Anda di halaman 1dari 4

1.

2 Sifat dan kegunaan


Metanol juga dikenal sebagai metil alkohol, karbinol, metil hidroksida,
metilol, monohidroksimetana, alcohol kayu, hidroksimetana, atau nafta kayu. Nomor
CAS untuk metanol adalah 67-56-1. Nomor limbah metanol berdasarkan RCRA
(Resource Conservation and Recovery Act) adalah U154 dan UN 1230. Densitas
metanol pada suhu kamar 25 oC adalah 0,7918 g/cm3 . Panas pembentukan metanol
sebagai gas (ΔHof gas) adalah -201,1 ± 0,2 kJ/mol, sedangkan untuk pembentukan
metanol cair (ΔHof cair) adalah -239,5 ± 0,2 kJ/mol.
Kapasitas panas pada temperatur konstan metanol sebagai gas (Cp,gas) pada
suhu kamar adalah 44 J/Kmol, sedangkan untuk metanol cair adalah 80 ± 1 J/Kmol.
Konstanta hukum Henry (KoH) untuk kelarutan metanol dalam air pada 298,15 K
adalah 210 ± 10 mol/kg-bar. Temperatur kritis dan tekanan metanol masing-masing
adalah 513 ± 1,2 K dan 81 ± 1,0 bar, sedangkan titik didih dan titik leleh normal
metanol masing-masing adalah 337,8 ± 0,3 K dan 176 ± 1,0 K. Titik tripel metanol
adalah 175,5 ± 0,5 K. Titik nyala metanol adalah 11 oC, entalpi penguapan metanol
pada suhu kamar (ΔHovap) adalah 37,83 kJ/mol.
Metanol dapat digunakan sebagai pelarut super kritis atau cosolvent untuk
berbagai proses modern. Gugus hidroksil dalam bentuk struktur molekulnya
memungkinkan mempunyai sifat khusus yang biasanya tidak dapat dicapai dari
karbon dioksida. Titik kritisnya lebih tinggi dari karbon dioksida tetapi lebih rendah
daripada H2O. Keasaman metanol adalah pKa = 15,5 dan viskositas pada 20oC adalah
0,59 mPa.s. Karena titik beku yang rendah, metanol telah populer digunakan sebagai
cairan pembersih kaca depan saat cuaca dingin. Konsentrasi 30% dari berat dapat
memberikan perlindungan anti beku hingga -20oC. Karena gugus hidroksil di
metanol, ia memiliki kecendrungan yang kuat untuk ikatan hidrogen.
Ikatan hidrogen bukanlah ikatan yang sebenarnya, tetapi partikular kuat
terbentuk dari interaksi dipol-dipol. Ikatan O-H yang sangat terpolarisasi
meninggalkan atom hidrogen dengan sebagian muatan positif yaitu hidrogen
elektrofilik. Elektron ini memiliki afinitas yang kuat untuk electron non-ikatan dan
dengan demikian membentuk intermolekular dengan elektron non-ikatan pada atom
oksigen. Membandingkan kedua isomer antara etanol (C2H5OH) dan dimetileter
(CH3OCH3), keduanya memiliki formulasi C2H6O, etanol memiliki titik didih jauh
lebih tinggi yaitu (78 oC) dibandingkan dimetileter (-25 oC). Perbedaan yang
signifikan yaitu 100oC pada titik didih ini karena etanol memiliki hidrogen O-H, yang
secara ekstensif ikatan hidrogen, sedangkan dimetileter tidak mempunyai ikatan
hidrogen.
Metanol juga mudah bereaksi dengan asam karboksilat untuk memproduksi
ester, dengan air sebagai produk samping dari reaksi kondensasi. Metanol merupkan
reaktan penting dalam pembuatan biodiesel melalui reaksi transesterifikasi. Adanya
gugus metil dalam formula memberikan afinitas kimia terhadap hidrokarbon, dan
dengan itu metanol menunjukkan kelarutan yang sangat baik terhadap berbagai bahan
organik, dan gugus hidroksil mendorong kelarutan air yang sangat baik. Sifat ganda
dari kelarutan membuat metanol menjadi zat yang bagus untuk bahan bakar
oksigenasi serta penghilang kadar air dari bensin. Sebagai penghilang kadar air
dalam sistem bahan bakar bensin, metanol membuat campuran terner yang bisa
dicampur (bensin-metanol-air) daripada campuran biner yang tidak bias dibedakan
(bensin-air).
Metanol mempunyai peringkat oktan 105 (Research Octane Number,RON)
dan dapat digunakan sebagai penambah oktan. Karena kinerja yang tinggi dengan
rasio kompresi yang tinggi membutuhkan peringkat oktan yang lebih tinggi daripada
zat yang lainnya, metanol digunakan sebagai bahan bakar balap. Karena mengandung
oksigen yang tinggi (50% dari massa) pada struktur molekul metanol, menjadikan
metanol sebagai bahan bakar oksigen yang baik. Namun, harus diperhatikan bahwa
tekanan campuran uapnya meningkat secara substansial lebih tinggi dari campuran
oksigenat lain yang menyatu seperti MTBE (methyl-t-butylether) dan etanol,
sehingga tidak populer sebagai bahan bakar campuran bensin. Tekanan uap
meningkat karena campuran bensin biasanya diukur dengan Reid vapor pressure.
Tekanan uap tinggi campuran bensin dapat meningkatkan peluang untuk
penguapan emisi bahan bakar serta resiko memiliki “vapor lock” di saluran bahan
bakar. Selanjutnya, metanol jika terhirup atau terkonsumsi, lebih beracun daripada
etanol. Evaporasi emisi bahan bakar harus diperhatikan khusus terhadap kualitas
udara lingkungan selama periode musim panas, ketika hidrokarbon yang dipancarkan
secara langsung berkaitan dengan masalah lingkungan “tingkat ozon tinggi di udara”.
Metode umum untuk mengukur tekanan uap produk minyak adalah uji Reid
vapor pressure, atau Rvp test. Pada dasarnya ada dua metode yang disetujui oleh
ASTM, yaitu Reid method (ASTM D323-99a) dan Dry method (ASTM D4953-99a).
Reid method meliputi pengukuran eksperimental tekanan uap bensin, minyak mentah
yang mudah menguap, dan produk minyak bumi lainnya yang mudah menguap,
termasuk minyak mentah, bensin, bensin campuran MTBE, bahan bakar
penerbangan, dan produk minyak lainnya.
Ada empat prosedur yang disediakan oleh metode ini, tergantung pada jenis
dan rentang tekanan uap dari bahan bakar yang diuji. Namun, metode ini tidak
berlaku untuk liquefied petroleum gas (LPG) dan bensin beroksigen kecuali bensin
campuran MTBE. Penentuan tekanan uap LPG tercakup didalam ASTM D1267,
sedangkan penentuan tekanan uap campuran bensin-oksigenat diperlakukan didalam
ASTM D4953. Metode yang terakhir ini disebut sebagai Dry method, yang berlaku
untuk sebagian besar bensin beroksigen, kecuali campuran bensin MTBE, dengan
rentang tekanan uap dari 35 hingga 100 kPa (5 sampai 15 psi).
Ada algoritma termodinamika yang dikembangkan untuk memperkirakan Rvp
tanpa melakukan pengukuran aktual. Algoritma yang dikembangkan oleh Vazquez-
Esparragoza memakai persamaan keadaan dari Gas Processors Association Soave-
Redlich-Kwong dan mengasumsikan bahwa volume cairan dan gas aditif. Mereka
menemukan kesesuaian antara prediksi model dan data eksperimen.
Sekitar 70% dari methanol yang di produksi diseluruh dunia digunakan dalam
sintesis kimia. Dalam urutan kepentingan: formaldehid, metil-tert-butil eter (MTBE),
asam asetat, dimetileter (DME), propena, metil metaklirat, dan dimetil tereftalat
(DMT). Penggunaan untuk aplikasi energi dan bahan bakar, baik secara langsung atau
dalam bentuk produk hilir metanol, semakin penting terutama di negara berkembang
saat ini. Metanol dapat digunakan sebagai bahan baku untuk sintesis kimia, sebagai
sumber energi, dan lainnya.
Sebagai bahan baku untuk sintesis kimia
-Formaldehid, merupakan produk paling penting yang disintesis dari metanol. Pada
2011, 28% metanol yang di produksi di seluruh dunia digunakan untuk mensintesis
produk. Meskipun diperkirakan peningkatan produksi formaldehid tahunan dapat
diamati selama tahun-tahun terakhir, bagian relatif tentang pemakaian metanol
menurun karena produk lain (terutama propena dan aplikasi bahan bakar) meningkat
lebih banyak. Proses yang digunakan semuanya didasarkan pada oksidasi metanol
dengan oksigen atmosferik. Mereka berbeda terutama berkaitan dengan temperatur
dan sifat dari katalis yang digunakan.
-Metil tert butyl eter (MTBE), diproduksi dengan mereaksikan metanol dengan
isobutene pada penukar ion asam. Eter ini adalah penguat oktan yang ideal dan
penting karena pengenalan kelas bensin tanpa timbal dan kesadaran akan bahaya yang
mungkin dari komponen oktan aromatik tinggi selama dekade terakhir. Namun,
karena masalah keamanan (misalnya MTBE lolos dari tangki penyimpanan karena
tekanan uap yang tinggi), produk ini tidak diterima dengan baik selama tahun terakhir
terutama di negara-negara barat. Hal ini menyebabkan penurunan konsumsi metanol
dari 27% pada tahun 1996 menjadi hanya 11% pada tahun 2011. Sekarang, minat
komersial bergeser ke etil tert-butil eter (ETBE) sebagai pengganti MTBE. Namun
demikian, keseluruhan produksi MTBE perlu ditingkatkan lagi karena meningkatnya
penggunaan dan kapasitas produksi di negara-negara berkembang, seperti Asia dan
Timur Tengah.

Anda mungkin juga menyukai