Anda di halaman 1dari 10

BAB IX

TEORI ASAL USUL BUMI DAN KEHIDUPAN

Hingga saat ini teori tentang asal usul bumi cukup beragam dan tidak
menentu. Tidak satupun dari teori-teori dapat diterima dengan
sepenuhnya, tetapi juga tidak ada satupun yang bisa kita abaikan
begitu saja. Kosmologiawan yang menganut teori steady state tetap
beranggapan bahwa alam semesta ini tanpa asal-usul. Kelompok lain
berhipotesis bahwa cikal bakal jagad raya berupa sebuah bola
neutron yang meledak sebagai dentuman besar (big bang). Ada pula
yang menduga alam raya ini muncul dari satu atau beberapa lubang
hitam. Ada beberapa teori yang cukup terkenal mengenai asal-usul
bumi; Teori tumbukan (de Bufon 1749), Teori Nebular (Immanuel Kant
1755 dan M.P.S de Laplace 1796, serta Teori Planetisimal (T.C
Chamberlin dan F.R Moulton 1900).
a. Teori Tumbukan Bufon
Bufon (1749) dalam bukunya Natural History menerangkan
bahwa system planet di tata surya terbentuk karena adanya
tumbukan benda angkasa luar terhadap matahari. Benda yang
disebut komet sangatlah besar sehingga menyerempet matahari
dan beberapa serpihan bagian matahari terlepas tadi berpusing
dan mengitari matahari. Pada mulanya serpihan tadi dalam
bentuk gas, tetapi dengan segera gas-gas tadi mendingin dan
terkondensasi menjadi bola cair. Pendinginan terus berjalan
sehingga bola cair tadi memadat dan menciut sehingga
mencapai ukuran seperti sekarang. Salah satu bola cair yang
menciut itu adalah bumi kita sekarang.

b. Teori Nebular
Immanuel Kant (1755) dan de Laplace (1796), dalam waktu dan
tempat yang berbeda mempunyai gagasan yang mirip tentang
asal-usul system planet di tata surya ini. Karena itu teori mereka
sering disebut sebagai teori Kant-Laplace. Menurut teori
awalnya matahari kita dikelilingi oleh awan gas raksasa yang
tersebar dengan dengan radius sejauh planet terluar dari
matahari. Awan gas yang disebut nebula ini diduga berasal dari
ledakan-ledakan yang terjadi di matahari yang melemparkan
bagian-bagian atmosfirnya. Ledakan ini mirip dengan peristiwa
ledakan supernova yang terjadi pada tahun 1572. Ledakan
bintang yang dasyat itu diperkirakan cukup untuk menghasilkan
nebula sebanyak itu.
Nebula berputar terus mengikuti perputaran matahari sampai
nebula membentuk susunan seperti piringan. Gravitasi matahari
menarik awan nebula kearah matahari, tetapi dilain pihak
putaran (rotasi) menyebabkan mereka cenderung terlempar ke
arah luar. Lama kelamaan awan gas tadi membentuk gumpalan-
gumpalan yang berputar mengelilingi matahari selanjutnya
memadat membentuk bola padat menjadi planet-planet,
diantaranya bumi kita.

c. Teori Planetisimal
Pada tahun 1900 T. C. Chamberlin dan F. R. Moulton,
merumuskan Teori Planetisimal yang beranjak dari konsep
nebula. Nebula ini menurut mereka terbentuk karena tarikan
gravitasi bintang yang lebih besar dari pada matahari yang
mendekati matahari. Akan tetapi nebula tersebut bukan
merupakan gas melainkan berupa partikel padat yang
dinamakan Planetisimal atau planet kecil.
Planetisimal ini berputar mengitari matahari saling berdesak-
desakan membentuk bagian yang lebih padat. Ketika pemadatan
itu berlangsung masing-masing gumpalan terus membesar
dengan menarik lebih banyak planetisimal. Semakin banyak
membesar, gravitasi naik, pertumbuhan makin cepat sehingga
membentuk sebuah bola planet. Pemadatan yang begitu intensif
menyebabkan suhu naik sehingga bagian dalam bumi membara.

Asal Usul Kehidupan

Sedikitnya ada lima teori yang menerangkan bagaimana kehidupan di


bumi, adalah:

1) Teori ciptaan, yang menyatakan bahwa kehidupan adalah hasil


ciptaan suatu kekuatan supranatural.
2) Teori genaratio spontania, menyatakan bahwa kehidupan
berasal dari benda tak hidup.
3) Teori steady-state, menyatakan bahwa kehidupan ini tanpa asal-
usul.
4) Teori kosmos, menyatakan kehidupan di bumi ini berasal dari
suatu tempat di alam semesta.
5) Teori evolusi biokimia, yang menyatakan bahwa kehidupan
muncul melalui proses-proses yang bekerja menurut hukum
fisika dan kimia.

a. Teori Ciptaan
Adalah teori yang percaya bahwa kehidupan merupakan hasil
ciptaan khusus oleh suatu kekuatan supranatural di masa
lampau. Dianut oleh sebagian besar peradaban dan agama besar
di dunia. James Ussher (1650) mengumumkan hasil
perhitungannya bahwa dunia diciptakan Tuhan pada bulan
Oktober 4004 SM. Empat tahun kemudian Lighfoot seorang
sarjana Injil memperbaiki perhitungan tersebut dan
menyatakan bahwa: “Langit dan bumi diciptakan pada waktu
yang bersamaan, dan manusia diciptakan oleh Trinitas pada jam
09.00 pagi tanggal 26 Oktober 4004 SM.
Andaikan perhitungan itu tepat, maka sewaktu Adam diciptakan
berdasarkan bukti-bukti arkeologi, maka pada saat itu di Timur
Tegah sudah ada manusia dengan peradaban kota yang sangat
maju. Andaikan semua umat Nasrani sepakat bahwa Injil itu
merupakan wahyu Tuhan untuk umat manusia, maka terdapat
banyak perbedaan dalam menafsirkan panjang hari (lamanya)
yang tertera dalam genesis.

b. Teori Generatio Spontanea


Aristoteles (384 – 322 BC) yang sering disebut sebagai Bapak
Biologi, percaya bahwa kehidupan muncul secara spontan (tiba-
tiba). Menurut Aristoteles pada benda-benda tertentu terdapat
bahan aktif yang berfungsi sebagai daya hidup yang dapat
menghasilkan mahluk hidup bila keadaan (lingkungan) cocok
dan memungkinkan. Daya hidup itu antara lain terdapat di
dalam telur yang sudah dibuahi. Akan tetapi Aristoteles salah
besar apabila dia menyebutkan bahwa sinar matahari, lumpur,
daging busuk juga mengandung daya hidup. Orang-orang yang
kritis tidak bisa menerima begitu saja teori generatio spontanea,
salah satu diantaranya Redi, biologiwan dari Italia.
Redi (1668) melakukan percobaan dengan menaruh beberapa
kerat daging ikan, belut dan ular ke dalam dua kelompok toples
bermulut besar. Satu kelompok toples dibiarkan terbuka, satu
kelompok lainnya lagi tertutup rapat. Beberapa waktu kemudian
dia melihat bahwa daging di dalam toples terbuka sudah
berulat, sedangkan yang ditoples tertutup tidak. Ternyata daging
dalam sering dihinggapi lalat. Maka kesimpulannya ulat pada
daging terbuka berasal dari lalat tidak lain adalah larva lalat. Jadi
percobaan Redi merupakan penyangkalan terhadap teori

generatio spontanea.

Beberapa penelitian lainnya seperti:

a. Leewenhoek; Percaya bahwa jasad renik itu berasal dari


organisme yang sudah ada. Misalnya pada jerami kering yang
terendam air hujan yang murni, didalam air rendaman itu
muncul mikroorganisme.
b. Needham (1745); Mikroorganisme itu muncul secara spontan
dari benda-benda tak hidup.
c. Spallanzani (1765); Pendidihan air telah menyebabkan semua
bentuk kehidupan mahluk hidup renik di dalam air kaldu
mati, karenanya aktivitas kehidupan tidak muncul.
d. Louis Pasteur (1860); Air kaldu rusak oleh mikroorganisme
yang sudah ada di dalam air kaldu tersebut atau oleh mikroba
yang datang dari udara yang masuk ke dalam labu.
Setelah melalui beberapa penelitian lainnya, tebuktilah bahwa
teori spontanea generatio itu salah. Sejak itu lahirlah slogan:
semua mahluk hidup berasal dari telur dan telur berasal dari
mahluk hidup, dengan kata lain mahluk hidup itu berasal dari
mahluk hidup yang sudah ada sebelumnya. Teori ini dikenal
sebagai teori biogenesis. Sedangkan teori generatio spontanea
yang percaya bahwa organisme muncul secara spontan dari
materi tak hidup dikenal dengan teori abiogenesis.

c. Teori Steady-state
Teori ini menegaskan bahwa bumi ini tidak punya asal-usul,
sudah sejak sediakala mampu mendukung kehidupan hanya
mengalami sedikit perubahan dan mahluk hidup yang
terkandung di dalamnyapun tanpa asal-usul. Teori ini sama
sekali tidak mempercayai teori dentuman besar (big bang),
apalagi teori evolusi mahluk hidup. Menurut teori ini mahluk
hidup sudah beragam sejak dulu dan tidak bertambah
ragamnya, yang terjadi hanyalah penambahan jumlah
individunya saja dan peristiwa kepunahan. Steady-state
menolak bukti-bukti paleontology yang menyatakan bahwa
keberadaan dan ketiadaan fosil menandakan peristiwa
munculnya spesies baru dan kepunahan organisme. Contoh,
kasus ikan Lattimeria, bukti fosil menunjukkan bahwa ikan yang
punah akhir zaman kapur telah ditemukan kembali hidup di
daerah Madagaskar karena proses migrasi. Pandagan tersebut
berubah, berlimpahnya fosil di suatu strata batuan berkaitan
dengan populasi dan perpindahan organism ke kawasan
tersebut yang kebetulan cocok untuk tempat berlangsungnya
proses fosilisasi.

d. Teori Kosmos
Teori ini tidak memberikan penjelasan tentang mekanisme
munculnya mahluk hidup kecuali menyebutkan bahwa
kehidupan berasal dari luar bumi. Menurut reori ini kehidupan
mungkin telah muncul beberapa kali pada berbagai masa dan
berbagai tempat.Teori dengan nama lain teori panspermia ini
mengajukan beberapa bukti sebagai penguat pandangannya.
Bukti-bukti itu adalah berulang kali ditemukan UFO
(Unidentified Flying Object), lukisan gua berupa gambar benda
mirip roket dan mahluk ruang angkasa serta laporan masyarakat
tentang pertemuan dengan mahluk lain.
Wahana angkasa Rusia dan Amerika telah mendapatkan bukti-
bukti bahwa sangat tipis kemungkinannya di tata surya kita ada
kehidupan lain, tetapi tidak bisa memberikan gambaran tentang
kemungkinan kehidupan di luar tata surya kita
e. Teori Evolusi Biokimia
Teori ini menyatakan bahwa kehidupan di bumi ini muncul
melalui proses-proses yang bekerja menurut hukum fisika dan
kimia. Berdasarkan temuan-temuan di alam hasil-hasil
percobaan di laboratorium, sejauh ini teori inilah yang dianggap
paling bisa diterima. Sepintas lalu teori evolusi biokimia ini mirip
dengan teori generatio spontanea. Perbedaannya adalah bahwa
menurut teori generate spontaneae benda-benda tak hidup
mengandung daya hidup bisa langsung menjelma menjadi
mahluk hidup. Menurut teori evolusi biokimia terbentuknya
mahluk hidup itu tidak terjadi sekaligus, melainkan melalui
tahapan evolusioner yang panjang. Mula-mula terbentuk
molekul asam amino dan nukleotida. Kemudian molekul-
molekul sederhana tadi bersenyawa membentuk polimer-
polimer besar: polipeptida dan polinukleotida. Polimer tadi
terus berkembang dan mampu bereplikasi, membesar, dan
seterusnya terbentuklah sel hidup.

Anda mungkin juga menyukai