Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TETAP

Konsol Pengendalian Proses (PC-10)

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

NAMA : ANITA ZORAYA S 0615404119


ANINDYTA MUNGGARAI 061640411921
BAYU SAPUTRA 061640411922
KRISNA DANAR JATI W 061640411926
MARWAN ADITYA S 061640411927
M.WALTIN 061640411929
NANDA SASTAMA 061640411931
NURYA ULFA SARI 061640411932
SINTYA NUR ALIZA 061640411936
RAHMAT ALDI FAISAL 061640411934
RIZKY RAHMADIAN 061640411924
Wily Alkusari 061640411940
KELAS : 4 EGD

INSTRUKTUR : Anerasari M ,B.Eng ,M.SI

JURUSAN TEKNIK KIMIA PRODI DIV TEKNIK ENERGI


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2017/2018
INPUT DAN OUTPUT PENGENDALIAN PROSES
SERTA PENGENDALIAN ON/OFF SECARA MANUAL

I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan dapat :
 Mendemostrasikan rangkaian kalibrasi voltmeter dan proses controller
 Menentukan input dan output yang terdapat pada alat PCT 10
 Mendemonstrasikan pengubahan controller setting
 Mendemonstrasikan operasi relai saklar output (SWITCHED OUTPUT)
 Membedakan kontak terbuka normal dan tertutup normal

II. ALAT DAN BAHAN


 1 set PCT 10
 1 buah TRIMTOOL
 1 buah lampu indicator 24 VAC
 Kabel panjang dan kabel pendek

III. DASAR TEORI

Perancangan dan pengoperasian yang sukses dari sebuah pabrik memerlukan


pemiliahan instrumentasi dan peralatan control yang optimum dan keahlian menginstal,
memonitor dan memelihara peralatan tersebut. Teknisi dan ahli teknik memerlukan
training dalam bidang instrumentasi dan control, terutama dengan semakin majunya
teknologi pengendalian dan elektronika saat ini.

PCT-10 (electrical console) merupakan peralatan pengendalian yang dirancang


oleh ARMFIELD, sebuah perusahaan di inggris, yang memberikan kemudahan
pendekatan praktek pengendalian dan pemahaman teknologi pengendalian proses mulai
dari pengendalian sederhana hingga ke tingkat yang lebih komplek.
PCT-10 dapat dipergunakan sendiri sebagai suatu alat untuk mempelajari konsep-
konsep dasar pengendalian dan juga dapat dihubungkan dengan peralatan aksesori untuk
penerapan pengaturan dan pengendalian variable-variabel proses, seperti tekanan (PCT-
14) dan temperature (PCT-13). PCT-10 menyediakan suplai listrik untuk pompa, katup
motor, solenoid, dan alat lain yang dapat dihubungkan dengan peralatan ini.
Bagian utama dari PCT-10 adalah :
a) Process controller
Process controller adalah inti dari PCT-10 yang berfungsi sebagai pengendali
proses dan beroperasi seperti layaknya process controller industry menggunakan
mikroprosesor.
Process controller (1) memberikan pembacaan SET POINT dan VARIABEL PROSES
secara kontinyu dan memberikan kemudahan pengesetan parameter operasi
(CONTROLLER SETTING) dari panel mukanya.
Controller dapat digunakan untuk proses pengendali SECARA KONTINYU dengan
mode pengendali proporsional, Integral, Derivatif dengan output 4-20 mA melalui
socket (+) dan (-) (3), Socket lampu indicator 24 VAC (4), socket 240 VAC (5) dan
socket penghubung komunikasi katup motor (6).

b) Voltmeter
Voltmeter (1) sebagai alat pengukur tegangan mempunyai range 0-1,999 V dan
dapat digunakan untuk mengukur tegangan dari output pengkondisi sinyal (Signal
Conditioner) dari sensor yang berasal dari PCT-13 dan PCT-14.Voltmeter juga dapat
menampilkan harga sinyal 4-20 mA dengan menghubungkan kabel-kabel yang sesuai
sehingga loop arus mengalir melalui tahanan (Resistor) 50 ohm (2) yang telah tersedia
didalam PCT-10 sendiri sehingga menghasilkan tegangan 0,200 – 1,000 V. Selain tiu
output dari voltmeter juga dapat dihubungkan ke rekorder untuk mencatat data.

c) AMMETER
Ammeter sebagai pengukur kuat arus memonitor arus listrik 4-20 mA. Alat ukur
ini bukanlah alat yang presisi sehingga hanya digunakan untuk indikasi arus yang
mengalir di loop. Pengaturan atau kalibrasi SPAN dan ZERO harus dilakukan dengan
DIGITAL VOLTMETER dan PROCESS CONTROLLER.

d) Suplai listrik
PCT-10 dilengkapi dengan pemutus arus (CIRCUIT BREAKER) (2) yang
dihidupkan dengan menaikkan level ke atas (3). Pemutus arus (4) dan (5) melindungi
peralatan di dalam PCT-10 dan suplai listrik keluar dari PCT-10. Pemutus arus (4) untuk
suplai 240 VAC dan (5) untuk 24 VAC. Tombol (7) menghidupkan PCT-10 yang
ditunjukkan oleh lampu suplai (1) sedangkan tombol (6) mematikkannya. Ditiap sisi
PCT-10 terdapat masing-masing 2 buah socket 240 VAC dan 24 VAC untuk suplai
listrik ke pompa, katup motor ataupun solenoid. Socket-socket ini dalam keadaan hidup
(ON) apabila PCT-10 dihidupkan.

e) Signal conditioner
Signal conditioner atau pengkondisi sinyal berjumlah dua buah terletak dibagian
depan tengah PCT-10 menerima sinyal sensor dari PCT-13 atau PCT-14 sesuai jenis
sinyal variable dinamis. Sesuai namanya alat ini (1) mengkondisi sinyal temperature
(apabila dihubungkan dengan kabel khusus dari PCT-13) atau sinyal tekanan
(dihubungkan dengan kabel khusus dari PCT14) menjadi arus 4-20 mA (3) atau
tegangan 0-1 V (4). Input sensor dari PCT-14 masuk melalui (2) sedangkan input sensor
dari PCT-13 masuk melalui (1). Output 4-20 mA ataupun 0-1 V kemudian dapat
dihubungkan ke PROCESS CONTROLLER atau ke VOLTMETER. Pengkalibrasian
signal conditioner dilakukan dengan VOLTMETER.

f) Switched output
Switched output atau saklar terdiri dari relay yang terpasang di dalam PCT-10
yang menyensor keadaan On atau OFF dari kontak saklar dibagian luar (4) dan
mengaktifkan socket 240 VAC (3)dan 24 VAC (2). Kontak yang terjadi adalah kontak
tertutup normal dan kontak terbuka normal. Socket kuning ABC akan menghubungkan
kontak saklar atau sambungan listrik.

g) Valve motor positioner


Socket 5 pin DIN (1) untuk motor katup ke PCT-13 ini terpasang didalam alat
PCT-13 ini terpasang di dalam alat PCT-10. Inputnya berupa arus 4-20 mA (2) di sisi
socket motor, keluarannya berupa output penggerak motor yang akan menggerakkan
katup control pada aliran air panas HEAT EXCHANGER PCT-13.
Pada saat operasi, posisi atau letak katup dapat diukur oleh potensiometer, posisi ini
dibandingkan dengan posisi yang diinginkan dan tegangan koreksi dimasukkan ke
motor hingga di dapat posisi yang diinginkan.

h) Suplai manual 4-20 mA


Arus 4-20 mA yang mengalir di alat PCT-10 outputnya dapat diatur secara
manual menggunakan tombol manual (1). Output keluar melalui socket (2) dengan
polaritas (+) dan (-). Pengendali ZERO (3) dan SPAN (4) dihubungkan dengan
VOLTMETER dan RESISTOR 50 ohm yang tersedia dalam PCT-10 akan
mengkalibrasi alat sehingg didapat pembacaan 0,200 – 1,000 Volt. Perbedaan digit
diperkecil dengan TRIM TOOL tersedia yang memperkecil/memperbesar skala ZERO
maupun SPAN.
ZERO = 4 mA = 0,200 Volt
SPAN = 20 mA = 1,000 Volt.

i) Lampu indikator 24 VAC


Lampu indicator 24 VAC menyatakan output dari PROCESS CONTROLLER
maupun dari bagian lain PCT-10 dimana terdapat socket sesuai.Lampu menyala
menyatakan terdapat arus listrik mengalir (ON).

j) Kabel penghubung
Kabel penghubung tersedia dalam beberapa warna, penggunaannya disesuaikan
dengan polaritas yang sesuai. Berlainan dengan sistim pengendalian tak kontinyu yang
memberikan output dalam keadaan terputus-putus dan tidak halus ; 0 % ke 100 % balik
ke 0 % kembali, maka sistim pengendalian kontinyu memberikan harga keluaran yang
mulus pada setiap perubahan beban.

Sistim pengendalian kontinyu terdiri dari tiga jenis yaitu :


 Proporsional
 Integral dan
 Derivatif
Pada aplikasinya, ketiga jenis pengendalian ini biasanya digabung untuk meningkatkan
hasil pengendalian dan mengurangi kekurangan tiap pengendalian.
Proporsional
Proporsional merupakan perbaikan dari jenis 2 posisi (ON/OFF) dimana output
dari pengendali terhadap error dapat dibuat suatu grafik yang mempunyai garis lurus
dengan sudut kemiringan 45O untuk pita proporsional 100 %. Pada rentang di dekat
setpoint, setiap harga error mempunyai hubungan satu-satu yang mencakup dari 0% -
100 % yang disebut PITA PROPORSIONAL.
Persamaan yang dapat digunakan adalah :
Rounded Rectangle: P =
Kp.Ep + Po
Ket :
P : Output pengendali
Kp : konstanta proporsional antara error dan output pengendali
Ep : error persen skala penuh
Po : output pada saat tak terdapat error
Pita proporsional (Proportional band, PB) dinyatakan sebagai 100/Kp.
Kesalahan output pengendali yang melebihi PB akan jenuh pada 100% atau 0%
tergantung pada tanda error. Kekurangan mode proporsional ini adalah kecenderungan
OFFSET, Yaitu error sisa pada titik pengoperasian variavel proses ketika terjadi
perubahan beben. Offset akan menyebabkan controller jenuh dan tidak memberikan
harga keluaran yang seharusnya.
Pengaturan awal :
Setting pada controller diatur untuk mode Proporsional :
Setpoint = 50 % CY-t = 1 detik
Prop = 20 % HYst = 1 detik
Int = 0 % CS-2 = -rlf
Der = 0 %
Harga lain tetap sesuai yang ada
Menghidupkan PCT-10 dan melakukan kalibrasi voltmeter dan process controller.
Menghubungkan kabel sesuai diagram proses, perhatikan polaritas kutub (+) dan (-)
Percobaan I : INPUT DAN OUTPUT PENGENDALIAN PROSES

I. Tujuan
1. Mengkalibrasi voltmeter dan process controller pada alat PC10
2. Mengubah setting variabel pada process controller.
3. Menentukan input dan output yang terdapat di alat PC-10
4. Mendemonstrasikan pengubahan CONTROLLER SETTING

II. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan :
1. Alat PC10 + trimtool
2. Kabel penghubung 4 pasang

III. Dasar Teori


Alat PC10 setiap akan digunakan haruslah diperiksa kondisinya agar alat
tersebut dapat dipergunakan dan memberikan hasil pengukuran dan pembacaan yang
benar. Pemeriksaan dilakukan dengan melakukan kalibrasi terhadap voltmeter dan
terhadap process controller.
Input dan output pada alat PC10 umumnya adalah arus listrik dalam rentang 4
mA-20mA, namun alat PC10 ini juga dirancang untuk dapat dipergunakan bersamaan
dengan alat PC13 (aksesori pengendali temperatur) dan alat PC14 (aksesori pengendali
tekanan) sehingga juga dapat menerima input dalam bentuk tekanan (psig) maupun
temperature (oC). Sedangkan output pada alat PC10 dapat berupa arus listrik 4 mA – 20
mA dan tegangan listrik 0 volt – 1 volt. Listrik yang dipergunakan alat PC10 adalah
listrik PLN 220 volt (240 VAC), yang oleh alat PC10 menjadi sumber output 4 mA – 20
mA, soket 24 VAC maupun soket 240 VAC.
Input dapat dibagi dua yaitu :
1. Variabel yang dimanipulasi (diubah) : Apabila harga input tersebut berasal dari
operator atau pengendali (Controller)
2. Gangguan : Apabila harga input tersebut berasal dari lingkungan dan bukan berasal
dari pengendalian atau operator

Output dibagi dua :


1. Output terukur : Apabila harga output tersebut dapat diukur
2. Output tak terukur : Apabila harganya tidak dapat atau tak bisa diukur
Kalibrasi pada alat PC10 terbagi 2 yaitu :
a. Kalibrasi dengan Voltmeter :
Mengkalibrasi sumber input 4 mA – 20 mA dari tombol manual output menjadi
tegangan listrik 0,200 volt – 1,000 volt
4 mA (melalui resistor 50Ω) ~ 0,200 volt (200 mV)
20 mA (melalui resistor 50Ω) ~ 1,000 volt (1000 mV)
Pada kalibrasi voltmeter digunakan alat trimtool yang berbentuk seperti obeng yang
kemudian dipergunakan untuk meemutar sekrup pada soket Span dan soket Zero
agar harga pada voltmeter dapat diperbesar atau diperkecil menjadi 0,200 volt –
1,000 volt.

b. Kalibrasi Process Controller :


Mengkalibrasi sumber input 4 mA – 20 mA dari tombol manual output menjadi
harga variabel process 0% (zero) – 100% (Span)
4 mA ~ 0%
20 mA ~ 100%
Kalibrasi process controller dilakukan setelah kalibrasi voltmeter dengan
memasukkan harga variabel proses pada tabel konfigurasi.

IV. Prosedur Kerja


4.1 Kalibrasi Voltmeter
a. Alat PC10 dihidupkan dengan menghubungkan kabel utama (warna putih) ke
soket PLN
b. Lever sekering pada bagian depan kanan atas alat PC10 diangkat ke atas, dua
tombol hitam besar pada bagian atasnya ditekan bergantian. Lampu merah
akan menyala menunjukkan alat PC10 telah dinyalakan.
c. Hubungkan kabel dari soket zero dan Span di manual output ke soket di
voltmeter seperti rangkaian berikut.
4-20 mA MANUAL OUTPUT

d. Tombol manual diputar ke arah kiri (4 mA), pembacaan pada voltmeter


mestinya 0,200 volt sesuai 4 mA melewati resistor 50 Ω. Apabila tidak
sesuai, trimtool diletakkan pada soket zero dan diputar ke kiri atau ke kanan
untuk mengubah pembacaan. Rentang 0,198 volt – 0,202 volt diizinkan,
tidak harus 0,200 volt.
e. Tombol manual diputar ke arah kanan (20 mA), pembacaan voltmeter
mestinya 1,000 volt, sesuai 20 mA melewati resistor 50 Ω. Apabila tidak
sesuai, trimtool diletakkan pada soket span dan diputar ke kiri atau ke kanan
untuk mengubah pembacaan. Rentang 0,998 volt – 1,002 volt diizinkan,
tidak harus 1,000 volt.
f. Untuk memastikan pembacaan yang benar dan konstan, diulangi putar ke
kiri dan ke kanan.
g. Salah satu kabel dilepas, harga pada layar voltmeter diamati.
h. Posisi kabel pada tombol manual output 4 – 20 mA diubah, + ke - , - ke +
dan diamati pembacaan pada layar voltmeter.

4.2 Kalibrasi Process Controller


a. Kabel dari manual output PC10 dihubungkan ke soket inpt process controller
pada bagian kiri depan alat. Hubungan + dan – diperhatikan.
b. Pengaturan terhadap harga process controller dilakukan untuk kalibrasi seperti
tabel setting berikut dengan tombol konfigurasi ditekan hingga angka digit
pada layar set point berkedip, kemudian tombol F ditekan 1x maka pada
layar variabel proses (sebelah atas) akan tampil tulisan ’Pr” yang berarti
power output (keluaran dari Process Controller), harga Pr hanya diatur pada
posisi manual jadi dibiarkan seperti apa adanya.
c. Tombol F ditekan 1x dan akan ditampilkan ProP, harga 20% dimasukkan
(yang berarti 100% aktual, karena untuk ProP harga tertulis X factor 5).
Tombol ENTER ditekan dan tombol F ditekan 1x lagi kemudian harga Int
dimasukkan, tombol ENTER ditekan. Hingga seluruh harga pada tabel
berikut terinput dengan baik langkah tersebut diulangi.
Tombol F ditekan 1x untuk pindah ke variabel lain, jangan lupa untuk menekan
tombol ENTER setelah menginput harga baru. Apabila tombol ENTER tidak
ditekan, maka process controller akan tetap memakai harga setting sebelumnya.
Lewatkan dengan menekan tombol F apabila tidak terdapat harga variabel
tersebut dalam tabel.
Pengaturan controller kode nilai Satuan
Set point - 50 %
Propotional band ProP 20 %
Integral time Int 1,0 Menit
Derivative time dEr 20 Detik
Waktu siklus (cycle time) CY-t 10 Detik
Histerisis HYSt 5 %
Batas daya (power limit) Pr-L 100 %
Batas set point (set point limit) SP- L 100 %
Rentang (range) CS- -0 5 8 -
Aksi contoler (contoler action) CS-2 -r - - -
CS-3 ALAh -
Kalibrasi :
Span SPAn 100 % pd 20 Ma
Zero ZWrO 0 % pd 4 mA

d. Saat SPAN terbaca pada layar variabel proses, tombol manual 4-20 mA
diputar searah jarum jam ke 20 mA, kemudian harga 100 dimasukkan
dengan menekan tombol digit. Jangan menekan tombol ENTER. Lalu
ditekan tombol F 1x.
e. Saat zero terbaca pada layar variabel proses, tombol manual 4-20 mA diputar
searah jarum jam ke 4 mA, kemudian harga 0 dimasukkan dengan menekan
tombol digit. Jangan menekan tombol ENTER. Lalu ditekan tombol F 1x.
f. Tombol manual output 4 – 20 mA diputar ke 20 mA dan pembacaan pada
layar variabel proses diamati akan menunjukkan 100% dan ketika 4 mA
layar menampilkan 0%. Prosedur diulangi dan diperiksa harga setting tabel
apabila saat diperiksa tidak menampilkan 100% dan 0%.

V. Data Pengamatan
Tabel1.1.kalibrasi voltmeter
Batas Ampere Voltmeter
Zero 4 mA 0,202 volt
Span 20 mA 1,001 volt

Tabel 1.2. kalibrasi process controller


Batas Ampere Variabel Proses
Zero 4 mA 0
Span 20 mA 100

V. Analisa Data
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kalibrasi merupakan
suatu prosedur yang penting dan harus dilakukan sebelum mulai menggunakan suatu
peralatan. Kalibrasi bertujuan agar alat yang nantinya hendak di gunakan di pastikan
dalam kondisi baik sehingga tidak terdapat kesalahan dalam pembacaan hasil
pengukuran.
Pada saat mengkalibrasi harus dicermati bagian mana yang akan dihubungkan
yaitu bagian input dan output dengan memasangan kabel dengan benar. Dalam
melakukan kalibrasi voltmeter dapat di analisa bahwa keluaran manual output sama
dengan Input Voltmeter, dengan memutar tombol manual output pada 4 mA maka pada
layar Voltmeter akan terbaca tegangan nya, apabila tegangan nya tidak sesuai maka
gunakan trim tool untuk memutar soket sampai harga yang diinginkan dengan toleransi
±0,2 volt. Begitupun untuk tombol manual output 20 mA.
Pada kalibrasi Process controller, keluaran manual output sama dengan Input
Process Controller. Putar tombol manual output 4 mA maka nilai nya akan sama dengan
0 % (zero) dan juga begitu untuk 20 mA nilai akan sama dengan 100 % (span).
Jika suatu tegangan dilewatkan pada suatu rangkaian yang terdapat hambatan
maka akan timbul arus listrik yang besarnya sebanding dengan harga tegangan dibagi
harga hambatan. Dapat dilihat dari hasil praktikum bahwa hambatan yang terdapat pada
alat sebesar 50Ω.

VI. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
 Kalibrasi merupakan salah satu prosedur kerja yang wajib dilakukan sebelum
mulai menggunakan suatu peralatan
 Kalibrasi bertujuan untuk memeriksa suatu alat apakah masih berfungsi dengan
baik sehingga hasil pengukuran yang nantinya akan dilakukan dapat
menghasilkan pembacaan dengan benar.
 Tombol manual Output 4 mA dihasilkan 0,2 Volt dengan toleransi ±
 Tombol manual Output 20 mA dihasilkan 1 Volt dengan toleransi ±

VIII. Gambar Alat


TrimTool Kabel Penghubung

Process Controller

Anda mungkin juga menyukai