Anda di halaman 1dari 6

BAB 3 METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan operasi ovariohisterectomy pada anjing betina dilakukan pada


tanggal 27 Maret 2018 di Ruang Bedah, Rumah Sakit Hewan Pendidikan,
Universitas Brawijaya.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam operasi ovariohisterectomy pada anjing


betina antara lain; scalpel handle, blade, gunting tajam-tajam, gunting tajam-
tumpul, arteri clamp, alice forceps, duk clamp, spy hook, pinset anatomis dan
chirurgis, needle holder, jarum, pisau cukur, termometer, stetoscope, iv catheter,
tali fiksasi, tiang infus, spuit, duk, plester, kapas, kasa steril, hypafix dan tampon.

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan antara lain; hewan anjing betina,


air sabun, alkohol, betadine, cairan infus, benang catgut chromic, amoxicilin,
atropin sulfat, ketamine, xylazine, ketoprofen dan gentamicin salep.

3.3 Metode Pelasanaan

3.3.1 Persiapan Ruang Operasi

Persiapan ruang operasi meliputi ruang operasi, meja dan perlengkapan


lainnya dibersihkan lalu dilakukan desinfeksi dengan menggunakan desinfektan.
Ruang operasi harus kedap air dengan cara dicat atau dilapisi dengan kapur yang
bertujuan agar air tidak merembes.

3.3.2 Persiapan Alat

Alat-alat bedah yang digunakan untuk ovariohisterectomy dicuci dengan


air sabun, bila perlu disikat bila ada bekas percikan darah. Kemudian dibilas
dengan air hangat sampai bersih. Setelah itu dibilas lagi dengan desinfektan. Alat-
alat tersebut dikeringkan dengan lap bersih dibungkus dengan kain penutup.
Dimasukkan kedalam autoclave 121oC selama 1 jam.
3.3.3 Persiapan Hewan

Persiapan hewan yang dilakukan sebelum hewan dibedah yaitu hewan


terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium bila
diperlukan, dan hewan dipuasakan selama 8-12 jam sebelum pembedahan.

3.3.4 Persiapan Obat

No. Obat Jenis Dosis Sediaan Volume Rute Waktu


(mg/kg (mg/ml) (ml) (WIB)
BB)
1. Amoxicilin Antibiotik 20 50 1,46 IM 17.04
2. Atropin Premedikasi 0,04 0,25 1,76 SC 13.06
3. Ketamine Anesthesi 15 100 1,65 IV 13.25
4. Xylazine Anesthesi 2 20 1,1 IV 13.25
5. Ketoprofen NSAID 2 50 0,4 IM Post
Operasi
6. Gentamicin Antibiotik - Salep - Topikal Post
Operasi
7. Obat Racik Antibiotik, - Kapsul - PO Post
Analgesik Operasi

3.3.5 Prosedur Pre-Operasi Ovariohisterectomy


Perlakuan pre-operasi OH diantaranya adalah :
- Dilakukan pemeriksaan hematologi sebelum operasi untuk mengetahui
status kesehatan hewan
- Dilakukan pembersihan tubuh anjing
- Dilakukan pemeriksana fisik dan pemeriksaan kondisi hewan secara umum
- Dipuasakan 8 jam sebelum operasi
- Dilakukan pencukuran rambut pada daerah yang akan diinsisi
- Lokasi yang akan diinsisi dibersihkan dengan menggunakan povidone
iodine dan alkohol 70 %
3.3.6 Prosedur Operasi Ovariohisterectomy
Perlakuan OH terdiri dari pemberian anasthesi, pembedahan / laparotomi,
pengikatan / ligasi ovarium, pengangkatan ovarium dan penutupan rongga
abdomen dengan rincian sebagai berikut ;
a. Pemberian anasthesi
- Injeksi atropine sulfat secara subcutan (SC) sebagai premedikasi
- Selang waktu 15 menit diberikan anasthesi kombinasi xylazine dan
ketamin
- Pada saat hewan sudah tidak sadarakan diri, hewan diposisikan rebah
dorsal, untuk menahan posisi tersebut keempat kaki hewan diikat
dengan tali kekang ke meja operasi
- Pada kondisi ini dilakukan penataan posisi jalan nafas
b. Pembedahan / laparotomi
Teknik yang dilakukan pada pembedahan OH adalah sama halnya
dengan teknik laparotomi.
1. Pertama dilakukan pemasangan infus RL untuk mempertahankan kondisi
anjing tetap stabil saat dilakukan pembedahan.
2. Dibuat sayatan pada midline di posterior umbilikal dengan panjang
kurang lebih 3 - 4 cm. Lapisan pertama yang disayat adalah kulit
kemudian subkutan. Daerah di bawah subkutan kemudian dipreparir
sedikit demi sedikit hingga bagian peritoneum dapat terlihat.
3. Setelah itu, bagian peritoneum tersebut dijepit menggunakan pinset
kemudian disayat sedikit tepat pada bagian linea alba menggunakan
scalpel hingga ruang abdomen terlihat.
4. Kemudian sayatan tersebut diperpanjang ke arah anterior dan posterior
menggunakan gunting dengan panjang sesuai dengan sayatan yang telah
dilakukan pada kulit.
5. Setelah rongga abdomen terbuka, kemudian dilakukan pencarian organ
uterus dan ovarium. Pencarian uterus dan ovarium dilakukan dengan
menggunakan jari telunjuk yang dimasukkan ke rongga abdomen.
6. Setelah itu, uterus ditarik keluar dari rongga abdomen hingga posisinya
adalah ekstra abdominal. Gunakan arteri klem untuk penjepitan pada
bagian pembuluh darahnya. Penjepitan dilakukan menggunakan dua
klem arteri yang dijepitkan pada penggantung tersebut secara
bersebelahan.
7. Pada bagian anterior dari klem arteri yang paling depan, dilakukan ligasi
menggunakan benang chromic. Ligasi dilakukan 2-3 kali karena untuk
menghindari ligasi lain yang kemungkinan dapat terlepas yang akan
mengakibatkan pendarahan.
8. Lakukan pemotongan pada bifurcartio menggunakan gunting. Klem
arteri yang menjepit penggantung dan berhubungan dengan uterus tidak
dilepas sedangkan klem arteri yang satunya lagi dilepas secara perlahan-
lahan, sebelumnya pastikan tidak ada perdarahan lagi.
9. Berikan cairan NaCl fisiologis pada organ agar organ tidak terlalu
kering.
10. Uterus dilepas dan diangkat keluar tubuh, dan jika sudah tidak ada
perdarahan, klem yang lain dapat dilepas secara perlahan dan sebelum
ditutup jangan lupa berikan antibiotik.
11. Jika sudah dipastikan tidak ada perdarahan, dijahit menuggunakan catgut
chromic 3,0. Dilakukan penjahitan aponeurose M. obliqous abdominis
externus dan M. abdominis externus dengan menggunakan teknik jahitan
simple interrupted. Pastikan jahitan tidak melukai atau mengenai organ
didalamnya, gunakan alice forcep untuk membantu penjahitan.
Penjahitan kedua dilakukan pada subkutan dengan menggunakan teknik
jahitan simple continous menggunakan catgut plain. Penjahitan terakhir
dilakukan pada kulit dengan teknik simple interrupted atau intradermal
menggunakan benang silk.
12. Diberikan antibiotik pada setiap lapisan setelah jahitan. Setelah operasi
selesai, daerah insisi diberi providone iodine. Setelah itu jahitan ditutup
dengan kasa, direkatkan pada kulit abdomen anjing dengan hypavic dan
plester. Agar jahitan tidak disentuh oleh anjing, hewan dipasangi gurita
khusus untuk menutup daerah abdomen atau menggunakan collar pada
leher anjing.
3.3.7 Prosedur Post Ovariohisterectomy
Perlakuan post operasi diantaranya :
- Apabila suhu pasca operasi mengalami penurunan / hipotermia maka
dilakukan penyinaran menggunakan infrared
- Dilakukan pengamatan berkala terhadap temperatur, pulsus dan respirasi
hingga hewan sadarkan diri
- Pengamatan dilakukan pula terhadap tingkat dehidrasi, urinasi, dan
defekasi
- Dilakukan pengangkatan jahitan pada hari ke 7 post operasi, namun pada
penjahitan intradermal pengangkatan jahitan tidak dilakukan
- Luka jahitan dicek setiap 2 hari sekali. Perlakuan yang diberikan adalah
dibersihkan daerah sekitar jahitan selanjutnya diberikan antibiotik topical
berupa gentamycin salep.
- Selama menunggu recovery pasien, hewan diberi terapi berupa
antiinflamasi dan antibiotik per oral (PO) selama 5 hari.

Anda mungkin juga menyukai