Anda di halaman 1dari 13

Analisis Pengaruh Motivasi…..

(Taroreh)
90

Analisa Pengaruh Motivasi Kerja, Pelatihan, Kepemimpinan, Komunikas Dan


Kerjasama Tim Terhadap Kinerja Para Suster Dina ST.Yoseph Di Indonesia

Imeldi Maria Taroreh


Program Magister Manajemen Fakutas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi
( yohanadsy@yahoo.com )

Abstract

This study aims to find the relationship between motivation, training, leadership,
communication, and teamwork on job achievement. Furthermore, the main goal of this
research is to identify and ensure a strong and significant influence of motivation, training,
leadership, communication, and teamwork on job achievement of The Little Sister of St.
Joseph (Dina Santo Yoseph/DSY) in Indonesia. In order to analyze the motivation, training,
leadership, communication, and teamwork as a variable for the job achievement, in this
research, I asked for the participation of 70 nuns of The Little Sisters of St, Joseph by filling
out a questionnaire. The results showed a strong relationship and significant effect of
motivation, training, leadership, communication, and teamwork on job achievement. This is
means that an increase in motivation, training, leadership, communication, and teamwork
will improve job achievement as well. Analysis of the data used in this study is a multiple
linear regression analysis.
Keywords: Motivation, Training, Leadership, Communication, Teamwork, and Job
achievement.

Abstrak

Studi ini bertujuan untuk menemukan hubungan antara motivasi, pelatihan, kepemimpinan ,
komunikasi, dan kerja sama, dengan prestasi kerja. Selanjutnya, yang menjadi tujuan utama
penelitian ini adalah untuk mengindentifikasi dan memastikan pengaruh kuat dan signifikan
dari motivasi, pelatihan, kepemimpinan, komunikasi, dan kerja sama tim dengan prestasi
kerja para suster dina St.Yoseph di Indonesia. Dalam rangka menganalisa motivasi, pelatihan,
kepemimpinan, komunikasi dan kerja sama tim sebagai variabel bagi prestasi kerja, 70 suster
Dina St.Yoseph di Indonesia berpartisipasi dalam penelitian ini dengan cara mengisi
kuesioner. Hasilnya menunjukkan hubungan yang kuat dan pengaruh yang signifikan dari
motivasi, pelatihan, kepemimpinan, komunikasi, dan kerja sama tim terhadap prestasi kerja.
Hal ini berarti bahwa peningkatan pada motivasi, pelatihan, kepemimpinan, komunikasi, dan
kerja sama tim akan meningkatkan pula prestasi kerja. Analisa data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.
Kata Kunci: Motivasi, Pelatihan, Kepemimpinan, Komunikasi, kerja sama tim, dan prestasi
kerja.

Latar Belakang Masalah


Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol.2 ,No.4, 2014:90-102.

91

Persaingan dalam dunia juga dipengaruhi oleh kualitas seorang


kelembagaan mengharuskan setiap pemimpin. Kualitas dari pemimpin
lembaga untuk menunjukkan kualitas seringkali dianggap sebagai faktor
supaya eksistensi tetap berlanjut. Kualitas terpenting dari keberhasilan atau
sebuah lembaga sedikit banyak ditentukan kegagalan organisasi (Menon, 2002:135).
oleh sumber daya yang dimiliki oleh Selain itu pula, dibutuhkan komunikasi
lembaga tersebut, salah satunya ialah yang baik untuk mencapai hasil yang
sumber daya manusia. Dengan demikian, maksimal. Misalnya saja tindakan manajer
pengelolaan sumber daya manusia menjadi yang sederhana dengan mendengarkan dan
salah satu kunci bagi keberlanjutan memberi umpan balik kepada karyawan
eksistensi sebuah lembaga. Pengelolaan akan membangkitkan semangat kerja dan
Sumber Daya Manusia merupakan aspek berpikir kreatif (Mangkuprawira, 2009:
penting dalam keberhasilan sebuah 75). Penting juga untuk diperhatikan
organisasi. Adapun pengelolaan Sumber adalah untuk mendapatkan hasil kinerja
daya manusia tersebut amat berkaitan pegawai yang memuaskan maka
bahkan tidak dapat dilepaskan dari diperlukan kerja sama tim. Dewasa ini,
Motivasi Kerja, Pelatihan, Kepemimpinan, pembentukan kerjasama tim dianggap
Komunikasi, dan Kerjasama Tim. solusi terbaik untuk mencapai kesuksesan
Menurut Luthans (2006:223) di dalam organisasi. Harris (1996) dalam
motivasi adalah proses sebagai langkah Tarricone dan Luca (2002: 343), kerjasama
awal seseorang melakukan tindakan akibat tim merupakan sekumpulan individu yang
kekurangan secara fisik dan psikis atau bekerjasama untuk mencapai tujuan
dengan kata lain adalah suatu dorongan bersama.
yang ditunjukan untuk memenuhi tujuan Berdasarkan uraian diatas tentang 5
tertentu. Sedangkan pelatihan menurut unsur yang sangat mempengaruhi kinerja
Nitisemito (2004:225), adalah sebagai para karyawan, maka penulis mencoba
berikut: “Pelatihan adalah suatu kegiatan untuk mengadakan penelitian terhadap
dari perusahaan yang dimaksud untuk Suster-suster Dina Santo Yoseph di
memperbaiki dan mengembangkan sikap, Indonesia. Suster Dina St.Yoseph (DSY)
tingkah laku, keterampilan dan adalah sebuah tarekat religius atau sebuah
pengetahuan dari para karyawan sesuai lembaga gerejani yang berada di bawah
dengan keinginan dari perusahaan yang naungan keuskupan sejak didirikan oleh
bersangkutan “. Kinerja seorang karyawan seorang Imam Diosesan yang bernama
Analisis Pengaruh Motivasi….. (Taroreh)
92

Petrus Yoseph Savelberg. Sejak didirikan sama tim berpengaruh terhadap kinerja
pada tanggal 21 Juni 1872, tarekat atau para suster Dina St. Yoseph? (2) Apakah
lembaga ini memiliki visi utama yakni motivasi kerja berpengaruh terhadap
“melayani di tempat di mana tidak ada kinerja para suster Dina St. Yoseph?. (3)
orang lain yang menolong” (Konstitusi Apakah pelatihan berpengaruh terhadap
DSY: 1992, no.23). Dalam mencapai visi kinerja para suster Dina St. Yoseph? (4)
ini tarekat memiliki beberapa bidang karya Apakah kepemimpinan berpengaruh
pelayanan yang ditangani oleh para suster terhadap kinerja para suster Dina St.
sendiri. Contoh pelayan dari para suster di Yoseph?. (5) Apakah komunikasi
bidang pastoral, pendidikan dan berpengaruh terhadap kinerja para suster
sebagainya. Masih ada banyak bidang Dina St. Yoseph?. (6) Apakah kerja sama
pelayanan lain lagi yang digeluti oleh para tim berpengaruh terhadap kinerja para
suster ini. suster Dina St. Yoseph?
Workshop para suster DSY se-
Argumen Orisinalitas / Kebaruan
Indonesia menyoroti kinerja para suster
Model dari penelitian ini adalah
yang semakin menurun. Hal ini disebabkan
gabungan dari beberapa variabel pada
oleh beberapa hal, yaitu: melemahnya
penelitian terdahulu seperti pada : Harry
motivasi, kelonggaran dalam pembinaan,
Murti dan Veronika Agustini Srimulyani
lemahnya kepemimpinan, kurangnya
(2012), Ardhyan Krisdiyanto, Safitri,
komunikasi antara para suster sendiri
Amri, dan M. Shabri dan Arifin (2004).
dalam lingkup kerja, kurangnya kerjasama
Juga penelitian ini diaplikasikan pada
antara para suster sendiri dan minimnya
Suster-suster Dina St. Yoseph Di
pelatihan. Secara lebih spesifik dapat
Indonesia, yang jarang diteliti secara
dikatakan bahwa, selama kurun waktu
ilmiah.
beberapa tahun terakhir memang terjadi
Kajian Teoritik dan Empiris
degradasi dalam kinerja para suster. Salah
Motivasi Kerja
satu indikatornya yakni melemahnya Pada dasarnya motivasi adalah
motivasi dari para suster yang nampak daya penggerak yang memadukan
dalam kehidupan harian dari para suster. keinginan dan energi dalam mencapai
Berdasarkan latar belakang permasalah di sesuatu tujuan tertentu. Motivasi
atas, maka rumusan masalah yang diangkat menggerakkan orang untuk melakukan
adalah (1) Apakah motivasi, pelatihan, sesuatu. Menurut Nawawi (2005:351),
kepemimpinan, komunikasi, dan kerja motivasi berarti dorongan, sebab atau
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol.2 ,No.4, 2014:90-102.
93

alasan seseorang melakukan sesuatu. secara lebih baik. Pengembangan mewakili


Motivasi itu adalah sesuatu yang kompleks investasi pengembangan yang berorientasi
karena di dalamnya sudah tercakup masa depan pada diri karyawan. Dessler
pikiran, perasaan dan pengalaman masing- (2009 : 280) bahwa : “Pelatihan
masing individu (Werhter dan Davis, merupakan proses mengajar keterampilan
1996:500). Motivasi seseorang sering yang dibutuhkan karyawan untuk
dipengaruhi, secara internal, oleh melakukan pekerjaannya”. Mangkuprawira
kepercayaan, nilai, minat, rasa takut, dan (2009:135) menjelaskan bahwa :
sebagainya, dan secara eksternal oleh "Pelatihan adalah sebuah proses
bahaya, lingkungan atau tekanan dari mengajarkan pengetahuan dan keahlian
orang tertentu. Menurut Riduwan tertentu serta sikap agar karyawan semakin
(2002:66) bahwa motivasi kerja dapat terampil dan mampu melaksanakan
diukur melalui indikator sebagai berikut : tanggung jawab dengan semakin baik,
Upah / Gaji yang layak, pemberian sesuai dengan standar".Adapun tujuan
insentif, mempertahankan harga diri, pelatihan menurut Mangkunegara (2009 :
memenuhi kebutuhan rohani, memenuhi 52) antara lain : meningkatkan
kebutuhan partisipasi, menempatkan penghayatan jiwa dan ideologi,
pegawai pada tempat yang sesuai, meningkatkan produktivitas kerja,
menimbulkan rasa aman di masa depan, meningkatkan kualitas kerja,
memperhatikan lingkungan tempat kerja, meningkatkan perencanaan sumber daya
memperhatikan kesempatan untuk maju, manusia, meningkatkan sikap moral dan
menciptakan persaingan yang sehat. semangat kerja, meningkatkan rangsangan
agar karyawan mampu berprestasi secara
Pelatihan
Simamora (2004:274) menyatakan maksimal, meningkatkan kesehatan dan
pelatihan dan pengembangan ditujukan keselamatan, menghindarkan keseragaman
untuk mempertahankan dan meningkatkan diantara pegawai, meningkatkan
prestasi kerja para karyawan. Pelatihan perkembangan pribadi karyawan.
ditujukan untuk meningkatkan prestasi
Kepemimpinan
kerja saat ini, sedangkan pengembangan Kepemimpinan berarti seseorang
ditujukan untuk meningkatkan prestasi dengan figur tertentu memimpin orang lain
kerja saat ini dan masa yang akan datang. dan dirinya sendiri. Menurut Rivai
Pelatihan diarahkan untuk membantu (2005:2), dalam bukunya yang berjudul
karyawan melaksanakan pekerjaan saat ini “Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi”
Analisis Pengaruh Motivasi….. (Taroreh)
94

menyatakan bahwa definisi kepemimpinan maupun nonverbal antara pengirim dengan


secara luas, adalah meliputi proses penerima pesan untuk mengubah tingkah
mempengaruhi dalam menentukan tujuan laku. Komunikasi itu sangat diperlukan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mendapatkan hasil kerja yang
untuk mencapai tujuan, mempengaruhi maksimal dari setiap pegawai. Oleh karena
interprestasi mengenai peristiwa-peristiwa itu, Menurut Wursanto (2003:159)
para pengikutnya, pengorganisasian dan komunikasi sangat penting dalam
aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran, organisasi karena: menimbulkan rasa
memelihara hubungan kerja sama dan kesetiakawanan dan loyalitas antara
kerja kelompok, perolehan dukungan dan bawahan dengan atasan, bawahan dengan
kerja sama dari orang-orang di luar bawahan, atasan dengan atasan, dan
kelompok atau organisasi. Setiap orang pegawai dengan organisasi; meningkatkan
memiliki gayanya masing-masing dalam kegairahan kerja para pegawai;
memimpin suatu lembaga. Menurut Arep meningkatkan moral dan disiplin pegawai;
meningkatkan rasa tanggung jawab semua
dan Tanjung (2003:94) ada empat macam
pegawai; menimbulkan saling pengertian
gaya kepemimpinan yang lazim
diantara pegawai; meningkatkan kerjasama
digunakan, yaitu: Kepemimpinan
diantara pegawai; dan meningkatkan
Demokrasi, kepemimpinan Diktator atau
semangat korp di kalangan pegawai.
Otokrasi, kepemimpinan Paternalistik,
kepemimpinan Free Rein atau Laissez Kerjasama Tim
Pengertian Kerjasama Tim atau
Faire.
Tim kerja adalah kelompok yang usaha-
Komunikasi
usaha individualnya menghasilkan kinerja
Komunikasi merupakan suatu
lebih tinggi daripada jumlah masukan
bentuk penyampaian pesan entah itu dalam
individual (Stephen dan Timothy,
bentuk verbal atau non verbal. Komunikasi
2008:406). Tim kerja menghasilkan sinergi
diperlukan untuk mempercepat dan
positif melalui usaha yang terkoordinasi.
memperjelas suatu hal. Hariandja
Hal ini memiliki pengertian bahwa kinerja
(2002:153) menyatakan bahwa komunikasi
yang dicapai oleh sebuah tim lebih baik
adalah proses menyampaikan informasi
daripada kinerja perindividu disuatu
dari satu pihak kepada pihak lain untuk
organisasi ataupun suatu perusahaan.
mendapatkan saling pengertian.
Walaupun begitu, kerja sama tim juga
Muhammad (2005:4) mendefinisikan
harus efektif agar memberikan kontribusi
komunikasi adalah pertukaran pesan verbal
yang baik bagi kinerja karyawan dan hasil
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol.2 ,No.4, 2014:90-102.

95

kerja dalam suatu lembaga. Oleh karena dikemukakan Hariandja (2002:195) bahwa
itu, berikut ini adalah ciri-ciri tim yang “Penilaian unjuk kerja merupakan suatu
efektif menurut Sembel (2005: 11-12): proses organisasi dalam menilai unjuk
memiliki Tujuan yang sama, antusiasme kerja pegawainya.” Tentu saja penilaian
yang tinggi, peran dan tanggung jawab kinerja ini ada tujuannya. Oleh karena itu,
yang jelas, komunikasi yang efektif, menurut menurut Rivai (2005:312) tujuan
resolusi Konflik, shared Power, keahlian, penilaian kerja pada dasarnya meliputi:
evaluasi. (dari 20 tujuan diambil 5 tujuan pertama)
yaitu (1) Untuk mengetahui tingkat
Kinerja Karyawan
Kinerja karyawan lebih diartiakan prestasi karyawan selama ini. (2)
atau dimaksudkan pada bagaimana Pemberian imbalan yang serasi, misalnya
seseorang itu melakukan suatu proses untuk pemberian kenaikan gaji berkala,
kerja. Apakah ia melakukannya dengan gaji pokok, kenaikan gaji istimewa,
baik atau tidak baik. Hal itu dapat dilihat insentif uang. (3) Mendorong
dari proses yang sedang ia lakukan, apakah pertanggungjawaban dari karyawan. (4)
sesuai dengan instruksi atau tidak. Untuk pembeda antarkaryawan yang satu
Sedarmayanti (1995:52) yang mengutip dengan yang lain. (5) Pengembangan
paparan L.A.N mengungkapkan bahwa SDM. Tentu saja penilaian kinerja ini
Performance diterjemahkan menjadi memiliki aspek-aspek kinerja yang dinilai.
kinerja, juga berarti prestasi kerja, Menurut menurut Rivai (2004:324), yang
pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau mengutip penelitian dari Lazer dan
hasil kerja/unjuk kerja/penampilan kerja. Wikstron diketahui bahwa faktor yang
inerja karyawan itu dapat diukur ataupun paling umum muncul di 61 perusahaan
dinilai sampai dimana seorang karyawan adalah, pengetahuan tentang pekerjaannya,
itu bekerja secara efektif atau tidak. kepemimpinan, inisiatif, kualitas
Penilaian atau pengukuran ini sering pekerjaan, kerjasama, pengambilan
disebut dengan penilaian kinerja. Menurut keputusan, kreativitas, dapat diandalkan,
Siagian (2002:168) menyatakan bahwa perencanaan, komunikasi, intelegensi
“Penilaian kinerja merupakan proses di (kecerdasan), pemecahan masalah,
mana organisasi berupaya memperoleh pendelegasian, sikapAnalisis
usaha,Pengaruh
motivasi,Motivasi…..
dan (Taroreh)
informasi yang seakurat mungkin tentang organisasi.
Untuk penelitian penelitian empiris
kinerja para anggotanya.” Ungkapan
menggunakan penelitian dari Harry Murti
tersebut sesuai dengan apa yang
dan Veronika Agustini Srimulyani (2012)
96

dengan judul “Pengaruh Motivasi terhadap kepuasan kerja maupun terhadap


Terhadap Kinerja Pegawai Dengan kinerja pegawai. Arifin (2004) dengan
Variabel Pemediasi Kepuasan Kerja Pada judul “Pengaruh Faktor-Faktor Kepuasan
PDAM Kota Madiun”. Hasil Penelitian Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan”.
menunjukkan bahwa: Motivasi Dari hasil penelitian ini diperoleh
berpengaruh signifikan pada kepuasan kesimpulan sebagai berikut: Semakin puas
kerja pegawai, kinerja pegawai, kepuasan pekerja terhadap komunikasi yang terjadi
kerja berpengaruh signifikan terhadap di dalam perusahaan, maka semakin tinggi
kinerja pegawai, kepuasan kerja kinerja karyawan tersebu, Variabel Iklim
merupakan variabel pemediasi antara Komunikasi mempunyai pengaruh
motivasi dengan kinerja pegawai. Ardhyan signifikan yang paling besar terhadap
Krisdiyanto dengan judul “Analisis Faktor- kinerja karyawan.
Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Dan
Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Metode Penelitian
Kinerja Karyawan”. Penelitian ini Jenis penelitian ini menggunakan
menggunakan metode purposive sampling, jenis penelitian asosiatif yaitu melihat
dengan responden sebanyak 140 orang. pengaruh antar Motivasi Kerja (X1),
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa Pelatihan (X2), Kepemimpinan (X3),
faktor pelatihan dan pengembangan, faktor Komunikasi (X4), dan Kerja Sama Tim
kepuasan kerja dan faktor budaya (X5) terhadap Kinerja Suster (Y).
organisasi berpengaruh secara positif Penilitian ini berlokasi di dalam Organisasi
terhadap kinerja karyawan, secara Suster Dina St.Yoseph yakni pada tempat
langsung dan melalui motivasi.Safitri, para suster DSY berkarya. Yang menjadi
Amri, dan M. Shabri dengan judul populasi dalam penelitian ini adalah
“Pengaruh Gaya Kepemimpinan, seluruh suster Dina St.Yoseph yang ada di
Kerjasama Tim, Dan Gaya Komunikasi Organisasi Suster Dina St.Yosep (DSY)
Terhadap Kepuasan Kerja Serta yang berjumlah 140 suster. Yang dapat
Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai dianalisis hanya 70 responden. Untuk
Pada Sekretariat Daerah Kota Sabang”. metode analisa data yang digunakan dalam
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian ini adalah analisis regresi linier
variabel gaya kepemimpinan demokrasi, berganda dengan program komputer yang
kerjasmaa tim dan gaya komunikasi akan digunakan untuk analisis statistik
berstruktur secara simultan berpengaruh adalah SPSS versi 20. Sedangkan variabel
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol.2 ,No.4, 2014:90-102.

97

yang digunakan adalah Variabel probabilitas / signifikan. hipotesis diterima


Independen (X) : Motivasi Kerja (X1), / terbukti / ada pengaruh jika tingkat
Pelatihan (X2), Kepemimpinan (X3), probabilitas / siginifikan lebih kecil dari
Komunikasi (X4) dan Kerja Sama Tim 0.05 ( < 5%), demikian sebaliknya.
(X5). Untuk Variabel dependen yaitu Variabel Motivasi Kerja(X1) nilai thitung
Kinerja Pegawai (Y) sebesar 3,057 dengan probabilitas sebesar
0,003. Karena |thitung|>ttabel (3,057>1,998)
Pembahasan atau sig t < 5% (0,003<0,05) maka secara
Hasil pengujian validitas parsial variabel Motivasi Kerja (X1)
instrumen, semua pertanyaan dinyatakan berpengaruh signifikan positif terhadap
valid karena probabilitas hasil korelasi variabel Kinerja Suster (Y) bila variabel
lebih kecil dari 5 %. Sedangkan hasil bebas lain tetap nilainya. Dengan demikian
pengujian reliabilitas instrumen adalah hipotesa diterima.
reliabel karena mempunyai alpa lebih dari Variabel Pelatihan (X2) nilai thitung
0,6 . sebesar 2,622 dengan probabilitas sebesar
Untuk uji multikolinieritas 0,011. Karena |thitung|>ttabel (2,622>1,998)
diperoleh hasil bahwa semua variabel atau sig t < 5% (0,011<0,05) maka secara
bebas memiliki nilai VIF (Variance parsial variabel Pelatihan (X2) berpengaruh
Inflating Factor) lebih kecil dari 5 maka signifikan positif terhadap variabel Kinerja
dapat simpulkan model tidak terjadi Suster (Y) bila variabel bebas lain tetap
multikolinieritas.Berdasarkan hasil uji nilainya. Dengan demikian hipotesa
heterokesdastisitas pada tabel 5.4 di atas diterima. Variabel Kepemimpinan (X3)
diperoleh hasil bahwa semua variabel nilai thitung sebesar 2,047 dengan
bebas probabilitas hasil korelasi lebih probabilitas sebesar 0,045. Karena |thitung|
besar dari 0,05 (5%) maka dapat >ttabel (2,047>1,998) atau sig t < 5%
simpulkan model tersebut tidak terjadi (0,045<0,05) maka secara parsial variabel
heteroskedastisitas. Kepemimpinan (X3) berpengaruh
Uji hipotesis signifikan positif terhadap variabel Kinerja
Didalam analisis regresi berganda Suster (Y) bila variabel bebas lain tetap
ada dua jenis uji hipotesis yaitu uji nilainya. Dengan demikian hipotesa
hipotesis parsial yaitu uji-t dan uji diterima.
hipotesis simultan yaitu uji-F. Untuk uji-t Variabel Komunikasi (X4) nilai
maupun uji-F berpatokan pada tingkat thitung sebesar 4,752 dengan probabilitas
Analisis Pengaruh Motivasi….. (Taroreh) 98

sebesar 0,000. Karena |thitung|>ttabel yang menyatakan bahwa motivasi


(4,752>1,998) atau sig t < 5% merupakan salah satu yang dapat
(0,000<0,05) maka secara parsial variabel mempengaruhi kinerja seseorang. Hasil
Komunikasi (X4) berpengaruh signifikan penelitian menunjukkan bahwa secara
positif terhadap variabel Kinerja Suster parsial variabel berpengaruh signifikan
(Y) bila variabel bebas lain tetap nilainya. positif terhadap variabel Kinerja Suster.
Dengan demikian hipotesa diterima. Profesionalitas dalam suatu profesi sangat
Variabel Kerja Sama Tim (X5) nilai thitung dibutuhkan. Sikap profesionalitas itu
sebesar 2,068 dengan probabilitas sebesar diperoleh melalui pendidikan dan
0,043. Karena |thitung|>ttabel (2,068>1,998) pelatihan-pelatihan yang ada. Seperti
atau sig t < 5% (0,043<0,05) maka secara nampak dalam pernyataan dari Gomes,
parsial variabel Kerja Sama Tim (X5) (2003: 198) dan Hasibuan, (2009: 135).
berpengaruh signifikan positif terhadap Robbins (1996), mengemukakan
variabel Kinerja Suster (Y) bila variabel bahwa terdapat empat fungsi manajemen
bebas lain tetap nilainya. Dengan demikian yang berpengaruh terhadap kinerja
hipotesa diterima. pegawai, salah satunya adalah
Untuk uji simultan ditemukan bahwa kepemimpinan. Hasil penelitian
dari nilai Fhitung menunjukkan nilai sebesar menunjukkan bahwa secara parsial
97,726 (signifikansi F= 0,000). Jadi variabel komunikasi berpengaruh
Fhitung>Ftabel (97,726>2,358) atau Sig F < signifikan positif terhadap variabel Kinerja
5% (0,000<0,05). Artinya bahwa secara Suster. Untuk variabel Komunikasi (X4),
bersama-sama variabel Motivasi Kerja memiliki koefisien regresi sebesar 0,432
(X1), Pelatihan (X2), Kepemimpinan (X3), dan memiliki arah positip, hasil ini berarti
Komunikasi (X4) dan Kerja Sama Tim (X5) bahwa apabila variabel Komunikasi (X4)
berpengaruh signifikan terhadap variabel ditingkatkan maka variabel Kinerja Suster
Kinerja Suster (Y). (Y) akan meningkat, demikian juga
Dari hasil penelitian itu maka sebaliknya, apabila variabel Komunikasi
sangatlah jelas bahwa motivasi (X4) menurun maka Kinerja Suster (Y)
mempengaruhi hasil kerja ataupun kinerja akan turun dimana variabel lain dianggap
dari setiap orang. Ketika motivasi itu tidak berubah atau konstan. Hasil
dinaikkan maka akan mempengaruhi hasil penelitian ini juga mendukung teori
kerja pula. Hal ini senada dengan yang Hariandja (2002:158) dan juga mendukung
diungkapkan oleh Handoko (2003: 167)
99

hasil penelitian Halauwet (2007:Jurnal


54) Riset
dan Bisnis variabel KinerjaVol.2
dan Manajemen Suster bila2014:90-102.
,No.4, variabel bebas
Juwita (2008: 75). lain tetap nilainya. Hipotesa diterima. (4)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Komunikasi berpengaruh signifikan
secara parsial variabel berpengaruh positif terhadap Kinerja Suste Hipotesa
signifikan positif terhadap variabel Kinerja diterima. (5) Kerja Sama Tim berpengaruh
Suster. Hasil penelitian ini mendukung signifikan positif terhadap Kinerja Suster
pernyataan dari (Newcom, 1961 dalam hipotesa diterima.
Luthans, 2006). Perusahaan terutama para
manajer hendaknya memberikan Rekomendasi
kepercayaan pada anggota tim terutama Rekomendasi yang dapat diberikan
pada para karyawan agar setiap anggota berdasarkan penelitian ini adalah (1)
tim dapat bekerja sama, memberikan Karyawan dalam hal ini para suster Dina
penghargaan dan pengakuan pada anggota St.Yoseph (DSY) akan memiliki kinerja
tim atas tugas yang terlaksana dengan baik seperti yang diharapkan oleh organisasi
sehingga akan memotivasi anggota tim ketika mereka memiliki motivasi kerja
untuk bekerja lebih giat dan tangkas, yang tinggi. (2) Karyawan dalam hal ini
Memberikan tantangan kepada tim, karena para suster Dina St. Yoseph (DSY) akan
reaksi atau tanggapan terhadap tantangan memiliki kinerja seperti yang diharapkan
tersebut akan membentuk semangat oleh organisasi ketika mereka diberikan
persatuan, kebanggaan, dan kesatuan tim. kesempatan untuk mengikuti pelatihan
yang sesuai. (3) Karyawan dalam hal ini
Kesimpulan dan Rekomendasi para suster Dina St.Yoseph (DSY) akan
Kesimpulan memiliki kinerja seperti yang diharapkan
Berdasarkan pembahasan maka oleh organisasi ketika mereka memiliki
kesimpulan dirumuskan sebagai berikut : seorang pemimpin yang baik yang
(1) Motivasi Kerja berpengaruh signifikan membawahi mereka. (4) Karyawan dalam
positif terhadap Kinerja Suster bila hal ini para suster Dina St. Yoseph (DSY)
variabel bebas lain tetap nilainya. Hipotesa akan memiliki kinerja seperti yang
diterima. (2) Pelatihan berpengaruh diharapkan oleh organisasi ketika mereka
signifikan positif terhadap Kinerja Suster memiliki motivasi komunikasi yang baik
bila variabel bebas lain tetap nilainya. antar rekan kerja dan atasan di dalam
Hipotesa diterima. (3) Kepemimpinan organisasi. (5) Karyawan dalam hal ini
berpengaruh signifikan positif terhadap para suster Dina St. Yoseph (DSY) akan
100

memiliki kinerja seperti yang diharapkan Handoko, Hani T., (1996). Manajemen
oleh organisasi ketika mereka memiliki Personalia dan Sumber Daya
suasana kerja sama yang baik antar rekan Manusia.
Analisis Edisi 2. (Taroreh)
Pengaruh Motivasi….. Yogyakarta:
kerja dan atasan di dalam organisasi. BPFE.
Hariandja, Efendi M. T., (2002).
Daftar Pustaka Manajemen Sumber Daya
Arep, L dan Tanjung, H., (2003). Manusia. Jakarta: Gransindo.
Manajemen Motivasi. Jakarta: Pt. Harry Murti dan Veronika Agustini
Prenhallindo. Srimulyani., (2012). “Pengaruh
Arifin, Bey., (2005). Pengaruh Faktor- Motivasi Terhadap Kinerja
Faktor Kepuasan Komunikasi Pegawai Dengan Variabel
terhadap Kinerja Karyawan, dalam Pemediasi Kepuasan Kerja Pada
Jumal Studi Manajemen & PDAM Kota Madiun” dalam Jurnal
Organisasi Vol. 2 No. 1 Riset Manajemen dan Akuntansi
Dessler, G., (2009). Manajemen Sumber Vol.1 No. 1, Februari.
Daya Manusia. Jakarta: Index. Juwita, Kristin., (2008). Pengaruh
Gomes, Fautino Cardoso., (2001). Motivasi Kerja dan Komunikasi
Manajemen Sumber Daya Organisasi terhadap Produktivitas
Manusia. Yogyakarta: Penerbit Kerja melalui Kepuasan Kerja
Andi Offset. (Studi pada Karyawan Bagian
Halauwet, Sonya., (2007). Pengaruh Pabrikasi PT. PG Kebon Agung
Komunikasi Efektif antara Atasan Malang). Skripsi Program Studi
dan Bawahan terhadap Kepuasan Manajemen Universitas Negeri
Kerja Karyawan (Studi pada Unit Malang, Malang. Tidak diterbitkan.
bengkel, Jasa Pemeliharaan Kilang Krisdiyanto, Ardhyan., Analisis Faktor-
PT. PERTAMINA UP V Faktor Yang Mempengaruhi
Balikpapan Kalimantan Timur). Motivasi Dan Pengaruhnya
Tesis Program Pasca Sarjana Terhadap Peningkatan Kinerja
Universitas Brawijaya, Malang. Karyawan Jurnal ekonomi dan
Tidak di terbitkan. Bisnis Dian Ekonomi, Vol. VII, No.
2.
101

Luthans, Fred., (2006). Perilaku Organisasi Robbins, S. P., (1996). Perilaku


10th. Edisi Indonesia. Yogyakarta: Organisasi. Konsep, kontroversi,
Penerbit ANDI. aplikasi. Terjemahan Hadyan
Mangkunegara, A.A., (2009). Manajemen Pujaatmaka. Jakarta: Prehallindo.
Sumber Daya Manusia Perusahaan. Rivai, Veithzal., (2005). Kepemimpinan
Bandung : Remaja Rosdakarya. Dan Perilaku Organisasi. Jakarta:
Mangkuprawira, Sjafri Tb., (2009). Bisnis, Rajawali Press.
Manajemen, danSumberdaya
Jurnal Riset Bisnis Safitri, Amri, Vol.2
dan Manajemen dan ,No.4,
M. Shabri., (2012).
2014:90-102.
Manusia. IPB Press, Bogor. Pengaruh Gaya Kepemimpinan,
Muhammad, Arni., (2005). Komunikasi Kerjasama Tim, Dan Gaya
Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Komunikasi Terhadap Kepuasan
Menon, Maria E., (2002). ”Perceptions of Kerja Serta Dampaknya Terhadap
Pre-Service and In-Service Kinerja Pegawai Pada Sekretariat
Teachers Regarding The Daerah Kota Sabang”. Volume 2,
Effectiveness of Elementary No. 1, November.
School Leadership in Cyprus”, The Santoso, Singgih., (2010). Aplikasi SPSS
International Journal of pada statistik parametik. Jakarta:
Educational Management, 16 PT. Elex Media Komputndo.
February. Sedarmayanti., (1995). Sumber Daya
Nawawi, Hadari., (2005). Manajemen Manusia dan Produktivitas Kerja.
Sumber Daya Manusia untuk Bandung: Ilham Jaya.
Bisnis yang Kompetitif, Sembel, Roy dan Prijosuksono, Aribowo.
Yogyakarta, Penerbit Gajah Mada (2005). Komunikasi Yang Efektif.
University Press,. www.sinarharapan.co.id, 14
Nitisimeto, Alex S., (2004). Manajemen Agustus 2014.
Personalia, cetakan ketujuh, Ghalia Siagian, Sondang., (2002). Manajemen
Indonesia, Jakarta. Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Riduwan., (2002). Skala Pengukuran Bumi Aksara.
Variabel-Variabel Penelitian. Simamora, Henry., (2004). Manajemen
Alfabeta, Bandung. Sumber Daya Manusia. Edisi
ketiga. Yogyakarta : STIE YKPN.
Sthepen, Robbins P dan Timothy, Judge
A., (2008). Perilaku Organisasi,
102

edisi 12 Buku 1. Jakarta: Salemba Werther, William B. & Keith Davis.,


Empat. (1996). Human
AnalisisResources And
Pengaruh Motivasi….. (Taroreh)
Sugiyono., (2012). Metode Penelitian Personal Management.
Bisnis. Alfabeta. Bandung. International Edition. McGraw-
Sumber Konstitusi: Konstitusi DSY Hiil, Inc., USA.
Tarekat Suster Dina Santo Yoseph Wursanto, Ig., (2002). Dasar-dasar Ilmu
Indonesia. 1992 Organisasi. Yogyakarta: Andi
Tarricone, P. dan Luca, J., (2002). Publisher.
Successful Teamwork: A Case
Study. Herdsa, 640-646. Australia:
Cowan University, Pert.

Anda mungkin juga menyukai