Anda di halaman 1dari 30

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

A. IDENTITAS
1. Sekolah : SMA Negeri 1 Palembang
2. Mata Pelajaran : Fisika
3. Kelas/Semester : XII / 1
4. Materi Pokok : Induksi Elektromagnetik
5. Alokasi Waktu : 8 JP
6. Jumlah pertemuan : (4 kali pertemuan)

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.4 Menganalisis fenomena induksi 3.4.1 Menghitung potensial (GGL)


elektromagnetik dalam kehidupan induksi.
sehari-hari. 3.4.2 Mengidentifikasi hukum lenz.
3.4.3 Menentukan induktansi diri.
3.4.4 Menerapkan konsep induksi
elektromagnetik.

4.4 Melakukan percobaan tentang 4.4.1 Mendiskusikan tentang terapan


induksi elektromagnetik berikut induksi elektromagnetik pada
presentasi hasilnya dalam produk teknologi.
kehidupan sehari-hari. 4.4.2 Merancang alat sederhana yang
menggunakan prinsip potensial
induksi (hukum faraday).
4.4.3 Melakukan percobaan terkait
dengan induksi elektromagnetik.
4.4.4 Mempresentasikan hasil percobaan
terkait dengan percobaan induksi
elektromagnetik..

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pembelajaran berlangsung, diharapkan siswa dapat:
1. Menghitung potensial (GGL) induksi.
2. Mengidentifikasi hukum lenz.
3. Menentukan induktansi diri.
4. Menerapkan konsep induksi elektromagnetik.
5. Mendiskusikan tentang terapan induksi elektromagnetik pada produk
teknologi.
6. Merancang alat sederhana yang menggunakan prinsip potensial induksi
(hukum faraday).
7. Melakukan percobaan terkait dengan induksi elektromagnetik.
8. Mempresentasikan hasil percobaan terkait dengan percobaan induksi
elektromagnetik.

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Potensial (GGL) induksi
2. Hukum Lenz
3. Induktansi diri
4. Terapan induksi elektromagnetik pada produk teknologi.

E. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Tanya jawab, Mengerjakan soal-soal, Diskusi

F. MEDIA PEMBELAJARAN
LKPD, slide, video, proyektor, charta, spidol dan papan tulis.
G. SUMBER BELAJAR
1. Buku teks Fisika SMA/MA kelas XII Kurikulum 2013
2. Internet
3. Sumber lain yang relevan

H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


PERTEMUAN PERTAMA

Kegiatan
Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan Persiapan Situasi Kelas

 Mengkondisikan situasi kelas


 Menyiapkan media pembelajaran
 Sebagai penggalian konsepsi awal dan motivasi,
guru memberikan pertanyaan kepada peserta
didik. ”Apakah magnet dapat menimbulkan 15 menit

listrik? Bagaimana cara magnet dapat


menimbulkan listrik? Apa yang dimaksud dengan
induksi elektromagnetik?”
 Menyampaikan tujuan dan kegiatan
pembelajaran

Inti Mengamati

 Peserta didik mengamati apa yang


ditampilkan dan dijelaskan guru berupa slide
65 menit
ataupun video mengenai induksi
elektromagnetik, potensial (GGL) induksi.

Menanya
Kegiatan
Rincian Kegiatan Waktu

 Peserta didik diminta untuk mengamati apa


yang terjadi dan diharapkan peserta didik
dapat membuat pertanyaan-pertanyaan yang
terkait dengan apa yang telah dijelaskan dan
diamatinya.

Mengumpulkan informasi/mencoba

 Peserta didik mengumpulkan informasi


melalui buku, internet dan sumber yang
relevan lainnya tentang induksi
elektromagnetik, potensial (GGL) induksi.

Menalar/mengasosiasi

 Menelaah hasil informasi yang telah


didapatkan untuk dapat menjawab soal-soal
tentang induksi elektromagnetik, potensial
(GGL) induksi.

Mengkomunikasikan

 Peserta didik menjawab soal dan menjelaskan


apa yang telah dikerjakannya di depan kelas
kepada teman-teman yang lain.
 Guru memberikan penguatan dan koreksi
mengenai soal yang dikerjakan oleh peserta
didik mengenai materi induksi
elektromagnetik, potensial (GGL) induksi.

Penutup Umpan balik dan rangkuman


10 menit
 Menyimpulkan hasil pembelajaran
Kegiatan
Rincian Kegiatan Waktu

Evaluasi

 Bersama siswa mengevaluasi proses


berlangsungnya kegiatan pembelajaran

Refleksi dan Tugas

 Bersama siswa merefleksikan hasil


pembelajaran mengenai induksi
elektromagnetik, potensial (GGL) induksi.
 Menyampaikan informasi materi pada
pertemuan berikutnya

PERTEMUAN KEDUA

Kegiatan
Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan Persiapan Situasi Kelas

 Mengkondisikan situasi kelas


 Menyiapkan media pembelajaran
 Mereview materi yang pernah diajarkan pada
pertemuan sebelumnya.
15 menit
 Sebagai penggalian konsepsi awal dan motivasi,
guru memberikan pertanyaan kepada peserta
didik. ”siapa yang tau apa hukum lenz?”
 Menyampaikan tujuan dan kegiatan
pembelajaran

Inti Mengamati
65 menit
Kegiatan
Rincian Kegiatan Waktu

 Peserta didik mengamati apa yang


ditampilkan dan dijelaskan guru berupa slide
ataupun video mengenai hukum lenz.

Menanya

 Peserta didik diminta untuk mengamati apa


yang terjadi dan diharapkan peserta didik
dapat membuat pertanyaan-pertanyaan yang
terkait dengan apa yang telah dijelaskan dan
diamatinya.

Mengumpulkan informasi/mencoba

 Peserta didik mengumpulkan informasi


melalui buku, internet dan sumber yang
relevan lainnya tentang hukum lenz.

Menalar/mengasosiasi

 Menelaah hasil informasi yang telah


didapatkan untuk dapat menjawab soal-soal
tentang hukum lenz.

Mengkomunikasikan

 Peserta didik menjawab soal dan menjelaskan


apa yang telah dikerjakannya di depan kelas
kepada teman-teman yang lain.
 Guru memberikan penguatan dan koreksi
mengenai soal yang dikerjakan oleh peserta
didik mengenai materi hukum lenz.
Kegiatan
Rincian Kegiatan Waktu

Penutup Umpan balik dan rangkuman

 menyimpulkan hasil pembelajaran

Evaluasi

 Bersama siswa mengevaluasi proses


berlangsungnya kegiatan pembelajaran
10 menit
Refleksi dan Tugas

 Bersama siswa merefleksikan hasil


pembelajaran mengenai hukum lenz.
 Menyampaikan informasi materi pada
pertemuan berikutnya.

PERTEMUAN KETIGA

Kegiatan
Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan Persiapan Situasi Kelas

 Mengkondisikan situasi kelas


 Menyiapkan media pembelajaran
 Sebagai penggalian konsepsi awal dan motivasi,
15 menit
guru memberikan pertanyaan kepada peserta
didik. ”siapa yang tau apa itu induktansi diri?”
 Menyampaikan tujuan dan kegiatan
pembelajaran

Inti Mengamati
65 menit
Kegiatan
Rincian Kegiatan Waktu

 Peserta didik mengamati apa yang


ditampilkan dan dijelaskan guru berupa slide
ataupun video mengenai induktansi diri.

Menanya

 Peserta didik diminta untuk mengamati apa


yang terjadi dan diharapkan peserta didik
dapat membuat pertanyaan-pertanyaan yang
terkait dengan apa yang telah dijelaskan dan
diamatinya.

Mengumpulkan informasi/mencoba

 Peserta didik mengumpulkan informasi


melalui buku, internet dan sumber yang
relevan lainnya tentang induktansi diri.

Menalar/mengasosiasi

 Menelaah hasil informasi yang telah


didapatkan untuk dapat menjawab soal-soal
tentang induktansi diri.

Mengkomunikasikan

 Peserta didik menjawab soal dan menjelaskan


apa yang telah dikerjakannya di depan kelas
kepada teman-teman yang lain.
 Guru memberikan penguatan dan koreksi
mengenai soal yang dikerjakan oleh peserta
didik mengenai materi induktansi diri.
Kegiatan
Rincian Kegiatan Waktu

Penutup Umpan balik dan rangkuman

 Menyimpulkan hasil pembelajaran

Evaluasi

 Bersama siswa mengevaluasi proses


berlangsungnya kegiatan pembelajaran
10 menit
Refleksi dan Tugas

 Bersama siswa merefleksikan hasil


pembelajaran mengenai induktansi diri.
 Menyampaikan informasi materi pada
pertemuan berikutnya

PERTEMUAN KEEMPAT

Kegiatan
Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan Persiapan Situasi Kelas

 Mengkondisikan situasi kelas


 Menyiapkan media pembelajaran
 Sebagai penggalian konsepsi awal dan motivasi,
guru memberikan pertanyaan kepada peserta 15 menit

didik ” siapa yang tau apa saja terapan induksi


elektromagnetik pada produk teknologi?”.
 Menyampaikan tujuan dan kegiatan
pembelajaran

Inti Mengamati
65 menit
Kegiatan
Rincian Kegiatan Waktu

 Peserta didik mengamati apa yang


ditampilkan dan dijelaskan guru berupa slide
mengenai terapan induksi elektromagnetik
pada produk teknologi.

Menanya

 Peserta didik diminta untuk mengamati apa


yang telah dijelaskan guru dan diharapkan
peserta didik dapat membuat pertanyaan-
pertanyaan yang terkait dengan apa yang telah
dijelaskan dan diamatinya.

Mengumpulkan informasi/mencoba

 Peserta didik melakukan diskusi untuk


mendapatkan informasi melalui buku, internet
dan sumber yang relevan lainnya tentang
terapan induksi elektromagnetik pada produk
teknologi.

Menalar/mengasosiasi

 Menelaah hasil diskusi secara berkelompok


tentang terapan induksi elektromagnetik pada
produk teknologi.

Mengkomunikasikan

 Masing-masing kelompok membuat laporan


tertulis hasil diskusi tentang terapan induksi
elektromagnetik pada produk teknologi.
 Guru menyampaikan penguatan dan koreksi
mengenai materi ajar dan hasil diskusi yang
Kegiatan
Rincian Kegiatan Waktu

dilakukan mengenai materi terapan induksi


elektromagnetik pada produk teknologi

Penutup Umpan balik dan rangkuman

 Menyimpulkan hasil pembelajaran

Evaluasi

 Bersama siswa mengevaluasi proses


berlangsungnya kegiatan pembelajaran
10 menit
Refleksi dan Tugas

 Bersama siswa merefleksikan hasil


pembelajaran mengenai terapan induksi
elektromagnetik pada produk teknologi.
 Menyampaikan informasi materi pada
pertemuan berikutnya

I. PENILAIAN
Penilaian Kognitif : Terlampir
Penilaian Afektif : Terlampir

Guru Pamong Palembang, Oktober 2016

Mata Pelajaran Fisika XII Mahasiswa P4 UNSRI

Drs. Yakobus Wakija, M.Si. Novianty Sukma Jaya

NIP.196003211987011001 NIM. 06111381320003


LAMPIRAN

MATERI PEMBELAJARAN

PERTEMUAN PERTAMA

Induksi Elektromagnetik

Sebelum mempelajari induksi elektromagnetik kita harus mengetahui dahulu fluks


magnet yaitu besarnya induksi magnet (medan magnet) yang menembus suatu
daerah. Fluks magnet dapat dihitung dengan rumus :

Φ = 𝐵. 𝐴 𝐶𝑜𝑠 𝛼

Dengan:

Φ = 𝑓𝑙𝑢𝑘𝑠 𝑚𝑎𝑔𝑛𝑒𝑡 (𝑤𝑒𝑏𝑒𝑟)

B = induki magnet (Tesla)

A = Luas Daerah

𝛼 = 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝐵 𝑑𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙

Induksi Elektromagnetik adalah peristiwa dihasilkannya GGL induksi jika terjadi


perubahan fluks magnet dalam suatu daerah yang dibatasi oleh suatu kawat
penghantar. Dapat juga dapat diartikan induksi elektromagnetik adalah gejala
timbulnya gaya gerak listrik di dalam suatu kumparan/konduktor bila terdapat
perubahan fluks magnetik pada konduktor tersebut atau bila konduktor bergerak
relatif melintasi medan magnetik. Atau listrik yang bisa terjadi dengan cara induksi.

Potensial (GGL) Induksi

 Percobaan Faraday

Agar dapat memahami bagaimana terjadinya induksi elektromagnetik, kita dapat


melakukan percobaan Faraday pada kegiatan berikut!

Prosedur kerja:

1.Hubungkan ujung-ujung kumparan dengan galvanometer.


2. Gerakkan kutub utara magnet batang ke dalam kumparan (a). Amatilah jarum
galvanometer.

3. Diamkan magnet batang beberapa saat di dalam kumparan (b). Amatilah jarum
galvanometer.

4. Keluarkan kutub utara magnet batang dari kumparan (c). Amatilah jarum
galvanometer.
5. Ulangi langkah 2 sampai langkah 4 dengan mengganti kutub utara dengan kutub
selatan. Amatilah gerakan jarum galvanometer.

Gambar: Percobaan Faraday

Dari Kegiatan di atas kamu dapat mengamati bahwa ketika kamu menggerakkan
kutub utara magnet batang ke dalam kumparan, jarum galvanometer menyimpang.
Akan tetapi ketika kamu mendiamkan magnet batang beberapa saat, jarum
galvanometer kembali menunjuk ke angka nol atau tidak menyimpang.
Jarum galvanometer kembali menyimpang ketika kamu menggerakkan kutub utara
magnet batang keluar dari kumparan yang berlawanan arah dengan ketika kamu
menggerakkan kutub utara magnet batang ke dalam kumparan. (Galvanometer
adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda
potensial listrik yang relative kecil.

Ketika kamu menggerak-gerakkan magnet batang ke dalam dan keluar kumparan,


ternyata amperemeter akan menyimpang. Hal ini membuktikan bahwa di ujung-
ujung kumparan terjadi selisih potensial yang disebut GGL induksi (gaya gerak
listrik induksi). Jadi Gaya Gerak Listrik Induksi (GGL Induksi) adalah beda
potensial yang terjadi pada ujung-ujung kumparan karena pengaruh induksi
elektromagnetik. Atau Gaya gerak listrik induksi adalah timbulnya gaya gerak
listrik di dalam kumparan yang mencakup sejumlah fluks garis gaya medan
magnetik, bilamana banyaknya fluks garis gaya itu divariasi. Dengan kata lain, akan
timbul gaya gerak listrik di dalam kumparan apabila kumparan itu berada di dalam
medan magnetik yang kuat medannya berubah-ubah terhadap waktu.

Penyebab timbulnya GGL induksi

Ggl induksi timbul ketika magnet batang digerakkan masuk atau keluar kumparan.
Ketika magnet batang digerakkan mendekati kumparan, jumlah garis gaya
magnetik yang menembus kumparan bertambah. Sebaliknya, ketika magnet batang
dijauhkan dari kumparan, jumlah garis gaya magnetik yang menembus kumparan
akan berkurang. Jika magnet batang terus-menerus digerakkan masuk dan keluar
kumparan, jumlah garis gaya magnetik yang menembus kumparan terus berubah.

Perubahan jumlah garis gaya magnetik yang menembus kumparan menyebabkan


beda potensial di ujung-ujung kumparan berbeda pula. Timbulnya beda potensial
di ujung-ujung kumparan menyebabkan arus listrik mengalir di dalam kumparan.
Arus listrik yang disebabkan oleh perubahan jumlah garis gaya magnetik yang
memotong kumparan dinamakan arus induksi.

 Arah arus listrik iduksi


Untuk menentukan arah arus induksi yang dihasilkan pada penghantar yang
digerakkan dalam medan magnet, bisa digunakan aturan atau kaidah tangan kanan
(menyerupai cara menentukan arah gaya Lorentz) yaitu sebagai berikut :
- ibu jari menunjukkan arah gerakan kawat penghantar
- jari-jari menunjukkan arah medan magnet
- arah arus arus ditunjukkan oleh arah telapak tangan

 Rumus GGL Induksi

Besarnya gaya gerak listrik atau tegangan yang menimbulkan arus listrik pada
percobaan Faraday sebanding dengan laju perubahan fluks magnetik yang melalui
kumparan. Kesimpulan tersebut jika dituliskan secara matematis adalah sebagai
berikut.
∆Φ ∆ (B.A)
𝐸 = −𝑁 atau 𝐸 = −𝑁
∆𝑡 ∆𝑡

Keterangan:

E = besarnya ggl induksi (volt)

N = jumlah lilitan

∆𝜙= perubahan fluks magnet (Weber atau Wb)

Δ𝑡 = perubahan waktu/selang waktu (sekon)

B = Induksi magnet (Tesla)

A = Luas daerah (m2)

- Faktor yang Mempengaruhi GGL Induksi

Jadi, besar kecilnya ggl induksi bergantung pada tiga faktor berikut.

1. Banyaknya lilitan kumparan


2. Kecepatan gerak keluar-masuk magnet ke dalam kumparan.

3. Kuat magnet batang yang digunakan.

Dari Kegiatan percobaan Faraday di atas, kamu dapat mengamati bahwa jarum
galvanometer menyimpang ke kanan ketika kamu menggerakkan kutub utara
magnet batang memasuki kumparan, dan jarum galvanometer menyimpang ke kiri
ketika kamu menggerakkan kutub utara magnet batang keluar kumparan.

Jika kamu terus menggerakkan magnet batang keluar-masuk kumparan, jarum


galvanometer akan menyimpang ke kanan dan ke kiri secara berulang. Hal ini
membuktikan bahwa arus listrik dalam kumparan mengalir dalam dua arah, arus
listrik seperti ini dinamakan arus listrik bolak-balik atau arus AC (Alternating
Current). Sama halnya seperti arus listrik yang berubah-ubah, polaritas tegangan
pada ujung-ujung kumparan pun ikut berubah-ubah. Tegangan yang polaritasnya
selalu berubah-ubah dinamakan tegangan listrik bolak-balik.

PERTEMUAN KEDUA

Hukum Lenz

Hukum Lenz merupakan hukum fisika yang memebrikan pernyataan


tentang GGL (Gaya Gerak Listrik) Induksi. Hukum lenz memberikan penjelasan
tentang arah arus induksi yang terjadi karena terjadinya GGL Induksi tersebut.
Hukum Lenz ditemukan oleh ilmuwan fisika Friederich Lenz pada tahun 1834.

Berdasarkan hukum Faraday, telah kita ketahui bahwa perubahan fluks


magnetik akan menyebabkan timbulnya beda potensial antara ujung kumparan.
Apabila kedua ujung kumparan itu dihubungkan dengan suatu penghantar yang
memiliki hambatan tertentu akan mengalir arus yang disebut arus induksi dan beda
potensial yang terjadi disebut ggl induksi. Faraday pada saat itu baru dapat
menghitung besarnya ggl induksi yang terjadi, tetapi belum menentukan ke
mana arah arus induksi yang timbul pada rangkaian/kumparan. Arah arus induksi
yang terjadi baru dapat dijelaskan oleh Friederich Lenz pada tahun 1834 yang lebih
dikenal dengan hukum Lenz.

Hukum Faraday hanya menunjukkan besarnya GGL induksi pada kumparan, dan
belum dapat menunjukkan arah arus induksi dalam kumparan.

Hukum Lenz berbunyi : “Arus induksi mengalir pada penghantar atau


kumparan dengan arah berlawanan dengan gerakan yang menghasilkannya” atau
“medan magnet yang ditimbulkannya melawan perubahan fluks magnet yang
menimbulkannya”.

a. Jika kutub U magnet batang di dekatkan kumparan AB, maka akan terjadi
pertambahan garis gaya magnet arah BA yang dilingkupi kumparan.
b. Sesuai dengan hukum Lens, maka akan timbul garis gaya magnet baru arah AB
untuk menentang pertambahan garis gaya magnet tersebut.
c. Garis gaya magnet baru arah AB ditimbulkan oleh arus induksi pada kumparan.
d. Jika kutub U magnet batang dijauhkan, maka akan terjadi kebalikannya.

Jika sebuah kawat lurus di gerakkan dengan kelajuan tertentu memomtong medan
magnet homogeny, maka antara ujung-ujung penghantar timbul beda potensial
yang disebut Gaya Grak Listrik (GGL) induksi. Jika ujung-ujung kawat
dihubungkan sehingga terbentuk rangkaian tertutup, maka dalam kawat akan
mengalir arus listrik yang disebut arus induksi. Jika kawat digerakkan dengan
kecepatan v ke kanan dalam medan magnet B yang arahnya masuk bidang, maka
timbul gaya Lorentz ke kiri. Sehingga arah arus listrik ke atas seperti gambar.
Besarnya GGL induksi pada ujung-ujung kawat adalah:
𝜀 = 𝐵. 𝐿. 𝑣 sin 𝜃
Pada kawat akan mengalir arus induksi yang besarnya;
𝜀
𝑖=
𝑅

Dengan:

𝜀 = 𝐺𝐺𝐿 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 (𝑣𝑜𝑙𝑡)

B = induksi magnet (T)

L = panjang kawat (m)

v = kecepatan gerak kawat (m/s)

i = arus induksi (A)

R = hambatan kawat (Ω = 𝑜ℎ𝑚)

𝜃 = 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑣 𝑑𝑎𝑛 𝑏

PERTEMUAN KETIGA

Induktansi Diri

Induktansi merupakan sifat sebuah rangkaian listrik atau komponen yang


menyebabkan timbulnya ggl di dalam rangkaian sebagai akibat perubahan arus
yang melewati rangkaian (self inductance) atau akibat perubahan arus yang
melewati rangkaian tetangga yang dihubungkan secara magnetis (induktansi
bersama atau mutual inductance). Pada kedua keadaan tersebut, perubahan arus
berarti ada perubahan medan magnetik, yang kemudian menghasilkan ggl.
Apabila sebuah kumparan dialiri arus, di dalam kumparan tersebut akan timbul
medan magnetik. Selanjutnya, apabila arus yang mengalir besarnya berubahubah
terhadap waktu akan menghasilkan fluks magnetik yang berubah terhadap waktu.
Perubahan fluks magnetik ini dapat menginduksi rangkaian itu sendiri, sehingga di
dalamnya timbul ggl induksi. Ggl induksi yang diakibatkan oleh perubahan fluks
magnetik sendiri dinamakan ggl induksi diri.

- Induktansi Diri (GGL Induksi Pada Kumparan)

Apabila arus berubah melewati suatu kumparan atau solenoida, terjadi perubahan
fluks magnetik di dalam kumparan yang akan menginduksi ggl pada arah yang
berlawanan. Ggl terinduksi ini berlawanan arah dengan perubahan fluks. Jika arus
yang melalui kumparan meningkat, kenaikan fluks magnet akan menginduksi ggl
dengan arah arus yang berlawanan dan cenderung untuk memperlambat kenaikan
arus tersebut. Dapat disimpulkan bahwa ggl induksi ε sebanding dengan
laju perubahan arus yang dirumuskan:

∆𝑖
𝜀 = −𝐿
∆𝑡
dengan I merupakan arus sesaat, dan tanda negatif menunjukkan bahwa ggl yang
dihasilkan berlawanan dengan perubahan arus. Konstanta kesebandingan L
disebutinduktansi diri atau induktansi kumparan, yang memiliki satuan henry
(H), yang didefinisikan sebagai satuan untuk menyatakan
besarnya induktansi suatu rangkaian tertutup yang menghasilkan ggl satu volt bila
arus listrik di dalam rangkaian berubah secara seragam dengan laju satu ampere per
detik.

- Induksi Diri Pada Selenoida Dan Toroida


Solenoida merupakan kumparan kawat yang terlilit pada suatu pembentuk silinder.
Pada kumparan ini panjang pembentuk melebihi garis tengahnya. Bila arus
dilewatkan melalui kumparan, suatu medan magnetik akan dihasilkan di dalam
kumparan sejajar dengan sumbu. Sementara itu, toroida adalah solenoida yang
dilengkungkan sehingga sumbunya menjadi berbentuk lingkaran. Sebuah
kumparan yang memiliki induktansi diri L yang signifikan disebut induktor.
Induktansi diri L sebuah solenoida dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan dibawah. Medan magnet di dalam solenoida adalah :
B= μ .n.I

𝑁
dengan n = sehingga diperoleh
𝑙

𝜇0. .𝑁.𝐴.∆𝑖
Karena 𝐵 = 𝜙 = 𝐵 . 𝐴 = 𝑙

Perubahan I akan menimbulkan perubahan fluks sebesar ∆

Sehingga

dengan:

L = induktansi diri solenoida atau toroida (H)


μ0 = permeabilitas udara (4 π × 10-7 Wb/Am)
N = jumlah lilitan
l = panjang solenoida atau toroida (m)
A = luas penampang (m2)

- Energi Potensial Pada Kumparan


Besarnya energi yang tersimpan pada sebuah kumparan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sbb:

W = Besarnya energi atau usaha (Joule)


L = Induktansi Induktor (H)
I = Kuat Arus Listrik (ampere)
PERTEMUAN KEEMPAT

Terapan induksi elektromagnetik pada produk teknologi


1. Galvanometer

Galvanometer berperan sebagai komponen dasar pada beberapa alat ukur,


antara lain amperemeter, voltmeter, serta ohmmeter. Peralatan ini digunakan untuk
mendeteksi dan mengukur arus listrik lemah. Sebagaimana ditunjukkan pada
gambar dibawah, galvanometer berupa kumparan bergerak, terdiri atas sebuah
kumparan terbuat dari kawat tembaga isolasi halus dan dapat berputar pada
sumbunya yang mengelilingi sebuah inti besi lunak tetap yang berada di antara
kutub-kutub suatu magnet permanen. Interaksi antara medan magnetik B permanen
dengan sisi-sisi kumparan akan dihasilkan bila arus I mengalir melaluinya, sehingga
akan mengakibatkan torka pada kumparan. Kumparan bergerak memiliki tongkat
penunjuk atau cermin yang membelokkan berkas cahaya ketika bergerak, dimana
tingkat pembelokan tersebut merupakan ukuran kekuatan arus.

2. Motor Listrik
Sebuah motor listrik merupakan alat untuk mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik. Mesin ini tidak bising, bersih, dan memiliki efisiensi tinggi. Alat
ini bekerja dengan prinsip bahwa arus yang mengalir melalui kumparan di dalam
medan magnet akan mengalami gaya yang digunakan untuk memutar kumparan.
Pada motor induksi, arus bolak-balik diberikan pada kumparan tetap (stator), yang
menimbulkan medan magnetik sekaligus menghasilkan arus di dalam kumparan
berputar (rotor) yang mengelilinginya. Keuntungan motor jenis ini adalah arus
tidak harus diumpankan melalui komutator ke bagian mesin yang bergerak. Pada
motor serempak (synchronous motor), arus bolak-balik yang hanya diumpankan
pada stator akan menghasilkan medan magnet yang berputar dan terkunci dengan
medan rotor. Dalam hal ini magnet bebas, sehingga menyebabkan rotor berputar
dengan kelajuan yang sama dengan putaran medan stator. Rotor dapat berupa
magnet permanen atau magnet listrik yang diumpani arus searah melalui cincin
geser.

3. Generator listrik
Generator adalah alat untuk mengubah energi mekanik menjadi energi
listrik. Generator ada dua jenis yaitu generator arus searah (DC) atau dynamo dan
generator arus bolak balik (AC) atau alternator. Generator bekerja berdasarkan
prinsip induksi elektromagnetik yaitu dengan memutar suatu kumparan dalam
medan magnet sehingga timbul GGL induksi.

4. Relai

Relai merupakan suatu alat dengan sebuah sakelar, untuk menutup relai
digunakan magnet listrik. Arus yang relatif kecil dalam kumparan magnet listrik
dapat digunakan untuk menghidupkan arus yang besar tanpa terjadi hubungan
listrik antara kedua rangkaian. Berikut gambaran relai yang dimaksud.
5. Transformator
Transformator atau trafo meruapakan alat untuk mengubah (mmeprebesar
atau memperkecil) tegangan AC berdasarkan prinsip induki elektromagnetik yaiut
memindahkan energi listrik secara induksi melalui kumparan primer ke kumparan
sekunder. Trafo menimbulkan GGL pada kumparan sekunder karena medan
magnet yang berubah-ubah akibat aliran arus listrik bolak-balik pada kumparan
primer yang diindusikan oleh besi lunak ke dalam kumparan sekunder.

6. Induktor
Induktor merupakan kumparan yang memiliki banyak lilitan kawat.
Induktor memiliki induktansi diri, yaitu gejala kelistrikan yang menyebabkan
perubahan arus listrik pada kumparan dapat membangkitkan GGL induksi pada
kumparan tersebut.

7. Induktansi silang
Induktasi silang disebut juga induktansi timbal-balik, yaitu gejala
kelistrikan akibat dua buah kumparan yang saling didektakan. Jika salah satu
kumpran mengalir arus listrik, maka akn timbul GGL induksi pada kumparan
kedua. GGL induksi pada kumparan kedua menimbulkan medan magnet yang
berubah-ubah, sehingga kembali menimbulkn GGL induksi pada kumparan
pertama.

8. Kereta “Maglev”

Maglev merupakan kereta api yang menerapkan konsep magnet listrik untuk
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Kata “Maglev” berasal dari
magnetic levitation. Kereta api ini dipasangi magnet listrik di bawahnya yang
bergerak pada jalur bermagnet listrik. Magnet tolak-menolak sehingga kereta api
melayang tepat di atas jalur lintasan. Gesekan kereta api dengan jalur lintasan
berkurang sehingga kereta api bergerak lebih cepat.

Gaya magnetik pada kereta cepat maglev digunakan untuk menjalankan kereta
maglev sehingga tidak terjadi gesekan antara rel dan kereta cepat maglev
karena menggunakan gaya magnetik untuk mengangkat dan mejalankan kereta
cepat tersebut.
LAMPIRAN PENILAIAN

1) penilaian sikap

Dilaksanakan secara terpadu selama proses pembelajaran dengan menggunakan


format observasi penilaian sikap sebagai berikut:

Format Observasi Penilaian Sikap

Berilah tanda checklist (√) pada kolom Ya jika sikap siswa teramati atau pada
kolom Tidak jika sikap siswa tidak teramati.

No Aspek yang Sikap yang teramati Teramati Ket


dinilai
Ya Tidak

1 Rasa ingin Mengajukan pertanyaan baik kepada guru


tahu maupun teman sejawat

2 Tanggung Bertanggung jawab dalam menyelesaikan


jawab tugas yang diberikan guru

3 Kejujuran Menuliskan jawaban dari pertanyaan sesuai


apa adanya

Menyampaikan hasil diskusi kelompok apa


adanya

4 Kedisiplinan Mengumpulkan tugas tepat waktu sesuai


jadwal yang ditetapkan

5 Kemampuan Menyampaikan laporan hasil diskusi dengan


berkomunikasi bahasa yang baik dan dapat dipahami oleh
sasaran

6 Kemampuan Toleran terhadap ide atau pendapat teman


bekerjasama sejawat dalam diskusi kelompok maupun kelas

Bekerja sama dalam melakukan diskusi


kelompok
2) Penilaian kognitif
PERTEMUAN PERTAMA
1. Jelaskan apa itu gaya gerak listrik induksi?
Penyelesaian
Gaya Gerak Listrik Induksi (GGL Induksi) adalah beda potensial yang
terjadi pada ujung-ujung kumparan karena pengaruh induksi
elektromagnetik. Atau Gaya gerak listrik induksi adalah timbulnya gaya
gerak listrik di dalam kumparan yang mencakup sejumlah fluks garis gaya
medan magnetik, bilamana banyaknya fluks garis gaya itu divariasi.

2. Fluks magnetik yang dihasilkan oleh medan magnetik B yang menembus


tegak lurus permukaan seluas A adalah Ф. Jika medan magnetiknya
diperkecil menjadi 1/2 B sedangkan luas permukaannya diperbesar menjadi
2A, maka fluks magnetik yang dihasilkan sama dengan....
Penyelesaian
Fluks magnetik adalah
Ф = B A cos θ = B A cos 0 = B A.
Jika medan
B' = 1/2 B dan A' = 2A
maka fluks magnetiknya:
Ф' = B' A' = 1/2 B . (2A) = B A = Ф

3. Sebuah kumparan dengan jumlah lilitan 200 berada dalam medan magnet
dan mengalami perubahan fluks magnet dari 6 x 10-4 Wb menjadi 1 x 10-4
Wb dalam waktu 0,02 s, maka ggl induksi yang timbul antara ujung-ujung
kumparan besarnya adalah...
Penyelesaian

PERTEMUAN KEDUA
1. Sebutkan bunyi hukum lenz?
Penyelesaian
Hukum Lenz berbunyi : “Arus induksi mengalir pada penghantar atau
kumparan dengan arah berlawanan dengan gerakan yang
menghasilkannya” atau “medan magnet yang ditimbulkannya melawan
perubahan fluks magnet yang menimbulkannya”.

2. Fluks magnetik yang dilingkupi oleh suatu kumparan berkurang dari 0,5 Wb
menjadi 0,1 Wb dalam waktu 5 sekon. Kumparan terdiri atas 200 lilitan
dengan hambatan 4 Ω. Berapakah kuat arus listrik yang mengalir melalui
kumparan?
Penyelesaian
Diketahui:
Φ1 = 0,5 Wb
Φ2 = 0,1 Wb
N = 200 lilitan
R = 4Ω
Δt = 5 sekon
Ditanya: I ... ?
Jawab
Ggl induksi dihitung dengan persamaan:
tanda (-) menyatakan reaksi atas perubahan fluks, yaitu fluks induksi
berlawanan arah dengan fluks magnetik utama. Arus yang mengalir melalui
kumparan adalah
I = ε/R = 16/4 = 4 A

3. Sebuah kawat yang panjangnya 2 m bergerak tegak lurus pada medan


magnetik dengan kecepatan 12 m/s, pada ujung-ujung kawat timbul beda
potensial 1,8 V. Tentukan besarnya induksi magnetik!
Penyelesaian
Diketahui: l = 2 m; v = 12 m/s; ε = 1,8 volt
Ditanya: B = ... ?
Jawab
Karena V ⊥ B, maka besar induksi magnetiknya adalah:
ε = B.l.v
1,8 = B × 2 × 12
1,8 = 24 B
B = 1,8/24 = 0,075 T

PERTEMUAN KETIGA

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan induktansi diri?

Penyelesaian

Induktansi merupakan sifat sebuah rangkaian listrik atau komponen yang


menyebabkan timbulnya ggl di dalam rangkaian sebagai akibat perubahan
arus yang melewati rangkaian (self inductance) atau akibat perubahan arus
yang melewati rangkaian tetangga yang dihubungkan secara magnetis
(induktansi bersama atau mutual inductance). Pada kedua keadaan tersebut,
perubahan arus berarti ada perubahan medan magnetik, yang kemudian
menghasilkan ggl.
2. Sebuah kumparan mempunyai induktansi diri 2,5 H. Kumparan tersebut
dialiri arus searah yang besarnya 50 mA. Berapakah besar ggl induksi diri
kumparan apabila dalam selang waktu 0,4 sekon kuat arus menjadi nol?
Penyelesaian
Diketahui :
L = 2,5 H
I1 = 50 mA = 5 × 10-2 A
I2 = 0
Δt = 0,4 s
Ditanya:
ε=…?
Jawab

3. Solenoida memiliki panjang 5π cm dan lilitan 3000. Luas penampang 4


cm2. Solenoida dialiri arus yang berubah dari 12 A menjadi 8 A dalam
waktu 0,05 detik maka tentukan beda potensial yang timbul pada ujung-
ujung solenoida ?
Penyelesaian
Diketahui:
L = 5πcm = 5π. 10−2m
N = 3000
A = 4cm2 = 4.10-4m2
Δi1 = 8 – 12 = 6 A
Δt = 0,05 detik
Ditanya:
ε……?
Jawab
Induktansi induktor solenoida memenuhi :
L = 0,26 H
Beda potensial yang terjadi di ujung-ujung solenoida sebesar :
ε = −L
= − 0,26
= 31,2 volt

PERTEMUAN KEEMPAT

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

NAMA KELOMPOK:

TUJUAN: Mendiskusikan tentang terapan induksi elektromagnetik pada produk


teknologi.

PERTANYAAN

1. Apa itu induksi elektromagnetik?

2. Sebutkan dan jelaskan apa saja terapan induksi elektromagnetik pada produk
teknologi?

Anda mungkin juga menyukai