DAFTAR ISI i
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 3
i
BAB III PENUTUP 20
3.1 Kesimpulan 21
3.2 Saran 22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan adanya dasar negara, suatu bangsa tidak akan terombang ambing
dalam menghadapi berbagai permasalahan, baik yang datang dari dalam
maupun luar. Kalau kita dapat umpamakan, negara tanpa dasar negara
bagaikan sebuah bangunan yang tanpa dasar dan bangunan tersebut akan cepat
roboh.
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ideologi dan dasar negara kita adalah Pancasila. Pancasila terdiri dari lima
sila. Kelima sila itu adalah: Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil
dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusaya-waratan perwakilan, dan Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Oleh karena terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945
Jepang memberikan janji kemerdekaan yang kedua kepada bangsa Indonesia,
yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam Maklumat
3
Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa
dan Madura) No. 23.
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Selain itu Muhammad Yamin juga mengajukan usul secara tertulis yang
juga terdiri atas lima hal, yaitu:
2. Persatuan Indonesia
4
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Usulan ini diajukan pada tanggal 29 Mei 1945, kemudian pada tanggal 1
Juni 1945, Bung Karno mengajukan usul mengenai calon dasar negara yang
terdiri atas lima hal, yaitu:
2. Internasionalisme (Perikemanusiaan)
4. Kesejahteraan Sosial
Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama Pancasila. Lebih lanjut Bung
Karno mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi
Trisila, yaitu:
1. Sosio nasionalisme
2. Sosio demokrasi
3. Ketuhanan
Berikutnya tiga hal ini menurutnya juga dapat diperas menjadi Ekasila yaitu
Gotong Royong.
Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI
sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah
menampung usul-usul yang masuk dan memeriksanya serta melaporkan
kepada sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi kesempatan
mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai dengan tanggal 20 Juni
1945. Adapun anggota panitia kecil ini terdiri atas delapan orang, yaitu :
1. Ir. Soekarno
2. Ki Bagus Hadikusumo
5
4. Mr. Muh. Yamin
5. M. Sutardjo Kartohadikusumo
Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil,
dengan para anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil yang dicapai
antara lain disetujuinya dibentuknya sebuah Panitia Kecil Penyelidik Usul-
Usul/Perumus Dasar Negara, yang terdiri atas sembilan orang, yaitu:
1. Ir. Soekarno
6. Abikusno Tjokrosujoso
7. H. Agus Salim
Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal itu juga
melanjutkan sidang dan berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum
Dasar, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan “Piagam Jakarta”.
Dalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10-16 juli 1945, hasil yang dicapai
adalah merumuskan rancangan Hukum Dasar. Sejarah berjalan terus. Pada
tanggal 9 Agustus dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu,
dan sejak saat itu Indonesia kosong dari kekuasaan. Keadaan tersebut
6
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para pemimpin bangsa Indonesia,
yaitu dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17
Agustus 1945. Sehari setelah proklamasi kemerdekaan PPKI mengadakan
sidang, dengan acara utama (1) mengesahkan rancangan Hukum Dasar dengan
preambul-nya (Pembukaannya) dan (2) memilih Presiden dan Wakil Presiden.
7
ditugaskan Presiden Soekarno untuk merencanakan, merancang dan
merumuskan gambar lambang negara; dengan susunan panitia teknis :
Muhammad Yamin sebagai ketua, dan beranggotakan Ki Hajar Dewantara, M
A Pellaupessy, Moh Natsir dan RM Ng Poerbatjaraka; sebagai panitia yang
bertugas menyeleksi usulan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada
pemerintah.
8
karena adanya keberatan terhadap gambar burung Garuda dengan tangan dan
bahu manusia yang memegang perisai dan dianggap terlalu bersifat mitologis.
9
Sampai sekarang, Lambang Negara yang ada disposisi Presiden Soekarno
dan foto gambar lambang negara yang diserahkan ke Presiden Soekarno pada
awal Februari 1950 masih tetap disimpan oleh Kraton Kadriyah Pontianak,
tanah kelahiran Sultan Hamid II, sang Pencipta Lambang Negara Indonesia.
10
Rancangan-rancangan awal Garuda Pancasila oleh Sultan Hamid II masih
menampilkan bentuk tradisional Garuda yang bertubuh manusia dan belum
disempurnakan.
11
Penyelesaian penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara oleh
Sultan Hamid II, dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar
lambang negara.
• Bagian yang kedua dalam lambing garuda Pancasila ini adalah perisai yang
berbentuk jantung dengan lukisan sila-sila Pancasila tergantung dileher
garuda tersebut dengan menggunakan rantai.
• Bagian yang ketiga adalah pita putih yang bertuliskan semboyan negara
Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika
• Bulu pada masing – masing sayap pada garuda Pancasila berjumlah 17 helai
yang artinya melambangkan tanggal 17.
• Bulu ekor pada garuda Pancasila ini berjumlah 8 yang melambangkan bulan
delapan.
12
• Bulu leher pada gambar garuda Pancasila yang berjumlah empat puluh lima
ini melambangkan tahun 45.
• Jadi jika dirangkai secara keseluruhan maka memiliki makna bahwa yang
tercantum dan angka-angka yang digambarkan pada garuda Pancasila itu
adalah hari proklamasi kemerdekaan Indonesia.
• Gambar pohon beringin yang terdapat pada perisai garuda Pancasila ini
melambangkan sila ketiga yaitu persatuan Indonesia
• sila terakhir dilambangkan padi dan kapas yang artinya keadilan social bagi
seluruh rakyat Indonesia.
13
• Makna dari semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” memiliki arti walau
berbeda-beda,tetapi tetap satu jua yaitu Indonesia.
14
undangan lainnya, seperti misalnya ketetapan MPR, undang-undang,
peraturan pemerintah dan lain sebagainya.
15
2.3.3 Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indonesia
16
khas yang dapat membedakan bangsa Indonesia dari bangsa yang lain.
Terdapat kemungkinan bahwa tiap-tiap sila secara terlepas dari yang lain
bersifat universal, yang juga dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia
ini, akan tetapi kelima sila yang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan itulah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
17
2.4.2 BUTIR SILA KE DUA (2)
KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
1. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan
kewajiban antara sesama manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
PERSATUAN INDONESIA
18
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
19
11. Menghargai hasil karya orang lain.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pancasila diartikan sebagai lima dasar yang dijadikan sebagai Dasar Negara
dan Pandangan Hidup Bangsa.
Suatu bangsa tidak akan berdiri kokoh tanpa Dasar Negara yang
kuat.Dengan Dasar Negara suatu bangsa tidak akan terombang-ambingkan
dalam menghadapi berbagai permasalahan baik dari dalam maupun luar.
21
itu,dan kepribadian itu ditetapkan sebagai Pandangan Hidup Bangsa dan
Dasar Negara
7. a. Secara lisan:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Peri Kesejahteraan Rakyat
b. Secara tertulis:
3.2 Saran
22