Anda di halaman 1dari 53

PRESENTASI KASUS

Para 2 Abortus 0 Usia 44th dengan Perdarahan Uterus Abnormal

Pembimbing :
dr. Setya Dian Kartika, Sp.O

Disusun Oleh:

!a"hman#adillah 4A0$%0&&
Susanti 4A0$%0&'
!iaPusparini 4A0$%0&(
)oma)has*ara 4A0$%0&+

SMF ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

FAKULTAS
UNIERSITAS KEDOKTERAN
JENDERAL SOEDIRMAN
PUR!OKERTO

"#$%
&ALAMAN PENGESA&AN

elah dipresentasikan dan disetu-ui presentasi kasus dengan -udul 


/ Para 2 Abortus 0 Usia 44th dengan Perdarahan Uterus Abnormal1

Dia-ukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti u-ian


di )agian Obstetri dan inekologi Program Proesi Dokter
di !SUD Pro. Dr. 3argono Soekar-o Pur*okerto

Disusun Oleh 

!a"hman#adillah 4A0$%0&&
Susanti 4A0$%0&'
!iaPusparini 4A0$%0&(
)oma)has*ara 4A0$%0&+

Pur*okerto, #ebruari 20$'

3engetahui,
Dokter Pembimbing,

'(. Se)*+ Di+n K+()i,+- S.OG

2
BAB I

PENDA&ULUAN

Perdarahan uterus abnormal PUA5 adalah perubahan pada rekuensi, durasi


dan -umlah atau 6olume perdarahan menstruasi. Sekitar 207 dari indi6idu yang
terkena berada pada kelompok usia rema-a, dan %07 dari indi6idu berusia 408%0
tahun. Dalam sebuah penelitian terhadap 400 *anita perimenopause, -enis yang
paling umum adalah menorrhagia &',%75, dan bentuk patologi yang paling sering
ditemukan adalah hiperplasia endometrium sederhana tanpa bentuk atipik 9$75.
#aktor resiko dari perdarahan uterus disungsional meliputi umur 9% tahun atau
lebih, obesitas, sindrom polikistik o6arium, endometriosis, penggunaan estrogen
dan progesteron -angka pan-ang dan hipertensi.
angguan haid atau disebut -uga dengan perdarahan uterus abnormal PUA5
merupakan keluhan yang sering menyebabkan seorang *anita datang berobat ke
dokter atau tempat pertolongan pertama :endarto, 20$$5. angguan haid ini
mempunyai maniestasi klinis yang berma"am8ma"am tergantung kondisi serta

penyakit yang dialami seorang *anita. :ampir semua *anita pernah mengalami
gangguan haid selama masa hidupnya. angguan ini dapat berupa kelainan siklus
atau perdarahan. 3asalah ini dihadapi oleh *anita usia rema-a, reproduksi dan
klimakterik3organ, 200+5.

Perdarahan per6aginam yang siatnya tidak normal sering di-umpai.


Perdarahan tersebut dapat berhubungan dengan siklus haid ataupun tidak.
Perdarahan yang didahului oleh haid yang terlambat biasanya disebabkan oleh
abortus, kehamilan mola, atau kehamilan ektopik. ;alaupun demikian,
kemungkinan perdarahan karena polip ser6isis uteri, erosio porsio uteri, dan
karsinoma ser6isis uteri tidak dapat disingkirkan begitu sa-a tanpa pemeriksaan
yang teliti. Perdarahan dalam menopause perlu mendapat perhatian khusus karena
ge-ala ini mempunyai arti klinik yang penting. 4

)erdasarkan International Federation of Gynecology and Obstetrics


#<O5, terdapat + kategori utama pendarahan uterus abnormal yang disusun
sesuai dengan akron im PA=3 >O?<@ yakni polip, adenomiosis, leiomioma,

3
malignancy dan hiperplasia, coagulopathy, ovulatory dysfunction, endometrial,
iatrogenik, dan not yet classified . Perdarahan uterus abnormal adalah diagnosis
eksklusi.!i*ayat menstruasi dan pemeriksaan isik digunakan sebagai e6aluasi
pertama. es laboratorium, pen"itraan dan pemeriksaan histologist dapat -uga
diindikasikan 3unro, >rit"hley,  #raser, 20$2B >a6aCos  3ola, 20$25.

Penanganan dari Perdarahan uterus abnormal sesuai dengan etiologi yang


mendasari ter-adinya gangguan ini. Diperlukan penanganan yang komperehensi
untuk men"egah perburukan dari pasien dengan perdarahan uterus abnormal
!o*e  Senikas, 20$9B >ommittee on yne"ologi" Pra"ti"e20$95.

4
BAB II
LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN
a @ama @y.
S
b Usia  44 tahun
" Agama <slam

d enis kelamin  Perempuan
e Pendidikan erakhir  S3P
 Suku)angsa a*a
g Status  3enikah
h Peker-aan  <!
i Alamat  Karangrau !002E00$ Sokara-a
- ;aktu datang  2& Desember 20$& pukul $&.$(5

B. ANAMNESIS

+. Keluh+n u)+m+
Keluar darah dari -alan lahir
b. Ri/+*+) Pen*+,i) Se,+(+ng
Pasien datang ke FK <D !SUD Pro. Dr. 3argono Soekar-o
Pur*okerto ru-ukan Puskesmas Karanglo*as dengan keluhan keluarnya
perdarahan lek8lek dari -alan lahir se-ak 9 bulan sebelum masuk rumah
sakit. Pasien sudah tidak menstruasi se-ak $ tahun yang lalu. Sebelumnya
pasien sempat ke poli kandungan a*al @o6ember dan hasil US
berdasarkan pengakuan pasien, beliau menyatakan adanya penebalan pada
dinding rahim sehingga perlu dilakukan kuretase. Pasien sempat

dilakukan kuretase pada tanggal 2% @o6ember 20$&. @amun 9 minggu


kemudian pasien kembali mengalami perdarahan sehingga memba*a
pasien datang ke <D !S. 3argono Soekar-o. Pasien -uga menyatakan
adanya nyeri perut kanan ba*ah dan tidak teraba adanya masa. Pasien
mengaku selama ini haid teratur dan tidak ada ri*ayat amenorrhea
sebelumnya. Pasien pernah menggunakan K) pil.

5
0. Ri/+*+) Pen*+,i) D+hulu
$ !i*ayat keluhan serupa  diakui 9 minggu yang lalu5
2 !i*ayat kelainan darah  disangkal
9 !i*ayatalergi disangkal
4 !i*ayat ken"ing manis  disangkal
% !i*ayat penyakit -antung  disangkal
& !i*ayat penyakit paru  disangkal
' !i*ayat penyakit gin-al  disangkal
( !i*ayat penyakit lain  disangkal
'. Ri/+*+) Pen*+,i) Kelu+(g+
$ !i*ayat kelainan darah  disangkal
2 !i*ayat ken"ing manis  disangkal
9 !i*ayat penyakit -antung  disangkal
4 !i*ayat penyakit gin-al  disangkal
% !i*ayat penyakit kandungan  disangkal
e. Ri/+*+) Me ns)(u+si

$. 3enar"he  $4 tahun
2. =amahaid G
%hari
9. Siklushaid teratur,$HEbulan
4. Dismenorrhea tidakada
$. umlah darah haid normal sehari ganti pembalut 9
kali5
1. Ri/+*+) Obs)e)(i
P2A0
g. Ri/+*+) Gine,2l2gi

$. !i*ayat Operasi  tidak ada

". !i*ayatKuret diakui


$. !i*ayat Keputihan  tidak ada
2. !i*ayat perdarahan per6aginam pasien mmengakui adanya
perdarahan se-ak 9 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit.

6
h. Ri/+*+) nu)(isi
Pasien -arang mengonsumsi hidangan sayuran dan buah, hanya
sekitar $82 kali setiap minggunya. Sehari8hari pasien mengonsumsi nasi
putih dengan lauk8pauk seadanya yang dimasak sendiri.
i. Ri/+*+) S2si+l E,2n2mi
Pasien berasal dari keluarga dengan keadaan sosial ekonomi menengah
keba*ah, pasien merupakan ibu rumah tangga dan mengandalkan
penghasilan dari suami.

3. PEMERIKSAAN FISIK
a Keadaan umumEkesadaran  sedangE"ompos mentis
b inggi badan $%0 "m
)erat badan  4( kg
" Fital sign
ekanan Darah  $$0E&0 mm:g
@adi  +2 HEmenit

!espiratory !ate  22 HEmenit


0
Suhu 9&,4
 >
d Pemeriksaan kepala
3ata  kon-ungti6a anemis IEI5, sklera ikterik 8E85
:idung  dis"harge 8E85, napas "uping hidung 8E85
3ulut  sianosis 85,tampak pu"at
e Pemeriksaan leher
iroid  tak ada kelainan
 Pemeriksaan dada
>or S$JS2,murmur85,gallop85

Pulmo  Suara dasar 6esikuler IEI5, *heeCing 8E85, rhonki


8E85
Dinding dada  Simetris
g Pemeriksaan abdomen
Dinding perut  Datar
:eparElien  sulit dinilai

7
Usus bisingususI5normal
h Pemeriksaan punggung  tak ada kelainan
i Pemeriksaan "oHae  tak ada kelainan
- Pemeriksaan genitalia eksterna  lendir darah 85, pengeluaran air 85
k Pemeriksaan ekstremitas 
?dema 8E8E8E8
l Pemeriksaan limphonodi tak ada pembesaran kelen-ar getah bening
m Pemeriksaan relek  relek isiologis I5, relek patologis 85
n Pemeriksaan turgor kulit capillary refill l 2 detik
o Pemeriksaan akral  hangat IEIEIEI

D. PEMERIKSAAN LOKAL
+ S)+)us l2,+lis +b'2men
$ <nspeksi  datar, spider ne6i 85, "aput medusa 85, 6enektasi
kolateral 85, striae gra6idarum 85
2 Auskultasi  bising usus I5 normal

9 Perkusi timpani
4 Palpasi  nyeri tekan 85, :eparE=ien tidak teraba
besar,
b Peme(i,s++n Geni)+li+
$. !egio enitalia
<nspeksi 
!ambut pubis tersebar merata, ?dema 6ul6a 85, )en-olan 85, Farises
85, #luor 85, Perdarahan I5 *arna merah kehitaman sedikit
2. Faginal tou"her 
idak dilakukan

E. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
T+bel $. Peme(i,s++n D+(+h '+n U(in
PEMERIKSAAN &ASIL NILAI SATUAN
DARA& NORMAL
D+(+h Leng,+
:emoglobin = +.+ $2.(8$&.( gEd=
=eukosit : $''(0 4%008$9%00 UE=

8
:ematokrit = 92 9%84' L
?ritrosit = 9.& 9,(8%,2 $0M&EUl
rombosit 922000 $%4.0008442.000 Eu=
3>F (+.$ (08$00 =
3>: 2'.' 2&894 Pg
3>:> = 9$.0 9289& L
!D; $2.4 $$,%8$4,% L
3PF $0.0 +,48$2,9 =

&i)ung Jenis
)asoil 0.2 0.08$,0 7
?osinoil = 0.0 2,084,0 7
)atang = 0.4 2,08%,0 7
Segmen : (&.( 40,08'0,0 7
=imosit = %.& 2%,0840,0 7
3onosit '.0 2,08(,0 7
Kimi+ Klini,
Ureum 2$.0 $4.+2N9(.%2 mgEd=
>reatinin 0.(0 0.&0N$.00 mgEd=

F. PEMERIKSAAN USG 4"% M+(e) "#$56


 ampak Uterus ukuran &.% H 4.9 H 9.% "m, kontur dan tekstur dalam batas
normal. ?ndometrial line I5 meneba l. ak tampak massa pada adnek sa
kanan dan kiri. ak tampak "airan bebas intraabdomen.

G. DIAGNOSA
Para 2 Abortus 0 usia 44 tahun dengan Perdarahan Uterus Abnormal

&. TINDAKAN DAN TERAPI


a Komunikasi, inormasi, dan edukasi K<?5 pasien mengenai penyakitnya
dan ren"ana terapi atau tindakan yang akan diberikan.
b !a*at bangsal bersama
" 3onitoring keadaan umum, tanda 6ital, dan hasil laboratorium
d erapi medikamentosa 
<F#D != %00"" dlm 20 tpm
<n- KalneH 9H%00 mg i6,
@a di"loenat 2H%00 mg
<n- !anitidin 2H$ A
>ek Darah !utin, PEAP, es Kehamilan

9
I. FOLLO! UP BANGSAL Te(+)+i
T+bel ". 3+)+)+n Pe(,emb+ng+n P+sien 'i B+ngs+l Te(+)+i

T+ngg+l S O A P
"%7$"7"#$ Darah KUE Kes Para 2 Abortus 0 <n- KalneH 9H%00
5 masih sedangE"ompos mentis mg
usia 44 tahun
keluar
sedikit, D
@ (($$0E&0
HEmntmm:g dengan @a8di"loenat
2H%00 mg
lemah I !! 22 HEmnt <n-. !anitidin 2H$
Perdarahan
letih I lesu S 9&.% > A
I Status eneralis Uterus Abnormal >ek ?K
3ata >A IEI5 S< 8E85 >ek !O thoraH
horaks Pro A:I)SO
PE SD 6es IEI, S 8E8 Konsul Anestesi
>E S$JS2, reg, S 8 Siapkan darah
Status =ok. Abd. P!> 2 kol
< datar
A  )U I5 normal
Per timpani
Pal @ 85
Status ?
PPF I5 #A 85
=ab
:b  $$.4 gEd= =5
=eu  '9$0 UE=
:t 9'
?ritrosit 4.$ $0&Eu=
rombo  9&9.000 EUl

J. DIAGNOSA AK&IR
Para 2 Abortus 0 usia 44 tahun dengan Perdarahan Uterus Abnormal

K. PROGNOSIS
Ad 6itam  dubia ad bonam
Ad sanationam  dubia
Ad un"tionam  dubia ad malam

10
BAB III

MASALA& DAN PEMBA&ASAN

Diagnosis a*al kasus saat di FK <D adalah Para 2 Abortus 0 usia $4


tahun dengan Perdarahan Uterus Abnormal. Diagnosis ditegakkan bedasarkan
anamnesis pasien yang menyebutkan bah*a pasien mengalami perdarahan lek8
lek dari -alan lahir se-ak 9 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pasien sudah tidak
menstruasi se-ak $ tahun yang lalu. Sebelumnya pasien sempat ke poli kandungan
a*al @o6ember dan hasil US berdasarkan pengakuan pasien, beliau menyatakan
adanya penebalan pada dinding rahim sehingga perlu dilakukan kuretase. Pasien
sempat dilakukan kuretase pada tanggal 2% @o6ember 20$&. @amun 9 minggu
kemudian pasien kembali mengalami perdarahan sehingga memba*a pasien
datang ke <D !S. 3argono Soekar-o. Pasien -uga menyatakan adanya nyeri
perut kanan ba*ah dan tidak teraba adanya masa. Pasien mengaku selama ini haid
teratur dan tidak ada ri*ayat amenorrhea sebelumnya.
Adapun dua pertiga dari *anita8*anita yang dira*at di rumah sakit untuk
perdarahan disungsional berumur diatas 40 tahun, dan 97 diba*ah 20 tahun
Siman-untak, 200%5. #aktor resiko dari perdarahan uterus disungsional meliputi
umur 9% tahun atau lebih, obesitas, sindrom polikistik o6arium, endometriosis,
penggunaan estrogen dan progesteron -angka pan-ang dan hipertensi. Selain itu
stres, diet, tidur yang tidak teratur, beker-a berlebihan, latihan yang bertenaga,
penyalahgunaan alkohol dan obat8obatan -uga dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan hormon yang akan menyebabkan perdarahan uterus disungsional
A"hadiat, 20095.
Dalam hal ini, pasien masuk dalam dua pertiga dari *anita8*anita yang
mengalami perdarahan disung sional diatas usia 40 tahun dan aktor resiko yang

ditemukan pada pasien untuk ter-adinya hal tersebut adalah penggunaan estrogen
dan progesterone dalam -angka pan-ang sehingga menyebabkan ketidak
seimbangan hormon.
Pada pemeriksaan isik pasien ditemukan tekanan darah normal $$0E&0
mm:g5, nadi +2 HEmenit, pernapasan 22 HEmenit dan suhu 9&.4 >. Pada mata
ditemukan kon-ungti6a anemis, bibir sianosis 85, pemeriksaan ektremitas superior

11
dan inerior hangat. Pada inspeksi pemeriksaan abdomen ditemuk an perut datar,
supel pada palpasi dan nyeri tekan kanan ba*ah, tidak terba masa. Perkusi,
timpani dan suara bising usus I5 normal. Pada pemeriksaan genitalia, pada
inspeksi ditemukan perdarahan pada -alan lahir I5 ber*arna merah kehitaman.
Pemeriksaan dalam Vaginal Touche5 tidak dilakukan.
Pada pemeriksaan laborat orium tanggal 2& Desember 20$& dengan hasil
pemeriksaan :b +.+ gEd=, leukosit $''(0 UE=, hematokrit 92 7, eritrosit 9.&
$0M&Eu=, trombosit 922.000Eu=. :asil ureum 2$ mgEdl dan Kreatinin 0.(0 mgEdl
atas indikasi pemeriksaan sebelum dilakukannya transusi darah.
Diagnosis kemudian dikonirmasi dengan pemeriksaan US abdomen oleh
dr 3a-a !esiden Obgyn pada tanggal 2& Desember 20$&, dengan hasil uterus
berukuran &.% H 4.9 H 9.% "m, kontur dan tekstur dalam batas normal, endometrial
line I5 menebal, massa pada adneksa kanan dan kiri 85, "airan bebas
intraabdomen 85.
Penatalaksanaan pasien saat di rumah sakit yaitu sebagai berikut
$. Pemberian <F#D != berungsi untuk mempertahankan keseimbangan

"airan maka input "airan harus sama untuk mengganti "airan dan
elektrolit yang hilang untuk mengatasi syok dan mengupayakan
kestabilan hemodinamik, karena ditakutkan pada pasien ini
mengalami kehilangan darah yang dapat men"etuskan syok.
2. KalneH diberikan sebagai antiibrinolitik untuk me"eg ah perdarahan
lebih lan-ut.
9. Pemberian @a8Di"loenat yang merupakan obat golongan @SA<D
yang dapat berungsi sebagai menghambat siklooksigenase, dan akan
menurunkan sintesa prostaglandin pada endometrium

12
BAB I
PERDARA&AN UTERUS ABNORMAL
4ABNORMAL UTERI BLEEDING6

A. De1inisi
Perdarahan uterus abnormal PUA5 adalah perubahan pada rekuensi,
durasi dan -umlah atau 6olume perdarahan menstruasi. erdapat dua -enis,
yaitu PUA yang berhubungan dengan siklus o6ulasi, yang biasanya
merupakan gangguan organik, dan perdarahan yang tidak berhubungan dengan
siklus o6ula si )e"kmann, et al ., 20$45.Pada *anita tidak hamil di usia
reprodukti, perdarahan memiliki patologi yang sangat luas. Ada banyak sekali
terminologi yang digunakan baik untuk mendeskripsikan ge-ala maupun
mengenai gangguannya sendiri. angguan haid atau disebut -uga dengan
perdarahan uterus abnormal merupakan keluhan yang sering menyebabkan
seorang perempuan datang berobat ke dokter atau tempat pertolongan pertama
)adCiad et al, 20$$5.

3aniestasi klinis PUA dapat berupa perdarahan banyak, sedikit, siklus


haid yang meman-ang atau tidak beraturan.erminologi menoragia saat ini
diganti dengan perdarahan haid banyak atau heavy menstrual bleeding :3)5
sedangkan perdarahan uterus abnormal yang disebabkan aktor koagulopati,
gangguan hemostatis lokal endometriu m dan gangguan o6ulasi merupakan
kelainan yang sebelumnya termasuk dalam perdarahan uterus disungsional
PUD5 )adCiad et al.,20$$5.
abel2.$ )atasan Perdarahan Uterus Abnormal)adCiad et al, 20$$5

B+)+s+n P2l+Ab2(m+li)+sPe('+(+h+n

Oligomenorea Perdarahan uterus yang ter-adi dengan inter6al J 9 %


hari dan disebabkan oleh ase olikuler yang
meman-ang.
Polimenorea Perdarahan uterus yang ter-adi dengan inter6al  2$
hari dan disebabkan oleh deek ase luteal.

3enoragia Perdarahan uterus yang ter-adi dengan inter6al


normal 2$89% hari5 tetapi -umlah darah haid J (0
ml atau J ' hari.

13
3enometroragia Perdarahan uterus yang tidak teratur, inter6al non8
siklik dan dengan darah yang berlebihdan J (0 ml5
dan atau dengan durasi yang pan-ang J ' hari5.

3etroragia atau Perdarahan uterus yang tidak teratur di antara siklus


perdarahan antara o6ulatoir dengan penyebab antara lain penyakit
haid ser6iks, AKD!, endometritis, polip, mioma
submukosa, hiperplasia endometrium, dan
keganasan.
)er"ak intermenstrual )er"ak perdarahan yang ter-adi sesaat sebelum
o6ulasi yang umumnya disebabkan oleh penurunan
kadar estrogen.
Perdarahan pas"a Perdarahan uterus yang ter-adi pada *anita
menopause menopause yang sekurang8kurangnya sudah tidak
mendapatkan haid selama $2 bulan.
Perdarahan uterus Perdarahan uterus yang ditandai dengan hilangnya
abnormal akut darah yang sangat banyak dan menyebabkan
gangguan hemostasisis hipotensi, takikardia atau
ren-atan5.
Perdarahan uterus Perdarahan uterus yang bersiat o6ulatoir atau
disungsi ano6ulatoir yang tidak berkaitan dengan kehamilan,
pengobatan, penyebab iatrogenik, patologi traktus
genitalis yang nyata dan atau gangguan kondisi
sistemik.

A E)i2l2gi
Perdarahan uterus abnormal dapat disebabkan oleh aktor hormonal,
berbagai komplikasi kehamilan, penyakit sistemik, kelainan endometrium
polip5, masalah8masalah ser6iks atau uterus leiomioma5 atau kanker. #aktor8
aktor etiologik >allahan et al, 200+5
$. Komplikasi kehamilan
a. Perdarahan implantasi
Pendarahan implantasi merupakan tanda a*al kehamilan yang ter-adi
pada sekitar $E9 dari semua *anita yang hamil, -adi memang tidak
semua *anita hamil mengalaminya. elur yang telah dibuahi ber-alan
menuruni tuba allopi ke dalam rahim, di mana akan menempel
sebagai implan ke dalam lapisan rahim. Ketika hal itu ter-adi, -aringan
yang terbentuk di sekitar telur yang dikenal sebagai trooblas, dapat

14
merusak beberapa pembuluh darah ibu di dalam rahim, menghasilkan
se-umlah ke"il pendarahan pada leher rahim dan turun ke 6agina
A"hadiat, 20095.
b. Abortus
AbortusEaborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum -anin dapat
hidup di luar kandungan dengan berat badan -anin %00 gram dan usia
kandungan  20 minggu A"hadiat, 20095.
". Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik meruapakan suatu kondisi dimana sel telur yang
telah dibuahi mengalami implantasi pada tempat selain tempat
seharusnya, yaitu uterus A"hadiat, 20095.
d. Kehamilan mola, penyakit trooblastik
Kehamilan anggur mola hidatidosa5 adalah kehamilan abnormal
berupa tumor -inak yang ter-adi sebagai akibat dari kegagalan
pembentukan bakal -anin sehingga terbentuklah -aringan permukaan
membran  vili5 yang mirip gerombolan anggur. e-ala hamil anggur

mirip seperti perempuan yang hamil normal, yaitu terlambat haid,


mual8muntah, dan sebagainya. Pemeriksaan tes kehamilan -uga
memberikan hasil yang positi. @amun yang membedakan adalah,
pada hamil anggur tidak terdapat tanda8tanda gerakan -anin, rahim
tampak lebih besar dari usia kehamilan sebenarnya, dan keluarnya
gelembung "airan yang mirip buah anggur bersamaan dengan
perdarahan melalui 6agina A"hadiat, 20095.
e. Komplikasi plasenta
Plasenta pre6ia, perdarahan ter-adi pada implantasi plasenta yang
menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Solutio

plasenta, terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang normal


pada uterus sebelum -anin dilahirkan A"hadiat, 20095.
. Fasa pre6ia
Fasa pre6ia adalah komplikasi obstetrik dimana pembuluh darah -anin
melintasi atau berada di dekat ostium uteri internum "er6i"al os5 .
Pembuluh darah tersebut berada didalam selaput ketuban tidak

15
terlindung dengan talipusat atau -aringan plasenta5 sehingga akan
pe"ah bila selaput ketuban pe"ah A"hadiat, 20095.
g. :asil konsepsi yang tertahan
:asil konsepsi yang tertahan di dalam rahim bisa menyebabkan
perdarahan uterus abnormal A"hadiat, 20095.
h. Subin6olusi uterus setelah kehamilan
Proses in6olusi uterus tidak ber-alan semestinya, sehingga proses
penge"ilannya terlambat. Penyebab subin6olusi uterus adalah ter-adi
ineksi pada endometrium, terdapat sisa plasenta dan selaputnya
terdapat bekuan darah A"hadiat, 20095.
$. <neksi dan inlamasi A"hadiat, 20095
$. Ful6itis
2. Faginitis
9. Ser6isitis
4. ?ndometritis
%. Salphingo8oophoritis

$. :iperplasia dan neoplasia A"hadiat, 20095


+6 Fagina karsinoma, penyakit trooblastik metastati", sar"oma
botryoides
b6 Ser6iks polip, papiloma, karsinoma
06 ?ndometrium hyperplasia, polip, karsinoma, sar"oma, penyakit
trooblastik
'6 3iometrium leiomoima, leiomiosarkoma, miosis stroma endolimatik
hemangioperisitoma5
e6 O6arium tumor8tumor seltekagranulosit yang menghasilkanestrogenB
tumor8tumor lainataukistadapatmerangsanghormonstromao6arium

16 uba alopii karsinoma


$. rauma A"hadiat, 20095
a. Perdarahan post operati
b. =aserasi obstetrik
". )enda asing dalam 6agina
d. Alat kontrasepsi dalam rahim AKD!5

16
$ ?ndometriosis
?ndometriosis merupakan kelainan dimana pertumbuhan abnormal
-aringan yang se"ara histologi menyerupai endometrium, dan terdapat di
tempat lain selain lapisan endometrium.3eskipun endometriosis dapat
ter-adi sangat -arang pada *anita pas"a8menopause, endometriosis dapat
ditemukan hampir sepenuhnya pada *anita usia reproduksi.=esi biasanya
ditemukan pada permukaan peritoneal organ reproduksi dan struktur yang
berdekatan dari pel6is, tetapi endometriosis dapat mun"ul di mana pun di
dalam tubuh 3ans-oer, 200$5.
". Adenomiosis
Adenomiosis adalah in6asi -aringan endometrium ke dalam myometrium
3ans-oer, 200$5.
8. Kelainan hematologik atau sistemik A"hadiat, 20095
a. rombositopenia
b. Penyakit Fon ;illebrand
". erapi antikoagulan

d. Koagulasi intra6as"ular diseminata


e. :ipertensi
. :ipotiroid lebih banyak ter-adi pada hipotiroid daripada hipertiroid5
g. =eukemia
h. Penyakit hepar
$ Sebab8sebab ungsional
Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organik,
dinamakan perdarahan disungsional. Perdarahan disungsional dapat
ter-adi pada setiap umur antara menar"he dan menopause. etapi , kelainan
ini lebih sering di-umpai se*aktu masa permulaan dan masa akhir ungsi

o6arium. Dua pertiga dari *anita8*anita yang dira*at di rumah sakit


untuk perdarahan disungsional berumur diatas 40 tahun, dan 97 diba*ah
20 tahun Siman-untak, 200%5.

A F+,)2( Risi,2

17
#aktor resiko dari perdarahan uterus disungsional meliputi umur 9%
tahun atau lebih, obesitas, sindrom polikistik o6arium, endometriosis,
penggunaan estrogen dan progesteron -angka pan-ang dan hipertensi. Stres,
diet, tidur yang tidak teratur, beker-a berlebihan, latihan yang bertenaga,
penyalahgunaan alkohol dan obat8obatan dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan hormon dan akan menyebabkan perdarahan uterus
disungsional. Ketidakseimbangan hormon yang mengganggu o6ulasi dapat
menyebabkan perdarahan uterus abnormal. )eberapa hal yang dapat
mengganggu keseimbang an hormon yang rumit yang mempengaruhi o6ulasi
dan pendarahan A"hadiat, 20095.
$. Perimenopause
Perubahan hormonal yang ter-adi selama tahun8tahun men-elang
menopause berhentinya menstruasi5 dapat menyebabkan kelainan
perdarahan.
2. Stres
Stres hormon seperti kortisol yang diketahui mengganggu o6ulasi.

9. Poly"ysti" o6ary syndrome P>OS5


P>OS adalah suatu kondisi di mana o6arium men-adi penuh dengan kista
ke"il dan memperbesar. 3asalah ter-adi ketika kelen-ar pituitary
memproduksi terlalu banyak hormon yang disebut luteiniCing hormone
=:5. Ketidakseimbangan hormon yang men"iptakan hasil meluap8luap
lapisan rahim yang membuat perdarahan tidak teratur.
4. Penyebab hormonal lainnya
3asalah yang berasal dari kelen-ar tiroid, kelen-ar pituitari, atau kelen-ar
adrenal dapat mengganggu o6ulasi.
%. 3asalah isik di dalam rahim dapat menyebabkan perdarahan abnormal.

&. angguan pembekuan darah


3asalah dengan pembekuan darah dapat memi"u perdarahan uterus
abnormal. Sebuah gangguan koagulasi Fon ;illebrand disebut penyakit
adalah salah satu pelakunya, mempengaruhi sekitar $7 dari populasi.
'. angguannutrisi

18
;anita dengan lemak tubuh sangat rendah karena gangguan makan, diet
ketat, atau olahraga berlebihan sering dapat berhenti o6ulasi dan
menstruasi.

A Kl+si1i,+si

)erdasarkan International Federation of Gynecology and


Obstetrics #<O5, terdapat sembilan kategori utama yang disusun sesuai
dengan akronim PA=38>O?<@1 yakniB polip, adenomiosis, leiomioma ,
malignancy and hyperplasia, coagulopathy, ovulatory dysfunction,
endometrial, iatrogenik dan not yet classified. Kelompok PA=31 merupakan
kelainan struktur yang dapat dinilai dengan berbagai teknik pen"itraan dan atau
pemeriksaan histopatologi. Kelompok >O?<@ merupakan ,el+in+n n2n
s)(u,)u( yang tidak dapat dinilai dengan teknik pen"itraa n atau histopatologi
)adCiad et al, 20$$5

ambar. Klasiikasi PUA berdasarkan #<O 3unro et al, 20$$5

$. P2li 4PUA9P6

19
a. Deinisi
Pertumbuhan lesi lunak pada lapisan endometrium uterus, baik
bertangkai maupun tidak, berupa pertumbuhan berlebih dari stroma dan
kelen-ar endometrium dan dilapisi oleh epitel endometrium. )iasanya
ter-adi pada undus dan dapat melekat dengan adanya tangkai yang
ramping bertangkai5 atau dasar yang lebar tidak bertangkai5. Kadang8
kadang polip prolaps melalui ser6iks.

b. e-ala
$5 Polip biasan ya bersi at asimptomatik, tetap i dapat pula meyebabkan
PUA, paling umum berupa perdarahan banyak dan di luar siklus atau
perdarahan ber"ak ringan pas"a menopause.
25 =esi umumnya -inak, namun sebagian atipik atau ganas.
". Diagnostik
$5 Diagnosis polip dite gakkan berd asarkan pemeriksaan US dan atau
histeroskopi, dengan atau tanpa hasil histopatologi.

ambar. ambaran US polip endometrium 3unro et al, 20$$5

ambar. ambaran histeroskopi polip endometrium 3unro et al, 20$$5

20
25 :istopatologi pertumbuhan eksesi lokal dari kelen-ar dan stroma
endometrium yang memiliki 6askularisasi dan dilapisi oleh epitel
endometrium.

ambar. :istopatologi polip endometrium 3unro et al, 20$$5

d. erapi
$5 ?ksisi, namun "enderung berulang.
25 Untuk terap i deiniti dapat dilak ukan histerektomi, namun -aran g
dilakukan untuk polip endometrium yang -inak.

". A'en2mi2sis 4PUA9A6


a. Deinisi di-umpainya -aringan stroma dan kelen-ar endometrium ektopik
pada lapisan miometrium.
b. e-ala
$5 @yeri haid , nyeri saat seng gama, nyeri men -elang atau sesu dah haid,
nyeri saat buang air besar, atau atau nyeri pel6ik kronik.
25 e-ala nyeri terseb ut di atas dap at disertai dengan perdarahan uterus
abnormal berupa perdarahan banyak yang ter-adi dalam siklus.
". Diagnostik
$5 Pemeriksaan #isik
 #undus uteri membesar se"ara dius.

 Adanya daerah adenomiosis yang melunak, dapat diamati tepat


sebelum atau selama permulaan menstruasi.
25 Kriteria adenomiosis ditentukan berdasarkan kedalam -aringan
endometrium pada hasil histopatologi. :asil histopatologi

21
menun-ukkan di-umpainya kelen-ar dan stroma endometrium etopik
pada -aringan miometrium.
95 Adenomiosis dimasukkan dalam sistem klasiikasi berdasarkan
penelitian 3!< dan US. 3engingat terbatasnya asilitas 3!<,
pemeriksaan US "ukup untuk mendiagnosis adenomiosis. :asil
US menun-ukkan -aringan endometrium heteropik pada miometrium
dan sebagian berhubungan dengan adanya hipertroi miometrium. $

G+mb+(. Peneb+l+n 'in'ing u)e(us '+n +(ing+n ,elen+( en'2me)(ium


+'+ +'en2mi2sis 4B+';i+' et al- "#$$6

a. Diagnosis banding
$5 Kehamilan.
25 =eiomioma submukosa.
95 :ipertroi uteri idiopatik.

22
45 Karsinoma endometrium.
b. erapi
$5 Simptomatik diberikan -ika masih ingin mempertahankan
kemampuan untuk memiliki anak.
25 !eseksi.
95 erapi kurati histerektomi.

8. Lei2mi2m+ 4P UA9L6
a. Deinisi pertumbuhan -inak otot polos uterus pada lapisan miometrium.
b. enis berdasarkan lapisan uterus tempat tumbuhnya
$5 Submukosa
25 <ntramural
95 Subserosa.

ambar. Subklasiikasi =eiomioma 3unro et al, 20$$5

3ioma submukosa dan subserosa ada yang bertangkai


pedunculated5. 3ioma submukosa bertangkai seringkali sampai keluar

23
mele*ati ostium uteri eksternum yang disebut sebagai mioma lahir
myoom geburt5.

ambar. enis8-enis mioma berdasarkan lapisan tempat tumbuhnya di uterus


A"hadiat, 20095

". e-ala
$5 Perdarahan uterus abnormal berupa peman-angan periode, ditandai
oleh perdarahan menstruasi yang banyak danEatau menggumpal,
dalam dan di luar siklus.
25 Pembesaran rahim bisa simetris ataupun berben-ol8ben-ol5.
95 Seringkali membesar saat kehamilan.
45 Penekanan terha dap organ sekita r uterus, atau ben- olan pada dinding
abdomen.
%5 @yeri danEatau tekanan di dalam atau sekitar daerah panggul.
&5 Peningkatan rekuensi berkemih atau inkontinensia.
d. Diagnosis )anding
$5 Kehamilan.

25 Adenomiosis.
95 Karsinoma uteri.
e. Pemeriksaan Penun-ang
$5 Darah lengkap dan urine lengkap.
25 es kehamilan.

24
95 Dilatasi dan kuretase pada penderita yang dise rtai perd arahan untuk
menyingkirkan kemungkinan patologi lain pada rahim hiperplasia
atau adenokarsinoma endometrium5.
45 US

ambar. 3ioma subserosa tampak gambaran massa hipoekhoik yang menon-ol


ke luar dinding uterus >allahan  >aughey, 200+5.

ambar 3ioma intramural tampak gambaran massa hipoekhoik yang berada di


dalam dinding uterus >allahan  >aughey, 200+5.

25
ambar 3ioma submukosa tampak gambaran massa hipoekhoik yang menekan
endometrial line >allahan  >aughey, 200+5.

. erapi
$5 Obser6asi -ika ute rus diameternya kurang dari ukuran uterus pada
masa kehamilan $2 minggu tanpa disertai penyulit.
25 ?kstirpasi biasanya untuk mioma submukosa bertangkai atau mioma
lahirEgeburt, umumnya dilan-utkan dengan tindakan dilatasi dan
kuretase.
95 =aparotomi miomektomi bila ungsi reproduksi masih diperlukan dan
se"ara teknis memungkinan untuk dilakukan tidakan tersebut.
)iasanya untuk mioma intramural, subserosa, dan subserosa
bertangkai, tindakan tersebut telah "ukup memadai.
45 =aparotomi hist erektomi
a5 )ila ungsi reproduksi tak diperlukan lagi,
b5 Pertumbuhan tumor sangat "epat.
"5 Sebagai tindakan hemostatis, yakni dimana ter-adi perdarahan terus
menerus dan banyak serta tidak membaik dengan pengobatan.
<. M+lign+n0* +n' h*e(l+si+ 4PUA9M6
+. Deinisi pertumbuhan hiperplastik atau pertumbuhan ganas dari lapisan
endometrium.
b. e-ala perdarahan uterus abnormal.
0. Diagnostik
$5 3eskipun -arang ditemukan, namun hyperplasia atipik dan keganasan
merupakan penyebab penting PUA.
25 Klasiikasi keganasan dari hiperplasia menggunakan system
klasiikasi #<O dan ;:O.
95 Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan pemeriksaan histopatologi.
5. Coagulopathy 4PUA936
a. Deinisi gangguan hemostatis sistemik yang berdampak terhadap
perdarahan uterus.
b. e-ala perdarahan uterus abnormal
c. Diagnostik

26
$6 erminologi koagulopati digunakan untuk kelainan hemostatik
sistemik yang terkait dengan PUA.
"6 $97 perempuan dengan perdarahan haid banyak memiliki kelainan
hemostatis sistemik, dan yang paling sering ditemukan adalah
penyakit von Willebrand.

abel. Perdarahan uterus abnormal N koagulasi 3unro et al, 20$$5

6. Ovulatoy D!"#u$ct!o$ 4PUA9O6


a. Deinisi kegag alan o6u lasi yan g menyebabkan ter-ad inya perdarahan
uterus.
b. e-ala perdarahan uterus abnormal.
". Diagnostik
$5 angguan o6ulasi merupakan salah satu penyebab PUA dengan
maniestasi perdarahan yang sulit diramalkan dan -umlah darah yang
ber6ariasi.
25 Dahulu termasuk dalam "riteria perdarahan uterus disungsional
PUD5.
95 e-ala ber6ariasi mulai dari amenorea, perdarahan ringan dan -arang,
hingga perdarahan haid banyak.

27
45 angguan o6ulasi dapat diseb abkan oleh sindro m o6arium polikistik
SOPK5, hiperprolaktinemia, hipotiroid, obesitas, penurunan berat
badan, anoreksia, atau olahraga berat yang berlebihan.
%. En'2me)(i+l 4PUA9E6
a. Deinisi angguan hemostatis lo"al endometrium yang memiliki kaitan
erat dengan ter-adinya perdarahan uterus.
b. e-ala perdarahan uterus abnormal.
c. Diagnostik
! Perdarahan uterus abnormal yang ter-adi pada perempuan dengan
siklus haid teratur.
"! Penyebab perdarahan pada kelompok ini adalah gangguan hemostatis
lo"al endometrium.
#! Adanya penurunan produksi aktor yang terkait 6asokonstriksi seperti
endothelin8$ dan prostaglandin #2 serta peningkatan akti6itas
ibrinolisis.
$! e-ala lain kelompok ini adalah perdarahan tengaha atau perdarahan

yang berlan-ut akibat gangguan hemostatis lo"al endometrium.


%! Diagnosis PUA8? ditegakkan setelah menyingkirkan gangguan lain
pada siklus haid yang bero6ulasi.
&. I+)(2geni, 4PUA9I6
a. Perdarahan uterus abnormal yang berhubungan dengan inter6ensi medis
seperti penggunaan estrogen, progesterin, atau AKD!.
b. Perdarahan haid di luar -ad*al yang ter-adi akibat penggunaan estrogen
atau progestin dimasukkan dalam istilah perdarahan sela atau
breakthrough bleeding))5.
c. Perdarahan sela ter-adi karena rendahnya konsentrasi estrogen dalam

sirkulasi yang dapat disebabkan oleh sebagai berikut


! Pasien lupa atau terlambat minum pil kontrasepsi
"! Pemakaian obat tertentu seperti riampisin
#! Perdarahan haid banyak yang ter-adi pada perempuan pengguna anti
koagulan *ararin, heparin, dan lo& molecular &eight heparin 5
dimasukkan ke dalam klasiikasi PUA8>.

28
'. N2) *e) 0l+ssi1ie' 4PUA9N6
a. Kategori ini dibuat untuk penyebab lain yang -arang atau sulit
dimasukkan dalam klasiikasi.
b. Kelainan yang termasuk dalam kelompok ini adalah endometritis kronik
atau malormasi arteri86ena.
c. Kelainan tersebut masih belum -elas kaitannya dengan PUA.

A Peneg+,,+n Di+gn2sis
$. Anamnesis
Pada pasien yang mengalami PUA, anamnesis perlu dilakukan untuk
menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding elner, 200'5.

2. Pemeriksaan #isik
Pemeriksaan isik pertama kali dilakukan untuk menilai stabilitas keadaan
hemodinamik, selan-utnya dilakukan pemeriksaan untuk elner, 200'5
a. 3enilai
8 <ndeks massa tubuh <3 J 2' termasuk obesitas5
8 anda8tanda hiperandrogen
8 Pembesaran kelen-ar tiroid atau maniestasi hipotiroid atau
hipertiroid
8 alaktorea kelainan hiperprolaktinemia5
8 angguan lapang pandang karena adenoma hipoisis5

29
8 #aktor risiko keganasan endometrium obesitas, nulligra6ida,
hipertensi, diabetes mellitus, ri*ayat keluarga5
a 3enyingkirkan
8 Kehamilan, kehamilan ektopik, abortus, penyakit trooblas
8 Ser6isitis, endometritis
8 Polip dan mioma uteri
8 Keganasan ser6iks dan uterus
8 :iperplasia endometrium
8 angguan pembekuan darah elner, 200'5.

$ Pemeriksaan inekologi
Pemeriksaan ginekologi yang teliti perlu dilakukan termasuk pemeriksaan
pap smear dan harus disingkirkan kemungkinan adanya mioma uteri,
polip, hiperplasia endometrium atau keganasan.
9. Penilaian O6ulasi
Siklus haid yang bero6ulasi berkisar 2289% hari. enis perdarahan PUA8O

bersiat ireguler dan sering diselingi amenorea. Konirmasi o6ulasi dapat


dilakukan dengan pemeriksaan progestero n serum ase luteal madya atau
US trans6aginal bila diperlukan.
4. Penilaian ?ndometrium
Pengambilan sampel endometrium tidak harus dilakukan pada semua
pasien PUA. Pengambilan sampel endometrium hanya dilakukan pada
a. Perempuan umur J 4% tahun
b. erdapat aktor risiko genetik
". US trans 6aginal menggambarkan penebalan endometrium kompleks
yang merupakan aktor risiko hiperplasia atipik atau kanker

endometrium
d. erdapat aktor risiko diabetes mellitus, hipertensi, obesitas, nulipara
e. Perempuan dengan ri*ayat keluarga nonpolyposis colorectal cancer
memiliki risiko kanker endometrium sebesar &07 dengan rerata umur
saat diagnosis antara 4(8%0 tahun

30
Pengambilan sampel endometrium perlu dilakukan pada
perdarahan uterus abnormal yang menetap tidak respons terhadap
pengobatan5. )eberapa teknik pengambilan sampel endometrium seperti D
 K dan biopsi endometrium dapat dilakukan.
$ Penilaian Ka6um Uteri
)ertu-uan untuk menilai kemungkinan adanya polip endometrium atau
mioma uteri submukosum. US trans6aginal merupakan alat penapis yang
tepat dan harus dilakukan pada pemeriksaan a*al PUA. )ila di"urigai
terdapat polip endometrium atau mioma uteri submukosum disarankan
untuk melakukan S<S atau histeroskopi. Keuntungan dalam penggunaan
histeroskopi adalah diagnosis dan terapi dapat dilakukan bersamaan.
%. Penilaian 3iometrium
)ertu-uan untuk menilai kemungkinan adanya mioma uteri atau
adenomiosis. 3iometrium dinilai menggunakan US trans6aginal,
transrektal dan abdominal5, S<S, histeroskopi atau 3!<. Pemeriksaan
adenomiosis menggunakan 3!< lebih unggul dibandingkan US

trans6aginal.
&. Pemeriksaan Penun-ang

A L+ng,+h Di+gn2s)i, Pe('+(+h+n U)e(us Abn2(m+l

31
$. Perdarahan uterus abno rmal dide inisikan sebaga i setiap perub ahan yang
ter-adi dalam rekuensi, -umlah dan lama perdarahan menstruasi.
Perdarahan uterus abnormal meliputi PUD dan perdarahan lain yang
disebabkan oleh kelainan organik.
2. =akukan anamnesis dan pemeriksaan isik menyeluruh untuk
menyingkirkan diagnosis dierensial perdarahan uterus abnormal.
9. Pada *anita usia reproduksi, kehamilan merupakan kelainan pertama yang
harus disingkirkan. Perdarahan yang ter-adi dalam kehamilan dapat
disebabkan oleh abortus, kehamilan ektopik atau penyakit trooblas
gestasional.
4. Penyebab iatrogenik yang dapat menyebabkan perdarahan uterus abnormal
antara lain penggunaan obat8obat an golongan antikoagulan, sitostatika,
hormonal, anti psikotik, dan suplemen.
%. Setelah kehamilan dan penyebab iatrogenik disingkirkan langkah
selan-utnya adalah melakukan e6aluasi terhadap kelainan sistemik meliputi
ungsi tiroid, ungsi hemostasis, dan ungsi hepar. Pemeriksaan hormon

tiroid dan ungsi hemostasis perlu dilakukan bila pada anamnesis dan
pemeriksaan isik didapatkan ge-ala dan tanda yang mendukung
rekomendasi >5. )ila terdapat galaktorea maka perlu dilakukan
pemeriksaan terhadap hormon prolaktin untuk menyingkirkan ke-adian
hiperprolaktinemia.
&. )ila tidak terdapat kelai nan siste mik, maka langkah selan-utnya adalah
melakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan kelainan pada saluran
reproduksi. Perlu ditanyakan adanya ri*ayat hasil pemeriksaan pap smear
yang abnormal atau ri*ayat operasi ginekologi sebelumnya. Kelainan pada
saluran reproduksi yang harus dipikirkan adalah ser6isitis, endometritis,

polip, mioma uteri, adenomiosis, keganasan ser6iks dan uterus serta


hiperplasia endometrium.
'. )ila tidak terdapat kelainan sistemik dan saluran reproduksi maka
gangguan haid yang ter-adi digolongkan dalam perdarahan uterus
disungsional PUD5.

32
(. )ila terdapat kelainan pada saluran reproduksi dilakukan pemeriksaan dan
penanganan lebih lan-ut sesuai dengan asilitas.
+. Pada kelainan displasia ser6ik s perlu dilakukan pemer iksaan kolpo skopi
untuk menentukan tata laksana lebih lan-ut.
$0. )ila di-umpai polip endoser6iks dapat dilakukan polipektomi.
$$. )ila di-umpai massa di uterus dan adneksa perlu dilakukan pem eriksaan
lebih lan-ut dengan US trans6aginal atau saline inusion sonography
S<S5. Ultrasonograi trans6aginal merupakan lini pertama untuk
mendeteksi kelainan pada ka6um uteri rekomendasi A5. Sedangkan
tindakan S<S diperlukan bila penilaian dengan US trans6aginal belum
-elas rekomendasi A5.
$2. )ila di-umpai massa di saluran reproduksi maka dilan -utkan dengan tata
laksana operati.
$9. Diagnosis ineksi ditegakkan bila pada pemeriksaan bimanual uterus
teraba kaku dan nyeri. Pada kondisi ini dian-urkan untuk melakukan
pemeriksaan >hlamydia dan @eisseria. Pengobatan yang

direkomendasikan adalah doksisiklin 2 H $00 mg selama $0 hari.

33
A P+)2me,+nisme Pe('+(+h+n U)e(us Abn2(m+l
Perdarahan uterus abnormal termasuk di dalamnya adalah perdarahan
menstruasi abnormal, dan perdarahan akibat penyebab lain seperti kehamilan,
penyakit sistemik, atau kanker. Diagnosis dan mana-emen dari perdarahan
uterus abnormal saat ini men-adi sesuatu yang sulit dalam bidang ginekologi.

34
Pasien mungkin tidak bisa melokalisir sumber perdarahan berasal dari 6agina,
uretra, atau rektum >hou ), dkkB 2002, !onaldB 200(5.
Perdarahan abnormal uterus dibagi dua, yaitu organik dan ungsional.
Sebab yang dikarenakan organik adalah, perdarahan dari uterus, tuba, dan
o6arium yang disebabkan oleh kelainan oleh 3al"olm et all, 20$$B
Siman-utak P, 200%5
$. Ser6iks uteri, seperti polip ser6isik uteri, erosio por sio uteri, ulkus pada
porsio uteri, karsinoma ser6ik uteri
2. Korpus uteri, seperti polip endometrium, abortus iminens, abortus
insipiens, abortus inkomplit, mola hidatidosa, koriokarsinoma,
subin6olusiouteri, karsinoma korporis uteri, sarkoma uteri, mioma uteri
9. uba alopi, seperti kehamilan ektopik terganggu, radang tuba, tumor tuba
4. O6arium, seperti radang o6arium, tumor o6arium
Perdarahan dari uterus yang tidak mempunyai hubungan dengan
penyebab organik, dikategorikan sebagai perdarahan disungsional.
Perdarahan disungsional dapat ter-adi pada setiap umur antara menar"he dan

menopause @or*itC et al .,200$B Silberstein , 2009B Peier et al .,200(5.


Perdarahan uterus disungsional dapat ter-adi pada siklus o6ulasi maupun pada
siklus ano6ulasi. Pada siklus o6ulasi, perdarahan teratur dan banyak terutama
pada tiga hari pertama siklus haid. Penyebab perdarahan adalah terganggunya
mekanisme hemostasis lokal di endometrium Siman-utak P, 200%5.@amun,
pada siklus ano6ulasi, perdarahan tidak teratur dan siklus haid meman-ang
disebabkan oleh gangguan pada hypothalamus8hipoisis8o6arium.
Perubahan pada sekresi katekolamin dan metabolisme umpan balik
hormon steroid atau perubahan dari aliran darah yang mele*ati pleHus portal
hipotalamik ptuitari dapat mengganggu proses sinyal menu-u o6ulasi.

Kebanyakan amenorea akibat gangguan hipotalamik ptuitari hanya melibatkan


gangguan ungsional dan dapat diperbaiki dengan mengubah penyebab8
penyebabnya dengan menstimulasi sekresi gonadotropin atau dengan
memberikan '(ogen )uman *enopausalGonadotrophin)re"kmann, et al .,
20$45. Adanya siklus ano6ulasi menyebabkan eek estrogen tidak terla*an
unopposed estrogen5 terhadap endometrium Silberstein , 20095. Adanya

35
siklus ano6ulasi menyebabkan eek estrogen tidak terla*an  unopposed
estrogen5 terhadap endometrium Silberstein , 20095.
$. Perdarahan uterus abnormal pada siklus o6ulasi
Perdarahan ter-adi pada pertengahan menstruasi maupun bersamaan
dengan *aktu menstruasi. Perdarahan ini ter-adi karena rendahnya kadar
hormon estrogen, sementara hormon progesteron tetap terbentuk. O6ulasi
abnormal DU) o6ulatori 5 ter-adi pada $%N 20 7 pasien DU) dan mereka
memiliki endometrium sekretori yang menun-ukkan adanya o6ulasi
intermitten apabila tidak reguler. Pasien o6ulatori dengan perdarahan
abnormal lebih sering memiliki patologi organik yang mendasari, dengan
demikian bukan pasien DU) murni menurut deinisi tersebut Silberstei n
P, 20095.
2. Perdarahan uterus abnormal di luar siklus o6ulasi
Perdarahan yang sering ter-adi pada masa pre8menopause dan masa
reproduksi. :al ini karena tidak ter-adi o6ulasi, sehingga kadar hormon
estrogen berlebihan sedangkan hormon progesteron rendah. Akibatnya

dinding rahim endometrium5 mengalami penebalan berlebihan


hiperplasi5 tanpa diikuti penyokong yaitu pembuluh darah dan kelen-ar
yang memadai. Kondisi inilah sebagai penyebab ter-adinya perdarahan
rahim karena dinding rahim yang rapuh Silberstein P, 20095.

36
A Pen+ng+n+n Pe('+(+h+n U)e(us Abn2(m+l Be('+s+( Pen*eb+b 4&IFERI 9
POGI- "#$$6
$. P2li 4PUA9P6
a. !eseksi se"ara histeroskopi !ekomendasi >5B
b. Dilatasi dan kuretaseB
". Kuret hisapB
d. :asil dikonirmasi dengan pemeriksaan histopatologi.
$ A'en2mi2sis 4PUA9A6
a. Diagnosis adenomiosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan US atau
3!<B
b. anyakan pada pasien apakah menginginkan kehamilanB
". )ila pasien men ginginkan kehamilan dapat diberikan analog n!: I
add+back therapy atau =@ <US selama & bulan !ekomendasi >5B
d. Adenomiomektomi deng an teknik Osada merup akan alternati pada
pasien yang ingin hamil terutama pada adenomiosis J & "m5B
e. )ila pasien tidak in gin hamil, reseksi atau abl asi endometrium dapat

dilakukan !ekomendasi >5. :isterektomi dilakukan pada kasus


dengan gagal pengobatan.

$ =eiomioma uteri PUA8=5


a. Diagnosis mioma uteri ditegakkan berdasarkan pemeriksaan USB
b. anyakan pada pasien apakah menginginkan kehamilanB

37
". :isteroskopi reseksi mioma uteri submukosum dilakukan terutama bila
pasien menginginkan kehamilan !ekomendasi )5.
$5 Pilihan pertama untuk mioma uteri subm ukosum beru kuran  4
"m,
25 Pilihan kedua untuk mioma uteri subm ukosum dera -at 0 atau $
!ekomendasi )5,
95 Pilihan ketiga untuk mioma uteri submukosum dera-at 2
!ekomendasi >5.
a )ila terdapat mioma uteri intra mural atau subserosum dapat dilakukan
penanganan sesuai PUA8? E O5 !ekomendasi >5. Pembedahan
dilakukan bila respon pengobatan tidak "o"okB
d. )ila pasien tidak menginginkan kehamilan dapat dilakukan
pengobatan untuk mengurangi perdarahan dan memperbaiki anemia
!ekomendasi )5B
e. )ila respon pengobatan tidak "o"ok dapat dilakukan pembedahan.
?mbolisasi arteri uterina merupakan alternati tindakan pembedahan

!ekomendasi A5.

38
$ 3alignan"y and hyperplasia PUA835
a. Diagnosis hiperplasia endometrium atipik ditegakkan berdasarkan
penilaian histopatologiB
b. anyakan apakah pasien menginginkan kehamilanB
". ika pasien menginginkan kehamilan dapat dilakukan D  K
dilan-utkan pemberian progestin, analog n!: atau =@8<US selama
& bulan !ekomendasi >5B
d. )ila pasien tidak menginginkan kehamilan tindakan histerektomi
merupakan pilihan !ekomendasi >5B
e. )iopsi endometrium diperlukan untuk pemeriksaan histologi pada
akhir bulan ke8& pengobatanB
. ika keadaan hyperplasia atipik menetap, lakukan histerektomi.

$ Coagulopathy 4PUA936
a. erminologi koagulopati digunakan untuk kelainan hemostasis
sistemik yang terkait dengan PUAB
b. Penanganan multidisiplin diperlukan pada kasus iniB

39
". Pengobatan dengan asam traneksamat, progestin, kombinasi pil
estrogen8progestin dan =@8<US pada kasus ini memberikan hasil
yang sama bila dibandingkan dengan kelompok tanpa kelainan
koagulasiB
d. ika terdapat kontraindikasi terhadap asam traneksamat atau PKK
dapat diberikan =@8<US atau dilakukan pembedahan bergantung
pada umur pasien !ekomendasi )5B
e. erapi spesiik seperti desmopressin dap at digunakan pada penyakit
von Willebrand !ekomendasi >5.

$ Ovulatoy (y"#u$ct!o$ 4PUA9O6


a. angguan o6ulasi merupakan salah satu penyebab PUA dengan
maniestasi klinik perdarahan yang sulit diramalkan dan -umlah darah
yang ber6ariasi.
b. Pemeriksaan hormon tiroid dan prolaktin perlu dilakukan terutama
pada keadaan oligomenorea. )ila di-umpai hiperprolaktinemia yang
disebabkan oleh hipotiroid maka kondisi ini harus diterapi.
". Pada perempuan umur J 4% tahun atau dengan risiko tinggi keganasan
endometrium perlu dilakukan pemeriksaan US trans6aginal dan
pengambilan sampel endometrium.
d. )ila tidak di-umpai aktor risiko untuk keganasan endometrium
lakukan penilaian apakah pasien menginginkan kehamilan atau tidak.

40
e. )ila menginginkan kehamilan dapat langsung mengikuti prosedur tata
laksana inertilitas.
. )ila pasien tidak menginginkan kehamilan dapat diberikan terapi
hormonal dengan menilai ada atau tidaknya kontraindikasi terhadap
PKK.
g. )ila tidak di-umpai kontraindikasi, dapat diberikan PKK selama 9
bulan rekomendasi A5.
h. )ila di-umpai kontraindikasi pemberian PKK dapat diberikan preparat
progestin selama $4 hari, kemudian stop $4 hari. :al ini diulang
sampai 9 bulan siklus rekomendasi A5.
i. Setelah 9 bulan dilakukan e6aluasi untuk menilai hasil pengobatan.
-. )ila keluhan berkurang pengobatan hormonal dapat dilan-utkan atau
distop sesuai keinginan pasien.
k. )ila keluhan tidak berk urang, lakukan pemberian PKK atau prog estin
dosis tinggi naikkan dosis setiap 2 hari sampai perdarahan berhenti
atau dosis maksimal5. Perhatian terhadap kemungkinan mun"ulnya

eek samping seperti sindrom pra haid. =akukan pemeriksaan ulang


dengan US F atau S<S untuk menyingkirkan kemungkinan adanya
polip endometrium atau mioma uteri rekomendasi A5. Pertimbangkan
tindakan kuretase untuk menyingkirkan keganasan endometrium. )ila
pengobatan medikamentosa gagal, dapat dilakukan ablasi
endometrium, reseksi mioma dengan histeroskopi atau histerektomi.
indakan ablasi endometrium pada perdarahan uterus yang banyak
dapat dita*arkan setelah memberikan informed consent yang -elas
pada pasien. Pada uterus dengan ukuran  $0 minggu.

41
p
$ 'ndometrial PUA8?5
a. Perdarahan uterus abnormal yang ter-adi pada perempuan dengan
siklus haid yang teratur.
b. Pemeriksaan ungsi tiroid dilakukan bila didapatkan ge-ala dan tanda
hipotiroid atau hipertiroid pada anamnesis dan pemeriksaan isik

42
rekomendasi >5. Pemeriksaan US trans6aginal atau S<S terutama
dapat dilakukan untuk menilai ka6um uteri rekomendasi A5.
". ika pasien memerlukan kontrasepsi lan-utkan ke , -ika tidak
lan-utkan ke 4.
d. Asam traneksamat 9 H $ g dan asam meenamat 9 H %00 mg
merupakan pilihan lini pertama dalam tata laksana menoragia
rekomendasi A5.
e. =akukan obser6asi selama 9 siklus menstruasi.
. ika respons pengobatan tidak adekuat, lan-utkan ke '.
g. @ilai apakah terdapat kontra indikasi pemberian PKK.
h. PKK mampu mengurangi -umlah perdarahan dengan menekan
pertumbuhan endometrium. Dapat dimulai pada hari apa sa-a,
selan-utnya pada hari pertama siklus menstruasi rekomendasi A5.
i. ika pasien memiliki kontra indikasi terhadap PKK maka dapat
diberikan preparat progestin siklik selama $4 hari diikuti dengan $4
hari tanpa obat. rekomendasi A5 Kemudian diulang selama 9 siklus.

Dapat dita*arkan penggunaan =@8<US.


-. ika setelah 9 bulan, respons pengobatan tidak adekuat dapat dilakukan
penilaian US trans6aginal atau S<S untuk menilai ka6um uteri.
k. ika dengan US F atau S<S didapatkan polip atau mioma
submukosum segera pertimbangkan untuk melakukan reseksi dengan
histeroskopi rekomendasi )5.
l. ika hasil US F atau S<S didapatkan ketebalan endometrium J $0
mm, lakukan pengambilan sampel endometrium untuk menyingkirkan
hiperplasia rekomendasi )5.
m. ika terdapat adenomiosis dapat dilakukan pemeriksaan 3!<, terapi

dengan progestin, =@ <US, n!:a atau histerektomi.


n. ika hasil pem eriksaan US F dan S<S me nun-ukkan hasil normal
atau terdapat kelainan tetapi tidak dapat dilakukan terapi konser6ati
maka dilakukan e6aluasi terhadap ungsi reproduksinya.
o. ika pasien sudah tidak menginginkan ungsi reproduksi dapat
dilakukan ablasi endometrium atau histerektomi. ika pasien masih

43
ingin mempertahankan ungsi reproduksi an-urkan pasien untuk
men"atat siklus haidnya dengan baik dan memantau kadar :b.

$ I+)(2geni, 4PUA9I6
a. Perdarahan karena eek samping PKK
$5 Penanganan eek sampi ng PUA8? dise suaikan dengan algoritma
PUA8?.

25 Perdarahan sela  breakthrough bleeding5 dapat ter-adi dalam 9


bulan pertama atau setelah 9 bulan penggunaan PKK.
95 ika perdarahan sela ter-adi dalam 9 bulan pertama maka
penggunaan PKK dilan-utkan dengan men"atat siklus haid.
45 ika pasien tidak ingin melan-utkan PKK atau perdarahan menetap
J 9 bulan lan-utkan ke %.

44
%5 =akukan pem eriksaan hlamydia dan -eisseria endometritis5,
bila positi berikan doksisiklin 2 H $00 mg selama $0 hari.
Qakinkan pasien minum PKK se"ara teratur. Pertimbangkan untuk
menaikkan dosis estrogen. ika usia pasien lebih dari 9% tahun
dilakukan biopsi endometrium.
&5 ika perdarahan abnormal menetap lakukan FS, S<S atau
histeroskopi untuk menyingkirkan kelainan saluran reproduksi.
'5 ika perdarahan sela ter-adi sete lah 9 bulan pertama penggunaan
PKK, lan-utkan ke %.
(5 ika eek samping berupa amenorea lan-utkan ke +.
+5 Singkirkan kehamilan.
$05 ika tidak hamil, naikkan dosis estrogen atau lan-utkan pil yang
sama.

a Perdarahan karena eek samping kontrasepsi progestin


$5 ika terdapat amenorea atau perdarahan ber"ak, lan-utkan ke 2.
25 Konseling bah*a kelainan ini merupakan hal biasa.
95 ika eek samping berupa PUA8O, lan-utkan ke 4.

45
45 ika usia pasi en J 9% tahun dan m emiliki risiko tinggi keganasan
endometrium, lan-utkan ke %, -ika tidak lan-utkan ke &.
%5 )iopsi endometrium.
&5 ika dalam 48& bulan pertama pemakaian kontrasepsi, lan-utkan ke
'. ika tidak lan-utkan ke +.
'5 )erikan 9 alternati sebagai berikut
a5 =an-utkan kontrasepsi progestin dengan dosis yang samaB
b5 anti kontrasepsi dengan PKK -ika tidak ada kontra indikasi5B
"5 Suntik D3PA setiap 2 bulan khusus akseptor D3PA5.
$ )ila perdarahan tetap berlangsung setelah & bulan, lan-utkan ke +.
(5 )erikan estrogen -angka pendek ??K 4 H $.2% mg E hari selama '
hari5 yang dapat diulang -ika perdarahan abnormal ter-adi kembali.
Pertimbangkan pemilihan metoda kontrasepsi lain.

a Perdarahan karena eek samping penggunaan AKD!


$5 ika pada pemeriksaan pel6ik di-umpai rasa nyeri, lan-utkan ke 2.
25 )erikan doksisiklin 2H$00 mg sehari selama $0 hari karena
perdarahan pada pengguna AKD! dapat disebabkan oleh

46
endometritis. ika tidak ada perbaikan, pertimbangkan untuk
mengangkat AKD!.
95 ika tidak di-umpai rasa nyeri dan AK D! digu nakan dalam 48&
bulan pertama, lan-utkan ke 4. ika tidak, lan-utkan ke %.
45 =an-utkan penggunaan AKD!, -ika perlu dapat ditambahkan
A<@S. ika setelah & bulan perdarahan tetap ter-adi dan pasien
ingin diobati, lan-utkan ke %.
%5 )erikan PKK untuk $ siklus.
&5 ika perdarahan abnormal menetap laku kan penga ngkatan AKD!.
)ila usia pasien J 9% tahun lakukan biopsi endometrium.

A Pemilih+n Ob+)92b+)+n +'+ Pe('+(+h+n U)e(us Abn 2(m+l 4&IFERI9


POGI- "#$$6
$. @on :ormonal

a. Asam traneksamat
Obat ini bersiat inhibitor kompetiti pada akti6asi plasminogen.
Plasminogen akan diubah men-adi plasmin yang berungsi untuk
meme"ah ibrin men-adi ibrin degradation produ"ts #DPs5. Oleh
karena itu obat ini berungsi sebagai agen anti ibrinolitik. Obat ini
akan menghambat aktor8aktor yang memi"u ter-adinya pembekuan

47
darah, namun tidak akan menimbulkan ke-adian trombosis. ?ek
samping gangguan pen"ernaan, diare dan sakit kepala. Dosisnya untuk
perdarahan mens yang berat adalah $g 2H%00mg5 dari a*al
perdarahan hingga 4 hari.
b. Obat anti inlamasi non steroid A<@S5
Kadar prostaglandin pada endometrium penderita gangguan haid akan
meningkat. A<@S ditu-ukan untuk menghambat siklooksigenase, dan
akan menurunkan sintesa prostaglandin pada endometrium. A<@S
dapat mengurangi -umlah darah haid hingga 208%0 persen. Pemberian
A<@S dapat dimulai se-ak perdarahan hari pertama atau sebelumnya
hingga hingga perdarahan yang banyak berhenti. ?ek samping 
gangguan pen"ernaan, diare, perburukan asma pada penderita yang
sensiti, ulkus peptikum hingga kemungkinan ter-adinya perdarahan
dan peritonitis.
$ :ormonal
a. ?strogen

Sediaan ini digunakan pada ke-adian perdarahan akut yang banyak.


Sediaan yang digunakan adalah ??K, dengan dosis 2.% mg per oral
4H$ dalam *aktu 4( -am. Pemberian ??K dosis tinggi tersebut dapat
disertai dengan pemberian obat anti8emetik seperti promethaCine 2%
mg per oral atau intra muskular setiap 48& -am sesuai dengan
kebutuhan.
b. PKK Pil Kontrasepsi Kombinasi5
Perdarahan haid berkurang pada penggunaan pil kontrasepsi kombinasi
akibat endometrium yang atroi. Dosis yang dian-urkan pada saat
perdarahan akut adalah 4 H $ tablet selama 4 hari, dilan-utkan dengan 9

H $ tablet selama 9 hari, dilan-utkan dengan 2 H $ tablet selama 2 hari,


dan selan-utnya $ H $ tablet selama 9 minggu. Selan-utnya bebas pil
selama ' hari, kemudian dilan-utkan dengan pemberian pil kontrasepsi
kombinasi paling tidak selama 9 bulan. Apabila pengobatannya
ditu-ukan untuk menghentikan haid, maka obat tersebut dapat
diberikan se"ara kontinyu, namun dian-urkan setiap 984 bulan dapat

48
dibuat perdarahan lu"ut. ?ek samping dapat berupa perubahan mood,
sakit kepala, mual, retensi "airan, payudara tegang, deep 6ein
thrombosis, stroke dan serangan -antung.
". Progestin
Obat ini akan beker-a menghambat penambahan reseptor
estrogen serta akan mengaktikan enCim $'8hidroksi steroid
dehidrogenase pada sel8sel endometrium, sehingga estradiol akan
dikon6ersi men-adi estron yang eek biologisnya lebih rendah
dibandingkan dengan estradiol. 3eski demikian penggunaan progestin
yang lama dapat memi"u eek anti mitotik yang mengakibatkan
ter-adinya atroi endometrium. Progestin dapat diberikan se"ara siklik
maupun kontinyu. Pemberian siklik diberikan selama $4 hari
kemudian stop selama $4 hari, begitu berulang8ulang tanpa
memperhatikan pola perdarahannya.
Apabila perdarahan ter-adi pada saat sedang mengkonsumsi
progestin, maka dosis progestin dapat dinaikkan. Selan-utnya hitung

hari pertama perdarahan tadi sebagai hari pertama, dan selan-utnya


progestin diminum sampai hari ke $4. Pemberian progestin se"ara
siklik dapat menggantikan pemberian pil kontrasepsi kombinasi
apabila terdapat kontra8indikasi misalkan  hipersensiti6itas, kelainan
pembekuan darah, ri*ayat stroke, ri*ayat penyakit -antung koroner
atau inark miokard, ke"urigaa n keganasan payudara ataupun genital,
ri*ayat penyakit kuning akibat kolestasis, kanker hati5.
Sediaan progestin yang dapat diberikan antara lain 3PA $ H $0
mg, noretisteron asetat dengan dosis 289 H % mg, didrogesteron 2 H %
mg atau nomegestrol asetat $ H % mg selama $0 hari per siklus. Apabila

pasien mengalami perdarahan pada saat kun-ungan, dosis progestin


dapat dinaikkan setiap 2 hari hingga perdarahan berhenti. Pemberian
dilan-utkan untuk $4 hari dan kemudian berhenti selama $4 hari,
demikian selan-utnya berganti8ganti. Pemberian progestin se"ara
kontinyu dapat dilakukan apabila tu-uannya untuk membuat amenorea.
erdapat beberapa pilihan, yaitu

49
8
8 pemberian progestin oral  3PA $0820 mg per hari
8 Pemberian D3PA setiap $2 minggu
8 Penggunaan =@ <US
?ek samping peningkatan berat badan, perdarahan ber"ak,
rasa begah, payudara tegang, sakit kepala, -era*at dan timbul perasaan
depresi.
a Androgen DanaCol
Obat tersebut memiliki eek androgenik yang berungsi untuk menekan
produksi estradiol dari o6arium, serta memiliki eek langsung terhadap
reseptor estrogen di endometrium dan di luar endometrium. Pemberian
dosis tinggi 200 mg atau lebih per hari dapat dipergunakan untuk
mengobati perdarahan menstrual hebat. DanaCol dapat menurunkan
hilangnya darah menstruasi kurang lebih %07 bergantung dari
dosisnya dan hasilnya terbukti lebih eekti dibanding dengan A<@S
atau progestogen oral. Dengan dosis lebih dari 400mg per hari dapat

menyebabkan amenorea. ?ek sampingnya dialami oleh '%7 pasien


yakni peningkatan berat badan, kulit berminyak, -era*at, perubahan
suara.
d. Agonis onadotropine !eleasing :ormone n!:5
Obat ini beker-a dengan "ara mengurangi konsentrasi reseptor n!:
pada hipoisis melalui mekanisme do*n regulation terhadap reseptor
dan eek pas"a reseptor, yang akan mengakibatkan hambatan pada
pelepasan hormon gonadotropin. Pemberian obat ini biasanya
ditu-ukan pada *anita dengan kontraindikasi untuk operasi. Obat ini
dapat membuat penderita men-adi amenorea. Apabila pemberiannya

melebihi & bulan, maka dapat diberikan tambahan terapi estrogen dan
progestin dosis rendah add ba"k therapy5. ?ek samping biasanya
mun"ul pada penggunaan -angka pan-ang, yakni keluhan8keluhan
mirip *anita menopause misalkan hot lushes, keringat yang
bertambah, kekeringan 6agina5, osteoporosis terutama tulang8tulang
trabekular apabila penggunaan n!: agonist lebih dari & bulan5.

50
BAB 
KESIMPULAN

$. Perdarahan uter us abnormal PUA 5 adalah peru bahan pada rekuensi, duras i
dan -umlah atau 6olume perdarahan menstruasi.

2. Penyebabnya dapat diklasiikasikan men-adi Palm and >oein Polip,


Disungsi 3iometrial, =eiomyoma, Adenomiosis, Keganasan dan
:iperplasia, Koagulopati, Disungsi o6ulasi, ?ndometrial, <atrogenik, )elum
diklasiikasikan5

9. #aktor resiko dari perd arahan uterus abnormal melip uti umur 9% tahun atau
lebih, obesitas, sindrom polikistik o6arium, endometriosis, penggunaan
estrogen dan progesteron -angka pan-ang, hipertensi keadaan stres, diet, tidur
yang tidak teratur, beker-a berlebihan, latihan yang bertenaga,
penyalahgunaan alkohol dan obat8obatan.

4. atalaksana dapat berua pa pemberian  @SA<D, Pil kontr asepsi oral, e rapi
progestin, intrauterin le6onorgestrel, onadotropin8releasing hormone agonis,
DanaCol, ?strogen kon-ugasi, asam traneksamat

DAFTAR PUSTAKA

A>O. 20$9. :ypertension in Pregnan"y. Obstetrics  Gynecology  $22%5.

51
Andre*, Philip O*en dan )rian A. 3ago*an. 20$4. linical Obstetrics and
Gynaecology. ?lse6ier :ealth S"ien"es
)us"hur, ?., Kim, >. 20$2. uidelines and inter6entions or obesity during
pregnan"y. International /ournal of Gynecology and Obstetrics. $$+&8$0
>unningham, # ary. 20$4.Obstetri Williams "$th 'dition. @e* Qork 3" ra*
:ill ?du"ation.
Da6ies, .A.=.B 3aH*ell, >.B 3"=eod, =. Obesity in pregnan"y. SO> "lini"al
pra"ti"e guidelines. International /ournal of Gynecology and Obstetric .
20$0. $$0$&'8$'9
Depkes. 20$4. 0eningkatan 1esehatan Ibu dan 2nak. Kementerian Kesehatan !<

Dennedy, 3.>., Dunne, #. 20$2. *aternal Obesity and 0regnancy.*aternal


Obesity in 0regnancy. Springer. '$008$$2
?dukia. 20$9. :ipertensi Dalam Kehamilan, Preeklamsia, dan ?Klamsia.
httpEE***.edukia.orgE*ebEkbibuE&848(8hipertensi8dalam8kehamilan8
preeklampsia8dan8eklampsiaE5 diakses pada tanggal 29 mei 20$&.

#lier, .S.B 3arato s8#lier, ?. )iology o obesity. )arrison3s 0rinciples of Internal


*edicine. $'th edition. 3"ra* :ill.200(.'49&289&'
ames DK, Steer P, ;einer >P, onik ). 200$. )igh 4isk 0regnancy,
nd
*anagement Options " ed. =ondon  ;) Sounders >ompany.
Kerrigan, A.3.B Kingdon, >. *aternal obesity and pregnancy 5 a retrospective
study. ?lse6ier.20$0.2&$9(8$4&
=yn"h, A.3., ?"kel, !.:., 3urphy, .!., et al . 20$2. Prepregnan"y obesity and
"omplement system a"ti6ation in early pregnan"y and the subseRuent
de6elopment o preeklampsia. 2merican /ournal of Obstetrics and
Gynecology. 20&42(.e$8(
3anuaba, <da )agus de 200', 0engantar 1uliah Obstetri, Penerbit )uku
Kedokteran ?>  akarta.
3iller, D A. 200' :ypertension in pregnan"y. <n  De >hermey, Alan :. =auren,
@. ood*in, . editors. >urrent diagnosis and treatment obstetri"s and
yne"ology $0th. ?d. @e* Qork  3"ra* :ill. P. 9$(892(.

@or*itC, ?., ohn, S. 200'. 2t a Glance Obstetri  Ginekologi edisi 1e " . akarta
?rlangga.

@<>? >lini"al uideline. 20$0. :ypertension in pregnan"y the management o


hypertensi6e disorders during pregnan"y. !oyal >ollege O Obstetri"ians
and ynae"ologists.
!oberts, K.A., et al . 20$$. Pla"ental stru"ture and inlammation in pregnan"ies
asso"iated *ith obesity. 0lacenta 'lsevier. 9224'82%4

52
Sar*ono, Pra*irohard-o. 20$$. Ilmu 1ebidanan. akarta  P. )ina Pustaka
Sar*ono Pra*irohar-o.

Sarbattama, S., <yer, >., Klebeno6, D., et al . 20$9. Obesity impairs "ell8mediated
immunity during the se"ond trimester o pregnan"y. 2merican /ournal
Obstetric and Gynecology. 20($9+.e$8(

an-ung, .3., 2004. Preeklamsia  :ubungan Perubahan Kadar #aktor


#ibrinolisi Darah <bu dengan Kadar as Darah ali Pusat. ?disi $. 3edan
Pustaka )angsa Press.

;ibo*o, @oroyono, !ima <r*inda dan ?d*ina #risdiantiny. 20$%. P@PK


:ipertensi Dalam Kehamilan. PO<  akarta.

3organ, . 200+5. ObstetridanGinekologi0anduan0raktik. akarta ?>.

3unro, 3., >rit"hley, :.,  #raser, <. 20$25. he #<O System or
@omen"lature and >lassii"ation o >auses o Abnormal Uterine )leeding
in he !reprodu"ti6e Qears ;ho @eeds hem. 2merican /ournal of
Obstetric and Gynecology, 2%+8&%.
!o*e, ., Senikas, F. 20$95.Abnormal Uterine )leeding in Pre83enopausal
;omen./ournal of Obstetrics and Gynaecology anada, #%, $82(.

53

Anda mungkin juga menyukai