Anda di halaman 1dari 9

WAWASAN SOSIAL BUDAYA MARITIM

(WSBM)

KELOMPOK 1

LINTANG AMARIA (D051171701)

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
DAMPAK KEBIJAKAN KENAIKAN BBM BAGI KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT

LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak bumi, akan tetapi lumbung
minyak di tanah air ini banyak dikelola oleh perusahaan asing. Pertamina sebagai jargon BUMN
dalam pengelolaan minyak bumi hanya sebagai pajangan dan Pemerintah lebih bernafsu
memberikan izin pengelolaan kepada perusahaan asing. Kondisi ini jelas berseberangan dengan
konsep welfarestate (negara kesejahteraan). Jadi wajar penolakan di berbagai daerah bukti
peringatan keberlangsungan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Demontrasi dan kecaman
menjelang kenaikan harga BBM wujud ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan yang tidak
populis.

Dalam KBBI kata “anomali” berarti ketidaknormalan; penyimpangan dari normal;


kelainan. Terkait kebijakan pemerintah menaikan harga BBM, melihat adanya ketidaknormalan
dalam mengeluarkan kebijakan a quo. Apapun hasil voting DPR, setidaknya ada empat
ketidaknormalan seputar kebijakan yang tidak populis yang hanya berfikir instan tanpa melihat
penderitaan yang akan dialami oleh masyarakat. Pertama, jika kenaikan harga minyak dunia
menjadi alasan pemerintah tidak sanggup membayar subsidi BBM yang telah dicanangkan
APBN merupakan suatu pemikiran sesat. Apabila harga BBM tidak dinaikan sebenarnya dana
subsidi yang ada di APBN tidak akan jebol karena pendapatan negara dari sektor minyak dan gas
(migas), seperti pajak penghasilan (PPh) migas dan penerimaan negara dari sumber daya alam
(SDA) minyak bumi masih mencukupi. Ditambah dengan penerimaan lain seperti pajak
perdagangan internasional sebesar Rp 4 triliun dan hasil penghematan anggaran
kementerian/lembaga sebesar Rp 18 triliun dan penerimaan lainnya (kompas.com). Jika
penerimaan negara benar-benar masuk ke kas negara tanpa “dibelokan” ke kas pejabat dan elit-
elit politik, sudah lebih dari cukup untuk membiayai subsidi BBM sehingga kenaikan harga
BBM tidak perlu terjadi.

Kedua kekeliruan penghitungan subsidi BBM. Berdasarkan kajian Indonesia Corruption


Watch (ICW) ditemukan ketidakwajaran dalam perhitungan subsidi BBM yang dilakukan
pemerintah sebagai basic argument untuk menaikkan harga BBM. Berdasarkan harga patokan
MOPS (Mean Oil Platt Singapore) yang didapat dari publikasi harga rerata tahun sebelumnya,
jika harga BBM premium dan solar tidak naik (tetap Rp 4.500 per liter), total beban subsidi
BBM dan LPG adalah sebesar Rp 148,034. Akan tetapi penghitungan pemerintah cenderung naik
sehingga ada alasan untuk menaikkan harga BMM yaitu beban subsidi BBM dan LPG mencapai
Rp 178 triliun. Artinya ada selisih Rp 30 triliun dari asumsi pemerintah. Begitu juga jika BBM
premium dan solar dinaikkan menjadi Rp 6.000 per liter, total subsidi pemerintah hanya sebesar
Rp 68,104 triliun. Sementara pemerintah mengatakan (RAPBN Perubahan 2012) beban subsidi
menjadi Rp 111,74 triliun. Menjadi tanda tanya bagi masyarakat adalah dengan parameter
asumsi dan metode yang sama kenapa hasil perhitungannya berbeda? Mungkin ada udang dibalik
batu terkait ketidakwajaran kebijakan menaikkan harga BBM.
Ketiga kenaikan harga BBM justru semakin mensengsarakan rakyat. Belajar dari
kenaikan BBM tahun 2005 dan 2008 justru menimbulkan polemik dan kesengsaraan dalam
masyarakat. Akan tetapi Menteri Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan hal yang kontaradiktif
dengan kondisi yang dialami masyarakat bahwa harga kebutuhan pokok stabil bahkan beberapa
bahan pokok mengalami penurunan terutama beras, gula naik sedikit begitu pula dengan minyak
goreng dan harga-harga lainya masih dalam batas wajar (republika.co.id 28/3/2012). Aneh bin
ajaib, pernyataan ini sungguh jauh dari normal dan hanya mementingkan kepentingan pejabat
saja tanpa melihat rakyatnya menjerit akibat kebijakan sesat ini. Kenaikan BBM juga akan
meningkatkan laju inflasi. Berdasarkan keterangan Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa
Badan Pusat Statistik (BPS) Djamal bahwa Kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp1.500
per liter bakal menyumbang inflasi hingga 3%. Memandang kenaikan harga BBM justru
berdampak pada peningkatan harga-harga sehingga mendorong laju inflasi pada level yang
cukup tinggi yang dapat memicu gejolak sosial di masyarakat serta meningkatkan jumlah
masyarakat miskin akibat daya beli masyarakat makin merosot.

Jumlah masyarakat miskin yang diakui pemerintah per maret 2011 sebanyak 30,2 juta
jiwa, jika kita menggunakan data penerima Raskin berjumlah diatas 70 juta apalagi kita gunakan
data Worl Bank masih diatas 100 juta. Berkaitan dengan program instan pemerintah dalam
bentuk Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) hanya sebagai “pelepas dahaga sesat”
karena nilai, cakupan dan masa pemberiannya sangat terbatas sehingga tidak dapat meredam
dampak kenaikan harga BBM. Belajar dari kisruh Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang pernah
direalisasikan SBY disamping menimbulkan chaos ditengah-tengah masyarakat juga tidak dapat
mengurangi angka kemiskinan dan beban hidup masyarakat. Contoh saja kenaikan harga BBM
tahun 2005 mengakibatkan menambah 16% orang miskin. Jika regulasi ini tetap dimuluskan
maka kejadian serupa akan terjadi dan angka kemiskinan semakin melonjak.

Keempat kenaikan harga BBM akan menguntungkan perusahaan asing. Dalam pradigma
neoliberalisme, subsidi BBM harus segera dihapuskan karena akan menjadi beban negara. Pada
pertemuan anggota G20 di Gyeongju, Korea Selatan terus mendorong negara-negara anggota
untuk menghilangkan subsidi karena dinilai tidak efisien. Langkah-langkah neoliberalisme ini
seakan-akan di patuhi oleh Pemerintah untuk membukan “kran” seluas-luasnya untuk perusahan
asing. Sebut saja UU 22 Tahun 2001 Tentang Migas, UU 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal dan kebijakan lainya. Begitu juga pengelolaan SDA yang diprioritaskan kepada
perusahaan asing. Regulasi kenaikan harga BBM ini tentunya akan dinikmati oleh perusahaan
asing.

RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang menjadi acuan pemerintah untuk meningkatkan harga BBM di Indonesia?
2. Apakah pengaruh kenaikan BBM terhadap kondisi perekonomian rakyat Indonesia,
khususnya nelayan ?
3. Apa pendapat kelompok kami mengenai naiknya harga BBM di Indonesia ?
4. Kebijakan apa yang harus diambil pemerintah agar kenaikan BBM tidak menjadikan
rakyatnya semakin miskin/ menderita?
PEMBAHASAN

1. Apakah yang menjadi acuan pemerintah untuk meningkatkan harga BBM di Indonesia?

Duduk permasalahan terkait rencana kenaikan harga BBM ini sudah cukup jelas,
yaitu terus meningkatnya harga minyak internasional. Asumsi harga minyak pada UU
APBN 2012 adalah USD 90/barel, sementara harga WTIcrude oil per 27 Maret kemarin
sudah melonjak hingga sekitar USD 107/barel. Hal ini berdampak pada peningkatan
beban untuk subsidi pada fostur APBN, yang menurut pemerintah, dapat meningkatkan
defisit anggaran sebesar 1% dari 2.2% menjadi 3.2%. Tentunya hal ini akan berdampak
pada peningkatan dana tambahan untuk menambal defisit tersebut, yang pastinya akan
dibiayai oleh utang. Terkait kenaikan harga minyak dunia tersebut, pada pembahasan
APBN-P 2012 pemerintah juga hendak menaikkan asumsi harga minyak menjadi USD
105/barel.

2. Apakah pengaruh kenaikan BBM terhadap kondisi perekonomian rakyat Indonesia?

Ketika kebijakan sudah diambil, maka akan mempengarui beberapa aspek di


dalamnya, meskipun hanya sedikit. Akan tetapi perekonomian rakyat Indonesia yang
tergolong di dominasi menengah kebawah, akan merasakan pengaruh yang sangat tinngi.
Dimana BBM merupakan salah satu banah utama untuk mata pencaharian mereka, jika
BBM naik maka sejumlah barang- barang kebutuhan pokok pun juga akan meningkat.

Dari sektor ekonomi masyarakat, akan berdampak pada menurunya daya beli
masyarakat karena kenaikan harga BBM maka akan dibarengi dengan kenaikan tarif
listrik, transportasi dan berbagai jenis produk. Golongan masyarakat yang paling terkena
dampaknya adalah masyarakat miskin. Kebijakan pemerintah dalam memberikan bantuan
langsung tunai sangat bermanfaat bagi golongan ini. Setidaknya dalam jangka pendek
ekonomi mereka dapat terbantu. Selanjutnya anggaran tersebut harus mampu
dipergunakan dalam meningkatkan ekonomi mikro. Kegiatan perdagangan untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri perlu ditingkatkan dan dipenuhi sehingga mengurangi
impor, kemudian jika bisa produk kita di ekspor ke negara lain. Janganlah kita menjadi
ketergantungan dengan barang impor terus.

Di daerah Kalimantan barat, dapat kita lihat dampak kenaikan harga BBM
terhadap enlayan di sana. Nelayan yang berada di kabupaten kubu raya merasa benar-
benar menderita akibat dampak dari kenaikan harga BBM, karena hal tersebut mereka
harus mengeluarkna biaya operasional yang cukup besar ketika akan melaut. “Biaya
operasional yang cukup besar tidak dapat diimbangi dengan hasil jual tangkapan ikan,
yang terus turun.” (Bahtiar Ketua HNSI). Beliau menjelaskan, jika sebelum kenaikan
harga BBM nelayan mendapatkan Rp.100.000/hari sekarang maksimal hanya sekitar
Rp.50.000/hari. Dan jumlah tersebut tentu saja tidak mampu memenuhi kebutuhan
sehari-hari masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan. Untuk mendapat solar sebagai
bahan bakar, mereka harus membelinya dengan harga yang sangat mahal.

3. Apa pendapat kelompok kami mengenai naiknya harga BBM di Indonesia ?

Pro kenaikan BBM terhadap nelayan

Kenaikan BBM memberikan dampak kerugian pada sektor perikanan dan


kelautan terutama nelayan. Sebagian besar kebutuhan melaut nelayan adalah BBM.
Kenaikan biaya operasional selama melaut pun meningkat dibanding biaya produksi
lainnya. Belum lagi dengan naiknya BBM, nelayan tidak menerima harga yang melebihi
harga pasar. Dengan begitu, hilangnya kesempatan melaut dan berhentinya usaha
perikanan memberikan dampak terhadap munculnya peningkatan pengangguran dan
kemiskinan, terutama keluarga nelayan.

Kontra kenaikan BBM terhadap nelayan

Umumnya nelayan berlomba-lomba untuk dapat menangkap ikan lebih banyak


(high volume) agar dapat memperoleh manfaat yang lebih besar, sehingga menstimulasi
adanya upaya peningkatan teknologi penangkapan. Di sisi lain, nelayan yang menangkap
ikan semakin bertambah jumlahnya, sehingga semakin menstimulasi munculnya
persaingan dalam mendapatkan hasil tangkapan. Dampaknya tekanan terhadap sumber
daya ikan semakin besar, sehingga menimbulkan degradasi sumber daya ikan secara
besar-besaran.

4. Kebijakan apa yang harus diambil pemerintah agar kenaikan BBM tidak menjadikan
rakyatnya semakin miskin/ menderita?

Dampak dari kenaikan BBM melalui kebijakan Pemerintah yang telah diantisipasi
lebih dulu selain aspek sosial dan ekonomi juga dalam aspek politik yang dinilai akan
menjadi pemicu aksi demonstrasi dari kalangan Mahasiswa, Lembaga Swadaya
Masyarakat, bahkan dari kalangan pengamat ekonomi dan politik di berbagai tingkat
masyarakat juga di lembaga dewan wakil rakyat. Dalam hal ini Pemerintah telah lebih
dulu memberikan perhatiannya dengan penjelasan beserta alasan mengenai rencana
kenaikan BBM pada 1 April 2012 nanti, bahwa kenaikan BBM ini terkait dengan situasi
global tepatnya kian memanasnya konflik politik di Timur Tengah antara Amerika
Serikat, Israel dan sekutunya terhadap Republik Islam Iran sehingga lalu lintas
perdagangan minyak dikawasan tersebut tepatnya selat Hormuz ditutup telah membuat
harga minyak dunia naik.
Pemerintah telah mensinyalir akan adanya penolakan dari berbagai lapisan
masyarakat perihal kenaikan BBM ini dan mempersilahkan melakukan aksi penolakan
namun himbauan Pemerintah agar tetap menjaga ketertiban dan tidak mengganggu
kepentingan umum seperti perusakan bahkan tindakan anarkis lainnya yang dapat
menciderai kehidupan demokrasi.
Partai Demokrat yang saat ini sedang menjadi partai Pemerintah
mengkhawatirkan adanya aksi unjuk rasa terkait masalah kenaikan BBM ini akan
menjadi pemicu untuk menggulingkan SBY-Boediono dengan cara-cara inkonstitusional
namun begitu berbagai kalangan nampaknya tidak akan menggunakan isu kenaikan BBM
ini sebagai isu politik yang justru eskalasi penolakannya akan lebih berbahaya
dibandingkan isu kenaikan BBM. Padahal seharusnya Pemerintah dapat lebih
mengedapankan opsi-opsi bagi kepentingan rakyat secara luas sehingga tidak
menimbulkan pro-kontra diberbagai tingkatan masyarakat, karena kebutuhan hidup
masyarakat saat ini saja sudah sulit ditambah akan naiknya harga BBM maka rakyat yang
miskin akan tambah miskin dan rakyat yang kaya akan tetap kaya.

Indonesia memiliki banyak potensi sumber daya alam yang dapat dijadikan bahan
bakar seharusnya Pemerintah fokus pada bagaimana mengembangkan potensi sumber
daya alam tersebut sehingga persediaan energi dapat terbarukan dan dapat menyerap
lapangan pekerjaan bagi masyarakat luas. Selama ini Pemerintah hanya fokus pada
politik ditingkat pusat dengan isu demokrasi berkeadilan tetapi selama itu pula proses
hukum di negeri ini banyak yang terabaikan dan pembangunan infrastruktur yang tidak
optimal. Seolah kebijakan yang dibuat hanya untuk formalitas sebagai pembuat kebijakan
yang hasil akhirnya justru soal berapa banyak perolehan hasil pemilu mendatang untuk
mempertahankan suara pemilihan atau mungkin juga soal kebijakan ekonomi yang pro
kepada pihak asing sehingga aspek sosial dan ekonomi rakyat menjadi terabaikan,
terakhir ini terkait isu paham neo-liberal yang telah banyak mendapat sorotan dari
berbagai pihak sebagai kapitalisme gaya baru dengan pasar bebasnya yang masih tetap
mengabaikan kemiskinan dan pengangguran juga krisis ekonomi yang hanya dinilai
sebagai komplemen dalam paham ekonomi kapitalisme.

Aspek hukum yang saat ini menjadi kontroversi mengenai soal Peraturan
Mahkamah Agung (Perma) No 2 Tahun 2012 tentang Penyelesaian Batasan Tindak
Pidana Ringan (Tipiring) dan Jumlah Denda dalam KUHP khususnya kenaikan nilai
denda yang tercantum dalam Pasal 364 (pencurian ringan), 373 (penipuan ringan), 379
(penggelapan ringan), 384, 407, dan 482 KUHP yakni sebesar Rp250 menjadi Rp2,5 juta
atau mengalami kenaikan sebesar 10.000 kali lipat. Tetapi ini tidak terkait dengan perihal
kenaikan BBM namun cukup menjadi perhatian di kalangan praktisi hukum yang menilai
Perma ini terlalu terburu-buru sehingga dikuatirkan akan menimbulkan masalah baru.

Selain hal diatas, pemerintah juga dapat melakukan perbaikan- perbaikan seperti:
Pertama memperbaiki fasilitas transportasi umum. Mayoritas masyarakat Indonesia
menggunakan kendaraan pribadi dalam melaksanakan aktivitasnya. Hal ini tak pelak
mengakibatkan konsumsi BBM melonjak. Pengurangan penggunaan kendaraan pribadi
akan mengurangi konsumsi BBM secara signifikan. Namun, sayangnya hingga saat ini
tidak ada transportasi umum yang cukup nyaman sehingga masyarakat beralih ke
kendaraan pribadi. Mudahnya memperoleh kendaraan dan pajak barah mewah yang
murah menjadikan para pejabat atau masyarakat menengah ke atas untuk memiliki
kendaraan pribadi. Perlunya pengaturan kendaraan pribadi seperti di Jepang dapat
mengurangi pemakaian BBM dan sarana angkutan umum dapat menjadi pilihan
masyarakat.

Kedua Pemerintah harus melakukan efisiensi pada berbagai lini/pos pengguna


APBN terutama biaya operasional dan belanja negara serta sarana prasarana pejabat yang
dinilai terlalu mewah.

Ketiga menekan penguasaan migas oleh asing dan mengembalikannya ke dalam


pengelolaan negara sesuai dengan amanatkan pasal 3 ayat (3) UUD 1945. Saat ini pihak
asing sudah mengendalikan produksi dan penjualan minyak dari hulu hingga hilir,
setidaknya 89% migas dikuasai oleh asing (Tribun Jabar, 24/3/2012). Kondisi ini
diperparah dengan izin pengelolaan sumur-sumur minyak seperti Blok cepu yang
dikendalikan oleh Exxon Mobil selama 30 tahun kedepan. Begitu juga sumur minyak
yang tersebar di tanah air hampir semuanya dikendalikan oleh asing. Walupun dulu
mantan Dirut Pertamina Wydia Purnama pernah menentang kepemilikan asing dan
mengatakan pertamina sanggup untuk mengelolanya namun naluri pemerintah untuk
menggadaikan asset negara ini pada asing semakin kuat alhasil Wydia Purnama
“disingkirkan” dari posisinya karena dinilai tidak mendukung kebijakan pemerintah.

Jika minyak bumi dikelola oleh BUMN maka keuntungan akan lebih dirasakan
oleh masyarakat. Pengelolaan yang dominan oleh asing menandakan negara gagal dalam
memanfaatkan SDA yang ada. Kenaikan harga BMM jelas tidak mensejahterakan rakyat,
seharusnya pemerintah memikirkan solusi cerdas seperti negara penghasil minyak
lainnya yang mengelola minyaknya dengan baik dan menjualnya lebih murah di dalam
negeri. Sebut saja harga bensin di Arab Saudi Rp 1.068,Bahrain Rp 2.403, Kuwait Rp
1.689, Iran Rp 979, Mesir Rp 2.848, Nigeria Rp 890, Qatar Rp. 1.958, Turmekistan Rp
750, bahkan Venezuela menjual hanya Rp 495. Bayangkan negara penghasil minyak
sendiri tapi harga BBM melambung tidak sesuai dengan ekonomi masyarakat,

Keempat hal penting yang perlu dilakukan pemerintah adalah mengoptimalkan


upaya pemberantasan KKN. Praktek KKN sudah menjadi penyakit yang akut. Survei TII
tahun 2011 menempatkan Indonesia negara terkorup ke 4 di dunia. Sungguh prestasi
yang menyakitkan, oleh karena itu sudah saatnya hukuman mati dan pemiskinan bagi
koruptor tanpa tanpa tebang pilih. Jika KKN di negeri yang kaya akan SDA ini teratasi
penulis yakin masyakat akan sejahtera dan tidak akan ada gelombang penolakan terhadap
kebijakan pemerintah.
SIMPULAN DAN SARAN

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, kebijakan pemerintah


dalam menaikkan harga BBM merupakan kebijakan yang positif, karena dapat
meningkatkan infrastuktur, perekonomian rakyat, penjaminan kesehatan, pendidikan
rakyat. Inilah yang menjadi PR penting bagi pemerintah dalam upaya peningkatan
kesejah teraan rakyat Indonesia, melalui pengawasan-pengawasan yang ketat terhadap
oknum-oknum yang dipilih rakyat untuk duduk dikursi pemerintahan.

Akan tetapi hal ini bisa menjadi negative minimnya informassi masyarakat
terkait tujuan pemerintah mengambil kebijakan tersebut, dan masih banyaknya ppihak
yang pro dan kontra terhadap pengambilan keputusan tersebut. Hal ini yang akan
menjadikan kerusuhan dan kekacauan di lingkungan social, politik bahkan dari
pendidikanpun juga akan berpengaruh.

Dalam mengatasi kenaikan harga BBM pemerintah pasti memiliki tujuan yang
akan meningkatkan kesejahteraan rakyat, maka sebagai masyarakat harus mendukung
penuh terhadap rencana-rencana yang dilakukan oleh pemerintah. Dan pemerintah juga
harus lebih tanggap dalam menghadapi masalah yang ada di dalam negeri khususnya,
sehingga masyarakat aman, tenteram, makmur dan berbhineka tunggal ika.
DAFTAR PUSTAKA

http://padangekspres.co.id/?news=nberita&id=1731

http://www.yousaytoo.com/dampak-kebijakan-pemerintah-terkait-dengan-kenaikan-
bbm/1999195

http://purnamabagus.blogspot.co.nz/2012/03/pengaruh-kenaikan-bbm-pada-ekonomi.html

http://kalbar.antaranews.com/nelayan-menderita-akibat-dampak-kenaikan-harga-BBM/

Anda mungkin juga menyukai