Anda di halaman 1dari 14

TUGAS III

PENGENDALIAN PROSES

Disusun Oleh :

Nama : M. Dzuhri Ferianto (011600447)


M. Ridha Rivaldhi (011600449)
` Rahma Anisah P. (011600454)
Tiara Aswulan P. (011600457)
Program Studi : D-IV Teknokimia Nuklir
Jurusan : Teknokimia Nuklir
Dosen : Harum Azizah Darojati, M.T

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
2018
1. Contoh dan Penggunaan Instrumen Kendali Proses
a. Sensor

Gambar 1. Light Dependent resistor (LDR)

Sensor merupakan alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi


sesuatu (seperti: suhu, kecepatan, jarak, dll) dan sering berfungsi untuk
mengukur magnitude (besaran) sesuatu. Sensor adalah jenis transduser
(mengubah daya menjadi daya yang lain) seperti mengubah variasi
mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus
listrik. Sensor biasanya dikategorikan melalui pengukur dan memegang
peranan penting dalam pengendalian proses pabrikasi modern.
Sensor Kecepatan (RPM)
Proses penginderaan sensor kecepatan merupakan proses kebalikan
dari suatu motor, dimana suatu poros/objek yang berputar pada suatu
generator akan menghasilkan suatu tegangan yang sebanding dengan
kecepatan putaran objek. Kecepatan putar sering pula diukur dengan
menggunakan sensor yang mengindera pulsa magnetis (induksi) yang
timbul saat medan magnetis terjadi. Contohnya pada alat pengukur
kecepatan speedometer. Alat tersebut mengukur kecepatan laju motor
dalam kilometer perjam.
Sensor cahaya
(i) LDR (Light Dependent Resistor)
Sensor ini berfungsi untuk mengubah itensitas cahaya menjadi
hambatan listrik. Prinsip kerja dari LDR (Light Dependent Resistor)
yaitu, semakin tinggi intensitas cahaya yang mengenai permukaan
LDR (Light Dependent Resistor) maka hambatan listrik yang
dihasilkan semakin besar, dan sebaliknya. LDR merupakan salah
satu komponen resistor yang nilai resistansinya akan berubah-ubah
sesuai dengan intensitas cahaya yang mengenai sensor ini.
LDR berfungsi sebagai sebuah sensor cahaya dalam berbagai
macam rangkaian elektronika seperti saklar otomatis berdasarkan
cahaya, jika sensor terkena cahaya maka arus listrik akan mengalir
(ON) dan sebaliknya jika sensor dalam kondisi minim cahaya
(gelap) maka aliran listrik akan terhambat (OFF). LDR juga sering
digunakan sebagai sensor lampu penerang jalan otomatis, lampu
kamar tidur, alarm, rangkaian anti maling otomatis menggunakan
laser, sutter kamera otomatis, dan lain – lain.
(ii) Photodiode

Gambar 2. Photodiode

Photodioda adalah komponen elektronika aktif yang terbuat


dari bahan semikonduktor yang berfungsi mengubah cahaya menjadi
arus listrik. Beberapa contoh produk yang menggunakan photodiode
diantaranya untuk membuat robot seperti line follower, alat-alat
medis, scanner barcode, sensor cahaya kamera, peralatan keamanan,
dll.
b. Transmitter
Transmitter dalam ilmu instrumentasi adalah sebuah alat yang
berfungsi untuk menyampaikan ( mentransmit) kondisi besaran proses
sehingga keadaan pada tempat tersebut dapat dilihat, dipantau atau
dikendalikan dari suatu tempat yang jauh (remote). Oleh karena itu
transmitter mempunyai banyak sekali jenisnya, biasanya nama transmitter
disesuaikan dengan besaran proses yang dipantaunya, seperti transmitter
untuk memantau tekanan (pressure) disebut Pressure Transmitter disingkat
PT, transmitter untuk memantau besaran proses suhu disebut Temperature
Transmitter disingkat TT, transmitter untuk mengukur besaran proses
aliran (Flow) disebut Flow Transmitter disingkat FT, transmitter untuk
memantau besaran proses ketinggian permukaan tangki disebut Level
Transmitter disingkat LT.
Dari berbagai jenis transmitter seperti tersebut diatas, dapat dipilah-
pilah lagi berdasarkan prinsif kerjanya. Pressure transmitter berdasarkan
prinsif kerjanya dapat dibedakan menjadi beberapa type yaitu; Differential
pressure transmitter, Strain gauge pressure transmitter, Piezo electric
pressure transmitter dan lain-lain.
Level Transmitter berdasarkan prinsif kerjanya terdiri dari
Differential pressure level transmitter, Radar level transmitter, capacitance
level transmitter, Hall effect level transmitter, Displacer level transmitter
dan lain-lain.
Flow Transmitter berdasarkan prinsif kerjanya dapat dibedakan
menjadi beberapa kategori diantaranya; Magnetic flow transmitter,
Displacer flow transmitter, Vortex flow transmitter, Coriolis flow
transmitter dan lain-lain.
Temperature transmitter terdiri dari 2 jenis sensor yaitu RTD (
Resistance Temperature Detector) dan TC (Termocouple) adapun jenis
RTD itu sendiri ada beberapa macam misalnya PT 100 yaitu RTD yang
terbuat dari bahan platinum dengan referensi 100 Ohm sama dengan nol
derajat Celsius, selain itu ada PT 500, PT 1000 dan jenis RTD lain. Sedang
untuk termocouple juga terdiri dari beberapa macam diantaranya TC type
K, TC type R, TC type S dan lain-lain, masing-masing memiliki spesifikasi
yang berbeda-beda.

c. Transducer
Contoh-contoh transducer, yaitu:
(i) Mikrofon
Microphone atau dalam dalam bahasa Indonesia disebut
dengan mikrofon adalah suatu alat atau komponen elektronika yang
dapat mengubah atau mengkonversikan energi akustik ke energi
listrik.
Macam-Macam Microphone
1) Dynamic Microphone, yaitu microphone yang bekerja
berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.
2) Condenser Microphone, yaitu microphone yang diafragmanya
terbuat dari bahan logam dan digantungkan pada pelat logam
statis dengan jarak yang sangat dekat sehingga keduanya
terisolasi menyerupai sebuah kapasitor.
3) Ribbon Microphone, yaitu Microphone yang menggunakan
pita tipis dan sensitif yang digantungkan pada medan magnet.
4) Crystal Microphone atau Piezoelektris Microphone, yaitu
microphone yang terbuat dari kristal aktif yang dapat
menimbulkan tegangan sendiri ketika menangkap getaran
sehingga tidak memerlukan pencatu daya dari luar.
Prinsip Kerja Mikrofon :
a.) Saat kita berbicara, suara kita akan membentuk gelombang
suara dan menuju ke Microphone.
b.) Dalam Microphone, Gelombang suara tersebut akan menabrak
diafragma (diaphragm) yang terdiri dari membran plastik yang
sangat tipis. Diafragma akan bergetar sesuai dengan gelombang
suara yang diterimanya.
c.) Sebuah Coil atau kumpuran kawat (Voice Coil) yang terdapat di
bagian belakang diafragma akan ikut bergetar sesuai dengan
getaran diafragma.
d.) Sebuah Magnet kecil yang permanen (tetap) yang dikelilingi
oleh Coil atau Kumparan tersebut akan menciptakan medan
magnet seiring dengan gerakan Coil.
e.) Pergerakan Voice Coil di Medan Magnet ini akan menimbulkan
sinyal listrik.

Gambar 3. Prinsip Kerja Mikrofon


(ii) Loudspeaker
Speaker (Pengeras Suara) adalah perangkat elektronika yang
berfungsi sebagai tranduser untuk mengubah gelombang listrik
menjadi gelombang suara melalui getaran membran. Membran pada
speaker bergetar akibat induksi elektromagnetik yang dihasilkan
sebuah magnet dan kumparan (induktor) karena dialiri arus listrik.
Getaran suara yang dihasilkan speaker akan seiring dengan sinyal
elektrik yang diberikan pada kumparan yang ada di dalamnya.
Prinsip kerja speaker ini kebalikan dari prinsip kerja microphone
yang mengubah gelombang suara menjadi gelombang listrik.
Gambar 4. Prinsip Kerja Loudspeaker

d. Actuator
1. Relai adalah alat yang dioperasikan dengan listrik dan secara
mekanis mengontrol penghubungan rangkaian listrik, bermanfaat
untuk kontrol jarak jauh dan untuk pengontrolan alat tegangan dan
arus tinggi dengan sinyal kontrol tegangan dan arus rendah. Bekerja
berdasarkan pembentukan elektromagnet yang menggerakkan
elektromekanis penghubung dari dua atau lebih titik penghubung
(konektor) rangkaian sehingga dapat menghasilkan kondisi kontak
ON atau kontak OFF atau kombinasi dari keduanya.
2. Selenoid adalah alat yang digunakan untuk mengubah sinyal listrik
atau arus listrik menjadi gerakan mekanis linear. Terbentuk dari
kumparan dengan inti besi yang dapat bergerak, besarnya gaya
tarikan atau dorongan yang dihasilkan adalah ditentukan dengan
jumlah lilitan kumparan tembaga dan besar arus yang mengalir
melalui kumparan.
3. Stepper adalah alat yang mengubah pulsa listrik yang diberikan
menjadi gerakan rotor discret (berlainan) yang disebut step
(langkah). Satu putaran motor memerlukan 360 derajat dengan
jumlah langkah yang tertentu perderajatnya. Ukuran kerja dari
stepper biasanya diberikan dalam jumlah langkah per-putaran per-
detik. Motor stepper mempunyai kecepatan dan torsi yang rendah
namun memiliki kontrol gerakan posisi yang cermat, hal ini
dikarenakan memiliki beberapa segment kutub kumparan.
4. Motor DC adalah alat yang mengubah pulsa listrik menjadi gerak,
mempunyai prinsip dasar yang sama dengan motor stepper namun
gerakannya bersifat kontinyu atau berkelanjutan. Motor DC dibagi
menjadi 2 jenis yaitu ; Motor DC dengan sikat (mekanis komutasi),
yaitu motor yang memiliki sikat karbon berfungsi sebagai pengubah
arus pada kumparan sedemikian rupa sehingga arah tenaga putaran
motor akan selalu sama. Motor DC tanpa sikat , menggunakan semi
konduktor untuk merubah maupun membalik arus sehingga
layaknya pulsa yang menggerakkan motor tersebut. Biasa digunakan
pada sistem servo, karena mempunyai efisiensi tinggi, umur
pemakaian lama, tingkat kebisingan suara listrik rendah, karena
putarannya halus seperti stepper namun putarannya terus menerus
tanpa adanya step.

Tabel 1. Perbedaan Instrumen Kendali Proses


Instrumen
Fungsi
Sistem Kendali
Sensor Sebagai piranti yang
merespon
rangsangan fisik dan
meneruskannya ke
transmitter atau
transducer.
Transmitter mengukur besaran
fisik dan
mengirimkannya
dalam bentuk sinyal
pengukuran standar
dalam bentuk arus
listrik.
Transducer mengukur besaran
fisik dan
mengirimkannya
dalam bentuk sinyal
pengukuran standar
dalam bentuk
tegangan listrik.
Actuator mengubah sinyal
kendali menjadi
pengaturan fisik
untuk pengendalian
variabel proses.
2. Industri yang menggunakan sistem pengendalian proses yang meliputi unit
pengukuran, kendali akhir dan pengendali, lalu jelaskan proses dan
pengendalian proses yang dilakukan, serta alat-alat yang digunakan.

Pengolahan Teh Hitam Sistem CTC (Crushing, Tearling, Curling) di


PTPN VIII Kebun Kertamanah

A. Unit Pengukuran
1. Temperatur dalam Celcius (℃) alat ukurnya thermometer
2. Kadar dan persen (%) alat ukurnya moizturemeter

B. Kendali Akhir dan Pengendali


1. Set point pada pengolahan teh hitam antara lain yaitu :
a.) nilai kadar air bubuk teh hitam (output) pada moisture meter 2,5 –
3,5 %
b.) suhu inlet sebesar 90 – 98 ℃
c.) suhu outlet sebesar 45 – 55 ℃
2. Manipulated variable pada pengolahan teh hitam :
a.) suhu inlet (100-120 ℃),
b.) suhu outlet (80-105 ℃),
c.) suhu bubuk teh yang masuk ke dalam VFBD (25-27 ℃),
d.) kecepatan bubuk teh dalam VFBD,
e.) laju udara panas yang masuk ke dalam VFBD.
3. Controlled variable pada pembuatan teh hitam:
a.) bubuk teh hitam kering berwarna coklat mengkilap,
b.) kadar air dari bubuk teh hitam sudah mencapai 2,5 – 3,5 %

C. Mekanisme pengendalian

Mekanisme pengendalian yang digunakan adalah closed loop dan


feedback. Pada sistem closed loop, sinyal output memiliki pengaruh
langsung pada aksi pengendalian, berbasis pada perbedaan antara nilai
nyata dan setpoint yang dikehendaki (controlled variable). Pengendali
feedback menghitung perubahan yang perlu dilakukan pada input
(manipulated variable) untuk membawa output sistem ke setpoint,
sehingga mengurangi error. Pada pengolahan teh hitam, mekanisme
pengendalian pada proses pengeringan adalah terdapatnya indikator
moisture meter untuk menyediakan informasi ke operator besarnya nilai
kadar air outlet bubuk teh hitam kering (controlled variable) yang
sebenarnya dan termometer untuk memberikan informasi ke operator
besarnya suhu inlet dan suhu outlet.

D. Alat yang digunakan


1. Heat Exchanger
Udara panas yang digunakan untuk pengeringan berasal dari udara
luar yang dipanaskan dengan Heat Exchanger yang menggunakan
bahan bakar IDO.
Burner dan heat exchanger

2. Mainfan
Masuknya udara dari heat exchanger karena ditarik oleh Mainfan .
Setelah udara masuk, kemudian melalui celah-celah pipa menuju
cerobong pengeluaran.

MainFan
3. VFBD (Vibro Fluid Bed Dryer)

a. VFBD yang digunakan untuk mengeringkan bubuk teh. Suhu


udara masuk mesin pengering VFBD (suhu inlet) adalah sebesar
90-98 ℃ dan suhu udara keluar (suhu outlet) 45-55℃.
b. Terdapat ball breaker yang berfungsi untuk menghancurkan
bubuk teh yang masih menggumpal.
c. Conveyor dalam VFBD bergerak secara osilasi (maju-mundur)
dengan plat segitiga berfungsi untuk meratakan bubuk teh
sehingga ketebalan bubuk dapat diatur.
d. Dalam VFBD terdapat tiga cyclone (dust collector). Dua cyclone
pertama berfungsi untuk menyerap uap air dari bubuk teh
sehingga teh menjadi kering. Kemudian uap air tersebut dibuang
keluar melalui cerobong. Sedangkan cyclone ketiga berfungsi
untuk menyerap uap air dari bubuk sebelum keluar dari VFBD,
akibatnya ada sedikit bubuk yang terikut masuk cyclone ketiga.
Bubuk ini nantinya direfiring dan menjadi teh mutu III. Bubuk teh
yang tidak tersedot ke cyclone akan keluar dari VFBD dan
selanjutnya masuk ke sortasi kering melalui conveyor.

Cyclone dan cold air blower


DAFTAR PUSTAKA

Buku Elektronik Industri, Frank D. Petruzella


http://anwarm1.blogspot.com/2013/11/macam-macam-sensor-dan-
penjelasannya.html
http://belajarelektronika.net/pengertian-photodiode-dioda-foto-dan-fungsinya/
http://irbmevonnovembri.blogspot.com/2011/08/sistem-pengendalian-proses.html
http://monalisatandilayuk.blogspot.com/2014/12/sistem-instrumentasi-
transduser.html
http://www.immersa-lab.com/pengertian-sensor-ldr-fungsi-dan-cara-kerja-
ldr.html
https://teknikelektronika.com/pengertian-transducer-jenis-jenis-transduser/
https://www.jasaservis.net/apakah-yang-dimaksud-transmitter-dalam-
instrumentasi/.html

Anda mungkin juga menyukai