yesus mengaruniakan Sakramen Pengakuan Dosa “agar barangsiapa telah berbuat
dosa setelah Pembaptisan dapat didamaikan kembali dengan Allah yang telah mereka sakiti
hati-Nya dan dengan Gereja yang telah mereka lukai.” (Paus Yohanes Paulus II, 6 Januari
1983). Sebab kita semua adalah orang-orang berdosa, kita perlu untuk didamaikan dengan
Allah” (2 Korintus 5:20). Bahkan orang yang paling keras dan bebal sekalipun di antara kita
memerlukan pertobatan dan pemurnian. Caranya sungguh sederhana dan mudah, terjangkau
oleh setiap orang yang mencari pengampunan Allah untuk dosa-dosanya.
Boleh dikatakan bahwa satu-satunya syarat adalah memiliki niat baik untuk kembali kepada
Allah seperti si anak yang hilang (Lukas 15:17-19) dan mengakui dosa-dosa kita dengan
penuh rasa penyesalan di hadapan wakil Allah, yaitu Imam (cf. Yohanes 20:23).

Doa Sebelum Pengakuan Dosa


Ya Allah yang Maha Kuasa dan Maha Rahim, yang telah menciptakanku dan menebusku
dengan darah suci Putra Tunggal-Mu, sudilah melihatku, ya Tuhan, berlutut di kaki-Mu
memohon pengampunan-Mu. Aku dengan sangat tulus berniat untuk meninggalkan cara
hidupku yang tidak baik, untuk meninggalkan lembah kekelaman dimana aku telah lama
tersesat, dan untuk kembali kepada-Mu, sumber air kehidupan.
Aku sekarang berniat untuk menerima Sakramen Pengakuan Dosa. Aku berhasrat untuk
mengakukan dosa-dosaku dengan penuh ketulusan kepada-Mu dan kepada Imam-Mu, oleh
sebab itu sekarang aku ingin memeriksa batinku dengan sungguh-sungguh.

I. Sebelum Pengakuan Dosa


Periksalah batinmu. Ingat kembali dosa-dosamu. Perlahan tanyakan kepada dirimu
apa yang telah kamu lakukan dengan penuh kesadaran dan dengan penuh kesengajaan
yang bertentangan dengan Perintah-Perintah Allah.

Perintah Allah Pertama


Jangan menyembah berhala, berbaktilah kepadaKu saja, dan cintailah Aku lebih dari segala Sesuatu

1. Pernahkah aku menjalankan kewajibanku kepada Allah dengan kurang tulus atau
bersungut-sungut?
2. Apakah aku telah berdoa secara teratur?
3. Pernahkah aku menerima Komuni Kudus ketika saya memiliki dosa berat atau tanpa
mempersiapkan diri dengan cukup? Pernahkah saya teledor dalam berpuasa satu jam
sebelum Ekaristi?
4. Apakah aku pernah lalai menyebutkan beberapa dosa-dosa berat ketika aku terakhir
mengaku dosa?
5. Pernahkah aku dengan serius percaya tahayul atau melakukan praktek-praktek tahayul
(bertanya ke ahli nujum, horoskop, dukun, dll.)?
6. Apakah aku pernah dengan serius meragukan hal-hal yang berkenaan dengan Iman
Katolik?
7. Pernahkah aku membahayakan Imanku dengan membaca buku, selebaran, atau
majalah yang menyesatkan atau bertentangan dengan ajaran Iman dan Moral Katolik?
8. Apakah aku pernah membahayakan Imanku dengan bergabung atau menghadiri
pertemuan dan aktifitas dari organisasi-organisasi yang menentang Gereja atau
bertentangan dengan iman Katolik (kebaktian protestan, persekutuan doa non-Katolik,
partai komunis, freemason, aliran-aliran sesat dan agama-agama lain)?

1
9. Pernahkah aku melakukan dosa sakrilegius (penghinaan terhadap orang, tempat, atau
benda/hal yang suci)?

Perintah Allah Kedua


Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan tidak hormat

 Apakah aku mencoba dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi janji-janji dan


resolusi-resolusi yang saya buat di hadapan Allah?
 Pernahkah aku menyebut nama Allah dengan tidak hormat? Apakah aku pernah
menggunakan nama Allah dengan nada menghina, bercanda, marah, atau dengan cara-
cara lain yang tidak hormat?
 Apakah aku pernah menggunakan nama Bunda Perawan Maria atau nama-nama
Santo-Santa dengan nada menghina, bercanda, marah, atau dengan cara-cara lain yang
tidak hormat?
 Pernahkah aku menjadi sponsor (wali) dalam pembaptisan atau upacara-upacara lain
di luar Gereja Katolik?
 Apakah aku pernah bersaksi dusta di bawah sumpah?
 Pernahkah aku mengingkari janji-janji/kaul-kaul pribadi maupun publik?

Perintah Allah Ketiga


Kuduskanlah hari Tuhan

 Apakah aku pernah tidak menghadiri Misa pada hari-hari Minggu atau hari-hari suci
wajib lainnya?
 Pernahkah aku membiarkan diriku terganggu pada waktu Misa, dengan tidak
memusatkan perhatian, menengok kanan-kiri karena penasaran, dll.?
 Apakah aku pernah datang ke Misa dengan sangat terlambat tanpa alasan yang cukup
sehingga aku gagal memenuhi kewajiban menghadiri Misa hari Minggu?
 Pernahkah aku bertindak kurang sopan atau menunjukkan sikap yang kurang baik
atau mengenakan pakaian yang kurang senonoh di dalam gereja, atau menyebabkan
orang lain terganggu?
 Apakan aku dengan murah hati membantu Gereja di dalam segala keperluannya
seturut kemampuanku?
 Apakah aku melaksanakan puasa dan pantang pada hari-hari yang diwajibkan oleh
Gereja?
 Pernahkah aku mengerjakan atau menyuruh orang lain mengerjakan pekerjaan yang
menguras tenaga (pekerjaan manual yang menggunakan lebih banyak tenaga daripada
pikiran) pada hari-hari Minggu atau hari-hari suci wajib lainnya?

Perintah Allah Keempat


Hormatilah ibu-bapamu

(Untuk Orangtua)
 Apakah aku pernah lalai untuk mengajari anak-anakku berdoa, mengantar mereka ke
gereja, dan memberikan mereka pendidikan Kristiani?
 Pernahkah aku memberikan teladan yang tidak baik kepada mereka?
 Apakah aku pernah lalai menjaga anak-anakku: di dalam pergaulan mereka, buku-
buku yang mereka baca, film dan acara televisi yang mereka tonton?

2
 Apakah aku sudah memastikan bahwa anak-anakku telah melakukan Pengakuan Dosa
Pertama dan menerima Komuni Pertama pada sekitar usia tujuh tahun?
(Untuk Anak-anak)
 Apakah aku pernah bersikap tidak patuh atau tidak hormat terhadap orangtuaku?
 Apakah aku pernah lalai untuk membantu orangtuaku di dalam segala keperluan
mereka?
 Apakah aku memperlakukan orangtuaku dengan hanya sedikit kasih sayang atau rasa
hormat?
 Apakah aku merasa terluka atau bersikap angkuh ketika aku ditegur oleh mereka?
 Apakah aku memiliki keinginan untuk mandiri yang terlalu berlebihan?
 Apakah aku mengerjakan segala tugas-tugas rumahku?
 Apakah aku pernah bertengkar dengan kakak dan adikku?

Perintah Allah Kelima


Jangan membunuh

 Apakah aku mudah marah atau kehilangan kesabaranku?


 Apakah aku pernah iri hati atau cemburu terhadap orang lain?
 Pernahkah aku melukai atau membunuh orang? Apakah aku pernah sembrono ketika
mengemudi?
 Apakah aku menjadi penyebab orang lain berbuat dosa dengan percakapanku, lelucon
jorok, cara berpakaian, undangan untuk menghadiri pertunjukkan-petunjukkan
tertentu, meminjamkan buku atau majalah tidak baik, membantu mereka mencuri,
dll.? Apakah aku telah mencoba memperbaiki skandal yang terjadi?
 Berapa orang yang telah aku sebabkan berbuat dosa? Dosa-dosa apa?
 Apakah aku lalai menjaga kesehatanku? Pernahkah aku mencoba bunuh diri?
 Apakah aku pernah memutilasi diriku atau orang lain?
 Pernahkah aku mabuk-mabukan atau memakai obat-obatan terlarang/narkoba (ganja,
heroin, ekstasi, dll.)?
 Apakah aku pernah makan atau minum secara berlebihan, membiarkan diriku terbawa
oleh kerakusan?
 Pernahkah aku ambil bagian dalam segala bentuk tindakan kekerasan secara fisik
(mengeroyok, pemloncoan, berkelahi, dll.)?
 Pernahkah aku menyetujui atau secara aktif ambil bagian dalam sterilisasi langsung
(tubektomi, vasektomi, dll.)? Apakah aku sadar bahwa hal ini akan memiliki dampak
permanen pada kehidupan perkawinanku dan bahwa aku akan harus
mempertanggungjawabkan segala akibatnya di hadapan Allah?
 Pernahkah aku menyetujui, menganjurkan, menasehati, atau secara aktif ambil bagian
dalam aborsi? Apakah aku sadar bahwa Gereja menghukum mereka yang memperoleh
dan melakukan aborsi dengan ekskomunikasi?
 Apakah aku pernah menyakiti/merugikan orang lain dengan perkataan atau
perbuatanku?
 Ketika orang menyinggung perasaanku, apakah aku berniat balas dendam,
menyimpan permusuhan, kebencian, atau perasaan tidak enak?
 Apakah aku meminta maaf setiap kali aku menyinggung perasaan orang lain?
 Apakah aku pernah mencemooh atau menggodai orang lain?

Perintah Allah Keenam dan Kesembilan


Jangan berzinah
Jangan mengingini istri sesamamu

3
 Apakah aku pernah membiarkan diriku mempunyai pikiran-pikiran tidak
senonoh/cabul?
 Pernahkah aku menyetujui keinginan-keinginan jahat yang melawan kebajikan
kemurnian, meskipun saya mungkin akhirnya tidak melakukannya? Apakah ada
keadaan yang membuat dosa tersebut lebih parah (hubungan/kedekatan dengan, atau
status perkawinan, atau status tahbisan/konsekrasi kepada Allah, dari orang yang
terlibat)?
 Apakah aku pernah terlibat dalam percapakan yang tidak senonoh? Apakah aku yang
memulainya?
 Apakah aku mencari kesenangan dalam rupa hiburan yang menempatkanku dekat
dengan godaan-godaan dosa (tari-tarian, film atau pertunjukan, bacaan yang tidak
bermoral, pergaulan yang tidak baik, diskotik, rumah bordil, bar/karaoke, spa/sauna,
dll.)?
 Apakah aku sadar bahwa aku mungkin telah berbuat dosa dengan menempatkan
diriku dalam godaan-godaan ini (tinggal bersama dalam satu kamar dengan lawan
jenis, berduaan dengan lawan jenis di dalam mobil di tempat gelap, dll.)?
 Sebelum pergi menonton film atau membaca buku, apakah aku mencoba untuk
mencari tahu implikasi moralnya, agar aku tidak menempatkan diriku dalam ancaman
langsung untuk berbuat dosa dan untuk menjaga agar hati nuraniku tidak
tercemarkan?
 Apakah aku pernah membiarkan diriku mempunyai perasaan-perasaan yang
kotor/tidak murni?
 Apakah aku dengan sengaja ingin melihat gambar-gambar yang tidak senonoh atau
tampil tidak senonoh atau melihat orang dengan pikiran tidak senonoh? Apakah aku
pernah dengan sengaja ingin melakukan dosa-dosa semacam ini?
 Pernahkah aku menyebabkan orang lain berbuat dosa ketidakmurnian atau
ketidaksenonohan? Dosa apa saja?
 Pernahkah aku melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak murni? Secara individu
melalui praktek penyalahgunaan diri (masturbasi) yang termasuk dosa mortal/berat?
Melakukannya bersama orang lain? Berapa kali? Dengan orang-orang yang sama
jenis atau lawan jenis? Apakah ada keadaan (hubungan, kedekatan, dll., dari orang
yang terlibat) yang dapat memberatkan perbuatan dosa itu?
 Apakah aku mempunyai persahabatan yang seringkali menjadi godaan untuk berbuat
dosa?
 Apakah aku siap untuk memutuskan hubungan dengan mereka?
 Dalam pacaran, apakah cinta kasih adalah alasan mendasarku untuk membina
hubungan dengan pacarku? Apakah aku hidup dengan semangat pengorbanan yang
konstan dan gembira untuk tidak menempatkan orang yang aku kasihi dalam bahaya
dosa? Apakah aku menganggap rendah cinta kasih dengan mencemarkannya dengan
egoisme atau kesenangan semata?
 Apakah aku melakukan perbuatan-perbuatan yang melibatkan atau menjurus kepada
nafsu birahi seperti petting/bercumbu, necking/menciumi leher, berciuman penuh
nafsu dan berpelukan berkepanjangan?
(Untuk Suami/Isteri)
 Apakah aku pernah menyalahgunakan perkawinan? Apakah aku pernah menindas hak
perkawinan pasanganku? Apakah aku pernah mengkhianati janji setia perkawinan
dalam keinginan atau dengan perbuatan?

4
 Apakah aku melakukan hubungan intim pada hari-hari tertentu saja dikala tidak
mungkin terjadi kehamilan? Apakah aku melanjutkan metode pengaturan kehamilan
ini tanpa alasan yang memadai?
 Pernahkah aku meminum pil atau metode KB artifisial yang lain untuk menghindari
kehamilan?
 Pernahkah aku menganjurkan orang lain menggunakan KB artifisial?
 Apakah aku mempunyai andil di dalam menyebarkan suasana yang mendukung
penggunaan KB artifisial melalui nasehat-nasehat, lelucon-lelucon, sikap-sikapku,
dll.?

(Mengenai aborsi, sterilisasi, dll., lihat Perintah Allah Kelima).

Perintah Allah Ketujuh dan Kesepuluh


Jangan mencuri
Jangan mengingini milik sesamu secara tidak adil

 Apakah aku pernah mencuri barang apapun atau uang berapapun? Apakah aku
mengembalikannya, atau setidaknya, memiliki niat untuk mengembalikannya?
 Pernahkah aku merusak atau menyebakan kerusakan terhadap properti/barang milik
orang lain?
 Apakah aku pernah merugikan orang lain dengan kecurangan, penipuan, atau
pemaksaan dalam kontrak atau transaksi bisnis?
 Apakah aku menghambur-hamburkan uang melebihi kemampuanku? Apakah aku
menggunakan uang secara berlebihan untuk hal-hal yang tidak penting oleh karena
iseng, ingin pamer, atau plin-plan?
 Apakah aku memberikan bantuan/sumbangan sesuai dengan kemampuanku?
 Apakah aku iri akan barang-barang milik sesamaku?
 Pernahkah aku lalai membayar hutang-hutangku?
 Apakah aku pernah menyimpan barang temuan atau curian?
 Apakah aku mempunyai keinginan untuk mencuri?
 Apakah aku rajin dalam pekerjaanku dan belajarku atau sebaliknya apakah aku
membiarkan diriku terbawa oleh kemalasan atau kenyamanan?
 Apakah aku serakah? Apakah aku memiliki pandangan hidup materialistis yang
terlalu berlebihan?

Perintah Allah Kedelapan


Jangan bersaksi dusta tentang sesamamu

 Pernahkah aku bersaksi dusta/berbohong? Apakah aku telah memperbaiki segala


kerusakan/kerugian yang terjadi sebagai akibat dari dusta/kebohonganku?
 Apakah aku pernah dengan tidak adil menuduh orang lain?
 Pernahkah aku memfitnah orang lain, yaitu, mengatakan kebohongan yang
menghancurkan/menghina tentang orang lain?
 Apakah aku pernah turut ambil bagian dalam menyebarkan gosip, main tikam dari
belakang, atau menyebarkan kabar burung?
 Pernahkah aku membocorkan rahasia dengan tanpa alasan?

Apa yang sebaiknya dilakukan sebelum Pengakuan Dosa

5
1. Periksalah batinmu. Ingat kembali dosa-dosamu. Perlahan tanyakan kepada diri
sendiri apa yang telah anda lakukan dengan penuh kesadaran dan dengan penuh
kesengajaan yang bertentangan dengan Perintah-Perintah Allah.
2. Dengan sungguh-sungguh sesalilah dosa-dosamu. Menyesali dosa adalah lebih
penting daripada mengingat dosa-dosa anda. Ini tidaklah sulit jika anda sadar bahwa
untuk satu dosa mortal/berat, anda bisa, sekarang dan selamanya, berada dalam api
neraka, tanpa harapan untuk memperoleh kembali kebahagiaan kekal dan kemuliaan
surgawi. Patutlah anda bersyukur atas Kerahiman Allah, Bapamu Yang Penuh Kasih,
yang melihat kemalanganmu dan tidak langsung menghukummu, tetapi sebaliknya
Dia menunggu anda untuk kembali kepada-Nya. Dia menerima, memeluk dan
mencium anda lagi, dan melupakan segala kedurhakaan. Dia adalah Bapa Surgawi
yang sama, yang mengirimkan Putra-Nya yang Tunggal, Yesus, untuk menderita
sengasara dan wafat untuk menebus dosa-dosa anda. Bagaimana mungkin kita bisa-
bisanya tidak mengasihi-Nya, dan benar-benar menyesali segala kedurhakaan kita?
Menyesallah sebab karena dosa-dosa anda telah kehilangan upah surgawi, dan pantas
menerima hukuman api neraka (Penyesalan Tak Sempurna); akan tetapi terlebih lagi,
menyesallah oleh karena anda telah menyakitkan hati Bapa Surgawi Yang Penuh
Kasih dan Penyelamat dan Penebusmu Yang Maha Rahim, Yesus Kristus (Penyesalan
Sempurna).
3. Agar supaya yakin bahwa penyesalan anda adalah benar dan sungguh-sungguh,
bertekadlah penuh di dalam hati bahwa anda lebih memilih untuk mati daripada
berbuat dosa.Anda tidak perlu berjanji untuk tidak akan jatuh lagi ke dalam dosa. Kita
tahu kelemahan dan kecenderungan kita untuk berbuat dosa sangatlah besar. Dengan
penuh rasa percaya kepada Allah, bertekadlah sekarang untuk sungguh-sungguh
mencoba di masa depan untuk menghindari dosa. Dosa dan godaan mungkin masih
terus menarik kita; akan tetapi kehendak kita haruslah bertekad untuk membenci dan
menolaknya. Inilah semua persiapan yang diperlukan. Di depan sebuah Salib, jika
mungkin, dengan tulus doakanlah

Doa Tobat:
Allah yang Maha Rahim, aku menyesal atas dosa-dosaku, sebab patut aku
Engkau hukum, terutama sebab aku telah menghina Engkau, Yang Maha
Murah dan Maha Baik bagiku. Aku benci akan segala dosaku, dan berjanji
dengan pertolongan rahmatMu, hendak memperbaiki hidupku, dan tidak akan
berbuat dosa lagi. Allah, ampunilah aku, orang berdosa. Amin.

Tata Cara Pengakuan Dosa

Berlututlah dan katakan: Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus atau Berkatilah saya,
Romo, karena saya telah berdosa. Pengakuan dosa saya yang terakhir adalah……… (berapa
minggu, bulan, tahun yang lalu, dll.). Dosa-dosa saya adalah…….

Beritahukan dosa-dosa yang anda ingat. Mulailah dengan dosa yang terberat, yang paling
memalukan untuk diakukan, supaya menjadi lebih mudah untuk mengatakan dosa-dosa
selanjutnya. Jika anda tidak tahu bagaimana cara mengaku dosa, atau merasa gelisah, malu,
katakan saja kepada Imam: Tolong, bantu saya, Romo, saya tidak tahu apa yang harus saya
katakan. Lalu, tenang saja, anda tidak perlu khawatir. Sang Imam akan menanyakan
pertanyaan-pertanyaan yang perlu saja untuk membantu anda melakukan Pengakuan Dosa
yang baik. Jawab saja dengan tulus, Ya atau Tidak, tanpa bermaksud untuk menutupi apapun,
dan Pengakuan Dosamu akan menjadi sangatlah baik. Allah hanya meminta supaya kita

6
mengakui semua dosa-dosa berat yang telah kita perbuat, di hadapan Imam-Nya. Sepanjang
kita benar-benar menyesali dosa-dosa kita, meskipun kita tidak sengaja lupa akan beberapa
dosa, Dia akan memaafkan kita juga sepenuhnya, termasuk dosa-dosa yang mungkin
terlupakan itu. Kalau anda tidak ingat pernah melakukan dosa berat, pastikan untuk
mengakukan setidaknya beberapa dosa-dosa ringanmu, dengan menambahkan kalimat: “Saya
menyesal atas dosa-dosa ini dan semua dosa-dosa saya di masa lalu, terutama atas…”
(katakan saja salah satu dosa yang anda benar-benar menyesal telah melakukannya).

Kemudian dengarkanlah nasihat yang diberikan oleh Imam kepadamu. Perhatikanlah


penitensi (beberapa doa atau pekerjaan baik) yang mungkin Imam minta untuk anda lakukan
sebagai silih atas hukuman temporal (hukuman akibat dosa, yang kita terima selagi kita
hidup) setelah pengampunan dosa-dosa anda.
Doakan sekali lagi Doa Tobat, dan dengan rendah hati dan penuh rasa syukur dengarkanlah
Absolusi (Pengampunan) yang diberikan oleh Imam dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh
Kudus, yang kemudian anda jawab: Amin. Dan setelah itu anda boleh keluar dari ruang
Pengakuan Dosa. Jika Sang Imam mengakhiri dengan berkata: “Bersukacitalah di dalam
Tuhan dan pergilah dalam damai.” anda boleh menjawab, “Syukur kepada Allah!”

Sumber: Materi Rekoleksi Opus Dei

Anda mungkin juga menyukai