Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat Nya referat ini
dapat terselesaikan. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada dr. Galianti
Prihandayani Sp.KJ selaku pembimbing sehingga referat ini dapat terselesaikan tepat
waktu.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 1
BAB I . PENDAHULUAN....................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 17
2
BAB I
PENDAHULUAN
Psikosis dapat juga digambarkan sebagai gangguan jiwa yang serius, yang
timbul karena penyebab organik atau pun emosional (fungsional) dan menunjukkan
gangguan kemampuan berpikir, bereaksi secara emosional, mengingat, berkomunikasi,
menafsirkan kenyataan, dan bertindak sesuai dengan kenyataan itu, sedemikian rupa
sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari-hari sangat terganggu.
Psikosa ditandai oleh perilaku regresif impuls-impuls serta waham dan halusinasi.
Istilah psikosa dapat dipakai untuk keadaan seperti yang disebutkan di atas dengan
variasi yang luas mengenai berat dan lamanya. (Maramis, 2009)
3
Pasien dengan penyakit organik sering kali datang ke IGD dengan keluhan
gaduh gelisah serta memberontak seperti pasien dengan gejala psikotik non organik.
Sering kali dokter yang berjaga dibingungkan karena persamaan gejala yang
ditimbulkan. Melalui referat ini “Perbedaan Gejala Psikotik pada Penyakit Organik dan
Non Organik” diharapkan dapat membantu dalam menegakkan diagnosis, karena hal
tersebut menentukan morbiditas pasien.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Riwayat Medis
Riwayat medis yang baik dapat mengidentifikasin penyebab organik psikosis,
yang harus diperhatikan di dalamnya adalah :
1. Riwayat trauma kepala baru-baru ini atau yang lalu, trauma kepala baru-baru
ini dapat mengidentifikasikan kecurigaan adanya hematoma subdural. Trauma
kepala sebelumnya dapat menyebabkan gangguan kejang dan meningkatkan
risiko skizofrenia
2. Kejang baru-baru ini atau riwayat gangguan kejang sebelumnya, penting untuk
menetapkan waktu psikosis dalam kaitannya dengan aktivitas kejang
(postictional, ictal, dan interictal).
3. Gejala neurologis: gejala utama yang harus memicu kecurigaan terhadap
penyakit SSP organik meliputi sakit kepala onset baru atau perubahan pola sakit
kepala, kelemahan fokus atau kehilangan sensorik, gangguan penglihatan
(penglihatan ganda atau penglihatan parsial), dan defisit ucapan, termasuk
5
aphasia. Gerakan tubuh yang tidak normal, kehilangan ingatan, dan tremor pada
pasien yang lebih tua harus memicu kecurigaan terhadap demensia. Penurunan
kesadaran menunjukkan adanya delirium.
4. Penggunaan narkoba: setiap penggunaan alkohol, kokain, ganja, amfetamin,
atau phencyclidine baru-baru ini harus memicu kecurigaan terhadap psikosis
akibat obat. Riwayat penggunaan alkohol berat, benzodiazepin, atau barbiturat
diikuti dengan penghentian tiba-tiba harus menimbulkan kecurigaan terhadap
sindrom putus obat, terutama jika onsetnya mendadak.
5. Obat resep: obat yang menyinggung umum meliputi obat antikolinergik, agonis
dopamin, kortikosteroid, obat adrenergik (stimulan, propranolol, klonidin), dan
hormon tiroid. Penting untuk menentukan kapan ada obat baru yang dimulai,
atau bila dosis diubah, dan bagaimana waktunya berkaitan dengan timbulnya
gejala
6. Riwayat keluarga dapat menunjukkan kelainan neurologis, metabolik, atau
autoimun. Penyakit Wilson adalah penyebab psikosis yang paling umum.
Riwayat kelainan psikotik primer mungkin juga ada.
7. Riwayat perjalanan / travelling: jika ensefalitis dicurigai sebagai penyebabnya,
riwayat perjalanan penting untuk menilai risiko terpapar penyebab infeksi,
seperti parasit.
(BMJ, 2016)
Pemeriksaan Fisik
6
6. Kelainan sendi yang terlihat, ruam, atau tanda spesifik lainnya yang terkait
dengan gangguan autoimun yang mendasarinya
(BMJ, 2016)
Pemeriksaan Penunjang
Bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab pada pasien organik.
1. CBC
2. Elektrolit serum
3. Tes fungsi hati (termasuk gamma-GT)
4. Serum kreatinin
5. Skrining urin
6. Vitamin B12 dan kadar folat
7. Tes fungsi tiroid (TSH, free T4)
7
spesifik untuk gangguan yang dicurigai harus dilakukan, dipandu oleh temuan klinis.
(BMJ, 2016)
Pemeriksaan Psikiatri
Penyebab psikiatri dari psikosis dapat ditegakkan hanya jika penyebab
organik sudah dipastikan tidak ada. kriteria diagostik berdasarkan DSM IV untuk
Skizofrenia.
Terdapat empat aspek yang dapat dinilai pada pasien dengan psikosis akut,
yaitu : waham, persepsi, pikiran, dan emosi.
Halusinasi visual terjadi pada 34% pasien psikosis akut organik, dan 16%
pada pasien skizofrenia. Halusinasi auditorik terjadi pada 34% pasien skizofrenia, dan
18% pada pasien psikosis akut organik. Halusinasi auditorik berupa suara-suara yang
bersifat menyuruh, komentar, dan argument terjadi pada 22% pasien skizofrenia, dan
4% pada pasien akut organik. Gangguan pola pikir terjadi pada 64% pasien psikosis
akut organik, dan 31% pada pasien skizofrenia. (Cutting, 1987)
8
SINDROM OTAK ORGANIK
Sindrom otak organik (SOO) ialah gangguan jiwa yang disebabkan oleh
gangguan fungsi jaringan otak. Gangguan fungsi jaringan otak ini dapat disebabkan
oleh penyakit badaniah yang terutama mengenai otak (meningo-ensefalitis, gangguan
pembuluh darah otak, tumor otak, dan sebagainya), atau diluar otak (tifus, endometritis,
payah jantung, toxemia kehamilan, intoxikasi, dan sebagainya). (Maramis, 2009)
Bila bagian otak yang terganggu itu luas, maka gangguan dasar mengenai
fungsi mental sama saja, tidak tergantung pada penyakit yang menyebabkan. Bila
hanya bagian otak dengan fungsi tertentu saja yang terganggu, maka lokalisasi inilah
yang menentukan gejala dan sindrom, bukan penyakit yang menyebabkannya.
(Maramis, 2009)
Sindrom otak organik dinyatakan akut atau menahun berdasarkan dapat atau
tidak dapat kembalinya (reversibilitas) gangguan jaringan otak atau sindrom otak
organik itu dan bukan berdasarkan penyebabnya, permulaan, gejala atau lamanya
penyakit yang menyebabkannya. (Maramis, 2009)
Gejala utama SOO akut ialah kesadaran yang menurun dan sesudahnya terdapat
amnesia, pada SOO menahun ialah demensia.
Gambaran utama :
9
2. Gangguan sensorium
Misalnya, gangguan kesadaran (consciousness) dan perhatian (attention)
3. Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang : persepsi
(halusinasi), isi pikir (waham/delusi), suasana perasaan dan emosi (depresi.
Gembira, cemas)
(Maslim, 2013)
Delirium menunjuk kepada sindrom otak organik karena gangguan fungsi atau
metabolisme otak secara umum atau karena keracunan yang menghambat metabolisme
otak. Gejala utama ialah kesadaran yang menurun. Gejala-gejala lain ialah : penderita
tidak mampu mengenal orang dan berkomunikasi dengan baik, ada yang bingung atau
cemas, gelisah dan panik, ada pasien yang terutama berhalusinasi dan ada yang
berbicara komat-kamit dan inkoheren. (Maramis, 2009)
10
Dalam mengobati delirium, tujuan utamanya adalah mengatas penyebab yang
mendasari. (Sadock, 2010)
Trauma kapitis dapat merupakan faktor pencetus bagi skizofrenia atau psikosa
manik-depresif pada orang yang mempunyai predisposisi untuk ini, atau dapat
mengaktifasikan demensia paralitika. (Maramis, 2009)
Gangguan jiwa yang dapat timbul secara akut karena rudapaksa kepala ialah :
sindrom komosio, koma traumatikum, delirium traumatikum, dan sindrom korsakow.
Gangguan jiwa yang menahun mungkin primer karena trauma kapitis (perubahan
kepribadian dan keadaan defek pascatrauma seperti ensefalopati traumatikum dan
epilepsy traumatikum), mungkin juga sekunder. (Maramis, 2009)
Aterosklerosis Otak
Dinding pembuluh darah pada sklerosis menjadi kaku dan keras. Sehingga
secara perlahan terjadi pengurangan peredaran darah ke otak dan akibatnya ialah suatu
hipoksia yang progresif sehingga metabolise sel-sel otak terganggu dan akhirnya
timbul degenerasi dan kematian sel. (Maramis, 2009)
Sering terjadi emosi yang labil, penderita mungkin agresif, suka bertengkar dan
paranoid. tidak jarang terjadi kebingungan, penderita menjadi gelisah seperti delirium.
Orang itu tidak lagi mempedulikan dirinya sendiri dan keluarganya. Timbul waham
kejaran dan waham hipokondrik. (Maramis, 2009)
Epilepsi
11
Risiko terjadi psikotik pada pasien epilepsy dua kali atau lebih dibandingkan
populasi umum. Psikosis yang sering ditemukan terutama gambaran paranoid dan
skizofrenia like. Kondisi psikotik lebih banyak ditemukan pada epilepsy lobus
temporalis pada lokus di sisi kiri atau bilateral. (Elvira, 2015)
Kebanyakan pasiend engan epilepsy memiliki prognosis yang baik bila kejang
dapat di kontrol dengan antikonvulsan. Sebagian besar pasien tidak mengalami
gangguan psikiatrik dan hanya terjadi bila mengalami kejang-kejang yang tidak
terkontrol dalam jangka panjang atau bertahun-tahun. (Elvira, 2015)
SKIZOFRENIA
Manifestasi Klinis
Pasien skizofrenia terlihat memiliki afek yang tumpul, uji kognitif buruk, dapat
mengalami anhedonia, pada beberapa pasien dapat ditemui tipe kepribadian
prepsikotik yang ditandai dengan penarikan diri dan terlalu kaku secara sosial, sangat
12
pemalu, dan sering mengalami kesulitan di sekolah, beberapa pasien sebelum di
diagnosis skizofrenia memilii gangguan kepribadian skizoid, ambang, antisosial, atau
skizotipal.
Diagnosis
A. Gejala karakteristik, dua atau lebih poin berikut, masing-masing terjadi dalam
porsi waktu yang signifikan selama periode 1 bulan (atau kurang bila telah
berhasil diobati) :
Waham
Halusinasi
Bicara kacau (sering melantur atau inkoherensi)
Perilaku yang sangat kacau atau katatonik
Gejala negatif (afektif mendatar, alogia, atau kehilangan minat)
Catatan : hanya dibutuhkan satu gejala kriteria A bila wahamnya bizar atau
halusinasinya terdiri atas suara yang terus-menerus memberi komentar terhadap
perilaku atau pikiran pasien, atau dua atau lebih suara yang saling bercakap-cakap.
13
D. Ekslusi gangguan mood dan skizoafektif, gangguan skiziafektif dan gangguan
mood dengan ciri psikotik telah disingkirkan, baik karena (1) tidak ada episode
depresif, manik, atau campuran mayor yang terjadi bersamaan dengan gejala
fase aktif, maupun (2) jika episode mood terjadi selama gejala fase aktif, durasi
totalnya relatif singkat dibanding durasi periode aktid dan residual.
E. Ekslusi kondisi medis umum/zat, gangguan tersebut tidak disebabkan efek
fisiologis langsung suatu zat atau kondisi medis umum.
F. Hubungan dengan gangguan perkembangan pervasif, jika terdapat riwayat
gangguan autistik atau gangguan perkembangan pervasif lainnya, diagnosis
tambahan skizofrenia hanya dibuat bila waham atau halusinasi yang prominen
juga terdapat selama setidaknya satu bulan (atau kurang bila telah berhasil
diobati). (Sadock, 2010)
14
BAB III
KESIMPULAN
Kejadian psikotik pada pasien dengan penyakit organik merupakan salah satu
bentuk kegawatdaruratan, karena jika penanganan tidak tepat atau terlambat, maka
nyawa pasien menjadi taruhanya. Penegakkan diagnosis harus dilakukan dengan
menyeluruh baik anamnesa, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang. Beberapa
perbedaan yang menonjol antara gejala psikotik dengan penyakit organik dan non
organik adalah sebagai berikut :
Organik :
Non organik :
15
4. Amnesia (-)
5. Sebelumnya sudah ada gejala
6. Halusinasi auditorik (utama) bersifat komentar atau perintah
7. Ada waham
16
DAFTAR PUSTAKA
17