Gambar 3.1.
Bottom Water Injection (from aquifer)
Gambar 3.2.
Edge Water Injection
Gambar 3.3.
Crestal Water Injection
Ketiga jenis injeksi air di atas adalah yang paling banyak dilakukan pada
injeksi air untuk pressure maintenance. Sedangkan injeksi air kedalam zone minyak
atau dispersed water injection, dimana air injeksi mendesak minyak yang ada dalam
arah lateral menuju sumur-sumur produksi sesuai dengan pola injeksinya, umumnya
untuk water flooding.
V = 1,976 f h re 10 −5
2
( ) ............................................................................. (3-2)
Gambar 3.4.
Komplesi Sumur Injeksi
Gambar 3.5.
Diagram Sistem Produksi Secara Umum
Pada umumnya peralatan untuk operasi injeksi air ini terdiri dari :
a. Pompa
Merupakan alat yang memberikan tekanan masuk injeksi.
b. Storage Tank
Yaitu tangki tempat pengumpul air bersih yang disiapkan untuk diinjeksikan ke
dalam sumur setelah mengalami penanganan pada bagian yang khusus untuk
membersihkannya.
c. Pipa Alir
Merupakan pipa yang dipakai sebagai media alir untuk fluida injeksi yang akan
dimasukkan ke dalam reservoir setelah dipompakan. Pemakaian dan
pemilihannya tergantung pada debit injeksi dari fluida yang direncanakan serta
tekanan dan faktor ekonomi.
3.3. Perkiraan Ulah Reservoir
Peramalan perilaku reservoir merupakan satu cara yang dapat digunakan
untuk memperkirakan perolehan minyak atau gas dari suatu reservoir. Adapun
metode yang digunakan untuk memperkirakan perolehan minyak adalah metode
material balance.
Perkiraan laju produksi dan perolehan minyak kumulatif dengan
menggunakan persamaan material balance, terlebih dahulu dilakukan suatu perkiraan
harga water cut dimasa yang akan datang, dengan mengambil setiap harga dari hasil
ekstrapolasi kurva yang diperoleh dari data produksi masa lalu. Dari perbandingan
ini diketahui bahwa kenaikan harga water cut terhadap waktu selama periode injeksi
air akan meningkat (relatif linier) sampai mendekati harga 100 %.
Untuk memperkirakan water influx dalam reservoir, dapat digunakan
persamaan material balance dan untuk perhitungan konstantanya dapat digunakan
persamaan laju water influx dari Schiltuis Steady State. Dari hasil perhitungan
dWe/dt dengan persamaan material balance dan Schiltuis akan dihasilkan harga
konstanta (k), untuk kondisi terjadinya penurunan tekanan reservoir yang stabil, akan
didapat suatu harga konstanta rata-rata dari laju water influx tersebut. Harga
konstanta ini dapat digunakan untuk melakukan perhitungan perkiraan water influx
di masa yang akan datang serta memperkirakan perolehan minyak kumulatif dari
reservoir tersebut dengan menggunakan material balance. Perhitungan perkiraan laju
produksi dan perolehan minyak kumulatif diatas dapat dilakukan, hingga kondisi
produksi mendekati harga water cut 100 % dan dengan memperhitungkan laju water
influx dan laju injeksi air yang konstan selama periode produksi perkiraan. Secara
jelasnya, langkah-langkah perkiraan laju produksi minyak yang diharapkan oleh
adanya laju water influx (dWe/dt) yang dihitung dengan persamaan material balance
adalah sebagai berikut :
1. Perkiraan besarnya laju pengosongan reservoir dV/dt untuk setiap harga tekanan
reservoir yang dipilih. Persamaan laju pengosongan adalah :
dV
= Bt q o +( R −R si ) B g q o +q w Bw ...................................................... (3-6)
dt
WC
qw = x qo ....................................................................................... (3-7)
1 −WC
Perkiraan water cut (WC = water cut, %) diperoleh dari data produksi selama
periode injeksi, yang harganya semakin besar pada setiap periode.
2. Injeksi air sebagai pressure maintenance, maka diharapkan laju pengosongan
reservoir adalah sebanding dengan laju water influx dan injeksi airnya, maka :
dV dWe dWi
= + , sehingga qo yang diharapkan adalah
dt dt dt
dWe dWi
+
qo = dt dt
WC ................................................... (3-8)
[
Bt +( R − Rsi ) B g + ] B
1 −WC w
Seperti telah diuraikan sebelumnya, perkiraan laju produksi (q o) dan perolehan
minyak kumulatif (Np) dilakukan sampai harga water cut mendekati 100 %, pada
kondisi ini dianggap hanya air yang terproduksi ke permukaan.
= − −
pad wktu +SCFgasterlu diprouksan diresvoi
mNBoi
Gf =
Bgi
+ NRsi − N p R p − N − N p Rs
[ ] [( ) ]
SCF gasbebasdire −
servoir pada waktu t =
mNBoi
−
Bgi
[ ] [( ) ]
+ NRsi − N p R p − N − N p Rs Bg
− Pengurangan volume gas =
mNBoi
m × N × Boi − { + N × Rsi− Np × Rp − (N − Np) × Rs} × Bg .............. (3-10)
B gi
Perubahan volume air
− Volume air mula-mula di reservoir = W, cuft
− Produksi air kumulatif = Wp × Bw, cuft
− Volume air yang merembes ke dalam reservoir = We, cuft
− Pertambahan volume air = (W + We − Wp × Bw) − W = We − Wp × Bw ........ (3-11)
Dengan menggabungkan persamaan (3-9), (3-10) dan (3-11), dan kemudian
disederhanakan dengan Boi = Bti, Bt = Bo + (Rsi − Rs) Bg, persamaan untuk N adalah :
N =
[ ( ) ] (
N p Bt + R p − Rsi B g − We − Wp Bw )
mB ................................................. (3-12)
Bt − Bti +
B
(B −B )
ti
g gi
gi
dimana :
N = cadangan minyak mula-mula, STB
Np = produksi minyak kumulatif, STB
Wp = produksi air kumulatif, STB
Bo = faktor volume formasi minyak, BBL/STB
Bg = faktor volume formasi gas, BBL/STB
Bw = faktor volume formasi air, BBL/STB
Bt = faktor volume formasi dua fasa, BBL/STB
Rs = kelarutan gas dalam minyak,SCF/STB
Rp = perbandingan kumulatif gas/minyak, SCF/STB
We = water influx, BBL
Wp = produksi air kumulatif, STB
m = perbandingan antara volume gas bebas awal dengan volume minyak
awal di dalam reservoir.
Dengan dilakukannya injeksi air, maka air yang masuk ke dalam reservoir
adalah We* , dimana :
We* = We + Wi ........................................................................................ (3-13)
Sehingga persamaan (3-12) menjadi :
N p { Bt + ( R p − Rsi ) B g − (We + Wi − W p .Bw )}
N=
( Bt − Bti ) + m Bti ( Bg − Bgi ) ........................................ (3-14)
B gi
Perkiraan perilaku reservoir dengan menggunakan metode material balance
mendasarkan kepada lima jenis pendorong, yaitu : water drive, segregation drive,
depletion drive, gas cap drive, serta combination drive.
Bg
We = N p { Bt + ( R p − Rsi ) B g } + W p .Bw − N ( Bt − Boi ) + mBoi
− 1 ........ (3-18)
B gi
Untuk periode produksi setelah dilakukan injeksi air maka perhitungan water influx
dengan persamaan diatas dilakukan dengan memperhitungkan besar injeksi air (Wi).
Bg
We = N p { Bt + ( R p − Rsi ) B g } + W p .Bw − N ( Bt − Boi ) + mBoi
− 1 − Wi ...(3-19)
B gi
Karakteristik mekanisme pendorong yang bekerja dalam suatu reservoir dapat
ditentukan dari index pendorong (drive index) menggunakan persamaan material
balance di bawah ini :
N ( Bt − Bti ) +
m.NBti
( Bg − B gi ) + (We − W p .Bw ) + Wi
B gi ............................ (3-20)
=1
N p { Bt + ( R p − Rsi ) B g }
dimana :
N ( Bt − Bti )
DDI =
N p { Bt + ( R p − Rsi ) B g }
...................................................................... (3-21)
mNBti
( Bg − Bgi )
B gi ....................................................................... (3-22)
SDI =
N p { Bt + ( R p − Rsi ) B g }
We − W p .Bw
WDI =
N p { Bt + ( R p − Rsi ) B g }
...................................................................... (3-23)
Wi
IDI =
N p { Bt + ( R p − Rsi ) B g }
....................................................................... (3-24)
dimana :
DDI = depletion drive index
SDI = segregation drive index
WDI = water drive index
IDI = injected drive index.
Sehingga penjumlahan keempat index pendorong adalah sama dengan satu, atau :
DDI + SDI + WDI + IDI = 1 ........................................................................ (3-25)
Gambar 3.7.
Perembesan Air Pada Aliran Tidak Mantap (Unsteady State Flow)
dimana :
k = konstanta water influx, Bbl/day/psi
Pi - P = perbedaan tekanan reservoir, psi
dWe
= tinggi kenaikkan cairan dalam pipa kapiler, cm
dt
Konstanta water influx (k) :
We
k= t
................................................................................... (3-28)
∫ ( P − P ) dt
0
i
dimana :
k = konstanta water influx (perembesan air), Bbl/day/psi
We = perembesan air (water influx), Bbl
dWe
= tinggi kenaikkan cairan dalam pipa kapiler, cm
dt
Pi = tekanan reservoir mula-mula, psi
P = tekanan reservoir, psi.
Dimana :
We = laju perembesan air, Bbl
(Pi–P) = penurunan tekanan reservoir, psi
c = konstanta water influx, bbl/psi
a = konstanta konversi waktu
Untuk menentukan harga a dan harga c dapat digunakan persamaan sebagai berikut :
log a ∑K i +∑K i log t i =n c
.............................................. (3-30)
log a ∑K i t i +∑K i t i log t i =c ∑t i
Dimana :
We = laju perembesan air, bbl
B = konstanta water influx , Bbl/psi
∆P = penurunan tekanan reservoir, psi
Q(tD) = water influx yang merupakan fungsi dari tD, tak berdimensi
Geometri dari radial aquifer dan sejarah tekanan diperlihatkan pada gambar
3.8 dan 3.9.
Dimensionless influx Q(t) pada persamaan 3-31 adalah sebuah fungsi dari
waktu dimensionless tD dan perbandingan dari jari-jari aquifer dengan jari-jari
reservoir, reD = re/rR. Di mana harga tD ini dicari dari rumus :
k .t
tD = 6,323 x 10-3 ..................................................................... (3-32)
φ.µ.Ce .rw 2
dimana :
k = Permeabilitas, mD
t = Waktu perembesan air, hari
∅ = Porositas rata-rata, fraksi
Gambar 3.8.
Geometri Aquifer Finite Radial
Gambar 3.9.
Profile Tekanan Aquifer Finite Radial
Gambar 3.10a.
Dimensionless Water Influx untuk Reservoir Finite Radial
Gambar 3.10b.
Dimensionless Water Influx untuk Reservoir Finite Radial
Gambar 3.10c.
Dimensionless Water Influx untuk Reservoir In-Finite Radial
Gambar 3.10d.
Dimensionless Water Influx untuk Reservoir In-Finite Radial
Gambar 3.11.
Geometri Aquifer Infinite Linier
Gambar 3.12.
Data produksi Lapangan Midway, Arkansas.
{ ( ) }
= N p Bt + R p − Rsi B g + W p Bw − We .......................... (3-42)
Untuk menentukan laju pengosongan reservoir per satuan waktu, maka persamaan
diatas dapat dituliskan menjadi :
dimana :
V = total kumulatif produksi minyak, gas dan air (pengurasan kumulatif
reservoir), BBL
Np = produksi kumulatif minyak,STB
Bt = faktor volume formasi dua fasa, BBL/STB
Bg = faktor volume formasi gas, BBL/STB
Bw = faktor volume formasi air, BBL/STB
Rp = perbandingan gas-minyak dipermukaan, SCF/STB
Rs = kelarutan gas dalam minyak, SCF/STB
We = perembesan air dari aquifer (water influx), BBL
Wp = produksi air kumulatif air, STB
Wi = injeksi air kumulatif, STB
Agar kondisi reservoir, khususnya tekanan reservoir dapat dipertahankan untuk tidak
cepat mengalami penurunan, maka diusahakan untuk menyeimbangkan laju
pengosongan reservoir dengan laju pengisian reservoir dengan cara menginjeksikan
air ke dalam reservoir dalam jumlah yang cukup (pressure maintenance). Pada saat
periode injeksi dilakukan, perhitungan reservoir net voidage harus memperhitungkan
volume air yang diinjeksikan ke dalam reservoir. Untuk itu persamaan (3-42) dapat
dinyatakan sebagai berikut :
Reservoir Net Voidage = Voidage − We − Wi
{ ( ) }
= N p Bt + R p − Rsi B g + W p Bw − We − Wi .... (3-46)
Gambar 3.14
Diagram Alir sederhana Untuk Sistem Water Treating Type Terbuka
Gambar 3.15.
Digram Alir Sederhana Untuk System Water Treating Setengah Tertutup