mikroba endofit
I. PENDAHULUAN
Tumbuhan adalah salah satu potensi kekayaan alam Indonesia yang dapat
dimanfaatkan dalam mempertahankan kesehatan masyarakat . Bahkan sampai
saat ini pun menurut perkiraan badan kesehatan dunia (WHO), 80% penduduk
dunia masih menggantungkan dirinya pada pengobatan tradisional termasuk
penggunaan obat yang berasal dari tanaman. Sampai saat ini seperempat dari
obat-obat modern yang beredar di dunia berasal dari bahan aktif yang diisolasi
dan dikembangkan dari tumbuhan
Dari jenis tersebut sekitar 20% merupakan tumbuhan obat yang digunakan
sebagai obat tradisional. Indonesia dikenal sebagai salah satu dari tujuh negara
yang mempunyai keajaiban keanekaragaman hayati, karena memiliki sekitar
1000 tumbuhan yang dapat dikelompokkan sebagai tumbuhan obat (Sidik,
R,2004).
Potensi tanaman sebagai bahan baku obat juga sangat berhubungan dengan
keberadaan organisme endofit pada jaringan tanaman dan merupakan sumber
penemuan bahan baku obat . Mikroba endofit adalah mikroba yang hidup di
dalam jaringan tanaman pada periode tertentu dan mampu hidup dengan
membentuk koloni dalam jaringan tanaman tanpa membahayakan inangnya Dari
sejumlah besar tumbuhan di Indonesia dapat ditemukan keanekaragaman
endofit yang sangat besar yang berpotensi sebagai bahan baku obat secara
alami. Potensi yang sangat besar dari mikroba endofit ini belum dikembangkan
dan dimanfaatkan secara maksimal dalam proses indrustrialisasi di Indonesia.
Salah satu tanaman yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai
obat tradisional adalah tanamana Manggis (Garcinia sp), dimana tanaman ini
mudah diperoleh dan diyakini masyarakat . Beberapa penelitian menyatakan
ternyata telah ditemukan mikroba endofit pada tanaman manggis (Garcinia sp).
Sampai saat ini upaya untuk menemukan senyawa obat dari endofit dari
tanaman masih sangat kurang dibandingkan dengan kebutuhan akan obat
terutama antimikroba yang sudah sangat besar. Hal ini seiring dengan sejumlah
antimikroba sudah tidak dapat dimanfaatkan karena tingginya tingkat resistensi
dari kuman, sehingga diperlukan senyawa antimikroba baru yang dapat
dimanfaatkan sebagai antimikroba dimasa akan datang yang dapat diperoleh
dalam jumlah yang besar dengan biaya yang lebih murah.
Upaya untuk menggali sumber bahan baku obat terutama untuk mikroba endofit
yang terdapat pada tanaman Garcinia sp masih sangat kurang sehingga
keanekaragaman endofitnya belum diketahui dan dengan demikian senyawa
kimia sebagai antimikroba sampai saat ini belum banyak terisolasi dan
teridentifikasi dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu sumber daya
alam Indonesia sampai saat ini belum termanfaatkan dengan baik.
Dalam penelitian ini diharapkan ditemukan mikroba endofit yang terdapat dalam
tanaman manggis Garcinia sp yang berpotensi digunakan sebagai kandidat
antimikroba.
Garcinia mangostana merupakan salah satu spesies yang telah banyak diteliti.
Gopalakrishnan, G (1997) menemukan kandungan senyawa yang diperoleh
bermacam-macam seperti triterpeneoid, tannin, resin berwarna kuning dan juga
xanthon sebagai kandungan senyawa aktif yang paling banyak. Garcinia jenis ini
memiliki aktivitas farmakologi seperti antileukimia, anti bakteri, antioksidan
(Wahyuono, S ,1999), anti radang, anti diare (Rukachaisiriku, V ,2003),
Tabung reaksi, cawan petri, gelas piala, labu Erlenmeyer, pipet tetes, gelas ukur,
corong, botol semprot, skalpel, pinset, keras saring , jarum ose, spatula, cuvet,
shaker , pembakar bunsen, mikropipet, corong pisah Bucher, Timbangan
elektrik, vortex, inkubator, stirer, pHmeter, Pencadang silinder pipih, jangka
sorong, mikrowave, eksikator, aspirator, oven, centrifugator, tabung
centrifuge,evaporator.
1. Pemilihan Tanaman
Kapang dan bakteri endofit yang telah tumbuh kemudian yang menunjukkan ciri
dan karakeristik yang berbeda kemudian diisolasi masing- masing jenis kedalam
medium isolasi yang sama dengan media perbenihan. Kemudian diinkubasi
kembali seperti pada waktu kultivasi awal. Setelah itu masing isolat dimurnikan
pada cawan petri yang telah berisi media perbenihan dan agar miring PDA
( untuk kapang ) dan Nutrien Agar (untuk bakteri)
Kapang dan bakteri yang telah tumbuh pada medium isolasi diambil dengan stik
steril dan pindahkan ke cawan yang telah berisi media PDA dan NA. Kemudian
diinkubasi kembali dengan cara yang sama diatas. Tiap koloni kapang dan
bakteri ditransfer kedalam masing-masing satu cawan dikerjakan duplo, satu
untuk working culture dan satu lagi ke agar miring untuk stok culture.
Semua isolat kapang dan bakeri endofit dilakukan cara yang sama diatas untuk
mengetahui kemampuan menghasilkan antimikroba yang paling efektif..
Semua isolat kapang dan bakteri endofit dilakukan cara yang sama diatas untuk
mengetahui kemampuan menghasilkan antimikroba yang paling efektif.
Kapang dan bakteri endofit dari hasil uji aktivitas antimikroba yang menunjukkan
kemampuan menghasilkan antimikroba yang ditandai dengan terbenuknya zona
hambatan yang terbesar kemudian difermentasikan kembali ke dalam medium
PDB (untuk kapang) dan GNB (untuk bakteri )
IV.Pelaksanaan program
IV.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2009,
pengambilan sampel dilakukan di Makassar, kemudian pelaksanannya di
Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Hasanuddin.
Bulan ke-
No
Kegiatan 1
. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0
2 Pengambilan sampel X
4 Fermentasi X X
IV.3 Pelaksanaan
Mikroba endofit hasil isolasi dipurifikasi hingga dihasilkan koloni bakteri bakteri
endofit tunggal dan koloni fungi endofit tunggal.
Koloni bakteri tunggal dan koloni fungi tunggal difermentasi dalam medium cair
yang sesuai, dan disentrifugasi untuk diperoleh supernatant dan biomassanya
dan selanjutnya dilakukan larutan uji I dan II
BIAYA
(Rp/unit) (Rp.)
( Rp ) ( Rp. )
Mikroba endofit yang diperoleh dari hasil isolasi( untuk bakteri selama 24 jam
dan kapang 5-21 hari), menunjukkan bahwa dari satu bagian tanaman inang
memperlihatkan isolasi endofit yang berbeda keragamannya. Contoh hasil isolasi
mikroba endofit tanaman manggis dapat dilihat sebagai berikut:
:TABEL 1
F1 F2 F3
F4 B1 B2
Hasil suspensi koloni fungi dan bakteri endofit melalui proses fermentasi cair,
dapat dilihat sebagai berikut :
Hasil fermentasi cair bakteri dan fungi disentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm,
selama 10 menit sehingga terpisah menjadi 2 bagian yaitu pellet dan
supernatant.Supernatan yang dihasilkan digunakan sebagai larutan uji I.
Biomassa yang tersisa diambil kemudian ditambahkan 2 ml methanol, dicampur
dengan vortex mixer. Kemudian larutan sentrifugasi selama 10 menit, 3000 rpm.
Supernatant pada ekstrak metanol tersebut diambil untuk bioassay sebagai
larutan uji II.
B1 II 9,3 mm 12,3 mm -
B2 I - - 13,1 mm 8,8 mm
F2 I - 13,1 mm 11 mm 13 mm
F2 II 13,2 mm - 11,21 mm
F3 I 11 mm 13,8 mm 13,5 mm -
F4 I 10 mm 12,3 mm 12,1 mm -
F4 II 12,86 mm 10,9 mm - -
Keterangan :
V.2 Pembahasan
AB
Gambar 4. Foto hasil uji daya hambat ekstrak mikroba endofit manggis terhadap
Escherichia coli (A) dan Candida albicans (B) masa inkubasi 24 jam
AB
Gambar 5 Foto hasil uji daya hambat ekstrak mikroba endofit manggis
terhadap Staphylococcus aureus(A) dan Bacillus subtilis (B) masa
inkubasi 24 jam.
Diameter yang berbeda-beda dari volume ekstrak yang sama disebabkan oleh
beberapa beberapa kemungkinan yaitu
positif paling banyak dihasilkan dari mikroba uji Bacillus subilis. Oleh karena itu
mikroba endofit tanaman manggis Garcinia mangostana memiliki prospek untuk
digunakan sebagai antibakteri gram positif, khususnya bakteri Bacillus subtilis
yang menyebabkan penyakit pada manusia, hewan maupun tanaman.
VI.1. Kesimpulan
Isolasi mikroba endofit dari tanaman manggis menghasilkan 6 isolat murni yakni
empat isolat fungi endofit dan dua bakteri endofit.
Ekstrak medium dari bakteri B1, fungi F1, F3, dan F4 memberikan zona
hambatan terhadap Escherichia coli.
Ekstrak medium dari bakteri B1, B2’, fungi F1, F2’, F3, dan F4 memberikan zona
hambatan terhadap Bacillus subtilis.
Ekstrak medium dari bakteri B1’, B2, fungi F1 dan F2 memberikan zona
hambatan terhadap Candida albicans.
VI.2 Saran
Perlu dilakukan lebih lanjut mengenai optmasi medium dan teknik fermentasi
serta perbaikan dalam melakukan pemanenan.isolasi, dan identifikasi isolat
mikroba endofit yang mempunyai daya antimikroba yang dihasilkan oleh
mikroba endofit tanaman manggis.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan bakteri uji yang lain
untuk mendapatkan data yang lengkap.
8. Verheij, E., W., M., Coronel, R., E., Prosea Sumber Daya Nabati Asia
Tenggara 2, Buah-buahan yang Dapat Dimakan, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 1997.
10.Strobel, G., Microbial Gifts from Rain Forests, Can. J. Plant. Pathol., Vol. 24:
14-20, 2002.
ABSTRAK
Penyebaran penyakit infeksi yang tinggi dan gejala resistensi bakteri merupakan
pendorong pencarian antibiotik baru, salah satu caranya adalah dengan
pemanfaatan mikoba endofit. Pada penelitian ini telah dilakukan isolasi mikroba
endofit tanaman manggis Garcinia mangostana dan uji daya hambat dari
masing-masing ekstrak isolate mikroba endofit yang didapatterhadap
Escherichia coli, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, dan Candida albicans.
Rangkaian penelitian yang dilakukan dimulai dengan isolasi mikroba enofit
hingga diperoleh isolate endofit yang berbeda-beda, kemudian dpurifikasi guna
mendapat isolate murni endofit. Ekstrak dibuat dengan cara fermentasi cair
isolate murni endofit kemudian dipanen dengan cara sentrifuge pada 3000 rpm
selama 15 menit sehingga diperoleh supernatant dan pellet. Supernatant yang
diperoleh dilakukan untuk larutan uji I, dan biomassa yang tersisa diekstraksi
dengan methanol dan diperoleh supernatant eksrak methanol. Ekstrak yang
diperoleh diuji daya antimikrobanya menggunakan teknik difusi dengan silinder
pipih, pengamatan dlakukan dengan melihat adanya zona bening yang
terbentuk. Sebanyak 6 isolat yang diperoleh dari hasil isolasi mikroba endofit
tanaman manggis telah dipisahkan ke dalam kelompok isolate bakteri dan
isolate kapang endofit. Semua ekstrak isolate mikroba endofit menunjukkan hasil
yang berbeda-beda terhadap zona hambatan yang terbentuk terhadap mikroba
uji Escherichia coli, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, dan Candida
albicans. Dari keseluruhan hasil uji mikrobiologi yang didapat menunjukkan
aktivitas antimikroba positif, paling banyak terhadap bakteri uji Bacillus subtilis.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
Rahmatnya sehingga laporan akhir PKM yang berjudul “Isolasi dan karakterisasi
senyawa bioaktif dari Mikroba endofit pada Garcinia sp.” Dapat terselesaikan
dengan baik.