Anda di halaman 1dari 15

Kamis, 2009 Juli 02

mikroba endofit

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tumbuhan adalah salah satu potensi kekayaan alam Indonesia yang dapat
dimanfaatkan dalam mempertahankan kesehatan masyarakat . Bahkan sampai
saat ini pun menurut perkiraan badan kesehatan dunia (WHO), 80% penduduk
dunia masih menggantungkan dirinya pada pengobatan tradisional termasuk
penggunaan obat yang berasal dari tanaman. Sampai saat ini seperempat dari
obat-obat modern yang beredar di dunia berasal dari bahan aktif yang diisolasi
dan dikembangkan dari tumbuhan

Menurut hasil penelitian, diperkirakan di seluruh dunia terdapat 250 ribu


tumbuhan tingkat tinggi (Sidik, R, 2004). Dari 250.000 jenis tumbuhan tingkat
tinggi seperti ditemukan di atas 54 % diantaranya terdapat di hutan-hutan
tropika dan Indonesia dengan hutan tropikanya yang mengandung lebih dari
30.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi sangat berpotensial untuk diteliti dan
dikembangkan oleh para peneliti Indonesia

Dari jenis tersebut sekitar 20% merupakan tumbuhan obat yang digunakan
sebagai obat tradisional. Indonesia dikenal sebagai salah satu dari tujuh negara
yang mempunyai keajaiban keanekaragaman hayati, karena memiliki sekitar
1000 tumbuhan yang dapat dikelompokkan sebagai tumbuhan obat (Sidik,
R,2004).

Potensi tanaman sebagai bahan baku obat juga sangat berhubungan dengan
keberadaan organisme endofit pada jaringan tanaman dan merupakan sumber
penemuan bahan baku obat . Mikroba endofit adalah mikroba yang hidup di
dalam jaringan tanaman pada periode tertentu dan mampu hidup dengan
membentuk koloni dalam jaringan tanaman tanpa membahayakan inangnya Dari
sejumlah besar tumbuhan di Indonesia dapat ditemukan keanekaragaman
endofit yang sangat besar yang berpotensi sebagai bahan baku obat secara
alami. Potensi yang sangat besar dari mikroba endofit ini belum dikembangkan
dan dimanfaatkan secara maksimal dalam proses indrustrialisasi di Indonesia.

Oleh masyarakat tradisional, berbagai jenis tanaman sudah digunakan sebagai


tanaman obat secara turun temurun yang tanpa disadari bahwa tanaman
tersebut mengandung senyawa antibiotik yang cukup ampuh untuk mengobati
infeksi kuman , dimana senyawa tersebut bisa saja dihasilkan oleh endofit yang
hidup bersimbiosis dengan tanaman.

Pemanfaatan endofit sebagai sumber bahan baku obat karena kemampuannnya


menghasilkan senyawa biologi atau metabolit. Metabolit sekunder yang
dihasilkan ini diduga sebagai akibat transfer genetik antara tanaman dan
endofitnya yang disebabkan oleh asosiasi endofit dengan tanaman inangnya
yang sedemikian kuat (Aisyah, 2004).
Mikroba endofit biasanya terdapat dalam suatu sistem jaringan seperti daun,
ranting, atau akar tumbuhan. Mikroba ini dapat menginfeksi tumbuhan sehat
pada jaringan tertentu dan mampu menghasilkan mikotoksin, enzim serta
antibiotika. Asosiasi beberapa mikroba endofit dengan tumbuhan inang mampu
melindungi tumbuhan inangnya dari beberapa patogen virulen, baik bakteri
maupun jamur (Strobel, G,2002).

Salah satu tanaman yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai
obat tradisional adalah tanamana Manggis (Garcinia sp), dimana tanaman ini
mudah diperoleh dan diyakini masyarakat . Beberapa penelitian menyatakan
ternyata telah ditemukan mikroba endofit pada tanaman manggis (Garcinia sp).

I.2 Perumusan Masalah

Sampai saat ini upaya untuk menemukan senyawa obat dari endofit dari
tanaman masih sangat kurang dibandingkan dengan kebutuhan akan obat
terutama antimikroba yang sudah sangat besar. Hal ini seiring dengan sejumlah
antimikroba sudah tidak dapat dimanfaatkan karena tingginya tingkat resistensi
dari kuman, sehingga diperlukan senyawa antimikroba baru yang dapat
dimanfaatkan sebagai antimikroba dimasa akan datang yang dapat diperoleh
dalam jumlah yang besar dengan biaya yang lebih murah.

Upaya untuk menggali sumber bahan baku obat terutama untuk mikroba endofit
yang terdapat pada tanaman Garcinia sp masih sangat kurang sehingga
keanekaragaman endofitnya belum diketahui dan dengan demikian senyawa
kimia sebagai antimikroba sampai saat ini belum banyak terisolasi dan
teridentifikasi dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu sumber daya
alam Indonesia sampai saat ini belum termanfaatkan dengan baik.

I.3 Tujuan Program

1. Melakukan isolasi mikroba endofit dari tumbuhan Garcinia sp.

2. Melakukan skrining terhadap ekstrak isolat mikroba endofit.

I.4 Luaran yang diharapkan

Dalam penelitian ini diharapkan ditemukan mikroba endofit yang terdapat dalam
tanaman manggis Garcinia sp yang berpotensi digunakan sebagai kandidat
antimikroba.

I.5 Kegunaan Program

Kegunaan program penelitian ini adalah melatih kreativitas mahasiswa dalam


melakukan kegiatan penelitian, dan memberikan informasi lebih lanjut kepada
masyarakat bahwa dalam Garcinia terdapat mikroba endofit yang berpotensi
sebagai sebagai antibakteri, sehingga berpotensi untuk dikembangkan lebih
jauh.

II. Tinjauan Pustaka


Manggis ( Garcinia sp) , salah satu genus tumbuhan yang memiliki potensi yang
cukup besar untuk dikembangkan menjadi obat berbagai penyakit. Tumbuhan ini
memiliki banyak jenis spesies diantaranya Garcinia atroviridis, Garcinia dulcis,
Gracinia lateriflora, Garcinia latissim, Garcinia mangostana L, Garcinia nervosa,
Garcinia nigro, dan masih banyak lagi (Yamal, ,2001). Tumbuhan ini termasuk
genus tumbuhan berbuah yang kebanyakan buahnya bisa dimakan. Beberapa
spesies menghasilkan resin berwarna kuning yang digunakan sebagai pernis dan
mengobati luka.

Garcinia mangostana merupakan salah satu spesies yang telah banyak diteliti.
Gopalakrishnan, G (1997) menemukan kandungan senyawa yang diperoleh
bermacam-macam seperti triterpeneoid, tannin, resin berwarna kuning dan juga
xanthon sebagai kandungan senyawa aktif yang paling banyak. Garcinia jenis ini
memiliki aktivitas farmakologi seperti antileukimia, anti bakteri, antioksidan
(Wahyuono, S ,1999), anti radang, anti diare (Rukachaisiriku, V ,2003),

Garcinia speciosa dan Garcinia multiflora memiliki kandungan senyawa aktif


yang berpotensi sebagai anti-HIV (Rukachaisiriku,2003, Adaramoya, dkk 2005).
Garcinia celebica dan Garcinia tetandra memiliki potensi sebagai antibakteri.
Garcinia kola memiliki potensi sebagai free radical scavenger dan sebagai
inhibitor pertumbuhan virus Ebola . Tumbuhan Garcinia ini juga telah digunakan
masyarakat sebagai obat untuk menurunkan kadar kolesterol (Verheij, E ,2003).

Kemampuan Garcinia sebagai penghasil senyawa antimikroba dapat saja


berhubungan dengan keberadaan endofit pada Garcinia. Keanekaragaman
endofit dari tanaman Manggis (Garcinia sp) sangat memungkinkan untuk
menemukan berbagai macam senyawa kimia yang berpotensi besar sebagai
bahan baku obat. Sebagai contoh senyawa alkaloid Kinkona yang berhasil
diisolasi dari bakteri,khamir dan kapang yang hidup sebagai endofit pada
tanaman Cinchona spp (Simanjuntak,P, dkk, 2002) dan senyawa taksol yang
diisolasi dari Taxomyces andreana yang hidup pada tanaman Taxus brevifolia
(Strobel, 1996)

III. Metode Pelaksanaan Program

III.1 Alat yang digunakan

Tabung reaksi, cawan petri, gelas piala, labu Erlenmeyer, pipet tetes, gelas ukur,
corong, botol semprot, skalpel, pinset, keras saring , jarum ose, spatula, cuvet,
shaker , pembakar bunsen, mikropipet, corong pisah Bucher, Timbangan
elektrik, vortex, inkubator, stirer, pHmeter, Pencadang silinder pipih, jangka
sorong, mikrowave, eksikator, aspirator, oven, centrifugator, tabung
centrifuge,evaporator.

III.2 Bahan yang digunakan

Tanaman manggis (Garcinia sp), Nutrien Agar (Difco), Glucose Nutrien


Agar,Glucose Nutrien Broth, Corn Meal Agar (Difco), Potato Dextrose Agar
(Difco), Potato Dextrose Broth (Difco), PGA Medium, etanol 75%, NaOCl , Asam
asetat glacial (merck), Kloramfenikol,Lactofenol Cotton Blue,
III.3 Metode Kerja

1. Pemilihan Tanaman

Jenis tanaman yang akan digunakan adalah Tanaman Manggis (Garcinia


mangostana) yang dapat diperoleh dari Kota Makassar . Bagian tanaman yang
diambil adalah pada daerah batang, kemudian dilakukan sterilisasi pada
permukaan batang . Permukaan batang dicuci dengan air mengalir selama 10
menit, kemudian dipotong melintang selebar 2 cm. Potongan batang kemudian
direndam didalam etanol 75% selama 3 menit, NaOCl 5,25% selama 5 menit ,
dan ethanol 75% selama 0,5 menit. Potongan kemudian diletakkan diatas tisu
steril, kemudian dibagi lagi sehingga didapatkan potongan sepanjang + 1 cm.
Selanjutnya tiap potongan dibelah menjadi 2 bagian yang sama secara
longitudinal.

2. Kultivasi Endofit dari tanaman manggis

Potongan batang tanaman manggis diatas yang diperkirakan mengandung


kapang dan bakteri endofit diletakkan diatas medium perbenihan mikroba
( Untuk kapang menggunakan medium CMM ditambah dengan kloramfenikol
0,05% dan untuk bakteri menggunakan medium NA). Bagian dalam tanaman
harus menempel pada media . Tiap cawan petri berisi 4 potongan. Selanjutnya
media yang telah diinokulasi dengan potongan tanaman manggis diinkubasi
pada suhu 370C selama 24 jam( Untuk bakteri) dan suhu kamar (untuk kapang)
selama 5 sampai 21 hari tergantung pertumbuhan kapang.

3. Isolasi Endofit dari media perbenihan

Kapang dan bakteri endofit yang telah tumbuh kemudian yang menunjukkan ciri
dan karakeristik yang berbeda kemudian diisolasi masing- masing jenis kedalam
medium isolasi yang sama dengan media perbenihan. Kemudian diinkubasi
kembali seperti pada waktu kultivasi awal. Setelah itu masing isolat dimurnikan
pada cawan petri yang telah berisi media perbenihan dan agar miring PDA
( untuk kapang ) dan Nutrien Agar (untuk bakteri)

Kapang dan bakteri yang telah tumbuh pada medium isolasi diambil dengan stik
steril dan pindahkan ke cawan yang telah berisi media PDA dan NA. Kemudian
diinkubasi kembali dengan cara yang sama diatas. Tiap koloni kapang dan
bakteri ditransfer kedalam masing-masing satu cawan dikerjakan duplo, satu
untuk working culture dan satu lagi ke agar miring untuk stok culture.

4. Fermentasi Isolat Kapang Endofit Tanaman Manggis

Untuk menghasilkan suspensi koloni kapang endofit dilakukan fermentasi


kapang endofit. Fermentasi ini dilakukan untuk semua isolat kapang yang
berhasil diisolasi. Koloni murni kapang endofit pada media agar miring PDA
diambil kira-kira 1 x 1 cm dan diinokulasi ke dalam medium PDB dan diinkubasi
pada suhu kamar dengan shaker inkubator 150 rpm selama 120 jam.
Setelah didapatkan suspensi koloni kapang endofit, masing-masing kultur
disentrifuge 3000 rpm selama 15 menit. Supernatan diambil dan disaring dengan
filter 0,22 µm. Supernatan ini kemudian akan digunakan untuk bioassay sebagai
larutan uji I.

Biomassa yang tersisa diambil kemudian ditambahkan 2 ml methanol, dicampur


dengan vortex mixer. Kemudian larutan sentrifugasi selama 10 menit, 3000 rpm.
Supernatant pada ekstrak metanol tersebut diambil untuk bioassay sebagai
larutan uji II.

5. Fermentasi Isolat Bakteri Endofit Tanaman Manggis

Untuk menghasilkan suspensi koloni bakteri endofit dilakukan fermentasi bakteri


endofit. Fermentasi ini dilakukan untuk semua isolat bakteri yang berhasil
diisolasi. Koloni murni bakteri endofit pada media agar miring GNB diambil kira-
kira 1 x 1 cm dan diinkubasi pada suhu kamar dengan shaker inkubator 150 rpm
selama 120 jam.

Setelah didapatkan suspensi koloni kapang endofit, masing-masing kultur


disentrifuge 3000 rpm selama 15 menit. Supernatan diambil dan disaring dengan
filter 0,22 µm. Supernatan ini kemudian akan digunakan untuk bioassay sebagai
larutan uji I.

Biomassa yang tersisa diambil kemudian ditambahkan 2 ml methanol, dicampur


dengan vortex mixer. Kemudian larutan sentrifugasi selama 10 menit, 3000 rpm.
Supernatant pada ekstrak metanol tersebut diambil untuk bioassay sebagai
larutan uji II.

6. Skrining mikroba endofit penghasil antimikroba dari tanaman


manggis

Aktivitas antimikroba dari isolat kapang dan bakteri terhadap Candida


albicans

100 ml media PGA disterilkan menggunakan autoklaf pada suhu 121


C selama 15 menit. Kemudian media disimpan dalam penangas air dengan suhu
48,5 C untuk menjaga agar media tidak memadat.Selanjutnya , tambahkan
kultur Candida albicans hingga didapatkan kerapatan akhir 105 CFU/ml media.
Campuran media PGA dan kultur dituang kedalam petri persegi panjang dan
biarkan sampai memadat.

Aktivitas antimikroba dilakukan dengan menggunakan metode difusi agar cara


cakram. Larutan uji I (supernatan suspensi koloni endofit) dan larutan uji II
(supernatan ekstrak biomassa dalam metanol) dipakai untuk menguji adanya
aktivitas antimikroba dengan cara sebagai berikut. Celupkan dua paper disc
dengan diameter 8 mm masing-masing kedalam larutan uji I dan II, lalu
keringkan diatas kertas saring steril. Kemudian letakkan secara aseptik masing-
masing pada permukaan medium yang telah berisi Candida albicans. Selanjunya
inkubasi selama 2-5 hari pada suhu 27 C. Seelah diinkubasi , amati zona
hambatan yang terbentuk pada petri persegi dan ukur diameternya dengan
jangka sorong.

Semua isolat kapang dan bakeri endofit dilakukan cara yang sama diatas untuk
mengetahui kemampuan menghasilkan antimikroba yang paling efektif..

b. Aktivitas antimikroba dari isolat kapang terhadap bakteri uji

100 ml media NA disterilkan menggunakan autoklaf pada suhu 121


C selama 15 menit. Kemudian media disimpan dalam penangas air dengan suhu
48,5 C untuk menjaga agar media tidak memadat.Selanjutnya , tambahkan
kultur bakteri uji hingga didapatkan kerapatan akhir 105 CFU/ml media.
Campuran media NA dan kultur dituang kedalam petri persegi panjang dan
biarkan sampai memadat. Kultur bakteri uji yang digunakan antara lain E.coli,
Staphylococcus aereus, Bacillus subtilis)

Aktivitas antimikroba dilakukan dengan menggunakan metode difusi agar cara


cakram. Larutan uji I (supernatan suspensi koloni endofit) dan larutan uji II
(supernatan ekstrak biomassa dalam metanol) dipakai untuk menguji adanya
aktivitas antimikroba dengan cara sebagai berikut. Celupkan dua paper disc
dengan diameter 8 mm masing-masing kedalam larutan uji I dan II, lalu
keringkan diatas kertas saring steril. Kemudian letakkan secara aseptik masing-
masing pada permukaan medium yang telah berisi bakteri uji . Selanjunya
inkubasi selama 2-5 hari pada suhu 27 C. Setelah diinkubasi , amati zona
hambatan yang terbentuk pada petri persegi dan ukur diameternya dengan
jangka sorong.

Semua isolat kapang dan bakteri endofit dilakukan cara yang sama diatas untuk
mengetahui kemampuan menghasilkan antimikroba yang paling efektif.

c. Fermentasi dan uji aktivitas kapang dan bakteri endofit penghasil


antimikroba

Kapang dan bakteri endofit dari hasil uji aktivitas antimikroba yang menunjukkan
kemampuan menghasilkan antimikroba yang ditandai dengan terbenuknya zona
hambatan yang terbesar kemudian difermentasikan kembali ke dalam medium
PDB (untuk kapang) dan GNB (untuk bakteri )

Setelah didapatkan suspensi koloni mikroba endofit, masing-masing kultur


disentrifuge 3000 rpm selama 15 menit. Supernatan diambil dan disaring dengan
filter 0,22 µm. Supernatan ini kemudian akan digunakan untuk bioassay sebagai
larutan uji I.

Biomassa yang tersisa diambil kemudian ditambahkan 2 ml methanol, dicampur


dengan vortex mixer. Kemudian larutan sentrifugasi selama 10 menit, 3000 rpm.
Supernatant pada ekstrak metanol tersebut diambil untuk bioassay sebagai
larutan uji II.

Setelah itu dilakukan uji aktivitas antimikroba kembali seperti diatas.

IV.Pelaksanaan program
IV.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2009,
pengambilan sampel dilakukan di Makassar, kemudian pelaksanannya di
Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Hasanuddin.

IV. 2. Tahapan pelaksanaan

Bulan ke-
No
Kegiatan 1
. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0

1 Penyiapan alat dan bahan X

2 Pengambilan sampel X

3 Kultivasi dan isolasi X

4 Fermentasi X X

5 Uji aktivitas antimikroba X X

Pembuatan laporan dan


6 X X
seminar

IV.3 Pelaksanaan

Pengambilan sampel penelitian

Pengambilan sampel tanaman manggis dilakukan kota Makassar, bagian


tanaman yag diambil yakni pada bagian batang,

Kultivasi dan Isolasi

Mikroba endofit hasil isolasi dipurifikasi hingga dihasilkan koloni bakteri bakteri
endofit tunggal dan koloni fungi endofit tunggal.

Fermentasi mikroba endofit

Koloni bakteri tunggal dan koloni fungi tunggal difermentasi dalam medium cair
yang sesuai, dan disentrifugasi untuk diperoleh supernatant dan biomassanya
dan selanjutnya dilakukan larutan uji I dan II

Uji aktivitas antimikroba

Uji daya antimikroba dilakukan terhadap supernatant dan supernatant ekstrak


methanol dengan teknik difusi menggunakan pencadang silinder pipih.

IV.4 Rancangan dan realisasi Biaya

BIAYA

Anggaran untuk komponen peralatan


No. Nama Alat Jumlah Harga Satuan Total

(Rp/unit) (Rp.)

1. Indikator pH 1 set 100.000,- 100.000,-

2. Artemia salina 200.000,- 250.000,-

3. Mikropipet 1 set 250.000,- 1.000.000,-

4. Tip mikropipet 2 set 100.000,- 200.000,-

Total Jumlah 1.550.000,-

Anggaran untuk bahan habis pakai (material penelitian)

No. Nama Bahan Kegunaan Jumla Harga Total


h Satuan
(Rp.)
(Rp/unit)

1. Nutrien agar Media tumbuh 500m 600.000,- 600.000,-


g

2. Media GNA Media tumbuh 500m 600.000,- 600.000,-


g

3. Media CMA Media Tumbuh 500m 600.000,- 600.000,-


g

4. Media PDA Media tumbuh 500m 600.000,- 600.000,-


g

5. Media PGA Media tumbuh 500m 600.000,- 600.000,-


g

6. Ethanol Bahan 1 liter 200.000,- 200.000,-


ekstraksi

7. NaCl Bahan 100m 200.000,- 200.000,-


ekstraksi g

8. Asam asetat Bahan 1 ltr 200.000,- 200.000,-


glasial ekstraksi

9. Laktofenol Bahan 1 ltr 200.000,- 200.000,-


ekstraksi

10. Nbutanol Bahan 1 ltr 300.000,- 300.000,-


ekstraksi

11 Etil asetat Bahan 1 ltr 350.000,- 350.000,-


ekstraksi

12. Kloramfenikol Antibiotik 200.000,- 200.000,-

13. N Heksana Bahan 1 ltr 350.000,- 350.000,-


ekstraksi

14. Plat KLT Silica 2 gl 250.000,- 500.000,-


Gel

Total jumlah 3.650.000,


-

Anggaran Untuk Perjalanan

No Kegiatan Tujuan Jumlah Harga Total (Rp)


Satuan
(Rp)

1 Transportasi kota 250.000,- 500.000,-

Total jumlah 1.000.000,-

Anggaran untuk laporan dan publikasi

No. Perincian Jumlah Harga Satuan Total

( Rp ) ( Rp. )

1. Kertas A4 2 rim 25.000,- 50.000,-

2. Tinta Printer 4 buah 100.000,- 400.000,-

3. USB 2 buah 100.000,- 200.000,-

4. Roll Film Biasa 2 buah 50.000,- 100.000,-

Total Jumlah 750.000,-

V. Hasil Dan Pembahasan

V.1 Hasil Penelitian

V.1.1 Isolasi Mikroba Endofit dari Tanaman Manggis Garcinia


mangostana

Mikroba endofit yang diperoleh dari hasil isolasi( untuk bakteri selama 24 jam
dan kapang 5-21 hari), menunjukkan bahwa dari satu bagian tanaman inang
memperlihatkan isolasi endofit yang berbeda keragamannya. Contoh hasil isolasi
mikroba endofit tanaman manggis dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 1. Contoh hasil isolasi mikroba endofit batang manggis pada


permukaan kupas NA

V.1.2 Purifikasi Mikroba Endofit


Hasil purifikasi mikroba endofit diperoleh 6 isolat murni yang terurai pada tabel 1

:TABEL 1

HASIL PURIFIKASI MIKROBA ENDOFIT

Isolat Bagian Tanaman Keterangan


Endofit

F1 Batang tanaman Isolate berwarna hijau

F2 Batang tanaman Isolate berwarna hitam

F3 Batang tanaman Isolate berwarna kuning

F4 Batang tanaman Isolate berwarna putih

B1 Batang tanaman Isolate berwarna putih

B2 Batang tanaman Isolate berwarna putih

F1 F2 F3

F4 B1 B2

Gambar 2. Hasil purifikasi mikroba endofit pada manggis

V.1.3 Fermentasi mikroba endofit

Hasil suspensi koloni fungi dan bakteri endofit melalui proses fermentasi cair,
dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 3. Hasil fermentasi mikroba endofit

Hasil fermentasi cair bakteri dan fungi disentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm,
selama 10 menit sehingga terpisah menjadi 2 bagian yaitu pellet dan
supernatant.Supernatan yang dihasilkan digunakan sebagai larutan uji I.
Biomassa yang tersisa diambil kemudian ditambahkan 2 ml methanol, dicampur
dengan vortex mixer. Kemudian larutan sentrifugasi selama 10 menit, 3000 rpm.
Supernatant pada ekstrak metanol tersebut diambil untuk bioassay sebagai
larutan uji II.

V.1.4 Skrining Mikroba Endofit Penghasil antimikroba dari tanaman


Manggis

Hasil uji aktivitas antimikroba diperoleh daya hambatan yang berbeda-beda


terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Bacillus subtilis dan Candida
albicans berdasarkan diameter zona hambatan yang terbentuk dari ekstrak
mikroba endofit terurai pada tabel 1.

Ekstra Diameter Zona Hambat


k
Eschericia Bacillus Staphylococcus Candida
endofi
coli subtilis aureus albicans
t

B1 I 8,5 mm 10,5 mm 12, mm 11,2 mm

B1 II 9,3 mm 12,3 mm -

B2 I - - 13,1 mm 8,8 mm

B2 II 13,1 mm 13,7 mm 7,1 mm 11,3 mm

F1 I 8,2 mm 11,3 mm 12 mm 10,5 mm

F1 II 10,1 mm 10,23 mm - 10,1 mm

F2 I - 13,1 mm 11 mm 13 mm

F2 II 13,2 mm - 11,21 mm

F3 I 11 mm 13,8 mm 13,5 mm -

F3 II 12,51 mm 11,23 mm 10,43 mm

F4 I 10 mm 12,3 mm 12,1 mm -

F4 II 12,86 mm 10,9 mm - -

Keterangan :

B : bakteri endofit F: Fungi endofit

I : Larutan uji I(supernatant) II: larutan uji II(supernatant ekstrak methanol)

V.2 Pembahasan

Rangkaian penelitian yang dilakukan dari tanaman manggis diawali dengan


kegiatan isolasi mikroba endofit. Mikroba endofit yang diperoleh dari hasil isolasi
menunjukkan bahwa dari satu bagian tanaman inang memperlihatkan isolate
endofit yang berbeda keragamannya. Produksi zat antimikroba dilakukan dengan
fermentasi cair dengan menggunakan media PDB. Zat antimikroba yang
dihasilkan oleh isolate endofit pada fermentasi cair dipanen dengan teknik
sentrifugasi 3000 rpm selama 15 menit, karena jika kecepatannya terlalu tinggi
dikhawatirkan endapan yang terbentuk dari sel terlalu padat sehingga sukar
untuk dilarutkan kembali dan bahkan dapat menyebabkan autolysis sel itu
sendiri. Dari hasil sentrifuge diperoleh pellet dan supernatant. Supernatan ini
kemudian akan digunakan untuk bioassay sebagai larutan uji I. Biomassa yang
tersisa diambil kemudian ditambahkan 2 ml methanol, diperoleh supernatant
pada ekstrak metanol tersebut diambil untuk bioassay sebagai larutan uji II.
Isolasi mikroba endofit menghasilkan empat fungi endofit dan 2 bakteri endofit.
Adapun jumlah bakteri yang didapat sedikit dibandingkan dengan fungi endofit.
Hal ini kemungkinan disebabkan pengelompokan antara bakteri dan fungi
endofit dilakukan secara kasat mata, observasi di bawah mikroskop tidak
dilakukan. Morfologi bakteri dan khamir sulit dibedakan secara kasat mata, beda
halnya dengan morfologi kapang yang mudah dikenali secara kasat mata. Pada
penelitian ini,semua fungi endofit yang dihasilkan termasuk jenis kapang.

Uji daya antimikroba dilakukan menggunakan mikroba uji Escherichia coli,


Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Candida albicans dengan metode difusi
dengan silinder pipih.. Hasil uji daya antimikroba menunjukkan aktivitas
antimikroba yang berbeda-beda dari tiap isolat, begitupun dengan diameter zona
hambat yang diberikan, baik antara isolat terhadap satu mikroba uji maupun
satu terhadap keempat mikroba uji, ukurannya bervariasi.Contohnya isolat B1 I
memberikan diameter yang berbeda-beda terhadap Escherichia coli, Bacillus
subtilis, Staphylococcus aureus, dan Candida albicans. Isolat B1 I, B1 II,B2 II, F1 I,
dan F2 II memberikan diameter yang berbeda-beda terhadap Bacillus subtilis,
Isolat F1 I, F1 II,F2 II, F3 I, dan F4 memberikan diameter yang berbeda terhadap
Escherichia coli. Diameter yang paling besar diberikan oleh isolat B2 II (13,7 mm)
terhadap Bacillus subtilis dibanding dengan diameter dari isolat-isolat lain.
Berikut foto hasil uji daya hambat ekstrak mikroba endofit terhadap Escherichia
coli dan Candida albicans:

AB

Gambar 4. Foto hasil uji daya hambat ekstrak mikroba endofit manggis terhadap
Escherichia coli (A) dan Candida albicans (B) masa inkubasi 24 jam

Potensi yang sama juga ditunjukkan pada penghambatan terhadap


Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis sebagaimana yang ditunjukkan pada
tabel I dan gambar 4.

AB

Gambar 5 Foto hasil uji daya hambat ekstrak mikroba endofit manggis
terhadap Staphylococcus aureus(A) dan Bacillus subtilis (B) masa
inkubasi 24 jam.

Diameter yang berbeda-beda dari volume ekstrak yang sama disebabkan oleh
beberapa beberapa kemungkinan yaitu

konsentrasi bahan aktif lebih tinggi

Aktivitas bahan aktif lebih tinggi


Konsentrasi dan aktivitas bahan aktif tinggi.

Dari semua hasil yang didapat menunjukkan bahwa aktivitas antimikroba

positif paling banyak dihasilkan dari mikroba uji Bacillus subilis. Oleh karena itu
mikroba endofit tanaman manggis Garcinia mangostana memiliki prospek untuk
digunakan sebagai antibakteri gram positif, khususnya bakteri Bacillus subtilis
yang menyebabkan penyakit pada manusia, hewan maupun tanaman.

VI. Kesimpulan dan Saran

VI.1. Kesimpulan

Isolasi mikroba endofit dari tanaman manggis menghasilkan 6 isolat murni yakni
empat isolat fungi endofit dan dua bakteri endofit.

Ekstrak medium dari bakteri B1, fungi F1, F3, dan F4 memberikan zona
hambatan terhadap Escherichia coli.

Ekstrak medium dari bakteri B1, B2’, fungi F1, F2’, F3, dan F4 memberikan zona
hambatan terhadap Bacillus subtilis.

Ekstrak medium dari bakteri B1’, B2, fungi F1 dan F2 memberikan zona
hambatan terhadap Candida albicans.

VI.2 Saran

Perlu dilakukan lebih lanjut mengenai optmasi medium dan teknik fermentasi
serta perbaikan dalam melakukan pemanenan.isolasi, dan identifikasi isolat
mikroba endofit yang mempunyai daya antimikroba yang dihasilkan oleh
mikroba endofit tanaman manggis.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan bakteri uji yang lain
untuk mendapatkan data yang lengkap.

VII. Daftar Pustaka

1. Sidik, R., Tanaman Obat Kekayaan Hayati Terabaikan, Majalah-


farmacia.com, Vol. IV, No. 4, November 2004.

2. Wahyuono, S., dkk, Characterization of Bioactive Substance α-Mangostin


Isolated from The Hull of Garcinia Mangostana L., Majalah Farmasi
Indonesia 10 (3), 127-134 (1999).

3. trobel, G., dkk, Natural Products from Endophytic Microorganism, J. Nat.


Prod., 2004, 67, 257-268.

4. Aisyah, I., Skrining Mikroba Endofit Penghasil Antimikroba dari Tanaman


Temu Putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) terhadap E. coli, Bacillus
subtilis, Canida albicans dan A.niger, Skripsi Sarjana Farmasi ISTN, 2004.
5. Jamal, Y., dkk, Penapisan Fitokimia, Uji Toksisitas dan Anti Bakteri dari
Ekstrak Kulit Batang Garcinia celebica dan G. tetandra, Majalah Farmasi
Indonesia, 12 (4), 181-185, 2001.

6. Rukachaisiriku, V., Anti-HIV-1 Protostane Triterpenes and


Digeranylbenzophenone from Trunk Bark and Stems of Garcinia speciosa,
Plant Med 2003; 69: 1141-1146.

7. Adaramoya, dkk, Comparative Study on the Antioxidant Properties of


Flavonoids of Garcinia Kola Seeds, Pakistan Journal of Medical Sciences
Vol. 21, No. 3, July-September 2005.

8. Verheij, E., W., M., Coronel, R., E., Prosea Sumber Daya Nabati Asia
Tenggara 2, Buah-buahan yang Dapat Dimakan, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 1997.

9. Gopalakrishnan, G., dkk, Evaluation of the Antifungal Activity of Natural


Xanthones from Garcinia mangostana and Their Derivatives, J. Nat. Prod.,
Vol. 60: 519-524, 1997.

10.Strobel, G., Microbial Gifts from Rain Forests, Can. J. Plant. Pathol., Vol. 24:
14-20, 2002.

ABSTRAK

Penyebaran penyakit infeksi yang tinggi dan gejala resistensi bakteri merupakan
pendorong pencarian antibiotik baru, salah satu caranya adalah dengan
pemanfaatan mikoba endofit. Pada penelitian ini telah dilakukan isolasi mikroba
endofit tanaman manggis Garcinia mangostana dan uji daya hambat dari
masing-masing ekstrak isolate mikroba endofit yang didapatterhadap
Escherichia coli, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, dan Candida albicans.
Rangkaian penelitian yang dilakukan dimulai dengan isolasi mikroba enofit
hingga diperoleh isolate endofit yang berbeda-beda, kemudian dpurifikasi guna
mendapat isolate murni endofit. Ekstrak dibuat dengan cara fermentasi cair
isolate murni endofit kemudian dipanen dengan cara sentrifuge pada 3000 rpm
selama 15 menit sehingga diperoleh supernatant dan pellet. Supernatant yang
diperoleh dilakukan untuk larutan uji I, dan biomassa yang tersisa diekstraksi
dengan methanol dan diperoleh supernatant eksrak methanol. Ekstrak yang
diperoleh diuji daya antimikrobanya menggunakan teknik difusi dengan silinder
pipih, pengamatan dlakukan dengan melihat adanya zona bening yang
terbentuk. Sebanyak 6 isolat yang diperoleh dari hasil isolasi mikroba endofit
tanaman manggis telah dipisahkan ke dalam kelompok isolate bakteri dan
isolate kapang endofit. Semua ekstrak isolate mikroba endofit menunjukkan hasil
yang berbeda-beda terhadap zona hambatan yang terbentuk terhadap mikroba
uji Escherichia coli, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, dan Candida
albicans. Dari keseluruhan hasil uji mikrobiologi yang didapat menunjukkan
aktivitas antimikroba positif, paling banyak terhadap bakteri uji Bacillus subtilis.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
Rahmatnya sehingga laporan akhir PKM yang berjudul “Isolasi dan karakterisasi
senyawa bioaktif dari Mikroba endofit pada Garcinia sp.” Dapat terselesaikan
dengan baik.

Penulis menyadari bahwa banyak hambatan yang ditemui selama penyususnan


dan penyelesaian laporan ini, namun atas bantuan dan bimbingan dari semua
pihak hambatan tersebut dapat teratasi. Untuk itu penulis mengucapkan terimah
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya pada ibu Dra. Zaraswaty
Dwiyana M.Si selaku pembimbing kegiatan program Kreativitas Mahasiswa (PKM)
ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari


kesempurnaan. Oleh karena kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan demi kesempurnaan penulisan dimasa mendatang. Akhir kata,
penulis memohon kepada Allah SWT semoga laporan PKMP ini bermanfaat bagi
kita semua terutama bagi perkembangan dunia sains dan teknologi, serta amal
baik yang diberikan oleh semua pihak mendapat imbalan dari Allah SWT. Amin
ya Rabbal Alamin

Makassar juni 2009

Anda mungkin juga menyukai