Anda di halaman 1dari 6

Metode Kontrasepsi Suntik pada Wanita

Della Nabila
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510
della.2016fk190@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
Program KB (keluarga berencana) merupakan salah satu program untuk mengatasi ledakan
penduduk yang terjadi di Indonesia. Salah satu hal pendukung suksesnya program KB yaitu
dengan menggunakan alat kontrasepsi. Alat kontrasepsi yang paling efektif yang paling
digemari adalah kontrasepsi suntik KB. Metode kontrasepsi suntik merupakan metode yang
menggunakan suntikan dengan mengeluarkan hormon progesteron untuk membantu
menghambat sel telur keluar dan mengakibatkan tidak terjadinya pembuahan. Mekanisme
kerja yang dilakukan kontrasepsi suntik ini efektif dan tidak berbahaya. Terdapat berbagai
jenis suntikan KB, seperti depo-provera, cyclofem, dan noristerat. Dalam pemakaian suntik
KB juga terdapat keuntungan dan efek samping yang terjadi. Namun, wanita lebih memilih
menggunakan kontrasepsi suntik dibandingkan dengan kontrasepsi lainnya karena berbagai
alasan.
Kata kunci : Kontrasepsi, suntik KB, pilihan wanita.

Abstract
The family planning program is one of the programs to conquer the explosion population that
occurred in Indonesia. One of the success supports of family planning program is by using
the contraceptives. The most effection contraceptives that many people like is injectable
contraceptives. Injectable contraceptive method is a method that uses an injection and issuing
the progesterone hormon to obstruct the egg cell out and resulted in no conception. The
mechanism work that this injectable contraceptive do is effective and harmless. There are
various types of injectable contraceptive, like depo-provera, cyclofem, and noristerat. In
using injectable, there are benefits and side effects that occur. However, many women prefer
to uses injectable contraceptive than the others contraceptive because of various reasons.
Keywords : Contraseptive, injectable family planning, women choice
Pendahuluan
Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai salah satu masalah yang sangat penting
yaitu ledakan penduduk. Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu program yang diterapkan di
Indonesia yaitu program Keluarga Berencana (KB). Program KB (Keluarga Berencana)
menurut UU No. 10 tahun 1992 merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.1,2
Terdapat banyak metode yang digunakan dalam program Keluarga Berencana (KB). Salah
satunya yaitu pemakaian alat kontrasepsi. Alat kontrasepsi merupakan alat yang mencegah
terjadinya pembuahan. Salah satu metode alat kontrasepsi yang paling terkenal adalah
metode kontrasepsi suntik. Metode suntik ini merupakan salah satu metode yang paling
banyak digemari masyarakat. Tingginya angka peminat pemakai KB suntik dikarenakan
penggunaan yang aman, efektif, dan lebih praktis.3 Namun, tidak sedikit peminat yang
memberhentikan penggunaan KB suntuk ini dikarenakan munculnya banyak efek samping
dalam penggunaannya. Salah satunya seperti pertambahan berat badan.

Penggunaan alat kontrasepsi merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
mewujudkan program Keluarga Berencana (KB). Namun, di Indonesia, masih banyak
masyarakat yang menyalahgunakan pemakaian alat kontrasepsi, terutama dalam pemakaian
metode suntik KB. Masih banyak terdapat wanita-wanita yang masih dibawah umur yang
sudah menggunakan suntik KB ini dikarenakan berbagai hal. Tujuan penulisan tinjauan
pustaka ini adalah agar mahasiswa kedokteran dapat mampu memahami dan mengetahui
bagaimana penggunaan metode suntik KB terhadap wanita juga mengapa wanita memilih
kontrasepsi suntik dibandingkan yang lainnya.

Kontrasepsi Suntik KB

Metode KB suntik merupakan salah satu metode yang paling banyak peminatnya dan selalu
bertambah. Kontrasepsi suntik adalah obat pencegah kehamilan yang penggunaannya
dilakukan dengan jalan penyuntikan obat tersebut pada wanita yang subur. Kontrasepsi ini
mengandung hormon progesteron. Hormon progesteron adalah hormon yang berperan dalam
progestasional di endometrium dan perubahan siklik pada serviks dan vagina.4 Pada wanita
normal yang tidak mengalami kehamilan, progesteron disekresi dalam jumlah cukup banyak
selama separuh akhir dari setiap siklus ovarium. Progesteron memiliki peran di dalam tuba
falopi yaitu meningkatkan sekresi mukosa yang membatasi tuba fallopi. Sekresi ini
dibutuhkan untuk nutrisi ovum yang telah dibuahi dan sedang membelah sewaktu ovum
bergerak dalam tuba fallopi sebelum berimplantasi. Efek progesteron dalam kontrasepsi
suntik yaitu dengan menebalkan mukus serviks dan perubahan endometrium, kadar sirkulasi
di dalam progestin cukup tinggi untuk menghambat lonjakan LH sehingga dapat menghambat
terjadinya pembuahan.5 Dengan kata lain hormon progesterone yang terkandung dalam suntik
KB mencegah wanita untuk melepaskan sel telurnya sehingga memberikan efek kontrasepsi.

Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntik KB

Mekanisme kerja kontrasepsi KB terdiri dari 3 mekanisme, yaitu pertama menekan ovulasi,
kedua membuat lendir serviks kental sehingga penetrasi sperma teganggu, dan yang kedtiga
perubahan pada endometrium dan selaput Rahim tipis.

Yang pertama yaitu menekan ovulasi. Saat sudah memakai suntik KB, kadar progestrin kadar
di dalam sirkulasi tubuh cukup tinggi sehingga kadar follicle stimulating hormon (FSH) dan
luteinizing hormon (LH) dan tidak terjadi lonjakan LH maupun folikel, mengakibatkan
produksi sel telur akan berkurang sehingga kemungkinan terjadinya pembuahan sangat tipis.6
Efek progesterone terhadap ovulasi dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Grafik Penurunan Kadar LH (luteinizing hormon) pada Fase Ovulasi dengan
Penggunaan Suntik KB yang Mengandung Hormon Progesteron.

Yang kedua yaitu menekan membuat lender serviks kental sehungga penetrasi sperma dapat
terganggu. Kontrasepsi suntik progestin bekerja menghambat terjadinya pembuahan dengan
cara menghalangi naiknya sperma ke dalam kavum uteri dengan membuat lendir servik
menjadi kental sehingga sperma tidak mampu untuk menembus servik dan pembuahan tidak
akan terjadi.7
Yang ketiga yaitu perubahan pada endometrium dan selaput rahim tipis. Hormon progesteron
mengganggu perubahan fisiologis endometrium sehingga mengganggu proses nidasi (proses
menempelnya hasil pertemuan antara sperma dan sel telur di dalam rahim), sehingga
endometrium menjadi kurang layak atau kurang baik untuk proses implantasi (proses ovum
menempel pada lapisan endometrium) dari ovum yang telah dibuahi.7

Macam-Macam Jenis Kontrasepsi Suntik KB

Kontrasepsi suntik KB dibedakan berdasarkan waktu pemakaian dan juga kandungan hormon
yang terkandung di dalamnya. Terdapat 3 jenis kontrasepsi suntik, yaitu Depo Medroksi
Progesteron Asetat (DMPA), Cyclofem, dan Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat).

Depo medroksi progesteron asetat atau yang sering disebut depo-provera merupakan
kontrasepsi suntik yang mengandung progesterone sebanyak 150 mg dalam bentuk partikel
kecil. Suntikan depo-provera diberikan setiap 12 minggu atau lebih tepatnya 3 bulan melalui
injeksi intramuscular dalam di bokong. Setelah dilakukan injeksi, area injeksi tidak boleh di
masase karena tindakan ini dapat memperpendek durasi keaktifan depo-provera. Depo-
provera inilah yang bekerja menekan ovulasi agar menghambat kelonjakan LH sehingga
mengakibatkan terjadi penghambatan pembuahan.8

Cyclofem merupakan kontrasepsi suntik kombinasi yang mengandung progesteron sebanyak


50 mg dan estrogen. Setelah cyclofem disuntikkan dan menunjukkan efek yaitu speerti
penghambatan pematangan folikel dan juga penebalan lender servik, sehingga sperma tidak
dapat menembus lender servik dan tidak dapat bertemu dengan ovum dan mengakibatkan
tidak terjadinya pembuahan. Lama kerja cyclofem sampai tidak terdeteksi yaitu sekitar 30
hari atau tepatnya 1 bulan.9

Depo noristerat merupakan jenis kontrasepsi suntik yang mengandung 200 mg noretisteron
enantat, yang diberikan setiap 8 minggu atau lebih tepatnya 2 bulan melalui injeksi
intramuscular dalam di bokong. Sebelum disuntikkan, ampul tempat obat harus dihangatkan
agar mencapai suhu tubuh karena larutan tersebut kental dan berminyak. Kadar puncak dalam
darah yaitu pada hari ke-5 yang kemudian menurun dan tidak dapat dideteksi setelah 70 hari.8
Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Metode Kontrasepsi Suntik

Setiap pemakaian alat kontrasepsi memiliki keuntungan serta kerugian. Seperti halnya
pemakaian kontrasepsi suntik KB ini juga memiliki beberapa keuntungan juga kerugian yang
terkandung di dalamnya.

Keuntungan yang di dapat dalam metode suntik KB ini yaitu mudah diterima masyarakat
karena sudah dikenal sejak lama sebagai salah satu pengobatan pencegah kehamilan, efektif
dan tidak perlu mengingat penggunaan setiap hari tidak seperti penggunaan pil, tidak
mengganggu ASI, tidak menyebabkan kekurangan darah, bermanfaat untuk endometriosis,
mencegah penyakit radang panggul, dan juga tekanan pra-menstruasi lebih sedikit berkurang
pada beberapa wanita.9

Tidak selalu keuntungan yang terdapat dalam metode ini, tetapi terdapat juga beberapa
kerugian atau efek samping dari penggunaan metode ini yaitu seperti gangguan siklus dan
waktu menstruasi karena ketidakseimbangan hormon, pertambahan berat badan yang
disebabkan hormon progesteron yg membuat peningkatan nafsu makan, terjadi pendarahan
sedikit-sedikit (bercak), pusing-pusing di awal pemakaian suntik KB, dan juga keputihan
yang disebabkan perubahan pH pada vagina.10

Dilihat dari keuntungan juga kerugiannya, wanita lebih memilih menggunakan kontrasepsi
suntik ini dibandingkan dengan yang lainnya. Dikarenakan keefektifan kontrasepsi suntik KB
lebih tinggi dibandingkan pemakaian pil ataupun lainnya. Juga wanita lebih banyak
menggunakan suntik KB dibandingkan dengan pil KB karena berbagai alasan. Namun, tidak
semua wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntik ini. Beberapa wanita yang dilarang
menggunakan metode ini yaitu seperti wanita yg menderita kelainan jantung dan pembekuan
darah, wanita yang sedang hamil, penderita diabetes atau kencing manis, penderita kelainan
fungsi hati, dan lainnya.11

Kesimpulan
Kontrasepsi merupakan suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Salah satunya alat kontrasepsi yaitu kontrasepsi
suntik. Kontrasepsi suntik merupakan bentuk kontrasepsi yang sangat efektif karena lebih
praktis dan angka kegagalanya lebih kecil dibandingkan dengan pemakaian pil KB. Salah
satu jenis kontrasepsi suntik yang paling sering digunakan yaitu depo-provera karena
perlindungan hormon yang terkandung di dalamnya dapat bertahan sampai 3 bulan atau lebih
dan termasuk kontrasepsi suntik yang paling efektif. Terdapat juga banyak keuntungan dan
efek samping yang terjadi dalam kontrasepsi suntik ini. Banyak wanita yang setelah memakai
kontrasepsi suntikan enggan untuk berpindah ke metode lainnya karena sudah merasa
nyaman dan efek samping yang dirasakannya hanya sementara. Namun, sebelum memakai
kontrasespi suntik harus konseling dengan dokter terlebih dahulu. Karena tidak semua wanita
dapat menggunakan kontrasepsi-suntik ini. Kontrasepsi suntikan juga dapat membantu
menunda atau menghindari keputusan untuk menggunakan kontrasepsi permanen, seperti
sterilisasi.

Daftar Pustaka
1. Handayani S. Buku ajar pelayanan keluarga berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama;
2010
2. Kurniawan UK, Pratomo H, Bachtiar A. Kinerja penyuluhan keluarga berencana di
Indonesia. Kesmas National Public Health Journal 2010 August 10; 5(1): 4-6
3. Hartanto H. Keluarga berencana dan kontrasepsi. Jakarta: S. Harapan; 2006
4. Ganong WF. Fisiologi kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2008
5. Speroff L, Darney PD. Oral contraception. In: A clinical guide for contraception. 5th
ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2011. p. 19-152
6. Jurnal Eduhealth. Hubungan jenis kontrasepsi suntik dengan perubahan berat badan.
Diunduh dari
http://www.journal.unipdu.ac.id/index.php/eduhealth/article/view/328/294, 12
November 2013
7. Siswosudarmo. Teknologi kontrasepsi. Jakarta: UGM; 2010
8. Everett S. Kontrasepsi dan kesehatan seksual reproduksi. Dalam: Andrews G.
Women’s sexual health. Jakarta: EGC; 2008. h. 286-9
9. Forum Kesehatan Perempuan. Informasi kesehatan reproduksi perempuan.
Yogyakarta: Ford Foundation; 2002
10. Anna G. Keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. Jakarta: EGC; 2006
11. Saifuddin AB. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Jakarta: Bina Pustaka;
2010

Anda mungkin juga menyukai